• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN TIM TEKNIS KEAMANAN HAYATI BIDANG KEAMANAN PANGAN TENTANG HASIL PENGKAJIAN KEAMANAN PANGAN JAGUNG PRODUK REKAYASA GENETIK EVENT MON 87411

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN TIM TEKNIS KEAMANAN HAYATI BIDANG KEAMANAN PANGAN TENTANG HASIL PENGKAJIAN KEAMANAN PANGAN JAGUNG PRODUK REKAYASA GENETIK EVENT MON 87411"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN TIM TEKNIS KEAMANAN HAYATI BIDANG KEAMANAN PANGAN

TENTANG HASIL PENGKAJIAN KEAMANAN PANGAN JAGUNG PRODUK REKAYASA GENETIK EVENT MON 87411

Kegiatan : Pengkajian Keamanan Pangan Jagung Produk Rekayasa Genetik (PRG) Event MON 87411

Pemohon : PT. Branita Sandhini

Tanggal Pengkajian : 1. 18 Januari 2017

Tim Kecil Tim Teknis Keamanan Hayati (TTKH) Bidang Keamanan Pangan

2. 18 Juli 2017

Pleno Tim Teknis Keamanan Hayati (TTKH) Bidang Keamanan Pangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, Pasal 77 ayat (2) berbunyi: “Setiap Orang yang melakukan kegiatan atau proses Produksi Pangan dilarang menggunakan bahan baku, Bahan Tambahan Pangan, dan/atau bahan lain yang dihasilkan dari Rekayasa Genetik Pangan yang belum mendapatkan persetujuan Keamanan Pangan sebelum diedarkan”.

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengkajian keamanan pangan tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik; Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2010 tentang Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik yang diubah melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014; Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.03.12.1563 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengkajian Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik yang telah diubah oleh Peraturan Kepala Badan POM Nomor 19 Tahun 2016; Keputusan Presiden Nomor 181/M Tahun 2014 tentang Pengangkatan dalam Keanggotaan Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik; Keputusan Ketua Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (KKH PRG) Nomor: 02/KKH/10/2015 tentang Perubahan Atas Keputusan Ketua KKH PRG Nomor: KEP-01/KKH/07/2015 tentang Penetapan Tim Teknis Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (TTKH PRG); dan Keputusan Ketua Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik Nomor : KEP-02/KKH/10/2015 tentang Penetapan Tim Teknis Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik, yang telah diubah oleh Keputusan Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik (KKH PRG) Nomor KEP-01/KKH/03/2017.

Sehubungan dengan permohonan dari PT. Branita Sandhini untuk mengkaji keamanan pangan bagi kesehatan manusia terhadap jagung PRG event MON 87411 sebelum diedarkan, TTKH telah melakukan pengkajian keamanan pangan jagung PRG event MON 87411. Pelaksanaan pengkajian dilakukan berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.03.1.23.03.12.1563 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengkajian Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik yang telah diubah melalui Peraturan Kepala Badan POM Nomor 19 Tahun 2016, dan surat penugasan Ketua KKH PRG kepada Wakil Ketua Bidang Keamanan Pangan KKH PRG Nomor B-114/KKH-PRG/11/2016 tanggal 8

(2)

2

November 2016 perihal Penugasan Pengkajian Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik (PRG) Komoditas Jagung event MON 87411 (CRW 3).

Berdasarkan hasil pengkajian disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Jagung PRG event MON 87411 mengandung satu kopi sisipan T-DNA yang berisi gen Snf7, cry3Bb1, dan cp4 epsps; tidak mengandung sekuen backbone dari plasmid transformasi PV-ZMIR10871; T-DNA dalam jagung PRG event MON 87411 masih stabil sampai lima generasi R5F1 dan diwariskan mengikuti hukum Mendel. 2. Jagung PRG event MON 87411 sepadan secara substansial dengan jagung non

PRG; tidak menunjukkan adanya potensi menimbulkan alergi; dan tidak termasuk ke dalam bahan yang bersifat toksik.

3. TTKH menilai bahwa jagung PRG event MON 87411 yang diajukan adalah aman untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan.

4. Apabila kemudian ditemukan data dan informasi baru yang tidak sesuai dengan data keamanan pangan yang diperoleh hingga saat ini, maka status keamanan pangan jagung PRG event MON 87411 perlu dikaji ulang.

5. Apabila setelah ditetapkan aman pangan, kemudian jagung PRG event MON 87411 tersebut terbukti menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia maka pemohon wajib melakukan tindakan pengendalian dan penanggulangan, serta menarik jagung PRG event MON 87411 dari peredaran.

