• Tidak ada hasil yang ditemukan

1770. PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PRODUK FLORIKULTURA RAMAH LINGKUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1770. PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PRODUK FLORIKULTURA RAMAH LINGKUNGAN"

Copied!
402
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 228 1770. PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS PRODUK FLORIKULTURA

RAMAH LINGKUNGAN

1770.007. PEDOMAN-PEDOMAN

012. PENYUSUNAN/PENGGANDAAN

BUKU SOP BUDIDAYA HELICONIA

1. Latar Belakang

Heliconia sp. Merupakan salah satu jenis tanaman hias bunga potong tropis yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan sangat prospektif dikembangkan secara komersial. Bentuk yang sangat eksotik sebagai materi dalam rangkaian dan lebih tahan lama dibanding jenis bunga potong lainnya. Seiring dengan meningkatnya intensitas budidaya heliconia di berbagai daerah, pembinaan kepada para petani sangat diperlukan terutama untuk peniongkatan produksi, produktivitas dan mutunya.

Pengembangan heliconia secara komersial membutuhkan Buku Pedoman Standar Operasional Prosedur Budidaya sebagai pegangan petani untuk menghasilkan yang berdaya saing sesuai permintaan pasar. Buku Standar Operasional Prosedur (SOP) budidaya ini disusun sesuai prinsip-prinsip Good Agriculture Practices (GAP) yang merupakan acuan dalam melaksanakan budidaya heliconia yang baik dan benar, untuk memperoleh produk bermutu dan ramah lingkungan. Keberhasilan penerapan SOP budidaya heliconia dapat dinilai dari peningkatan produktivitas, efisiensi produksi, kesejahteraan produsen, keamanan lingkungan dan kesehatan pekerja secara berkelanjutan. Dengan menerapkan SOP ini diharapkan petani akan mendapatkan nilai tambah berupa peningkatan harga dan jaminan mutu yang memadai. Selain itu, petani juga dapat melakukan pelacakan tahapan prosedur manakal terjadi tuntutan dari konsumen.

Penerapan SOP merupakan salah satu bentuk pembinaan yang efektif kepada petani guna peningkatan mutu produk. Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura telah menyusun Buku SOP Budidaya Heliconia pada tahun 2008. Pada tahun 2015 telah dilakukan pembahasan SOP Budidaya Heliconia tersebut. Buku SOP Heliconia

diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pembinaan/penyuluhan dan

disosialisasikan kepada para pelaku usaha sebagai upaya peningkatan produksi dan mutu produk, khususnya yang ada di sentra-sentra produksi.

(2)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 229 2. Tujuan dan Sasaran

2.1. Tujuan yang ingin dicapai dari pembuatan pedoman-pedoman adalah :

Menyediakan buku pedoman dalam berbudidaya heliconia yang baik dan benar sesuai kaidah GAP

2.2. Sasaran yang ingin dicapai adalah :

Tersedianya Buku SOP Heliconia sebagai acuan dalam melakukan budidaya sesuai kaidah GAP

3. Masukan /Input

3.1. Anggaran sebesar Rp. 29.400.000,-

3.2. Realisasi keuangan sebesar Rp. 24.575.000,- 3.3. Informasi teknis

4. Pelaksanaan Kegiatan

A. Pembahasan Buku SOP Budidaya Heliconia

Kegiatan pembahasan buku SOP heliconia dilaksanakan dalam bentuk: 1) Persiapan

- Administrasi (surat-menyurat, menghubungi narasumber, dll).

- Identifikasi dan koordinasi pengumpulan bahab pembahasan buku SOP

heliconia 2) Pelaksanaan

- Melakukan perjalanan dalam rangka pembahasan buku SOP heliconia

- Melakukan penyusunan buku SOP heliconia

- Melakukan pembahasan buku SOP heliconia dengan pelaku usaha/pakar

& instansi terkait.

- Memberikan honor kepada narasumber/pakar/praktisi.

- Mencetak buku SOP heliconia

5. Keluaran/Output 5.1. Buku

Tersedianya buku Informasi Teknis Tanaman Hias Berbunga Indah sebanyak 350 buku

Rencana Distribusi buku Informasi Teknis Tanaman Hias Berbunga Indah : Diperta Propinsi Jawa Barat, Diperta Propinsi Jawa Tengah, Diperta Propinsi Jawa Timur, Diperta Propinsi D.I Yogyakarta, Diperta Propinsi Banten, Diperta Propinsi Kalimantan Barat, Diperta Propinsi Kalimantan Timur, Diperta Propinsi Jambi, Diperta Provinsi Kepulauan Riau, Diperta Propinsi Sumatera Barat, Diperta

(3)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 230 Propinsi Sumatera Utara, Diperta Propinsi Sumatera Selatan, Diperta Propinsi Sulawesi Selatan, Diperta Propinsi Sulawesi Utara, Diperta Propinsi Sulawesi Tenggara, Diperta Propinsi Bali, Diperta Propinsi Nusa Tenggara Barat, Diperta Propinsi Nusa Tenggara Timur, Diperta Propinsi Nusa Tenggara Timur, Diperta Propinsi Gorontalo, Asbindo, DPP PAI, Ikatan Arsitekstur Lansekap Indonesia, Promosi/ Pameran, Lain-lain (Perorangan) + Arsip, Stake Holder/Instansi Terkait 5.2. Pertemuan

Pembahasan Buku SOP Heliconia

 Kegiatan Pembahasan Buku SOP Heliconia pada tanggal 12 – 14 Februari

2015 di Bogor.

 Heliconia merupakan komoditas florikultura tropis yang memiliki potensi untuk

dikembangkan di indonesia.

 Pembahasan SOP Heliconia menjadi hal yang penting karena SOP

merupakan panduan untuk menerapkan GAP. Dengan menerapkan GAP, seorang pelaku usaha dapat mengusulkan untuk meregistrasi lahan usaha ke dinas pertanian kabupaten/kota. Dinas pertanian kabupaten/kota mengajukan lahan yang akan diregistrasi tersebut ke dinas pertanian propinsi untuk diverifikasi. Bagi pelaku usaha yang sudah diregistrasi lahan usahanya dapat memperoleh fasilitas dan insentif usaha hortikultura sesuai peraturan pemerintah no, 25 tahun 2014.

 Persyaratan untuk mendapatkan registrasi lahan usaha antara lain: 1)

berusaha di bidang hortikultura, 2) memiliki mitra jual, 3) melakukan cara budidaya yang baik dan benar / menerapkan SOP sesuai GAP, dan 4) melakukan pencatatan pada kegiatan budidayanya.

 Ruang lingkup SOP budidaya heliconia adalah : penetapan lokasi, penyiapan

lahan, perbanyakan tanaman, penanaman, pengairan, penyulaman, penyiangan, pemupukan, pemeliharaan tanaman,, perlindungan tanaman, panen dan pencatatan.

6. Hasil/Outcome

6.1. Meningkatnya pemahaman para petani dalam SOP Budidaya Heliconia sehingga mau melakukan pencatatan secara baik dan benar.

6.2. Meningkatnya keterampilan petani heliconia dalam mengidentifikasi permasalahan di lapangan dan mencari solusi melalui hasil pencatatan sebagai managemen kontrolnya.

(4)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 231 6.3. Meningkatnya motivasi petani heliconia dalam menerapkan SOP heliconia agar

dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas heliconia sehingga berdaya saing di pasar global.

7. Manfaat/Benefit

7.1. Berkembangnya usaha tani tanaman heliconia

7.2. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan para petani heliconia

8. Dampak/Inpact

Petani tanaman heliconia memiliki kompetensi dalam budidaya heliconia sesuai SOP sehingga mampu berdaya saing di pasar domestik maupun global.

9. Kesimpulan dan Saran

9.1. Buku SOP Budidaya Heliconia dapat dijadikan acuan dalam melakukan budidaya budidaya heliconia sesuai kaidah GAP.

9.2. Ruang lingkup SOP budidaya heliconia adalah: Penetapan lokasi, penyiapan

lahan, perbanyakan tanaman, penanaman, pengairan, penyulaman,

penyianmgan, pemupukan, pemeliharaan tanaman, perlindungan tanaman, panen dan pencatatan.

9.3. Hanya petani yang telah menerapkan SOP/GAP yang dapat melakukan registrasi lahan usaha.

(5)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 232 BUKU KATALOG TANAMAN TROPIS

1. Latar Belakang

Indonesia yang negara tropis kaya dengan berbagai jenis tanaman hias, diantaranya jenis pisang-pisangan atau pisang hias (Heliconia sp). Heliconia sp salah satu jenis tanaman hias tropis yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan sangat prospektif dikembangkan secara komersial. Bentuknya yang sangat eksotik sebagai materi dalam rangkaian maupun dalam penataan taman. Heliconia sp banyak varietasnya dengan bentuk dan warna bunganya yang eksotis. Di samping warna dominan merah, kuning, jingga, pink, dan hijau, juga terdapat beragam warna kombinasi sangat atraktif. Beberapa jenis Heliconia sp yang banyak disukai seperti Heliconia rostracta, Heliconia pendula, Heliconia stricta, Heliconia wagneriana, Heliconia jacquinii, Heliconia brasilliansis, Heliconia bihai. Karena sosok dan bunganya yang menawan, heliconia banyak digunakan sebagai bunga potong atau materi rangkaian bunga dan dekorasi. Selain itu, tanaman heliconia sering digunakan sebagai materi taman, baik dikombinasikan, atau tanpa kombinasi dengan tanaman lain.

