BUKU PEDOMAN PENCACAHAN
SURVEI
LEMBAGA
KEUANGAN
TAHUN
2011-2012
PERBANKAN KONVENSIONAL, PERBANKAN SYARIAH,
PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA, PASAR MODAL,
ASURANSI, DANA PENSIUN, PEGADAIAN, PEDAGANG
VALUTA ASING, KOPERASI
2013
BUKU PEDOMAN PENCACAHAN
SURVEI
LEMBAGA
KEUANGAN
TAHUN
2011-2012
PERBANKAN KONVENSIONAL, PERBANKAN SYARIAH,
PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA, PASAR MODAL,
ASURANSI, DANA PENSIUN, PEGADAIAN, PEDAGANG
VALUTA ASING, KOPERASI
2013
KATA PENGANTAR
Buku Pedoman Pencacahan Survei Lembaga Keuangan 2013 ini
merupakan buku yang berisikan tata cara pelaksanaan dan petunjuk
pengumpulan data untuk memperoleh informasi yang akurat, tepat waktu, dan
tepat sasaran, yaitu Statistik Lembaga Keuangan. Pada buku ini dijelaskan
berbagai jenis daftar isian yang digunakan, konsep definisi dari rincian yang
ditanyakan, disertai berbagai contoh bagaimana isian dan konsistensi antar isian.
Buku pedoman ini dibuat sebagai panduan bagi Kepala Bidang Statistik
Distribusi dan Kepala Seksi Keuangan dan Harga Produsen di BPS Provinsi,
Kepala Seksi Statistik Distribusi di BPS Kabupaten/Kota, dan petugas/staf
pengumpul data di BPS BPS Provinsi/Kabupaten/Kota, dalam melaksanakan
pengumpulan data Statistik Lembaga Keuangan. Buku ini diharapkan dapat
menjadi panduan acuan dalam melaksanakan tugas pengumpulan data secara
baik dan optimal sesuai tujuan survei ini. Khususnya karena kuesioner yang
digunakan untuk kegiatan statistik ini akan ditinggal dan diisi oleh perusahaan,
maka buku ini diharapkan dapat menjadi rujukan dalam memecahkan masalah
ketika terjadi kejanggalan dalam pengisian.
Akhirnya kesungguhan semua pihak Kepala Bidang Statistik Distribusi di
BPS Provinsi sebagai penanggung jawab Statistik Lembaga Keuangan,
pengawas, dan petugas pengumpul data dalam memahami dan mengikuti
pedoman pada buku ini dapat memegang teguh konsep definisi, dan
melaksanakan tugas sesuai jadwal waktu yang ditetapkan akan membuahkan
hasil “data yang akurat dan tepat waktu”.
Jakarta, Oktober 2012
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa,
Djamal S.E., M.Sc.
NIP. 19520315 197503 1 003
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan ... 1
1.3. Cakupan ... 2
1.4. Jadwal Kegiatan ... 2
BAB II METODOLOGI, DOKUMEN YANG DIGUNAKAN DAN
ORGANISASI SURVEI ... 3
2.1. Metodologi Sampling ... 3
2.2. Dokumen Yang Digunakan ... 3
2.3. Organisasi Survei ... 4
2.4. Tugas Pencacah Lapangan (PCL) ... 5
2.5. Konsep dan Definisi ... 6
BAB III PEDOMAN PENGISIAN DAFTAR KUESIONER
SURVEI LEMBAGA KEUANGAN 2013 ... 7
3.1. Tata Tertib Pengisian Kuesioner ... 7
3.2. Tata Cara Pengembalian Kuesioner ... 7
3.3. Tata Cara Pengisian Kuesioner ... 7
3.2.1. Pertanyaan KOR ... 8
3.2.1.1. BLOK I: PENGENALAN TEMPAT ... 8
3.2.1.2. BLOK II: KETERANGAN USAHA ... 9
3.2.1.3. BLOK III: PEKERJAAN DAN BALAS JASA ... 11
3.2.1.4. BLOK IV: INVESTASI, KENDALA, DAN PROSPEK USAHA ... 14
3.2.1.5. BLOK VII: CATATAN ... 16
3.2.1.6. BLOK VIII: PENGESAHAN ... 16
3.2.1.7. BLOK IX: KETERANGAN PETUGAS ... 16
3.2.2.1. PERBANKAN KONVENSIONAL ... 17
3.2.2.2. PERBANKAN SYARIAH ... 32
3.2.2.3. PEMBIAYAAN DAN MODAL VENTURA ... 45
3.2.2.4. PENUNJANG PASAR MODAL ... 67
3.2.2.5. PERUSAHAAN PERASURANSIAN ... 75
3.2.2.6. DANA PENSIUN ... 89
3.2.2.7. PERUSAHAAN PEGADAIAN ... 113
3.2.2.8. PERUSAHAAN PEDAGANG VALUTA ASING ... ... 121
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Saat ini jenis lembaga keuangan yang ada di Indonesia meliputi perbankan, non perbankan dan perusahaan penunjang lembaga keuangan. Mengingat jenis lembaga keuangan saat ini telah berkembang sangat pesat serta mempunyai arti penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka secara bertahap pemerintah telah mengatur pengembangan usahanya melalui Peraturan Pemerintah maupun Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Sejalan dengan pertumbuhan usaha lembaga keuangan tersebut Badan Pusat Statistik (BPS) dituntut untuk dapat menyediakan informasi yang benar, lengkap, dan tepat waktu untuk masing-masing jenis lembaga keuangan. Secara bertahap dan berkesinambungan informasi ini secara rutin dikumpulkan melalui kegiatan Kompilasi Data Lembaga Keuangan yang dituangkan dalam bentuk Survei Lembaga Keuangan tahunan.
Mengingat jenis kegiatan lembaga keuangan yang demikian luas, maka dalam kegiatan Survei Lembaga Keuangan 2013 ruang cakup pencacahan melanjutkan Sensus Ekonomi 2006 (SE06). Kegiatan yang dicakup meliputi delapan jenis, yaitu Perbankan
Konvensional, Perbankan Syariah, Perusahaan Pembiayaan dan Modal Ventura, Perasuransian, Dana Pensiun, Pegadaian, Pedagang Valuta Asing, serta Koperasi Simpan Pinjam. Sedangkan untuk usaha Penunjang Pasar Modal, walaupun konsep dan
tata cara pengisian kuesioner ada di buku pedoman ini, buku publikasinya akan dipublikasikan tersendiri, terlepas dari publikasi Statistik Lembaga Keuangan
1.2. Tujuan
Tujuan pencacahan perusahaan/usaha usaha lembaga keuangan adalah sebagai berikut:
a. Mendapatkan karakteristik kegiatan usaha di lembaga keuangan untuk masing-masing jenis usaha.
b. Mendapatkan gambaran hasil transaksi usaha melalui laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba (rugi) tiap kegiatan.
c. Menyusun kerangka sampel (sampling frame) untuk keperluan survei bidang ekonomi.
d. Mendapatkan informasi dasar tentang berbagai permasalahan usaha di Indonesia menurut lapangan usaha, skala usaha, dan wilayah.
1.3. Cakupan
Pencacahan perusahaan/usaha perantara keuangan ini dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia, dilakukan oleh para petugas BPS daerah, baik BPS provinsi, BPS kabupaten, maupun BPS kota, meliputi semua usaha perbankan konvensional dan syariah, perusahaan pembiayaan dan modal ventura, perusahaan penunjang pasar modal, perasuransian, dana pensiun, pegadaian, pedagang valuta asing, serta koperasi simpan pinjam.
1.4. Jadwal Kegiatan
a. Pencetakan dokumen ...………...November 2012
b. Pengiriman dokumen ke provinsi...…………...Desember 2012 - Januari 2013
c. Pencacahan/pemeriksaan dokumen ...………...Januari–Mei 2013
d. Pengembalian dokumen hasil pencacahan
dari daerah….…...………...Februari – Mei 2013
e. Pengolahan dokumen di BPS...………...Maret – Juni 2013
BAB II
METODOLOGI, DOKUMEN YANG DIGUNAKAN, DAN ORGANISASI SURVEI
2.1. Metodologi Sampling
a. Metode Pengumpulan Data
1. Unit pencacahan Survei Lembaga Keuangan ini pada umumnya adalah
establishment/perusahaan, kecuali perusahaan Pegadaian, sebagai unit
pencacahannya adalah kantor cabang. Survei Lembaga Keuangan ini mencakup 7000 responden yang tersebar di 33 provinsi, pencacahan umumnya dilakukan secara sensus. Namun untuk jenis kegiatan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) dan Koperasi Simpan Pinjam dilakukan penarikan sampel, mengingat populasi yang ada cukup besar.
2. Wawancara langsung jika memungkinkan, apabila tidak selesai daftar dapat ditinggal (petugas dapat memberikan waktu sekitar satu minggu bagi perusahaan untuk mengisinya).
b. Responden
Responden adalah pengusaha atau orang yang mengetahui tentang pengelolaan usaha perantara keuangan.