6. Jagung PRG event MON 87411 tidak boleh digunakan sebagai pakan ternak sampai memperoleh sertifikat aman pakan.

7. Jagung PRG event MON 87411 tidak boleh dibudidayakan sampai ditetapkan aman lingkungan.

Laporan terinci hasil kajian beserta nama tim pengkaji sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1, Lampiran 2, dan Lampiran 3.

(3)

3

Lampiran 1. Ringkasan Pengkajian Keamanan Pangan Jagung PRG Event MON 87411

I. Pendahuluan

Jagung PRG event MON 87411 merupakan jagung produk rekayasa genetik dari PT. Branita Sandhini yang memproduksi enzim 5-enolpyruvylshikimate-3-phosphate synthase, protein Cry3Bb1, dan kaset supresi gen Snf7. Enzim 5-enolpyruvylshikimate-3-phosphate synthase memberikan sifat toleransi terhadap herbisida glifosat, sedangkan protein Cry3Bb1 dan kaset supresi gen Snf7 bertanggung jawab atas ketahanan terhadap serangga ulat akar jagung (Diabrotica spp.).

Jagung PRG event MON 87411 telah memperoleh sertifikat keamanan pangan di Jepang (2016), Australia dan New Zealand (2015), Kanada (2015), Meksiko (2015), Taiwan (2015), dan Amerika Serikat (2014). Sementara untuk sertifikat keamanan pakan, telah diperoleh di Jepang (2016), Korea (2016), Kanada (2015), dan Amerika Serikat (2014).

Pengkajian keamanan pangan jagung PRG event MON 87411 dilakukan berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK.03.1.23.03.12.1563 Tahun 2012 tentang Pedoman Pengkajian Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik yang telah diubah oleh Peraturan Kepala Badan POM Nomor 19 Tahun 2016 dan surat penugasan Ketua Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik kepada Wakil Ketua Bidang Keamanan Pangan KKH PRG Nomor B-114/KKH PRG/11/2016 tanggal 8 November 2016 perihal Penugasan Pengkajian Keamanan Pangan Produk Rekayasa Genetik (PRG) Komoditas Jagung PRG event MON 87411 (CRW3). TTKH telah melakukan pengkajian keamanan pangan jagung PRG event MON 87411 berdasarkan informasi genetik dan informasi keamanan pangan yang terdiri atas kesepadanan substansial, alergenisitas, dan toksisitas sebagaimana diuraikan di bawah ini.

II. Informasi Genetik II.1. Elemen Genetik

Jagung PRG event MON 87411 dirakit menggunakan plasmid PV-ZMIR10871. Plasmid PV-ZMIR10871 tersebut berisi gen Snf7 yang diregulasi oleh promoter e35S dan terminator E9, gen cry3Bb1 yang diregulasi oleh promoter pIIG dan terminator Hsp17, dan gen cp4 epsps yang diregulasi oleh promoter TubA dan terminator TubA. Jagung PRG event MON 87411 mengandung 3 (tiga) gen interes, yaitu: gen Snf7, cry3Bb1, dan cp4 epsps. Gen Snf7 dan gen cry3Bb1 yang menyandi protein Cry3Bb1 bertanggung jawab atas ketahanan terhadap ulat akar jagung (Diabrotica spp.); dan gen cp4 epsps menyandi enzim EPSPS (5 enolpyruvyl shikimate-3- phosphate synthase) yang bertanggung jawab atas toleransi terhadap herbisida glifosat.

(4)

4

II.2. Sumber Gen Interes

Sumber gen interes jagung PRG event MON 87411, yaitu:

1. gen Snf7 berasal dari serangga Diabrotica virgifera virgifera. Promoter e35S berasal dari cauliflower mosaic virus (CaMV), dan terminator E9 berasal dari tanaman kacang kapri (Pisum sativum);

2. gen cry3Bb1 berasal dari bakteri tanah Bacillus thuringiensis. Promoter pIIG berasal dari tanaman jagung (Zea mays), dan terminator Hsp17 berasal dari tanaman gandum (Triticum aestivum); dan

3. gen cp4 epsps berasal dari Agrobacterium tumefaciens strain CP4. Promoter TubA dan terminator TubA berasal dari tanaman padi (Oryza sativa).

II.3. Sistem Transformasi

Jagung PRG event MON 87411 dirakit melalui metode transformasi dimediasi oleh A. tumefaciens. Eksplan embrio muda (immature) jagung galur LH244 diinfeksi dengan A. tumefaciens strain ABI yang mengandung plasmid PV-ZMIR10871.

II.4 Stabilitas Genetik

Hasil analisis Next Generation Sequencing dan Junction Sequence Analysis (NGS/JSA) menunjukkan bahwa jagung PRG event MON 87411 mengandung satu kopi sisipan T-DNA dan tidak mengandung sekuen backbone dari plasmid transformasi PV-ZMIR10871.

