• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA TRWULAN I LOKA RISET PERIKANAN TUNA TAHUN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA TRWULAN I LOKA RISET PERIKANAN TUNA TAHUN 2020"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

LAPORAN KINERJA TRWULAN I

LOKA RISET PERIKANAN TUNA

TAHUN 2020

LOKA RISET PERIKANAN TUNA

BADAN RISET DAN SUMBER DAYA MANUSIA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

(3)

Penanggung Jawab : Zulkarnaen Fahmi, S.Pi., M.Si.

Plt. Kepala Subseksi Tata Operasional : Ni Nyoman Siti Mardiani Satria, S.Akt

Anggota : Novan Setiawan, A.Md

Ni Putu Eva Damayanti, S.Kel Dewa Ayu Wedha Astiti,S.Kel

Kontributor : Kepala Urusan Tata Usaha

Plt. Kepala Subseksi Pelayanan Teknis

Sub Seksi Tata Operasional Loka Riset Perikanan Tuna Pusat Riset Perikanan

Badan Riset dan Sumber Daya Manuasia Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan

Alamat :

Jl. Mertasari no. 140, Banjar Suwung Kangin, Sidakarya, Denpasar selatan, Bali, 80223. Telp : +62 (361) 726201 | Fax : +62 (361) 8497447 Website : http://www.LRPT.kkp.go.id | Email : lppt.to@gmail.com

(4)

K A T A P E N G A N T A R

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT / Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga Laporan Kinerja Loka Riset Perikanan Tuna Tahun 2020 ini dapat tersusun. Laporan ini merupakan wujud transparansi dan akuntabilitas Loka Riset Perikanan Tuna dalam melaksanakan berbagai kewajiban pembangunannya, serta sebagai bentuk pertanggungjawaban Loka Riset Perikanan Tuna dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam kaitannya dengan terselenggaranya good government.

Laporan Kinerja Loka Riset Perikanan Tuna Triwulan I 2020 ini merupakan gambaran sejumlah capaian kinerja terhadap target sasaran yang tercantum dalam Penetapan Kinerja Tahun 2020, dan juga sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja Loka Riset Perikanan Tuna kepada para stakeholders. Kami berharap dengan telah disusunnya Laporan Kinerja Loka Riset Perikanan Tuna Triwulan I 2020 ini, akan dapat diperoleh manfaat umpan balik bagi perbaikan dan peningkatan kinerja bagi Loka Riset Perikanan Tuna di masa yang akan datang.

Berkaitan dengan hal tersebut, masukan dan saran perbaikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan Laporan Kinerja Loka Riset Perikanan Tuna ini.

Denpasar, 31Maret 2020

Kepala Loka Riset Perikanan Tuna,

(5)

K A T A P E N G A N T A R ... 3

D A F T A R I S I ... 4

I. P E N D A H U L U A N ... 5

1.1. Latar Belakang ... 5

1.2. Tugas, Fungsi LRPT dan Struktur Oganisasi ... 7

1.3. Keragaan SDM (Kekuatan SDM) ... 11

1.4. Sistematika Laporan Kinerja (LKj) ... 16

II. P E R E N C A N A A N K I NE R J A ... 17

2.1. Rencana Strategis LRPT 2020-2024 ... 17

2.2. PERMASALAHAN ... 19

2.3 Sasaran Strategis dan Rencana Kerja Tahunan LRPT TA 2020 ... 21

2.4 Penetapan Kinerja LRPT Tahun 2020 / Perjanjian Kerja ... 22

III. A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A ... 24

3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2020 ... 24

3.2. Evaluasi Dan Analisis Kinerja... 25

IV. P E N U T U P ... 44

1.1. Kesimpulan ... 44

1.2. Rencana Tindak Lanjut ... 44

(6)

I.

P E N D A H U L U A N

1.1. Latar Belakang

Perkembangan kehidupan sosial masyarakat yang begitu cepat disertai dengan tuntutan pada kecepatan dan keakuratan dalam penyelesaian suatu masalah dan pelayanan, akhirnya akan berdampak pada sistem birokrasi pemerintahan. Untuk menjawab tuntutan tersebut, instansi pemerintah harus tanggap mengubah paradigma dari manajemen tradisional menjadi manajemen modern. Perubahan ini juga ditandai dengan pengalihan orientasi pada saat ini, tidak hanya sekedar seberapa besar dana yang telah direalisasikan telah berubah menjadi seberapa besar outcome yang telah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Dengan demikian, manajemen yang berorientasi pada proses perlu segera dialihkan menjadi manajemen berbasis hasil sehingga keberhasilan tidak didasarkan pada proyek atau kegiatan melainkan pada terlaksananya program yang menghasilkan keluaran (output) dan manfaat (outcome) yang terukur. Dalam hal ini, akuntabilitas kinerja menjadi bagian penting dan salah satu sarana bagi publik dalam menilai institusi pemerintah.

