• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Mikrobiologi ALT dan APM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Mikrobiologi ALT dan APM"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

II..11 PPrriinnssiip p PPeerrccoobbaaaann

1.

1. BerBerdasdasarkarkan an perperhithitungungan an jumjumlah koloni mikrolah koloni mikroorgorganianisme kualisme kualitattatif if dengdenganan

metode Angka Lempeng Total ( ALT ). metode Angka Lempeng Total ( ALT ).

2.

2. BerBerdasdasarkarkan an perperhithitungungan an jumjumlah koloni mikrolah koloni mikroorgorganianisme kualisme kualitattatif if dengdenganan

metode Angka Paling Mungkin ( APM ). metode Angka Paling Mungkin ( APM ).

3.

3. BerBerdasdasarkarkan jumlan jumlah dan atau massah dan atau massa melea melebihi yanbihi yang ada di g ada di daldalam inokuam inokulumlum

asalnya. asalnya.

II..22 TTuujjuuaan n PPeerrccoobbaaaann

1.

1. MaMampmpu u memempmpreredidiksksi i jujumlmlah ah mimikrkroboba a dadalalam m susuatatu u sasampmpel el dardari i alalam am yanyangg

 belum dan sudah mengalami pengenceran.  belum dan sudah mengalami pengenceran.

2.

2. MaMampmpu u memembmbanandidingngkan kan jujumlmlah ah mimikrkroboba a yanyang g tutumbmbuh uh dardari i susuatatu u sasampmpelel

dalam media Nutrient Agar dan Lactose Broth. dalam media Nutrient Agar dan Lactose Broth.

3.

3. MamMampu memapu memahamhami teknii teknik k perperhithitungungan kolonan koloni baktei bakteri dengari dengan metodn metode e ALTALT

( Angka Lempeng Total ) dan APM ( Angka Paling Mungkin ). ( Angka Lempeng Total ) dan APM ( Angka Paling Mungkin ).

(2)

BAB II BAB II

TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

Pengukuran kuantitatif pertumbuhan sebagaimana digunakan pada bakteri yang Pengukuran kuantitatif pertumbuhan sebagaimana digunakan pada bakteri yang

mengacu pada perubahan dalam populasi total dan bukannya perubahan dalam suatu mengacu pada perubahan dalam populasi total dan bukannya perubahan dalam suatu

individu organisme saja. Tambahan pula, pada kondisi pertumbuhan seimbang ada individu organisme saja. Tambahan pula, pada kondisi pertumbuhan seimbang ada

suatu pertambaham semua komponen selular secara teratur. Akibatnya, pertumbuhan suatu pertambaham semua komponen selular secara teratur. Akibatnya, pertumbuhan

dapat ditentukan tidak hanya dengan cara mengukur jumlah sel, tetapi juga dengan dapat ditentukan tidak hanya dengan cara mengukur jumlah sel, tetapi juga dengan

mengukur jumlah sebagai komponen

mengukur jumlah sebagai komponen selular dan juga produk metabolisme tertentu.selular dan juga produk metabolisme tertentu.

Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji

kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji

kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat, dan uji pelengkap. Waktu, mutu kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat, dan uji pelengkap. Waktu, mutu

sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif  sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor penentu dalam uji kualitatif 

koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri ( koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri (

metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa metode perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa

setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang merupakan setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang merupakan

suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel ). suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel ).

Fa

Fardrdiaiaz z (1(1989989) ) memenynyatatakakan an ada ada bebebeberarapa pa carcara a yayang ng dadapat pat didigungunakakan an ununtutuk k 

menghitung atau mengukur jumlah jasad renik di dalam suatu suspensi atau bahan, menghitung atau mengukur jumlah jasad renik di dalam suatu suspensi atau bahan,

yang dapat dibedakan atas beberapa kelompok, yaitu : yang dapat dibedakan atas beberapa kelompok, yaitu :

a. Perhitungan Jumlah Sel a. Perhitungan Jumlah Sel

1.