Dalam rangka penyediaan informasi mengenai jenis-jenis heliconia yang memiliki nilai eksotik sebagai materi rangkaian bunga maupun materi taman, maka perlu menyusun Katalog Tanaman Tropis (Seri Heliconia) sehingga dapat memberikan gambaran kepada masyarakat mengenai pesona berbagai jenis Heliconia yang dapat dikembangkan secara komersial untuk materi rangkaian maupun pertamanan.

2. Tujuan dan Sasaran 2.1. Tujuan

Memberikan informasi kepada masyarakat jenis-jenis Heliconia yang memiliki nilai komersial untuk materi rangkaian dekorasi dan pertamanan.

2.2. Sasaran

Tersedianya informasi mengenai jenis-jenis Heliconia bagi masyarakat.

3. Masukan/Input

3.1. Anggaran sebesar Rp. 35.800.000,-

3.2. Realisasi Keuangan sebeasar Rp. 31.600.000,- 3.3. Informasi Teknologi

4. Pelaksanaan Kegiatan

(6)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 233 4.1. Pertemuan Pembahasan dan Pencetakan Katalog Tanaman Tropis (Heliconia) di

dilaksanakan di Bogor, Jawa Barat pada 21-23 April 2015.

4.2. Peserta pertemuan terdiri lain petugas dari Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura, Direktorat Pemasaran Domestik Ditjen PPHP, BALITHI, UPTD Pasar Bunga Rawa Belong, IPB, Asosiasi dan pelaku usaha heliconia dari Jawa Barat. 4.3. Pertemuan Pembahasan dan Pencetakan bentuk pemaparan serta diskusi 4.4. Perjalanan dilaksanakan sebanyak 40 OP ke Bogor.

4.5. Menyediakan konsumsi pertemuan Pembahasan Katalog Tanaman Tropis (Heliconia)

4.6. Melaksanakan perjalanan Pembahasan Katalog Tanaman Tropis (Heliconia) 4.7. Penggantian transport pertemuan

5. Keluaran/Output

Tersedianya Buku Katalog Tanaman Tropis dalam memperkaya informasi mengenai jenis-jenis Heliconia yang dapat dikembangkan secara komersial.

6. Hasil/Outcome

Terinformasikannya aneka jenis Heliconia kepada para stakeholders terkait.

7. Manfaat/Benefit

Bertambahnya informasi tentang aneka jenis Heliconia bagi para stakeholders terkait.

8. Dampak/Impact

Berkembangnya agribisnis Tanaman Hias Tropis (Heliconia).

9. Kesimpulan/Hasil

a. Format isi katalog heliconia berisi informasi tentang ketinggian tanaman, jumlah seludang dan warna seludang. Untuk penjelasan warna seludang diterangkan warna seludang serta warna seludang pada bagian bawah, bibir dan ujung. Dijelaskan juga tentang bahwa tanaman Heliconia berbunga sepanjang tahun dan persentase naungan juga memerlukan naungan

b. Di dalam katalog heliconia diklasifikasikan berdasarkan tipe rangkaian seludang, yaitu tipe tegak besar, menjuntai dan lain-lain. Setelah penulisan dibagi berdasarkan tipenya, di dalam penulisannya diurutkan berdasarkan awalan huruf dari nama varitasnya.

c. Tanaman heliconia terpisah antara bunga dan batangnya, sehingga tidak memerlukan perendaman air pada saat perlakuan pascapanennya. Heliconia

(7)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 234 dengan tipe tegak memiliki shelf life atau ketahanan yang lebih lama dibandingkan heliconia dengan tipe menjuntai. Heliconia sexy pink dengan tipe menjuntai, merupakan salah satu jenis heliconia yang tahan lama. Sedangkan Heliconia rostrata bersifat kurang tahan lama.

d. Kunjungan lapang dilakukan ke salah satu Kebun Heliconia yaitu PT. Mandiri Jaya Flora. Kunjungan Lapang dilakukan untuk melengkapi bahan katalog heliconia, khususnya foto/gambar.

PEDOMAN BUDIDAYA TANAMAN POT DAN LANDSCAPE, INFORMASI TENTANG TEKNOLOGI BUDIDAYA, JENIS-JENIS TANAMAN, SERTA MANFAAT/PENGGUNAAN TANAMAN POT LANSEKAP DALAM BENTUK BUKU DAN POSTER, BUKU RENCANA STRATEGIS DIREKTORAT BUDIDAYA DAN PASCAPANEN FLORIKULTURA TAHUN 2015 – 2019, PETUNJUK TEKNIS KEGIATAN PENGEMBANGAN FLORIKULTURA

1. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian N0.61/Permentan/OT.140/10/2010, tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Pertanian Menyatakan Bahwa Direktorat Budidaya dan Pascapanen Tanaman Florikultura mempunyai Tugas Pokok pelaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya dan pascapanen tanaman florikultura.

Dalam rangka pelaksanaan tugas pokok dan fungsi tersebut, Direktorat Budidaya dan Pascapanen Tanaman Florikultura perlu menyiapkan pedoman-pedoman teknis yang akan digunakan sebagai bahan acuan dalam pengembangan tanaman florikultura. Untuk pelaksanaan kegiatan baik budidaya maupun penanganan pascapanen di lapang, diperlukan suatu pedoman untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan kegiatan tersebut. Oleh sebab itu diperlukan pedoman baik berupa buku, katalog, profil dan bentuk-bentuk penyampaian lainnya.

Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura mempunyai tugas meningkatkan produksi, produktivitas dan mutu florikultura, salah satu upaya untuk mewujudkan hal tersebut melalui penyiapan, penyusunan dan perbanyakan pedoman-pedoman teknis maupun kelembagaan. Pedoman-pedoman tersebut akan digunakan sebagai bahan pembinaan/penyuluh dan disosialisasikan kepada para pelaku usaha sebagai upaya meningkatkan produksi dan mutu produk khususnya yang ada di sentra-sentra produksi.

(8)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 235 2. Tujuan dan Sasaran

2.1. Tujuan

a. Menyediakan pedoman budidaya yang baik bagi pelaku usaha dalam rangka meningkatkan produksi dan mutu tanaman pot dan lansekap

b. Menyediakan informasi tentang teknologi budidaya, jenis-jenis tanaman, serta manfaat/penggunaan tanaman pot lansekap dalam bentuk buku dan poster c. Menyediakan Buku Rencana Strategis Direktorat Budidaya dan Pascapanen

Florikultura Tahun 2015 - 2019

d. Menyediakan petunjuk teknis kegiatan pengembangan florikultura 2.2. Sasaran

a. Tersedianya pedoman budidaya yang baik bagi para petani/pelaku usaha, petugas dan masyarakat luas yang sedang dan akan mengembangkan tanaman pot dan lansekap.

b. Tersedianya informasi tentang teknologi budidaya dalam rangka mendukung penerapan GAP, jenis - jenis tanaman serta manfaat/ penggunaan tanaman pot dan lansekap dalam bentuk buku dan poster

c. Tersedianya Buku Renstra Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura Tahun 2015-2019 sebagai acuan dalam pengembangan florikultura

d. Tersedianya petunjuk teknis yang dapat digunakan oleh

pembina/petugas/penyuluh/kelompoktani/petani dalam memperlancar dan mendukung pelaksanaan pengembangan kawasan florikultura.

3. Masukan /Input

3.1. Anggaran sebesar Rp. 184.480.000,-

3.2. Realisasi keuangan sebesar Rp.180.680.000,- 3.3. Informasi teknis

4. Pelaksanaan Kegiatan

A. Pembuatan dan pencetakan poster tanaman hias dalam pot dan poster tanaman

lansekap seri penutup tanah.

B. Pembahasan Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya dan Pascapanen

Melati

Kegiatan ini dilaksanakan dalm bentuk: 1). Persiapan

- Administrasi (surat-menyurat, menghubungi narasumber, dll).

(9)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 236

- Menyiapkan draft awal SOP Budidaya dan pascapanen Melati

2. Pelaksanaan

- Melakukan pembahasan draft buku Standar Operasional Prosedur (SOP)

Budidaya dan Pasca Panen Melati

- Melakukan perjalanan dinas dalam rangka pembahasan Standar

Operasional Prosedur (SOP) Budidaya dan Pasca Panen Melati

- Memberikan honor kepada narasumber/pakar/praktisi, dalam rangka

pembahasan buku Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya dan Pasca Panen Melati

- Melaksanakan pencetakan buku Standar Operasional Prosedur (SOP)

Budidaya dan Pasca Panen Melati

C. Pembahasan Rencana Strategis Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura

tahun 2015-2019

Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk : 1). Persiapan

- Administrasi (surat-menyurat, menghubungi narasumber, dll).

