• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI BENDUNG MENGGUNAKAN METODE ZERO ONE WEIR LOCATION SELECTION ANALYSIS USING ZERO ONE METHOD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PEMILIHAN LOKASI BENDUNG MENGGUNAKAN METODE ZERO ONE WEIR LOCATION SELECTION ANALYSIS USING ZERO ONE METHOD"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

92

ANALISIS PEMILIHAN LOKASI BENDUNG MENGGUNAKAN

METODE ZERO ONE

WEIR LOCATION SELECTION ANALYSIS USING ZERO ONE METHOD

Aulia Merteza Zain

*

1

, Sih Andajani

2

Jurusan Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Jakarta Email : 1mertezain@gmail.com, 2andajani@trisakti.ac.id

ABSTRAK

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan penting bagi setiap manusia, akan tetapi beberapa daerah di Indonesia ada yang belum bisa tercukupi kebutuhan listrik masyarakatnya, salah satunya di Pasaman, Sumatera Barat. Pemanfaatan sumber daya alam (SDA) berupa aliran sungai bisa menjadi salah satu solusi pemenuhan kebutuhan listrik masyarakat dengan dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) di Batang (sungai) Sumpur, Pasaman, Sumatera Barat. Pembangunan PLTM tidak terlepas dari pembangunan bendungnya, untuk itu diperlukan pemilihan lokasi bendung yang sesuai. Ada 2 alternatif lokasi di Batang Sumpur yang berpotensi dapat dibangun bendung, yaitu pada sungai asli dan sodetan. Pemilihan lokasi bendung ini didasarkan pada 6 aspek yang telah disesuaikan untuk bendung PLTM dari 11 aspek yang ada dalam Standar Perencanaan Irigasi – Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama (Head Works) KP02 oleh Kementrian PUPR. Aspek yang dianalisis adalah topografi, hidraulik, regime sungai, pembebasan lahan, metode pelaksanaan konstruksi, dan biaya pembangunan. Berdasarkan hasil analisis aspek-aspek tersebut dan pemilihan lokasi bendung menggunakan metode zero one, maka alternatif yang dipilih adalah alternatif bendung dibangun pada sodetan.

Kata kunci : Lokasi, Bendung, Metode zero one.

ABSTRACT

Electrical energy is one of the most important needs for every human being, however there are several areas in Indonesia that have not been able to fulfill the electricity needs , one of which is in Pasaman, West Sumatra. Utilization of natural resources in the form of river flow can be a solution to meet the electricity needs of the community by building a Minihydro Power Plant (PLTM) in Batang (river) Sumpur, Pasaman, West Sumatra. The construction of a PLTM cannot be separated from the construction of the weir, therefore it is necessary to select an appropriate weir location. There are 2 alternative locations in Batang Sumpur that have the potential to build a weir, the original river and “the sodetan”. The selection of the location of this weir is based on 6 aspects that have been adjusted for the PLTM weir from 11 aspects contained in Standar Perencanaan Irigasi – Kriteria Perencanaan

Bagian Bangunan Utama (Head Works) KP02 by the Ministry of PUPR. The aspects analyzed are

topography, hydraulics, river regimes, land acquisition, construction implementation methods, and development costs. Based on the analysis of these aspects and the selection of the weir location using the zero one method, the alternative chosen is the alternative weir built on “sodetan”.

(2)

93

A. PENDAHULUAN

Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan yang penting dalam menunjang kegiatan masyarakat. Konsumsi listrik Indonesia setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi nasional (Muchlis, 2003). Beberapa daerah tidak dapat terjangkau oleh suplai listrik dari PLN karena kondisi geografis daerah tersebut yang tidak memungkinkan untuk dijangkau oleh PLN. Pemanfaatan potensi sumber daya alam yang ada di daerah tersebut berupa aliran sungai bisa menjadi salah satu solusinya dalam pemenuhan kebutuhan listrik dengan dibangun pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM).

Dalam mengikuti perkembangan jumlah penduduk dan ekonomi yang menyebabkan kebutuhan listrik semakin meningkat, maka perlu pembangunan pembangkit listrik terbaru atau perbaikan yang sudah ada. Salah satu pembangkit listrik yang bisa dibangun adalah Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) yang bisa dibangun di desa karena banyak sungai yang berpotensi untuk bisa dijadikan pemanfaatan dalam pemenuhan kebutuhan listrik. Salah satunya adalah Batang Sumpur di Desa Sundata, Kecamatan Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Pada sungai ini ada 2 alternatif lokasi yang berpotensi dapat dibangun sebuah bendung untuk menaikkan muka air sungai guna membangkitkan tenaga listrik minihidro, yaitu bendung dibangun pada sungai asli dan bendung dibangun pada sodetan. Ada beberapa aspek yang dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi bendung tersebut. Untuk memilih lokasi terbaik dari 2 alternatif digunakan metode zero

one.

B. STUDI PUSTAKA

Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) adalah pembangkit listrik yang memanfaatkan energi mekanik air untuk selanjutnya diubah menjadi energi listrik dengan mempergunakan seluruh turbin air yang terpasang Penentuan lokasi bendung sangat

berpengaruh karena akan berhubungan dengan kinerja bendung itu sendiri. Penentuan lokasi bendung PLTM ini didasarkan pada aspek dalam Standar Perencanaan Irigasi – Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama (Head

Works) KP02, terdapat beberapa aspek yang

harus diperhatikan dalam pemilihan lokasi bendung, antara lain pertimbangan topografi, kemantapan geoteknik, pengaruh hidraulik, pengaruh regime sungai, tingkat kesulitan saluran pembawa, ruang untuk bangunan pelengkap bendung, potensi daya listrik yang dihasilkan, luas daerah tangkapan air, tingkat kemudahan pencapaian, biaya pembangunan, kesepakatan pemangku kepentingan. Namun karena keterbatasan data, maka aspek yang dianalisis dalam penelitian ini hanya topografi, hidraulik, regime sungai, pembebasan lahan, metode pelaksanaan konstruksi, dan biaya pembangunan.

Menurut Ir. Julianus H, MSIE (1995) dalam Listiono (2011), metode zero-one adalah salah satu cara pengambilan keputusan yang bertujuan untuk menentukan urutan prioritas fungsi–fungsi (kriteria). Prinsip metode ini adalah menentukan relativitas suatu fungsi “lebih penting” atau “kurang penting” terhadap fungsi lainnya. Fungsi yang “lebih penting” diberi nilai satu (one), sedangkan nilai yang “kurang penting” diberi nilai nol (zero). Kelebihan metode ini adalah mudah dimengerti serta pelaksanaannya cepat dan mudah. Sedangkan kekurangan metode ini adalah sensitif terhadap penilaian responden.

C. METODOLOGI

Penelitian ini dilakukan dengan cara membagikan kuesioner, mengingat metode zero

one sensitif terhadap profil reponden, maka

dalam penelitian ini ditetapkan kuesioner ditujukan kepada para praktisi yang berpengalaman dan banyak berkecimpung dalam bidang sumber daya air. Pada kuesioner ini responden diminta untuk menentukan tingkat kepentingan aspek pemilihan lokasi bendung berdasarkan skala likert 1 sampai 5 yang artinya dari tidak penting sampai yang

(3)

94 sangat penting. Adapun aspek pemilihan lokasi

bendung yang diberikan yaitu topografi, hidraulik, regime sungai, pembebasan lahan, metode pelaksanaan konstruksi, dan biaya pembangunan. Kuesioner yang berhasil dihimpun dari responden sebanyak 35 orang dengan komposisi 2 orang pemilik (5,72%), 20 orang konsultan (57,14%), dan 13 orang kontraktor (37,14%). Analisis hasil dilakukan dengan perbandingan aspek pemilihan lokasi bendung pada 2 alternatif dan digunakan metode zero one sehingga didapatkan lokasi bendung yang sesuai.

Gambar 1. Profil Responden

D. PEMBAHASAN

Setelah kuesinoner yang telah dibagikan kepada 35 responden telah terisi, maka dilakukan perhitungan ranking dan bobot pada masing-masing aspek. Untuk hasil perhitungan ranking dan bobot 6 aspek pemilihan bendung adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Perhitungan Ranking dan Bobot

No Aspek Total

Rata-rata Ranking Bobot

1 Topografi 158 4,51 5 28,57 2 Hidraulik 159 4,54 6 28,57 3 Regime Sungai 149 4,26 2 9,52 4 Pembebasan Lahan 147 4,20 1 4,76 5 Metode Pelaksanaan Konstruksi 156 4,46 4 19,05 6 Biaya Pembangunan 152 4,29 3 14,29 Jumlah 921 21 100,00

Kemudian dilakukan analisis pada masing-masing aspek pada kedua alternatif dengan penggunaan matriks zero one.

(a) Topografi

Pada alternatif 1 bendung berada di lembah sungai sempit berbentuk V yang membuat tubuh bendung relatif kecil serta terdapat cukup tempat untuk bangunan pelengkap bendung. Pada alternatif 2 bendung berada di sodetan yang dibuat seperti sungai sempit berbentuk V dan terdapat cukup tempat untuk bangunan pelengkap bendung. Kedua alternatif memiliki pertimbangan yang sama.

Alternatif Preferensi

1 1=2

2 2=1

Alt 1 2 Jumlah Index

1 x 0,5 0,5 0,5

2 0,5 x 0,5 0,5

(b) Hidraulik

Pada alternatif 1 bendung berada di belokan sungai maka aliran yang datang menghantam bendung tidak frontal dan tidak tegak lurus as bendung, sehingga rawan terjadi gerusan tebing pada belokan luar hulu bendung yang menyebabkan kerusakan sayap kanan bendung dan intake. Pada alternatif 2 bendung berada di sodetan bagian lurus dan berjarak agak jauh dari tikungan maka arus yang datang menghantam bendung relatif tegak lurus as bendung sehingga intake lebih aman terhadap gerusan. Alternatif 2 lebih unggul dari alternatif 1.

Alternatif Preferensi

1 1<2

2 2>1

Alt 1 2 Jumlah Index

1 x 0 0 0

2 1 x 1 1

(c) Regime sungai

Pada alternatif 1 bendung berada di sungai dengan kemiringan yang cukup datar yaitu 0,5% dan dasar sungai mengandung pasir dan batuan sehingga mempunyai tahanan terhadap gerusan. Alternatif 2 juga bendung berada di sodetan dengan kemiringan yang cukup datar

(4)

95 sehingga mempunyai tahanan terhadap gerusan.

Kedua alternatif memiliki pertimbangan yang sama.

Alternatif Preferensi

1 1=2

2 2=1

Alt 1 2 Jumlah Index

1 x 0,5 0,5 0,5

2 0,5 x 0,5 0,5

(d) Pembebasan lahan

Alternatif 1 memerlukan pembebasan lahan sekita 4,3 ha dan alternatif 2 sekitar 3,4 ha. Alternatif 2 lebih unggul dari alternatif 1.

Alternatif Preferensi

1 1<2

2 2>1

Alt 1 2 Jumlah Index

1 x 0 0 0

2 1 x 1 1

(e) Metode pelaksanaan konstruksi

Alternatif 1 mempunyai tahapan pelaksanaan konstruksi yang lebih banyak, lama waktu pelaksanaannya juga relatif panjang, serta alternatif 1 lebih sulit untuk dilaksanakan. Alternatif 2 mempunyai tahapan yang lebih sedikit, lama waktu konstruksinya juga relatif lebih pendek, serta alternatif 2 lebih mudah untuk dilaksanakan. Alternatif 2 lebih unggul daripada alternatif 1.

Alternatif Preferensi

1 1<2

2 2>1

Alt 1 2 Jumlah Index

1 x 0 0 0

2 1 x 1 1

(f) Biaya pembangunan

Jika dilihat pada metode pelaksanaan konstruksi, maka tahapan pelaksanaan konstruksi bendung alternatif 1 lebih banyak daripada tahapan pelaksanaan konstruksi bendung alternatif 2. Pada kedua alternatif

tersebut beberapa pekerjaan memiliki jenis pekerjaan dan volume yang sama, maka biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan pekerjaan tersebut adalah sama. Namun karena alternatif 1 memiliki tahapan pelaksanaan konstruksi yang lebih banyak diantaranya ada pembuatan jembatan darurat, pembuatan access road lanjutan, serta penghancuran cofferdam yang mana jenis pekerjaaan tersebut tidak ada pada tahapan pelaksanaan konstruksi bendung alternatif 2, maka hal ini dapat menggambarkan bahwa biaya pelaksanaan konstruksi bendung alternatif 1 lebih besar karena tahapan pelaksanaan konstruksinya lebih banyak.

Tabel 2. Perbandingan Tahapan Pelaksanaan Konsruksi

Dikarenakan proyek ini masih dalam tahap studi kelayakan (Feasibility Study/FS) maka biaya yang pembangunan konstruksi bendung hanya bisa dihitung pekerjaan betonnya saja. Dilihat dari pembangunan konstruksi bendung, desain yang ada antara bendung alternatif 1 dan bendung alternatif 2 maka tidak ada perbedaan yang terlalu menonjol selain panjang saluran penguras dan saluran pembawanya. Alternatif 1 memerlukan biaya Rp.6,690,914,993.89 dan

alternatif 2 memerlukan biaya

Rp.5,874,473,525.89.

Alternatif 2 memerlukan biaya

pembangunan yang lebih sedikit, sedangkan alternatif 1 memerlukan biaya pembangunan yang lebih banyak karena tahapan pelaksanaan konstruksinya yang relatif lebih banyak dan perbedaan dimensi panjang saluran pembawa dan pengelaknya, Alternatif 2 lebih unggul daripada alternatif 1.

(5)

96

Alternatif Preferensi

1 1<2

2 2>1

Alt 1 2 Jumlah Index

1 x 0 0 0

2 1 x 1 1

Selanjutnya dilakukan penilaian evaluasi matriks sebagai berikut :

Tabel 3. Evaluasi Matriks

Alternatif Aspek Jumlah 1 2 3 4 5 6 Bobot 23,81 28,57 9,52 4,76 19,05 14,29 1 0,50. 0 0,50 0 0 0 16,67 11,90 0 4,76 0 0 0 2 0,50 1,00 0,50 1,00 1,00 1,00 83,33 11,90 28,57 4,76 4,76 19,05 14,29

Dari hasil evaluasi matriks tersebut diatas maka dapat diketahui jumlah nilai akhir terbesar terdapat pada alternatif 2 dengan jumlah nilai akhir 83,33. Maka alternatif yang dipilih dalam pemilihan lokasi bendung ini adalah alternatif 2 yaitu bendung di sodetan.

E. KESIMPULAN

Dalam penelitian pemilihan lokasi bendung Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Batang Sumpur, Pasaman, Sumatera Barat terdapat 2 alternatif lokasi yang berpotensi dapat dibangun bendung, yaitu sungai asli dan sodetan. Aspek yang dipertimbangkan sebagai dasar pemilihan lokasi bendung adalah topografi, hidraulik, regime sungai, pembebasan lahan, metode pelaksanaan konstruksi, dan biaya pembangunan. Berdasarkan hasil analisis aspek-aspek tersebut, untuk aspek regime sungai dan topografi kedua alternatif tersebut memiliki pertimbangan yang sama. Sedangkan untuk aspek yang lainnya alternatif 2 lebih unggul dari alternatif 1, diantaranya hidraulik, pembebasan lahan, metode pelaksanaan konstruksi, dan biaya pembangunan.

Berdasarkan perumusan aspek-aspek tersebut, maka digunakan metode zero one agar mendapatkan nilai akhir pada setiap alternatif dalam pemilihan lokasi bendung. Metode zero

one menghadirkan referensi perbandingan yang

akhirnya didapatkan indeks untuk masing-masing kriteria yang nantinya menjadi parameter perhitungan dalam penentuan nilai pengambilan keputusan untuk masing-masing alternatif berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Nilai akhir yang didapat alternatif 1 adalah 16,67 dan nilai akhir alternatif 2 adalah 83,33. Maka lokasi yang dipilih untuk pembangunan bendung PLTM Sumpur ini adalah alternatif 2, yaitu bendung dibangun di sodetan.

F. UCAPAN TERIMAKASIH

Saya ingin berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya menyelesaikan laporan tugas akhir ini, khususnya kepada : a. Ibu Ir. Sih Andajani, Dipl.HE. selaku dosen

pembimbing tugas akhir saya yang telah memberikan bimbingan, didikan, arahan dan saran kepada saya dalam mengerjakan tugas akhir ini sehingga selesai.

b. Bapak Djudjun Warganda dari PT. Arsinsi yang telah membantu, memberikan kritik, saran, serta data-data yang mendukung sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Pasmawati, Y., & Kusmindari, C. (2013). Analisa Dan Aplikasi Metode Zero one Dan Analitycal Hierarchy Process (Ahp) Dalam Perancangan Becak. Tekno, 5243(12), 01– 12.

Soekrasno1. Soekrasno. Sebelas Syarat Penentuan Lokasi Bendung Irigasi. J Irig. 2015;10(1):33–40. (2015). Sebelas Syarat Penentuan Lokasi Bendung Irigasi. Jurnal

Irigasi, 10(1), 33–40.

Isawati, I., Hartono, W., & Sugiyarto, S. (2017). Analisis Value Engineering Dengan

(6)

97 Metode Paired Comparison Pada Proyek

Pembangunan Gedung Laboratorium Komputer Kampus 3 Universitas. Matriks

TeknikSipil, 5(1), 83–89.

DirjenSDA. (2013). Standard Perencanaan

Irigasi - Kriteria Perencanaan Bagian Bangunan Utama (Headworks) KP-02.

Gambar

Tabel 1. Perhitungan Ranking dan Bobot
Tabel 3. Evaluasi Matriks

Referensi

Dokumen terkait

14. Pemeriksaan penun/ang yang mendukung diagnosis Ny. ?ang merupakan tindakan bidan untuk mengatasi masalah diatas yaitu kolaborasi dengan.. a. 7okter obgin  b.

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga sampai saat ini masih memberikan kesempatan untuk dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Penguatan

Berdasarkan pembahasan hasil analisis uji validitas dan reliabilitas angket minat belajar siswa dapat disimpulkan bahwa angket minat belajar yang telah

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, guna mengembangkan mesin centrifugal casting untuk pembuatan pipa saluran air bawah tanah dengan menggunakan material

Semakin menjamurnya para pelaku usaha distro, khususnya di Bandung yang hal ini ditandai dengan adanya salah satu persaingan yang terlihat jelas antara distro-distro yang

Khusus Untuk Harga Parfum Laundry Merk Surga Pewangi Amat Banyak Alternatif,?. Bisa Flexible Sesuai Grade

Mahasiswa dengan harga diri sedang cenderung menampilkan perilaku dapat menerima diri dengan baik dan cenderung optimis (Nafisah, 2012).Hal ini menunjukkan bahwa

Pada kondisi eksisting menunjukkan, bahwa nilai BOD di sebagian besar lokasi (75%) tidak memenuhi kriteria mutu air kelas II bahkan melebihi kelas IV dengan