Laporan Kinerja Loka Riset Perikanan Tuna ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi, misi, dan program Loka Riset Perikanan Tuna. Penyusunan Laporan Kinerja Loka Riset Perikanan Tuna ini mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Laporan Kinerja, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Pemerintah, Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi, Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan Tahun 2010-2014, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah serta Rencana Strategis Implementatif Loka Riset Perikanan Tuna Tahun 2015-2020. Laporan Laporan Kinerja ini juga dimaksudkan sebagai salah satu wujud akuntabilitas pelaksanaan tugas dan fungsi Loka Riset Perikanan Tuna dalam rangka mewujudkan good government, transparansi, dan

(7)

Sebagai sandaran peraturan penerapan akuntabilitas mengacu Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2015 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Loka Riset Perikanan Tuna diwajibkan untuk :

1. Melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi.

2. Menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) pada setiap akhir tahun kepada Menteri K/L melalui Sekretariat Jenderal pada masing-masing Kementerian/Lembaga.

Atas dasar hal-hal di atas tersebut, LRPT sebagai Instansi Pemerintah dan Penyelenggara Negara telah menetapkan target kinerja Tahun 2020 dilanjutkan dengan melakukan monitoring dan pengukuran kinerja yang telah dicapai, kemudian dituangkan ke dalam susunan Laporan Kinerja (LKj). Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2020 digunakan untuk menjabarkan hasil monitoring dan pengukuran capaian kinerja LRPT pada periode Tahun 2020.

Dasar hukum penyusunan laporan akuntabilitas kinerja Loka Riset Perikanan Tuna (LRPT) Kementerian Kelautan dan Perikanan, adalah:

1. Ketetapan MPR Nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggaran Negara yang bersih dan bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.

2. Peraturan Pemerintah Nomor: 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

3. Peraturan Presiden Nomor: 29 Tahun 2015 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

4. Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor: 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas laporan kinerja Instansi Pemerintah.

(8)

1.2. Tugas, Fungsi LRPT dan Struktur Oganisasi a. Tugas dan Fungsi LRPT

Pembangunan kelautan dan perikanan secara berkelanjutan masih membutuhkan komitmen dalam bentuk kebijakan yang kuat berbasiskan litbang (research based policy) dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Dengan demikian, penyelenggaraan litbang dan keberadaan ilmu pengetahuan serta teknologi yang handal adalah kunci utama dalam implementasi research based policy dimaksud. Pelaksanaan program dan kegiatan penelitian dan pengembangan IPTEK kelautan dan perikanan ditopang atas dasar 3 (tiga) kebijakan yaitu Litbang berawal dan berakhir pada pengguna, Litbang harus market driven dan market driving dan sekaligus policy driven dan hasil Litbang menunjang kebijakan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.

Lebih lanjut, dukungan dalam pembangunan kelautan dan perikanan, walaupun dalam struktur organisasi litbang merupakan unsur penunjang yang tidak langsung mengelola pembangunan sektor kelautan dan perikanan, litbang berperan menjadi pendorong penerapan teknologi dan alternatif kebijakan dalam kesisteman pengelolaan suatu sistem usaha kelautan dan perikanan. Selain itu, dalam merespon sejumlah isu yang berkembang, peran litbang dan iptek yang dihasilkan menjadi sangat vital. Sebagai contoh dalam merespon isu pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan, maka kebijakan berbasis litbang harus dikembangkan.

Selain isu pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan yang merupakan strategi dalam menjalankan arah kebijakan KKP terdapat sejumlah isu strategis yang memerlukan kontribusi hasil litbang dan iptek yang dihasilkannya, yaitu antara lain :

a. Pengembangan minapolitan dan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP), yang merupakan upaya percepatan pengembangan pembangunan kelautan dan perikanan di sentra-sentra produksi. Sasaran minapolitan yaitu (a) meningkatkan ekonomi rumah tangga kelautan dan perikanan, (b) menambah usaha kelautan dan perikanan menengah ke atas menjadi berdaya saing, dan (c) menjadikan sektor kelautan dan perikanan menjadi penggerak ekonomi nasional.

