• Tidak ada hasil yang ditemukan

PT. BUMI MEKAR HIJAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PT. BUMI MEKAR HIJAU"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN PUBLIK

PERSYARATAN PENGELOLAAN HUTAN LESTARI

INDONESIAN FORESTRY CERTIFICATION COOPERATION (IFCC)

PT. BUMI MEKAR HIJAU

PROPINSI SUMATERA SELATAN

OLEH

(2)

Page 1/20

IDENTITAS LEMBAGA SERTIFIKASI

1. Nama of Organisasi : PT. Bureau Veritas Indonesia (BVI) 2. Nomor of Akreditasi : Accredia 243B

3. Alamat : Wisma Bakrie 1, 1st floor Jl. HR. Rasuna Said Kav. B-1, Jakarta 12920, Indonesia

4. No. Telepon/Fax/Surel : Tel. +62-21 29403222 Fax. +62-21 5210806

5. Pengelola perusahaan : Presiden Direktur: Lontung Simamora Manajer Produk: Happy Tarumadevyanto Manajer Teknis: Bayu Abirowo

6. Standar : IFCC ST 1001:2014 – Pengelolaan Hutan Lestari 7. Tim Audit : Pandu Budi Wahono (Lead/Auditor Sosial)

Achmad Djazuli (Auditor Produksi)

Andreas Budi Rahutomo (Auditor Ekologi) 8. Tim Keputusan Sertifikasi : -

(3)

Page 2/20

IDENTITAS PERUSAHAAN

1. Nama of Organisasi/Auditee : PT. Bumi Mekar Hijau.

2. Alamat Perusahaan : Jl. R. Sukamto, Komplek Ruko PTC Blok I No. 60-63, Kelurahan Kemuning Kecamatan Ilir Timur II Palembang.

3. Pendirian Perusahaan : Akte Pendirian Perusahaan No. 18 tahun 2003, tanggal 29 September 2003 oleh Notaris Yulia SH. Akte Perubahan Terakhir Perusahaan No. 35 tahun 2014, tanggal 30 Juni 2014, oleh Notaris Retno Wahyu Ningsih SH, mengenai perubahan Komisaris dan Direksi PT. Bumi Mekar Hijau.

4. SK IUPHHK-HT : Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.338/Menhut-II/2004, tanggal 07 September 2004 untuk luas areal +/- 127.870 ha. Adendum Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.417/Menhut-II/2004, tanggal 19 Oktober 2004, tentang Pembaharuan Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman PT. BMH atas Areal Hutan Produksi seluas +/- 250.370 ha di Provinsi Sumatera Selatan.

5. Lokasi Konsesi : Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. 6. Luas Konsesi : 250.370 ha Unit I : - LS : 02o50’ – 03o18’ - BT: 105o13’ – 105o45’ Unit II : - LS : 03o15’ – 03o38’ - BT: 105o31’ – 105o48’ Unit III : - LS : 03o40’ – 03o58’ - BT: 105o21’ – 105o54’

7. Sistem Silvikultur : Tebang Habis Permudaan Buatan (THPB) 8. Spesies : Acacia crassicarpa dan Acacia mangium.

(4)

Page 3/20 9. Rencana Tata Ruang : 1. Kawasan Produksi 175.367 ha

2. Kawasan Tanaman Unggulan 25.062 ha 3. Kawasan Tanaman Kehidupan 12.569 ha

4. Kawasan Lindung 25.062 ha

5. Infrastruktur 12.309 ha

10. Pimpinan Perusahaan : Direktur Utama: Jhonson L. Tobing 11. Penanggung Jawab Sertifikasi

IFCC

(5)

Page 4/20

RINGKASAN UNIT PENGELOLAAN HUTAN

Ruang Lingkup Sertifikasi: Pengelolaan Hutan Lestari PT. Bumi Mekar Hijau dengan areal sertifikasi seluas +/- 250.370 ha (SK.417/Menhut-II/2004 tanggal 19 Oktober 2004) Hutan Tanaman jenis Acacia crassicarpa dan Acacia mangium yang terletak di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.

Tipe hutan: Perusahaan mengelola Hutan Tanaman Industri (HTI) di kawasan hutan tropis. Unit pengelola hutan: Perusahaan mengelola konsesi hutan seluas +/- 250.370 ha yang terdiri dari 175.367 ha kawasan produksi (70,04%), 25.062 ha kawasan tanaman unggulan (10,01%), 12.569 ha kawasan tanaman kehidupan (5,02%), 25.062 ha kawasan lindung (10,01%), dan 12.309 ha infrastruktur (4,92%). Konsesi yang dikelola didasarkan pada Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.417/Menhut-II/2004, tanggal 19 Oktober 2004 di Provinsi Sumatera Selatan.

Produk cakupan sertifikasi: Kayu bulat dari spesies Acacia crassicarpa dan Acacia mangium

sebagai bahan baku pulp.

Konsultasi pemangku kepentingan: Konsultasi kepada para pemangku kepentingan dilakukan sebelum audit dilaksanakan. Dari hasil konsultasi tersebut beberapa informasi yang perlu dilakukan verifikasi ketika audit dilaksanakan, antara lain:

- Penyelesaian kasus kebakaran hutan tahun 2014 dan tahun 2015 - Status konflik lahan dengan Desa Riding

- Pembangunan sekat/bloking dan restorasi gambut

- Realisasi pembangunan tanaman kehidupan untuk masyarakat - Penyerapan tenaga kerja masyarakat local

- Pencegahan kebakaran hutan dan lahan - Program pemberdayaan masyarakat

- Penyelesaian klaim lahan dengan masyarakat

- Kewajiban pelaporan dan pemenuhan kewajiban keuangan - Hak-hak masyarakat adat dan masyarakat setempat

- Sosialisasi dan komunikasi dengan masyarakat - Ketersediaaan pendanaan untuk pengelolaan hutan

- Penugasan seorang manajemen puncak dalam pengelolaan hutan lestari - Perencanaan tata ruang dalam pengelolaan hutan lestari

- Meminimalkan kerusakan terhadap ekosistem, spesies, dan genetic - Pelibatan multipihak dalam pengelolaan hutan

- Pelaksanaan High Conservation Value (HCV)

Sosial Ekonomi:Terdapat 15 desa binaan inti perusahaan yaitu Desa Riding (Dusun II, III), Desa

Tulung Seluang, Desa Lebong Gajah, Desa Simpang Tiga, Desa Ulak Kedondong (Dusun I, II, III, IV, V), Desa Sungai Ketupak, Desa Sungai Jeruju, Desa Kuala Sungai Jeruju, Desa Sungai Pasir, Desa Sungai Menang, Desa Sungai Ceper, Desa Karangsia, Desa Gajah Mati, Desa Sri Gading,

(6)

Page 5/20 Desa Simpang Tiga Sakti. PT. BMH sudah melaksanakan studi dampak sosial (SIA) tahun 2015, walaupun finalisasi laporan belum selesai, dan dari hasil studi diketahui bahwa masyarakat memiliki mata pencaharian berupa tanaman padi, sayur-sayuran, buah-buahan, dan ikan, sehingga kegiatan berbasis sungai dan lahan menjadi hal penting bagi masyarakat. Tidak ditemukan adanya Masyarakat Adat (Indigenous People) yang bermukim di sekitar areal konsesi PT. BMH.

