• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktikum Mikrobiologi Uji Kuantitatif Mikroba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Praktikum Mikrobiologi Uji Kuantitatif Mikroba"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

laporan praktikum mikrobiologi uji kuantitatif mikroba

laporan praktikum mikrobiologi uji kuantitatif mikroba

BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A.

A. Latar Latar BelakangBelakang

Kuantitasi mikroba menunjukkan j

Kuantitasi mikroba menunjukkan j umlah koloni yang mampu diumlah koloni yang mampu di bentuk bentuk oleh mikroba oleh mikroba tertentu. Beberapa kolonitertentu. Beberapa koloni  bakteri

 bakteri ini, ini, bagi bagi tubuh tubuh manusia manusia akan akan menyebabkan menyebabkan penyakit. penyakit. Steril Steril dari dari bakteri bakteri untuk untuk makanan makanan terutama terutama minuman, minuman, sangatsangat  perlu

 perlu diketahui diketahui demi demi menjaga menjaga kesehatan. kesehatan. Air Air minum minum dari dari berbagai berbagai tempatmempunyai tempatmempunyai jenis-jenis jenis-jenis bakteri bakteri yang yang tidak tidak sama.sama. Untuk air minum hasil penyulingan diharapkan sudah terbebas dari bakteri (Fardiaz, 1996).

Untuk air minum hasil penyulingan diharapkan sudah terbebas dari bakteri (Fardiaz, 1996).

Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan. Pemeriksaan secara mikrobiologi, baik secara Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan. Pemeriksaan secara mikrobiologi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran (Kawuri dkk., 2007).

kuantitatif maupun kualitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran (Kawuri dkk., 2007).

Standar Air Minum, menurut standar WHO semua sampel tidak boleh mengandung E. coli dan sebaiknya juga bebas Standar Air Minum, menurut standar WHO semua sampel tidak boleh mengandung E. coli dan sebaiknya juga bebas dari bakteri coliform. Standar WHO: Dalam setiap tahun, 95% dari sampel-sampel tidak boleh mengandung coliform dalam dari bakteri coliform. Standar WHO: Dalam setiap tahun, 95% dari sampel-sampel tidak boleh mengandung coliform dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung E. coli dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung coliform lebih dari 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung E. coli dalam 100 ml, Tidak ada sampel yang mengandung coliform lebih dari 10 dalam 100 ml, Tidak boleh ada coliform dalam 100 ml dalam dua sampel yang berurutan (AOAC,2000).

10 dalam 100 ml, Tidak boleh ada coliform dalam 100 ml dalam dua sampel yang berurutan (AOAC,2000).

Uji kualitatif coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan (presumptive test), uji penetapan Uji kualitatif coliform secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji dugaan (presumptive test), uji penetapan (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test) (Kawuri, dkk. 2007). Metode pengujian yang digunakan adalah metode (confirmed test), dan uji pelengkap (completed test) (Kawuri, dkk. 2007). Metode pengujian yang digunakan adalah metode Most Probable Number (MPN) atau Jumlah Perkiraan Terbatas (JPT) (Wakhid, 2009).

Most Probable Number (MPN) atau Jumlah Perkiraan Terbatas (JPT) (Wakhid, 2009).

Analisis kuantitatif mikrobiologi pada air minum penting dilakukan untuk mengetahui mutu air minum tersebut. Ada Analisis kuantitatif mikrobiologi pada air minum penting dilakukan untuk mengetahui mutu air minum tersebut. Ada  beberapa

 beberapa cara cara yang yang dapat dapat digunakan digunakan untuk untuk menghitung menghitung atau atau mengukur mengukur jumlah jumlah jasad jasad renik renik dalam dalam suatu suatu suspensi, suspensi, salahsalah satunya adalah pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada minuman dengan metode MPN (Most Probable Number).

satunya adalah pemeriksaan adanya bakteri Coliform pada minuman dengan metode MPN (Most Probable Number).

B. Tujuan B. Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut : Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut : 1.

