UJI HEDONIK
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
PENGENDALIAN MUTU INDUSTRI PANGAN DAN HASIL
PERKEBUNAN
Disusun oleh : NOER AZA FAUZIANA
15/18028/THP-STIPP B
SARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERKEBUNAN DAN
PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Industri makanan dan minuman berkembang sangat pekat. Produk makanan dan minuman yang beredar di masyarakat jumlah dan jenisnya sudah sangat banyak. Ada makanan dan minuman yang dipasarkan pada semua kalangan konsunten dari konsumen kelas bawah sampai konsumen kelas atas, terdapat juga jenis makanan dan minuman hanya disediakan atau dipasarkan untuk kalangan konsumen tertentu. Dijumpai jenis makanan atau minuman yang mirip bentuk, kemasan, dan cita rasanya, tetapi memiliki perbedaan yang sangat besar dari harga. Hal ini tentunya akan menyebabkan tanda tanya mengapa harganya berbeda. Salah satunya yang berperan disini adalah kemampuan perusahaan untuk menciptakan citra yang melekat pada mereka.
Penilaian yang pertama konsumen terhadap produk pangan adalah berdasarkan karakteristik sensorinya seperti aroma, tekstur, penampakan dan rasa. Oleh karena itu, dapat dilakuakan uji mutu hedonik dan uji hedonik terhadap produk yang akan dipasarkan dan berguna sebagai gambaran akan tingkat kesukaan konsumen terhadap produk. Oleh karena itu, uji mutu hedonik menjadi sangat penting dilakukan sebagai bahan evaluasi yang nantinya akan berguna sebagai bahan pembelajaran untuk mengurangi kelemahan pada produk dan dapat menciptakan inovasi terbaru serta meningkatkan kualitas produk.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari Praktikum Pengendalian Mutu Industri Pangan dan Hasil Perkebunan acara acara Uji Hedonik adalah untuk mengetahui sampel mana yang disukai konsumen (panelis).
C. Manfaat
Adapun manfaat dari Praktikum Pengendalian Mutu Industri Pangan dan Hasil Perkebunan acara Uji Hedonik yaitu dapat mengetahui sampel mana yang disukai konsumen (panelis).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Uji Hedonik
Menurut Susiwi (2009), uji mutu hedonik adalah uji dimana panelis menyatakankesan pribadi tentang baik atau buruk (kesan mutu hedonik). Kesan mutu hedonik lebih spesifik dari kesan suka atau tidak suka, dan dapat bersifat lebih umum. Contohkesan mutu hedonik dari suatu produk adalah kesan sepet tidaknya minuman teh, pulen keras nasi, dan empuk keras dari daging (Sarastani, 2012).
Jumlah tingkat skala juga bervariasi tergantung dari rentangan mutu yang diinginkan dan sensitivitas antar skala. Skala hedonik untuk uji mutu hedonik dapat berarah satu dan berarah dua. Seperti halnya pada uji kesukaan pada uji mutuhedonik, data penilaiaan dapat ditransformasi dalam skala numerik dan selanjutnyadapat dianalisis statistik untuk interprestasinya (Sarastani, 2012).
B. Uji Mutu Hedonik
Berbeda dengan uji kesukaan, uji mutu hedonik tidak menyatakan suka atau tidak suka melainkan menyatakan kesan tentang baik atau buruk. Kesan baik atau buruk ini disebut kesan mutu hedonik. Oleh karena itu bebeapa ahli memasukkan uji mutu hedonik ini kedalam uji hedaonik. Kesan mutu hedonik lebih spesifik dari pada sekedar kesan suka atau tidak suka. Mutu hedonik dapat besifat umum, yaitu baik atau buruk dan bersifat empuk-keras untuk daging. Pulen-keras untuk nasi dan renyah untuk mentimun. Rentang skala hedonik berkisar dari sangat buruk sampai sangat baik. Skala hedonik pada uji mutu hedonik sampai dengan tingkat mutu hedonik. Jumlah tingkat skala juga tergantung dari rentangan mutu yang diinginkan dari sensitifitas antar skala. Prinsip uji mutu hedonik ini mencoba suatu produk tanpa membandingkan dengan sampel lain (Nuraini, 2013).