Rencana program pemberdayaan masyarakat tahun 2015 meliputi beberapa aspek kegiatan, al: Ekonomi, Sosial Budaya, Keagamaan, Pendidikan, Infrastruktur, Kesehatan, Pembinaan dan Penyuluhan dan Pemanfaatan Media Transportasi dan Komunikasi, dengan rencana anggaran sebesar Rp. 1.877.352.020,-. Realisasi program pemberdayaan masyarakat tahun 2015 menyerap anggaran sebesar Rp. 703.830.767,- (37,5%) yang terbagi untuk aspek ekonomi sebesar Rp. 310.000,-, aspek social sebesar Rp. 141.250.000,-, aspek pendidikan sebesar Rp. 351.632.000,-, aspek kesehatan sebesar Rp. 75.402.467,- dan aspek infrastruktur sebesar Rp. 135.236.300,-. Laporan program pemberdayaan masyarakat tahun 2015 meliputi sasaran di 15 Desa telah disusun dengan baik dan dilakukan evaluasi untuk perbaikan pada tahun berikutnya. Rencana program pemberdayaan masyarakat tahun 2016 direncanakan meliputi beberapa aspek kegiatan, al: aspek Ekonomi, aspek Sosial Budaya, aspek Pendidikan, aspek Infrastruktur, aspek Kesehatan dan aspek Pembinaan dan Penyuluhan, dengan rencana anggaran sebesar Rp. 3.372.848.400,-. Sampai dengan periode Oktober 2016 telah dilaksanakan aspek pendidikan, social budaya dan pelatihan peningkatan SDM dengan realisasi biaya sebesar Rp. 247.893.066,- (7,35%).

PT. BMH juga telah merealisasikan 24 MoU kesepakatan kerjasama dengan masyarakat untuk pemanfaatan areal tanaman kehidupan di Desa Riding (Dusun III) dan sudah menyusun rencana untuk 14 Desa lainnya. Selain itu PT. BMH juga memberikan kesempatan bekerja kepada masyarakat lokal (Kabupaten OKI) sebanyak 108 orang (14,12%) dan 11 kontraktor yang bekerja untuk PT. BMH menggunakan 210 orang yang berasal dari Desa sekitar, dan peluang lain yang diberikan perusahaan bagi kesempatan berusaha masyarakat adalah menjadi mitra kerja pada kegiatan pembangunan tanaman sebagai kontraktor lokal.

(7)

Page 6/20

RINGKASAN AKTIFITAS AUDIT

Kegiatan Waktu Catatan Ringkasan

Pengumuman publik 28 Juli 2015 Pengumuman publik pertama dan konsultasi pemangku kepentingan dimulai. 10 Oktober 2016 Konsultasi pemangku kepentingan kedua

untuk memperoleh masukkan lain dari pemangku kepentingan setempat.

- Konsultasi pemangku kepentingan ketiga untuk memperluas target pemangku kepentingan dan memperoleh tambahan masukan.

Audit tahap 1 09-10 Juli 2015 Audit Dokumen Audit tahap 2 26 Okt – 02 Nov 2016 Audit Lapangan

(8)

Page 7/20

RINGKASAN HASIL AUDIT

Hasil:

Perusahaan telah memenuhi legalitas usaha sebagai perseroan terbatas berdasarkan bukti Akta Pendirian Perusahaan, Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Ijin Tempat Usaha (SITU), dan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Sehubungan dengan kewajiban keuangan, perusahaan terbukti telah menyelesaikan semua kewajiban pajak (PPh 21, PPh 15, PPh 25, dan PBB), iuran HTI (SPP-IUPHHK), dan Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH). Perusahaan telah memperoleh izin yang sah untuk mengelola area konsesi seluas +/- 250.370 ha sebagai Hutan Tanaman, dengan izin konsesi terakhir dari Menteri Kehutanan No. SK.417/Menhut-II/2004 tanggal 19 Oktober 2004.

Sesuai dengan peraturan tentang kehutanan, perusahaan telah menyusun IHMB, Rencana Kerja Usaha (RKU) periode 2009-2018, dan Rencana Kerja Tahunan (RKT 2016) yang disetujui oleh manajemen perusahaan secara mandiri karena perusahaan telah memenuhi persyaratan-persyaratan sertifikasi pengelolaan hutan lestari (PHPL). Rencana kerja tahunan menetapkan areal yang akan ditebang dan ditanam kembali pada tiap tahun kalender. Perusahaan sudah menyelesaikan kewajiban tata batas kawasan di lapangan untuk areal seluas 253.593 ha, namun belum ada penetapan definitif oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Ditemukan bahwa rencana tata ruang sudah mengikuti peraturan/perundangan dan dipastikan perusahaan telah mengelola konsesi hutan seluas 175.367 ha area produksi (70,04%), 25.062 ha tanaman unggulan (10,01%), 12.569 ha tanaman kehidupan (5,02%), 25.062 ha kawasan lindung (10,01%), dan 12.309 ha infrastruktur (4,92%).

Dalam proses audit ditemukan bahwa perusahaan telah memastikan bahwa nilai-nilai keanekaragaman tertinggi (NKT) telah diidentifikasi, termasuk nilai-nilai lingkungan, sosial, dan ekonomi. Hal ini dibuktikan berdasarkan laporan HCV tahun 2014. Selain itu konsesi PT. BMH diketahui sebelumnya merupakan kawasan hutan yang terdegradasi karena kebakaran.

Perusahaan telah memiliki Visi, Misi dan Kebijakan-kebijakan yang diuraikan untuk memudahkan implementasinya dengan sejumlah prosedur kerja dan petunjuk kerja dalam rangka memastikan pengelolaan hutan lestari dapat dilakukan melalui perbaikan secara terus-menerus untuk semua kegiatan. Perusahaan juga telah merencanakan dan menerapkan sejumlah petak ukur permanen (PUP/PSP), petak pengamatan tanah, air, subsidensi dan keanekaragaman hayati. Batas-batas keanekaragaman hayati sudah diberi tanda batas dan dipantau secara berkala untuk memastikan pengelolaan sumber daya secara tepat.