(3)

2. Hitungan cawan

3. MPN ( Most Probable Number )

 b. Perhitungan Massa Sel Secara Langsung

1. Volumetrik 

2. Gravimetrik 

3. Kekeruhan ( turbidimetri )

c. Perhitungan Massa Sel Secara Tidak Langsung

1. Analisis komponen sel

2. Analisis produk katabolisme

3. Analisis konsumsi nutrient 

Dari metode-metode tersebut, metode hitungan cawan paling banyak digunakan.

Hal ini disebabkan metode hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif 

untuk menghitung jumlah mikroba karena :

1. Hanya sel yang masih hidup yang dihitung

2. Beberapa jenis mikroba dapat dihitung sekaligus

3. Dapat digunakan untuk isolasi dan identifikasi mikroba karena koloni yang

terbentuk mungkin berasal dari satu sel dengan penampakan pertumbuhan

(4)

Prinsip dari metode hitungan cawan adalah menumbuhkan sel mikroba yang

masih hidup pada metode agar, sehingga sel mikroba tersebut akan berkembang biak 

dan membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dengan mata tanpa menggunakan

mikroskop. Metode hitungan cawan dapat dibedakan atas dua cara, yaitu :

1. Metode tuang (pour plate)

2. Metode permukaan (surface / spread plate)

Pada perhitungan menggunakan metode cawan, diperlukan suatu pengenceran agar 

 jumlah koloni mikroba yang ada pada cawan dapat dihitung dan sesuai standar, yaitu

 berjumlah 30 – 300 per cawan. Pengenceran dilakukan secara desimal untuk 

memudahkan perhitungan. Perhitungan metode cawan menggunakan rumus sebagai

 berikut :

Faktor pengenceran = pengenceran x jumlah yamg ditumbuhkan

Jumlah koloni ( SPC ) = jumlah koloni x pengenceran yang diambil

Untuk melaporkan suatu analisis mikrobiologi digunakan suatu standar yang

disebut “ Standard Plate Count  ” yang menjelaskan cara menghitung koloni pada

cawan serta cara memilih data yang ada untuk menghitung jumlah koloni dalan suatu

(5)

1. Cawan yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni

antara 30 sampai 300.

2. Beberapa koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan

koloni yang besar dimana jumlah koloninya diragukan, dapat dihitung sebagai

satu koloni.

3. Suatu deretan ( rantai ) koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung

sebagai satu koloni.

Sedangkan data yang dilaporkan sebagai SPC harus mengikuti peraturan sebagai

 berikut :

1. Hasil yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka, yaitu angka pertama

dibelakang koma dan angka kedua dibelakang koma. Jika angka ketiga sama

dengan atau lebih besar dari lima, harus dibulatkan satu angka lebih tinggi pada

angka kedua.

2. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam menghasilkan angka

kurang dari 30 pada cawan petri, hanya jumlah koloni pada pengenceran yang

terendah yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai kurang dari 30 dikalikan

dengan besarnya pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus

dicantumkan.

3. Jika semua pengenceran yang dibuat untuk menanam menghasilkan angka lebih

(6)

tertinggi yang dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai lebih dari 300 dikalikan

dengan besarnya pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus

dicantumkan.

4. Jika cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni dengan jumlah

antara 30 dan 300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari

kedua pengenceran tersebut lebih kecil atau sama dengan 2, yang digunakan

adalah rata-ratanya. Jika perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari

kedua pengenceran tersebut lebih besar dari 2, yang dilaporkan hanya hasil

terkecil.

5. Jika digunakan dua cawan petri ( duplo ) per pengenceran, data yang diambil

harus dari kedua cawan tersebut, meskipun salah satunya tidak memenuhi

syarat diantara 30 dan 300.

Koloni adalah kumpulan dari mikroba yang memilki kesamaan sifat-sifat seperti

 bentuk, susunan, permukaan, dan sebagainya. Sifat-sifat yang perlu diperhatikan pada

koloni yang tumbuh di permukaan medium adalah :

1. Ukuran ; ada koloni yang hanya serupa suatu titik, namun ada pula yang

melebar sampai menutup permukaan medium.

2. Bentuk ; ada koloni yang bulat, ada yang memanjang, ada yang tepinya rata, ada

(7)

3. Kenaikan permukaan ; ada koloni yang rata saja dengan permukaan medium,

ada pula yang timbul, yaitu menjulang tebal di atas permukaan medium.