(9)

meningkatkan nilai, produksi, produktifitas dan daya saing dengan didukung oleh tata kelola yang baik (good governance). Para pelaku usaha kelautan dan perikanan dipenuhi kebutuhannya dalam melengkapi sarana-prasarana, akses terhadap permodalan, pemasaran hasil dan teknologi serta informasi. Demikian pula, kemampuannya ditingkatkan dalam menjalankan co-management pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan.

c. Pengembangan networking. Penciptaan dan penguatan jaringan kerja baik secara internal, antar pusat-daerah, lintas sektor, komunitas bisnis, ilmuwan, dan kerjasama internasional dilakukan untuk identifikasi dan penyelesaian masalah yang sangat beragam. Perlunya komunikasi dan saling memberdayakan antar anggota jaringan serta masih adanya keterbatasan dana, sarana/prasarana litbang menjadi dasar dari pengembangan jaringan kerja tersebut.

d. Teknologi dan inovasi sistem akuakultur, penangkapan, pengolahan dan pengembangan produk, bioteknologi kelautan, teknologi kelautan yang mencakup eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut serta adaptasi perubahan iklim harus dikembangkan dalam rangka pengelolaan kelautan dan perikanan yang bertanggungjawab.

e. Penanggulangan kemiskinan, peningkatan ketahanan pangan dan revitalisasi perikanan perlu diprioritaskan pada peningkatan produksi perikanan untuk meningkatkan konsumsi ikan per kapita dan penyediaan lapangan kerja.

f. Pengembangan energi: Sasaran Kebijakan Energi Nasional tahun 2025 (Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2006) yaitu agar peran energi baru dan terbarukan lainnya, termasuk biomasa menjadi lebih dari 5%. Pemanfaatan mikroalga, rumput laut atau arus dan ombak laut untuk energi terbarukan menjadi tantangan litbang kelautan dan perikanan ke depan. Teknologi hemat energi untuk industri kelautan dan perikanan diperlukan untuk efisiensi usaha.

g. Perubahan iklim global: Dalam menghadapi dampak perubahan iklim pada sektor kelautan dan peran laut dalam perubahan iklim diperlukan antisipasi dan kiat-kiat cara beradaptasi pada dampak yang terjadi.

(10)

h. Globalisasi perdagangan menuntut perbaikan standar mutu produk, manajemen dan pengelolaan sumberdaya serta daya saing produk.

i. Perwujudan Indonesia sebagai Negara Kepulauan yang maju, kuat mandiri dan berbasiskan kepentingan nasional memerlukan peran iptek yang lebih besar dalam menjawab isu di maksud.

j. Perwujudan Bangsa Indonesia yang berdaya saing menghendaki peningkatan peran iptek dalam peningkatan daya saing bangsa terutama pada jumlah HaKI dan penerapan hasil penelitian pada skala komersial dan industri.

k. Krisis keuangan global menuntut adanya peningkatan daya tahan sektor kelautan dalam menghadapi krisis ekonomi global yang bisa terjadi setiap saat.

l. Penyelesaian batas maritim antar negara memerlukan dukungan data ilmiah terkini sebagai bahan bernegosiasi dengan negara tetangga yang terkait.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 16/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Riset Perikanan Tuna, Loka Riset Perikanan Tuna merupakan unit pelaksana teknis kementerian Kelautan dan Perikanan di bidang Riset Sumber Daya Perikanan tuna dan sejenisnya (tuna like species), yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan yang menangani Riset Kelautan dan Perikanan serta Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan. Loka Riset Perikanan Tuna mempunyai tugas melaksanakan kegiatan riset sumber daya perikanan tuna dan sejenisnya (tuna like species) di wilayah Negara Republik Indonesia pada perairan Samudera Hindia.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Loka Riset Perikanan Tuna menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan, evaluasi dan laporan; b. pelaksanaan kegiatan riset sumber daya perikanan tuna dan sejenisnya (tuna like species) di wilayah Republik Indonesia pada perairan Samudera Hindia yang meliputi aspek biologi, lingkungan, dinamika populasi, dan eksploitasi;

c. pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi dan kerjasam riset; d. pengelolaan sarana dan prasarana riset; dan

(11)