Perusahaan sudah menunjukan memiliki Struktur Organisasi tahun 2016 yang sesuai dengan skala dan internsitas operasional pengelolaan hutan. Karyawan PT. BMH berdasarkan Data dan Posisi Tenaga Kerja tahun 2016 berjumlah 765 orang, dengan Tenaga teknis yang dimiliki 14 orang Sarjana Kehutanan dan 76 orang Tenaga Teknis (Ganis).

(9)

Page 8/20 Kegiatan identifikasi dan pemetaan distribusi flora fauna dilakukan secara periodik enam bulan sekali dan dilaporkan dalam laporan Monitoring dan Evalusi Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Flora dan Rencana Pengelolaan dan Monitoring dan Evalusi Pemantauan Fauna. Dalam laporan tersebut, flora dan fauna yang dicatat dikategorikan kedalam klasifikasi dilindungi, tidak dilindungi, (kategori PP), Appendix I dan Appendix II (CITES) dan jarang, langka dan terancam/hampir punah (Redlist IUCN).

Untuk kasus kebakaran tahun 2014 sampai saat dilaksanakan audit masih dalam tahap proses peradilan. Kebakaran di tahun 2015 telah menyebabkan perusahaan dijatuhi sanksi pembekuan ijin lingkungan oleh Kementrian LHK, dan pada saat audit dilakukan telah terbukti bahwa sanksi tersebut telah diangkat kembali melalui Keputusan Menteri LHK No. SK.348/Menlhk/Setjen/GKM.0/5/2016 tertanggal 2 Mei 2016 tentang Pelaksanaan Penyelesaian Perintah Berdasarkan Keputusan Men.LHK No. SK.513/MEN-LHK/Setjen/2015 tentang Pembekuan Izin PT Bumi Mekar Hijau. Berdasarkan Peta Hasil Verifikasi Lapangan PT BMH tahun 2015 terdapat 37.626,9 ha area terbakar. Perusahaan telah mengajukan permohonan pembersihan biomassa, penanaman, dan canal blocking kepada Dirjen PHPL melalui surat No. 254/BMH/VIII/2016 tanggal 15 Agustus 2016, namun sampai saat audit belum ada tindak lanjut dari pemerintah terhadap surat tersebut, yang menyebabkan bekas area terbakar tahun 2015 belum dapat ditanami kembali. Perusahaan memiliki upaya yang serius terhadap pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan, hal ini dibuktikan dengan memenuhi persyaratan organisasi, peralatan dan sumberdaya manusia untuk melindungi hutan dari kebakaran. Pencegahan dilakukan dengan sosialisasi, pembentukan MPA, serta kegiatan patroli rutin berdasarkan daerah rawan yang tercantum pada peta rawan kebakaran. Dalam situasi kebakaran Tim RPK bekerja berdasarkan Incident Commader System (ICS) di mana tiap Distrik memiliki struktur ICS masing-masing. PT BMH diketahui memiliki jumlah total personil RPK di seluruh distrik sebanyak 147 orang. Pemantauan dan deteksi dini kebakaran dilakukan secara terintegrasi antara Distrik dengan Kantor Pusat (Palembang). Di level Distrik terdapat Peta Rawan Kebakaran yang menjadi panduan distrik dalam menentukan prioritas penjagaan kawasan dari ancaman kebakaran. Perusahaan memiliki system berbasis web bernama FDRS dan FROS, yang baru dioperasionalkan tahun 2016. FDRS merupakan system deteksi ancaman kebakaran, yang berupa klasifikasi tingkat bahaya kebakaran yang diperbaharui per hari oleh tiap distrik dan direkapitulasi di Palembang yang kemudian akan dilaporkan ke grup penanggulangan kebakaran. Selain FDRS terdapat juga FROS, yang merupakan system informasi jika terjadi hotspot. Informasi dari FROS dapat diakses dari masing-masing distrik, di mana maksimal 1x24 jam setelah deteksi harus terdapat laporan verifikasi hotspot. Pihak distrik akan mengirim tim verifikasi hotspot saat terdapat informasi lokasi hotspot dari FROS. Di tiap distrik terdapat menara api setinggi 30 m sebagai sistem deteksi dini. Perusahaan melakukan patroli rutin untuk mencegah terjadinya kebakaran yang meluas, terdapat Peta Patroli PT BMH, di dalam peta tersebut terdapat juga distribusi Fire Belt dan Fire break sebagai upaya pencegahan perluasan kebakaran, perusahaan juga memiliki water point, yang berupa cekungan pada bibir kanal untuk menampung lebih banyak air guna persediaan saat pemadaman. Guna memastikan system pencegahan dan penanganan kebakaran berjalan lancar, perusahaan melakukan berbagai upaya melalui pelatihan dan pembentukan regu MPA

(10)

Page 9/20 di Desa-desa. Sesuai instruksi pemerintah PT. BMH sudah selesai melakukan kanal blocking dengan total terdapat 583 blocking.

Perusahaan telah membuktikan melakukan pembinaan pada 15 Desa binaan inti perusahaan yaitu Desa Riding (Dusun II, III), Desa Tulung Seluang, Desa Lebong Gajah, Desa Simpang Tiga, Desa Ulak Kedondong (Dusun I, II, III, IV, V), Desa Sungai Ketupak, Desa Sungai Jeruju, Desa Kuala Sungai Jeruju, Desa Sungai Pasir, Desa Sungai Menang, Desa Sungai Ceper, Desa Karangsia, Desa Gajah Mati, Desa Sri Gading, Desa Simpang Tiga Sakti. Sosialisasi Visi, Misi, rencana tahunan, batas-batas konsesi, serta pencegahan dan perlindungan kebakaran hutan dan program CSR sudah dilaksanakan kepada Desa-desa tersebut. Terkait dengan penyelesaian konflik dengan Desa Riding Kec. Pangkalan Lampam Kabupaten OKI seluas 10.000 ha, telah dapat ditunjukan dokumen progress penyelesaian dalam Laporan Proses Mediasi Konflik periode Maret 2014 – Oktober 2016.

