HASIL DAN PEMBAHASAN
Tingkat terjangkitnya penyakit adalah salah satu faktor penentu keberhasilan sebuah peternakan, terutama peternakan unggas broiler dan layer. Untuk mengetahui penyakit yang menjangkiti unggas, perlu dilihat ciri-ciri yang terlihat pada tubuh unggas, dan bila unggas telah mati, organ dalam unggas harus dilihat untuk melihat tanda-tanda yang menunjukkan pada penyakit tertentu. Hal ini dibutuhkan untuk mencegah penyebaran penyakit, dengan mengetahui penyakit itu sendiri dan kemudian melakukan langkah pencegahan yang tepat.
Pada penelitian ini sistem yang dibuat merupakan sistem dinamis berupa website agar lebih mudah dijangkau oleh semua kalangan, terutama oleh para peternak unggas agar lebih cepat mengetahui penyakit apa yang terjadi pada unggas yang terjangkit, untuk melakukan pengobatan dan pencegahan yang cocok dan tepat guna terhadap unggas dan agar kedepannya tidak terjadi hal serupa.
Pada halaman pertama diperkenalkan nama website yaitu ”Sistem Pencegahan Penyakit Unggas Secara Dini”, yang terlihat pada Gambar 8. Untuk mempermudah user mengenali sistem, modul menu ditempatkan di bagian kiri atas, terdiri dari “Beranda”, “Diagnosa”, “Konsultasi”, “Berita”, “Alamat Penting”, dan “F.A.Q”. setiap halaman jika di-klik akan pindah ke halaman tersendri sesuai fungsinya masing-masing. Halaman ini juga memuat gambar konsultasi yang juga sekaligus merupakan link untuk mengisi konsultasi tentang unggas. Ucapan “Selamat Datang di website Unggas-Sehat.com” terdapat pada halaman utama untuk menyambut user, disertai dengan display gambar unggas untuk memperkuat estétika desain interface. Pemilihan warna abu-abu bertujuan untuk memperkuat kesan minimalis dan bersih. Pada halaman ini juga diperlihatkan
overview potongan berita yang berhubungan dengan dunia nutrisi dan kesehatan secara
Gambar 8. Halaman Beranda
Halaman kedua yaitu diagnosa akan muncul setelah di-klik menú “Diagnosa”, yang terlihat pada Gambar 9. Pada halaman ini pertanyaan langsung diperlihatkan, dan user dapat mengakses jawabannya setelah meng-klik kalimat pertanyaannya. Setelah user selesai memilih gejala dan pertanyaannya, user akan menekan tombol ”Lihat Hasil” untuk mendapatkan hasil dari tes penyakitnya.
Gambar 9 adalah contoh modul pertanyaan dalam diagnosa ketika meng-klik pertanyaan pertama yaitu “apakah terlihat hal berikut ini pada kepala unggas”. Pilihan
Gambar 9. Halaman Diagnosa
Jika user memilih pilihan pertama maka tidak akan muncul hal apapun. Jika user memilih pilihan kedua maka akan muncul pilihan yang lebih spesifik yang terlihat pada kepala unggas. Hal yang sama juga terlihat pada module lainnya yang terdapat pada pertanyaan berikutnya.
Pada pengujian data hasil wawancara, penguji memilih pilihan yang paling mendekati gejala yang diberikan oleh peternak.
Sistem Beta memiliki tiga modul berurutan yang dua diantaranya merupakan modul pertanyaan yang harus dijawab oleh user. Interface sistem beta terlihat pada gambar 10. Pertanyaan modul pertama jika diuraikan terlihat pada Gambar 11. Modul pertama memiliki 3 level pertanyaan yang akan terlihat apabila user memilih gejala tertentu yang umum. Level 1 merupakan gejala umum yang akan terlihat pertama kali ketika user meng-expand pertanyaan. Jika Level 1 dipilih maka akan terlihat level 2 yang merupakan gejala khusus yang masih terkait dengan gejala umum dari level 1.