1. Untuk Untuk menganalisis menganalisis kuantitatif kuantitatif mikroba mikroba dalam dalam suatu suatu sampel sampel uji.uji. 2.

2. Untuk Untuk mengetahui mengetahui adanya adanya bakteribakteri ColiformColiform pada suatu sampel air dengan menggunakan teknik pengenceran. pada suatu sampel air dengan menggunakan teknik pengenceran. 3.

3. Untuk Untuk menghitung menghitung jumlah jumlah bakteribakteri ColiformColiform pada suatu sampel air dengan menggunakan perhitungan MPN (Most Probable pada suatu sampel air dengan menggunakan perhitungan MPN (Most Probable  Number).

(2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perhitungan jumlah mikroba dapat dilakukan dengan perhitunganlangsung maupun tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa jumlah mikroorganisme pada suatu bahan pada suatu saat tertentu tanpamemberikan perlakuan terlebih dahulu, sedangkan jumlah organisme yangdiketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memberikan perlakuantertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung, dapatdilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah dengan membuat preparat darisuatu bahan (preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaanruang hitung (counting chamber ). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masihhidup saja (viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada  beberapa cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total plate count /TPC), perhitungan melalui pengenceran, perhitungan  jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), dankalori meter (cara kekeruhan atau turbidimetri) (Dwidjoseputro, 1994).

Perhitungan secara tidak langsung ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada cawan petri (total plate count / TPC),  perhitungan melalui pengenceran, perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara kekeruhan atau turbidimetri). Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uj i pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan (completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat  probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Metode perhitungan

MPN sering digunakan dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam tanah seperti  Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan  produksi tanaman, sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2  dari udara dan mengubah ammonium menjadi

nitrat (Lim, 1998).

Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat. Perhitungan jumlah suatu bakteri dapat melalui berbagai macam uji seperti uji kualitatif koliform yang secara lengkap terdiri dari tiga tahap yaitu uji penduga (uji kuantitatif, bisa dengan metode MPN), uji penguat dan uji pelengkap. Waktu, mutu sampel, biaya, tujuan analisis merupakan beberapa faktor  penentu dalam uji kualitatif koliform. Bakteri koliform dapat dihitung dengan menggunakan metode cawan petri (metode  perhitungan secara tidak langsung yang didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni yang merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terdapat pada sampel (Plummer, 1987).

Output   metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh ( growth unit ) atau unit  pembentuk koloni (colony forming unit ) dalam sampel. Namun, pada umumnya nilai MPN juda diartikan sebagai perkiraan  jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi (Lim, 1998).

Menurut Plummer (1987), ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitung atau mengukur jumlah jasad renik di dalam suatu suspensi atau bahan, yang dapat dibedakan atas beberapa kelompok yaitu:

a. Perhitungan jumlah sel

1. Hitungan mikroskopik 2. Hitungan cawan

3. MPN (Most Probable Number)  b. Perhitungan massa sel secara langsung

1. Volumetrik 2. Gravimetrik

3. Kekeruhan (turbidimetri)

c. Perhitungan massa sel secara tidak langsung 1. Analisis komponen sel

2. Analisis produk katabolisme 3. Analisis konsumsi nutrient

(3)

Metode MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Metode MPN digunakan medium cair di dalam tabung reaksi, dimana perhitungannya dilakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung Durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik pembentuk gas (Fardiaz, 1993).

Untuk metode MPN (most probable number ) digunakan medium cair dalam wadah berupa tabung reaksi,  perhitungan di lakukan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang mengalami perubahan pada mediumnya  baik itu berupa perubahan warna atau terbentuknya gelembung gas pada dasar tabung durham. Pada metode perhitungan MPN ini digunakan bentuk tiga seri pengenceran, yang pertama 10-1, 10-2, dan 10-3. Kemudian dari hasil perubahan tersebut

dicari nilai MPNnya pada tabel nilai MPN, dan untuk jumlah bakterinya maka digunakan rumus (Gobel, 2008).

Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan pertumbuhan koliform sehingga diperoleh nilai untuk menduga jumlah koliform dalam sampel yang diuji. Uji positif akan menghasilkan angka indeks. Angka ini disesuaikan dengan tabel MPN untuk menentukan jumlah koliform dalam sampel (Pakadang, S, 2010).