Perusahaan juga diketahui telah memenuhi dengan baik hak-hak karyawan berdasarkan konvensi ILO, termasuk penyediaan APD, fasilitas-fasilitas yang memadai, ketentuan gaji minimum, tidak ada pekerja anak, dan hak untuk bergabung dengan organisasi serikat pekerja. Namun perusahaan masih perlu melakukan peningkatan kepatuhan untuk para kontraktor. Untuk mendukung berjalannya sistem dan prosedur yang telah dikembangkan, perusahaan diketahui telah melakukan berbagai pelatihan. Perusahaan telah menunjukan memiliki rencana pelatihan pekerja (mandatory, operasional, soft skill) untuk tahun 2016 dengan target 8 jenis pelatihan dan peserta 1.423 orang serta anggaran biaya Rp. 1.205.625.000,-. Laporan training tahun 2016 periode Januari-Juni 2016 tersedia dengan target 816 orang terealisasi 500 orang (61%), termasuk pelatihan untuk pekerja kontraktor.

Temuan: Terdapat 31 ketidaksesuaian terdiri dari 3 ketidaksesuaian major (utama) dan 28 ketidaksesuaian minor. Penutupan/pemenuhan ketidaksesuaian major tersebut telah dilakukan pada tanggal 19 Januari 2017, sedangkan untuk ketidaksesuaian minor telah dibuat usulan tindakan perbaikan dan pencegahan yang akan diverifikasi pada saat surveillance audit.

No Persyaratan

Standar IFCC Ketidaksesuaian Status

1 2.4; 3.3 PT. BMH sudah menyediakan situs untuk memuat ringkasan rencana kelola dan rencana kegiatan serta monitoring evaluasi kegiatan (www.fcpmonitoring.com), namun situs tersebut belum memuat ringkasan publik terbaru tahun 2016.

Dalam dokumen ringkasan publik yang akan di upload untuk ringkasan rencana kelola dan rencana kegiatan 2016, tidak memuat data produksi bibit Acacia mangium, tidak ada data rencana penanaman (jenis dan luas), tidak ada data rencana penebangan (jenis, luas dan volume), tidak ada data rencana tenaga kerja, serta tidak ada rencana pembangunan infrastruktur.

(11)

Page 10/20 Dalam dokumen ringkasan public yang akan di upload untuk

ringkasan monitoring evaluasi 2015, belum mencakup indicator 3.2, al:

b) Regenerasi hutan;

c) Semua hasil hutan (kayu dan non kayu) yang dipanen; penerapan lacak balak; efisiensi pemanfaatan hutan;

d) Penggunaan pestisida, pupuk, serta bahan berbahaya dan beracun (B3)

e) Kerusakan ekosistem langka, sensitif, dan ekosistem khas; spesies flora fauna dan habitat endemik, langka, dan terancam punah;

f) Fungsi-fungsi perlindungan tanah dan sumberdaya air.

2 2.2; 2.3 Dalam dokumen RKU yang merupakan acuan dari rencana operasional tahunan (RKT) diuraikan sbb :

No. Tahun

Revisi RKU 2009-2018

Tahun 2011 RKT

Tanam Panen Tanam Panen

1 2012 30.780 3.119 15.371,5 5.127,9 2 2013 32.854 8.427 31.547,8 5.909,4 3 2014 33.519 8.211 10.816,2 5.509,4 4 2015 33.873 8.617 33.175,7 4.433,0 5 2016 35.143 9.408 28.230,8 5.139,7 Jumlah 166.169 37.782 119.142,1 26.119,4

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rencana yang dimuat dalam dokumen RKU belum dijadikan sebagai dokumen rencana dalam dokumen RKT.

PT. BMH menjadikan dokumen Revisi RKUPHH 2009-2018 sebagai dokumen rencana kelola yang diacu untuk kegiatan tahunan, namun belum seluruhnya memuat informasi yang dipersyaratkan, yaitu :

a) Visi, misi, dan tujuan pengelolaan hutan;

c) Dinamika sosial budaya masyarakat yang memperhatikan diantaranya prinsip-prinsip FPIC/padiatapa, Konvensi ILO dan UNDRIP;

f) Monitoring riap;

j) Rencana penelitian dan pengembangan sumberdaya hutan untuk mendukung pengelolaan hutan yang lestari;

Dokumen ISFMP belum menggunakan hasil studi SIA sebagai referensi, mengingat studi SIA yang sesuai dengan SOP belum dilakukan (direncanakan September 2016), sehingga perlu dipastikan dilakukan revisi bagian dari ISFMP yang mengakomodir hasil studi SIA.

(12)

Page 11/20 3 6.6 Perusahaan PT BMH maupun kontraktor belum secara efektif

menerapkan mekanisme pengendalian B3, limbah B3, serta limbah an-organik lain. Hal ini terbukti dari temuan lapangan di antaranya:

- Meskipun berlahan gambut, namun Perusahaan masih melakukan penimbunan sampah an-organik sebagaimana ditemukan di TPA Distrik Sungai Biyuku. Hal ini tidak sesuai dengan Permen PU no 03/PRT/M/2013 tentang Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga.

- Perusahaan telah mendata kondisi terkini sampan besi rusak dalam dokumen Status Sampan Besi PT BMH dengan jumlah total sebanyak 40 sampan besi mengalami kerusakan mayor. Namun sampai saat dilakukan audit belum terdapat mekanisme penanganan limbah padat sampan besi bekas tersebut.

- Belum terdapat mekanisme pengendalian limbah B3 kontraktor dan limbah medis secara baku untuk memastikan bahwa proses penyimpanan dan pengelolaan dilakukan sesuai dengan peraturan pemerintah.

- Pada distrik Sungai Beyuku Terdapat limbah B3 seperti kemasan bekas pestisida, bekas drum BBM, filter oli dll yang tidak ditempatkan dalam TPS Limbah B3 melainkan pada “gudang barang bekas”.

- Saat dilakukan audit diketahui bahwa sirene pada TPS Limbah B3 Distrik Simpang Tiga tidak berfungsi.

- Pada Distrik Simpang Tiga terdapat Limbah B3 seperti filter oli dll tidak ditaruh di TPS Limbah B3 melainkan masih berada dalam gudang bekas genset.

- Berdasarkan wawancara dengan petugas RPK Pos Pantau Distrik Simpang Tiga di Sempadan Sungai Kleseh (Bagan), diketahui bahwa sampah domestik pos pantau selama ini dibuang ke dalam sungai.

Ditutup

4 1.1; 1.14; 4.1 Untuk kepastian usaha jangka panjang dan kepastian kawasan hutan, sampai saat ini belum ada pengukuhan tata batas dan penetapan SK Definitif IUPHHK PT. BMH, walaupun PT. BMH sudah melaksanakan penataan batas areal kerja sebagaimana Laporan Tata Batas No. TBT No. 22/BPKH II.2/2014, dan telah membuat Surat Percepatan Penetapan Definitif Areal Kerja IUPHHK No. 04/BMH-JKT/XII/2015, tanggal 30 Desember 2015 kepada Dirjen PHPL.