2.2. Dokumen Yang Digunakan
Karena beragamnya jenis kegiatan pada sektor Lembaga Keuangan, maka dokumen yang digunakan dalam pengumpulan data menggunakan kuesioner sebagai berikut:
a. Kuesioner untuk Perusahaan Perbankan Konvensional b. Kuesioner untuk Perusahaan Perbankan Syariah
c. Kuesioner untuk Perusahaan Pembiayaan dan Modal Ventura d. Kuesioner untuk Perusahaan Perasuransian
e. Kuesioner untuk Perusahaan Dana Pensiun f. Kuesioner untuk Perusahaan Pegadaian
g. Kuesioner untuk Perusahaan Pedagang Valuta Asing h. Kuesioner untuk Koperasi Simpan Pinjam
Di luar dari publikasi SLK, dalam buku pedoman ini terdapat pedoman pengisian kuesioner lain, yaitu Kuesioner untuk Perusahaan Penunjang Pasar Modal
BANYAKNYA RESPONDEN DALAM RANGKA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN MENURUT PROVINSI DAN JENIS LEMBAGA KEUANGAN TAHUN 2013
BKV BSI PMV PPM PPA PDP PGD PVA KSP
(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1. NAD 6 10 1 1 13 1 47 79 2. Sumut 62 8 1 3 40 47 136 297 3. Sumbar 111 6 1 3 10 3 62 196 4. Riau 31 4 1 1 9 20 75 141 5. Jambi 8 0 1 1 4 0 43 57 6. Sumsel 21 1 1 4 11 1 76 115 7. Bengkulu 4 2 1 1 1 0 45 54 8. Lampung 31 5 1 2 8 4 73 124 9. Kepulauan Babel 1 1 0 0 6 0 27 35 10. Kepri 20 1 0 1 9 114 12 157 11. DKI Jakarta 104 10 226 135 366 194 47 288 78 1448 12. Jabar 170 28 4 3 28 95 37 147 512 13. Jateng 162 20 8 1 9 152 18 470 840 14. D.I Yogyakarta 61 10 1 7 29 14 87 209 15. Jatim 170 28 4 18 163 49 493 925 16. Banten 80 8 3 3 3 10 17 73 197 17. Bali 102 1 3 4 19 116 101 346 18. NTB 71 3 1 1 30 9 152 267 19. NTT 8 0 1 2 26 3 49 89 20. Kalbar 21 0 1 1 18 23 38 102 21. Kalteng 2 0 1 1 5 0 43 52 22. Kalsel 31 1 1 1 11 1 50 96 23. Kaltim 21 1 1 2 30 2 47 104 24. Sulut 21 0 2 1 21 3 40 88 25. Sulteng 8 0 1 1 10 0 37 57 26. Sulsel 31 7 2 3 63 5 68 179 27. Sultra 7 0 1 1 9 0 36 54 28. Gorontalo 4 0 0 0 6 0 24 34 29. Sulbar 1 0 0 0 0 0 18 19 30. Maluku 3 0 1 1 5 1 16 27 31. Maluku Utara 1 0 0 0 4 0 19 24 32. Papua Barat 0 0 0 0 3 0 20 23 33. Papua 7 1 1 1 11 2 30 53 1381 156 271 135 373 296 878 778 2732 7000 Keterangan: BKV : Perbankan Konvensional BSI : Perbankan Syariah
PMV : Pembiayaan dan Modal Ventura PPM : Penunjang Pasar Modal PPA : Perusahaan Peasuransian PDP : Perusahaan Dana Pensiun PGD : Pegadaian
PVA : Pedagang Valuta Asing KSP : Koperasi Simpan Pinjam
Jumlah
Provinsi Jenis Kegiatan Jumlah (1)
2.3. Organisasi Survei
Untuk memperlancar pelaksanaan lapangan pencacahan perusahaan/usaha Lembaga Keuangan, struktur organisasi lapangan telah ditentukan sebagai berikut :
a. Arus Dokumen
Dokumen dikirim dari Badan Pusat Statistik ke BPS Provinsi yang kemudian dibagikan kepada petugas pengawas/pemeriksa yang selanjutnya akan didistribusikan kepada petugas pengumpul data (pencacah). Setelah pencacahan
selesai, petugas pengumpul data menyerahkan kuesioner Perusahaan Perbankan Konvensional sampai dengan Usaha Kopreasi Simpan Pinjam kepada pengawas/pemeriksa untuk diperiksa. Kemudian kuesioner-kuesioner tersebut diteruskan oleh pengawas/pemeriksa ke BPS Provinsi untuk diperiksa ulang sekali lagi baik kelengkapan isian maupun konsistensinya. Dokumen berupa kuesioner tersebut dikirim ke Badan Pusat Statistik Cq. Direktur Statistik Keuangan, Teknologi Informasi dan Pariwisata Up. Sub Direktorat Statistik Keuangan.
b. Alur Pengiriman Dokumen
2.4. Tugas Pencacah Lapangan (PCL)
a. Melakukan pencacahan setiap perusahaan/usaha dengan menggunakan Kuesioner Perusahaan Perbankan Konvensional sampai dengan Usaha Koperasi Simpan Pinjam berdasarkan Daftar Sampel Survei Lembaga Keuangan 2013.
b. Mengikuti pertemuan dengan Pengawas/KSK untuk membahas berbagai temuan/masalah yang ditemukan di lapangan dan cara mengatasinya.
c. Melakukan kunjungan ulang terhadap responden yang bermasalah dengan disertai Pengawas/KSK.
d. Menyerahkan seluruh dokumen hasil pencacahan ke Pengawas/KSK. e. Menepati jadwal pelaksanaan pencacahan Survei Lembaga Keuangan.
BPS
BPS PROVINSI
PENGAWAS
PENCACAH
2.5. Konsep dan Definisi
a. Usaha adalah suatu kegiatan ekonomi yang bertujuan menghasilkan barang/jasa untuk diperjual-belikan atau ditukar dengan barang lain, dan ada seorang atau lebih yang bertanggungjawab/menanggung resiko.
b. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan jenis usaha yang bersifat tetap, terus menerus, yang didirikan, bekerja dan berkedudukan dalam wilayah Indonesia, untuk tujuan memperoleh keuntungan dan/atau laba.
c. Badan hukum adalah bentuk pengesahan suatu perusahaan/usaha pada waktu pendirian yang dilakukan oleh instansi pemerintah yang berwenang.
BAB III
PEDOMAN PENGISIAN KUESIONER SURVEI LEMBAGA KEUANGAN 2013
Dokumen Pencacahan Perusahaan/Usaha Perantara Keuangan pada Survei Lembaga Keuangan 2013 adalah kuesioner Perbankan Konvensional sampai dengan Koperasi Simpan Pinjam.
3.1. Tata Tertib Pengisian Kuesioner
a. Semua pengisian daftar harus menggunakan pensil hitam.
b. Isian harus ditulis dengan jelas dan mudah dibaca. Penulisan menggunakan huruf kapital (balok), tidak boleh disingkat, kecuali singkatan yang sudah umum. Angka harus ditulis dengan angka biasa (bukan angka romawi). c. Perhatikan instruksi/rambu-rambu tata cara pengisian di setiap pertanyaan. d. Pengisian daftar menggunakan beberapa cara:
1. Mengisi keterangan/jawaban pada tempat yang tersedia.
2. Penulisan angka ke dalam kotak mengikuti kaidah penuh tepi kanan (right justified).
3.2. Tata Cara Pengembalian Kuesioner
a. Pastikan identitas perusahaan pada Blok 1 Bagian II sama dengan identitas perusahaan yang ditulis pada Blok 1 Rincian I.
b. Kirimkan kuesioner Bagian I yang sudah terisi lengkap tanpa harus menunggu penyelesaian kuesioner Bagian II.
c. Kirimkan kuesioner Bagian II jika sudah terisi lengkap
Khusus pada kuesioner Penunjang Pasar Modal, pengembalian kuesionernya dilakukan satu kali tanpa ada pembagian seperti kuesioner SLK lainnya.
3.3. Tata Cara Pengisian Kuesioner
Seluruh kuesioner SLK 2013 terdiri atas 9 (sembilan) blok pertanyaan, kecuali Kuesioner Dana Pensiun yang terdiri atas 12 blok pertanyaan. Empat blok pertama dapat dikelompokkan ke dalam kuesioner Bagian I dan dan sisanya masuk ke dalam kelompok kuesioner Bagian II.
Kuesioner Bagian I memuat 4 (empat) blok pertanyaan, yaitu: 1. Blok I Pengenalan Tempat
2. Blok II Keterangan Usaha
3. Blok III Pekerja dan Balas Jasa Pekerja Tahun 2012 4. Blok IV Investasi, Kendala dan Prospek Usaha
Kuesioner Bagian II memuat 5 (lima) blok pertanyaan, yakni: 1. Blok V Laba Rugi Perusahaan
2. Blok VI Neraca Perusahaan 3. Blok VII Catatan
4. Blok VIII Pengesahan 5. Blok IX Keterangan Petugas
Khususnya pada kuesioner Dana Pensiun, jumlah blok pada Bagian II kuesioner ini terdiri atas 8 (delapan) blok pertanyaan
1. Blok V Laporan Aktiva Bersih Perusahaan 2. Blok VI Laporan Aktiva Bersih Perusahaan 3. Blok VII Perhitungan Hasil Usaha
4. Blok VIII Neraca Perusahaan
5. Blok IX Laporan Arus Kas Perusahaan
6. Blok X Catatan
7. Blok XI Pengesahan 8. Blok XII Keterangan Petugas
Berdasarkan jenis pertanyaan, kuesioner SLK 2013 dapat dibedakan ke dalam dua jenis, yakni jenis pertanyaan Kor dan Modul.