4. Halus kasarnya permukaan ; ada koloni yang permukaannya halus, ada yang

 permukaannya kasar dan tidak rata.

5. Wajah permukaan ; ada koloni yang permukaannya mengkilat, ada yang

 permukaannya suram.

6. Warna ; kebanyakan koloni bakteri berwarna keputihan atau kekuningan.

7. Kepekatan ; ada koloni yang lunak seperti lendir, ada yang keras dan kering.

Perhitungan koloni bakteri berdasarkan atas aktivitas bakteri tersebut dalam

melakukan metabolisme. Metode ini disebut juga sebagai MPN (  Most Probable

 Number  ). Bahan uji yang akan dihitung populasi bakterinya diencerkan beberapa

kali, dilanjutkan dengan inokulasi hasil pengenceran tersebut dalam media cair 

tertentu yang dapat mendeteksi adanya aktivitas metabolism bakteri uji. Hasil yang

diperoleh kemudian dirujuk pada tabel APM atau MPN, sehingga populasi dapat

diketahui dengan pendekatan tersebut.

Pemilihan media sangat berpengaruh terhadap metode Angka Paling Mungkin

( APM ) yang dilakukan. Umumnya media yang digunakan mengandung bahan

nutrisi khusus untuk pertumbuhan bakteri tertentu. Media Lactose Broth digunakan

(8)

susu. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan

0,5% laktosa.

BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat

1. Tabung reaksi steril

2. Rak tabung

3. Cawan petri steril

4. Pipet ukur steril 1 mL, 15 mL, dan 10 mL

5. Tabung Durham steril

III.2 Bahan

1. Media Nutient Agar steril

2. Media Lactose Broth steril

3. Air steril

III.3 Prosedur Percobaan

(9)

1. Disiapkan 4 tabung reaksi steril, 5 cawan petri steril, 1 pipet steril 1 mL,

1 pipet media steril, 40 mL air steril, 75 mL media NA steril, 10 mL air 

limbah.

2. Diisikan 9 mL air steril ke dalam 4 tabung dan disiapkan 5 cawan petri.

3. Disiapkan pipet 1 mL dan dilakukan pengenceran terhadap bahan uji air.

4. Dipipet 1 mL bahan uji dari botolnya, dimasukkan ke dalam cawan-1

dan tabung-1 (P-1). Diaduk homogen campuran P-1, kemudian dipipet

masing-masing 1 mL dan dimasukkan dalam cawan-2 dan tabung P-2.

5. Diaduk sampai homogen tabung P-2, dipipet masing-masing 1 mL dan

dimasukkan dalam cawan dan tabung P-3.

6. Diaduk sampai homogen tabung P-3, dipipet masing-masing 1 mL dan

dimasukkan dalam cawan-4 dan tabung P-4.

7. Diaduk sampai homogen tabung P-4, pipet 1 mL dan dimasukkan dalam

cawan-5.

8. Ke-5 cawan ditambahkan masing-masing 15 mL media NA yang telah

 bersuhu 45°C dan digeser memutar di atas meja sekitar 30 kali untuk 

menghomogenkan campuran di dalamnya.

9. Dilakukan pra-inkubasi selama 15 menit pada suhu ruang, kemudian

diinkubasi semua cawan pada suhu 35 - 37°C selama 24 jam.

10. Dicatat dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh pada media pelat NA

(10)

11. Dilakukan pengamatan dan perhitungan populasi bakteri pada ke-5

cawan.

III. 3. 2 Perhitungan APM Koloni Bakteri

1. Disiapkan 4 tabung reaksi steril, 15 tabung reaksi steril yang berisi

tabung Durham, 1 pipet 1 mL steril, 1 pipet 10 mL steril, 40 mL air 

steril, 150 mL media LB steril, 10 mL air limbah ( sampel yang sama

dengan percobaan untuk perhitungan ALT ).

2. Diisikan 9 mL air steril ke dalam 2 tabung reaksi.

3. Dengan pipet yang sama, diisikan 15 tabung reaksi ( yang berisi tabung

Durham ) dengan 9 mL media LB steril.