Pada RKT 2015 dan Revisi RKT tahun 2016 tidak ada rencana pemeliharaan tata batas sebagaimana seharusnya dilakukan untuk pemenuhan indicator 1.14 (e) pada standar IFCC.

(13)

Page 12/20 5 1.2 PT. BMH belum dilakukan update peraturan dan ketentuan

tahun 2016 sebagai dasar pedoman dan reference SOP.

Ditutup

6 1.8 PT. BMH sudah menunjukan memiliki Struktur Organisasi dan Personil tahun 2016, namun masih ditemui ketidaksesuaian dalam struktur organisasi dan data tenaga kerja PT. BMH, al: - Masih ada posisi “Vacant” dalam struktur organisasi Kepala

Departemen (FOM, HSE dan Ext Rel).

- Belum terpenuhi Tenaga Teknis Kurpet (pengukuran dan perpetaan) minimal 1 orang.

Ditutup

7 1.10 Laporan realisasi pelatihan pekerja tahun 2015 masih merupakan gabungan dari 3 perusahaan (BMH, SBA, BAP), sehingga perlu dipisahkan record data pelatihan untuk setiap UM, dimana gabungan untuk ketiga UM terealisasi 951 orang dari rencana peserta 1.059 orang (89,8%).

Ditutup

8 1.11 Sudah dapat ditunjukan update masterlist SOP per Juli 2016, dengan total sebanyak 183 Prosedur/Manual, namun implementasi beberapa sample SOP belum dapat ditunjukkan, al:

- Bukti record form BMH-BL-FM-1007-01 Internal Audit Program

- Bukti record form BMH-BL-FM-1007-02 Daftar Auditor Internal

- Bukti record form BMH-BL-FM-1007-04 Form Ketidaksesuaian (NCR)

- Bukti record form BMH-BL-FM-1007-05 Laporan Hasil Internal Audit (2016)

- Bukti record form BMH-BL-FM-1007-06 Non Conformity Report Logsheet

- Bukti record form BL-FM-1008-01 Daftar Hadir/Absensi Tinjauan Manajemen (2016)

- Dokumen hasil tinjauan manajemen tahun 2016

- Bukti record HK-LT-2001-01 Register Instansi Terkait (2016) - Bukti record form SDM-FM-3001-01 Job Description

- Bukti record form SDM-FM-3002-01 Identification Training Need (2016)

- Bukti record form SDM-FM-3002-05 Evaluasi Pelatihan (2015)

- Bukti record form SDM-FM-3002-08 Daftar Absensi Peserta (2015)

- Bukti record form FPD-FM-2104-01 Laporan Klaim dan Keluhan (2015 dan 2016)

- Bukti record form FPD-FM-2104-02 Rekapitulasi Penanganan Klaim Keluhan dan Permohonan Bantuan (2015 dan 2016) - Bukti record form FPD-FM-2104-03 Log Book, Verbal Klaim,

Keluhan, Bantuan Sosial (2015 dan 2016)

(14)

Page 13/20 - Bukti record form BMH-PH-FM-2103-01 Identifikasi

Sumberdaya Hutan/Lahan yang Digunakan (2016)

- Bukti record form BMH-PH-FM-2103-04 Progres Kegiatan FPIC (2015 dan 2016)

- Bukti record form PH-FM-2203-04 Laporan Monitoring Program Ekonomi Produktif (2015 dan 2016)

- Bukti record form PH-FM-2207-10 Pemutakhiran Data dan Informasi (2016)

- Bukti record form PH-FM-2207-14 Rencana Kerja Penyelesaian Konflik (2016)

- Bukti record form PH-FM-2207-18 Laporan Hasil Monev Konflik (2016)

Terdapat SOP yang tidak konsisten di antaranya:

- SOP Pemanenan Kayu HTI – Peat Land (BMH-PRO-OP-5002 rev.4 tgl 7 September 2012) mempersyaratkan penentuan lokasi camp kerja dan landfill dalam peta micro planning, namun SOP Micro Planning (BMH-PR-OP-4219 rev.1 tgl 23 Maret 2016) tidak mempersyaratkan demikian.

- Pada Bagian 7 SOP Pre-Planting Weeding (BMH-PRO-OP-16003 rev.2 tgl 7 Sept 2012) terdapat standar yang berbeda untuk penanaman setelah semprot sebelum tanam (SST), yaitu 1 minggu dan 3 minggu.

9 1.12 Perusahaan belum dapat menunjukan menjaga dan mengendalikan rekaman secara memadai untuk periode minimum 5 (lima) tahun, dengan tidak tersedia daftar rekaman dan dokumen yang perlu disimpan 5 (lima) tahun.

Ditutup

10 1.13 Belum dapat ditunjukan kontrak kerja antara PT. BMH dengan Kontraktor tahun 2016.

Belum dapat ditunjukan kontrak yang jelas dan tertulis antara Kontraktor dan Pekerjanya untuk semua Kontraktor Nursery dan Penanaman.

Ditutup

11 1.15 Berdasarkan tinjauan lapangan, kondisi jalan tidak selalu dapat dilalui dalam kondisi hujan. Dalam kunjungan lapangan terdapat beberapa jalan yang rusak dan tidak bisa dilalui antara lain : - Jalan terputus menuju ke Kantor/Camp Distrik Padang

Sugihan. Untuk menuju Kantor/Camp Distrik menggunakan jalan air menggunakan 1 unit sampan.

- Jalan rusak menuju ke Kantor/Camp Distrik Simpang Tiga. - Jalan menuju gudang BBM di Kantor/Camp Distrik Beyuku. Kondisi jalan yang rusak dapat menyebabkan aliran barang dan jasa yang tidak efisien sebagaimana persyaratan butir a).

Terdapat kanal dan jalan yang memotong kawasan lindung masing-masing :

(15)

Page 14/20 - Kanal primer : 2,30 km,

- Kanal sekunder : 5,96 km, - Jalan utama : 0,80 km, - Jalan cabang : 0,26 km.

Sesuai dengan persayaratan butir b, maka perlu dilakukan identifikasi kemungkinan timbulnya kerusakan terhadap ekosistem, spesies, dan genetik, khususnya jenis yang langka, sensitif, dan terancam, termasuk apabila terdapat areal yang merupakan jalur migrasi spesies fauna tertentu.

