• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Untuk Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Untuk Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Srudi Strata I pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Oleh:

VIVID NOVITASARI A410130052

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)
(3)
(4)
(5)

1

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR UNTUK SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang bangun ruang sisi datar (2) faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalahtes, wawancara, dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian kesalahan yang dilakukan siswa antara lain: (1) kesalahan menerima informasi meliputi (a) kesalahan dalam menuliskan apa yang diketahui penyebabnya adalah siswa tidak teliti membaca soal, siswa tidak paham dengan unsur-unsur limas (b) kesalahan dalam menentukan apa yang ditanyakan penyebabnya karena siswa tidak teliti dalam mebaca soal (2) kesalahan yang berhubungan dengan konsep bangun ruang sisi datar meliputi (a) kesalahan dalam menerapkan dan menggunakan rumus penyebabnya karena siswa tidak teliti dalam mengerjakan, siswa tidak dapat memahami maksud soal, dan siswa lupa rumus (b) kesalahan siswa dalam mencari luas permukaan balok penyebabnya siswa kurang teliti dalam membaca soal dan menghitung (c) kesalahan dalam mencari volume kubus penyebabnya adalah kurangnya pemahaman siswa dalam membaca soal (d) kesalahan siswa dalam mencari volume prisma penyebabnya adalah siswa kurang memahami konsep prisma (e) kesalahan dalam mencari tinggi limas yang menyebabkan terjadinya kesalahan tersebut adalah siswa tidak paham dengan unsur-unsur limas dan hanya memasukkan angka ke dalam rumus (3) kesalahn dalam menghitung penyebabnya adalah siswa tidak teliti dalam menghitung dan memasukkan angka ke dalam rumus.

Kata Kunci : analisis kesalahan, jenis kesalahan, penyebab kesalahan, bangun ruang sisi datar

Abstract

This research aims to find out: (1) the mistakes made by students in solving the problems questions about the building of flat side space (2) factors that causing students made a mistakes in working on the problem of building a flat side space. The type of the research is qualitative research. The technique of collecting data as follows: tests, interviews, and documentation. Based on the results of research the students made mistakes such as: (1) mistakes to receive information include (a) error in writing what is known cause is the students do not carefully read the problem, students do not understand the elements of pyramid (b) error in determining what

(6)

2

asked the cause because students are not careful in read problem (2) errors related to the concept of a flat side room wing include (a) an error in applying and using the cause formula because the student is not thorough in the work, the students don’t understand the meaning of the problem, and the students forgets the formula (b) the student's mistake finding in the of a surface area beams cause students not thorough in reading about and count (c) the error in finding the volume of the cube is the lack of understanding of students in reading the problem (d) the student's mistake in finding the volume of the prism of the cause is the students lack understanding of the concept of prism (e) error in finding high pyramid the cause of the error is the student does not understand the elements of pyramid and just put the numbers into the formula (3) the cause error in calculating is the student not careful in calculating and entering the numbers into the formula.

Keyword: Error analysis, error type, cause of error, wake up flat side space

1. PENDAHULUAN

Pendidikan mempunyai pengaruh yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas diri. Pendidikan membantu peserta didik dalam mengembangkan dirinya, baik intelektual, moral, maupun psikologi melalui berbagai bentuk pemberian pengaruh yang dilakukan secara sadar oleh pendidik kepada peserta didik.

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 dirumuskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan tanggung jawab.

Pelaksanaan pendidikan matematika pada setiap siswa perlu diperhatikan sejak usia dini hingga tingkat perguruan tinggi, dengan penyesuaian kelompok

(7)

3

pendidikan. Namun, tidak sedikit siswa yang menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit dan membingungkan. Dari sekian banyak pokok bahasan tersebut, bangun ruang merupakan salah satu pokok bahasan matematika yang dianggap siswa paling sulit dipahami (Agninditya, dkk. 2014: 795).

Benda bangun ruang yang ada dikehidupan sehari-hari dapat digunakan siswa untuk latihan menyelesaikan persoalan benda bangun ruang. Penyelesaian soal bangun ruang tidak hanya memerlukan keterampilan siswa, namun juga melalui daya pikir dan penalaran. Disinilah letak kesulitan siswa ketika mempelajari materi yang membuat siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal mengenai bangun ruang. Informasi tentang kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal matematika tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar dan akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.

Peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan berdasarkan informasi kesalahan pada saat menyelesaikan soal-soal matematika. Banyak kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal dapat menjadi petunjuk sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang didapat (Hidayat, dkk. 2013: 40). Kesalahan yang dilakukan siswa dapat diteliti lebih lanjut mengenai penyebab kesalahan siswa. Penyebab kesalahan yang dilakukan siswa harus segera mendapat pemecahan yang tuntas. Pemecahan ini ditempuh dengan cara menganalisis akar permasalahan yang menjadi penyebab kesalahan yang dilakukan siswa.

Setiap siswa perlu menguasai konsep matematika yang diajarkan. Penguasaan konsep yang diberikan menjadi dasar bagi siwa mempelajari materi berikutnya sehingga secara alamiah siswa memiliki kemampuan dalam menyelesaikan masalah berbeda-beda. Hasil penelitian Herholdt & Ingrid (2014), menyatakan bahwa analisis kesalahan siswa tidak hanya memerlukan konten matematika dan pengetahuan pedagogis guru, tetapi juga akan berfungsi untuk memperluas pengetahuan kognisi guru matematika dan pengembangan konsep. Hasil penelitian Chamundeswari (2014) menyatakan bahwa kesalahan

(8)

4

konseptual membantu guru untuk memahami kesulitan siswa dan mengevaluasi tingkat pengetahuan siswa.

Hasil penelitian Manibuy dkk (2014) menyatakan kesalahan siswa dalam pemecahan masalah berdasarkan taksonomi SOLO pada siswa berkemampuan matematika tinggi (KMT) mencapai level unistruktural sampai relasional.

Hasil penelitian Shong dkk (2013) menyatakan bahwa guru dan siswa merupakan aset penting dalam pendidikan. Kemampuan guru menghasilkan proses pengajaran dan pembelajaran yang berkesan sangat penting. Murtiyasa (2015) menyatakan guru matematika dalam pembelajarannya hendaknya memperhatikan aspek-aspek: (1) pemodelan matematika, (2) memecahkan masalah (3) mengembangkan kemampuan analitik dan logis, (4) mengembangkan abstaksi, (5) membangun kontekstual dan keterhubungan, (6) komunikasi. Hasil penelitian Mulungye, et al (2016), menyatakan bahwa menggunaan ide-ide matematika siswa dapat mendukung interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Rencana pembelajaran berdasarkan kelemahan dan kesalahan yang sering dilakukan oleh pelajar menjadikan proses pengajaran dan pembelajaran tersebut lebih khusus sehingga mampu membantu siswa mengatasi kelemahan, meningkatkan pengetahuan dan kemahiran. Sehingga guru harus menggunakan penilaian berbentuk diagnostik untuk mengetahui kelemahan dan tahap penguasaan siswa dalam topik tertentu.

Hasil penelitian Moru dkk (2014) menyatakan bahwa analisis kesalahan dapat menambah pengetahuan dalam mengajar, pengenalan dengan kesalahan siswa dan analisis kesalahan daribahasa, karena beberapa kesalahan dalam matematika saling berhubungan, dan membuat upaya untuk memperoleh pemahaman tentang teori-teori belajar, karena mereka berkaitan dengan bagaimana pengetahuan dibangun oleh pelajar. Hasil penelitian Suyitno & Hardi (2015) menyatakan bahwa Prosedur Newman dapat digunakan untuk menentukan jenis kesalahan siswa dalam melakukan kesalahan matematika secara tertulis.

Berdasarkan uraian tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal tentang bangun

(9)

5

ruang sisi datar (2) faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal-soal bangun ruang sisi datar pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta.

2. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan pendekatan kualitatif dengan desain penelitian etnografi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP Muhammadiyah 5 Surakarta sebanyak 36 siswa yang melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal persamaan garis lurus dan guru matematika kelas VIII C. Jenis data dalam penelitian ini adalah data Primer dan Sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil wawancara. Hasil wawancara diperoleh dari guru dan beberapa siswa kelas VIII C. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi hasil penyelesaian soal bangun ruang sisi datar.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka analisis datanya adalah non statistik. Analisis data kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu reduksi data, penyajian data, serta verifikasi data dan penarikan kesimpulan. Hal ini sejalan dengan tahapan menganalisis data mengacu pada model Milles & Huberman (Gunawan, 2015: 210). Peneliti menganalisis data didapatkan dari jawaban siswa untuk mendapatkan kesalahan yang dibuat siswa.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian dimulai dengan memberikan tes kepada siswa dengan materi bangun ruang sisi datar. Dalam pelaksanaannya, tes dilakukan dalam 1 (satu) sesi. Tes dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 24 April 2017. Waktu pengerjaan tes selama 2 x 40 menit atau 1 (satu) jam pelajaran dan bersifat close book. Tes ini diikuti oleh 36 siswa pada kelas VIII C.Soal yang diberikan kepada siswa sebanyak 5 soal yang dibuat oleh peneliti, sudah divalidasi oleh guru dan dosen matematika, sehingga layak untuk dijadikan sebagai soal ulangan harian.

Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dalam mengerjakan soal-soal pada materi bangun ruang sisi datar tersebut, ditemukan beberapa kesalahan yang

(10)

6

dilakukan oleh siswa. Kesalahan-kesalahan tersebut akan disajikan pada tabel 1 berikut ini.

Tabel 1 Kesalahan Jawaban Siswa

Kesalahan Umum Jumlah

1. Kesalahan menerima informasi 28 2. Kesalahan yang berhubungan

dengan konsep bangun ruang sisi datar

51

3. Kesalahan dalam menghitung 36

Kesalahan yang dilakukan siswa disajikan kedalam bentuk diagram. Berikut ini gambar 1 menunjukkan diagram kesalahan umum yang dilakukan siswa tersebut.

Gambar 1 Diagram Kesalahan Umum

Berdasarkan kesalahan yang dilakukan siswa dan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesalahan tersebut, dipilih beberapa siswa untuk dianalisis jawabannya. Pertimbangan dipilihnya siswa tersebut antara lain siswa melakukan lebih banyak kesalahan dibandingkan siswa yang lain. 0 20 40 60 kesalahan informasi kesalahan konsep kesalahan menghitung

(11)

7

Dari data hasil tes dan deskripsi kesalahan di atas tampak bahwa siswa yang banyak melakukan kesalahan di antaranya adalah siswa dengan nomor subyek 1, 3, 5, 7, 10, 12, 13, 15, 17, 29, 32, 34, 35. Dari siswa tersebut diplih lima siswa yaitu siswa dengan nomor 3, 5, 7, 15, dan 29.

Dari hasil analisis data yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau pengecekan data diperoleh jenis-jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada materi bangun ruang sisi datar beserta faktor penyebabnya adalah sebagai berikut.

3.1 Kesalahan dalam menerima informasi

3.1.1 Kesalahan dalam menuliskan apa yang diketahui

Dari hasil analisis jawaban tes, siswa salah dalam menuliskan apa yang diketahui mungkin disebabkan karena siswa tidak teliti dalam membaca soal. Contoh kesalahan siswa dalam menuliskan apa yang diketahui dapat dilihat dari gambar 2.

Gambar 2 Kesalahan dalam Menuliskan Apa yang Diketahui

Sedangkan dari hasil wawancara, diketahui bahwa penyebab kesalahan tersebut ada beberapa macam. Ada siswa yang memang tidak teliti membaca soal, ada siswa yang kurang teliti dalam menuliskan angka. Sebagian siswa salah dalam menuliskan apa yang diketahui karena siswa kurang teliti dalam membaca soal. Misalnya pada soal nomor 5, siswa tidak bisa membedakan alas dan tinggi pada alas limas. Berikut ini kutipan wawancara dengan salah satu siswa.

Peneliti : Kok jawabannya begini? Siswa : Kan mencari tinggi mbak?

(12)

8

Peneliti : Iya, tapi kamu salah mencari luas alasnya. Kenapa bisa salah begitu?

Siswa : Oh itu mbak, saya ragu menentukan alas dan tingginya. Peneliti : Apa sebelumnya belum pernah mengerjakan soal seperti ini? Siswa : Sudah mbak, hanya saja saya lupa.