- Menyiapkan draft awal Renstra 2015 - 2019

2. Pelaksanaan

- Melakukan pembahasan Rencana Strategis Direktorat Budidaya dan

Pascapanen Florikultura tahun 2015-2019

- Melakukan perjalanan dinas dalam rangka pembahasan Rencana

Strategis Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura tahun 2015-2019

- Melaksanakan pencetakan buku Rencana Strategis Direktorat Budidaya

dan Pascapanen Florikultura tahun 2015-2019

D. Pembahasan Teknik Perbanyakan Tanaman Pot dan Lansekap

Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk: 1). Persiapan

- Administrasi (surat-menyurat, menghubungi narasumber, dll).

- Menyiapkan draft awal Teknik Perbanyakan Tanaman Pot dan Lansekap

2. Pelaksanaan

- Melakukan pembahasan Teknik Perbanyakan Tanaman Pot dan

Lansekap

- Melakukan perjalanan dinas dalam rangka pembahasan Teknik

(10)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 237

- Melaksanakan pencetakan buku Teknik Perbanyakan Tanaman Pot dan

Lansekap

E. Pembahasan Informasi Teknis Tanaman Hias Berdaun Indah

Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk: 1). Persiapan

- Administrasi (surat-menyurat, menghubungi narasumber, dll).

- Menyiapkan draft awal informasi Teknis Tanaman Hias Berdaun Indah

2. Pelaksanaan

- Melakukan pembahasan Informasi Teknis Tanaman Hias Berdaun Indah

- Melakukan perjalanan dinas dalam rangka pembahasan Informasi Teknis

Tanaman Hias Berdaun Indah

- Melaksanakan pencetakan buku Informasi Teknis Tanaman Hias

Berdaun Indah

F. Pembahasan Petunjuk Teknis Florikultura 2016

Kegiatan ini dilaksanakan dalam bentuk: 1). Persiapan

- Administrasi (surat-menyurat, menghubungi narasumber, dll).

- Menyiapkan draft awal Petunjuk Teknis Florikultura 2016

2. Pelaksanaan

- Melakukan pembahasan Petunjuk Teknis Florikultura 2016

- Melakukan perjalanan dinas dalam rangka pembahasan Petunjuk Teknis

Florikultura 2016

5. Keluaran/Output

5.1. Poster Tanaman Hias Dalam Pot

- Tersedianya Poster Tanaman Hias Dalam Pot sebanyak 725 expl

- Tersedianya Poster Tanaman Hias Lansekap Seri Tanaman Penutup Tanah berbunga Indah sebanyak 725 expl

(11)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 238 Tabel 9. Rencana Distribusi Poster Tanaman Pot dan Lasekap

No. Diberikan Kepada Jumlah

1 Diperta Propinsi Jawa Barat 25

2 Diperta Propinsi Jawa Tengah 25

3 Diperta Propinsi Jawa Timur 25

4 Diperta Propinsi D.I Yogyakarta 25

5 Diperta Propinsi Banten 25

6 Diperta Propinsi Kalimantan Barat 15

7 Diperta Propinsi Kalimantan Timur 15

8 Diperta Propinsi Jambi 15

9 Diperta Provinsi Kepulauan Riau 25

10 Diperta Propinsi Sumatera Barat 25

11 Diperta Propinsi Sumatera Utara 25

12 Diperta Propinsi Sumatera Selatan 25

13 Diperta Propinsi Sulawesi Selatan 25

14 Diperta Propinsi Sulawesi Utara 10

15 Diperta Propinsi Sulawesi Tenggara 10

16 Diperta Propinsi Bali 15

17 Diperta Propinsi Nusa Tenggara Barat 10

18 Diperta Propinsi Nusa Tenggara Timur 10

19 Diperta Propinsi Gorontalo 10

20 Diperta Propinsi Lampung 15

21 Asbindo 15

22 Ikatan Arsitekstur Lansekap Indonesia 10

23 Perguruan Tinggi (IPB) Faperta 10

24 Promosi/ Pameran 700

25 Lain-lain (Perorangan/Pelaku Usaha) 240

26 Stake Holder/Instansi Terkait 50

27 Arsip 50

Jumlah 1450

5.2. Buku

a. Tersedianya buku Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya dan Pascapanen Melati sebanyak 300 buku

(12)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 239 Tabel 10. Rencana Distribusi SOP Melati

No. Diberikan Kepada Jumlah

1 Diperta Propinsi Jawa Barat 10

2 Diperta Propinsi Jawa Tengah 30

3 Diperta Propinsi Jawa Timur 15

4 Diperta Propinsi D.I Yogyakarta 4

5 Diperta Propinsi Banten 2

6 Diperta Propinsi Kalimantan Selatan 2

7 Diperta Propinsi Kalimantan Timur 2

8 Diperta Propinsi Jambi 2

9 Diperta Provinsi Kepulauan Riau 2

10 Diperta Propinsi Sumatera Barat 2

11 Diperta Propinsi Sumatera Selatan 2

12 Diperta Propinsi Sulawesi Selatan 2

13 Diperta Propinsi Sulawesi Utara 2

14 Diperta Propinsi Sulawesi Tenggara 2

15 Diperta Propinsi NTB 2

16 Promosi/ Pameran 100

17 Lain-lain (Perorangan, Pelaku Usaha) 84

18 Arsip 15

19 Tim Penyusun 20

Jumlah 300

b. Tersedianya buku Katalog Anggrek Spesies Indonesia yang Telah Dibudidayakan (cetakan ke 2) sebanyak 500 buku

Tabel 11. Rencana Distribusi Pencetakan Ulang Katalog Anggrek Species

No. Diberikan Kepada Jumlah

1 Diperta Propinsi Jawa Barat 25

2 Diperta Propinsi Jawa Tengah 25

3 Diperta Propinsi Jawa Timur 25

4 Diperta Propinsi D.I Yogyakarta 15

5 Diperta Propinsi Banten 25

6 Diperta Propinsi Kalimantan Barat 5

(13)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 240

No. Diberikan Kepada Jumlah

8 Diperta Propinsi Jambi 5

9 Diperta Provinsi Kepulauan Riau 5

10 Diperta Propinsi Sumatera Barat 10

11 Diperta Propinsi Sumatera Utara 5

12 Diperta Propinsi Sumatera Selatan 5

13 Diperta Propinsi Sulawesi Selatan 5

14 Diperta Propinsi Sulawesi Utara 5

15 Diperta Propinsi Sulawesi Tenggara 5

16 Diperta Propinsi Bali 5

17 Diperta Propinsi Nusa Tenggara Barat 5

18 Diperta Propinsi Nusa Tenggara Timur 5

19 Diperta Propinsi Gorontalo 5

21 DPP PAI 10

23 Promosi/ Pameran 125

24 Lain-lain (Perorangan, Pelaku Usaha) 150

26 Institut Pertanian Bogor 5

27 Arsip 20

Jumlah 500

c. Tersedianya buku Rencana Strategis Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura tahun 2015-2019 sebanyak 200 buku

Tabel 12. Rencana Distribusi Renstra Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura

No Diberikan Kepada Jumlah

1

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi

NAD 4

2 Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara 4

3

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi

Sumatera Barat 10

4

Dinas Pertanian, Kehutanan dan Peternakan Provinsi

Kepulauan Riau 3

5 Dinas Tanaman Pangan Provinsi Riau 4

(14)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 241

No Diberikan Kepada Jumlah

7

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi

Sumatera Selatan 5

8

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi

Lampung 5

9 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Jambi 5

10 Dinas Pertanian dan Kehutanan Provinsi DKI Jakarta 5

11 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat 10

12

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi

Jawa Tengah 10

13 Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Provinsi Banten 5

14 Dinas Pertanian Provinsi DI Yogyakarta 5

15 Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 10

16 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Bali 5

17 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Timur 5

18

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Kalimantan

Selatan 5

19 Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Barat 5

20 Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah 4

21 Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Utara 5

22

Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi

Tenggara 5

23

Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Provinsi

Sulawesi Tengah 5

24

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi

Sulawesi Selatan 5

25 Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Sulawesi Barat 5

26 Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo 5

27

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Nusa Tenggara

Barat 5

28

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi

Nusa Tenggara Timur 5

29

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Propinsi

Bangka Belitung 5

(15)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 242

No Diberikan Kepada Jumlah

31

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Maluku

Utara 5

32 Dinas Pertanian Provinsi Papua 5

33 Dinas Pertanian Provinsi Papua Barat 5

34 Arsip 10

35 Subdit Pascapanen Tanaman Pot dan Lansekap 4

36 Subdit Budidaya Daun dan Bunga Potong 4

37 Subdit Pascapanen Daun dan Bunga Potong 4

Jumlah 200

d. Tersedianya buku Teknik Perbanyakan Tanaman Pot dan Lansekap

Sebanyak 400 buku

Tabel 13. Rencana Distribusi Teknik Perbanyakan Tanaman Pot dan Lansekap

No. Diberikan Kepada Jumlah

1 Diperta Propinsi Jawa Barat 15

2 Diperta Propinsi Jawa Tengah 10

3 Diperta Propinsi Jawa Timur 10

4 Diperta Propinsi D.I Yogyakarta 10

5 Diperta Propinsi Banten 10

6 Diperta Propinsi Kalimantan Barat 5

7 Diperta Propinsi Kalimantan Timur 5

8 Diperta Propinsi Jambi 5

9 Diperta Provinsi Kepulauan Riau 5

10 Diperta Propinsi Sumatera Barat 10

11 Diperta Propinsi Sumatera Utara 5

12 Diperta Propinsi Sumatera Selatan 5

13 Diperta Propinsi Sulawesi Selatan 5

14 Diperta Propinsi Sulawesi Utara 5

15 Diperta Propinsi Sulawesi Tenggara 5

16 Diperta Propinsi Bali 5

17 Diperta Propinsi Nusa Tenggara Barat 5

18 Diperta Propinsi Nusa Tenggara Timur 5

(16)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 243

No. Diberikan Kepada Jumlah

20 Tim Penyusun 20

21 Ikatan Arsitekstur Lansekap Indonesia 5

22 Perguruan Tinggi (IPB) 5

23 Promosi/ Pameran 150

24 Lain-lain (Perorangan/Pelaku Usaha) 75

25 Arsip 15

Jumlah 400

e. Tersedianya Buku Informasi Teknis Tanaman Pot dan Lansekap (Seri Tanaman Hias Berdaun Indah) sebanyak 250 buku