12 3.1 Dalam dokumen Annual Report Conservation Program PT Bumi Mekar Hijau 2015 belum terdapat analisis/pembahasan hasil pemantauan vegetasi. Selain itu pada dokumen Laporan Pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Semester I 2016 belum terdapat evaluasi kecenderungan untuk parameter flora dan fauna.

Ditutup

13 3.4; 4.5 PT. BMH memiliki citra satelit liputan tahun 2015 dan 2016 tetapi belum ada penafsirannya. Berdasarkan data dokumen ISFMP Periode Tahun 2016-2020 (Tabel 2-9, Halaman II-18) terdapat lahan yang dapat digolongkan sebagai lahan terbuka dan areal bertumbuhan kurang seluas 114.856,15 Ha yang terdiri dari:

1 Belukar Muda : 9.414,17 Ha 2 Semak Belukar Rawa : 14.575,97 Ha 5 Semak Belukar : 26.540,57 Ha 6 Rumput : 2.924,66 Ha 7 Gelam : 33.202,27 Ha 8 Gelam Hutan Nipah : 11.634,33 Ha 9 Lahan Terbuka : 16.564,18 Ha Jumlah : 114.856,15 Ha

Sesuai dengan persyaratan ini, maka UM harus mengidentifikasi lahan terbuka atau areal bertumbuh kurang tersebut untuk direhabilitasi menjadi areal berhutan yang memberikan keuntungan secara lingkungan (pada areal kawasan lindung), sosial dan ekonomi bagi masyarakat (areal tanaman kehidupan). Dalam dokumen ISFMP terdapat rencana penyiapan lahan pada tanah terbuka pada areal tanaman pokok untuk ditanami seluas 64.849 Ha selama 5 tahun (Tabel VIII-4, Halaman VIII-3 dan 4) dan rencana penyiapan lahan pada tanam kehidupan yang berpenutupan tanah terbuka seluas 2.172 ha (Tabel 8-14, Halaman VII-15) selama 5 tahun masing-masing 435 Ha. Sehingga masih terdapat areal terbuka dan bertumbuh kurang yang belum direncanakan untuk direhabilitasi seluas 47.835,15 Ha, termasuk tidak ada rencana penanaman tanah terbuka dan lahan bertumbuhan kurang pada kawasan perlindungan setempat (kawasan lindung).

(16)

Page 15/20 PT. BMH telah melakukan rehabilitasi pada kawasan lindung

seluas 3,1 Ha pada tahun 2015, namun belum dilakukan rehabilitasi untuk keseluruhan areal bertumbuh kurang dan terbuka tersebut.

14 5.3 Data realisasi panen yang disampaikan oleh UM dan data AAC panen berdasarkan Revisi RKU Periode 2009 s/d 2018 tahun 2011 adalah sbb:

Tahun RKT

Realisasi Pemanenan Revisi RKU Tahun 2011 (AAC) Ha M3 Ha M3 2009 1.068,80 102.567,40 1.069 84.048 2010 263,2 32.011,20 206 16.266 2011 2.186,60 355.571,10 3.084 242.497 2012 1.967,60 322.933,60 3.119 245.271 2014 3.554,80 544.884,70 8.427 662.692 2013 rev 4.852,80 670.780,30 8.211 645.695 2015 2.770,60 445.512,17 8.617 677.623 2016 up Sept. 1.266,10 209.534,60 9.408 739738 Jumlah 17.930,5 2.474.260,50 42.141 3.313.830

Berdasarkan data tabel diatas, rata-rata panen adalah 148,48 m3/ha. Sementara itu sediaan tegakan (growing stock) berdasarkan hasil IHMB tahun 2010 untuk KU 2 sebesar 78,64 m3/ha dan hasil pengukuran riap tegakan umur 5-6 tahun sebesar 24,24 s/d 28,29 m3/ha/tahun atau 156,9 s.d 169,74 m3/ha. Dengan demikian volume panen lebih besar dari volume hasil pengukuran IHMB dan lebih kecil dari volume hasil pengukuran riap pada PSP. Selain itu pemanenan hasil hutan tidak sama dengan AAC yang sudah ditentukan dalam dokumen Revisi RKU tahun 2011 yang dijadikan sebagai rencana kelola.

Ditutup

15 5.4; 6.1; 8.1; 9.4

PT. BMH sudah melakukan identifikasi dan pemantauan HHBK yang dimanfaatkan oleh Masyarakat termasuk dalam laporan dituliskan adanya pemanfaatan kayu gelam. Untuk potensi kayu gelam yang dimanfaatkan masyarakat belum dilakukan identifikasi secara menyeluruh di seluruh areal konsesi, dan belum ditunjukan pemanfaatannya melalui cara-cara partisipatif, termasuk membuat kesepakatan dengan masyarakat setempat yang memanfaatkan kayu gelam tersebut agar kegiatan mereka

(17)

Page 16/20 tidak akan melebihi tingkatan kelestarian dan tidak akan

menyebabkan dampak negatif terhadap sumber daya hutan. Selain itu PT. BMH belum memiliki prosedur/mekanisme Pengelolaan dan Pemanfaatan Hasil Kayu oleh Masyarakat. PT. BMH telah memiliki pemetaan identifikasi potensi HHBK pada areal yang berdekatan dengan pemukiman masyarakat tahun 2015. Namun demikian dari 15 Desa yang berada di sekitar areal UM, baru Dusun II Kp Penyabungan Dalam, Desa Riding yang telah dilakukan Pembentukan Kelompok Pemanfaatan Program HHBK.

16 6.4 Perusahaan belum secara efektif melakukan perlindungan area sempadan sungai dari kegiatan operasional. Hal ini dibuktikan berdasarkan kunjungan lapangan ke Sempadan Sungai Bagan yang merupakan batas antara Distrik Simpang Tiga dan Sungai Ketupak (S:03.28724o E:105.55000o) terdapat gudang pupuk, BBM, dan pestisida yang beroperasi.

Ditutup

17 8.3 Meskipun perusahaan sedang dalam proses pembangunan fasilitas camp, saat audit dilakukan secara umum kondisi gudang BBM masih belum sesuai dengan SOP Gudang B3 (BMH-PRO-OP-5206 rev.0 tanggal 1 Oktober 2013), di antaranya belum memiliki tangki pengisian BBM yang diletakan pada ketinggian 1 m dengan bangunan penyangga yang pada dasar tangki terdapat lubang pembuangan. Selain itu banyak fasilitas pergudangan di camp distrik yang dikunjungi masih belum memadai dikarenakan banyak material umum yang disimpan bersama dengan material B3 serta kondisi bangunan gudang yang belum sesuai SOP. Beberapa ketidaksesuaian lain secara rinci, berdasarkan kunjungan lapangan ke fasilitas Gudang Logistik diketahui bahwa:

Di Distrik Sungai Penyabungan:

- Belum terdapat bahan penyerap pada Gudang Pestisida - Belum terdapat tempat pencampuran pestisida

- Terdapat banyak tumpahan material pupuk dalam gudang, meskipun dalam Checklist Kebersihan Material tertulis “bersih”.