3.3.1. PERTANYAAN KOR
3.3.1.1. BLOK I: PENGENALAN TEMPAT
Tujuan blok ini untuk mencatat identitas responden, dalam hal ini adalah perusahaaan/usaha lembaga keuangan. Identitas ini digunakan untuk memudahkan proses pengolahan dan untuk mengetahui kelengkapan pemasukan daftar. Apabila pada waktu kunjungan responden tidak dapat langsung wawancara (daftar ditinggal), maka pengisian pada blok ini ditulis terlebih dahulu.
Rincian 1 s.d 7: Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan, Kelurahan/Desa, Nama dan Alamat Lengkap perusahaan, serta Contact person perusahaan
Menyalin dari Daftar Sampel Perusahaan/Usaha Lembaga Keuangan yang akan dicacah. Penulisan nama dan alamat perusahaan, apabila nama dan alamat perusahaan pada waktu dilakukan pencacahan berubah/berbeda (tidak sesuai dengan Daftar Sampel Perusahaan/Usaha Lembaga Keuangan), maka tuliskan nama dan alamat perusahaan yang sebenarnya pada Daftar Sampel Perusahaan/Usaha Lembaga Keuangan diperbaiki.
Apabila nama dan alamat perusahaan pada waktu dilakukan pencacahan berubah (tidak sesuai dengan “Daftar Sampel Perusahaan/Usaha Lembaga Keuangan”), maka tuliskan nama dan alamat perusahaan terbaru tersebut pada blok catatan, beri keterangan.
3.3.1.2. BLOK II: KETERANGAN USAHA Rincian 1: Bentuk badan hukum/badan usaha.
Badan hukum perusahaan/usaha adalah bentuk pengesahan suatu perusahaan/usaha pada waktu pendirian yang dilakukan oleh instansi pemerintah (departemen terkait) yang diperkuat dengan bukti tertulis atau akte.
Bentuk badan usaha yang dimaksud adalah:
1. Perseroan Terbatas (PT)/PT (Persero)/Perum
Perseroan Terbatas (PT): perusahaan yang berstatus badan hukum, didirikan
dengan modal yang terbagi dalam saham-saham dan pemegang saham bertanggung jawab terbatas sesuai nilai nominal saham yang dimiliki.
PT (Persero): perusahaan yang saham-sahamnya dimiliki oleh negara
(pemerintah), dan kekayaan perusahaan dipisahkan dari kekayaan negara, dengan tujuan mencari keuntungan maksimal dengan menggunakan faktor-faktor produksi secara efisien.
Perusahaan Umum Negara (Perum): perusahaan yang bukan semata-mata
bertujuan mencari keuntungan, melainkan untuk melayani kepentingan umum masyarakat di bidang jasa-jasa vital (public utilities). Usaha yang dijalankan memperhatikan segi efisiensi, efektivitas, ekonomis serta bentuk pelayanan yang baik. Seluruh modal perusahaan dimiliki negara yang dipisahkan dari kekayaan negara serta dapat memperoleh kredit dalam bentuk obligasi, dan diberi kebebasan bergerak untuk mengadakan perjanjian, kontak dan hubungan dengan perusahaan lain.
2. Koperasi: organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan.
3. Perseroan Komanditer/Commanditair Venootschap (CV): suatu bentuk perjanjian kerjasama untuk berusaha antara orang-orang yang bersedia memimpin, mengatur perusahaan dan bertanggung jawab penuh atas kekayaan pribadinya, dengan orang-orang yang memberikan pinjaman dan tidak bersedia memimpin perusahaan serta bertanggung jawab pada kekayaan yang diikutsertakan dalam perusahaan tersebut.
4. Firma: suatu persekutuan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama, masing-masing anggota firma bertanggung jawab sepenuhnya atas segala perikatan. Laba dan rugi dari perusahaan dibagi dan ditanggung bersama.
5. Yayasan: sebuah badan hukum dengan kekayaan yang dipisahkan. Tujuan pendiriannya dititikberatkan pada usaha-usaha sosial dan bukan untuk mencari keuntungan.
6. Perwakilan Perusahaan Asing: bentuk badan hukum suatu perusahaan yang mengikuti nama bentuk badan hukum perusahaan yang membawahinya di luar wilayah Indonesia. Contoh : Ltd. (Limited), Corp. (Corporation).
7. Perorangan: suatu kegiatan usaha yang ditangani secara perorangan tanpa bentuk badan hukum maupun usaha.
Rincian 2: Tahun mulai beroperasi secara komersial.
Tahun mulai beroperasi secara komersial adalah tahun pertama kali perusahaan melayani/menghasilkan jasa secara komersial sesuai dengan akte pendirian perusahaan. Apabila berubah bentuk badan hukum/usahanya, maka yang ditulis adalah tahun pada bentuk badan hukum/usaha terakhir.
Catatan: Apabila perusahaan pernah mengalami masa tidak beroperasi (tidak
aktif), maka tahun berdiri yang ditulis tetap tahun yang lama, kecuali setelah masa tidak aktif tersebut perusahaan yang bersangkutan berubah bentuk badan hukum/usahanya.
Rincian 3.a: Apakah mempunyai unit penelitian dan pengembangan (litbang)?
Cukup jelas.
Rincian 3.b: Apakah selama tahun 2012 perusahaan/usaha melakukan inovasi?
Cukup jelas.
Rincian 3.c: Jika 'ya', bentuk inovasinya:
Jawaban bisa lebih dari satu kode yang dilingkari.
1. Inovasi produk adalah pengembangan produk baru yang lebih baik (fisik atau harga).
2. Inovasi proses adalah pengembangan baru dalam proses pelayanan dengan tujuan efisiensi waktu dan biaya.
3. Inovasi manajemen adalah pengembangan baru dalam pengelolaan kegiatan.
3.3.1.3. BLOK III: PEKERJA DAN BALAS JASA PEKERJA
kontrak dibayar (yang berwarga negara Indonesia) yang dirinci menurut jenjang pendidikan dan jenis kelamin, pekerja tidak tetap, karyawan berkewarganegaraan asing (WNA), pekerja tidak dibayar, dan balas jasa pekerja selama setahun yang lalu.
Rincian 1: Pekerja/karyawan tetap dan pekerja kontrak pada tahun 2012 menurut jenjang pendidikan yang ditamatkan.
Pekerja dibayar: pekerja yang bekerja pada perusahaan dengan mendapat
upah/gaji dan tunjangan lainnya dari perusahaan tersebut, baik berupa uang maupun barang.
Pekerja tetap: pekerja yang bekerja pada perusahaan dengan mendapat
upah/gaji secara tetap, tidak tergantung pada absensi/kehadiran pekerja tersebut, dan apabila diberhentikan biasanya mendapat pesangon.
Pekerja kontrak: pekerja yang bekerja dengan perjanjian kontrak kerja dengan
batas waktu tertentu.
Pekerja tidak tetap: pekerja yang bekerja pada perusahaan dan mendapat
upah/gaji dengan memperhitungkan jumlah hari masuk kerja/prestasi, dan apabila diberhentikan biasanya tidak mendapat pesangon.
Pekerja asing: pekerja yang bukan warga negara Indonesia dan bekerja dengan
mendapat upah/gaji secara tetap atau yang bekerja dengan perjanjian tertentu (sebagai pekerja kontrak).
Jenjang pendidikan: tingkat pendidikan tertinggi yang telah
diselesaikan/ditamatkan dengan memperoleh sertifikat kelulusan. Contoh: Seorang pekerja yang pernah kuliah tetapi tidak selesai, dianggap tamat SMA. Jenjang pendidikan diantaranya:
a. Tamat SMP: mereka yang tamat Sekolah Menengah Pertama, MULO, HBS 3 tahun, Sekolah Luar Biasa Menengah Tingkat Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, Sekolah Kepandaian Putri, Sekolah Menengah Ekonomi Pertama, Sekolah Teknik, Sekolah Kesejahteraan Keluarga Pertama, Sekolah Ketrampilan Kejuruan 4 tahun, Sekolah Usaha Tani, Sekolah Pertanian Menengah Pertama, Sekolah Guru Bantu, Pendidikan Guru Agama 4 tahun, Kursus Pegawai Administrasi, Kursus Karyawan Perusahaan, dan Pendidikan Pegawai Urusan Peradilan Agama.
b. Tamat SMA: mereka yang tamat dari SMTA umum dan SMTA kejuruan, seperti Sekolah Menengah Atas, HBS 5 tahun, AMS, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Pekerjaan Sosial, Sekolah Menengah Industri Kerajinan, Sekolah Menengah Seni Rupa, Sekolah Menengah Karawitan Indonesia, Sekolah Menengah Musik, Sekolah Teknologi Menengah Pembangunan, Sekolah Menengah Ekonomi Atas, Sekolah Teknologi Menengah, Sekolah Menengah
Teknologi Pertanian, Sekolah Menengah Teknologi Perkapalan, Sekolah Menengah Teknologi Pertambangan, Sekolah Menengah Teknologi Grafika, Sekolah Guru Olah Raga, Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama, Pendidikan Guru Agama 6 tahun, Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak, Kursus Pendidikan Guru, Sekolah Analisis Menengah Kimia Atas, Sekolah Asisten Apoteker, Sekolah Bidan, Sekolah Pengatur Rontgen, dan Kursus Pegawai Administrasi Atas.
c. D I/D II: mereka yang tamat Diploma I atau Diploma II pada suatu pendidikan yang khusus diberikan untuk program diploma. Program Akta I dan Akta II termasuk dalam jenjang pendidikan program Diploma I atau Diploma II.
d. Sarjana Muda/Diploma III: mereka yang tamat Akademi/Diploma III/ Akta III atau yang telah mendapatkan gelar sarjana muda pada suatu fakultas, misalnya: Akademi Seni Musik Indonesia, Akademi Seni Tari Indonesia, Akademi Bahasa Asing, Akademi Pemerintahan Dalam Negeri. Bagi fakultas yang tidak mengeluarkan gelar sarjana muda maka mereka yang menempuh pendidikan sampai semester 8 atau 9 dan belum tamat tetap dimasukkan sebagai tamat SLTA.
e. D IV dan S1: mereka yang tamat program pendidikan diploma IV dan sarjana (Strata 1) pada umumnya mereka yang menamatkan pendidikan pada suatu universitas/institut/sekolah tinggi.
f. S2/S3: mereka yang menyelesaikan pendidikan pasca sarjana, doktor, spesialis 1 dan 2 pada suatu universitas/institut/sekolah tinggi.