Hasil analisis melalui metode NGS/JSA pada jagung PRG event MON 87411 juga menunjukkan bahwa T-DNA stabil sampai lima generasi R5F1, serta pewarisan sifat mengikuti prinsip segregasi Mendel.

Berdasarkan hasil kajian informasi genetik dapat disimpulkan bahwa:

1. Jagung PRG event MON 87411 mengandung satu kopi sisipan T-DNA yang berisi kaset gen Snf7, cry3Bb1, dan cp4 epsps;

2. Jagung PRG event MON 87411 tidak mengandung sekuen backbone dari plasmid transformasi PV-ZMIR10871;

3. T-DNA dalam jagung PRG event MON 87411 masih stabil sampai lima generasi R5F1 dan diwariskan mengikuti hukum Mendel.

III. Informasi Keamanan Pangan III.1 Kesepadanan Substansial

Pengkajian kesepadanan substansial dari jagung PRG event MON 87411 dilakukan berdasarkan dokumen Compositional Analyses of Maize Forage and Grain from Glyphosate Treated MON 87411 Grown in Argentina during 2011/2012 (Klusmeyer, et al., 2013).

Bahan yang digunakan untuk uji kesepadanan substansial adalah tanaman jagung PRG event MON 87411, jagung non PRG sebagai kontrol, dan empat jenis jagung hibrida komersial non PRG lainnya sebagai pembanding. Jagung ditanam di delapan lokasi di Argentina selama tahun 2011-2012, yaitu Berdier, Buenos Aires (BABE); tiga

(5)

5

lokasi di Pergamino, Buenos Aires (BAFO, BAPE, and BATC); Gahan, Buenos Aires (BAGH); Hunter, Buenos Aires (BAHT); Los Indios, Buenos Aires (BALN); dan Sarasa, Buenos Aires (BASS). Biji jagung ditanam mengikuti rancangan randomized complete block design dengan empat ulangan di setiap lokasi. Jagung PRG event MON 87411, jagung kontrol non-PRG, dan pembandingnya ditanam dalam kondisi normal sesuai dengan kondisi geografis masing-masing lokasi. Setelah dipanen, komposisi biji jagung (grain) dan seluruh bagian tanaman jagung (forage) dianalisis di laboratorium Covance Laboratories Inc. 3301 Kinsman Boulevard Madison, WI 53704 yang sudah menerapkan standar Good Laboratory Practices (GLP).

Biji jagung dianalisis kandungan gizinya termasuk kadar proksimat (kadar abu, air, protein, lemak, dan karbohidrat dihitung by difference), serat (acid detergent fiber (ADF), neutral detergent fiber (NDF), dan total dietary fiber (TDF)), asam amino (alanin, arginin, asam aspartat, sistin/ sistein, asam glutamat, glisin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, prolin, serin, treonin, triptofan, tirosin, valin), asam lemak (palmitat, stearat, oleat, linoleat, linolenat, arakidat, eikosanoat, behenat, kaprilat, kaprat, laurat, miristat, miristoleat, pentadekanoat, pentadekenoat, palmitoleat, heptadekanoat, heptadekenoat, gama linoleat, eikosadienoat, eikosatrienoat, asam arakhidonat), mineral (kalsium, tembaga, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium, natrium, dan seng), vitamin (asam folat, niasin, vitamin A, B1, B2, B6, dan E), zat anti gizi (asam fitat dan rafinosa), dan metabolit sekunder (furfural, asam ferulat, asam p-kumarat). Tanaman jagung dianalisis untuk kadar proksimat (kadar abu, air, protein, lemak, dan karbohidrat by difference), serat (ADF dan NDF), dan mineral (kalsium dan fosfor).

Hasil analisis menunjukkan bahwa baik untuk biji jagung maupun untuk tanaman jagung menunjukkan tidak ada perbedaan komposisi yang nyata antara jagung PRG event MON 87411 dengan jagung non PRG kontrol maupun dengan jagung komersial lainnya. Pada umumnya komposisi jagung PRG event MON 87411 masuk ke dalam kisaran komposisi jagung hibrida komersial.

Berdasarkan hasil pengkajian kesepadanan substansial dapat disimpulkan bahwa jagung PRG event MON 87411 sepadan secara substansial dengan jagung non PRG. III.2 Alergenisitas

Pengkajian alergenisitas pada jagung PRG event MON 87411 dilakukan terhadap protein Cry3Bb1 dan CP4 EPSPS melalui analisis bioinformatika, dan stabilitas protein, yang meliputi stabilitas cerna dan stabilitas panas.