- Belum terdapat mekanisme baku pemisahan penyimpanan material, sehingga ditemukan material insektisida disimpan pada gudang BBM dan material umum terdapat di gudang BBM dan pupuk.

Di Distrik Padang Sugihan:

- Terdapat fasilitas penyimpanan Teer serta gallon pestisida guna ulang dalam bedeng yang masih belum sesuai standar dalam SOP.

- Terdapat berbagai material umum (kipas dan paku) yang

(18)

Page 17/20 disimpan dalam gudang pestisida dan pupuk.

- Terdapat material Nasco 823 (penetralisir asam) yang berdasarkan label tidak boleh diletakkan dekat B3, namun terdapat di gudang Pestisida. Selain itu petugas logistic tidak mengetahui kegunaan material tersebut.

- Berdasarkan Cheklist Kebersihan Gudang Pupuk pemeriksaan terakhir dilakukan pada 9 Oktober 2016, sementara sudah terdapat tumpahan dalam gudang.

- Gudang BBM masih belum memiliki tangki pengisian BBM sebagaimana tercantum pada SOP Gudang B3 (BMH-PRO-OP-5206 rev.0 tanggal 1 Oktober 2013)

Di Distrik Sungai Beyuku:

- Belum terdapat MSDS pada pestisida Kixor

- Terdapat material umum yang disimpan dalam gudang pestisida

- Belum terdapat alat monitoring stok pupuk dan pestisida melalui kartu kontrol stok.

- Belum terdapat mekanisme monitoring kondisi gudang dan terdapat banyak tumpahan pupuk di gudang.

Di Distrik Simpang Tiga:

- Belum terdapat MSDS bagi insektisida Maxima, Manuver, dan Plantomycin.

Di Distrik Sungai Ketupak:

- Fasilitas gudang penyimpanan pestisida, BBM, dan pupuk belum sesuai dengan standar SOP.

- Fasilitas eye wash pada gudang TPS Limbah B3 belum berfungsi.

- Penyimpanan bahan B3 masih bercampur dengan material umum.

18 8.4 Perusahaan belum menyusun laporan tahunan pengendalian kebakaran hutan, hal ini tidak sesuai dengan Perdirjen PHKA no: P.24/IV-SET/2014 tentang Pedoman Pelaporan Pengendalian Kebakaran Hutan serta SOP Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (BMH-PH-OP-2301 rev.3 tanggal 2 Februari 2015).

Ditutup

19 9.1 Identifikasi desa sudah dilakukan sebanyak 15 Desa (tercantum dalam SOP Pemberdayaan Masyarakat), namun laporan dalam ringkasan public 2016 tertulis sebanyak 12 Desa.

Identifikasi hak-hak masyarakat lokal belum dilakukan, walaupun sudah tersedia SOP BMH-PH-OP-2219 Rev#1 tanggal 04 Maret 2016.

Ditutup

20 9.3 PT. BMH sudah membuat kesepakatan/MoU dengan masyarakat desa sekitar seperti MoU DMPA, MoU Tanaman Kehidupan dan

(19)

Page 18/20 MoU MPA, namun belum dilakukan di semua Desa.

Implementasi kesepakatan diatas dari hasil wawancara dengan Masyarakat bahwa perencanaan program (tata waktu, rencana kegiatan dan pembagian peran) sampai dengan akhir program belum tersedia.

21 9.5 Belum ditemukan logbook pencatatan klaim/keluhan/proposal sebagai penerapan prosedur ini, mengingat pada pada saat kunjungan dan wawancara dengan Masyarakat ada keluhan yang disampaikan (contoh: tanaman kehidupan, pencucian kanal, perbaikan jalan, pertanian tanpa bakar, program DMPA, air bersih, kesempatan berusaha, diperlukan pertemuan rutin). Masih ditemui adanya data konflik dengan masyarakat seluas 14.688,9 Ha tahun 2015 (belum ada progress penyelesaian terhadap konflik di tahun 2015), dan meningkat menjadi seluas 22.913 Ha tahun 2016.

Konflik kasus Desa Riding untuk klaim seluas 10.000 Ha sampai saat ini belum tuntas diselesaikan, walaupun sudah dibuat Tim Penyelesaian Konflik, Penunjukan Mediator (Wahana Bumi Hijau dan Impartial Mediator Network), dan tersedia bukti proses Mediasi tahun 2013-2014.

Ditutup

22 10.1 Hasil studi SIA masih bersifat sementara, belum lengkap dan belum sesuai dengan SOP, sehingga rencana kelola (ISFMP/RKU) yang digunakan saat ini belum mengacu kepada hasil studi SIA.

Ditutup

23 10.2 Belum dapat dipastikan kegiatan yang dilakukan PT. BMH sesuai dengan hasil studi SIA tersebut dalam memastikan langkah-langkah kegiatan yang dilakukan sudah meminimalkan dampak negatif.

Ditutup

24 10.6 Dokumen rekaman pertemuan dengan masyarakat tahun 2015-2016 belum dapat ditunjukan pada saat pelaksanaan audit ini.

Ditutup

25 11.1 Masih belum sesuai antara daftar tenaga kerja kontraktor yang dikumpulkan UM dengan data pada saat tinjauan lapangan. Kedua kontaktor PT. WPP dan PT. DKMU sudah menunjukan slip pembayaran upah pekerja, namun kepemilikan ID/KTP serta kepesertaan asuransi (BPJS) yang ditunjukan hanya oleh PT. WPP.

Pada saat wawancara dengan pekerja masih dijumpai adanya keluh kesah yang tidak disampaikan ke perusahaan (fair dalam leveling/grading/karir, penerapan insentif kebakaran, bekerja untuk tugas diluar kontrak kerja dan penempatan, tidak memiliki PKWTT yang disepakati dua belah pihak, issue kepindahan karyawan tetap kepada Mitra outsourcing).

Wajib Lapor tenaga kerja PT. BMH tahun 2015 dan 2016 belum tersedia.