Tabel 14. Rencana Distribusi buku Informasi Teknis Tanaman Pot dan Lansekap ( Seri Tanaman Hias Berdaun Indah)

No. Diberikan Kepada Jumlah

1 Diperta Propinsi Jawa Barat 10

2 Diperta Propinsi Jawa Tengah 10

3 Diperta Propinsi Jawa Timur 8

4 Diperta Propinsi D.I Yogyakarta 8

5 Diperta Propinsi Banten 6

6 Diperta Propinsi Kalimantan Barat 5

7 Diperta Propinsi Kalimantan Timur 4

8 Diperta Propinsi Jambi 4

9 Diperta Provinsi Kepulauan Riau 4

10 Diperta Propinsi Sumatera Barat 6

11 Diperta Propinsi Sumatera Utara 5

12 Diperta Propinsi Sumatera Selatan 4

13 Diperta Propinsi Sulawesi Selatan 3

14 Diperta Propinsi Sulawesi Utara 3

15 Diperta Propinsi Sulawesi Tenggara 3

16 Diperta Propinsi Bali 5

17 Diperta Propinsi Nusa Tenggara Barat 4

18 Diperta Propinsi Nusa Tenggara Timur 4

19 Diperta Propinsi Gorontalo 4

20 Ikatan Arsitekstur Lansekap Indonesia 10

(17)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 244

No. Diberikan Kepada Jumlah

22 Promosi/ Pameran 60

23 Lain-lain (Perorangan) + Arsip 50

24 Stake Holder/Instansi Terkait 25

Jumlah 250

f. Tersedianya Buku Informasi Teknis Budidaya Tanaman Pot Seri Pelindung

Sebanyak 200 buku (Cetakan ke 2)

Tabel 15. Rencana Distribusi Informasi Teknis Tanaman Pot dan Lansekap Seri Tanaman Pelindung.

No. Diberikan Kepada Jumlah

1 Diperta Propinsi Jawa Barat 8

2 Diperta Propinsi Jawa Tengah 8

3 Diperta Propinsi Jawa Timur 8

4 Diperta Propinsi D.I Yogyakarta 8

5 Diperta Propinsi Banten 6

6 Diperta Propinsi Kalimantan Barat 3

7 Diperta Propinsi Kalimantan Timur 3

8 Diperta Propinsi Kalimantan Selatan 3

9 Diperta Propinsi Jambi 3

10 Diperta Propinsi Riau 3

11 Diperta Provinsi Kepulauan Riau 3

12 Diperta Propinsi Sumatera Barat 10

13 Diperta Propinsi Sumatera Utara 5

14 Diperta Propinsi Sumatera Selatan 5

15 Diperta Propinsi Sulawesi Selatan 3

16 Diperta Propinsi Sulawesi Utara 3

17 Diperta Propinsi Sulawesi Tenggara 3

18 Diperta Propinsi Bali 5

19 Diperta Propinsi Nusa Tenggara Barat 3

20 Diperta Propinsi Nusa Tenggara Timur 3

21 Diperta Propinsi Gorontalo 3

22 Diperta Propinsi Lampung 3

(18)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 245

No. Diberikan Kepada Jumlah

24 Asbindo 5

25 DPP PAI 5

26 Perguruan Tinggi (IPB) 5

27 Promosi/ Pameran 50

28 Lain-lain (Perorangan) + Arsip 30

Jumlah 200

5.3. Pertemuan

a. Pembahasan Buku Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya dan Pasca panen Melati

 Kegiatan Pembahasan buku SOP Melati dilaksanakan pada tanggal 8 -

10 April 2015 di Bogor.

 Peserta dalam kegiatan ini sebanyak 23 orang terdiri atas Direktorat

Perlindungan Hortikultura, Direktorat Perbenihan Hortikultura, Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), Perguruan Tinggi (Unsoed), Pelaku Usaha melati dari Kabupaten Tegal, Pemalang, Batang, Pekalongan, PT Alamanda dan Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Florikultura.

 Materi dalam pembahasan buku SOP budidaya dan pascapanen melati

bersumber dari pelaku usaha melati, perguruan tinggi, instansi terkait dan literatur.

 Narasumber

Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), Perguruan Tinggi (Unsoed), PT. Alamanda, Pelaku Usaha melati dari Kabupaten Tegal, Pemalang, Batang, Pekalongan,

b. Pembahasan buku Rencana Strategis Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura 2015- 2019

Kegiatan pembahasan Rencana Strategis Direktorat Budidaya dan

Pascapanen Florikultura dilaksanakan di Bogor-Jawa Barat pada tanggal 9-11 Maret 2015.

 Peserta dalam pembahasan Rencana Strategis Direktorat Budidaya dan

Pascapanen Florikultura berjumlah 20 orang petugas Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura.

 Materi dalam pembahasan buku Renstra bersumber dari

kebijakan-kebijakan yang terkait dalam pembahasan buku Renstra bersumber dari kebijakan – kebijakan yang terkait seperti UU No.13 tentang Hortikultura,

(19)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 246 SIPP 2015 20145, Renstra Kementan, Blue Print Pembangunan Hortikultura 2010 -2025, Renstra Hortikultura 2015 – 2019.

c. Pembahasan buku Teknik Perbanyakan Tanaman Pot dan Lansekap

 Kegiatan Pembahasan buku Perbanyakan Tanaman Pot dan Lansekap

dilaksanakan pada tanggal 3 – 5 Juni 2015 di Bogor.

 Peserta dalam kegiatan ini sebanyak 22 orang terdiri dari IPB, Balai

Penelitian Tanaman Hias (Balithi), Pelaku Usaha Tanaman Pot dan Lansekap serta dari Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Florikultura.

 Materi dalam pembahasan teknik perbanyakan tanaman pot lansekap

bersumber dari pelaku usaha tanaman pot lansekap, perguruan tinggi, instansi terkait, buku literatur dan informasi teknis lainnya

 Narasumber

IPB, Balai Penelitian, Pelaku Usaha Kota Bogor, Pelaku Usaha Kota Depok, Pelaku Usaha Kab. Cianjur , Pelaku Usaha Kota Tangerang d. Pembahasan buku Informasi Teknis Tanaman Hias Berdaun Indah

 Kegiatan Pembahasan buku informasi teknis tanaman pot dan lansekap

seri tanaman hias berdaun indah yang dilaksanakan pada tanggal 26 –

28 Agustus 2015 di Bogor.

 Peserta dalam kegiatan ini sebanyak 20 orang dari IPB, Balai Penelitian

Tanaman Hias (Balithi), LIPI, Trisakti, Pelaku Usaha Tanaman Pot dan Lansekap serta Petugas dari Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Florikultura

 Materi dalam pembahasan buku tanaman hias berdaun indah bersumber

dari berbagai pustaka tentang jenis-jenis tanaman berdaun indah dalam bentuk buku maupun informasi lainnya.

 Narasumber

IPB, Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), Trisakti, Praktisi Lansekap, Pelaku Usaha Kota Bogor, Pelaku Usaha Kab Cianjur, Kebun Raya Cibodas, Pelaku Usaha Depok.

e. Pembahasan buku Petunjuk Teknik Florikultura 2016

 Kegiatan Pembahasan buku Petunjuk Teknik Florikultura 2016

dilaksanakan pada tanggal 19 – 21 November 2015 di Bogor.