III.2.1 Analisis Bioinformatika

Kemiripan sekuen protein Cry3Bb1 dan CP4 EPSPS dengan protein alergen dilakukan menggunakan database protein (AD_2013) yang diperoleh dari Food Allergy Research and Resource Program Database (FARRP, 2011) dengan perangkat FASTA, serta pencarian sliding window delapan asam amino.

Hasil analisis menunjukkan tidak ada kemiripan sekuen asam amino yang relevan secara biologis antara protein Cry3Bb1 dan protein CP4 EPSPS dengan sekuen asam amino protein alergen. Selain itu, tidak ada kemiripan delapan asam amino

(6)

6

pada protein Cry3Bb1 dan protein CP4 EPSPS dengan protein dalam database alergen (Kang dan Silvanovich, 2013a dan 2013b).

III.2.2 Analisis Konsentrasi Protein Cry3Bb1 dan CP4 EPSPS

Konsentrasi protein Cry3Bb1 dan CP4 EPSPS pada jaringan jagung PRG event MON 87411 ditentukan menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) (Beyene, 2013).

Konsentrasi protein Cry3Bb1 dan CP4 EPSPS di dalam biji jagung PRG event MON 87411 ditemukan masing-masing sebesar 0,004% (3,0 sampai dengan 460 µg/g berat kering) dan 0,002% (< LOQ sampai dengan 76 µg/g berat kering) dari total protein jagung. Dalam hal ini, kedua protein hasil ekspresi mewakili sebagian kecil dari total protein dalam biji jagung event MON 87411 yang dipanen.

III.2.3 Analisis Stabilitas Protein

Jumlah protein Cry3Bb1 dan CP4 EPSPS yang dihasilkan oleh tanaman jagung PRG event MON 87411 sangat sedikit, sehingga untuk keperluan pengujian stabilitas protein digunakan protein yang diproduksi pada bakteri E. coli. Kesetaraan protein Cry3Bb1 dan CP4 EPSPS yang diekspresikan di dalam tanaman dengan yang dihasilkan oleh bakteri E. coli diuji dengan menggunakan metode SDS PAGE, Western Blot, analisis sekuen N-terminal, analisis glikosilasi, analisis aktivitas, dan penentuan massa menggunakan MALDI-TOF MS. Hasil analisis menunjukkan bahwa protein Cry3Bb1 dan CP4 EPSPS yang dihasilkan oleh bakteri E.coli ekivalen dengan protein Cry3Bb1 dan CP4 EPSPS yang dihasilkan oleh jagung PRG event MON 87411 (Hernan, et al., 2013 dan Lee, et al., 2013).

III.2.3.1 Stabilitas Cerna Protein

Analisis stabilitas protein Cry3Bb1 dan CP4 EPSPS dilakukan melalui uji daya cerna menggunakan simulasi cairan lambung (Simulated Gastric Fluid - SGF) dan simulasi cairan usus (Simulated Intestinal Fluid - SIF). Hasil hidrolisis protein dianalisis menggunakan metode SDS PAGE dan western blot (Bonner, et al., 2003; Leach, et al., 2002; dan Harrison, et al., 1996).

Hasil pengujian daya cerna menunjukkan bahwa lebih dari 98% protein Cry3Bb1 terhidrolisis dalam waktu 15 detik dalam SGF. Sama halnya untuk protein CP4 EPSPS, hasil pengujian daya cerna juga menunjukkan 98% protein terhidrolisis dalam waktu 15 detik dalam SGF.

Dalam SIF 98,5% protein Cry3Bb1 terhidrolisis dalam waktu 1 menit, sedangkan protein CP4 EPSPS tidak lagi terdeteksi setelah 100 menit.

(7)

7

III.2.3.2 Analisis Stabilitas Panas Protein

Analisis efek pemanasan terhadap aktivitas fungsional protein Cry3Bb1 dan enzim CP4 EPSPS yang dimurnikan dilakukan dengan pemeriksaan aktivitas fungsional protein dan SDS PAGE (Hernan, et al., 2011a dan 2011b).

Jumlah protein Cry3Bb1 dan enzim CP4 EPSPS yang dihasilkan oleh tanaman jagung PRG event MON 87411 sangat sedikit, sehingga untuk keperluan pengujian stabilitas protein digunakan protein yang diproduksi pada bakteri Escherichia coli. Karakterisasi protein Cry3Bb1 dan CP4 EPSPS yang diekspresikan di dalam tanaman dan bakteri E. coli dilakukan melalui SDS PAGE, Western Blot, analisis sekuen N-terminal, analisis glikosilasi, analisis aktivitas, dan penentuan massa menggunakan MALDI-TOF MS. Hasil analisis menunjukkan bahwa karakteristik protein Cry3Bb1 dan CP4 EPSPS yang dihasilkan dari bakteri E.coli ekivalen dengan protein Cry3Bb1 dan CP4 EPSPS yang diisolasi dari jagung PRG event MON 87411 (Hernan, et al., 2013 dan Lee, et al., 2013).