Berdasarkan hasil analisis jawaban tes dan analisis hasil wawancara, diperoleh bahwa siswa salah dalam menuliskan apa yang diketahui karena siswa tidak teliti membaca soal, siswa tidak paham tentang unsur-unsur limas.

3.1.2 Kesalahan dalam menentukan apa yang ditanyakan

Hasil analisis jawaban tes, siswa salah dalam menuliskan apa yang ditanyakan. Misalnya pada soal nomor 2, dari soal siswa mencari volume kubus keduanya padahal yang diminta volume kubus kedua tersebut. Selain itu, siswa melakukan kesalahan pada soal nomor 4 dengan mencari volume limas padahal yang diminta dari soal adalah volume prisma. Hal ini mungkin disebabkan karena siswa tidak teliti dalam membaca soal. Contoh kesalahan dalam menentukan apa yang ditanyakan dapat dilihat dari gambar 3 berikut.

Gambar 3 Kesalahan dalam MenentukanApa yang diketahui

Hasil wawancara, siswa melakukan kesalahan tersebut karena tidak teliti dalam membaca soal. Berdasarkan hasil analisis jawaban tes dan analisis hasil wawancara, diperoleh bahwa siswa salah dalam menentukan apa yang ditanyakan karena tidak teliti dalam membaca soal. Berikut ini kutipan wawancara dengan salah satu siswa.

(13)

9 Siswa : Volume kubus kedua.

Peneliti : Lalu kamu tadi mengerjakannya gimana dek?

Siswa : Mencari volume kubus 1, kemudian mencari volume kubus 2, stelah hasilnya ketemu terus volume kubus 1 + volume kubus 2 mbak.

Farida (2015) yang menyatakan bahwa kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita antara lain siswa melakukan kesalahan mengubah informasi yang diberikan kedalam ungkapan matematika, dan hasil penelitianUlifa, dkk (2014) menyatakan bahwa terdapat kesalahan dalam memahami dan mencermati perintah soal.

3.2 Kesalahan yang berhubungan dengan konsep bangun ruang sisi datar 3.2.1 Kesalahan dalam menggunakan dan menerapkan rumus

Hasil analisis jawaban tes, siswa salah dalam menerapkan rumus. Pada soal nomor 4 siswa diminta untuk mencari volume prisma, siswa mencari volume limas. Mungkin ini disebabkan karena siswa lupa atau tidak tahu rumus yang harus digunakan. Ada juga siswa langsung mencari volume limas dengan apa yang diketahui, padahal siswa harus mencari tinggi alas terlebih dulu untuk mencari luas alas. Setelah itu baru dimasukkan kedalam rumus volume prisma. Hal ini mungkin disebabkan karena siswa tidak paham maksud soal. Berikut ini contoh kesalahan siswa dalam menggunakan atau menerapkan rumus yang terdapat pada gambar 4.

Gambar 4 Kesalahan Siswa dalam Menggunakan atau Menerapkan Rumus

(14)

10

Sedangkan dari hasil wawancara, diperoleh bahwa beberapa siswa melakukan kesalahan karena tidak teliti, sebagian karena memang tidak dapat memahami maksud soal. Siswa tidak tahu bahwa harus mencari tinggi alas dan luas alas limas terlebih dulu. Mereka hanya memasukkan angka ke dalam rumus volume prisma. Sedangkan siswa yang menggunakan rumus yang salah, kesalahan ini terjadi karena siswa tidak tahu atau lupa rumus volume prisma. Berikut ini kutipan wawancara tersebut.

Peneliti :Nomor 4 itu yang ditanyakanapa? Siswa : Mencari volume prismambak. Peneliti :Kokkamumenggunakanrumus limas? Siswa : Lhasayanggakbisamengerjakannyambak. Peneliti : Nggaktahurumus volume prisma?

Siswa : Nggak mbak.

Berdasarkan hasil analisis jawaban tes dan analisis hasil wawancara, diperoleh bahwa kesalahan siswa dalam menerapkan rumus disebabkan karena siswa tidak teliti dalam mengerjakan, siswa tidak dapat memahami maksud soal, siswa lupa rumus.

3.2.2 Kesalahan dalam mencari luas permukaan balok

Berdasarkan analisis jawaban tes, ada beberapa siswa yang salah dalam menentukan luas permukaan balok. Misalnya pada soal nomor 1 siswa diminta untuk mencari luas permukaan balok. Beberapa siswa salah dalam memasukkan angka kedalam rumus, ada siswa yang salah dalam menghitung seperti menjumlahkan. Berikut ini contoh kesalahan siswa dalam mencari volume permukaan balok dapat dilihat dari gambar 5.

(15)

11

Gambar 5 Kesalahan Siswa dalam Mencari Volume Permukaan Balok. Hal itu sama halnya dengan hasil wawancara kepada siswa, diketahui bahwa siswa salah dalam memasukkan angka kedalam rumus karena kurangnya teliti dalam membaca soal. Selain itu siswa juga kurang teliti dalam hal menghitung seperti menjumlahkan. Kutipan wawancara dengan salah satu siswa yang melakukan kesalahan tersebut adalah. Peneliti : (Menunjukkan hasil pekerjaan siswa subyek nomor 5), coba

dilihat itu salahnya dimana? Siswa : Nggak tahu mbak.

Peneliti : Kamu salah memasukkan nilai panjang kedalam rumus. Padahal hasil akhirnya benar, kok bisa?

Siswa : Aduh mbak, itu sebenarnya angka 15. Saya kurang nulisnya, padahal saya ngitungnya tadi 15 lho mbak.

Peneliti : Berarti kamu kurang teliti.

Berdasarkan analisis jawaban tes dan wawancara terhadap siswa, dapat diambil kesimpulan bahawa kesalahan siswa dalam mencari luas permukaan balok adalah karena kurangnya ketelitian siswa dalam membaca soal dan menghitung seperti menjumlahkan.

3.2.3 Kesalahan dalam mencari volume kubus

Kesalahan yang dilakukan siswa dalam mencari volume kubus adalah siswa menjumlahkan volume kedua kubus tersebut. Padahal dari soal diminta untuk mencari volume kubus yang kedua. Hal ini terjadi karena mungkin siswa kurang memahami soal. Contoh kesalahan yang dilakukan siswa tersebut dapat dilihat dari gambar 6 berikut ini.

(16)

12

Gambar 6 Kesalahan dalam Mencari Volume Kubus

Wawancara yang dilakukan peneliti kepada siswa menunjukkan bahwa siswa salah dalam memahami soal. Siswa mengira maksud soal adalah mencari jumlah volume kubus pertama dan volume kubus kedua. Berikut ini kutipan wawancara dengan salah satu siswa yang melakukan kesalahan tersebut.

Peneliti : Yang ditanyakan soal apa dek? Siswa : Volume kubus kedua.

Peneliti : Lalu kamu tadi mengerjakannya gimana dek?

Siswa : Mencari volume kubus 1, kemudian mencari volume kubus 2, stelah hasilnya ketemu terus volume kubus 1 + volume kubus 2 mbak.

Berdasarkan uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kesalahan siswa dalam mencari volume kubus adalah kurangnya pemahaman siswa dalam memabaca soal.

3.2.4 Kesalahan siswa dalam mencari volume prisma

Siswa mengalami kesalahan dalam mencari volume prisma yaitu siswa langsung memasukkan angka kedalam rumus, yang seharusnya siswa harus mencari tinggi alas dan luas alas terlebih dahulu. Setelah itu mencari volume prisma. Contoh kesalahan yang dilakukan siswa tersebut dapat dilihat dari gambar 7 berikut ini.

(17)

13

Hasil wawancara kepada siswa bahwa siswa salah mencari volume prisma karena siswa tidak tahu rumus, ada juga siswa yang salah karena tidak bisa mencari tinggi alas dan luas alas. Sehingga siswa langsung memasukkan angka yang diketahui kedalam rumus. Kutipan wawancara dengan salah satu siswa.

Peneliti : Apakah panjang sisi dan luas alas itu sama dek? Siswa : Nggak tahu mbak.

Peneliti: Lha kok panjang sisi kamu masukkan ke luas alas untuk menghitung volume prisma?

Siswa : Saya nggak tahu mbak cara mengerjakannya. Saya hanya memasukkan angka-angka yang diketahui ke dalam rumus Volume prisma = luas alas × tinggi, lalu saya hitung.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kesalahan siswa dalam mencari volume prisma sisebabkan karena siswa kurang memahami konsep prisma.

3.2.5 Kesalahan siswa tidak bisa membuat permodelan pemecahan soal Hasil analisis jawaban tes, siswa menggunakan sisi miring pada alas limas yang berbentuk segitiga siku-siku untuk mencari luas alas limas. Siswa sudah benar dalam menuliskan rumus untuk mencari luas alas limas hanya saja siswa salah memasukkan angka kedalam rumus. Ini mungkin karena siswa tidak paham dalam membuat permodelan pemecahan soal. Contoh kesalahan yang dilakukan siswa tersebut dapat dilihat dari gambar 8 berikut ini.

(18)

14

Hasil wawancara, diketahui bahwa siswa tidak bisa membedakan alas, tinggi dan sisi miring pada alas limas yang berbentuk segitiga siku-siku. Siswa beranggapan bahwa ketiga sisi sama. Berikut ini kutipan wawancara dengan salah satu siswa.

Peneliti : Coba digambar alas limasnya, dan tulis apa saja yang diketahui.

Siswa : (Menggambar alas). Begini mbak?

Peneliti: Iya, berarti itu alasnya yang mana tingginya yang mana? Siswa : (Menunjuk gambar) mana ya mbak? Hmm..ini dan ini mungkin

mbak.

Peneliti : Nah itu tahu, lalu kok dijawaban tes bisa salah memasukkan alas dan tinnginya gimana?

Siswa : Saya tidak menggambarnya mbak, saya hanya mengira-ngira saja.

Berdasarkan hasil analisis jawaban tes dan analisis hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa kesalahan siswa tidak bisa membuat model pemecahan soal disebabkan karena siswa tidak paham tentang cara memasukkan soal kedalam model pemecahan soal dan sekedar memasukkan angka kedalam rumus.

Pradika, Leonardo Errick & Ch. Enny Murwaningtyas (2012) menyimpulkan jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal bangun ruang sisi datar adalah siswa hafal rumus namun tidak tepat dalam menggunakannya, siswa kesulitan dalam mengetahui apa yang ditanyakan dalam soal cerita, siswa salah mengartikan alas dan tinggi dari sebuh prisma dalam berbagai posisi, beberapa siswa tidak hafal dengan rumus dan terkadang tertukar antara rumus yang satu dengan yang lainnya, beberapa siswa tidak teliti dalam menghitung walau langkah yang mereka kerjakan sudah benar. Kesalahan yang dilakukan siswa ini disebabkan oleh beberaapa hal, diantaranya siswa kurang memahami materi dengan baik, siswa kurang teliti dalam mengartikan

(19)

15

apa yang diketahui dan ditanyakan, dan siswa kesulitan dalam membanyangkan bentuk bangun ruang sisi datar jika posisinya berbeda. 3.3 Kesalahan dalam menghitung

Hasil analisis jawaban tes, banyak siswa yang melakukan kesalahan hitung seperti mencari nilai akar. Selain itu, ada juga siswa yang salah dalam memasukkan nilai ke dalam rumus. Kesalahan ini dimungkinkan karena siswa tidak teliti. Contoh kesalahan yang dilakukan siswa dalam menghitung dapat dilihat dari gambar 9 berikut ini.

Gambar 9 Kesalahan dalam Menghitung

Hasil wawancara, siswa memang tidak teliti dalam menghitung seperti mencari akar dan memasukkan angka ke dalam rumus. Sedangkan berdasarkan hasil analisis jawaban tes dan analisis hasil wawancara, kesalahan dalam menghitung disebabkan karena siswa tidak teliti dalam menghitung seperti mencari nilai akar dan memasukkan angka ke dalam rumus. Berikut ini kutipan wawancara dengan salah satu siswa tersebut. Peneliti : Iya sudah benar itu rumusnya, lalu kesulitannya dimana?

Siswa : Hehe..saya tadi buru-buru ngerjainnya mbak, dan saya juga ndak tahu hasilnya berapa.