 Peserta dalam buku Petunjuk Teknik Florikultura 2016 Petugas dari

Direktorat Budidaya dan Pascapanen

 Materi dalam pembahasan buku Petunjuk Teknik Florikultura 2016

(20)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 247 5.4. Perjalanan

a. Perjalanan dalam rangka Pembahasan Buku Standar Operasional Prosedur Budidaya dan Pasca panen Melati 20 OP dilaksanakan pada tanggal 8 - 10 April 2015 di Bogor.

b. Perjalanan dalam rangka Pembahasan Rencana Strategis Direktorat Budidaya dan Pascapanen 22 OP dilaksanakan pada tanggal 9-11 Maret 2015 di Bogor

c. Perjalanan dalam rangka Pembahasan Buku Teknik Perbanyakan Tanaman

Pot dan Lansekap 25 OP dilaksanakan pada tanggal 3 – 5 Juni 2015 di

Bogor.

d. Perjalanan dalam rangka Pembasan Buku Informasi Teknis Tanaman Hias Berdaun Indah 23 OP dilaksanakan pada tanggal 26 – 28 Agustus 2015 di Bogor.

e. Perjalanan dalam rangka pembahasan buku Petunjuk Teknis Florikultura 2016 24 OP dilaksanakan pada tanggal 18 – 20 Nov 2015 di Bogor

6. Hasil/Outcome

Terdistribusikannya Poster Tanaman Hias Dalam Pot, Poster Tanaman Hias Lansekap

Seri Tanaman Penutup Tanah, Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya dan Pascapanen Melati, Katalog Anggrek Spesies Indonesia yang Telah Dibudidayakan, Rencana Strategis Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura tahun 2015-2019, Teknik Perbanyakan Tanaman Pot dan Lansekap, Informasi Teknis Tanaman Hias Berdaun Indah dan Informasi Teknis Budidaya Tanaman Pot Seri Pelindung.

7. Manfaat/Benefit

Meningkatnya pengetahuan pelaku usaha, petugas dan masyarakat pada umumnya tentang/cara berbudidaya dan penanganan pascapanen melati, teknik perbanyakan tanaman pot dan lansekap, tanaman hias berdaun indah ada acuan tentang Renstra Strategis Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura serta adanya acuan pelaksanaan pengembangan florikultura baik di pusat maupun di daerah.

8. Dampak/Inpact

(21)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 248 9. Kesimpulan dan Saran

9.1. Kesimpulan

a. Buku Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya dan Pasca panen Melati merupakan panduan bagi petugas, masyarakat umum, pelaku usaha, petugas dinas pertanian, supaya lebih memahami cara berbudidaya yang baik dan penanganan Pasca panen Melati

b. Buku Teknik Perbanyakan Tanaman Pot dan Lansekap merupakan panduan bagi pelaku usaha, petugas, hobiis, dan masyarakat umum agar lebih memahami teknik -teknik perbanyakan tanaman pot lansekap .

c. Buku Katalog Anggrek Spesies Indonesia yang telah dibididayakan, merupakan panduan bagi masyarakat umum, pelaku usaha, petugas dinas pertanian

d. Buku Tanaman pohon pelindung dan tanaman hias berdaun indah merupakan informasi tentang budidaya, taksonomi, agroklimat dan manfaat dari tanaman tersebut.

e. Buku petunjuk teknis kegiatan florikultura 2016 dirancang sebagai acuan untuk memberikan informasi terkait kegiatan peningkatan produksi dan mutu florikultura baik dari segi budidaya maupun pascapanen. Dengan adanya buku ini diharapkan dapat mempermudah pelaksanaan pengembangan florikultura di daerah

f. Buku Renstra merupakan acuan untuk menyusun kebijakan, strategi, program

dan kegiatan pengembangan florikultura untuk tahun 2015-2019 9.2. Saran

a. Perlunya sosialisasi buku-buku tersebut kepada petugas, pelaku usaha dan masyarakat umum lainnya.

b. Masih perlu dibuat berbagai jenis buku tanaman pot dan lansekap yang sangat dibutuhkan pelaku usaha dan masyarakat luas untuk mendukung pengembangan usaha flortikultura.

(22)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 249 BUKU SOP PASCAPANEN DRACAENA (SERI DRACAENA SANDERIANA), BUKU INFORMASI TEKNIS PASCAPANEN TANAMAN DAUN DAN BUNGA POTONG, PENCETAKAN ULANG BUKU MERANGKAI BUNGA

1. Latar Belakang

Penanganan pascapanen produk florikultura sangat berperan dalam mengamankan hasil produk dari sisi kehilangan hasil maupun mutu. Kegiatan pascapanen bertujuan mempertahankan mutu produk segar agar tetap prima sampai ke tangan konsumen, menekan kehilangan hasil baik kerusakan fisik maupun kimiawi, memperpanjang masa display atau kesegaran dan meningkatkan nilai ekonomis produk tanaman. Kegiatan pascapanen umumnya belum cukup baik dilakukan petani karena belum sepenuhnya menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pascapanen khususnya untuk produk florikultura.

Dalam rangka meningkatkan daya saing produk florikultura serta dalam melaksanakan fungsi Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura yang diantaranya adalah menyusun standar, norma, pedoman, kriteria dan prosedur, maka telah dilaksanakan kegiatan pembahasan Buku SOP Pascapanen Dracaena (Seri Dracaena sanderiana) dan Buku Informasi Teknis Pascapanen Tanaman Daun dan Bunga Potong. Buku SOP Pascapanen Dracaena (Seri Dracaena sanderiana) tersebut merupakan bahan acuan teknis penanganan pascapanen Dracaena bagi petugas baik di tingkat pusat maupun daerah sentra florikultura dan pelaku usaha florikultura sebagai upaya menekan kehilangan hasil dan mempertahankan mutu produk. Buku tersebut berisi informasi teknis penanganan pascapanen Dracaena sesuai standar Good Handling Practices (GHP) Florikultura. Sedangkan Buku Informasi Teknis Pascapanen Tanaman Daun dan Bunga Potong memberikan informasi tentang ragam bunga dan daun potong.

Pemanfaatan produk florikultura salah satunya dalam bentuk rangkaian bunga sebagai sarana untuk mengungkapkan hubungan emosional dengan orang terdekat, sahabat, atau keluarga. Produk florikultura yang telah dibentuk menjadi rangkaian bunga akan memiliki nilai tambah dibanding produk florikultura yang belum dirangkai. Keterampilan merangkai bunga merupakan salah satu bentuk kreatifitas untuk meningkatkan nilai tambah dari produk florikultura. Pada tahun 2014 telah disusun Buku Merangkai Bunga dan antusiasme masyarakat terhadap hadirnya buku tersebut tinggi. Pada tahun 2015 ini dilakukan pencetakan ulang Buku Merangkai Bunga untuk menyediakan informasi mengenai tata cara merangkai bunga.

(23)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 250 2. Tujuan dan Sasaran

2.1. Tujuan

a. Menyediakan pedoman bagi petugas dan pelaku usaha florikultura dalam penanganan pascapanen Dracaena.

b. Menyediakan informasi teknis mengenai ragam bunga dan daun potong serta tata cara merangkai bunga.

c. Meningkatkan pemahaman petugas dan pelaku usaha florikultura tentang penanganan pascapanen Dracaena, ragam bunga dan daun potong, serta teknik-teknik dasar merangkai bunga.

d. Meningkatkan daya saing produk tanaman florikultura. 2.2. Sasaran

a. Tersedianya pedoman Standar Operasional Prosedur (SOP) Pascapanen Dracaena (Seri Dracaena sanderiana) sebagai bahan acuan teknis bagi petugas dan pelaku usaha florikultura dalam penanganan pascapanen Dracaena.

b. Tersedianya informasi mengenai ragam bunga dan daun potong serta tata cara merangkai bunga.

c. Meningkatnya pemahaman petugas dan pelaku usaha florikultura dalam penanganan pascapanen Dracaena, ragam bunga dan daun potong, serta memahami teknik-teknik dasar merangkai bunga.

d. Daya saing produk tanaman florikultura meningkat.

3. Masukan/Input

3.1. Anggaran sebesar Rp. 144.890.000,-

3.2. Realisasi Keuangan sebesar Rp. 138.937.000,- 3.3. Informasi Teknologi : Data dan Informasi Teknis 3.4. SDM

4. Pelaksanaan Kegiatan

4.1. Melakukan perjalanan dinas dalam rangka Pengumpulan Informasi/Identifikasi pedoman pascapanen tanaman daun dan bunga potong.

4.2. Melaksanakan Pencetakan Buku SOP Pascapanen Dracaena.

4.3. Melaksanakan Pencetakan Buku Informasi Teknis Pascapanen Tanaman Daun dan Bunga Potong.

4.4. Melaksanakan Pencetakan Ulang Buku Merangkai Bunga 4.5. Memberikan honor kepada narasumber/pakar/praktisi 4.6. Memberikan honor kepada moderator

(24)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 251 4.7. Melaksanakan pembayaran biaya paket meeting Pembahasan Buku SOP

Pascapanen Dracaena (Seri Dracaena sanderiana)

4.8. Melaksanakan pembayaran biaya paket meeting Buku Informasi Teknis Pascapanen Tanaman Daun dan Bunga Potong.

4.9. Melaksanakan perjalanan dinas dalam rangka Pembahasan Buku SOP Pascapanen Dracaena (Seri Dracaena sanderiana).

4.10. Melaksanakan perjalanan dinas dalam rangka Pembahasan Buku Informasi Teknis Pascapanen Tanaman Daun dan Bunga Potong.

5. Keluaran/Output

5.1. Terlaksananya perjalanan dinas dalam rangka Identifikasi/Pengumpulan Informasi Pedoman Pascapanen Daun dan Bunga Potong sebanyak 4 OP ke Bogor.