Hasil uji stabilitas panas protein Cry3Bb1 menunjukkan bahwa aktivitas protein Cry3Bb1 hilang setelah pemanasan pada suhu 75C selama 30 menit atau setelah pemanasan pada suhu 95C selama 15 menit.

Hasil uji stabilitas panas enzim CP4 EPSPS menunjukkan bahwa aktivitas enzim CP4 EPSPS menurun sampai di bawah batas deteksi setelah pemanasan pada suhu 75C selama 30 menit atau setelah pemanasan pada suhu 95C selama 15 menit.

Berdasarkan pengkajian alergenisitas yang meliputi analisis bioinformatika, konsentrasi protein, dan stabilitas protein, dapat disimpulkan bahwa protein Cry3Bb1 dan enzim CP4 EPSPS tidak menunjukkan adanya potensi menimbulkan alergi.

III.3 Toksisitas

Pengujian toksisitas akut telah dilakukan terhadap protein Cry3Bb1 dan CP4 EPSPS yang dihasilkan oleh jagung PRG event MON 87411 di laboratorium yang menerapkan GLP.

III.3.1 Toksisitas Akut Protein Cry3Bb1

Jumlah protein Cry3Bb1 yang dihasilkan oleh tanaman jagung PRG event MON 87411 sangat sedikit, maka untuk keperluan pengujian toksisitas akut protein Cry3Bb1 digunakan protein yang diproduksi pada bakteri E. coli. Hasil analisis ekivalensi menunjukkan kesamaan protein yang diproduksi tanaman jagung PRG event MON 87411 dan E. coli (Hernan, et al., 2013).

Pengujian toksisitas akut protein Cry3Bb1 telah dilakukan dan hasilnya telah dilaporkan (Kaempfe dan Bonner, 2003). Tujuan pengujian adalah untuk melakukan uji toksisitas akut terhadap protein Cry3Bb1 yang diproduksi oleh bakteri E. coli, pada mencit jantan dan betina, secara oral dengan cara cekokan

(8)

8

tunggal. Bahan yang diuji berupa larutan protein Cry3Bb1, dan larutan bovine serum albumin (BSA) digunakan sebagai kontrol. Keduanya diformulasikan dalam larutan dapar yang mengandung 50 mM natrium karbonat-bikarbonat, pH 10, dan 1 mM EDTA.

Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit jantan dan betina, strain CrI: CD-1®(ICR)BR (VAF/Plus®), yang berasal dari Charles River Laboratories, Inc., Portage, Michigan. Mencit jantan berumur sekitar 7 minggu, dengan berat badan antara 27,1 - 29,6 g pada hari ke-1, sedangkan mencit betina berumur sekitar 11 minggu dengan berat badan antara 27,5 - 30,3 g pada hari ke-1. Mencit mengalami aklimatisasi selama 5 hari, kemudian dipindahkan ke dalam kandang secara individual, yang ditempatkan dalam ruangan bersuhu 19 - 21oC dan kelembaban relatif 36 - 55%, dengan pencahayaan selama 12 jam terang 12 jam gelap.

Ransum yang berupa PMl Certified Rodent Meal #5002 (Purina Mills, Inc.), diberikan secara ad libitum selama pengujian berlangsung. Air minum (Municipal tap water treated by reverse osmosis) juga diberikan secara ad libitum.

Sebanyak 20 ekor mencit jantan dan 20 ekor betina dibagi menjadi dua kelompok (10 ekor jantan dan 10 ekor betina per kelompok). Kelompok 1 diberi cekokan larutan BSA, sebagai kontrol; dengan dosis target sebesar 2500 mg/kg BB per hari (dosis aktual sebesar 1900 mg/kg BB per hari). Sedangkan kelompok 2 diberi cekokan larutan protein Cry3Bb1, dengan dosis target sebesar 2100 mg/kg BB per hari (dosis aktual sebesar 1930 mg/kg BB per hari). Bahan uji atau kontrol diberikan dalam dua kali cekokan yang berselang sekitar 4 jam, dan pengujian berlangsung selama 14 hari. Observasi klinis dilakukan setiap hari, sedangkan penimbangan berat badan dan perhitungan konsumsi ransum dilakukan pada hari ke-0, ke-7, dan hari ke-14. Pada hari terakhir pengujian, semua mencit dimatikan, kemudian dilakukan pembedahan dan pengamatan organ dalam.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa: (1) tidak terdapat mencit yang mati selama pengujian berlangsung; (2) tidak ditemukan adanya abnormalitas klinis yang nyata pada semua mencit; (3) tidak terdapat perbedaan secara statistik dalam hal jumlah konsumsi ransum antar kelompok; (4) tidak ditemukan adanya pengaruh patologis pemberian protein uji terhadap organ dalam; (5) tiga ekor mencit betina dari kelompok kontrol mengalami sedikit penurunan berat badan pada hari ke-1 sampai ke-7; demikian pula pada 1 ekor mencit jantan dan 1 ekor mencit betina pada hari ke-7 sampai ke-14. Sedikit penurunan berat badan juga terjadi pada 2 ekor mencit jantan dan 3 ekor mencit betina dari kelompok perlakuan pada hari ke-7 sampai ke-14. Mencit selebihnya mengalami kenaikan berat badan, dan pada kelompok perlakuan ternyata kenaikan berat badannya lebih besar dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Berdasarkan pengujian tersebut disimpulkan bahwa tidak terdapat efek toksik pada mencit akibat pemberian protein Cry3Bb1 sampai dosis 1930 mg/kg BB.