Wajib Lapor tenaga kerja kontraktor yang bekerja di PT. BMH

(20)

Page 19/20 tahun 2015 dan 2016 belum tersedia (PT. WPP dan PT. DKMU).

Dari hasil kunjungan dan interview dengan pekerja kontraktor (PT. BAS, PT. WPP, PT. DKMU, PT. GGS, PT. BEST, PT. MM), ditemui beberapa temuan ketidaksesuaian, al:

- Ada pekerja kontraktor tidak membuat perjanjian/kontrak kerja secara tertulis dan jelas dengan perusahaan/kontraktor, termasuk uraian tugas ((hal ini tidak sesuai dengan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 50 dan Pasal 108, serta Konvensi ILO 29 Kontrak kerja berdasarkan kesepakatan bersama).

- Pekerja di Nursery menggunakan perwakilan pekerja dimana tercatat 1 orang dalam daftar tenaga kerja namun yang bekerja bisa 2-3 orang, hal ini diperkenankan sepanjang ada kesepakatan kerja (sub-sub kontraktor).

- Pekerja kontraktor belum semua memiliki ID sebagai bukti terdaftar bekerja pada PT. BMH.

- Pekerja kontraktor belum dapat menunjukan kepesertaan BPJS untuk pekerjanya, walau diinformasikan sudah didaftarkan.

- Pekerja Crew Harvesting melakukan penebangan sesuai dengan lokasi kerjanya, namun hasil kerja yang dibayarkan hanya yang di timbang di Mill (tonnase), sedangkan dilapangan ditemui banyak hasil kerja crew penebangan yang tidak diangkut ke Mill namun digunakan sebagai gambangan jalan yang tidak dibayarkan.

26 11.5 Belum dapat ditunjukan implementasi dan penyelesaian PHK An. AI sesuai dengan SOP No. BMH-SDM-OP-6212 Rev#0 tanggal 24 Januari 2014.

Ditutup

27 12.2 PT BMH sudah memiliki PKB dimana tercantum kewajiban melakukan pemeriksaan kesehatan pekerja secara menyeluruh (MCU) setiap tahun, namun MCU tidak dilaksanakan kepada pekerja tahun 2015.

Pada kunjungan ke camp kontraktor, ditemui PT. BMH belum dapat menyediakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi pekerja kontraktor (contoh; penyimpanan BBM dan Oli yang menempel pada bangunan utama, akomodasi pekerja tidak aman dan sehat, tidak tersedia P3K yang mencukupi).

Ditutup

28 12.4 Kotak P3K sudah tersedia di lokasi kerja PT. BMH, namun dijumpai isi dan kelengkapan seluruhnya masih kurang (Permenakertrans No. PER.15/MEN/VIII/2008), termasuk dijumpai tidak tersedia lengkap di camp Kontraktor dan Nursery. PT. BMH sudah memiliki Klinik/Pos P3K di setiap Distrik bagi pelayanan kesehatan pekerja, kontraktor dan juga melayani masyarakat, namun fasilitas sebagai klinik/Pos P3K belum lengkap sebagaimana di persyaratkan Permenakertrans No.

(21)

Page 20/20 PER.15/MEN/VIII/2008.

29 12.5 Dalam kunjungan ke camp kontraktor masih ditemui, al: - Masih ada fasilitas MCK dilakukan di sungai (terbuka)

- Jumlah MCK tidak mencukupi dengan jumlah pekerja (di Nursery tidak tersedia)

- Persediaan makanan masih disimpan di tempat terbuka di dapur yang belum dapat dikatakan higienis

Ditutup

30 12.6 Dalam kunjungan ke camp pekerja kontraktor nursery tidak dipenuhi persyaratan fasilitas camp yang bersih, aman dan memenuhi kebutuhan dasar pekerja,:

- Penanganan dan pengelolaan sampah/kebersihan - Tidak tersedia P3K dan APAR mencukupi

- Ventilasi tidak mencukupi (kamar tidak ada jendela) - Dinding camp terbuat dari plastic

- Bangunan tanpa ada drainase

- Akomodasi yang masih tidak layak (contoh ukuran kamar 2x2 m2 ditempati 2-3 orang, dan sama untuk lajang dan keluarga)

- Akomodasi tanpa penerangan yang cukup - Dapur masih bersatu dengan bangunan utama

- Kamar tidur bercampur dengan gudang/barang-barang

Ditutup

31 12.7 Belum dibuat penutupan atas hasil temuan Internal Audit K3, dan belum ada data dilakukan Internal Audit K3 yang dilaksanakan pada camp Kontraktor (Simpang Empat).

PT. BMH belum melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kefektifan penerapan SMK3 setahun sekali sebagaimana dipersyaratkan pada standar IFCC, dan pemenuhan terhadap PP No. 50 tahun 2012 tentang SMK3.

Ditutup

Sertifikasi: Keputusan Sertifikasi sudah dibuat oleh PT. Bureau Veritas Indonesia untuk PT. Bumi Mekar

Referensi

Dokumen terkait

Tabel variabel pernyataan visi misi mempengaruhi semangat kerja karyawan di atas dapat diilustrasikan dalam “pie chart” untuk memudahkan memahami variabel yang diteliti

Perkebunan Nusantara V (Persero) Pekanbaru, struktur organisasi, uraian unit-unit kerja, visi dan misi perusahaan, tujuan perusahaan, pengertian sistem, karakteristik

Setiap perusahaan memiliki faktor pada sukses dan gagal nya perusahaan,Visi Misi adalah gambaran perusahaan apa yang ingin perusahaan lakukan dalam beberapa tahun

Halaman visi, misi dan tujuan perusahaan menampilkan informasi mengenai visi, misi dan tujuan perusahaan kepada pengunjung, dimana sejarah tersebut mengambil data dari database

Bagan Analisis Sistemik mengenai Komponen Evaluasi Implementasi Program Outsourcing OUT KONTEKS COME Visi Misi Tujuan & Sasaran Kontrak Kerja –Kebijakan Outsourcing MASUKAN

Visi dan misi yang telah ditetapkan akan dijabarkan ke dalam rencana strategis institusi yang implementasinya dilakukan dengan menentukan kebijakan mutu dan sasaran mutu. Dari

2.4 Visi, Misi dan Logo Perusahaan 2.4.1 Visi dan Misi BPR BKK Purwodadi Penting bagi suatu perusahaan untuk memiliki Visi dan Misi karena hal tersebut diperlukan untuk menentukan

Perusahaan ini pun memiliki visi dan misi sebagai berikut: - Visi: menjadi creative house terpercaya dan well-respected yang terus meningkatkan kualitas dari segala sisi.. - Misi: