• Tidak ada hasil yang ditemukan

T FIS 1302850 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T FIS 1302850 Chapter1"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 Marlis, 2015

PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permendikbud No.69 tahun 2013 mengungkapkan bahwa “kurikulum 2013 bertujuan

untuk mempersiapkan siswa jenjang SMA agar menjadi pribadi yang beriman, produktif,

kreatif, inovatif, afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.” Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan

tersebut adalah dengan melaksanakan pembelajaran fisika.

Fisika merupakan bagian dari ilmu sains. Menurut Carin dan Sund (1989) ”sains

(fisika) merupakan pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum

(universal), berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen.” Selanjutnya menurut

Giancoli (2001) ”tujuan utama mata pelajaran fisika adalah mencari keteraturan dalam

pengamatan manusia pada alam sekitarnya. Banyak orang yang berfikir bahwa fisika

merupakan proses mekanis dalam mengumpulkan fakta-fakta dan membuat teori.

Sesungguhnya fisika ini merupakan suatu aktivitas kreatif yang dalam banyak hal

menyerupai aktivitas kreatif pikiran manusia.”

Kurikulum 2013 menuntut semua pelaksanaan pembelajaran termasuk fisika

dilaksanakan dengan cara-cara yang bersifat interaktif, inspiratif, menyenangkan,

menantang, memotivasi siswa dengan cara yang aktif agar menjadi seorang pencari

informasi, serta dapat memberikan kesempatan yang memadai bagi prakarsa, kreativitas,

dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis

siswa. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran fisika mengacu pada

hakikatnya sebagai ilmu sains. Oleh karena itu proses pembelajaran dilaksanakan dengan

menggunakan metode saintifik mencakup kegiatan; melakukan observasi, bertanya,

mengumpulkan informasi, mengasosiasi informasi yang telah diperoleh dan

mengkomunikasikan hasil. Hal senada juga diungkapkan oleh Adamčíková dan Tarábek

(2010) yang menyatakan bahwa “elemen penting dari pembelajaran fisika adalah dapat

(2)

Marlis, 2015

PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsep tersebut.” Selanjutnya menurut Suparno (2013) dalam pembelajaran fisika siswa

harus aktif mengkonstruksi pengetahuan, dengan kata lain dalam belajar fisika siswa harus

aktif mengolah bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis, dan akhirnya yang terpenting

merangkum pengetahuan tersebut sebagai suatu pengertian yang utuh. Tanpa keaktifan

siswa dalam membangun pengetahuan mereka sendiri mereka tidak akan mengerti apa-apa.

Namun kenyataan yang terjadi di lapangan, masih ditemukan proses pembelajaran

fisika yang tidak sesuai dengan tuntutan ideal. Hal ini didukung oleh hasil studi

pendahuluan yang telah peneliti lakukan pada salah satu SMA Negeri di Tilatang Kamang

Sumatera Barat. Dalam studi pendahuluan ini, digunakan teknik pengumpulan data, berupa

observasi pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, wawancara dengan guru mata

pelajaran fisika, dan penyebaran angket kepada siswa.

Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran fisika di kelas menunjukkan

bahwa, proses pembelajaran belum menfasilitasi siswa untuk membangun konsep secara

mandiri, sebagian besar siswa masih pasif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat

dari kebiasaan buruk yang mereka tunjukkan selama mengikuti pembelajaran seperti jarang

bertanya dan berkomentar selama proses pembelajaran, mengantuk, berbicara dengan

teman sebangku, dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Selain itu proses pembelajaran

lebih menitikberatkan pada penurunan rumus fisika secara matematis, sehingga siswa

hanya sekadar menghafal rumus dan kurang memaknai untuk apa rumus tersebut

digunakan.

Hasil wawancara dengan guru menunjukkan bahwa, metode pembelajaran yang

paling sering digunakan adalah ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Sedangkan kegiatan

eksperimen jarang dilakukan, dan jika dilakukan masih bersifat verifikatif. Selain itu siswa

maju ke depan kelas hanya untuk mengerjakan soal-soal yang ada di buku atau lembar

kerja siswa (LKS), dan hanya sebagian kecil siswa yang tuntas dalam memahami konsep

yang diajarkan. Hal ini ditunjukkan dari ketidakmampuan mereka dalam menjawab

pertanyaan yang memiliki variasi sedikit berbeda dengan pertanyaan yang pernah diajukan.

Hasil penyebaran angket kepada siswa menunjukkan bahwa, sebagian besar siswa

(3)

Marlis, 2015

PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang kurang menarik, membosankan, dan berisi kumpulan materi-materi yang rumit.

Sedangkan 60% dari siswa mengaku lebih menyukai pelaksanaan praktikum dalam

pembelajaran fisika. Hal ini karena dengan pelaksanaan praktikum mereka akan semakin

semangat dalam mengikuti pembelajaran.

Kesenjangan antara proses pembelajaran yang terjadi di lapangan dengan tuntutan

ideal ini memberikan dampak pada pemahaman konsep. Hal ini didukung oleh data hasil

tes pemahaman konsep pada materi fluida statis yang diujikan kepada 25 orang siswa

masih tergolong rendah. Dimana secara keseluruhan nilai maksimum yang diperoleh siswa

sebesar 70, nilai minimum sebesar 35, dan nilai rata-rata sebesar 55 dari skala 100.

Rendahnya pemahaman konsep siswa berdampak pada ketidakmampuan mereka

dalam memecahkan permasalahan fisika baik permasalahan yang ditemukan dalam

kehidupan sehari-hari ataupun permasalahan fisika dalam bentuk soal-soal di sekolah.

Selain itu hasil penelitian Tongchai dkk. (2011) menunjukkan bahwa pemahaman konsep

siswa yang rendah akan berdampak pada ketidakkonsistenan mereka menggunakan

konsepsi untuk menyelesaikan permasalahan yang menanyakan konsep yang sama, jika

disajikan dalam konteks yang berbeda.

Apabila masalah ini terus berlanjut tentu akan memberikan dampak buruk, tidak

hanya pada mata pelajaran fisika, tetapi juga pada kualitas lulusan. Oleh karena itu

diperlukan solusi untuk memperbaiki proses pembelajaran yang terjadi di sekolah tersebut.

Solusi yang ditawarkan dalam penelitian ini adalah menerapkan model pembelajaran

inkuiri. Menurut Gulo (dalam Trianto, 2010) “inkuiri merupakan sebuah proses

pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari

dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, dan analitis. Sehingga mereka dapat

merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.” Selain itu menurut Ozdilek

dan Bulunuz (2009) inkuiri sangat penting dalam pembentukan sains. Dimana model

pembelajaran inkuiri ini dapat memaksimalkan pengetahuan sains dan pemahaman siswa.

Menurut Jauhar (2011) pembelajaran inkuiri terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan

besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswa yaitu inkuiri terbimbing

(4)

Marlis, 2015

PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(modified free inquiry). Berdasarkan jenis inkuiri tersebut, maka model inkuiri yang

digunakan dalam penelitian ini adalah jenis inkuiri terbimbing. Alasan pemilihan inkuiri

jenis ini adalah karena disesuaikan dengan permasalahan yang akan dipecahkan dan

keadaan siswa yang dijadikan subyek penelitian. Dimana siswa belum terbiasa

mendapatkan pembelajaran inkuiri pada pembelajaran sebelumnya. Sehingga masih

membutuhkan banyak bimbingan dari guru dalam pelaksanaannya.

Pembelajaran dengan model inkuiri terbimbing telah banyak diterapkan oleh

peneliti-peneliti sebelumnya, seperti; 1) Zacharia (2007) mengungkapkan bahwa pembelajaran

dengan menggunakan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep

dan penguasaan konsep fisika, 2) Lee dkk. (2008) mengungkapkan bahwa model inkuiri

terbimbing dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan membantu mereka

untuk memahami konsep melalui proses hipotesis. Tahap hipotesis ini merupakan salah

satu tahapan yang ada dalam model inkuiri terbimbing yang berguna sebagai tahapan

pembentuk pengetahuan, 3) Bilgin (2009) mengungkapkan bahwa pembelajaran inkuiri

terbimbing dengan menggunakan pembelajaran kooperatif dapat lebih meningkatkan

pemahaman konsep siswa dibandingkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing secara

individu pada konsep asam dan basa, 4) Japerson (2013) mengungkapkan bahwa

penggunaan pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan pemahaman konsep.

Secara umum, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing

dapat memfasilitasi siswa untuk meningkatkan kemampuan berfikir, dan pemahaman

konsep. Dengan pemahaman konsep yang tinggi serta lebih mendalam akan menjadikan

seseorang siswa konsisten dalam menggunakan konsepsi yang mereka pahami untuk

menyelesaikan berbagai macam permasalahan yang ditemukan. Hal ini sejalan dengan

pendapat Tongchai dkk. (2011) yang menyatakan bahwa, pemahaman konsep akan

membawa seseorang konsisten terhadap penggunaan konsepsinya dan kekonsistenan siswa

dalam menggunakan konsepsi yang benar akan membawa mereka pada tingkat

pemahaman yang lebih baik. Selanjutnya menurut Mardiana (2013) siswa yang memiliki

peringkat tinggi di kelas cenderung konsisten menggunakan model konsepsi dalam

(5)

Marlis, 2015

PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berbeda secara benar. Hal ini menunjukkan tingkat pemahaman konsep siswa ini lebih

baik.

Materi pelajaran yang dikaji dalam penelitian ini adalah materi fluida statis. Alasan

pemilihan materi fluida statis pada penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa,

masalah fluida statis banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga pemahaman

konsep pada materi ini menjadi penting, dan peralatan untuk melakukan percobaan relatif

mudah dibuat sendiri oleh siswa. Sehingga dengan modal peralatan praktikum ini siswa

bisa lebih aktif dalam menemukan konsep.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud untuk meneliti pengaruh

penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap konsistensi konsepsi dan

peningkatan pemahaman konsep fluida statis pada siswa SMA.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, permasalahan

penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan seperti berikut:

1. Bagaimana gambaran konsistensi konsepsi fluida statis siswa yang mendapatkan

pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing dibandingkan dengan siswa yang

mendapatkan pembelajaran konvensional?

2. Apakah penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat lebih meningkatkan

pemahaman konsep fluida statis siswa dibandingkan dengan penggunaan model

pembelajaran konvensional?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mendapatkan gambaran tentang konsistensi konsepsi siswa yang mendapatkan

pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing dibandingkan dengan

(6)

Marlis, 2015

PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mendapatkan gambaran tentang peningkatan pemahaman konsep fluida statis

siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing

dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat :

1. Menjadi bukti empiris tentang penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam

memberikan gambaran tentang konsistensi konsepsi dan meningkatkan pemahaman

konsep fluida statis siswa.

2. Memperkaya hasil penelitian terkait penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing

dalam memberikan gambaran tentang konsistensi konsepsi dan meningkatkan

pemahaman konsep fluida statis siswa.

3. Bahan informasi, perbandingan, atau rujukan yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai

pihak yang berkepentingan. Baik guru, penelitian pendidikan, maupun mahasiswa

LPTK.

E.Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian

ini, maka diperlukan definisi operasional terhadap beberapa istilah berikut:

1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing didefinisikan sebagai suatu model

pembelajaran yang menfasilitasi siswa untuk aktif terlibat dalam membangun dan

menemukan konsep melalui bimbingan atau petunjuk yang cukup luas dari guru.

Langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing, yaitu: mengajukan pertanyaan atau

permasalahan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data dan

menyimpulkan. Keterlaksaan pembelajaran diukur dengan menggunakan format

(7)

Marlis, 2015

PENGARUH PENERAPAN MOD EL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHAD AP KONSISTENSI KONSEPSI D AN PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUID A STATIS SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Pembelajaran konvensional didefinisikan sebagai pembelajaran yang biasa digunakan

oleh guru fisika di sekolah tempat penelitian dilaksanakan. Langkah-langkah

pembelajaran konvensional diawali dengan guru menjelaskan materi pelajaran di depan

kelas, siswa mendengarkan penjelasan guru, kemudian siswa mengerjakan latihan soal

dan akhir pembelajaran guru memberikan soal-soal pekerjaan rumah.

3. Konsistensi konsepsi didefinisikan sebagai kemampuan siswa dalam menjawab dua

atau lebih pertanyaan menguji konsep yang sama secara benar, meskipun pertanyaan

tersebut disajikan dalam konteks yang berbeda. Konsistensi konsepsi siswa diukur

dengan menggunakan instrumen berupa tes tertulis pilihan ganda yang diujikan satu

kali dengan menanyakan konsep yang sama lebih dari satu kali. Profil konsistensi

konsepsi siswa diperoleh melalui analisis data dengan menggunakan model analisis,

dengan mengelompokkan konsepsi siswa menjadi tiga kelompok; model konsepsi

ilmiah, miskonsepsi, dan menebak/tidak diketahui dasar pengambilannya.

4. Pemahaman konsep didefinisikan sebagai ukuran kemampuan siswa dalam memaknai

dan memahami suatu konsep yang diberikan. Pemahaman konsep ini mencakup

kemampuan menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menarik

kesimpulan, membandingkan dan menjelaskan. Pemahaman konsep diukur dengan

menggunakan instrumen berupa tes tertulis berbentuk pilihan ganda yang mencakup

indikator-indikator pemahaman konsep. Peningkatan pemahaman konsep diperoleh

dengan membandingkan skor rata-rata N-gain antara siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

5. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah fluida statis. Fluida statis yang

dimaksud adalah materi tekanan hidrostatis, hukum Pascal dan Archimedes.

Materi-materi ini mengacu pada kompetensi inti dan kompetensi dasar yang tertera dalam

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.. Jakarta:

Sehingga perusahaan bekerjasama dengan penjamin emisi ( underwriter ) yang sebelumnya telah ditentukan oleh perusahaan dalam menentukan harga saham yang akan dijual

[r]

The results showed that application of varieties increased long of tuber per sample, height tuber per sample, weight tuber per plot, index of yield and doses Bokashi

Penerapan Metode Turnamen Membaca Pada Cerita Teks Narasi untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV.. Jurnal PGSD

Pemilik tanah pertanian absentee yang telah mengajukan permohonan hibah kepada Menteri Pertanian dan Agraria sedang permohonannya ternyata kemudian ditolak, diberi kesempatan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :1) pengaruh pengalaman guru mengikuti kegiatan ilmiah terhadap profesionalisme guru. 2) pengaruh penerapan

PP Lonsum dapat dikatakan baik karena status nilai kerja karyawan berada.. diantara nilai K2