Bakteri koliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik lain dengan kata lain merupakan bakteri indikator sebagai tanda bahwa adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan koliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Keuntungan mendeteksi koliform adalah jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain. Koliform merupakan suatu grup  bakteri yang digunakan sebagai indikator adanya pencemaran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan,

susu dan produk-produk susu. Pada saat perhitungan koloni, apabila jumlah koloni yang di temukan kurang dari standart yang telah di tetapkan, maka suatu sampel bisa di katakan murni (Umbreit, 1960).

Beberapa jenis bakteri selain coliform juga memiliki sifat fermentatif, sehingga diperlukan uji konfirmasi untuk mengetes kembali kebenaran adanya coliform dengan bantuan medium selektif diferensial. Uji kelengkapan kembali meyakinkan hasil tes uji konfirmasi dengan mendeteksi sifat fermentatif dan pengamatan mikroskop terhadap ciri-ciri coliform: berbentuk batang, gram negatif, tidak-berspora. Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indicator keberadaan bakteri patogenik lainnya. Lebih tepatnya, sebenarnya bakteri coliform fecal adalah bakteri indicator adanya pencemaran bakteri pathogen. Penentuan coliform fekal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan  bakteri pathogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat dan sederhana daripada mndeteksi bakteri  patogenik lain (Lim, 1998).

Salah satu anggota kelompok coliform adalah  E.coli. Karena  E.coli adalah bakteri coliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli sering disebut sebagai coliform fekal. Pengujian coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan dengan uji  E.coli karena hanya memerlukan uji penduga yang merupakan tahap pert ama uji  E.coli (Penn, 1991).

Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting bagi kualitas air minum. Kelompok bakteri coliform, antara lain  Eschericia coli,  Enterrobacter aerogenes, dan Citrobacter fruendi. Keberadaan bakteri di dalam air minum itu menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Keberadaan bakteri ini juga menunjukkan adanya bakteri pathogen lain misalnya, Shigella, yang menyebabkan diare hingga muntaber (Lim, 1998).

(4)

BAB III METODOLOGI A. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut : Hari/Tanggal : Rabu, 18 April 2012

Waktu : 13.15

 – 

 Selesai WITA

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Dasar FMIPA UNTAD

B. Alat dan Bahan 1. Alat

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Bunsen 6. Rak tabung reaksi

2. Kertas 7. Botol semprot 3. Kapas 8. Erlenmeyer  4. Tabung reaksi 9. Tabung durham 5. Spoid 1 ml & 10 ml 10.Inkubator 

2. Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut : 1. Alkohol 70 %

2. Aquades

3. Sampel air dari kantin A dan kantin B 4. Medium LB

C. Prosedur Kerja

1. Menyiapkan 24 tabung reaksi lalu ditutup dengan kapas.

2. Lalu memasukkan tabung durham secara terbalik ke dalam 18 tabung reaksi

3. Memasukkan 9 ml aquades ke dalam masing-masing tabung reaksi (3 tabung pengenceran) 4. Memasukkan 1 ml air sampel ke dalam tabung pengenceran pertama (10-1).

5. Memindahkan 1 ml air dari tabung pengenceran pertama (10-1) ke dalam tabung pengenceran kedua (10-2), kemudian

menutup tabung reaksi dengan kapas.

6. Memindahkan 1 ml air dari tabung pengenceran kedua (10-2) ke dalam tabung pengenceran ketiga (10-3), kemudian menutup

tabung reaksi dengan kapas.

7. Memasukkan masing-masing 5 ml medium LB ke dalam 9 tabung reaksi yang telah berisi tabung durham.

8. Memasukkan masing-masing 1 ml air dari tabung pengenceran pertama (10-1) ke dalam 3 tabung reaksi yang telah berisi

medium LB dan tabung durham, kemudian menutupnya dengan kapas.