Peneliti : Harusnya kamu lebih teliti dalam menghitung, sebenarnya langkah-langkah kamu mengerjakan soal sudah benar tapi sayang hasil akhirnya kamu salah. Lain kali lebih teliti lagi ya pada saat menghitung.

Siswa : Baik mbak.

Kesalahan menghitung juga ditemukan dalam hasil penelitian Satoto, dkk (2013), bahwa jenis kesalahan dalam mengerjakan soal materi jarak pada

(20)

16

bangun ruang dengan menggunakan prosedur Newman merupakan kemampuan memproses jawaban; dan hasil penelitian Nurussafa’at (2016) menyatakan bahwa kesalahan dominan dalam menyelesaikan soal cerita pada materi volume prisma berdasarkan Fong’s Shcematic Model For Error Analysis adalah kesalahan operasional. Kesalahan menghitung terjadi akibat kurang teliti atau terburu-buru saat mengerjakan soal.

4. PENUTUP

Kesalahan siswa dalam mengerjakan soal matematika materi bangun ruang sisi datar pada kesalahan menerima informasi meliputi; kesalahan dalam menulis apa yang diketahui; kesalahan dalam menentukan apa yang diytanyakan. Kesalahan lainnya yang dilakukan siswa adalah kesalahan yang berhubungan dengan konsep bangun ruang sisi datar yang meliputi; kesalahan dalam menggunakan dan menerapkan rumus; kesalahan dalam mencari luas permukaan balok; kesalahan dalam mencari volume kubus; kesalahan dalam mencari volume prisma; dan kesalahan dalam mencari tinggi limas. Selain itu, siswa melakukan kesalahan dalam menghitung, misalnya dalam perkalian.

DAFTAR PUSTAKA

Agninditya, F., Sunandar & Purwati, H. 2014. “Analisis kesalahan dan kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal uraian pokok bahasan trigonometri kelas X.IPS di SMA N 1 Rembang”. Prosiding Mathematics and Sciences Forum2014

Chamundeswari, S. 2014. “Conceptual Errors Encountered in Mathematical Operations in Algebra among Students at the Secondary Level”. InternationalJournal of Innovative Science. 1(8), 24-38. Diakses pada 27 Mei 2017, darihttp://www.ijiset.com.

Farida, Nurul. 2015. “Analisis Kesalahan Siswa SMP KELAS VIII dalam Menyelesaikan Masalah Soal Cerita Matematika”. Jurnal PendidikanMatematika FKIP Univ. Muhammadiyah Metro. 4(2), 42-52.

Diakses pada 23 Maret 2017, dari

http://fkip.ummetro.ac.id/journal/index.php/matematika/article/view/306/265.

Gunawan, Imam. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

(21)

17

Herholdt, R., & Ingrid, Sapire. 2014. “An error analysis in the early grades mathematics – A learning opportunity”. South African Journal of ChildhoodEducation. 4(1), 42-60. Diakses pada 30 Mei 2017, dari

http://www.scielo.org.za.

Hidayat, B.R., Sugiarto, B. & Pramesti, G. 2013. “Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pada Materi Ruang Dimensi Tiga Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa (Penelitian dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta Kelas X Tahun Ajaran 2011/2012)”. Jurnal Pendidikan Matematika Solusi. Vol.1 No.l Maret 2013.

Manibuy, R., dkk. 2014. “Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Persamaan Kuadrat Berdasarkan Taksonomi SOLO Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Plus di Kabupaten Nabire-Papua”. Jurnal Elektronik PembelajaranMatematika. 2(9), 933-945. Diakses pada 8 April 2017, dari http://www.jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/s2math/issue/view/391.

Moru, E. K., Makomosela, B., Poka, W., & John, N. 2014. “Teacher Knowledge of Error Analysis in Differential Calculus”. Pythagoras. 35(2), 263-273. Diakses pada 27 April 2017, dari http://dx.doi.org/10.4102/pythagoras.v3512.263. Mulungye, M., Miheso, O., & Ndethiu, S. 2016. “Sources of Student Errors and

Misconseptions in Algebra and Effectiveness of Classroom Practice Remediation in Machakos County-Kenya”. Journal of Education and

Practice. 7(10), 31-33. Diaksespada 27 Desember 2016,

darihttp://www.iiste.org.

Murtiyasa, Budi. 2015. “Tantangan Pembelajaran Matematika Era Globalisasi”. ProsidingSeminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UMS,

hal 41. Diakses pada 16 Juni 2017, dari

https//:publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/6005/28_47%20PR OF%BUDI%20M.pdf;sequence=1.

Nurussafa’at, Fitria Andika, Imam Sujadi, & Riyadi 2016. “Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Volume Prisma dengan Fong’s Shcematic Model for Error Analysis ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa (Studi Kasus Siswa Kelas VIII Semester II SMP IT Ibnu Abbas Klaten Tahun Ajaran 2013/2014)”. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, 4 (2): 184-185

Pradika, Leonardo Errick & Ch. Enny Murwaningtyas. 2012. “Analisis Kesalahan Siswa Kelas VIII I SMP N 1 Karanganyar dalam Mengerjakan Soal Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi Datar serta Upaya Remidiasinya dengan Media Bantu Program Cabri 3D’. Prosiding, hal 545-546

(22)

18

Shong, S., Tam., dkk. 2013. “Analisis Jenis Kesilapan Dalam Pembelajaran Geometri Koordinat”. Jurnal Pendidikan Matematik. 1(1), 19-30. Diakses pada 23 Maret 2017, dari http://jupema.org.

Satoto, Seto, dkk. 2013. “Analisis Kesalahan Hasil Belajar Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Dengan Prosedur Newman”. Unnes Journal of MathematicsEducation. 1(2), 1-7. Diakses pada 8 Oktober 2016, darihttp://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/ujme/1757.

Suyitno, A., & Hardi, S. 2015. “Learning Therapy for Students In Mathematics Communication Correctly Based On Application of Newman Procedure (A case of Indonesia Student)”. International Journal of Education and Research. 3(1), 529-538. Diakses pada 27 Mei 2017, dari

http://www.ijern.com.

Ulifa, S, dkk. 2014. “Hasil Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Matematika Pada Materi Relasi”. Journal Pendidikan Matematika STKIP PGRISidoarjo. 2(1), 123-133. Diakses pada 8 Oktober 2016, dari http://lppm.stkippgri-sidoarjo.ac.id/files/Hasil-Analisis-Kesalahan-Siswa-Dalam-Menyelesaikan-Soal-Matematika--Pada-Materi--Relasi.pdf.

http://fkip.ummetro.ac.id/journal/index.php/matematika/article/view/306/265. http://www.scielo.org.za. http://dx.doi.org/10.4102/pythagoras.v3512.263 http://jupema.org http://www.ijern.com.

Gambar

Gambar 1 Diagram Kesalahan Umum
Gambar 2 Kesalahan dalam Menuliskan Apa yang Diketahui
Gambar 3 Kesalahan dalam MenentukanApa yang diketahui
Gambar 4 Kesalahan Siswa dalam Menggunakan atau Menerapkan  Rumus
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi siswa tunarungu pada pembelajaran pendidikan jasmani

Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Pariaman Tengah Kota Pariaman merupakan organisasi tingkat terendah dalam susunan dan tata kerja Kementerian Agama sebagaimana yang diatur dalam

“Studi Pengaruh Pencahayaan Buatan Terhadap Persepsi Visual Obyek Tiga Dimensi Menggunakan Simulasi DIALux Versi 4.10 (Studi Kasus Museum Affandi di Yogyakarta)”.. Penulisan

Vanda potong pada Kembang Batur Anggrek Collection di Desa Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar yang ditinjau dari perhitungan perkembangan usaha

Tugas Akhir dengan judul “Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang, kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara” ini disusun untuk memenuhi syarat kelulusan pada

Pada temperatur sekitar 800 o C, garam-garam alkali yang terdapat pada mineral penyusun umpan akan menguap dan menimbulkan masalah karena mengendap pada

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, ditemukan belum adanya pendekatan dalam bentuk kerangka kerja yang digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan

Pengelompokan sampel berdasarkan ciri-ciri esensial atau strata yang diwakili tergantung pada penilaian atau pertimbangan peneliti (judgemental). Analisis data yang dilakukan