4. Dilakukan pengenceran bahan uji dengan memperhatikan teknik 

 pekerjaan yang aseptis.

5. Dipipet 1 mL bahan uji dari botolnya, dimasukkan dalam tabung LB-1

dan P-1, diaduk homogen dan diusahakan agar cairan dapat mengisi

tabung Durham sehingga tidak ada gas yang terperangkap dalamnya.

6. Dipipet 1 mL campuran P-1 dan dimasukkan ke dalam LB-2 dan

(11)

dan usahakan agar campuran cairan tadi secara penuh dapat mengisi

tabung Durham.

7. Dikocok tabung P-2 dengan menggunakan pipet. Pekerjaan yang sama

dilakukan terhadap tabung P-2, LB-2, tabung P-3, LB-3, tabung P-4,

LB-4, dan LB-5. Semua tabung Durham harus terisi penuh dengan

media LB dan tidak boleh mengandung gelembung udara.

8. Semua tabung LB di prainkubasi pada suhu kamar selama 15 menit,

kemudian diinkubasi pada suhu 35-37°C selama 24 jam.

9. Diamati seluruh tabung Durham yang berada dalam tabung LB. Dicatat

 jumlah tabung Durham yang berisi gas ( gas (+), dihitung sebagai nilai

= 1 ).

10. Koloni bakteri dihitung dengan menggunakan tabel APM setelah

inkubasi 24 jam.

11. Dibandingkan hasil pengamatannya dengan percobaan untuk 

 perhitungan ALT.

III.4 Hasil Percobaan

III.4.1 Angka Lempeng Total ( ALT ) Koloni Bakteri

(12)

1.

Cawan NA I

-

Koloni bakteri terlihat lebih

 banyak 

-

Terdapat ± 1238 koloni bakteri

 pada cawan NA I

2.

Cawan NA II

-

Koloni terlihat banyak tetapi lebih

 banyak koloni bakteri pada cawan  NA I

-

Terdapat ± 412 koloni bakteri

 pada cawan NA II

3.

Cawan NA III

-

Koloni terlihat banyak tetapi lebih sedikit jika dibandingkan dengan koloni yang terdapat pada cawan  NA I dan cawan NA II

-

Terdapat ± 152 koloni bakteri

(13)

4.

Cawan NA IV

-

Koloni terlihat sedikit

-

Terdapat ± 30 koloni bakteri pada

cawan NA IV

5.

Cawan NA V

-

Koloni terlihat sangat sedikit

-

Terdapat ± hanya 1 koloni bakteri

 pada cawan NA V

III.4.2 Angka Paling Mungkin (APM) Koloni Bakteri

(14)

1.

Tabung LBI.1-3

-

Media pada tabung LBI.1-3 terlihat larutan berubah menjadi keruh dan mengandung busa pada tabung LBI.1-3.

-

Gas (+) pada LBI.1-3

-

 Nilai = 3

2.

Tabung LBII.1-3

-

Media pada tabung LBII.1-3

terlihat larutan berubah menjadi sedikit keruh.

-

Gas (-) pada LBII.1-3

-

 Nilai = 0

(15)

3.

Tabung LBIII.1-3

-

Media pada LBIII.1-3 tidak  terlihat larutan menjadi keruh.

-

Gas (-) pada LBIII.1-3

-

 Nilai = 0

4.

Tabung LBIV.1-3

-

Media pada LBIV.1-3 tidak  terlihat larutan menjadi keruh.

-

Gas (-) pada LBIV.1-3

-

 Nilai = 0

(16)

5.

Tabung LBV.1-3

-

Media pada LBV.1-3 tidak terlihat larutan menjadi keruh.

-

Gas (-) pada LBV.1-3

-

 Nilai = 0

BAB IV PEMBAHASAN

Prinsip perhitungan koloni bakteri adalah semakin tinggi tingkat pengenceran

semakin rendah jumlah koloni bakteri. Dengan kata lain, tingkat pengenceran

 berbanding terbalik dengan jumlah koloni bakteri. Media yang digunakan pada

 percobaan ini adalah media Nutrient Agar steril karena merupakan media yang paling

cocok untuk kultur bakteri. Berdasarkan hasil percobaan Angka Lempeng Total,

(17)

tidak memenuhi syarat ketentuan, yaitu 25 - 250 atau 30 - 300 koloni pada suatu

media pelat. Jumlah bakteri yang terkandung dalam tiap 1 mL inokulan yang

dipindahkan semakin berkurang akibat pengenceran yang dilakukan. Berbeda dengan

hasil jumlah koloni pada media yang tidak dilakukan pengenceran. Jumlah pada

media ini ± 1238 koloni yang artinya bakteri kurang homogen dengan air steril.

Syarat untuk memperoleh jumlah koloni yang mendekati keadaan nyata adalah 25

-250 koloni pada setiap media plat. Jadi, yang masuk syarat adalah pada NA III ( P-2 )

dengan jumlah koloni ± 152 dan NA II ( P-3 ) sebanyak ± 30 koloni. Yang diambil

yang pertama kali memenuhi syarat yaitu pada media pelat NA III. Media NA III

mengalami 2x pengenceran atau 100x pengenceran dari sampel awal. Jadi, jumlah

 populasi = 152 x 102.

Pada percobaan Angka Paling Mungkin, prinsip utama metode ini adalah

mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu sehingga didapatkan konsentrasi

mikroorganisme yang sesuai dan jika ditanam dalam tabung menghasilkaan frekuensi

 pertumbuhan tabung positif. Pemilihan media sangat berpengaruh terhadap metode

Angka Paling Mungkin ( APM ) yang dilakukan. Media yang digunakan pada

 percobaan ini adalah media Lactose Broth steril yang sebagai media untuk 

mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan, dan produk susu. Bakteri dari

sampel uji tersebut mampu melakukan fermentasi glukosa dalam substrat media cair 

(18)

dalam tabung Durham dengan posisi terbalik. Pada hasil percobaan APM ini,

 pengenceran 2 sampai 5 tidak terdapat gas atau nilainya nol. Hal ini dikarenakan

semakin banyak pengenceran yang dilakukan, maka gelembung gas yang terbentuk 

akan semakin sedikit dikarenakan berkurangnya populasi yang terbentuk. Hanya pada

tabung I ( tidak dilakukan pengenceran ) yang terdapat gas positif dengan nilai tiga.

 Nilai yang diambil adalah 3 angka sebelum angka nol, sehingga kombinasi yang

dipilih adalah 3-0-0 dengan nilai APM 0,23.

BAB V KESIMPULAN

1. Secara kuantitatif, koloni bakteri dapat dihitung dengan metode Angka

Lempeng Total dan metode Angka Paling Mungkin.

2. Jumlah populasi bakteri dalam sampel pada percobaan ALT adalah 152 x 102

 per mL.

3. Jumlah populasi bakteri dalam sampel pada percobaan APM adalah :

= 0,23 x ( 1 / pengenceran yang ditengah ) = 0,23 ( pengenceran ke-1 )

(19)

= 2,3

4. Pengenceran merupakan salah satu faktor yang penting dalam penghitungan

koloni.

5. Semakin tinggi tingkat pengenceran, semakin rendah jumlah koloni bakteri.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 1978. Dasar - dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan

Dwidjoseputro, Prof. .Dr. D. 1990. Dasar - dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan

Fardiaz, S. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Pelczar, Michael J., Jr. dan E.C.S. Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta :

Universitas Indonesia Press

Schlegel, H. G. 1994. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta : Gadjah Mada University

(20)

Suriawiria, Unus. 1985. Pengantar Mikrobiologi Umum. Bandung : Angkasa

Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang : Universitas Muhamadiyah Malang

Press

LAMPIRAN

1. Apakah prinsip percobaan ALT dan APM ?

Jawab :

Prinsip ALT : metode penentuan angka lempeng total ini digunakan untuk 

menentukan jumlah total mikroorganisme aerob dan anaerob yang terdapat

dalam suatu produk yang diuji.

Prinsip APM : mengencerkan sampel sampai tingkat tertentu sehingga

didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang sesuai dan jika ditanam dalam

tabung menghasilkaan frekuensi pertumbuhan tabung positif.