9. Memasukkan masing-masing 1 ml air dari tabung pengenceran kedua (10-2) ke dalam 3 tabung reaksi yang telah berisi

medium LB dan tabung durham, kemudian menutupnya dengan kapas.

10. Memasukkan masing-masing 1 ml air dari tabung pengenceran ketiga (10-3) ke dalam 3 tabung reaksi yang telah berisi

medium LB dan tabung durham, kemudian menutupnya dengan kapas.

11. Memasukkan 9 tabung uji tersebut ke dalam inkubator selama 2x24 jam pada suhu 37oC.

12. Mengamati dan menghitung jumlah tabung positif yang terdapat gelembung gas dan mengalami perubahan warna. 13. Menggunakan metode MPN untuk menghitung bakteri yang terdapat pada sampel.

(5)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan B. Analisa Data 1. Untuk sampel A MPN Coliform = Nilai MPN x = 1,6 x = 1,6 x 102 = 160 2. Untuk sampel B MPN Coliform = Nilai MPN x = 0,23 x = 0,23 x 102 = 23 C. Pembahasan

Metode MPN biasanya biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat

Metode perhitungan MPN menggunakan media cair di dalam tabung reaksiyang berisi tabung durham, dimana  perhitungan dilakukan berdasarkan jumlah tabungyang positif yaitu yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah inkubasi pada

suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas didalam tabung durham yang dil etakkan pada posisi terbalik, yait u untuk jasad renik pembentuk gas, sehingga tabung durham tersebut naik keatas.

Keuntungan dari metoda ini adalah :

1. Dapat dibuat sangat peka dengan penggunaan volume inokulum contoh yang lebih besar dari 1,0 ml/tabung. 2. Bahan-bahan dapat dipersiapkan untuk tugas lapangan.

3. Media pertumbuhan selektif dapat digunakan untuk menghitung jenismikroorganisme yang diharapkan di antara jenis-jenis lainnya yang adadalam bahan pangan tersebut.

Kerugiannya adalah dibutuhkannya banyak ulangan untuk diperoleh hasilyang teliti dan sehubungan dengan hal tersebut banyak biaya dan waktu yangdibutuhkan untuk persiapannya. Metoda ini banyak digunakan untuk menghitung bakteri patogenik dalam jumlah sedikit yang terdapat dalam bahan pangan (Buckle dkk, 1985).

Dalam percobaan kali ini, digunakan 2 sampel air dari tempat yang berbeda-beda. Tempat pengambilan sampel tersebut yaitu di wilayah kampus yaitu kantin A dan kantin B. Dalam metode ini sampel yang telah diencerkan dituang kedalam masing-masing 3 tabung reaksi, kemudian sampel tersebut diinkubasi selama 2 hari. Setelah 2 hari dilakukan  perhitungan berdasarkan jumlah tabung yang positif yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba. Pengamatan tabung positif dilakukan dengan mengamati perubahan warna pada sampel yang sebelumnya dicampurkan dengan medium LB (Laktose Broth), atau dengan terbentuknya gelembung gas dalam tabung durham. Fungsi dari tabung durham sendiri sebagai media

No Sampel Pengenceran Nilai MPN Gambar 10-1 10-2 10-3

1. A 3 1 3 1,6

(6)

untuk menampung gas akibat metabolisme bakteri. Dan penyebab lain dari terbentuknya gas dalam tabung, diakibatkan karena kontaminasi dari udara ketika proses isolasi dalam inkubator. Medium LB digunakan karena medium ini berfungsi sebagai media untuk mendeteksi kehadiran Coliform dalam air dan dalam mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organism Coliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah  presumptive test untuk Coliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% p epton; dan 0,5% laktosa.

Dari hasil pengamatan, kedua sampel tersebut positif mengandung bakteri Coliform. Hal ini ditunjukkan dengan adanya gelembung gas yang berada dalam tabung durham dan warna larutan berubah menjadi keruh.