(9)

9

III.3.2 Toksisitas Akut Protein CP4 EPSPS

Jumlah protein CP4 EPSPS yang dihasilkan oleh tanaman jagung PRG event MON 87411 sangat sedikit, sehingga untuk keperluan pengujian toksisitas akut protein CP4 EPSPS digunakan protein yang diproduksi pada bakteri E. coli (Harrison et al, 1996). Hasil analisis menunjukkan kesamaan protein yang diproduksi tanaman jagung PRG event MON 87411 dan E. coli. (Lee dan Storrs, 2013).

Pengujian toksisitas akut telah dilakukan terhadap protein CP4 EPSPS dan telah dilaporkan (Harrison et al, 1996). Tujuan pengujian adalah untuk melakukan uji toksisitas akut terhadap protein CP4 EPSPS pada mencit jantan dan betina, yang diberikan secara oral dengan cara cekokan tunggal. Bahan yang diuji berupa protein CP4 EPSPS murni yang dilarutkan dalam larutan dapar natrium bikarbonat 50 mM pH 8,5. Sebagai kontrol digunakan bovine serum albumin (BSA) yang juga dilarutkan dalam larutan dapar natrium bikarbonat 50 mM.

Hewan percobaan yang digunakan adalah 50 ekor mencit (Albino mice) jantan strain CD-1 berumur sekitar 5,5 minggu dengan berat badan antara 25,2 - 29,8 g dan 50 ekor mencit betina strain CD-1 berumur sekitar 7 minggu dengan berat badan antara 22,7 - 27,2 g; berasal dari Charles River Breeding Laboratory, Portage, MI. Semua mencit ditempatkan dalam kandang stainless steel secara individual, baik selama masa aklimatisasi maupun selama uji dilaksanakan. Semua kandang ditempatkan dalam ruangan dengan suhu 22 – 25oC, dan pencahayaan selama 12 jam terang 12 jam gelap.

Ransum yang berupa Purina Certified Rodent Chow # 5002, diberikan secara ad libitum selama pengujian berlangsung. Air minum (St Louis public water supply) juga diberikan secara ad libitum selama pengujian berlangsung.

Mencit jantan dan betina dibagi menjadi lima kelompok (10 ekor jantan dan 10 ekor betina per kelompok): kelompok 1 diberi cekokan larutan dapar Na-bikarbonat 50 mM, dengan dosis 33,33 ml/kg BB per hari; kelompok 2 diberi cekokan larutan BSA, dengan dosis 363 mg/kg BB per hari; kelompok 3 diberi cekokan larutan protein CP4 EPSPS, dengan dosis target 40 mg/kg BB per hari; kelompok 4 diberi cekokan larutan protein CP4 EPSPS, dengan dosis target 100 mg/kg BB per hari; dan kelompok 5 diberi cekokan larutan protein CP4 EPSPS, dengan dosis target 400 mg/kg BB per hari (masing-masing dosis target tersebut setara dengan dosis aktual 49 mg/kg BB per hari, 154 mg/kg BB per hari dan 572 mg/kg BB per hari). Pemberian bahan uji atau kontrol dilakukan sekali dan pengujian berlangsung selama 8 hari.

Pengamatan terhadap adanya kematian atau mencit yang sakit dilakukan sehari dua kali, yaitu pada pagi dan sore hari, selama pengujian berlangsung. Observasi secara detil untuk memeriksa adanya tanda-tanda keracunan dilakukan pada hari ke-7. Penimbangan berat badan dilakukan dua kali yaitu pada hari ke-0 dan hari ke-7. Perhitungan jumlah konsumsi ransum dilakukan setiap hari, mulai hari ke-1 sampai hari ke-7. Pada hari ke-8 atau ke-9 semua mencit dimatikan, kemudian dilakukan pembedahan dan pengamatan terhadap organ dalam.