Rincian 2: Pekerja tidak tetap. Cukup jelas. Rincian 3: Pekerja asing.
Pengisiannya agar memperhatikan 1) Pekerja Tetap 2) Pekerja Kontrak
Rincian 4: Total pekerja.
Total pekerja = rincian 1.g kol (6) + rincian 2 + rincian 3.a + rincian 3.b
Rincian 5: Balas jasa pekerja tetap dan pekerja kontrak selama tahun 2012
Balas jasa pekerja adalah balas jasa kepada semua pekerja yang ikut dalam
kegiatan pelayanan jasa (natura). Balas jasa pekerja yang berbentuk jasa dinilai atas dasar harga pasar pada saat pelayanan konsumen.
Penjelasan:
1. Bila perusahaan/usaha memberikan barang kepada pekerjanya dengan harga dibawah harga jual perusahaan, maka selisih antara harga tersebut dimasukkan
sebagai balas jasa pekerja.
2. Bila perusahaan/usaha menyediakan fasilitas perumahan dan kendaraan yang diserahkan pemakaiannya tanpa bayar kepada pekerja, maka penilaiannya dapat dilakukan dengan taksiran nilai sewa atau nilai penyusutan selama referensi waktu survei.
3. Pengeluaran untuk pakaian kerja (wearpack) yang diberikan secara cuma-cuma kepada pekerja tidak digolongkan sebagai balas jasa pekerja dalam bentuk barang, kecuali pakaian yang dapat dipakai diluar jam kerja seperti untuk pesta atau rekreasi.
4. Pengeluaran makanan dan minuman dalam rangka meningkatkan produktivitas pekerja tidak dimasukkan kedalam balas jasa pekerja.
5. Bila perusahaan/usaha menyediakan dana untuk biaya penggantian obat-obatan, perawatan, hiburan seperti pemberian tiket bioskop yang biasanya sudah diatur dalam peraturan kesejahteraan pekerja, maka pengeluaran tersebut digolongkan ke dalam balas jasa pekerja.
Balas jasa pekerja terdiri dari:
a. Upah/gaji: pengeluaran perusahaan untuk balas jasa pekerja/karyawan, sebelum
dikurangi pajak baik dalam bentuk uang maupun barang. Perkiraan sewa rumah dinas, fasilitas kendaraan dan sejenisnya dimasukkan dalam upah dan gaji walaupun tidak tertulis dalam neraca (catatan) perusahaan. Upah/gaji yang sudah seharusnya dikeluarkan tetapi belum dibayarkan tetap dimasukkan di rincian upah/gaji.
b. Upah lembur: upah yang diberikan/dibayarkan kepada pekerja/karyawan yang
bekerja di luar jam kerja biasa.
c. Hadiah, bonus dan sejenisnya: pengeluaran perusahaan/usaha berupa uang
dan atau barang yang diberikan kepada pekerja/karyawan karena prestasi pekerja/karyawan kepada perusahaan.
Hadiah: pengeluaran perusahaan berupa uang dan/atau barang yang diberikan
kepada pekerja/karyawan, biasanya karena prestasi pekerja/karyawan kepada perusahaan.
Bonus: pengeluaran perusahaan berupa uang dan/atau barang yang diberikan
kepada pekerja/karyawan, karena perusahaan mengalami keuntungan, biasanya diberikan pada akhir tahun.
d. Iuran dana pensiun, tunjangan sosial dan sejenisnya: iuran yang disetorkan kepada badan hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun bagi pekerja/karyawan sebagai peserta.
Asuransi tenaga kerja: pengeluaran perusahaan yang dibayarkan secara teratur
nama pekerja/karyawan, yang terdiri dari:
1. Asuransi kesehatan: biaya perusahaan yang dibayarkan secara teratur kepada yayasan/lembaga yang menangani masalah asuransi kesehatan atas nama pekerja/karyawan.
2. Asuransi kecelakaan: biaya perusahaan yang dibayarkan secara teratur kepada yayasan/lembaga yang menangani masalah asuransi kecelakaan atas nama pekerja/karyawan.
3. Asuransi jiwa: biaya perusahaan yang dibayarkan secara teratur kepada yayasan/lembaga yang menangani masalah asuransi jiwa atas nama pekerja/karyawan.
Rincian 6: Balas jasa untuk pekerja tidak tetap. Cukup jelas. Rincian 7: Balas jasa untuk pekerja asing. Cukup jelas. Rincian 8: Total balas jasa.
Total balas jasa = rincian 5.f kolom (4) + rincian 6 + rincian 7.a + rincian 7.b.
3.3.1.4. BLOK IV: INVESTASI, KENDALA, DAN PROSPEK USAHA
Blok ini untuk mengetahui struktur permodalan, kondisi perusahaan/usaha jika dibandingkan dengan keadaan setahun yang lalu, dan kendala-kendala yang dialami pengusaha, serta prospek perusahaan/usaha ke depan.
Rincian 1.a: Status penanaman modal.
Status permodalan: permodalan utama yang diperoleh perusahaan pada waktu pendirian dan berdasarkan keputusan yang diberikan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Pemahaman tentang PMDN dan PMA sebagai berikut:
1. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai fasilitas permodalan PMDN apabila perusahaan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari BKPM bahwa usahanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan serta persyaratan penanaman modal dalam negeri yang berlaku.
2. Penanaman Modal Asing (PMA)
Suatu perusahaan dikatakan mempunyai fasilitas permodalan PMA apabila perusahaan tersebut telah mendapatkan persetujuan dari presiden melalui BKPM bahwa usahanya sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan
serta persyaratan penanaman modal asing yang berlaku.
3. Non Fasilitas
Suatu perusahaan yang status permodalannya dikelompokkan dalam kategori ini apabila permodalan perusahaan dalam rangka usahanya tidak mendapat fasilitas dari BKPM atau BKPMD.
Catatan:
Perusahaan dalam kategori ini dapat terdiri dari:
a. Perusahaan yang belum/tidak pernah mengajukan permohonan tentang fasilitas permodalannya kepada BKPM atau kepada presiden.
b. Perusahaan yang telah mengajukan permohonan tentang fasilitas permodalannya tetapi belum disetujui oleh presiden atau oleh BKPM (masih dalam proses).
Rincian 1.b: Jika rincian 1.a berkode 2 (PMA) negara utama penanam modal.
Cukup jelas.
Rincian 2.a: Persentase permodalan.
Sumber modal suatu perusahaan terdiri dari modal yang berasal dari:
a. Pemerintah Pusat adalah modal perusahaan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Contoh: Modal perusahaan yang berasal dari BUMN. b. Pemerintah Daerah adalah modal perusahaan yang berasal dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Contoh: Modal perusahaan yang berasal dari BUMD.
c. Swasta Nasional adalah modal perusahaan berasal dari Badan Usaha Swasta Nasional dan atau warga negara Indonesia. Contoh: Modal perusahaan yang berasal dari Bank swasta nasional
d. Asing adalah modal perusahaan yang berasal dari pemerintah asing, warga negara asing dan atau pihak asing.
Rincian 2.b: Apakah ada kepemilikan saham/modal asing secara individual ≥ 10%?
Cukup jelas.
Rincian 2.c: Apakah perusahaan memiliki penyertaan modal di perusahaan luar negeri ≥ 10 % dari aset yang dimiliki? Cukup jelas.
Rincian 3.a: Apakah ada pekerja di perusahaan ini yang pernah mengikuti bimbingan dan pelatihan? Cukup jelas.
Rincian 3.b: Jika ”ada”, bimbingan dan pelatihan tersebut diselenggarakan oleh:
Cukup jelas.
Rincian 3.c: Jenis bimbingan dan pelatihan yang diikuti:
Pelatihan manajerial: jenis pelatihan untuk meningkatkan ketrampilan,
pengelolaan usaha secara umum.
Pelatihan ketrampilan/teknik produksi: jenis pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan/ketrampilan dalam teknik produksi.
Pelatihan pemasaran: jenis pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan tentang
pemasaran, seperti cara mempelajari kebutuhan dan keinginan konsumen, cara melakukan penjualan dan promosi.