5.2. Terlaksananya Pencetakan Buku SOP Pascapanen Dracaena (Seri Dracaena sanderiana)

a. Dicetak sebanyak 500 eksemplar

b. Didistribusikan ke Dinas Pertanian Propinsi dan kabupaten/Kota sentra florikultura serta pelaku usaha florikultura.

5.3. Terlaksananya Pencetakan Buku Informasi Teknis Pascapanen Tanaman Daun dan Bunga Potong

a. Dicetak sebanyak 200 eksemplar

b. Didistribusikan ke Dinas Pertanian Propinsi dan kabupaten/Kota sentra florikultura serta pelaku usaha florikultura.

5.4. Terlaksananya Pencetakan Buku Merangkai Bunga a. Dicetak sebanyak 300 eksemplar

b. Didistribusikan ke Dinas Pertanian Propinsi dan kabupaten/Kota sentra florikultura serta pelaku usaha florikultura.

5.5. Terlaksananya pemberian honor kepada narasumber pakar/praktisi pada kegiatan a. Pembahasan Buku SOP Pascapanen Dracaena (Seri Dracaena sanderiana)

pada tanggal 12 – 14 Agustus 2015 di Bogor.

b. Pembahasan Buku Informasi Teknis Daun dan Bunga Potong (Seri Ragam daun dan Bunga Potong) pada tanggal 27 – 29 April 2015 di Bogor.

5.6. Terlaksananya pemberian honor kepada moderator

a. Pembahasan Buku SOP Pascapanen Dracaena (Seri Dracaena sanderiana) pada tanggal 12 – 14 Agustus 2015 di Bogor.

b. Pembahasan Buku Informasi Teknis Daun dan Bunga Potong (Seri Ragam daun dan Bunga Potong) pada tanggal 27 – 29 April 2015 di Bogor.

(25)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 252 5.7. Terlaksananya pembayaran biaya paket meeting Pembahasan Buku SOP

Pascapanen Dracaena (Seri Dracaena sanderiana) a. Dilaksanakan pada tanggal 12 – 14 Agustus 2015. b. Bertempat di Bogor, Jawa Barat.

c. Peserta pembahasan sebanyak 20 orang.

d. Peserta yang hadir berasal dari Petugas Dinas Pertanian Kabupaten serta petani sentra florikultura khususnya Dracaena (Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, dan Kabupaten Bogor), pelaku usaha Dracaena (CV. Global Sakti Mandiri), Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Hias (BALITHI), Peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Petugas Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura.

e. Materi yang dibahas draft buku SOP Pascapanen Dracaena (Seri Dracaena sanderiana)

f. Narasumber :

1. Juang G Kartika, SP., M.Si (Institut Pertanian Bogor)

2. Ir. Dwi Amiarsi (Balai Besar Pengembangan dan Penelitian Pascapanen Pertanian)

3. Ir. Debora Herlina A. MS (Balai Penelitian Tanaman Hias) 4. Taofik Wahidin (CV. Global Sakti Mandiri)

5. Ir. Tony Hartus, M.Si. (Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi) g. Hasil :

1. Terbahasnya Draft Standar Operasional Prosedur (SOP) Pascapanen Dracaena (Seri Dracaena sanderiana) yang berisi tentang: 1)

Pendahuluan, 2) Penerimaan hasil panen, 3) Sortasi, 4)

Perompesan/trimming, 5) Pencucian, 6) Grading, 7) Perlakuan/Treatment

(Perendaman, Pengakaran, Pertunasan dan Perangkaian), 8)

Pengemasan, Pengawasan Mutu dan Pelabelan, 9)

Pengangkutan/Distribusi, 10) Pencatatan, 11) Kriteria Mutu Bahan Baku Rangkaian Dracaena sanderiana dan 12) Formulir Pencatatan.

2. Buku SOP Pascapanen Dracaena (Seri Dracaena sanderiana) diharapkan dapat menjadi panduan bagi petani/produsen dalam penanganan pascapanennya sehingga dapat mempertahankan mutu Dracaena dan meningkatkan nilai ekonomi produk.

3. Hal yang harus diperhatikan serta adanya penambahan dan pengurangan materi dalam pembahasan Buku SOP Pacapanen Dracaena

(26)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 253

- Penulisan huruf latin harus konsisten.

- Pada Bab Pendahuluan perlu ditambahkan beberapa kultivar

Dracaena yang sering digunakan dalam rangkaian bamboo rejeki.

- Penambahan perlakuan perendaman untuk menumbuhkan akar dan

daun serta menghilangkan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).

- Penambahan kriteria batang Dracaena yang akan dirangkai, yaitu: a)

diameter batang 5 – 12 mm, b) panjang batang keras 30 – 200 cm, c)

daun tegak dengan kemiringan ± 45oC dari batang utama, d) ukuran

lebar daun 1,5 – 2 cm, dan e) umur tanaman untuk dipanen minimal

4 (empat) bulan.

- Penambahan istilah rangkaian Dracaena, yaitu rangkaian susun dan

rangkaian kepang.

- Penambahan aksesoris hiasan pada Bab Perlakuan/Treatment untuk

mempercantik rangkaian Dracaena, yaitu berupa pita emas, lonceng kecil atau benda lainnya yang menarik.

- Penambahan tahap pengawasan mutu yang meliputi pengecekan

jumlah, kondisi media tanam, kondisi batang, dan kelengkapan pelabelan rangkaian.

- Pengemasan Dracaena disesuaikan dengan ukuran produk.

- Tahapan penyimpanan dalam SOP Pascapanen Dracaena tidak

dilakukan karena setelah produk dirangkai langsung dikirim ke Negara tujuan ekspor, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk penyimpanan.

5.8. Terlaksananya pembayaran biaya paket meeting Pembahasan Buku Informasi Teknis Daun dan Bunga Potong (Seri ragam daun dan Bunga Potong)

a. Dilaksanakan pada tanggal 27 – 29 April 2015. b. Bertempat di Bogor, Jawa Barat.

c. Pembahasan Buku Informasi Teknis Daun dan Bunga Potong dihadiri oleh 22 peserta.

d. Peserta berasal dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur; Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Sukabumi; Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor; Institut Pertanian Bogor (IPB); Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi); UPTD Pasar Rawa Belong; Forum Komunikasi Florikultura Indonesia (FKFI); Perangkai Bunga; petani tanaman hias daun dan bunga potong dari Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bogor serta staf Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura.

(27)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 254 e. Materi yang dibahas : draft Buku Informasi Teknis Daun dan Bunga Potong

f. Narasumber :

- Dr. Dewi Sukma (Institut Pertanian Bogor)

- Ir. Debora Herlina Adriyani, MS (Balai Penelitian Tanaman Hias)

- Ir. Tony Hartus, M.Si (Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi)

- Jayanudin S, STP (Dinas Pertanian TPH Cianjur)

g. Hasil :

1. Buku Informasi Teknis Pascapanen Daun dan Bunga Potong seri Ragam Daun dan Bunga Potong ini memuat informasi tentang berbagai jenis daun dan bunga potong yang populer saat ini di pasaran. Informasi tersebut mengenai klasifikasi, morfologi/deskripsi, habitat, budidaya dan pascapanen (syarat tumbuh, cara perbanyakan, pemeliharaan, syarat panen dan pascapanen), serta sebaran sentra produksi.

2. Beberapa bunga potong yang dibahas pada buku informasi teknis ini antara lain krisan, mawar, gerbera, anyelir, anggrek, sedap malam, aster, lili, gladiol, heliconia, hortensia, anthurium, celosia, snapdragon, calla lily, tapeinochilos, zingiber spectabile, baby breath, caspia, dan statice. Sedangkan daun potong yang dibahas pada buku informasi teknis ini antara lain philodendron, dracaena, hanjuang, leatherleaf, ruskus, asparagus, gardenia, palem, ivy, monstera, tifa, kadaka, sirih gading, calathea, cyperus, pittosporum, dan silver dollar.

3. Pasar Bunga Rawa Belong merupakan pasar bunga terbesar di Indonesia, namun belum dilengkapi dengan fasilitas yang memadai, seperti cooling system, storage/packing house, sehingga transaksi jual beli tanaman hias segar paling banyak berlangsung pada malam hari untuk mempertahankan mutu produk.

4. Harga produk florikultura khususnya bunga potong di Pasar Bunga Rawa Belong nilainya lebih tinggi jika dibandingkan dengan harga jual dari petani, karena produk dari petani untuk sampai ke pasar bunga harus melalui beberapa pihak/tengkulak sehingga harga menjadi tinggi. Untuk itu diperlukan roadmap bunga potong untuk mencari rantai Supply Chain Management (SCM) yang terpendek sehingga margin dari petani sampai ke konsumen tidak terlalu jauh.

5. Sedap malam yang banyak dipasarkan adalah varietas Roro Anteng dan Dian Arum. Sejalan dengan permintaan pasar yang terus meningkat, di Lampung terdapat varietas baru yang dihasilkan Bapak Wiyono, yaitu Wonotirto dengan karakteristik jumlah kuntumnya lebih banyak.

(28)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 255 6. Pada kesempatan ini disosialisasikan juga tentang peraturan dan

perundang-undangan untuk petani/pelaku usaha yaitu :

a. Pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang RI No. 19 Tahun

2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.

Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 67 pada Undang-Undang tersebut, petani berhak mendapatkan kemudahan dalam mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi; kerjasama alih teknologi; dan penyediaan fasilitas bagi Petani untuk mengakses ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi. Penyediaan informasi sebagaimana dimaksud berupa: (a) sarana produksi Pertanian; (b) harga Komoditas Pertanian; (c) peluang dan tantangan pasar; (d) prakiraan iklim, dan ledakan organisme pengganggu tumbuhan dan/atau wabah penyakit hewan menular; (e) pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan; (f) pemberian subsidi dan bantuan modal; dan (g) ketersediaan lahan Pertanian.

b. Peraturan Pemerintah RI No. 25 Tahun 2014 tentang Pemberian Fasilitas dan Insentif Usaha Hortikultura, Pasal 33 menyatakan bahwa usaha hortikultura mikro dan kecil dapat diberikan fasilitas apabila telah memiliki tanda pendataan, sedangkan untuk usaha menengah dan besar harus telah memiliki ijin usaha dan sertifikat

yang berkaitan dengan bidang usahanya. Oleh karena itu, usaha

mikro dan kecil hendaknya sudah terdaftar di Dinas Pertanian Kabupaten atau Kota sedangkan untuk pelaku usaha menengah harus mempunyai ijin dari Bupati atau Walikota. Pelaku usaha yang pemasarannya lintas kabupaten harus mempunyai ijin dari Gubernur. Mengenai perizinan usaha budidaya hortikultura ini diatur dalam Permentan No 70 Tahun 2014. Petani yang ingin mendapatkan pendaftaran ijin usaha harus menerapkan GAP dan GHP, dengan tanda pendataan/ijin usaha yang dimiliki maka petani akan mendapatkan akses kemudahan informasi maupun fasilitasi dari pemerintah.

5.9. Melaksanakan perjalanan dinas dalam rangka Pembahasan Buku SOP Pascapanen Dracaena (Seri Dracaena sanderiana) sebanyak 25 OP ke Bogor. 5.10. Melaksanakan perjalanan dinas dalam rangka Pembahasan Buku Informasi

Teknis Pascapanen Tanaman Daun dan Bunga Potong sebanyak 25 OP ke Bogor.

(29)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 256 6. Hasil/Outcome

Tersedianya buku SOP Pascapanen Dracaena (Seri Dracaena sanderiana), Buku Informasi Teknis Daun dan Bunga Potong, dan Buku Merangkai Bunga.

7. Manfaat/Benefit

Meningkatnya pengetahuan dan wawasan petugas, petani dan pelaku usaha tentang florikultura khususnya ragam daun dan bunga potong, keterampilan dalam SOP Pascapanen Dracaena (Seri Dracaena sanderiana), dan teknik-teknik dasar Merangkai Bunga.

8. Dampak/Impact

Berkembangnya industri florikultura khususnya daun dan bunga potong, serta industri kreatif berbasis florikultura di dalam negeri.

9. Kesimpulan dan Saran 9.1. Kesimpulan

a. Upaya mempertahankan mutu produk florikultura salah satunya dapat ditempuh dengan melaksanakan penanganan pascapanen yang baik sesuai dengan GHP. Dengan disusunnya buku SOP Pascapanen Dracaena (Seri Dracaena sanderiana) diharapkan dapat menjadi panduan bagi pelaku usaha dalam menjalankan bisnis Dracaena sanderiana.

b. Pengetahuan terhadap karakteristik tanaman sangat dibutuhkan dalam penanganan budidaya dan pascapanen florikultura.

c. Merangkai bunga merupakan salah satu keterampilan yang membutuhkan kreativitas seni. Dengan dicetak ulangnya Buku Merangkai Bunga dapat menjadi referensi bagi pemula dalam mempelajari teknis-teknis merangkai bunga.

9.2. Saran

a. Diperlukan informasi lebih lanjut terkait penanganan pascapanen tanaman daun dan bunga potong.

b. Perlu dibuat Buku Merangkai Bunga untuk tingkat lanjut untuk lebih meningkatkan keterampilan dalam merangkai bunga.

(30)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 257 BUKU PEMBUATAN TAMAN INDOOR

1. Latar Belakang

Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang mempunyai prospek agribisnis yang cukup cerah di Indonesia. Industri florikultura menjadi salah satu industri yang sedang berkembang di Indonesia dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani, memperluas lapangan pekerjaan, pariwisata dan menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman. Florikultura adalah produk hortikultura yang dimanfaatkan sebagai bahan estetika. Disatu sisi tanaman florikultura selain untuk keindahan juga mempunyai manfaat bagi penawar polusi dan kelestarian lingkungan.

Peluang pasar tanaman hias baik dalam bentuk pot plant maupun bunga potong dan daun potong, dewasa ini semakin luas baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Konsumen tanaman hias berbagai ragam peminatnya yaitu para hobies, pedagang dan pengusaha toko bunga ataupun perangkai bunga, karena itu peluang tersebut perlu dimanfaatkan oleh petani dan pelaku usaha tanaman hias untuk meningkatkan pendapatannya. Dalam hal ini nursery adalah sebuah lokasi dimana tanaman hias diperbanyak dan dikembangkan sehingga mempunyai nilai ekonomis, yang dilakukan oleh petani.

Guna mendukung langkah kebijakan, baik pada level birokrasi maupun para praktisi untuk mengembangkan usaha tanaman hias, perlu adanya edukasi kepada peminat maupun masyarakat umum dalam pembuatan taman sebagai salah satu pemanfaatan tanaman florikultura.

Penyediaan pedoman-pedoman untuk menditeksi secara lebih akurat kebutuhan tanaman, akan sangat membantu upaya-upaya yang terkait dengan penentuan kebijakan pengembangan agribisnis maupun keputusan pemilihan investasi yang dilakukan oleh pelaku usaha. Sejalan dengan hal tersebut baik jenis informasi maupun manajemen pengelolaan dan pembuatan taman, perlu dikembangkan sedemikian rupa untuk berkembangnya industri tanaman hias.

Untuk itu Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura melakukan pembahasan buku pembuatan taman indoor yang diharapkan dapat menjadi acuan bagi berbagai pihak dalam hal pengembangan florikultura.

(31)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 258 2. Tujuan dan Sasaran

2.1. Tujuan

Tujuan kegiatan ini adalah tercetaknya buku yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan taman indoor.

2.2. Sasaran

Sasaran kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan petani mengenai pembuatan taman indoor.

3. Masukan/Input

3.1. Anggaran sebesar Rp 43.600.000,- 3.2. Realisasi keuangan sebesar Rp. 3.3. Data dan informasi

3.4. SDM

4. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan yang dilaksanakan adalah :

4.1. Belanja Barang Untuk Pesediaan Barang Konsumsi

Pencetakan Buku Pembuatan Taman Indoor

4.2. Belanja Jasa Profesi

Honor Narasumber/Pakar/Praktisi

4.3. Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota

a. Biaya paket Meeting Pembahasan Buku Pembuatan Taman Indoor b. Perjalanan dalam rangka pembahasan buku Pembuatan Taman Indoor

5. Keluaran/Output

Kegiatan pembahasan buku pembuatan taman indoor ini dilaksanakan pada tanggal 17-19 April 2015 di PPMKP Ciawi-Bogor, Propinsi Jawa Barat. Peserta yang hadir pada Pembahasan buku pembuatan taman indoor ini adalah Dr. Nizar Nasrullah (IPB), Diniwati (pelaku usaha PT Eldadi), Ferbiansyah (Arsitek lansekap), Arsyad Khrisna (Arsitek lansekap), Sutiyanto (Pelaku Usaha Tanaman Lanskap Dhagsinarga Art Stone), Elon (Pelaku Usaha Tanaman Lanskap Dhagsinarga Art Stone), Filly Kamal (Pelaku Usaha Tanaman Lanskap TAR) serta staf dari direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura. Jumlah pencetakan bukunya sebanyak 300 eksemplar.

Adapun hasil dari pertemuan pembahasan buku pembuatan taman indoor ini adalah sebagai berikut :

(32)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 259 a. Penyusunan draft buku pembuatan taman indoor diharapkan dapat bermanfaat

sebagai referensi/panduan bagi petani dan pelaku usaha serta petugas dalam mengembangkan produk tanaman florikultura untuk menjadi produk yang memiliki nilai tambah yang berdaya saing, khusus yang bergerak dibidang pembuatan taman, penyedia tanaman dan pemeliharaan taman.

b. Ruang lingkup yang dibahas pada buku pembuatan taman indoor mencakup komponen taman indoor, teknis (desain, membuat dan memelihara), pengenalan jenis tanaman taman indoor dan tipe-tipe taman indoor.

c. Buku pembuatan taman indoor ditulis secara lebih singkat, padat dan jelas, sehingga dapat lebih mudah dipahami oleh petani baik poktan maupun gapoktan serta pelaku usaha florikultura lainnya. Walaupun begitu, pada hal-hal tertentu dibutuhkan penjelasan yang lebih mendetail.

d. Draft buku pembuatan taman indoor dan outline (terlampir).

6. Hasil/Outcome

Meningkatnya pengetahuan mengenai teknik pembuatan Taman Indoor.

7. Manfaat/Benefit

Melalui teknik pembuatan Taman Indoor, nilai tambah dari tanaman florikultura dapat ditingkatkan.

8. Dampak/Impact

Dengan dimanfaatkanya ruang untuk pembuatan Taman Indoor maka kelestarian lingkungan terjaga.

9. Kesimpulan dan saran 9.1. Kesimpulan

Buku Pembuatan Taman Indoor dapat dijadikan sebagai guideline (pedoman) yang dapat digunakan oleh petani dan pelaku usaha untuk meningkatkan pengetahuan tentang teknik pembuatan taman dalam ruangan (Indoor Garden). Manfat lainnya adalah sebagai acuan untuk pengembangan ekonomi kreatif khususnya tanaman pot dan lanskap sehingga dengan adanya sentuhan seni, akan memberi nilai tambah dari produk tersebut.

9.2. Saran

Buku pembuatan taman indoor disusun untuk membantu para petani dan pelaku usaha tanaman lanskap dalam mengembangkan usaha florikultura. Buku ini berisi tentang info pembuatan taman indoor mulai dari komponen taman indoor, teknis

(33)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 260 (desain, membuat dan memelihara), pengenalan jenis tanaman taman indoor dan tipe-tipe taman indoor, sehingga dapat memberikan gambaran mengenai usaha florikultura kepada para peminatnya.

BUKU PEMBUATAN TAMAN OUTDOOR

1. Latar Belakang

Tanaman hias merupakan salah satu produk hortikultura yang mempunyai prospek agribisnis yang cukup cerah di Indonesia. Industri florikultura menjadi salah satu industri yang sedang berkembang di Indonesia dalam upaya peningkatan kesejahteraan petani, memperluas lapangan pekerjaan, pariwisata dan menciptakan lingkungan yang sehat dan nyaman. Florikultura adalah produk hortikultura yang dimanfaatkan sebagai bahan estetika. Disatu sisi tanaman florikultura selain untuk keindahan juga mempunyai manfaat bagi penawar polusi dan kelestarian lingkungan.

Peluang pasar tanaman hias baik dalam bentuk pot plant maupun bunga potong dan daun potong, dewasa ini semakin luas baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Konsumen tanaman hias berbagai ragam peminatnya yaitu para hobies, pedagang dan pengusaha toko bunga ataupun perangkai bunga, karena itu peluang tersebut perlu dimanfaatkan oleh petani dan pelaku usaha tanaman hias untuk meningkatkan pendapatannya. Dalam hal ini nursery adalah sebuah lokasi dimana tanaman hias diperbanyak dan dikembangkan sehingga mempunyai nilai ekonomis, yang dilakukan oleh petani.

Guna mendukung langkah kebijakan, baik pada level birokrasi maupun para praktisi untuk mengembangkan usaha tanaman hias, perlu adanya edukasi kepada peminat maupun masyarakat umum dalam pembuatan taman sebagai salah satu pemanfaatan tanaman florikultura.

Penyediaan pedoman-pedoman untuk menditeksi secara lebih akurat kebutuhan tanaman, akan sangat mebantu upaya-upaya yang terkait dengan penentuan kebijakan pengembangan agribisnis maupun keputusan pemilihan investasi yang dilakukan oleh pelaku usaha. Sejalan dengan hal tersebut baik jenis informasi maupun manajemen pengelolaan dan pembuatan taman, perlu dikembangkan sedemikian rupa untuk berkembangnya industri tanaman hias.

(34)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 261 Untuk itu Direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura melakukan pembahasan buku pembuatan taman outdoor yang diharapkan dapat menjadi acuan bagi berbagai pihak dalam hal pengembangan florikultura.

2. Tujuan dan Sasaran 2.1. Tujuan

Tujuan kegiatan ini adalah tercetaknya buku yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pembuatan taman Outdoor.

2.2. Sasaran

Sasaran kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan petani mengenai pembuatan taman Outdoor.

3. Masukan/Input

3.1. Anggaran sebesar Rp 44.850.000,- 3.2. Realisasi Keuangan sebesar Rp. 3.3. Data dan informasi

3.4. SDM

4. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan yang dilaksanakan adalah :

4.1. Belanja Barang Untuk Pesediaan Barang Konsumsi Pencetakan Buku Pembuatan Taman Outdoor 4.2. Belanja Jasa Profesi

Honor Narasumber/Pakar/Praktisi

4.3. Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota

a. Biaya paket Meeting Pembahasan Buku Pembuatan Taman Outdoor b. Perjalanan dalam rangka pembahasan buku Pembuatan Taman Outdoor

5. Keluaran/Output

Kegiatan Pembahasan buku pembuatan taman outdoor ini dilaksanakan pada tanggal 20-22 April 2015 di PPMKP Ciawi-Bogor, Propinsi Jawa Barat. Peserta yang hadir pada Pembahasan buku pembuatan taman Outdoor ini adalah Dr. Nizar Nasrullah (IPB), Ir. Iwan Ismaun (IALI), Ferbiansyah (Arsitek lansekap), Decky Suprapto (Arsitek lansekap), Rojalih (Pelaku Usaha Tanaman Lanskap), Jaelani (Pelaku Usaha Tanaman Lanskap), Marta Angela (Pelaku Usaha Tanaman Lanskap Cita Anggun Flora) dan Evi Sofyan (Pelaku Usaha Tanaman Lanskap Pojok Hijau) serta staf dari direktorat Budidaya dan Pascapanen Florikultura. Jumlah pencetakan bukunya sebanyak 250 eksemplar.

(35)

Laporan Tahunan Satuan Kerja Direktorat Jenderal Hortikultura Tahun Anggaran 2015 262 Adapun hasil dari pertemuan pembahasan buku pembuatan taman outdoor ini adalah sebagai berikut :

a. Penyusunan draft buku pembuatan taman outdoor diharapkan dapat bermanfaat sebagai panduan praktis dalam membuat rancangan taman dengan menggunakan sumberdaya lokal yang tersedia baik material maupun bangunannya agar taman yang dibuat mudah dipelihara, estetis dengan menggunanakan material yang tersedia.

b. Ruang lingkup yang dibahas pada buku pembuatan taman outdoor mencakup mulai dari material taman yang akan dibuat, proses perancangan, pelaksanaan dan pemeliharaan taman.

c. Buku pembuatan taman outdoor ditulis secara lebih singkat, padat dan jelas, sehingga dapat lebih mudah dipahami oleh petani baik poktan maupun gapoktan serta pelaku usaha florikultura lainnya. Walaupun begitu, pada hal-hal tertentu dibutuhkan penjelasan yang lebih mendetail.

d. Draft buku pembuatan taman outdoor dan outline (terlampir).

6. Hasil/Outcome

Meningkatnya pengetahuan mengenai teknik pembuatan Taman Outdoor.

7. Manfaat/Benefit

Melalui teknik pembuatan Taman Outdoor, nilai tambah dari tanaman florikultura dapat ditingkatkan.

8. Dampak/Impact

Dengan dimanfaatkanya ruang untuk pembuatan Taman Outdoor maka kelestarian lingkungan terjaga.

9. Kesimpulan dan saran 9.1. Kesimpulan

Buku Pembuatan Taman Outdoor dapat dijadikan sebagai guideline (pedoman) yang dapat digunakan oleh petani dan pelaku usaha untuk meningkatkan pengetahuan tentang teknik pembuatan taman. Manfat lainnya adalah sebagai acuan untuk pengembangan ekonomi kreatif khususnya tanaman pot dan lanskap sehingga dengan adanya sentuhan seni, akan memberi nilai tambah dari produk tersebut.

Gambar

Tabel 11. Rencana Distribusi Pencetakan Ulang Katalog Anggrek Species
Tabel  12.  Rencana  Distribusi  Renstra  Direktorat  Budidaya  dan  Pascapanen  Florikultura
Tabel 13. Rencana Distribusi Teknik Perbanyakan Tanaman Pot dan Lansekap
Tabel 14. Rencana Distribusi buku Informasi Teknis Tanaman Pot dan Lansekap ( Seri  Tanaman Hias Berdaun Indah)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan populasi ternak sapi potong pada periode 2000-2003, telah mendorong peningkatan produksi daging sapi pada periode tersebut dengan laju 2,32 persen per

Pergerakan tenaga kerja dari desa ke kota yang terjadi karena faktor tarikan (pull factor) yang lebih dominan, akan berdampak positif karena menambah kesempatan kerja. Namun

Pada jalur 3, aktivitas yang paling banyak ditemukan sedang dilakukan oleh lutung jawa pada pagi hari adalah makan dengan jumlah kontak sebanyak 5 kali dan berbeda dengan

Berdasarkan penelitian tersebut maka penambahan alat bantu rumpon dalam pengoperasian alat tangkap Bagan terbukti mampu mengumpulkan ikan lebih banyak apabila

Rata-rata lama menginap tamu (RLMT) Asing dan Indonesia pada hotel berbintang di Sumatera Barat bulan Juli 2014 selama 1,62 hari, naik 0,03 hari bila dibandingkan

[r]

1) Menerapkan visi dan misi dalam implementasi rencana jangka menengah dan rencana kerja tahunan yang dikembangkan atas dasar hasil evaluasi kinerja dan hasil