(10)

10

Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada semua kelompok: (1) tidak terdapat mencit yang mati selama percobaan berlangsung; (2) tidak terdapat kelainan klinis pada mencit; (3) tidak ditemukan adanya perbedaan nyata dalam hal jumlah konsumsi ransum dan berat badan antar kelompok; (4) tidak ditemukan adanya kelainan pada organ dalam mencit.

Berdasarkan pengujian tersebut disimpulkan bahwa tidak terdapat efek toksik pada mencit akibat pemberian protein CP4 EPSPS sampai dosis 572 mg/kg BB per hari. IV. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengkajian tentang informasi genetik, kesepadanan substansial, alergenisitas, dan toksisitas disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Jagung PRG event MON 87411 mengandung satu kopi sisipan T-DNA yang berisi gen Snf7, cry3Bb1, dan cp4 epsps; tidak mengandung sekuen backbone dari plasmid transformasi PV-ZMIR10871; dan T-DNA dalam jagung PRG event MON 87411 masih stabil sampai lima generasi R5F1 dan diwariskan mengikuti hukum Mendel.

2. Jagung PRG event MON 87411 sepadan secara substansial dengan jagung non PRG; tidak menunjukkan adanya potensi menimbulkan alergi; dan tidak termasuk ke dalam bahan yang bersifat toksik.

3. TTKH menilai bahwa jagung PRG event MON 87411 yang diajukan adalah aman untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan.

4. Apabila kemudian ditemukan data dan informasi baru yang tidak sesuai dengan data keamanan pangan yang diperoleh hingga saat ini, maka status keamanan pangan jagung PRG event MON 87411 perlu dikaji ulang.

5. Apabila setelah ditetapkan aman pangan, kemudian jagung PRG event MON 87411 tersebut terbukti menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan manusia maka pemohon wajib melakukan tindakan pengendalian dan penanggulangan, serta menarik jagung PRG event MON 87411 dari peredaran. 6. Jagung PRG event MON 87411 tidak boleh digunakan sebagai pakan ternak

sampai memperoleh sertifikat aman pakan.

7. Jagung PRG event MON 87411 tidak boleh dibudidayakan sampai ditetapkan aman lingkungan.

V. Daftar Acuan

Beyene, Aster. 2013. Assessment of Cry3Bb1 and CP4 EPSPS Protein Levels in Corn Tissues Collected from MON 87411 Produced in Argentina Field Trials during 2011-2012. Report No. MSL-0024586. Monsanto Company, Product Characterization Center, 800 North Lindbergh Boulevard, Saint Louis, Missouri 63167. Report Completed on January 31, 2013.

Bonner, Heather, KS., Vaughn, Adam, P., dan Hileman, Ronald, E.. 2003. Assessment of the in vitro Digestibility in Simulated Gastric and Intestinal Fluids of the Cry3Bbl.pvzmir39 Protein. Report No. MSL-18662. Monsanto Company, Product Charcaterization Center, 800 North Lindbergh Boulevard, Saint Louis, Missouri 63167. Report Completed on October 10, 2003.

(11)

11

Food Allergy Research and Resource Program Database (FARRP). 2011. Department of Food Science and Technology, University of Nebraska, Lincoln. Diakses pada tanggal 14 Februari 2011 melalui http://www.allergenonline.org/index.shtml Harrison, Leslie, A., Bailey, Michele, R., Naylor, Mark, W., Ream, Joel, E., Hammond,

Bruce, G., Nida, Debbie, L., Burnette, Barry, L., Nickson, Thomas, E., Mitsky, Timothy, A., Taylor, Mary, L., Fuchs, Roy, L., Padgette, Stephen, R. 1996. The expressed protein in glyphosate-tolerant soybean, 5-enolpyruvylshikimate-3-phosphate synthase from Agrobacterium sp. strain CP4, is rapidly digested in vitro and is not toxic to acutely gavaged mice. J Nutr. 1996 Mar;126(3):728-40 Hernan, Ronald., Chen, Bin., Bell, Erin., Finnessy, John. 2011a. Amended Report for

MSL0022432: Effect of Temperature Treatment on the Functional Activity of CP4 EPSPS. Report No. MSL003307. Monsanto Company, 800 North Lindbergh Boulevard, Saint Louis, Missouri 63167. Report Completed on March 09, 2011. Hernan, Ronald., Heeren, Robert., Mueller, Geoffrey., Uffman, Joshua., Finnessy, John.