2. Apakah persamaan dan perbedaan percobaan ALT dan APM ?

Jawab :

(21)

- untuk menentukan jumlah mikroba ( kuantitatif )

Perbedaan :

ALT : menghitung jumlah koloni bakteri pada media pelat ( cawan petri )

APM : memperkirakan jumlah koloni bakteri berdasarkan adanya gas pada

tabung Durham ( tabung reaksi )

3. Apakah yang menjadi kelemahan kedua percobaan di atas ?

Jawab :

ALT :

- Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel mikroba yang

sebenarnya karena beberapa sel yang berdekatan mungkin membentuk 

satu koloni.

- Medium dan kondisi yang berbeda mungkin menghasilkan nilai yang

 berbeda.

- Mikroba yang ditumbuhkan harus dapat tumbuh pada medium padat

dan membentuk koloni yang kompak dan jelas, tidak menyebar.

- Memerlukan persiapan dan waktu inkubasi beberapa hari, sehingga

 pertumbuhan koloni dapat dihitung.

(22)

- Hanya dapat dipakai untuk menghitung populasi mikroba dengan

aktivitas spesifik.

- Hasil perhitungan tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya,

karena hanya merupakan angka pendekatan.

4. Bagaimana cara perhitungan koloni bakteri pada bahan yang berbentuk 

 padat ?

Jawab :

1. Penghitungan sel mikroba dengan metode langsung

2. Perhitungan total sel mikroba ( Direct Microscopic Count )

3. Perhitungan menggunakan Counting Chamber 

Jumlah sel dalam suatu populasi dapat diukur dengan menghitung di

 bawah mikroskop.

4. Perhitungan menggunakan membran filter 

Pada metode ini digunakan membran filter yang berfungsi

untuk menyaring sel mikroba yang terdapat pada sampel. Arcidine

orange akan mewarnai mikroba danmemancarkan cahaya kuning atau

hijau sehingga sangat mudahuntuk dihitung dengan menggunakan

(23)

5. Mengapa perlu dipenuhi jumlah koloni 25 – 250 / cawan pada pengujian ALT

?

Jawab :

Supaya hasil perhitungannya tidak menimbulkan kesalahan statistik yang

serius. Jenis bakteri dapat mempengaruhi ukuran koloni dan jumlah koloni

yang tumbuh pada cawan. Selain itu, komposisi nutrisi dan jarak antar koloni

 juga mempengaruhi jumlah koloni per cawan karena koloni tetangga mungkin

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian, penanaman bakteri ini dilakukan dengan memindahkan media dari tabung reaksi hasil pengenceran ke dalam cawan petri melalui metode spread. Metode spread dilakukan

Dari percobaan Uji Sanitasi Udara dan Ruangan yang telah dilakukan, diperoleh hasil pertumbuhan 2 Koloni Kapang-Khamir pada media Potato Dekstrose Agar (PDA) dan 27 koloni bakteri

Syarat untuk menghitung koloni pada cawan adalah cawan yang dipilih dapat dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 30 – 300 untuk bakteri dan 10-150 untuk jamur

 Uji Hidrolisis protein menggunakan medium SMA,pada media ini uji hidrolisis ditandai dengan adanya zona/daerah bening yang mengelilingi koloni bakteri,semakin banyak koloni dan

Dwidjoseputro (2005) menjelaskan, dalam hal bentuk ada koloni bulat, Dwidjoseputro (2005) menjelaskan, dalam hal bentuk ada koloni bulat, ada yang memanjang, ada

Hasil pengamatan makroskopis yang dilakukan pada media TCBS yang telah diinkubasi didapatkan hasil bahwa tidak terdapat koloni yang tumbuh pada media TCBS, hal ini kemungkinan

Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui teknik isolasi dan pembiakan mikroba dengan menggunakan metode gores, agar miring dan inokulasi dalam media cair broth... Koloni mikroba

Pengamatan hasil dilakukan langsung dengan melihat adanya pertumbuhan koloni dan jumlah koloni pada media SGA yang telah diinkubasi 370 C selama 2-3 hari HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah