• Tidak ada hasil yang ditemukan

WALIKOTA MATARAM LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA MATARAM AKHIR TAHUN ANGGARAN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WALIKOTA MATARAM LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN WALIKOTA MATARAM AKHIR TAHUN ANGGARAN 2012"

Copied!
296
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN

WALIKOTA MATARAM

AKHIR TAHUN ANGGARAN 2012

DISAMPAIKAN

DI DEPAN SIDANG PARIPURNA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KOTA MATARAM

KOTA MATARAM

TAHUN 2013

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Mataram Akhir Tahun Anggaran 2012 ini dapat disusun sebagai implementasi pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat.

LKPJ Akhir Tahun Anggaran 2012 merupakan laporan kinerja implementasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2012 yang disusun berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015.

Sebagai laporan tahun kedua penyelenggaraan pemerintahan yang merupakan tahun percepatan pembangunan Kota Mataram, diharapkan dokumen LKPJ ini dapat menjadi medium yang mampu memberikan informasi secara terbuka dan komprehensif terkait dengan pencapaian target indikator kinerja daerah sebagaimana tertuang dalam dokumen RPJMD Kota Mataram Tahun 2011-2015 kepada DPRD Kota Mataram. Berbagai informasi tentang keberhasilan, peluang, hambatan, dan tantangan yang dihadapi dalam penyelenggaraan pemerintahan pada tahun 2012, diharapkan dapat menjadi bahan kajian yang nantinya dapat menghasilkan feed back berupa kritikan dan masukan yang konstruktif sebagai bahan penyempurnaan penyelenggaraan pemerintahan pada tahun berikutnya mulai dari tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan hingga pengawasan.

Akhirnya kami menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada semua pihak atas berpartisipasi aktif dan dukungannya dalam mewujudkan kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kota Mataram.

Semoga Allah S.W.T senantiasa memberikan kepada kita kekuatan dan kesehatan lahir dan bathin untuk memberikan pengabdian yang terbaik kepada Kota Mataram yang kita cintai ini menuju terwujudnya Mataram yang Maju, Religius dan Berbudaya.

Mataram, 18 Maret 2013 M

6 Jumadil Awal 1434 H WALIKOTA MATARAM

(3)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. DASAR HUKUM ... 2

B. GAMBARAN UMUM KOTA MATARAM ... 4

1. KONDISI GEOGRAFIS ... 4

2. GAMBARAN UMUM DEMOGRAFIS ... 7

2.1. DEMOGRAFI ... 7

2.2. KETENAGAKERJAAN ... 9

2.3. KESEHATAN ... 9

2.4. PENDIDIKAN ... 11

2.5. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) ... 11

2.6. KEMISKINAN ... 12

3. KONDISI EKONOMI ... 13

a. POTENSI UNGGULAN DAERAH ... 13

b. PERTUMBUHAN EKONOMI ... 18

b.1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ... 18

b.1.1. DENGAN PERHUBUNGAN UDARA ... 18

b.1.2. TANPA SUB SEKTOR ANGKUTAN UDARA ... 22

b.2. LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI ... 23

b.3. LAJU INFLASI ... 24

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH ... 21

A. VISI DAN MISI ... 21

A.1. VISI ... 21

A.2. MISI ... 21

A.3. TUJUAN ... 22

A.4. SASARAN STRATEGIS ... 22

B. KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2012 ... 25

C. PRIORITAS DAERAH ... 35

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH ... 37

A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH ... 37

A.1. INTENSIFIKASI DAN EKSTENSIFIKASI PENDAPATAN DAERAH ... 38

A.2. TARGET DAN REALISASI PENDAPATAN ... 39

A.2.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH ... 40

a. PENDAPATAN PAJAK ... 40

b. HASIL RETRIBUSI DAERAH ... 41 c. HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN

(4)

DAERAH YANG DIPISAHKAN ... 41

d. LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH ... 41

A.2.2. DANA PERIMBANGAN ... 42

a. BAGI HASIL PAJAK ... 42

b. BAGI HASIL BUKAN PAJAK/SUMBER DAYA ALAM ... 42

c. DANA ALOKASI UMUM ... 42

d. DANA ALOKASI KHUSUS ... 42

A.2.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH ... 42

a. DANA BAGI HASIL PAJAK DARI PEMERINTAH PROVINSI ... 43

b. DANA PENYESUAIAN DAN OTONOMI KHUSUS ... 43

c. BANTUAN KEUANGAN DARI PROVINSI ATAU PEMERINTAH DAERAH LAINNYA ... 43

d. PENDAPATAN LAINNYA ... 43

A.3. PERMASALAHAN DAN SOLUSI ... 45

B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH ... 47

B.1. KEBIJAKAN UMUM KEUANGAN DAERAH ... 47

B.2. TARGET DAN REALISASI BELANJA ... 49

B.2.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG ... 51

B.2.2. BELANJA LANGSUNG ... 51

B.3. PERMASALAHAN DAN SOLUSI ... 51

C. SURPLUS/DEFISIT ... 52

D. PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAERAH ... 52

D.1. KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH ... 52

D.2. TARGET DAN REALISASI PEMBIAYAAN DAERAH ... 53

E. SILPA ... 54

BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ... 55

A. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN ... 55

1. URUSAN WAJIB PENDIDIKAN ... 55

2. URUSAN WAJIB KESEHATAN ... 68

3. URUSAN WAJIB LINGKUNGAN HIDUP ... 88

4. URUSAN WAJIB PEKERJAAN UMUM ... 98

5. URUSAN WAJIB PENATAAN RUANG ... 109

6. URUSAN WAJIB PERENCANAAN PEMBANGUNAN ... 115

7. URUSAN WAJIB PERUMAHAN ... 120

8. URUSAN WAJIB KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA ... 123

9. URUSAN WAJIB PENANAMAN MODAL ... 125

10. URUSAN WAJIB KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH ... 128

11. URUSAN WAJIB KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL ... 133

12. URUSAN WAJIB KETENAGAKERJAAN ... 135

(5)

14. URUSAN WAJIB PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

DAN PERLINDUNGAN ANAK ... 145

15. URUSAN WAJIB KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA ... 150

16. URUSAN WAJIB PERHUBUNGAN ... 156

17. URUSAN WAJIB KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA ... 161

18. URUSAN WAJIB PERTANAHAN ... 164

19. URUSAN WAJIB KESATUAN BANGSA DAN POLITIK DALAM NEGERI ... 165

20. URUSAN WAJIB OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH, PERANGKAT DAERAH, KEPEGAWAIAN DAN PERSANDIAN ... 174

21. URUSAN WAJIB PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA ... 200

22. URUSAN WAJIB SOSIAL ... 203

23. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN ... 208

24. URUSAN WAJIB STATISTIK ... 212

25. URUSAN WAJIB KEARSIPAN ... 212

26. URUSAN WAJIB PERPUSTAKAAN ... 214

B. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN ... 215

1. URUSAN PILIHAN PERTANIAN ... 215

2. URUSAN PILIHAN PARIWISATA ... 224

3. URUSAN PILIHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN ... 227

4. URUSAN PILIHAN PERDAGANGAN ... 231

5. URUSAN PILIHAN INDUSTRI... 234

6. URUSAN PILIHAN KETRANSMIGRASIAN ... 237

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN ... 246

A. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA ... 238

1. DASAR HUKUM ... 238

2. INSTANSI PEMBERI TUGAS PEMBANTUAN ... 239

3. SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH YANG MELAKSANAKAN ... 240

4. PROGRAM DAN KEGIATAN YANG DITERIMA DAN PELAKSANAANYA ... 240

5. SUMBER DAN JUMLAH ANGGARAN ... 242

6. PERMASALAHAN DAN SOLUSI ... 242

B. TUGAS PEMBANTUAN YANG DIBERIKAN ... 245

BAB VI PENYELENGGARAAN TUGAS UMUM PEMERINTAHAN ... 246

A. KERJASAMA ANTAR DAERAH ... 246

B. KERJASAMA DAERAH DENGAN PIHAK KETIGA ... 253

C. KOORDINASI DENGAN INSTANSI VERTIKAL DI DAERAH ... 259

D. PEMBINAAN BATAS WILAYAH ... 268

E. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA ... 268

F. PENGELOLAAN KAWASAN KHUSUS ... 247

G. PENYELENGGARAAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM ... 274

(6)
(7)

Tabel 1.1. Luas Wilayah di Kota Mataram Menurut Kecamatan ... 4 Tabel 1.2. Indikator Karakteristik Penduduk Kota Mataram

Tahun 2011 – 2012 ... 5 Tabel 1.3. Indikator Ketenagakerjaan di Kota Mataram

Tahun 2011 – 2012 ... 7 Tabel 1.4. Perkembangan Indikator Kesehatan di Kota Mataram

Tahun 2007 – 2011 ... 7 Tabel 1.5. Perkembangan Indikator Pendidikan di Kota Mataram

Tahun 2008-2011 ... 8 Tabel 1.6. Indeks Pembangunan Manusia Kota Mataram

Tahun 2007 – 2011 ... 9 Tabel 1.7. Penduduk Miskin di Kota Mataram Tahun 2007 – 2011 ... 12 Tabel 1.8. Klaster Unggulan dan Wilayah Pengembangannya

di Kota Mataram ... 13 Tabel 1.9. PDRB Kota Mataram ADH Konstan Tahun 2011 – 2012 ... 13 Tabel 1.10. PDRB Kota Mataram ADH Berlaku Tahun 2011 – 2012 ... 15 Tabel 1.11. PDRB Kota Mataram ADH Konstan 2000

Tahun 2011 – 2012 ... 16 Tabel 1.12. PDRB Kota Mataram ADH Berlaku 2000

Tahun 2011 – 2012 ... 16 Tabel 1.13. Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Mataram

Tahun 2008 – 2012 ... 17 Tabel 2.1. Keterkaitan antara Visi, Misi dan Sasaran Strategis ... 23 Tabel 3.1. Target dan Realisasi Pendapatan Daerah

Kota Mataram T.A. 2012 ... 44 Tabel 3.2. Target dan Realisasi Belanja Daerah T.A. 2012 ... 51 Tabel 3.3. Alokasi Anggaran dan Realisasi

Pembiayaan Daerah T.A. 2012 ... 53 Tabel 4.1. Pencapaian Indikator Program Urusan Pendidikan

Tahun 2012 ... 58 Tabel 4.2. Pencapaian Indikator Program Urusan Kesehatan

Tahun 2012 ... 71 Tabel 4.3. Pencapaian Indikator Program Urusan Lingkungan Hidup

Tahun 2012 ... 90

(8)

Tabel 4.4. Pencapaian Indikator Program Urusan Pekerjaan Umum

Tahun 2012 ... 101 Tabel 4.5. Pencapaian Indikator Program Urusan Penataan Ruang

Tahun 2012 ... 109 Tabel 4.6. Pencapaian Indikator Program Urusan Perencaan

Pembangunan Tahun 2012 ... 117 Tabel 4.7. Pencapaian Indikator Program Urusan Perumahan

Tahun 2012 ... 121 Tabel 4.8. Pencapaian Indikator Program Urusan Kepemudaan dan

Olahraga Tahun 2012 ... 124 Tabel 4.9. Pencapaian Indikator Program Urusan Penanaman Modal

Tahun 2012 ... 125 Tabel 49.1. Perkembangan Nilai Investasi PMA dan PMDN

di Kota Mataram Tahun 2007-2011 ... 127 Tabel 4.10. Pencapaian Indikator Program Urusan Koperasi

dan Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2012 ... 129 Tabel 4.11. Pencapaian Indikator Program Urusan Kependudukan

dan Pencatatan Sipil Tahun 2012 ... 133 Tabel 4.12. Pencapaian Indikator Program Urusan Ketenagakerjaan

Tahun 2012 ... 136 Tabel 4.12.1 Indikator Ketenagakerjaan di Kota Mataram

Tahun 2011-2012 ... 137 Tabel 4.13. Pencapaian Indikator Program Urusan Ketahanan Pangan

Tahun 2012 ... 139 Tabel 4.14. Pencapaian Indikator Program Urusan Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2012 ... 146 Tabel 4.15. Pencapaian Indikator Program Urusan

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Tahun 2012 ... 152 Tabel 4.16. Pencapaian Indikator Program Urusan Perhubungan

Tahun 2012 ... 158 Tabel 4.17. Pencapaian Indikator Program Urusan Komunikasi

dan Informatika Tahun 2012 ... 162 Tabel 4.18. Pencapaian Indikator Program Urusan Pertanahan

Tahun 2012 ... 164 Tabel 4.19. Pencapaian Indikator Program Urusan Kesatuan Bangsa

dan Politik Dalam Negeri Tahun 2012 ... 167 Tabel 4.20. Pencapaian Indikator Program Urusan

Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian

(9)

Tabel 4.21. Pencapaian Indikator Program Urusan Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa Tahun 2012 ... 202 Tabel 4.22. Pencapaian Indikator Program Urusan Sosial Tahun 2012 .... 205 Tabel 4.23. Pencapaian Indikator Program Urusan Kebudayaan

Tahun 2012 ... 209 Tabel 4.24. Pencapaian Indikator Program Urusan Kearsipan

Tahun 2012 ... 213 Tabel 4.25. Pencapaian Indikator Program Urusan Perpustakaan

Tahun 2012 ... 214 Tabel 4.26. Pencapaian Indikator Program Urusan Pertanian

Tahun 2012 ... Tabel 4.27. Pencapaian Indikator Program Urusan Pariwisata

Tahun 2012 ... 225 Tabel 4.28. Pencapaian Indikator Program Urusan Kelautan

dan Perikanan Tahun 2012 ... 229 Tabel 4.29. Pencapaian Indikator Program Urusan Perdagangan

Tahun 2012 ... 233 Tabel 4.30. Pencapaian Indikator Program Urusan Industri

Tahun 2012 ... 235 Tabel 4.31. Pencapaian Indikator Program Urusan Ketransmigrasian

Tahun 2012 ... 237 Tabel 5.1. Capaian Indikator Kinerja Urusan Pertanian,

Ketahanan Pangan, Kesehatan dan Sosial,

Tenaga Kerja dan Transmigrasi Tahun 2012 ... 240 Tabel 5.2. Rincian Jumlah dan Realisasi Anggaran Tugas

Pembantuan di Pemerintah Kota Mataram Tahun 2012 ... 242 Tabel 6.1. Jenis dan Jumlah Kejadian Bencana Menurut Kecamatan

di Kota Mataram Tahun 2012 ... 269 Tabel 6.2. Daerah Rawan Bencana Alam di Kota Mataram ... 274 Tabel 6.3. Data Jenis dan Jumlah Gangguan Kriminalitas

(10)

Gambar 1.1. Luas Wilayah di Kota Mataram Menurut Kecamatan ... 7

Gambar 1.2. Struktur Umur Penduduk Kota Mataram Tahun 2012 ... 7

Gambar 1.3. Jumlah Rumah sakit/Klinik Bersalin, Puskesmas/ Pustu/Puskel dan Dokter/Paramedis di Kota Mataram pada Tahun 2011 – 2012 ... 8

Gambar 1.4. Laju Inflasi Provinsi NTB dan Kota Mataram Tahun 2008 – 2012 ... 20

Gambar 3.1. Walikota Mataram melakukan pembayaran PBB pada kegiatan Gebyar PBB Tahun 2012 di halaman Pendopo Walikota Mataram ... 39

Gambar 3.2. Grafik Anggaran dan Realisasi Pendapatan Tahun 2011 dan 2012 (Rp Milyar) ... 40

Gambar 3.3. Komposisi Realisasi Pendapatan Daerah Tahun 2012 ... 43

Gambar 3.4. Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Tahun 2011 dan 2012 (Rp Milyar) ... 50

Gambar 3.5. Komposisi Realisasi Belanja Tahun 2012 ... 50

Gambar 3.6. Komponen SILPA Tahun Anggaran 2012 ... 54

Gambar 4.1. Walikota Mataram saat Sidak Pelayanan Puskesmas ... 84

Gambar 4.2. RSUD Kota Mataram ... 85

Gambar 4.3. Tes Urine PNS Kota Mataram ... 86

Gambar 4.4. Walikota Mataram saat menerima Penghargaan Inovation Goverment Award (IGA) dari Sekjen Kemendagri RI ... 94

Gambar 4.5. Walikota Mataram saat mengecek kemajuan pekerjaan normalisasi Drainase di Jalan Utama –Rembiga ... 106

Gambar 4.6. Pemeliharaan saluran oleh pasukan biru ... 106

Gambar 4.7. Gotong royong pembukaan muara sungai ... 107

Gambar 4.8. Pembersihan saluran (sebelum/sesudah) ... 107

Gambar 4.9. Pameran Produksi UMKM ... 131

Gambar 4.10. Penataan Lapak PKL di Jalan Presean ... 131

Gambar 4.11. Walikota Mataram saat Launching Wirausaha Baru (WUB) ... 132

Gambar 4.12. Penyediaan Lapak PKL di Taman Loang Baloq, 2012 ... 132

Gambar 4.13. Walikota saat photo e-KTP ... 135

Gambar 4.14. Launching distribusi e-KTP ... 135

(11)

Gambar 4.15. Hj. Suryani Ahyar Abduh saat menerima Anugerah

Wanita Utama Indonesia 2012 ... 148

Gambar 4.16. Walikota Mataram saat menerima penghargaan Manggala Karya Kencana ... 154

Gambar 4.17. Suasana penyelenggaraan Imtaq di Kantor Walikota Mataram ... 170

Gambar 4.18. Keberangkatan CJH Kota Mataram ... 171

Gambar 4.19. Pemusnahan Miras ... 171

Gambar 4.20. Pemusnahan Miras Tradisional ... 172

Gambar 6.1. Silaturahmi Walikota Mataram dengan tokoh lintas etnis dan agama di kecamatan cakranegara ... 260

Gambar 6.2. Rapat koordinasi FKUB Kota Mataram ... 260

Gambar 6.3. Pelaksanaan Apel Siaga Bencana dipimpin langsung oleh Walikota Mataram ... 273

Gambar 6.4. Sidak kesiapan penanggulangan bencana oleh Wakil Walikota Mataram ... 273

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

Penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dilandasi prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia

(local-democracy model).

Pentingnya perubahan orientasi dan paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari tingkat pusat hingga daerah menuju terwujudnya tata kehidupan bernegara yang demokratis, telah melahirkan kesadaran akan urgensi dari penerapan prinsip

good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa dan bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan legitimate, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, serta bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (Sedarmayanti, 2009).

Demikian halnya internalisasi dan implementasi good governance dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah diharapkan dapat mendorong peningkatan transparansi, akuntabilitas dan kinerja pemerintah daerah serta mendorong peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan potensi unggulan yang dimiliki daerah secara optimal, efektif dan efisien.

Aksentuasi Pemerintah dalam mendorong perwujudan transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah menuju tata kelola pemerintahan daerah yang baik (local good governance) diejawantahkan melalui penetapan mekanisme yang mengatur kewajiban pemerintah daerah untuk menyampaikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), serta Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada masyarakat (ILPPD) sebagaimana diatur dalam Pasal 27 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.

Pengejawantahan ketaatan Pemerintah Kota Mataram terhadap asas transparansi dan akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah

(13)

diaktualisasikan melalui mekanisme penyampaian LKPJ Walikota Mataram kepada DPRD Kota Mataram pada setiap akhir tahun anggaran.

LKPJ Akhir Tahun Anggaran 2012 merupakan laporan kinerja implementasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Mataram Tahun 2012 yang disusun berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015. Ditetapkannya sasaran-sasaran strategis dalam mengatasi perkembangan isu pembangunan sebagaimana tertuang dalam RPJMD Kota Mataram, dijadikan sebagai arah atas target pencapaian kinerja pada setiap tahapan/tahun pencapaiannya.

Sebagai laporan tahun kedua pelaksanaan RPJMD Kota Mataram Tahun 2011-2015, diharapkan LKPJ ini dapat menjadi media evaluasi (cross check) bagi Pemerintah Daerah, DPRD, masyarakat dan seluruh stakeholders dalam memberikan umpan balik untuk lebih menyempurnakan penyelenggaraan pemerintahan daerah pada tahun-tahun berikutnya dalam upaya Terwujudnya Kota Mataram yang Maju, Religius dan Berbudaya.

A. DASAR HUKUM

Penyusunan LKPJ Walikota Mataram Akhir Tahun Anggaran 2012 mempunyai landasan hukum sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Mataram;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan

(14)

Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang dirubah dengan Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

14. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kota Mataram;

15. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 5 Tahun 2008 tentang Pembentukan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kota Mataram sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 18 Tahun 2011;

16. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Mataram Tahun 2005– 2025.

17. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 2 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

18. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 11 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Mataram Tahun 2011-2015;

19. Peraturan Walikota Mataram Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Mataram Tahun 2012;

20. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Lain Sebagai Bagian dari Perangkat Daerah Kota Mataram;

21. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 1 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012;

22. Peraturan Daerah Kota Mataram Nomor 10 Tahun 2012 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2012.

(15)

B. GAMBARAN UMUM KOTA MATARAM 1. Kondisi Geografis

Kota Mataram merupakan Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat dan terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1993, yang secara geografis Kota Mataram terletak di ujung sebelah barat Pulau Lombok, pada posisi 116o04’ - 116o10’ Bujur Timur dan 08o33’ - 08o38’ Lintang Selatan dengan batas-batas wilayah adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Gunungsari, Kecamatan Batulayar dan Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat.

Sebelah Timur : Kecamatan Narmada dan Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat.

Bagian Selatan : Kecamatan Labuapi Kabupaten Lombok Barat. Bagian Barat : Selat Lombok.

Kota Mataram memiliki luas wilayah 61,30 Km² (6.130 Ha) atau 0,30 persen dari luas wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat (20.153,15 Km²) yang secara administratif terbagi dalam 6 (enam) wilayah kecamatan dan 50 (lima puluh) kelurahan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Selaparang dengan luas wilayah sebesar 10,77 Km², disusul Kecamatan Mataram dengan luas wilayah sebesar 10,76 Km². Sedangkan kecamatan dengan wilayah terkecil adalah Kecamatan Ampenan dengan luas 9,46 Km². Data luas wilayah di Kota Mataram menurut kecamatan dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut :

Tabel 1.1.

Luas Wilayah di Kota Mataram Menurut Kecamatan

Kecamatan Luas wilayah(Km2) Persentase(%)

Ampenan 9,46 15,43 Sekarbela 10,32 16,84 Mataram 10,76 17,56 Selaparang 10,77 17,56 Cakranegara 9,67 15,77 Sandubaya 10,32 16,84 Total 61,30 100,00

Sumber : Bagian Pemerintahan Setda Kota Mataram, 2012

Wilayah Kota Mataram sebagian besar merupakan dataran rendah dan sedang, sebagian besar berada pada ketinggian 0-25 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kondisi tersebut di atas menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Kota Mataram adalah hamparan datar (73,16%).

(16)

Daerah datar-landai berada di bagian barat serta agak tinggi-bergelombang di bagian timur.

Hamparan wilayah dengan fisiografi datar disatu sisi mempunyai nilai positif, yakni pembangunan prasarana dan sarana secara fisik kurang mengalami hambatan teknis dan pembiayaan pembangunan relatif lebih murah. Disisi lain memiliki nilai kelemahan diantaranya rawan terjadi genangan dan potensial mengalami banjir khususnya dimusim penghujan.

Dari aspek geologi, wilayah Kota Mataram tersusun dari batuan muda QaAlluvium. Qa Alluvium yang terdiri dari kerakal, kerikil, pasir, lempung, gambut, dan pecahan koral. Kota Mataram termasuk dalam Busur Bergunung Api Nusa Tenggara Barat, yang merupakan bagian dari Busur Sunda sebelah timur dan Busur Banda sebelah barat. Busur tersebut terbentang dari Pulau Jawa ke Nusa Tenggara dan melengkung mengitari Laut Banda. Kota Mataram sendiri tidak memiliki daerah pegunungan dengan timbulan kasar.

Selain itu dalam aspek sumber daya air, Kota Mataram memiliki potensi air tanah (aquifer) yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat di beberapa bagian wilayah Kota Mataram, seperti Kelurahan Rembiga dan Kelurahan Sayang-sayang. Kedalaman air tanah di Kota Mataram antara 5–7 meter, kecuali di beberapa lokasi, seperti Cakranegara, Monjok dan Dasan Agung bagian utara kedalaman air tanah mencapai 15 meter. Disamping potensi air tanah (Aquifer) tersebut, hingga saat ini kebutuhan air minum masih diakses dan disuplai dari Mata Air Sarasute, Ranget dan Saraswaka di Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat.

Kota Mataram dialiri 4 (empat) sungai utama dan potensial sebagai sumber daya air, yaitu: Sungai Jangkok, Sungai Ancar, Sungai Brenyok, dan Sungai Midang, yang hulunya berada di sekitar lereng Gunung Rinjani dan bermuara di Pantai Ampenan (Selat Lombok) yakni batas bagian barat wilayah Kota Mataram.

2. Gambaran Umum Demografis 2.1. Demografi

Jumlah penduduk Kota Mataram pada tahun 2012 berdasarkan data sangat sementara yang diperoleh dari BPS Provinsi NTB adalah sebesar 426.040 jiwa mengalami pertambahan sebesar 4,70 persen atau 19.130 jiwa dari tahun 2011 sebesar 406.910 jiwa.

Sebagai dampak langsung dari pertambahan penduduk, kepadatan penduduk di suatu wilayah akan meningkat pula. Kepadatan penduduk di

(17)

Kota Mataram pada tahun 2012 mencapai 6.950 jiwa/Km² meningkat 312 jiwa/Km² dibandingkan tahun 2011 dimana kepadatannya 6.638 jiwa/Km². Tabel 1.2 berikut menyajikan indikator karakteristik penduduk di Kota Mataram pada tahun 2011 dan 2012.

Tabel 1.2

Indikator Karakteristik Penduduk Kota Mataram Tahun 2011 – 2012

PENDUDUK 2011*) 2012**)

Jumlah Penduduk Laki-laki (Jiwa) 201.472 210.554

Jumlah Penduduk Perempuan (Jiwa) 205.438 215.486

Total Penduduk (Jiwa) 406.910 426.040

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km²) 6.638 6.950

Rasio Jenis Kelamin (%) 98 98

Rasio Ketergantungan Tua (%) 5,67 5,55

Rasio Ketergantungan Muda (%) 39,10 38,59

Rasio Ketergantungan Total (%) 44,77 44,14

Sumber: BPS Provinsi NTB dan BPS Kota Mataram, 2012

*) angka sementara **) angka sangat sementara

Dari tabel tersebut, dapat dilihat rasio jenis kelamin penduduk Kota Mataram pada tahun 2011 dan 2012 adalah sama yaitu sebesar 98 yang berarti untuk tiap 100 penduduk perempuan ada 98 penduduk laki-laki. Sehingga, dalam pengembangan perencanaan pembangunan dipertimbangkan kebijakan dan program yang berwawasan gender, terutama berkaitan dengan perimbangan pembangunan laki-laki dan perempuan secara adil.