2011b. The Effect of Heat Treatment on Cry3Bb1 Functional Activity. Report No. MSL0023328. Monsanto Company, 800 North Lindbergh Boulevard, Saint Louis, Missouri 63167. Report Completed on May 31, 2011.

Hernan, Ronald., Heeren, Robert., Mueller, Geoffrey. 2013. Characterization of the Cry3Bb1 Protein Purified from the Maize Grain of MON 87411 and Comparison of the Physicochemical and Functional Properties of the Plant-Produced and E.coli-Produced Cry3Bb1 Proteins. Report No. MSL0024872. Monsanto Company, 800 North Lindbergh Boulevard, Saint Louis, Missouri 63167. Report Completed on June 07, 2013.

Kaempfe, Terry, A., dan Bonner, Heather, KS. 2003. An Acute Oral Toxicity Study in Mice with E. coli-produced Cry3Bbl1.pvzmir39 Protein. Report No. MSL-18711. Monsanto Company, 800 North Lindbergh Boulevard, Saint Louis, Missouri 63167. Report Completed on September 26, 2003.

Kang, Heidi, T., dan Silvanovich, Andre. 2013a. Updated Bioinformatics Evaluation of the CP4 EPSPS Protein Utilizing the AD_2013, TOX_2013 and PRT_2013 Databases. Report No. MSL0024715. Monsanto Company, 800 North Lindbergh Boulevard, Saint Louis, Missouri 63167. Report Completed on May 22, 2013. Kang, Heidi, T., dan Silvanovich, Andre. 2013b. Updated Bioinformatics Evaluation of the

Cry3Bb1 Protein Utilizing the AD_2013, TOX_2013 and PRT_2013 Databases. Report No. MSL0024870. Monsanto Company, 800 North Lindbergh Boulevard, Saint Louis, Missouri 63167. Report Completed on February 20, 2013

Klusmeyer, Tim, H., Miller, Kathleen, D., Sorbet, Roy, D. 2013. Compositional Analyses of Maize Forage and Grain from Glyphosate Treated MON 87411 Grown in Argentina during 2011/2012. Report No. MSL0024658. Monsanto Company, 800 North Lindbergh Boulevard, Saint Louis, Missouri 63167. Report Completed on June 18, 2013.

(12)

12

Leach, John, N., Hileman, Ronald, E., Thorp, Jamie, J., George, Cherian., Astwood, James, D. 2002. Assesment of the in vitro digestibility of purified E. coli-produced CP4 EPSPS protein in simulated gastric fluid. Report No. MSL17556. Monsanto Company, Product Safety Center, 800 North Lindbergh, Saint Louis, Missouri 63167. Report Completed on May 31, 2002.

Lee, Thomas, C., dan Storrs, S. Bradley. 2013. Characterization of the CP4 EPSPS Protein Purified from the Maize Grain of MON 87411 and Comparison of the Physicochemical and Functional Properties of the Plant-Produced and E. coli-Produced CP4 EPSPS Proteins. Report No. MSL0024834. Monsanto Company, 800 North Lindbergh Boulevard, Saint Louis, Missouri 63167. Report Completed on June 04, 2013.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Atas dasar beberapa uraian tentang informasi genetik dari gen Cry1A.105 dan gen Cry2Ab2 yang berasal dari Bacillus thuringiensis yang disisipkan dalam Jagung PRG MON 89034;

Bagi pangan PRG yang secara sengaja ditingkatkan nilai gizinya (misalnya dengan adanya pro-vitamin A dalam padi dan mustard ), maka harus dilakukan pengkajian nilai gizi pangan

Tujuan dilakukan studi pakan pada ayam broiler ialah untuk menunjukkan bahwa ransum yang mengandung biji Jagung PRG event 3272 tidak.1. memberikan efek negatif

Hasil analisis menunjukkan bahwa biji Jagung PRG event T25 memiliki komposisi asam amino, vitamin, mineral, oligosakarida, isoflavon, dan metabolit sekunder/zat antinutrisi

Atas dasar beberapa uraian tentang informasi genetik dari gen CP4 EPSPS yang berasal dari Agrobacterium tumefaciens yang disisipkan dalam kedelai PRG event GTS

Atas dasar beberapa uraian tentang informasi genetik dari gen mEPSPS yang disisipkan dalam Jagung PRG event GA21; analisis kesepadanan substansial antara komposisi Jagung

Atas dasar beberapa uraian tentang informasi genetik dari gen CP4 EPSPS yang berasal dari Agrobacterium tumefaciens yang disisipkan dalam kedelai PRG event

Dari hasil studi ini dapat disimpulkan bahwa performa ayam broiler dan kualitas karkasnya yang diberi pakan mengandung bungkil baik dari Kedelai PRG event MON 87708, kedelai