Pelatihan lainnya: pelatihan selain yang disebutkan diatas.
Rincian 4.a: Apakah perusahaan ini menjual jasa kepada perusahaan/perorangan bukan penduduk Indonesia? Cukup jelas.
Rincian 4.b: Apakah perusahaan ini membeli jasa dari perusahaan/perorangan bukan penduduk Indonesia? Cukup jelas.
Rincian 5: Apakah perusahaan memiliki aset di luar negeri? Cukup jelas. 3.3.1.5. BLOK VII: CATATAN
Blok ini digunakan untuk memberikan catatan mengenai isian-isian daftar. Berikan catatan catatan jika diperlukan dengan singkat dan jelas. Blok ini sama dengan
Blok X pada kuesioner Dana Pensiun.
3.3.1.6. BLOK VIII: PENGESAHAN
Blok ini bertujuan untuk mengetahui bahwa jawaban yang diberikan dalam daftar diketahui oleh yang bertanggung jawab dalam perusahaan tersebut. Dilengkapi dengan nama, jabatan dan tanda tangan responden (yang memberi jawaban) serta cap perusahaan. Hal ini berguna sekali jika dibutuhkan adanya kunjungan ulang. Blok ini
sama dengan Blok XI pada kuesioner Dana Pensiun.
3.3.1.7. BLOK IX: KETERANGAN PETUGAS
Blok ini dimaksudkan sebagai pertanggungjawaban petugas, baik yang melakukan pencacahan maupun pengawasan pada waktu pelaksanaan kegiatan. Blok ini
3.3.2. PERTANYAAN MODUL
Pertanyaan modul secara umum membedakan jenis perusahaan/usaha pada usaha lembaga keuangan menjadi 3 (tiga) blok pertanyaan yaitu:
1. Blok II : Keterangan Usaha
2. Blok V : Laporan Laba/Rugi Tahun 2011-2012
3. Blok VI : Neraca per 31 Desember Tahun 2011 dan 2012
Pertanyaan modul jenis perusahaan Dana Pensiun dibedakan pada 6 (enam) blok pertanyaan, yaitu:
1. Blok II : Keterangan Usaha (mulai dari rincian 4)
2. Blok V : Laporan Aktiva Bersih Dana Pensiun per 31 Desember Tahun 2011 dan 2012
3. Blok VI : Laporan Perubahan Aktiva Bersih Dana Pensiun Tahun 2011-2012 4. Blok VII : Perhitungan Hasil Usaha Dana Pensiun Tahun 2011-2012
5. Blok VIII : Neraca Dana Pensiun per 31 Desember Tahun 2011 dan 2012 6. Blok IX : Laporan Arus Kas Dana Pensiun Tahun 2011-2012
3.3.2.1. PERBANKAN KONVENSIONAL
Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit baik untuk keperluan pembiayaan usaha atau untuk konsumsi dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
BLOK II: KETERANGAN USAHA Rincian 4: Jenis Bank.
Jenis bank dibedakan menjadi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.
Bank Umum: perusahaan perbankan yang kegiatan utamanya menghimpun dana
masyarakat dalam bentuk giro, deposito, dan tabungan serta menyalurkan kembali dananya dalam bentuk kredit, selain itu juga memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Termasuk dalam bank umum ini adalah semua jenis bank, baik bank devisa maupun non devisa, yang menpunyai badan hukum persero, perusahaan daerah, koperasi, dan perseroan terbatas.
Bank Perkreditan Rakyat (BPR): perusahaan atau usaha perbankan yang hanya
menerima simpanan dalam bentuk tabungan serta memberikan kredit berskala kecil dalam jangka pendek kepada masyarakat dalam wilayah kerja tertentu yang umumnya bersifat lokal, dan kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bentuk badan hukum BPR adalah perusahaan daerah, koperasi, perseroan terbatas dan bentuk lain yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Jika rincian 4 berkode 1 pertanyaan dilanjutkan ke rincian 5 (Khusus Kelompok Bank Umum), tetapi jika rincian 4 berkode 2 pertanyaan dilanjutkan ke rincian 6 (Khusus Kelompok Bank Perkreditan Rakyat).
Rincian 5: Khusus Kelompok Bank Umum.
Rincian ini terisi jika rincian 4 berkode 1. Pilihlah salah satu kode yang sesuai dengan keadaan responden.
Bank Pemerintah/BUMN/Persero: Bank Milik Negara yang sebagian besar
sahamnya (minimal 51%) dimiliki oleh pemerintah. Contoh: Bank Nasional Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BNI), Bank Mandiri.
Bank Pembangunan Daerah: bank yang didirikan dengan undang-undang
tersendiri yaitu UU No. 13 tahun 1962 dan harus berbadan hukum Perusahaan Daerah sesuai dengan Undang-undang No. 7 tahun 1992 yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah masing-masing. Contoh: Bank Jabar, Bank DKI, Bank Nagari.
Bank Campuran: bank umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih bank
umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh warga negara dan atau badan hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh warga negara Indonesia, dengan satu atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri. Contoh: Bank Finconesia, Bank Merincorp, Bank Multicor .
Bank Asing: bank umum yang seluruh sahamnya dimiliki oleh asing. Contoh:
Bank ABN AMRO, Citybank, Hongkong Shanghai Bank Corp. (HSBC).
Bank Swasta Nasional Devisa: bank yang seluruh sahamnya dimiliki swasta
nasional yang dalam melakukan kegiatannya dapat melakukan transaksi dengan valuta asing. Contoh: Bank Central Asia (BCA), Bank Lippo.
Bank Swasta Nasional Non Devisa: bank yang seluruh sahamnya dimiliki swasta
nasional yang dalam melakukan kegiatannya tidak dapat melakukan transaksi dengan valuta asing. Contoh: Bank Indomonex, Bank Yudha Bhakti, Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN).
Rincian 6: Khusus Kantor Pusat / Induk.
Tuliskan banyaknya Kantor Cabang yang dimiliki oleh Kantor Pusat/Induk.
Kantor Cabang: unit usaha dari suatu bank yang diperkenankan menjalankan
semua jenis usaha bank dan menyelenggarakan tata usaha/pembukuan tersendiri, tetapi dalam mengatur usahanya itu tunduk pada segala ketentuan yang diberlakukan oleh kantor pusat bank tersebut.
Kantor Cabang Pembantu: kantor di bawah kantor cabang yang kegiatan
jelas dimana kantor cabang pembantu tersebut melakukan usahanya.
Kantor Kas / Unit Pembantu: kantor bank yang melakukan kegiatan pelayanan
kas dengan alamat tempat usaha yang jelas dimana kantor kas tersebut melakukan usahanya, termasuk memberikan pelayanan kepada nasabah baru.
Anjungan Tunai Mandiri (ATM): merupakan salah satu perangkat perbankan
elektronis yang kegiatannya meliputi pelayanan kas atau non kas yang dilakukan dengan menggunakan sarana mesin elektronis yang berlokasi baik di dalam maupun di luar kantor bank, yang dapat melakukan pelayanan antara lain penarikan atau penyetoran secara tunai, pembayaran melalui pemindahbukuan, transfer antar bank dan/atau memperoleh informasi mengenai saldo/mutasi rekening nasabah.
Rincian 7: Khusus Kelompok Bank Perkreditan Rakyat.
Rincian ini terisi jika rincian 4 berkode 2. Pilihlah salah satu kode yang sesuai dengan keadaan responden.
BPR (Pakto 27): BPR yang memperoleh izin usaha atas dasar Kep. Menteri
Keuangan No.1064/KMK.OO/1988 dan didirikan setelah tanggal 27 Oktober 1988, contoh: PT. BPR Binadana Makmur, PT. BPR Pijer Podi Kekelengen, PT. BPR Prima Mertoyudan Sejahtera.
Bank Karya Produksi Desa (BKPD): Lembaga Non Badan Kredit Desa (BKD)
milik Pemerintah Daerah dan terdapat di Jawa Barat, contoh: PD BPR BKPD Manonjaya, PD BPR BKPD Cidahu, PD BPR BKPD Kadipaten.
BPR eks Lembaga Dana Kredit Pedesaan (LDKP): BPR yang baru memperoleh
izin usaha atas dasar Kep. Menteri Keuangan dan telah berdiri sebelum 27 oktober 1988 dalam bentuk LDKP, contoh: PD BPR LPK Cibitung, PD BPR LKP Aikmel, PD BPR BKK Purworejo.
Bank Pasar: bank yang wilayah usahanya terbatas pada suatu pasar/lingkungan
tertentu dengan menerima simpanan dan memberikan kredit uang kepada pedagang, contoh: PD Bank Pasar Arjawinangun, PT Bank Pasar Gunung Merbabu, PD BPR BAPAS 69.
LDKP: BPR yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah atau Surat Keputusan
Gubernur masing-masing provinsi seperti LKP (Lembaga Kredit Pedesaan) di Jawa Barat, BKK (Badan Kredit Kecamatan) di Jawa Tengah, BUKP (Badan Usaha Kredit Pedesaan) di Yogyakarta, KURK (Kredit Usaha Rakyat Kecil) di Jawa Timur, contoh: LKURK Karangmojo, BUKP Kecamatan Wates.
Bank Desa: badan usaha milik desa yang daerah usahanya hanya meliputi
wilayah desa yang bersangkutan dan umumnya hanya melayani kegiatan kredit dalam bentuk uang bagi penduduk desa yang bersangkutan, contoh: Bank Desa
Bancangan, BKD Gebang.