Gambar 10. Interface Sistem Beta
Level 3 merupakan gejala paling khusus yang hanya akan mucul ketika level 2 dipilih. Pada contoh gambar, level 1 diantaranya yaitu “batuk”, “sinus/ada ingusnya”, “hidung dan mulut ada lendir”, dan sebagainya. Level 2 yaitu “bersin”, “mata berair” hanya bisa terlihat ketika level 1 yaitu “batuk” dipilih, dan level 3 yaitu ”nafas terengah-engah” dan ”ngorok” hanya bisa terlihat ketika ”ayam sulit bernapas” dipilih oleh user. Hal ini dilakukan agar tidak semua gejala muncul pada permulaan, sehingga memperbaiki interface sistem, juga mempermudah user untuk memilih tiap kategorinya.
Setelah user memilih gejala dari modul satu, user kemudian akan diarahkan ke Modul 2 dimana pertanyaan khusus yang mewakili gejala bagian dalam tubuh unggas diperlihatkan. Pertanyaan ini sangat spesifik dan hanya mewakili dua penyakit yang paling mungkin terjadi pada unggas berdasarkan hasil kalkulasi gejala yang dipilih pada modul satu. Setelah memilih proses dan gejala yang dirasa paling mendekati gejala yang nampak pada organ dalam unggas, user dapat memilih process untuk mendapatkan hasil test, atau memilih back jika user tidak yakin dengan pilihannya, dan kembali ke beranda. Modul 2 terlihat pada Gambar 12.
Gambar 11. Modul Sistem mode expand
Gambar 12. Modul 2 Sistem
Hasil test sistem yaitu hasil dari gejala yang dipilih terlihat pada Gambar 13.
User diberikan hasil test berupa nama penyakit yang paling mungkin menjangkiti
unggas, gejala yang dipilih, dan gejala lain yang tidak dipilih oleh user. Hasil ini terdapat pada modul tiga sistem beta.
Gambar 13. Modul 3 Sistem
Halaman ketiga memuat modul ”Konsultasi” seperti terlihat pada Gambar 14. Setiap orang bebas konsultasi disini tanpa harus menjadi member dari website ini. Disini diperlihatkan contoh input Penanya, Pertanyaan, Jawaban, dan Penjawab. Pada halaman ini terdapat link isi konsultasi yang jika di-klik akan mengarahkan ke halaman formulir yang harus diisi, setelah itu jika user menekan tombol tanya, maka akan muncul konfirmasi ”konsultasi sudah disimpan”. Untuk menjawabnya, tersedia link di bawah pertanyaan yang belum terjawab yang bisa di klik dan akan mengarahkan ke formulir jawaban yang bisa diisi oleh setiap user tanpa harus menjadi member terlebih dahulu.
Gambar 14. Halaman Konsultasi
Halaman keempat berisi berita yang berhubungan dengan dunia unggas, seperti terlihat pada Gambar 15. Berita dan informasi ini sangat penting untuk menjelaskan penyakit pada unggas secara umum.
Halaman kelima berisi alamat penting yang bisa dihubungi untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang penyakit unggas, terutama apabila user membutuhkan tes lebih lanjut dari penyakit yang menjangkiti ternak unggas.
Halaman keenam berisi frequently asked question yaitu pertanyaan yang paling sering ditanyakan. Halaman ini juga berfungsi sebagai halaman panduan yang menjelaskan cara untuk menggunakan website ini.
Gambar 15. Halaman Berita
Test sistem dilakukan dengan cara mewawancara narasumber yaitu user target dari program ini, diantaranya para peternak dan teknisi yang bergelut di bidang peternakan unggas. Wawancara narasumber dilakukan dengan mendatangi sumber langsung ke peternakan unggas yang tersebar di Kecamatan Cibungbulang, Pamijahan dan Leuwipanjang. jumlah responden yaitu sebanyak 24 orang, dan ditanyai langsung tentang jenis penyakit unggas tertentu dan responden diminta untuk menjelaskan ciri-ciri penyakit unggas tersebut berdasarkan pengalaman yang terjadi di lapangan, yaitu dengan cara yang umum dilakukan, yaitu dengan melihat tanda-tanda fisik unggas secara umum
dilakukan perombakan pada database, interface dan pertanyaan unggas agar lebih
user-valuable dan mudah dimengerti system interface-nya.
Uji Coba Sistem
Setelah test system alpha, system diperbaiki di bagian database dan user interfacenya. Untuk bagian database, penyakit yang terdapat dalam system dikurangi hingga tinggal tersisa 23 penyakit yang terdiri dari 152 gejala. Pada tahap pengujian kedua ini untuk menghindari input yang salah, gejala hasil wawancara hanya dicocokkan dengan gejala penyakit yang sama yang terdapat pada database sistem. Hasil test terdapat 2 jenis, yaitu “Tidak Dapat Dilanjutkan” atau “Cocok”.
Hasil tes sistem ini pada peternak terlihat pada Gambar 16 dan Tabel 1.
1. CRD/Mycoplasma Gallisepticum Infection 2. Marek’s Disease 3. Cholera 4. Infectious Coryza/Snot 5. Ascites 6. Gumboro 7. Newcastle Disease 8. Avian Colibacillosis
9. Berak Kapur (Pullorum Disease atau Fowl Typhoid)
10. Pendulous Crop 11. Avian Influenza Gambar 16. Test Akurasi Sistem Beta
Dalam penelitian ini, didapatkan 12 jenis penyakit yang sesuai dengan database, 9 jenis penyakit yang tidak terdapat dalam database dan tidak jelas jika harus dikategorikan ke dalam penyakit tertentu, dan 1 jenis penyakit yang baru ditemukan pada awal abad 21 seperti yang terlihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Perbandingan Hasil Wawancara dengan Test
No Nama Penyakit Jumlah ditemukan
dalam wawancara
Jumlah yang dihasilkan dalam test
1 Pendulous Crop 5 0 2 Avian Influenza 1 0 3 Berak Kapur 9 0 4 Avian Colibacillosis 16 8 5 Newcastle Disease 8 3 6 Gumboro 17 0 7 Candidiasis 0 2 8 Ascites 1 1 9 Snot 21 1 10 Cholera 5 0 11 Marek's Disease 1 1 12 Chronical Respiratory Disease(CRD) 11 5
Penyakit yang tidak terdapat dalam database
1 Ngorok 13
2 Coccidiosis 4
3 Mencret 3
4 Sudden Death Syndrome (SDS) 1
5 Mencret Hijau 1 6 Dingin 1 7 Bengek 1 8 Ngorok Kering 1 9 Meriang 1 10 Masuk angin 1
Penyakit ini didapatkan dari banyaknya kemunculan dalam wawancara, berdasarkan pengalaman peternak, tapi tidak akurat mengingat peneliti tidak menanyakan jumlah penyakit tertentu yang terjadi dalam kurun waktu tertentu. Untuk penyakit yang tidak terdapat dalam database, penyakit ini tidak diikutsertakan dalam test.
Tabel 2. Penyakit yang Tidak Muncul Pada Wawancara
Abscesses Avian Viral Tumor Cestodosis
Acute Septicemia Bedbugs Collyriclum Faba
Aflatoxicosis Internal Laying Eggs Cropworms
Airsacculitis Bloody Gut Cryptosporodiosis
Alpha Virus Breast Blister Dactylariosis
Arizona Infection Bumblefoot Defisiensi Vitamin E
Atrhtitis / Synovitis
Cacing Menyerang Usus Buntu
Syndrom
Encephalomalacia Askariosis
Cacing Yang Menyerang
Daerah Proventikulus Exudate Diathesis
Aspergillosis Capillariosus Muscular Dystrophy
Avian Tuberculossis Cellulitis Discopondylitis
Perosis Pneumovirus Infection Reticuloendotheliosis
Roundworms Ruptured Gastrocnemius Tendon
Tibial
Dischondroplasia
Trichothecene
Mycotoxicosis Rtungau
Pratyphoid Infection Perosis Pneumovirus Infection
Mycoplasma Synoviae
Infection Inclusion Body Hepatitis Gizzardwormd
Round Heart Disease
Infectious
Laryngotracheitis Hemorrhagic Syndrome
Staphylococcis Kanibalisme Rickets
Xanthomatosis Kutu Salpingitis
Zearalenone
Mycotoxicosis Blackflies Viral Arthritis
Fowl Pox Leucocytozoonosis Pododermatitis
Gapeworms Limberneck Eggs Drop Syndrome 1976
Eyeworms Lymphoid Endocarditis
Favus Leukosis Enteritis
Ergotism
Hasil dari test beta ini terlihat pada Gambar 16. Jika dibandingkan dengan test alpha secara keseluruhan mengalami penurunan dan kenaikan. Pada penyakit Pendulous
Crop dan Snot, pada test alpha masing-masing terdapat 5 kemunculan dan 21
kemunculan pada wawancara, pada test beta masing-masing tidak terdapat hasil dan hanya terdapat 1 hasil yang benar. Peningkatan Akurasi terlihat pada penyakit Marek’s
test alpha tidak mendapatkan result sedangkan pada test beta mendapatkan result masing masing 1, 1, dan 8 kasus yang cocok.