C. Susu Cair
Susu cair adalah suatu produk bahan makanan berbentuk cair yang diperoleh dari perahan susu binatang ternak seperti sapi, kambing, domba, kuda, dan unta. Susu cair sebagai bahan makanan disini agak sedikit berbeda dengan susu segar. Bila susu segar adalah susu yang diambil langsung dari binatang ternak dan tidak mengalami proses selain proses sterilisasi dan tidak mendapatkan bahan tambahan apapun, maka susu cair selain mengalami proses sterilisasi, biasanya juga ditambahkan beberapa bahan sehingga dapat lebih lama bertahan (Anonim, 2017).
Susu segar umumnya bertahan hanya 12 jam dalam wadah steril. Sedangkan susu cair, bisa tahan selama beberapa bulan tergantung prosesnya. Misalnya, susu cair UHT yang dipanaskan dalam suhu tinggi, bisa tahan hingga 10 bulan. Tapi intinya, kandungan gizi susu cair ini adalah yang paling mendekati susu aslinya daripada susu bubuk atau susu kental manis (Anonim, 2017).
BAB III
METODE PRAKTIKUM A. Tempat dan Tanggal Praktikum
Praktikum ini dilakukan pada hari Selasa, 1 Agustus 2017 di Laboratorium Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Stiper Yogyakarta.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu cup plastik, sedotan, spidol dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan adalah susu milkino (rasa strawberry), susu frisian flag (rasa strawberry) dan susu indomilk (rasa strawberry).
C. Cara Kerja
I. Teoritis
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Menempatkan ketiga macam susutersebut ke dalam cup plastik. 3. Memberikan 3 digit kode untuk masing-masing sampel.
4. Melakukan uji triangle. II. Diagram Alir
Gambar 1. diagram alir Uji Hedonik pada susu. Susu.
Cup plastik..
Di beri kode
Dilakukan uji hedonik
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dari praktikum Uji Hedonik adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Uji Hedonik
No. Panelis Sampel Jumlah
451 212 937
1 Indah Nurfitrah 2 5 4 11
2 Yudhi Arianto 5 4 3 12
3 Annisa Nurul Komaril 3 5 4 12 4 Claudia Cessa Yolanda D. 2 3 4 9
5 Wilheimina Bota 2 5 2 9
6 Sahat Marulitua Saragih 3 5 4 12
7 Wuriyan Pangestu 4 5 5 14
8 Yuska Toda 2 5 4 11
9 Mahmud Fahrizal Harahap 2 4 3 9 10. Muhammad Ibnu Mas’ud 3 5 4 12
Jumlah 28 46 37 111 B. Perhitungan 1. GT = 111 2. FK = GT² p × s
=
111² 10 × 3=
12321 30= 410,71
3. JK Panelis = (( Σ P₁² + P₂² + ....+ Pn²) s) − FK
= 419 – 410,7 = 8,3 4. JK Sampel = (( Σ S₁ 2 + S₂2+ ….+ Sn2 ) p) − FK
= 426,9 – 410,7 = 16,25. JK Total = ( Σa² + b² + ... n²) – FK = 447 – 410,7
= 36,3
6. JK Eror = JK Total – JK Panelis – JK Sampel = 36,3 – 8,3 – 16,2 = 11,8 Tabel Anaka Sumber Keragaman Db JK RK F. Hitung F. Tabel 5% 1% Panelis 9 8,3 0,92 1,39tn 3,55 6,01 Sampel 2 16,2 8,1 12,27** Error 18 11,8 0,66 Total 29 36,3 1,25 db panelis = (p - 1) = (10 – 1) = 9 db sampel = (s - 1) = (3 – 1) = 2
db error = db total –(db panelis+ db error) = 29 -(9 + 2) = 18 db total = (p × s) – 1 = (10 ×3) – 1 = 29
Keterangan :
F. Hitung < F. Tabel = tidak ada beda nyata (tn) F. Hitung > F. Tabel 5% = ada beda nyata (*) F. Hitung > F. Tabel 1% = sangat beda nyata (**)
Kesimpulan :
Terdapat perbedaan nyata dalam tingkat kesukaan konsumen terhadap susu milkino, frisian flag dan indomilk.
C. Pembahasan
Pada praktikum pengendalian mutu acara uji hedonik, praktikan diharapkan dapat mengetahui sampel mana yang disukai konsumen (panelis). Adapun sampel yang digunakan adalah susu milkino, frisian flag dan indomik yang masing-masing memiliki rasa strawberry.
Uji hedonik adalah pengujian yang meminta penelis memilih satu pilihan diantara yang lain terhadap sampel yang diujikan dengan cara mengemukakan tingkat kesukaannya ataupu ketidaksukaannya. Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Penilaian dalam uji hedonik ini dilakukan bersifat spontan. Dalam hal ini, panelis diminta untuk menilai suatu produk secara langsung dan pada saat itu juga mencoba tanpa membandingkan dengan produk sebelum atau sesudahnya.
Pada praktikum ini digunakan tiga sampel yaitu susu milkino dengan kode 451, susu frisian flag dengan kode 212 dan susu indomilk dengan kode 937. Dari hasil analisis, panelis menyatakan suka terhadap ketiga produk. Hal ini terlihat dari jumlah tingkat kesukaannya yang tidak begitu mencolok. Namun, dapat diurutkan bahwa produk yang paling disukai adalah susu frisian flag (212) dengan jumlah skore 46 kemudian susu indomik (937) dengan jumlah skore 37 dan terakhir adalah susu mlkino (451) dengan jumlah skore 28.
Selanjutnya dilakukan perhitungan ANOVA, dari hasil analisis menggunakan ANOVA dapat diketahui bahwa pada pengujian kesukaan, nilai F hitung sebesar 1,39 untuk panelis dan 12,27 untuk sampel kemudian dibandingkan dengan F tabel yang bernilai 3,55 pada taraf 5 % dan 6,01 pada taraf 1%. Ternyata F hitung lebih kecil dari F tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nyata dari susu Milkino, susu Frisian Flag dan susu Indomilk.
Berdasarkan hal ini, maka cukup beralasan bahwa pabrik-pabrik industri pertanian besar seperti frisian flag, indomilk dan milkino menambahkan suatu cita rasa tersendiri pada produk mereka agar produk mereka memiliki kekhasan dan berbeda dari produk merk lain yang sama.
Hal ini biasanya disesuaikan dengan selera konsumen. Oleh karena itulah pabrik-pabrik industri pertanian besar melakukan pengujian kesukaan ( hedonik ) dengan panelis yang terlatih dan tidak terlatih untuk mengetahui seberapa besar respon kesukaan konsumen terhadap mereka.
Hal ini jugalah yang terjadi pada ketiga produk diatas dimana dibandingkan ketiga produk tersebut melalui uji organoleptik kesukaan untuk mengetahui produk dengan jenis yang sama yang mana yang lebih disukai konsumen. Hal inilah yang natinya menentukan persaingan pangsa pasar antara produk tersebut. Namun demikian perlu dipahami bahwa konsumen memiliki kesukaan dan selera tersendiri terhadap suatu produk.Biasanya hal ini dipengaruhi oleh daerah, sosial ekonomi dan makanan/minuman yang dikonsumsi.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Pada praktikum ini digunakan tiga sampel yaitu susu milkino dengan kode 451, susu frisian flag dengan kode 212 dan susu indomilk dengan kode 937. Dari hasil analisis, panelis menyatakan suka terhadap ketiga produk. Hal ini terlihat dari jumlah tingkat kesukaannya yang tidak begitu mencolok. Namun, dapat diurutkan bahwa produk yang paling disukai adalah susu frisian flag (212) dengan jumlah skore 46 kemudian susu indomik (937) dengan jumlah skore 37 dan terakhir adalah susu mlkino (451) dengan jumlah skore 28.
Selanjutnya dilakukan perhitungan ANOVA, dari hasil analisis menggunakan ANOVA dapat diketahui bahwa pada pengujian kesukaan, nilai F hitung sebesar 1,39 untuk panelis dan 12,27 untuk sampel kemudian dibandingkan dengan F tabel yang bernilai 3,55 pada taraf 5 % dan 6,01 pada taraf 1%. Ternyata F hitung lebih kecil dari F tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan nyata dari susu Milkino, susu Frisian Flag dan susu Indomilk.
B. Saran
Ada baiknya jika praktikum dilaksanakan dmenjadi dua golongan sehingga proses pentransferan ilmu dapat berjala dengan kondusif dan legiatan praktikum berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Susu Cair. http://www.kerjanya.net/faq/18004-susu-cair.html. Diakses pada Sabtu, 5 Agustus 2017 pukul 09.28 WIB.
Nuraini, dkk. 2013. Petunjuk Praktikum Evaluasi Sensori. Purwokerto: PS Ilmu dan Teknologi Pangan.
Sarastani. 2012. Analisis Sensori untuk Industri Pangan dan Agro. Bogor : IPB Press
Yogyakarta, 05 Agustus 2017 Mengetahui,
Co. Ass Praktikan