Lumbung Desa: badan usaha milik desa yang daerah usahanya hanya meliputi
wilayah desa yang bersangkutan dan umumnya hanya melayani kredit dalam bentuk makanan pokok, seperti padi, jagung dan lainnya bagi penduduk desa setempat. Namun ada pula sebagian lumbung desa yang memberi kredit dalam bentuk uang, contoh: Lumbung Desa Sambit, Lumbung Desa Kaliwungu Lor.
Rincian 8: Jenis Produk Usaha Jasa Moneter
Tuliskan banyaknya nasabah dan nilai dari jenis produk usaha jasa moneter.
a) Usaha Simpanan
Simpanan: dana yang dipercayakan oleh masyarakat berdasarkan perjanjian
penyimpanan.
1) Giro: simpanan pihak lain pada bank yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, kartu ATM, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan antara lain dengan bilyet giro.
2) Tabungan: simpanan pihak lain pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu.
3) Deposito: simpanan pihak lain pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara nasabah penyimpan dengan bank yang bersangkutan.
b) Usaha Jasa
1) Jumlah pemegang kartu ATM: banyaknya nasabah yang terdaftar sebagai pengguna kartu ATM.
2) Jumlah pemegang kartu kredit: banyaknya nasabah yang terdaftar sebagai pengguna kartu kredit.
c) Usaha Kredit
Jumlah peminjam (debitur): banyaknya nasabah yang menerima kredit atau
pinjaman.
Rincian 9: Penyaluran Kredit.
Tuliskan jumlah nasabah dari setiap jenis kredit yang disalurkan dan nilai (dalam juta rupiah) dari setiap jenis kredit yang disalurkan.
Kredit Modal Kerja: kredit yang diberikan untuk membiayai kelancaran kegiatan
usaha nasabah.
modal yang biasanya jangka panjang dengan maksud memperoleh keuntungan.
Kredit Konsumsi: kredit yang diberikan untuk membiayai pengadaan
barang-barang serta jasa-jasa (penggunaan akhir).
Rincian 10: Ikhtisar Keuangan
Adalah ringkasan keuangan yang berasal dari laporan Laba/Rugi dan Neraca yang meliputi:
a. Total Aset
b. Total Aktiva Produktif
Aktiva Produktif meliputi penanaman dana bank dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, dan lainnya yang dapat menghasilkan pendapatan bagi bank.
c. Total Ekuitas d. Pendapatan Bunga e. Beban Bunga
f. Pendapatan Operasional (termasuk Pendapatan Bunga) g. Beban Operasional (termasuk Beban Bunga)
h. Laba Sebelum Pajak i. Laba Setelah Pajak
Rincian 11 : Rasio Keuangan
Rasio keuangan bank meliputi: a. Permodalan
CAR: Perbandingan antara Modal dengan ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko). b. Kualitas Aktiva
NPL: Perbandingan antara Kredit dalam Kualitas yang Kurang Lancar, Diragukan, dan Macet dengan Total Kredit.
c. Rentabilitas
ROA: Perbandingan antara Laba Sebelum Pajak dengan Total Aset. ROE: Perbandingan antara Laba Setelah Pajak dengan Total Ekuitas.
NIM: Perbandingan antara Pendapatan Bunga Bersih dengan Rata-Rata Aktiva Produktif.
BOPO: Perbandingan antara Total Beban Operasional dengan Total Pendapatan Operasional.
d. Likuiditas
LDR: Perbandingan antara Kredit yang Diberikan dengan Dana Pihak Ketiga yang dihimpun bank.
BLOK V : LAPORAN LABA RUGI TAHUN 2011-2012
Yang dimasukkan ke dalam daftar rincian laba-rugi adalah angka-angka kumulatif sejak awal tahun buku bank sampai dengan tanggal akhir bulan laporan yang bersangkutan.
A. PENDAPATAN OPERASIONAL Rincian 1: Pendapatan bunga.
a. Pendapatan bunga: pendapatan bunga baik dari pinjaman yang diberikan maupun simpanan yang dimiliki, seperti giro, simpanan berjangka, obligasi, Call
Money dan surat-surat pengakuan hutang lainnya dalam bentuk rupiah dan valuta
asing.
b. Pendapatan provisi dan komisi atas kredit: pendapatan berupa provisi dan komisi akibat dari transaksi atau pemberian kredit.
Rincian 2: Provisi dan komisi lainnya.
Pendapatan berupa provisi dan komisi yang tidak berkaitan langsung dengan transaksi pemberian kredit.
Rincian 3: Laba atas kenaikan nilai surat berharga.
Keuntungan dari kenaikan nilai surat berharga di pasar modal.
Rincian 4: Laba selisih kurs. Cukup jelas. Rincian 5: Lain-lain. Cukup jelas.
B. BEBAN OPERASIONAL. Rincian 1: Beban bunga.
a. Beban bunga: biaya bunga dalam rupiah dan valas seperti pada tabungan, giro,
simpanan berjangka dan lainnya.
b. Provisi dan komisi: biaya yang dikeluarkan bank untuk komisi, provisi, fee akibat
dari transaksi atau penerimaan pinjaman.
Rincian 2: Beban penyisihan penghapusan aset produktif.
Adalah beban penghapusan yang diperhitungkan atas aset produktif. Aset produktif terdiri dari giro pada bank lain, penempatan pada bank lain, surat berharga, obligasi pemerintah, tagihan derivatif, pinjaman/pembiayaan yang diberikan, tagihan akseptasi, penyertaan saham, serta komitmen dan kontinjensi
yang berisiko kredit.
Rincian 3: Beban tenaga kerja.
Adalah gaji pokok, upah beserta tunjangan yang dibayarkan kepada direksi dan karyawan baik tetap maupun tidak tetap sebelum dikurangi pajak penghasilan dan potongan-potongan lain, termasuk pula honor komisaris, upah lembur dan perawatan kesehatan.
BIAYA TENAGA KERJA PADA RINCIAN B.3 KOLOM (3) = BIAYA BALAS JASA PEKERJA YANG TERDAPAT PADA ISIAN BLOK III RINCIAN 8
Rincian 4: Beban umum dan administrasi.
Beban umum dan administrasi adalah berbagai beban yang timbul untuk mendukung kegiatan operasional bank. Beban umum dan administrasi meliputi biaya sewa, perbaikan dan pemeliharaan, persediaan kantor, listrik dan air, transportasi, peneltian dan pengembangan, teknologi informasi, dan komunikasi, depresiasi (penyusutan), amortisasi, dan beban lain-lain.
Rincian 5: Rugi atas penjualan surat-surat berharga. Cukup jelas. Rincian 6: Lain-lain. Cukup jelas.
C. LABA (RUGI) OPERASIONAL
Hasil pengurangan antara Rincian A dengan Rincian B.
D. PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL Rincian 1: Pendapatan non operasional.
Pendapatan non operasional yang tidak termasuk pada rincian A 1 - 5.
Rincian 2: Beban non operasional.
Beban non operasional yang tidak termasuk pada rincian B 1 - 6.
E. LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK DAN HAK MINORITAS
Yang dimasukkan ke dalam rincian ini adalah jumlah laba/rugi sebelum dikurangi taksiran pajak penghasilan dan hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan.
F. PAJAK PENGHASILAN
Jumlah taksiran pajak penghasilan yang harus dibayar oleh bank.
G. LABA (RUGI) SEBELUM HAK MINORITAS
Jumlah laba (rugi) setelah memperhitungkan pajak penghasilan tetapi belum dikurangi dengan hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan.
H. HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN
Bagian hasil usaha dan bagian aset neto dari anak perusahaan yang tidak dimiliki baik seara langsung maupun tidak langsung oleh induk perusahaan.
I. LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN
Jumlah laba (rugi) setelah memperhitungkan pajak penghasilan dan hak minoritas anak atas laba bersih anak perusahaan.
J. SALDO LABA (RUGI) AWAL TAHUN
Saldo laba (rugi) pada awal tahun buku yang bersangkutan.
K. DIVIDEN
Dividen adalah distribusi laba kepada pemegang investasi ekuitas sesuai dengan proporsi mereka dari jenis modal tertentu atau sebagian keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham.
L. LAINNYA
Jika diberikan indikasi mengenai pembatasan terhadap saldo laba, misalnya; dicadangkan untuk perluasan pabrik, atau untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang maupun ikatan tertentu.
M. SALDO LABA (RUGI) AKHIR TAHUN. Cukup Jelas.
BLOK VI: NERACA PER 31 DESEMBER TAHUN 2011 DAN 2012
Neraca (Balance Sheet): laporan sistematis tentang harta (aset), hutang
serta modal suatu perusahaan dengan tujuan menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada penutupan buku di akhir tahun kalender atau tahun fiskal.
ASET
Rincian 1: Kas.
yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Pengertian kas adalah termasuk mata uang rupiah dan valuta asing yang ditarik dari peredaran dan yang masih dalam masa tenggang untuk penukarannya ke Bank Indonesia. Sementara itu, pengertian kas tersebut tidak termasuk emas batangan dan uang logam yang diterbitkan untuk memperingati peristiwa nasional (commemorative coin).
Rincian 2: Giro pada Bank Indonesia.
Giro pada Bank Indonesia adalah saldo rekening giro bank baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing di Bank Indonesia.
Rincian 3: Giro pada bank lain.
Simpanan pada bank lain, baik dalam rupiah maupun dalam valuta asing, yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran atau pemindahbukuan.
Rincian 4: Penempatan pada Bank Indonesia.
Penempatan pada Bank Indonesia adalah penempatan/tagihan bank baik dalam rupiah maupun valuta asing kepada Bank Indonesia.
Jenis penempatan pada Bank Indonesia meliputi:
a) Fine Tune Operation (FTO) yaitu transaksi dalam rangka Operasi Pasar Terbuka (OPT) untuk menyerap likuiditas perbankan yang dilakukan sewaktu-waktu oleh BI apabila diperlukan untuk mempengaruhi likuiditas perbankan secara jangka pendek dengan waktu, jumlah, dan harga transaksi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
b) Fasbi (Fasilitas Diskonto Bank Indonesia) yaitu Fasilitas penempatan dana rupiah bank peserta Pasar Uang Antar Bank (PUAB) pada Bank Indonesia dengan jangka waktu tertentu, dan suku bunga tertentu yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
c) Lainnya, yaitu selain jenis diatas dan memenuhi kriteria penempatan pada Bank Indonesia.
Rincian 5: Penempatan pada bank lain.
Penempatan pada bank lain adalah penempatan/tagihan atau simpanan milik bank dalam rupiah dan atau valuta asing pada bank lain, baik yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun luar Indonesia baik untuk menunjang kelancaran transaksi antar-bank maupun sebagai secondary reserve dengan maksud untuk memperoleh penghasilan.
Jenis penempatan pada bank lain meliputi interbank call money, tabungan,
deposit on call, deposito berjangka, sertifikat deposito, margin deposit, setoran
jaminan dalam rangka transaksi perdagangan, dana pelunasan obligasi, serta lainnya yang memenuhi kriteria penempatan pada bank lain.
Nilai tercatat penempatan pada bank lain adalah nilai penempatan pada bank lain neto pada tanggal pelaporan setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
Rincian 6: Efek-efek.
Efek adalah surat berharga, yaitu surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka, dan setiap derivatif dari efek.
Rincian 7: Efek yang dibeli dengan janji dijual kembali (reverse repo).
Efek atau surat berharga yang diterbitkan oleh bank atau pihak ketiga bukan bank yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali dari pembeli dengan harga yang telah disepakati pada awal transaksi.
Rincian 8: Tagihan derivatif.
Tagihan atas potensi keuntungan dari suatu perjanjian/kontrak transaksi derivatif (selisih positif antara nilai kontrak dengan nilai wajar transaksi derivatif pada tanggal laporan), termasuk potensi keuntungan karena mark to market dari transaksi spot yang masih berjalan.
Rincian 9: Kredit yang diberikan.
Semua realisasi pemberian kredit oleh bank kepada pihak ketiga bukan bank, termasuk kredit kepada pegawai bank sendiri.
Rincian 10: Tagihan akseptasi.
Akseptasi: janji untuk membayar oleh pihak tertarik dengan cara membubuhkan
tanda tangan dalam surat wesel; akseptasi harus dinyatakan dengan kata ”akseptasi” atau dengan cara lain yang sama maksudnya; tanda tangan saja dan pihak tertarik dibubuhkan pada halaman muka, surat wesel sudah berlaku sebagai akseptasi; apabila telah diakseptasi, wesel ini menjadi sama dengan promes, yang berarti dapat diperdagangkan atau dapat dijual kepada pihak lain sebelum tanggal jatuh tempo.
Tagihan akseptasi: tagihan yang timbul sebagai akibat akseptasi yang dilakukan
Rincian 11: Obligasi pemerintah.
Yaitu surat hutang jangka panjang yang diterbitkan oleh pemerintah dan dibeli atau dimiliki bank pelapor.
Rincian 12: Penyertaan saham.
Penyertaan saham adalah penanaman dana bank dalam bentuk saham baik dalam rupiah maupun valuta asing pada bank atau perusahaan lembaga keuangan bukan bank untuk tujuan investasi jangka panjang dan tidak untuk diperjualbelikan. Termasuk dalam cakupan penyertaan adalah penyertaan modal sementara.
Penyertaan saham disajikan sebesar biaya perolehan, harga wajar melalui ekuitas atau metode ekuitas setelah dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Rincian 13: Aset tetap dan akumulasi penyusutan. Aset tetap adalah aset berwujud yang:
a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu
aset selama umur manfaatnya.
Aset tetap disajikan sebesar julmah tercatat (carrying amount), yaitu nilai yang disajikan dalam neraca setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai.
Rincian 14: Aset pajak tangguhan.
Aset pajak tangguhan (deferred tax assets) adalah jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat adanya:
a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, dan b) sisa kompensasi kerugian.
Rincian 15: Biaya dibayar dimuka.
Biaya-biaya berjangka waktu kurang dari satu tahun yang telah dibayarkan oleh bank pelapor tetapi belum menjadi beban periode yang bersangkutan.
Rincian 16: Aset lain-lain.
Saldo rekening aset lainnya yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan ke dalam salah satu dari rincian 1 s.d 15.
KEWAJIBAN DAN EKUITAS A. KEWAJIBAN
Rincian 1: Kewajiban segera.
Kewajiban segera adalah kewajiban bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat atau perjanjian yang ditetapkan sebelumnya. Contoh: kiriman uang, deposito yang sudah jatuh tempo tetapi belum diambil nasabah.
Rincian 2: Simpanan.
Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat (di luar bank) kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Bentuk-bentuk simpanan berupa:
a) Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan.
b) Tabungan adalah simpanan-simpanan dalam rupiah dari pihak ketiga bukan bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu.
c) Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank.
d) Sertifikat deposito adalah simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan.
e) Lainnya: bentuk yang dipersamakan dengan bentuk simpanan.
Rincian 3: Simpanan dari bank lain.
Simpanan dari bank lain adalah kewajiban bank kepada bank lain, baik di dalam negeri maupun di luar negeri dalam bentuk giro, tabungan, interbank call
money, deposito berjangka, dan lain-lain yang sejenis.
Rincian 4: Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali.
Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali adalah surat pengakuan utang jangka pendek dan jangka panjang yang diterbitkan oleh bank atau pihak ketiga bukan bank yang dijual dengan janji untuk dibeli kembali dari pembeli dengan harga yang telah disepakati pada awal transaksi.
Kewajiban derivatif adalah kewajiban yang merupakan potensi kerugian berdasarkan proses valuasi atas perjanjian/kontrak derivatif yang mencerminkan selisih negatif antara nilai kontrak dengan nilai wajar transaksi derivatif pada tanggal laporan.
Rincian 6: Kewajiban akseptasi. Cukup jelas. Rincian 7: Surat berharga yang diterbitkan.
Surat pengakuan utang, wesel, saham obligasi, sekuritas kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang yang diterbitkan oleh bank kepada pihak ketiga bukan bank.
Rincian 8: Pinjaman yang diterima.
Pinjaman yang diterima adalah dana yang diterima dari bank lain, Bank Indonesia, atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian pinjaman. Pinjaman subordinasi dan simpanan dari masyarakat tidak termasuk dalam pengertian ini.
Rincian 9: Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi.
Estimasi kerugian komitmen dan kontinjensi adalah taksiran kerugian akibat tidak dipenuhinya komitmen dan kontinjensi oleh nasabah.
Rincian 10: Kewajiban pajak tangguhan.
Kewajiban pajak tangguhan (deferred tax liabilities) adalah jumlah pajak penghasilan terutang (payable) untuk periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak.
Rincian 11: Beban yang masih harus dibayar.
Semua beban dalam rupiah yang secara efektif telah menjadi kewajiban bank dan dapat ditagih oleh pemiliknya.
Rincian 12: Kewajiban lain-lain.
Saldo rekening kewajiban lainnya yang tidak dapat dimasukkan atau digolongkan ke dalam salah satu dari rincian 1 s/d. 11.
Rincian 13: Pinjaman subordinasi.
B. HAK MINORITAS
Hak minoritas adalah bagian hasil usaha dan bagian aset neto dari anak perusahaan yang tidak dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh induk perusahaan. Bagian pemegang saham minoritas atas perubahan ekuitas yang terjadi sejak tanggal penggabungan usaha sampai dengan tanggal laporan.
C. EKUITAS
Rincian 1: Modal saham.
Modal saham terdiri dari modal dasar dan modal disetor.
Modal dasar: seluruh nilai nominal saham sesuai dengan Anggaran Dasar.
Modal disetor: modal yang telah ditempatkan dan disetor secara penuh yang
dibuktikan dengan bukti penyetoran yang sah.
Rincian 2: Tambahan modal disetor.
Tambahan modal disetor terdiri dari berbagai macam unsur penambah modal, seperti agio saham, tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga lebih rendah daripada jumlah yang diterima pada saat pengeluaran, tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya, tambahan modal dari perbedaan kurs modal disetor (untuk jenis saham yang diatur dalam mata uang asing dalam akta pendiriannya), kompensasi berbasis saham, modal sumbangan, dan lain sebagainya.
Agio: selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai akibat harga
saham yang melebihi nilai nominalnya.
Disagio: selisih kurang setoran modal yang diterima oleh bank pada saat
penerbitan saham karena harga pasar saham lebih rendah dari nilai nominal.