Pada kasus CRD/Mycoplasma Gallisepticum Infection, terdapat 21 gejala yang tidak cocok dengan database dari 44 gejala yang dideskripsikan oleh user. Gejala yang paling banyak muncul yaitu berat badan turun (P005) dan kantung udara tampak mengeruh seperti awan dan berisi lendir (G018).
Untuk penyakit yang tidak kunjung mengalami perbaikan akurasi, misalnya Gumboro, hal ini dikarenakan menurut peternak, Gumboro terjadi ketika kondisi tubuh ternak ayam sudah turun dan ayam sudah dijangkiti oleh penyakit lain selain Gumboro, bisa dikatakan Gumboro adalah kumpulan dari berbagai penyakit yang terjadi pada ayam dan Gumboro merupakan tahap paling parah yang terlihat pada ayam. Selain it terdapat gejala yang tidak disebutkan yaitu pembengkakan bursa of fabricious dan masa inkubasi selama 3 hari. Hal ini sangat penting mengingat gumboro biasanya hanya menyerang unggas dalam masa pertumbuhan yang masih memiliki bursa of fabricious.
Untuk Avian Influenza, penyebab ketidak-akuratannya pada test beta adalah karena terlalu sedikit input gejala yang bisa dimasukkan sehingga tidak dapat melewati tahap gejala khusus. Untuk Pendulous Crop, penyebab ketidak-akuratannya yaitu dikarenakan penyakit ini kekurangan input bagian dalam tubuh yang cocok dengan gejala yang terdapat dalam database, sehingga database harus diperbaiki untuk mendapatkan result yang benar. Untuk Berak Kapur (Fowl Typhoid dan Pullorum Disease) hal yang menyebabkan ketidak-akurat-annya sistem ini yaitu dikarenakan gejala utama penyakit ini juga muncul dalam gejala penyakit lain, sedangkan untuk gejala bagian dalam tubuh unggasnya biasanya sudah komplikasi dengan gejala penyakit lain, sehingga keakuratannya sangat rendah.
Untuk penyakit Avian Colibacillosis, penyebab ketidak-akuratannya yaitu adalah karena input databasenya kurang dan tidak tepat sehingga tidak bisa didapatkan gejala
Untuk penyakit Snot, penyebab ketidak-akuratannya yang drastis adalah karena snot merupakan penyakit dasar yang hanya menunjukkan gejala luar dan tidak terlalu banyak menunjukkan gejala penyakit dari dalam tubuh unggas dan masih bisa diobati dalam keadaan hidup (tidak perlu dibuka) sehingga kekurangan input gejala bagian dalam tubuh unggas. Untuk penyakit Cholera, penyebab ketidak-akuratannya yaitu karena gejala diare hijau dan putih juga merupakan gejala dari penyakit lain. Pada penyakit CRD, penyebab ketidak-akuratannya yaitu karena kekurangan input gejala untuk dimasukkan ke dalam sistem.
Setelah dilakukan test, database diperbaiki untuk meningkatkan efektivias dan mengurangi redudansi. Perbaikan ini mengubah struktur gejala umum pada module 1 dan gejala khusus pada module 2. Pada module 1, gejala digolongkan menjadi 5 bagian besar yaiu ‘Pernapasan’, ‘Pencernaan’, ‘Umum’, ‘Luar’, dan ‘Dalam’. Deskripsi gejala dipersimpel agar mudah dimengerti. Gejala yang hanya terlihat secara pos-mortem digabungkan dalam gejala umum seperti terlihat pada Gambar 17.
Pada module 2, gejala khusus yang diberikan tidak hanya gejala yang tampak jika ayam sudah mati, namun juga gejala khusus yang terlihat ketika unggas masih hidup. Hal ini terlihat pada Gambar 18.
Gambar 18. Perubahan Module 2
Pada module 3 tidak ada perubahan sama sekali karena yang diperbaiki hanya gejala yang muncul pada database.