Menurut Suriawiria (1985), kekeruhan yang terdapat pada tabung reaksi disebabkan karena adanya aktivitas dari suatu mikroorganisme. Kekeruhan yang terjadi pada tabung-tabung reaksi tersebut berbeda, ada yang mengalami kekeruhan pada  bagian permukaannya saja dan j uga ada yang mengalami kekeruhan merata pada seluruh media dan sampel. Kekeruhan yang

terjadi merata pada media disebabkan karena adanya mikroorganisme anaerob fakultatif, yaitu mikroorganisme yang mampu hidup ataupun tumbuh dengan atau tanpa adanya oksigen. Kekeruhan yang terjadi pada permukaannya saja disebabkan karena adanya mikroorganisme aerob.

Menurut Fardiaz (1992), Gelembung udara yang dihasilkan pada tabungdurham disebabkan oleh adanya aktivitas yang respirasi mikroorganisme, sehingga dapat dilihat hasil dari respirasi mikroorganisme tersebut berupa gelembung gas.

Untuk sampel air kantin A, nilai MPN dari tabel MPN yaitu 1,6. Dengan menggunakan rumus MPN count, dalam 1 mL sampel terdapat 160 bakteri coliform. Untuk sampel air kantin B, nilai MPN dari table MPN yaitu 0,23. Dengan menggunakan rumus MPN count, dalam 1 mL sampel terdapat 23 bakteri coliform.  Hal ini sudah diambang batas, karena menurut Standar WHO yakni 95% dari sampel-sampel tidak boleh mengandung coliform dalam 100 ml, tidak ada sampel yang mengandung E. coli dalam 100 ml, tidak ada sampel yang mengandung coliform lebih dari 10 dalam 100 ml.

Jadi dari kedua sampel tersebut sudah tidak layak/aman untuk dikonsumsi sebab jumlah bakteri coliform  sudah ambang batas. Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat dijelaskan, bahwa mikroba yang terbentuk dalam tabung reaksi memerlukan oksigen untuk hidup, sehingga mikroba tersebut tergolong ke dalam bakteri aerob, dan salah satu cara untuk mengenali adanya mikroba dapat dilihat dari terbentuknya gas pada tabung yang menandakan tabung bersifat positif.

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Jumlah mikroba Coliform dari 1 mL air kantin A yaitu 160 mikroba.

2. Jumlah mikroba Coliform dari 1 mL air kantin B yaitu 23 mikroba.

3. Adanya mikroba dapat ditandai dengan timbulnya gelembung gas pada tabung durham, dan terjadi perubahan warna pada sampel.

4. Mikroba yang diperoleh merupakan bakteri aerob yang membutuhkan gas O2

untuk hidup, dan menghasilkan gas CO2.

5. Tabung bersifat positif apabila di dalam tabung tersebut terdapat mikroba.

B. Saran

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian, penanaman bakteri ini dilakukan dengan memindahkan media dari tabung reaksi hasil pengenceran ke dalam cawan petri melalui metode spread. Metode spread dilakukan

Dalam keadaan masih cair, tuangkan nutrien agar yang telah mengandung suspensi bakteri tersebut ke dalam cawan petri secara aseptis sebanyak 20 ml. Biarkan

Untuk koloni bakteri pada media Agar di cawan Petri NA dan Mac Conkey Agar , sedangkan untuk jamur/kapang (koloni yang berbenang-benang) pada media Agar di

Hal ini menunjukkan bahwa sampel air keran tidak dapat diminum secara langsung karena kandungan mikroorganisme khususnya bakteri koliform yang terkandung

Adapun prinsip dari metode hitung cawan ini adalah jika sel jasad renik yang masih hidup ditumbuhkan pada suatu medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan berkembang biak

Jika semua tingkat pencengenceran menghasilkan angka kurang dari 30 koloni pada semua cawan petri, maka hanya jumlah koloni bakteri pada tingkat pengenceran terendah yang

• Escherichia coli pada transfer bakteri dari media Agar pada cawan petri (agar plate) ke Agar miring.. Bakteri ini sedikit tumbuh di atas permukaan media dengan warna putih

4 Jika semua tingkat pengenceran menghasilkan jumlah lebih dari 300 koloni pada semua cawan petri, maka hanya jumlah koloni bakteri pada tingkat pengenceran tertinggi yang