Rincian 3: Selisih kurs penjabaran laporan keuangan.
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan adalah selisih yang timbul dari proses penjabaran laporan keuangan kantor cabang atau perusahaan anak di luar negeri yang termasuk dalam kriteria entitas asing.
Rincian 4: Selisih penilaian kembali aset tetap.
Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku (nilai tercatat) aset tetap dibukukan dalam kelompok modal di antara tambahan modal disetor dan saldo laba dengan nama akun “Selisih Penilaian Kembali Aset Tetap”.
Rincian 5: Laba (rugi) yg belum direalisasi dari surat berharga. Cukup jelas. Rincian 6: Pendapatan komprehensif lainnya.
Pendapatan komprehensif lainnya, adalah pos-pos keuntungan dan kerugian (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laporan laba rugi. Termasuk dalam pendapatan komprehensif lain adalah:
a) Perubahan ekuitas yang berasal dari peningkatan/penurunan nilai wajar aset keuangan dalam kelompok tersedia dijual;
b) Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian yang berasal dari transaksi lindung nilai atas arus kas (cash flow hedge), dan transaksi lindung nilai atas investasi neto (net investment hegde).
Rincian 7: Saldo laba (rugi).
Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha periodik setelah memperhitungkan pembagian dividen dan koreksi laba-rugi periode lalu, serta tidak dibagikan sesuai dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) para pemegang saham.
SALDO LABA (RUGI) PADA BLOK VI.2 RINCIAN C.7 = SALDO LABA (RUGI) AKHIR TAHUN PADA BLOK V RINCIAN M
UNTUK MASING-MASING TAHUN 2011 & 2012
TOTAL ASET = TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS
3.3.2.2. PERBANKAN SYARIAH BLOK II: KETERANGAN USAHA Rincian 4: Jenis Bank.
Bank Syariah: kegiatan perbankan yang kegiatan utamanya menghimpun dana
masyarakat dalam bentuk tabungan dan syirkah yang aturannya mengikuti syariat Islam, serta menyalurkan kembali dananya dalam bentuk pemberian kredit.
BPR Syariah: kegiatan perbankan yang hanya menerima simpanan dalam bentuk
tabungan syirkah serta memberi kredit berskala kecil dalam jangka pendek kepada masyarakat dengan mengikuti syariat Islam.
Contoh: PT. BPRS Artha Fisabilillah, PT. BPRS Artha Surya Barokah.
Rincian 5: Khusus Kantor Pusat/Induk.
Tuliskan banyaknya Kantor Cabang yang dimiliki oleh Kantor Pusat/Induk.
Kantor Cabang: unit usaha dari suatu bank yang diperkenankan menjalankan
semua jenis usaha bank dan menyelenggarakan tata usaha/pembukuan tersendiri, tetapi dalam mengatur usahanya itu tunduk pada segala ketentuan yang diberlakukan oleh kantor pusat bank tersebut.
Kantor Cabang Pembantu: kantor di bawah kantor cabang yang kegiatan
usahanya membantu kantor cabang induknya, dengan alamat tempat usaha yang jelas dimana kantor cabang pembantu tersebut melakukan usahanya.
Kantor Kas/Unit Pembantu: kantor bank yang melakukan kegiatan pelayanan
kas dengan alamat tempat usaha yang jelas dimana kantor kas tersebut melakukan usahanya, termasuk memberikan pelayanan kepada nasabah baru.
Anjungan Tunai Mandiri (ATM): merupakan salah satu perangkat perbankan
elektronis yang kegiatannya meliputi pelayanan kas atau non kas yang dilakukan dengan menggunakan sarana mesin elektronis yang berlokasi baik di dalam maupun di luar kantor bank, yang dapat melakukan pelayanan antara lain penarikan atau penyetoran secara tunai, pembayaran melalui pemindahbukuan, transfer antar bank dan/atau memperoleh informasi mengenai saldo/mutasi rekening nasabah.
Rincian 6: Jenis produk Bank Syariah.
Tuliskan banyaknya nasabah dan nilai dari jenis produk bank.
Rincian 6.a: Usaha Pendanaan.
Pendanaan: dana yang dipercayakan oleh masyarakat berdasarkan perjanjian
penyimpanan.
Simpanan terdiri dari:
1) Giro: Simpanan berdasarkan akad wadiah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan perintah pemindahbukuan.
2) Tabungan: Simpanan berdasarkan akad wadiah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah
yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
3) Deposito: Investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah penyimpan dan bank syariah.
Rincian 6.b: Usaha Jasa.
Jumlah pemegang kartu ATM: banyaknya nasabah yang terdaftar sebagai
pengguna kartu ATM.
Rincian 6.c: Usaha Pembiayaan
Pembiayaan: penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu.
Pembiayaan terdiri dari:
1) Mudharabah: pembiayaan kerjasama suatu usaha antara pihak pertama (malik,
shahibul mal, atau bank syariah) yang menyediakan seluruh modal dan pihak
kedua (‘amil, mudharib, atau nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad, sedangkan kerugian ditanggung sepenuhnya oleh bank syariah kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian.
2) Murabahah: Akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya
kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati.
3) Istishna’: Akad pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan atau pembeli (mustashni’) dan penjual atau pembuat (shani’).
4) Musyarakah: Pembiayaan kerjasama di antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu yang masing-masing pihak memberikan porsi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan akan dibagi sesuai dengan kesepakatan, sedangkan kerugian ditanggung sesuai dengan porsi dana masing-masing.
5) Salam: Akad pembiayaan suatu barang dengan cara pemesanan dan
pembayaran harga yang dilakukan terlebih dahulu dengan syarat tertentu yang disepakati.
6) Pembiayaan Qardh: Akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan
bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimanya pada waktu yang telah disepakati.
7) Pembiayaan Rahn: pembiayaan yang menggunakan prinsip gadai syariah. Rincian 7: Ikhtisar Keuangan
Adalah ringkasan keuangan yang berasal dari laporan Laba/Rugi dan Neraca yang meliputi:
a. Total Aset
b. Total Aktiva Produktif
Aktiva Produktif meliputi penanaman dana bank dalam bentuk pembiayaan, surat berharga, penempatan dana antar bank, penyertaan, dan lainnya yang dapat menghasilkan pendapatan bagi bank.
c. Total Ekuitas
d. Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank Sebagai Mudharib e. Hak Pihak Ketiga Atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer
f. Pendapatan Operasional (termasuk Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank Sebagai Mudharib)
g. Beban Operasional (termasuk Hak Pihak Ketiga atas Bagi Hasil Dana Syirkah Temporer)
h. Laba Sebelum Pajak i. Laba Setelah Pajak
Rincian 8: Rasio Keuangan
Rasio keuangan bank meliputi: a. Permodalan
CAR: Perbandingan antara Modal dengan ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko). b. Kualitas Aktiva
NPF: Perbandingan antara Pembiayaan yang Bermasalah dengan Total Pembiayaan. c. Rentabilitas
ROA: Perbandingan antara Laba Sebelum Pajak dengan Total Aset. ROE: Perbandingan antara Laba Setelah Pajak dengan Total Ekuitas.
BOPO: Perbandingan antara Total Beban Operasional dengan Total Pendapatan Operasional.
d. Likuiditas
FDR: Perbandingan antara Pembiayaan yang Diberikan dengan Dana Pihak Ketiga yang dihimpun bank.
BLOK V: LAPORAN LABA RUGI BANK SYARIAH TAHUN 2011-2012 A. PENDAPATAN OPERASIONAL
sewa, dan bagi hasil.
Pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib meliputi pendapatan dari:
a) Jual beli: murabahah, salam, dan istishna. b) Sewa: ijarah.
c) Bagi hasil: mudharabah dan musyarakah.
Rincian 2: Pendapatan usaha utama lainnya.
Pendapatan usaha utama lainnya terdiri dari pendapatan dari Sertifikat Bank Indonesia Syariah, pendapatan dari penempatan pada bank syariah lain dan pendapatan bagi hasil surat berharga syariah.
Rincian 3: Pendapatan imbalan jasa perbankan.
Pendapatan dari administrasi, provisi, dan komisi dari usaha pembiayaan maupun non pembiayaan, termasuk juga pendapatan usaha lainnya.
Rincian 4: Pendapatan imbalan investasi terikat.
Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi terikat dan sejenisnya yang dikelola oleh bank sebagai agen investasi berdasarkan akad mudharabah muqayyadah. Bank mendapatkan imbalan berupa fee atas penyaluran dana tersebut.
Rincian 5: Lainnya. Cukup jelas. B. BEBAN OPERASIONAL
Rincian 1: Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer.
Dana syirkah temporer: dana yang diterima oleh entitas syariah dimana entitas
syariah mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana, baik sesuai dengan kebijakan entitas syariah atau kebijakan pembatasan dari pemilik dana, dengan keuntungan dibagikan sesuai dengan kesepakatan; sedangkan dalam hal dana syirkah temporer berkurang disebabkan kerugian normal yang bukan akibat dari unsur kesalahan yang disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan, entitas syariah tidak berkewajiban mengembalikan atau menutup kerugian atau kekurangan dana tersebut. Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer merupakan bagian bagi hasil milik pihak ketiga yang didasarkan pada prinsip mudharabah mutlaqah atas hasil pengelolaan dana mereka oleh bank.