Besar beban yang ditanggung oleh penduduk usia produktif atau usia kerja di Kota Mataram dapat diukur dengan rasio ketergantungan. Dari tabel 1.2 rasio ketergantungan total penduduk Kota Mataram adalah sebesar 44,14 persen yang berarti setiap 100 orang penduduk Kota Mataram yang berusia kerja mempunyai tanggungan sebesar 44 orang yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Rasio sebesar 44,14 persen ini disumbangkan oleh rasio ketergantungan penduduk usia muda sebesar 38,59 persen dan rasio ketergantungan penduduk usia tua sebesar 5,55 persen. Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada tahun 2012 penduduk usia kerja di Kota Mataram masih dibebani tanggung jawab akan penduduk usia muda yang proporsinya lebih banyak dibandingkan tanggung jawab terhadap penduduk usia tua. Sehingga, kebijakan dan program difokuskan ke hal-hal yang menyangkut kaum muda.

(18)

Gambar 1.1

Struktur Umur Penduduk Kota Mataram Tahun 2011

Gambar 1.2

Struktur Umur Penduduk Kota Mataram Tahun 2012

Dengan melihat kondisi struktur umur penduduk Kota Mataram jika dikelompokkan dalam kelompok umur lima tahunan, maka penduduk Kota Mataram pada tahun 2011 maupun pada tahun 2012 tergolong penduduk intermediate (transisi), hal ini dapat disimpulkan dari gambar diatas bahwa jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) pada tahun 2012 yang mencapai 69,38 persen, dimana meningkat 0,30 persen dari tahun sebelumnya. Jumlah penduduk usia produktif yang besar tersebut di antisipasi dengan kebijakan dan program pemerintah yg pro job.

2.2. Ketenagakerjaan

Gambaran kondisi ketenagakerjaan seperti persentase angkatan kerja yang bekerja, persentase tingkat pengangguran terbuka maupun persentase tingkat kesempatan kerja sangat berguna untuk memahami kualitas penduduk secara ekonomi yang ada di Kota Mataram.

Tabel 1.3

Indikator Ketenagakerjaan di Kota Mataram Tahun 2011 – 2012

Ketenagakerjaan 2011 2012*)

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%) 64,71 61,98 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) 6,70 6,53

Tingkat Kesempatan Kerja (TPT) (%) 93,30 93,47

Sumber : BPS Provinsi NTB dan BPS Kota Mataram, 2012 *) angka sementara

Jumlah penduduk Kota Mataram yang bekerja pada tahun 2012 tercatat sebesar 61,98 persen dari jumlah penduduk usia kerja, jumlah pada tahun 2012 ini mengalami penurunan 2,73 persen dari tahun sebelumnya. Dari sisi pengangguran, pada tahun 2012 tingkat pengangguran terbuka di Kota Mataram adalah 6,53 persen lebih rendah dari tahun 2011 yang tercatat sebesar 6,70 persen.

(19)

2.3. Kesehatan

Pembangunan bidang kesehatan antara lain bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Melalui upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Mataram untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada tahun 2012 adalah dengan menerbitkan Peraturan Walikota (Perwal) No. 1 Tahun 2012 tentang Pelayanan Kesehatan Gratis di Puskesmas-puskesmas yang ada di wilayah Kota Mataram. Berdasarkan Perwal tersebut, seluruh masyarakat di Kota Mataram dapat menikmati pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas tanpa dipungut biaya. Selain itu upaya yang dilakukan adalah dengan menambah jumlah Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling, untuk mencapai akses kesehatan bagi warga khususnya mayoritas lapisan menengah bawah yang sangat membutuhkan uluran pemerintah dalam penanganan kesehatan. Gambar 1.3 menunjukkan peningkatan jumlah puskesmas/pustu/puskel di Kota Mataram selama tahun 2011 hingga 2012. Penurunan pada jumlah dokter/paramedis dikarenakan moratorium PNS dan dokter/paramedis yang telah memasuki masa pensiun.

Gambar 1.3

Jumlah Rumah sakit/Klinik Bersalin, Puskesmas/Pustu/Puskel dan Dokter/Paramedis di Kota Mataram pada Tahun 2011 – 2012

Sumber : Dinas Kesehatan Kota Mataram, 2012

Muara dari kualitas kesehatan masyarakat, akan tergambarkan dalam angka harapan hidup bagi bayi yang dilahirkan saat ini. Angka harapan hidup di Kota Mataram pada tahun 2011 berdasarkan perhitungan dari BPS Kota Mataram mencapai 67,13 tahun artinya bahwa apabila ada bayi yang dilahirkan pada saat ini, maka dia berpeluang untuk hidup selama 67,13 tahun yang akan datang. Beberapa indikator kesehatan yang digunakan

(20)

untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat selama tahun 2007 hingga tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.4

Perkembangan Indikator Kesehatan di Kota Mataram Tahun 2007 – 2011

Kesehatan 2007 2008 2009 2010 2011

Angka Kematian Bayi/1000 KH 41,58 41,25 40,51 40,25 40,31

Prevalensi Gizi Buruk (%) 2,71 1,51 4,00 4,21 4,57

Angka Harapan Hidup (Tahun) 65,19 65,66 66,11 66,64 67,13 Sumber: BPS Kota Mataram dan Dinas Kesehatan Kota Mataram, 2012

2.4. Pendidikan

Pembangunan bidang pendidikan di Kota Mataram merupakan proses panjang untuk meningkatkan daya saing warga Kota Mataram. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung dari kualitas pendidikan. Tabel berikut menyajikan perkembangan beberapa indikator pendidikan di Kota Mataram selama tahun 2008-2011.

Tabel 1.5

Perkembangan Indikator Pendidikan di Kota Mataram Tahun 2008-2011

Pendidikan 2007 2008 2009 2010 2011

Angka Melek Huruf (%) 91,80 91,80 91,81 91,81 91,85

Rata-Rata Lama Sekolah

(Tahun) 9,05 9,05 9,20 9,21 9,22

Sumber : BPS Kota Mataram, 2012

Dari tabel diatas persentase angka melek huruf di Kota Mataram meningkat secara perlahan sejalan dengan peningkatan rata-rata lama sekolah. Angka melek huruf pada tahun 2011 meningkat 0,05 persen dari tahun 2008 dan rata-rata lama sekolah mengalami peningkatan 0,17 tahun dari tahun 2008.

2.5. Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal dasar pembangunan bila kualitas sumber daya manusianya tinggi, namun sebaliknya bila kualitas sumber daya manusianya rendah maka akan menjadi beban pembangunan yang cukup besar. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam skala luas disebut sebagai pembangunan manusia dan untuk mengukur kinerja pembangunan terhadap pemberdayaan manusia digunakan IPM (Indeks Pembangunan Manusia). IPM merupakan indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan warga kota yang dianggap sangat mendasar yaitu bidang kesehatan yang diukur dengan angka harapan hidup, bidang pendidikan yang diukur dengan angka melek

(21)

huruf dan rata-rata lama sekolah serta bidang ekonomi yang diukur dengan paritas daya beli. Berikut perkembangan IPM di Kota Mataram sejak tahun 2007 hingga tahun 2011 :

Tabel 1.6

Indeks Pembangunan Manusia Kota Mataram Tahun 2007 – 2011

IPM 2007 2008 2009 2010 2011

Indeks Pembangunan

Manusia 70,71 71,41 71,82 72,26 72,83

Sumber : BPS Kota Mataram, 2012

Berdasarkan hasil perhitungan IPM oleh BPS Kota Mataram, terlihat bahwa status pembangunan warga di Kota Mataram pada tahun 2011 sebesar 72,83 meningkat 0,57 point dibandingkan dengan angka tahun 2010, 72,26. Berdasarkan IPM, wilayah yang baik adalah wilayah yang penduduknya sehat, berpendidikan dan berdaya beli, nilai IPM 72,32 terletak pada range 51 sampai 79 yang berarti bahwa daerah tersebut mulai memperhatikan pembangunan sumber daya manusianya. IPM Kota Mataram pada tahun 2011 menduduki peringkat-1 dari kabupaten/kota lain di Provinsi NTB

.

2.6. Kemiskinan

Tabel 1.7

Penduduk Miskin di Kota Mataram tahun 2007 – 2011

Kemiskinan 2007 2008 2009 2010 2011

Persentase Penduduk

Miskin (%) 9,67 16,13 15,41 14,44 13,18

Jumlah Penduduk

Miskin (Jiwa) 35.916 61.173 60.637 58.272 53.736

Sumber : BPS kota mataram, 2012

Dalam konteks pembangunan manusia masalah kemiskinan dapat menjadi akar dari permasalahan sosial dalam suatu daerah. Kota Mataram dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi rawan akan hal ini. Menurut data BPS Kota Mataram jumlah penduduk miskin yang ada di Kota Mataram menurun 1,26 persen atau 4.536 jiwa dari 58.272 jiwa di tahun 2010 menjadi 53.736 jiwa di tahun 2011, hal ini seiring dengan meningkatnya IPM Kota Mataram. Berkurangnya jumlah penduduk miskin Kota Mataram dapat juga diartikan bahwa pendapatan penduduk di Kota Mataram semakin meningkat. Karena secara konseptual, penduduk miskin adalah penduduk yang pendapatannya lebih kecil dari pendapatan yang dibutuhkan untuk hidup secara layak di wilayah tempat tinggalnya.

(22)

3. Kondisi Ekonomi

a. Potensi Unggulan Daerah

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional sebagaimana, Kota Mataram ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang berfungsi sebagai pintu gerbang dan simpul utama transportasi serta kegiatan perdagangan dan jasa skala regional.

Dalam RTRW Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kota Mataram ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Mataram Metro di bidang pertumbuhan ekonomi, serta sebagai kawasan pariwisata dengan konsep MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions).

Sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan Kawasan Strategis Provinsi (KSP) Mataram Metro, pada tahun 2012 di Kota Mataram diselenggarakan beberapa event berskala provinsi, nasional dan internasional, sebagai berikut :

1. O2SN (Olympiade Olahraga Siswa Nasional) pada bulan Mei 2012.

2. FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional) pada tanggal 17 – 23 Juni 2012.

3. HARGANAS XIX (Hari Keluarga Nasional) Tahun 2012, pada tanggal 29 Juni 2012.

4. LATSITARDANUS XXXIII (Latihan Integrasi Taruna Dewasa Nusantara) pada tanggal 18 November sd. 16 Desember 2012.

5. ARUNG SEJARAH BAHARI VII Tahun 2012, pada tanggal 27 November 2012.

6. KESATUAN GERAK PKK TINGKAT PROVINSI NTB Tahun 2012.

Kota Mataram sebagai tuan rumah penyelenggaraan event nasional selama tahun 2012 telah mencapai tiga sukses yang diharapkan, yaitu :

Sukses Penyelenggaraan (Event Succesfully) melalui terselesaikannya event sesuai dengan jadwal dan waktu yang direncanakan tanpa menghadapi kendala yang cukup berarti;

Sukses Pencitraan Publik (Public Image Succesfully) dengan pemberitaan yang positif dan memberikan citra yang baik bagi Kota Mataram secara nasional maupun internasional; dan

Sukses Ekonomi (Economic Succesfully) dengan adanya event, menjadi trigger (pemicu) meningkatkan pertumbuhan dan distribusi ekonomi terutama bagi pemberdayaan sektor informal, sektor industri kecil dan rumah tangga, termasuk juga sektor pariwisata dan budaya.

Sebagai daerah yang tidak memiliki potensi sumber daya alam sebagaimana kabupaten dan kota lainnya di NTB, Kota Mataram dituntut

(23)

untuk mampu mengembangkan secara optimal potensi wilayahnya yang memiliki nilai strategis untuk mendukung kedudukan dan fungsinya sebagai pusat pemerintahan, pendidikan serta perdagangan barang dan jasa di NTB.

Secara kewilayahan Kota Mataram dibagi menjadi 3 (tiga) pusat pelayanan dengan fungsi utama adalah:

1. Wilayah Ampenan berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan jasa serta pariwisata;

2. Wilayah Mataram berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perkantoran pemerintahan dan fasilitas sosial, seperti pendidikan dan kesehatan;

3. Wilayah Cakranegara berfungsi sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan pusat bisnis.

Pusat-pusat pelayanan tersebut di atas dikembangkan sebagai pusat bisnis skala kota dan regional, karena memiliki daya tarik yang tinggi terhadap perkembangan dan pertumbuhan kota.

Kota Mataram memiliki beberapa kawasan strategis yang diharapkan mampu untuk mendorong pertumbuhan wilayah dan memiliki pengaruh yang sangat penting dan strategis terhadap pertumbuhan dan perkembangan wilayah baik dalam bidang ekonomi, sosial-budaya, dan/atau lingkungan. Kawasan strategis wilayah kota dengan fungsi sebagai berikut :

1. Mengembangkan, melestarikan, melindungi, dan/atau

mengkoordinasikan keterpaduan pembangunan nilai strategis kawasan yang bersangkutan dalam mendukung penataan ruang wilayah kota; 2. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan pertumbuhan ekonomi,

sosial dan budaya, serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup dalam wilayah kota yang dinilai mempunyai pengaruh sangat penting terhadap wilayah kota bersangkutan;

3. Sebagai pertimbangan dalam penyusunan indikasi program utama RTRW kota; dan

4. Sebagai dasar penyusunan rencana rinci tata ruang wilayah kota.

Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi di Kota Mataram ditetapkan pada kawasan-kawasan yang dianggap memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh, yaitu :

1. Kawasan strategis bidang pariwisata.

Kawasan pariwisata biasanya akan membawa pada efek berganda (multiplier effects), sehingga mampu menghasilkan manfaat yang besar bagi kehidupan masyarakat di suatu wilayah. Kawasan strategis bidang pariwisata ditetapkan di beberapa lokasi berikut ini :

(24)

a. Kawasan eks. Bandar Udara Selaparang di Kelurahan Rembiga (Kecamatan Selaparang) dan Kelurahan Ampenan Utara (Kecamatan Ampenan) sebagai kawasan pariwisata dengan konsep MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) yang berbasis lingkungan;

b. Kawasan Mayura yang terdiri dari Taman Mayura, Pura Meru, dan kolam renang Mayura di Kelurahan Mayura (Kecamatan Cakranegara);

c. Kawasan Udayana di Kelurahan Kebon Sari dan Kelurahan Pejarakan Karya (Kecamatan Ampenan);

d. Kawasan Mutiara Sekarbela di Kelurahan Pagesangan, Kelurahan Pagesangan Barat (Kecamatan Mataram), dan Kelurahan Karang Pule (Kecamatan Sekarbela);

e. Kawasan Mapak yang terdiri dari pariwisata pantai, situs makam Loang Baloq, dan taman rekreasi, serta kawasan pengembangan pelabuhan wisata yang membentang dari Kelurahan Tanjung Karang hingga Kelurahan Jempong Baru (Kecamatan Sekarbela);

f. Kawasan Kota Tepian Air di Kelurahan Bintaro, Kelurahan Ampenan Tengah, dan Kelurahan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan); g. Kawasan Sayang-Sayang di Kelurahan Rembiga dan Kelurahan

Sayang-sayang (Kecamatan Sandubaya) sebagai kawasan pariwisata kuliner.

2. Kawasan strategis bidang perdagangan dan jasa.

Kawasan yang memiliki nilai ekonomi tinggi bidang perdagangan dan jasa ditetapkan di lokasi berikut :

a. Pusat perdagangan Ampenan di Kelurahan Dayan Peken, Kelurahan Ampenan Tengah, dan Kelurahan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan);

b. Pusat perdagangan grosir dan pusat bisnis Cakranegara di Kelurahan Cakranegara Barat, Kelurahan Cilinaya, Kelurahan Mayura, Kelurahan Cakranegara Timur, dan Kelurahan Cakranegara Selatan;

c. Kawasan Bertais dan Kawasan Mandalika.

3. Kawasan strategis dari sudut kepentingan sosial budaya.

Kawasan strategis di bidang sosial budaya ditetapkan pada sebuah kawasan yang dianggap memiliki nilai historis maupun kegiatan-kegiatan budaya untuk tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya. Kawasan strategis ini juga merupakan aset wisata sejarah dan budaya yang dapat menunjukkan jati diri maupun penanda Kota Mataram. Kawasan-kawasan tersebut adalah :

(25)

a. Kawasan Bintaro di Kelurahan Bintaro (Kecamatan Ampenan);

b. Kawasan Makam Van Ham di Kelurahan Cilinaya (Kecamatan Cakranegara);

c. Kawasan Pusat Kajian Islam (Islamic Center) di Kelurahan Dasan Agung;

d. Kawasan Kota Tua Ampenan di Kelurahan Ampenan Tengah dan Ampenan Selatan (Kecamatan Ampenan).

4. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup di Kota Mataram adalah:

a. Kawasan konservasi di sepanjang Sungai Midang, Sungai Jangkok, Sungai Ancar, dan Sungai Brenyok;

b. Kawasan konservasi sempadan pantai Selat Lombok sepanjang 8-9 km;

c. Kawasan lindung di Kelurahan Pagutan Timur (Kecamatan Mataram) serta Kelurahan Sayang-Sayang dan Selagalas (Kecamatan Sandubaya);

d. Kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di tiap tanah pecatu yang terdapat di Kota Mataram.

Selain memiliki potensi pengembangan wilayah strategis, Kota Mataram juga memiliki beberapa potensi klaster industri unggulan yang potensial untuk dikembangkan antara lain sebagai berikut :

Tabel 1.8

Klaster Unggulan dan Wilayah Pengembangannya di Kota Mataram

No Jenis Klaster Industri Klaster Wilayah

1 Kerajinan Mutiara, Emas dan Perak(MEP) Sekarbela, Pagutan danKamasan

2 Kerajinan Kayu dan Cukli Sayang sayang

3 Kerupuk Kulit Seganteng dan Pagutan

4 Tahu dan Tempe Abian Tubuh dan Kekalik

5 Industri Kerajinan Logam Babakan

6 Konveksi dan Bordir Pagutan

7 Kerajinan Kulit Kerang dan Tanduk Pagutan

8 Makanan Olahan 6 Kecamatan

Sumber : Bappeda Kota Mataram, 2012

Berdasarkan hasil kajian Value Change Analysis (VCA) yang dilakukan oleh Bappeda Kota Mataram dan Bappenas tahun 2011 seperti nampak pada

(26)

tabel di atas, klaster kerajinan Emas Perak dan Mutiara merupakan jenis usaha yang secara teknis dan ekonomis memiliki keunggulan dibandingkan dengan jenis usaha yang lain. Jenis usaha lain yang relatif unggul dibandingkan lainnya adalah jenis usaha kerupuk kulit. Klaster inilah yang diharapkan dapat menjadi klaster unggulan yang dapat menjadi roda penggerak utama perekonomian Kota Mataram.

b. Pertumbuhan Ekonomi

b.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) b.1.1. Dengan Perhubungan Udara

Ditinjau dari PDRB, kondisi perekonomian Kota Mataram pada tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2011, baik atas dasar harga (adh) berlaku maupun adh konstan 2000. Pertumbuhan ekonomi nyata dicerminkan oleh PDRB adh konstan 2000. Pada tahun 2012 nilai PDRB Kota Mataram adh konstan 2000 mencapai Rp. 2,45 triliun dan mengalami peningkatan Rp. 95 Milyar dari PDRB adh konstan 2000 tahun 2011. Perkembangan nilai PDRB adh konstan 2000 untuk tahun 2011 dan 2012 disajikan pada tabel berikut :

Tabel 1.9

PDRB Kota Mataram ADH Konstan Tahun 2011 – 2012

Lapangan

Usaha 2011**) % 2011LPE 2012**) % 2012LPE

Pertanian 88.068.648 3,73 2,67 92.209.761 3,76 4,70

Pertambangan

& Penggalian 330.983 0,01 -12,01 249.999 0,01 -24,47

Industri

Pengolahan 277.250.452 11,75 7,22 321.656.906 13,11 16,02

Listrik, Gas &

Air Bersih 18.983.506 0,80 9,61 20.599.985 0,84 8,52 Bangunan 223.043.814 9,46 10,51 249.767.948 10,18 11,98 Perdagangan, Hotel & Restoran 478.165.226 20,27 13,00 540.511.315 22,03 13,04 Pengangkutan & Komunikasi 587.548.256 24,91 1,20 492.189.751 20,06 -16,23 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 414.657.870 17,58 12,85 448.170.258 18,26 8,08 Jasa-Jasa 270.631.764 11,47 5,86 288.649.056 11,76 6,66 JUMLAH 2.358.680.519 100 7,67 2.454.004.979 100 4,04

Sumber: BPS Kota Mataram, 2012 *) angka sementara

**) angka sangat sementara

Pada tahun 2012 sektor industri pengolahan mengalami pertumbuhan positif yang cukup signifikan, hal ini dapat disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang berusaha untuk meningkatkan jumlah unit/kelompok usaha KUMKM dan sentra IKM yang kuat dan mandiri dengan menciptakan wira usaha baru yang tangguh dan berkualitas.

(27)

Sektor pertambangan dan penggalian dan sektor pengangkutan dan komunikasi memiliki pertumbuhan negatif yang cukup tinggi, karena sumber daya alam yang ada di Kota Mataram sangat terbatas sehingga tidak mendukung sektor pertambangan dan penggalian dan yang terjadi di Kota Mataram adalah masih banyak terjadi usaha pertambangan dan penggalian yang ilegal. Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan yang negatif adalah karena dampak berpindahnya Bandara Selaparang di Kota Mataram ke Bandara Internasional Lombok (BIL) di Praya Lombok Tengah sehingga selama tahun 2012 kontribusi nilai tambah bruto dari sub sektor angkutan udara menjadi minus.

Tabel 1.10

PDRB Kota Mataram ADH Berlaku Tahun 2011 – 2012

Lapangan

Usaha 2011**) % 2011LPE 2012**) % 2012LPE

Pertanian 199.737.268 3,63 6,97 212.308.195 3,41 6,29

Pertambangan

& Penggalian 690.716 0,01 -8,05 541.983 0,01 -21,53

Industri

Pengolahan 550.190.116 9,99 12,28 706.849.708 11,36 28,47

Listrik, Gas &

Air Bersih 61.803.801 1,12 11,16 75.961.318 1,22 22,91 Bangunan 492.507.507 8,94 19,12 627.985.440 10,09 27,51 Perdagangan, Hotel & Restoran 1.220.435.892 22,16 20,65 1.376.730.437 22,13 12,81 Pengangkutan & Komunikasi 1.313.255.727 23,85 3,72 1.423.698.219 22,88 8,41 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 954.179.124 17,33 20,43 1.099.379.292 17,67 15,22 Jasa-Jasa 714.210.809 12,97 16,59 697.700.211 11,21 -2,31 JUMLAH 5.507.010.960 100,00 14,03 6.221.154.803 100,00 12,97

Sumber: BPS Kota Mataram, 2012 *) angka sementara

**) angka sangat sementara

Nilai PDRB kota Mataram Adh berlaku tahun 2012 mencapai Rp. 6,22 triliun mengalami peningkatan 12,97 persen atau Rp. 714 milyar dari PDRB tahun 2011, yang senilai Rp. 5,50 triliun.

Kontribusi terbesar terhadap PDRB Kota Mataram Adh Berlaku tahun 2012 didominasi oleh sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 22,88 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran mempunyai peranan terbesar kedua sebagai pembentuk PDRB Kota Mataram dengan kontribusi sebesar 22,13 persen. Kemudian, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dengan kontribusi sebesar 17,67 persen dan selanjutnya adalah sektor industri pengolahan dengan kontribusi sebesar 11,36 persen. Di posisi kelima adalah sektor jasa-jasa 11,21 persen, sektor bangunan 10,09 persen, sektor pertanian 3,41

(28)

persen, sektor listrik gas dan air bersih 1,22 persen dan terakhir sektor pertambangan dan penggalian 0,01 persen. Secara rinci kontribusi PDRB Adh berlaku dapat dilihat pada tabel 1.10.

Sektor tersier (sektor perdagangan hotel & restoran, sektor

pengangkutan & komunikasi dan sektor bank, usaha persewaan & jasa perusahaan) merupakan sektor terbesar penyumbang ekonomi Kota

Mataram dengan total peranannya sebesar 73,90 persen terhadap pembentukan PDRB Kota Mataram. Hal ini menggambarkan struktur perekonomian di Kota Mataram mengarah kepada struktur jasa (Service

City), dimana Kota Mataram yang menjadi Ibukota Provinsi Nusa

Tenggara Barat mempunyai fungsi-fungsi utama sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan, jasa dan pariwisata. Sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perkantoran pemerintahan dan fasilitas sosial. Juga sebagai pusat pelayanan bagi kegiatan perdagangan dan pusat bisnis. Karena fungsinya sebagai pusat pelayanan–pelayanan tersebut, maka kebutuhan akan jasa-jasa pendukungnya sangat tinggi. Namun jika dilihat pada tabel 1.10 diatas dimana sektor pengangkutan dan komunikasi terkoreksi akibat berpindahnya bandara udara selaparang, sehingga distribusi barang/jasa menjadi kurang lancar yang berdampak pada penurunan kontribusi pada sektor-sektor penunjang seperti sektor perdagangan, hotel dan restaurant maupun sektor jasa-jasa.

Kelompok sektor sekunder (sektor industri; sektor listrik, gas dan

air bersih; dan sektor bangunan) juga memberikan kontribusi yang cukup

besar pada pembentukan PDRB Kota Mataram sebesar 22,68 persen, meningkat dari tahun 2011. Karena selama tahun 2012 Pemerintah Kota Mataram terus memacu pembangunan, seperti pembukaan dan pembangunan jalan di beberapa titik, hotmix di sejumlah jalan lingkungan, mendesain ulang Taman Sangkareang yang merupakan salah satu ikon Kota Mataram menjadi taman terbuka, merenovasi jembatan gantung di kawasan Cemara, memperbaiki drainase maupun normalisasi sungai untuk mencegah genangan dan banjir yang datang setiap musim hujan. Cukup tingginya pembangunan tersebut menyebabkan sektor bangunan meningkat sehingga sektor penunjangnya seperti penggunaan akan listrik maupun air juga menjadi meningkat.

Sedangkan, sumbangan kelompok sektor primer (sektor pertanian

dan sektor pertambangan & penggalian) di Mataram hanya sebesar 3,42

(29)

karena banyaknya lahan pertanian berubah fungsi menjadi lahan pemukiman dan bisnis.

b.1.2. Tanpa Sub Sektor Angkutan Udara

Pada bulan Oktober tahun 2011 atau triwulan keempat tahun 2011 Bandara Selaparang di Kota Mataram telah berpindah ke Bandara Internasional Lombok (BIL) di Praya Lombok Tengah, sehingga sejak triwulan keempat tahun 2011 dan selama tahun 2012 kontribusi nilai tambah bruto dari sub sektor angkutan udara menjadi minus. Nilai PDRB Adh Konstan, kontribusi dan pertumbuhan jika tanpa mempertimbangkan sub sektor angkutan udara pada tahun 2011 dan 2012 dapat dilihat pada tabel 1.11 berikut:

Tabel 1.11

PDRB Kota Mataram ADH Konstan 2000 Tahun 2011 – 2012

Lapangan

Usaha 2011**) % 2011LPE 2012**) % 2012LPE

Pertanian 88.068.648 3,97 2,67 92.209.761 3,76 4,70

Pertambangan

& Penggalian 330.983 0,01 -12,01 249.999 0,01 -24,47

Industri

Pengolahan 277.250.452 12,49 7,22 321.656.906 13,11 16,02

Listrik, Gas &

Air Bersih 18.983.506 0,85 9,61 20.599.985 0,84 8,52 Bangunan 223.043.814 10,05 10,51 249.767.948 10,18 11,98 Perdagangan, Hotel & Restoran 478.165.226 21,54 13,00 540.511.315 22,03 13,04 Pengangkutan & Komunikasi 449.190.640 20,23 6,56 492.189.751 20,06 9,57 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 414.657.870 18,68 12,85 448.170.258 18,26 8,08 Jasa-Jasa 270.631.764 12,19 5,86 288.649.056 11,76 6,66 JUMLAH 2.220.322.903 100,00 9,29 2.454.004.979 100,00 10,52 Sumber: BPS Kota Mataram, 2012

*) angka sementara **) angka sangat sementara

Nilai PDRB Adh Konstan 2000 tanpa sub sektor angkutan udara pada tahun 2012 meningkat Rp. 233 Milyar dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp. 2,22 Triliun. Sedangkan, Nilai PDRB Adh Berlaku tahun 2012 meningkat Rp. 914 Milyar dari tahun sebelumnya. Secara rinci PDRB Kota Mataram Adh Berlaku tahun 2011 dan 2012 tertuang pada tabel berikut:

(30)

Tabel 1.12

PDRB Kota Mataram ADH Berlaku Tahun 2011 – 2012

Lapangan

Usaha 2011**) % 2011LPE 2012**) % 2012LPE

Pertanian 199.737.268 3,76 6,97 212.308.195 3,41 6,29

Pertambangan

& Penggalian 690.716 0,01 -8,05 541.983 0,01 -21,53

Industri

Pengolahan 550.190.116 10,37 12,28 706.849.708 11,36 28,47

Listrik, Gas &

Air Bersih 61.803.801 1,16 11,16 75.961.318 1,22 22,91 Bangunan 492.507.507 9,28 19,12 627.985.440 10,09 27,51 Perdagangan, Hotel & Restoran 1.220.435.892 23,00 20,65 1.376.730.437 22,13 12,81 Pengangkutan & Komunikasi 1.112.612.597 20,97 6,38 1.423.698.219 22,88 27,96 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 954.179.124 17,98 20,43 1.099.379.292 17,67 15,22 Jasa-Jasa 714.210.809 13,46 16,59 697.700.211 11,21 -2,31 JUMLAH 5.306.367.830 100,00 15,13 6.221.154.803 100,00 17,24

Sumber: BPS Kota Mataram, 2012 *) angka sementara

**) angka sangat sementara

b.2. Laju

Pertumbuhan

Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan di bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan sembilan sektor lapangan usaha dan dicerminkan oleh laju PDRB berdasarkan harga konstan. Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Mataram untuk tahun 2008 hingga tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.13

Perkembangan Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Mataram Tahun 2008 – 2012

Tahun 2008 2009 2010*) 2011**) 2012**) LPE Kota Mataram

(dengan sub sektor angkutan udara) 7,76 8,45 7,95 7,67 4,04

LPE Kota Mataram

(tanpa sub sektor angkutan udara) 7,56 8,23 7,30 9,29 10,52

Sumber : BPS Kota Mataram *) angka sementara

**) angka sangat sementara

Secara makro laju pertumbuhan ekonomi Kota Mataram terkoreksi dari tahun sebelumnya yaitu 7,67 persen pada tahun 2011 menjadi 4,04 persen pada tahun 2012. Terkoreksinya angka pertumbuhan ekonomi diakibatkan karena selama tahun 2012 tidak ada kontribusi dari sub sektor angkutan udara akibat dampak dari kebijakan Pemerintah Pusat yang memindahkan bandara ke luar wilayah Kota Mataram.

(31)

Apabila pertumbuhan ekonomi dihitung tanpa sub sektor angkutan udara, maka pada tahun 2008 hingga tahun 2010 pertumbuhan ekonomi berkisar di angka tujuh dan delapan, tahun 2011 bergerak naik menjadi 9,29 persen dan 10,52 persen pada tahun 2012 yang merupakan pertumbuhan nyata di Kota Mataram dan berdampak langsung pada perekonomian masyarakat lokal.

b.3. Laju

Inflasi

Pertumbuhan ekonomi yang baik ditandai dengan semakin tertekannya laju inflasi, dari gambar 1.4 terlihat bahwa pada tahun 2012 laju inflasi di Kota Mataram menjadi 4,10 turun 2,28 persen dari tahun 2011 yang sebesar 6,38 persen. Namun dalam range tahun 2008 hingga tahun 2012 laju inflasi Kota Mataram berfluktuasi sejalan dengan perkembangan laju inflasi Provinsi NTB, yang sedikit banyak terpengaruh dengan situasi perekonomian nasional dan perekonomian global.

Gambar 1.4

Laju Inflasi Provinsi NTB dan Kota Mataram Tahun 2008 – 2012

Sumber : BPS Provinsi NTB dan BPS Kota Mataram, 2012 *) angka sementara

(32)

BAB II

KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH

A. VISI DAN MISI A.1. VISI

Visi pembangunan Kota Mataram Tahun 2011-2015 adalah “Terwujudnya Kota Mataram yang Maju, Religius dan Berbudaya”.

Kota Mataram merupakan kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah, yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat kota menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Makna yang terkandung dalam Visi Kota Mataram adalah :

a. Maju mengandung makna bahwa dalam lima tahun kedepan terjadi peningkatan kualitas SDM Kota Mataram, yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk didalamnya seni dan sosial budaya, sehingga kemajuan yang dicapai berlandaskan nilai-nilai keagamaan dan kearifan lokal untuk mewujudkan masyarakat Gumi

Mentaram yang sejahtera. Kemajuan ini dapat diukur berdasarkan

perbaikan angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

b. Religius mengandung makna dalam lima tahun kedepan akan terjadi peningkatan kualitas masyarakat kota yang menjunjung tinggi nilai-nilai Ketuhanan, mengedepankan kebersamaan serta toleransi yang tinggi antar umat beragama dalam suasana harmonis dalam kerangka penciptaan masyarakat madani. Nilai-nilai religius menjadi spirit dalam menentukan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan.

c. Berbudaya mengandung makna dalam lima tahun kedepan terjadi peningkatan kualitas masyarakat yang memiliki keseimbangan antara kemajuan dan religiusitas yang saling berterima dalam kemajemukan, menguatnya identitas dan karakter masyarakat yang mandiri, bermoral dan bermartabat. Masyarakat berbudaya tidak hanya dapat dilihat dari berkembangnya adat istiadat, melainkan juga pada berkembangnya infrastruktur yang berkarakter kearifan lokal.

A.2. MISI

Untuk mencapai Visi “Terwujudnya Kota Mataram yang Maju,

Religius dan Berbudaya”, Pemerintah Kota Mataram telah menetapkan

(33)

a. Meningkatkan rasa “AMAN” masyarakat Kota Mataram yang ditunjukkan dengan kehidupan yang kondusif, dinamis, dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya.

b. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan religius untuk mendorong daya saing daerah.

c. Memberdayakan ekonomi rakyat berbasis potensi lokal yang berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian daerah.

d. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance).

e. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana perkotaan.

A.3. TUJUAN

Tujuan pembangunan Kota Mataram dalam pencapaian Visi, ditetapkan sebagai berikut :

1. Menciptakan suasana Kota Mataram yang kondusif, dinamis dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya.

2. Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas. 3. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

4. Meningkatkan kapasitas dan kemandirian ekonomi daerah. 5. Meningkatkan investasi.

6. Peningkatan kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan swasta dalam pelayanan publik dan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. 7. Peningkatan kualitas pelayanan publik berdasarkan prinsip tata

pemerintahan yang baik (Good Governance).

8. Perluasaan akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan, Kesehatan, air bersih, persampahan, sanitasi, perijinan, transportasi, kependudukan dan catatan sipil.

9. Mengurangi luas wilayah genangan dan abrasi di wilayah kota. 10. Meningkatkan kualitas lingkungan Padat, Kumuh dan Miskin

(PAKUMIS),

11. Meningkatkan media ekspresi dan ruang publik,

12. Mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

A.4. SASARAN STRATEGIS

Sasaran merupakan bagian integral dalam proses perencanaan kinerja dan merupakan dasar yang kuat untuk mengendalikan dan memantau pencapaian kinerja Pemerintah Kota Mataram. Sasaran kinerja

(34)

juga lebih menjamin suksesnya pelaksanaan rencana kinerja program yang menyangkut keseluruhan Satuan Kerja Pemerintah Kota Mataram.

Tabel 2.1.

Keterkaitan antara Visi, Misi dan Sasaran Strategis

VISI MISI SASARAN STRATEGIS

Terwujudnya Kota Mataram yang Maju

Religius dan

Berbudaya

Meningkatkan rasa “AMAN” masyarakat Kota Mataram yang ditunjukkan dengan kehidupan yang kondusif, dinamis, dan harmonis yang dilandasi nilai agama dan budaya

1. Meningkatnya Kondusivitas wilayah Kota Mataram. 2. Meningkatnya toleransi

masyarakat dalam kehidupan beragama.

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal dan religius untuk mendorong daya saing

1. Meningkatkan kualitas pendidikan.

2. Meningkatnya kualitas dan derajat kesehatan

masyarakat.

3. Meningkatnya internalisasi nilai seni dan budaya yang mencerminkan kearifan lokal. 4. Meningkatnya kesetaraan gender. 5. Meningkatnya kualitas keluarga Memberdayakan ekonomi

rakyat berbasis potensi

ekonomi lokal yang

berkelanjutan untuk meningkatkan kemandirian daerah 1. Meningkatnya pendapatan per kapita. 2. Meningkatnya upaya penanganan masalah sosial ekonomi masyarakat. 3. Meningkatnya ketersediaan lapangan kerja. 4. Meningkatnya stabilitas pertumbuhan ekonomi daerah. 5. Meningkatnya efektivitas pemenuhan kebutuhan pangan daerah.

(35)

VISI MISI SASARAN STRATEGIS 6. Meningkatnya efektivitas

pengembangan potensi unggulan daerah berbasis sumber daya lokal.

7. Meningkatnya kemandirian pembiayaan daerah. 8. Meningkatnya efektivitas

pengembangan sistem dan akses permodalan UMKM. 9. Meningkatnya efektivitas

pengembangan usaha. 10. Meningkatnya kepastian

berinvestasi.

Meningkatkan kualitas

pelayanan publik dan

pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (Good Governance).

1. Meningkatnya efektivitas penyelenggaraan

pemerintahan berdasarkan

Good Governance.

2. Meningkatnya efektivitas penerapan SPM dan SOP. 3. Meningkatnya efektivitas

pemerataan dan kualitas pelayanan publik.

Meningkatnya kualitas dan

kuantitas sarana dan

prasarana perkotaan

1. Meningkatnya fungsi saluran drainase.

2. Meningkatnya ketersediaan kawasan resapan air. 3. Optimalisasi penataan

sempadan sungai dan pantai. 4. Meningkatnya penanganan

perumahan tidak layak huni dan kawasan permukiman kumuh.

5. Meningkatnya ketersediaan media ekpresi dan ruang publik.

6. Meningkatnya efektivitas pemanfaatan dan

(36)

VISI MISI SASARAN STRATEGIS pengendalian ruang yang berwawasan lingkungan hidup.

7. Meningkatnya efektivitas layanan penanggulangan bencana daerah.

B. KEBIJAKAN & PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2012

Untuk mewujudkan sasaran yang hendak dicapai harus dipilih strategi yang tepat agar sasaran tersebut dapat tercapai. Strategi Pemerintah Kota Mataram mencakup penentuan kebijakan dan program.

Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait dan ditetapkan oleh yang berwenang untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk bagi setiap kegiatan agar tercapai kelancaran dan keterpaduan dalam upaya mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Program adalah kumpulan kegiatan-kegiatan nyata, sistematis dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari pencapaian sasaran kinerja yang memberikan kontribusi bagi pencapaian tugas pokok dan fungsi. Kegiatan berdimensi waktu tidak lebih dari satu tahun. Kegiatan merupakan aspek operasional/kegiatan nyata dari suatu rencana kinerja yang berturut-turut diarahkan untuk mencapai sasaran.

Adapun penjelasan lebih rinci kebijakan dan program untuk pencapaian sasaran, adalah sebagai berikut:

1. Sasaran: ”Meningkatnya kondusivitas wilayah Kota Mataram”. Kebijakan :

a. Menurunkan potensi gangguan terjadinya pelanggaran. b. Mengoptimalkan peran dan fungsi kelembagaan. c. Meningkatkan pelatihan peningkatan kompetensi. d. Menurunkan pelanggaran K3 di tengah masyarakat. e. Menurunkan angka pelanggaran Pemilu/Pemilukada.

f. Mengoptimalkan peran dan fungsi pembinaan, pencegahan, pelanggaran hukum dan HAM.

(37)

Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib

Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, dengan program utama

sebagai berikut :

1. Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan.

2. Program peningkatan pemberantasan Penyakit Masyarakat (PEKAT). 3. Program pendidikan politik masyarakat.

4. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan.

5. Program pemeliharaan ketentraman ketertiban masyarakat, dan pencegahan tindakan kriminal.

2. Sasaran : ”Meningkatnya toleransi masyarakat dalam kehidupan

beragama”.

Kebijakan :

a. Memantapkan hasil kesepakatan forum umat beragama. b. Optimalisasi peran kelembagaan adat keagamaan.

c. Memantapkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan keagamaan.

Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui dua urusan, yaitu:

Urusan Wajib otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian dan persandian,

dan Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, dengan program utama:

1. Program pemberdayaan kelembagaan sosial dan keagamaan. 2. program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan.

3. Sasaran : ”Meningkatnya kualitas pendidikan”. Kebijakan :

a. Memantapkan manajemen dan pelayanan pendidikan.

b. Meningkatkan akses dan peluang guru untuk memenuhi kualifikasi. c. Meningkatkan daya dukung dan sosialisasi peran perpustakaan. d. Memantapkan peran dan fungsi perpusatakaan daerah.

Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Pendidikan dan Urusan Wajib Perpustakaan, dengan program utama;

1. Program pendidikan dan usia dini.

2. Program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun. 3. Program pendidikan menengah.

4. Program pendidikan non formal. 5. Program pendidikan luar biasa.

6. Program manajemen pelayanan pendidikan

(38)

4. Sasaran : ”Meningkatnya kualitas dan derajat kesehatan

masyarakat”.

Kebijakan :

a. Meningkatkan penanganan dan layanan kesehatan ibu melahirkan. b. Meningkatkan usia harapan hidup masyarakat.

c. Mengoptimalkan upaya kesehatan masyarakat. d. Mengoptimalkan upaya peningkatan kesehatan balita. e. Mengoptimalkan peran dan fungsi Bidan.

f. Mengoptimalkan peran, fungsi dan layanan Puskesmas/Pustu. g. Mengoptimalkan pelayanan RSU Kota Mataram.

h. Meningkatkan jumlah dan kualitas/kompetensi tenaga medis. i. Mengoptimalkan layanan kesehatan bagi masyarakat miskin. j. Mengoptimalkan sosialisasi dan layanan HIV/AIDS.

k. Mengoptimalkan sosialisasi dan layanan Gerakan Anti Narkoba.

Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Wajib

Kesehatan, dengan program utama;

1. Program upaya kesehatan masyarakat.

2. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. 3. Program perbaikan gizi masyarakat.

4. Program pengembangan lingkungan sehat. 5. Program pencegahan penyakit menular.

6. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan jaringannya.

7. Program peningkatan mutu pelayanan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

5. Sasaran : ”Meningkatnya internalisasi nilai seni dan budaya yang

mencerminkan kearifan lokal”.

Kebijakan :

a. Meningkatkan frekuensi penyelenggaraan event budaya

b. Meningkatkan keterbukaan akses pembentukan kelompok adat.

Untuk mencapai sasaran tersebut dilaksanakan melalui Urusan Pilihan

Pariwisata, dengan program utama:

1. Program pengelolaan keragaman budaya. 2. Program pengembangan nilai budaya. 3. Program pengelolaan kekayaan budaya.

6. Sasaran : ”Meningkatnya kesetaraan gender”. Kebijakan :

Gambar

Tabel 1.2 berikut  menyajikan indikator  karakteristik penduduk  di  Kota Mataram pada tahun 2011 dan 2012.
tabel  di  atas,  klaster  kerajinan  Emas  Perak  dan  Mutiara  merupakan  jenis usaha  yang  secara  teknis  dan  ekonomis  memiliki  keunggulan  dibandingkan dengan  jenis  usaha  yang  lain
Gambar 3.1. : Walikota  Mataram melakukan  pembayaran  PBB  pada  kegiatan Gebyar  PBB Tahun 2012 di halaman Pendopo Walikota Mataram
Gambar 3.2. Grafik  Anggaran  dan  Realisasi  Pendapatan  Tahun 2011 dan  2012 (Rp Milyar)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Variabel kompensasi, hubungan interpersonal, kesempatan untuk maju dan kondisi kerja secara simultan berpengaruh

Oleh karena itu, dari data pendidikan baik jumlah penduduk yang bersekolah atau sudah tamat sekolah, pekerjaan baik jumlah penduduk berdasarkan jenis pekerjaan,

• jI= perbedaan suhu retort dengan suhu awal semu, yang diambil pada titik potong kurva pemanasan dengan waktu 0 menit yang sebenarnya (waktu 0 menit ini besarnya sama dengan 0,6

Seharusnya kata lembaga Provost diganti saja dengan PTI, karena dalam Permendagri No 19 Tahun 2013 tentang Pedoman Pakaian Dinas, Perlengkapan Dan Peralatan Operasional Satuan

Sebagaimana diungkapkan oleh guru (Abdul) sebagai berikut: “Kepala madrasah dalam memimpin beliau itu tidak otoriter (sesuka hati), hanya mengeluarkan perintah

Pengakomodasian hukum yang hidup dimasyarakat memiliki persoalan apakah yang diakomodir adalah nilai-nilai dalam artian perbuatannya saja yang dianggap bertentangan dengan

Dalam proposal Program hibah Kompetisi Pengembangan Pusat Unggulan Iptek dan Penguatan Kelompok Penelitian (Research Group) tahun 2016, kelompok penelitian / Pusat Studi

Jika dikaitkan dengan manajemen perencanaan Klinik Nahdatul Ulaam di Kota Palangka Raya, Adapun perencanaan klinik nahdatul ulama ini harus adanya objek yang