Adapun struktur organisasi dan pejabat struktural yang duduk dalam organisasi Loka Riset Perikanan Tuna terlihat pada Bagan Struktur Organisasi Loka Riset Perikanan Tuna pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur Organisasi Loka Riset Perikanan Tuna

Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Loka Riset Perikanan Tuna dipimpin oleh seorang Kepala, dengan struktur organisasi Loka Riset Perikanan Tuna terdiri dari:

a. Urusan Tata Usaha mempunyai tugas melakukan administrasi kepegawaian, tata laksana, keuangan, persuratan, kearsipan, rumah tangga dan perlengkapan. b. Subseksi Tata Operasional mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana

(12)

c. Subseksi Pelayanan Teknis mempunyai tugas melakukan pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi, diseminasi, publikasi, kerjasama, dan pengelolaan sarana dan prasarana riset perikanan tuna.

d. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan :

- Riset sumber daya perikanan tuna dan sejenisnya (tuna like species):dan - kegiatan lainnya yang sesuai keahlian dan kebutuhan serta tugas

masing-masing jabatan fungsional berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

1.3. Keragaan SDM (Kekuatan SDM)

Pada Tahun 2020 Loka Riset Perikanan Tuna mempunyai total pegawai sebanyak 22 orang PNS. Untuk mengoptimalkan kinerja Loka Riset Perikanan Tuna, dengan sumberdaya manusia yang terbatas, pelaksanaan tugas pegawai negeri sipil dibantu oleh 27 orang tenaga kontrak. sehingga total jumlah pegawai LRPT baik PNS maupun Tenaga Kontrak pada Tahun 2020 menjadi 49 orang. Komposisi pegawai di Loka Riset Perikanan Tuna adalah sebagai berikut.

1. Jumlah pegawai berdasarkan golongan

Total jumlah PNS LRPT sebanyak 21 orang. Jumlah pegawai LRPT berdasarkan golongan dari Tahun 2011 sampai dengan 2020 disajikan pada Gambar 2. Pegawai LRPT pada 2020 yang dominan adalah pegawai Golongan III dengan jumlah 18 orang (85,71%) dari total pegawai dan Golongan II sebanyak 3 orang (14,29%). Setiap tahun jumlah pegawai dengan Golongan III di LRPT meningkat dari 6 orang pada Tahun 2011 menjadi 18 pada Tahun 2020. Sedangkan untuk jumlah pegawai Golongan II juga meningkat dari 1 orang pada Tahun 2011 menjadi 3 orang pada Tahun 2020. Peningkatan jumlah pegawai berdasarkan golongan ini terjadi karena ada pegawai yang masuk LRPT baik itu karena perpindahan pegawai maupun adanya rekruitmen pegawai baru.

(13)

Gambar 2. Grafik jumlah pegawai LRPT berdasarkan Golongan dari Tahun 2011 2020

2. Jumlah pegawai LRPT berdasarkan jenjang pendidikan

Jumlah pegawai LRPT berdasarkan jenjang pendidikanya didominasi oleh pegawai dengan jenjang pendidikan S1/D4 yaitu 14 orang (66,67%), kemudian jenjang pendidikan S2 sebanyak 4 orang (19,05%), jenjang pendidikan D3 sebanyak 2 orang (9,52%), dan SLTA sebanyak 1 orang (4,76%). Kondisi jumlah pegawai LRPT berdasarkan jenjang pendidikan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 disajikan pada Gambar 3. 0 2 4 6 8 10 12

GOLONGAN I GOLONGAN II GOLONGAN III

TAHUN 2011 1 6 TAHUN 2012 2 8 TAHUN 2013 2 8 TAHUN 2014 2 18 TAHUN 2015 2 20 TAHUN 2016 3 19 TAHUN 2017 3 19 TAHUN 2018 3 18 TAHUN 2019 3 18 TAHUN 2020 3 18

(14)

Gambar 3. Grafik jumlah pegawai LRPT berdasarkan jenjang pendidikan

3. Jumlah pegawai LRPT berdasarkan usia

Jumlah pegawai LRPT menurut usia didominasi oleh pegawai yang relatif muda yaitu usia 26-35 tahun sebanyak 11 orang, kemudian pegawai dengan usia 36-45 tahun sebanyak 9 orang, dan pegawai dengan usia 46-55 tahun sebanyak 1 orang. LRPT merupakan Satker atau UPT yang masih muda yang berdiri pada akhir tahun 2010 berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.27/MEN/2010 dengan nama Loka Penelitian Perikanan Tuna yang kemudian diubah menjadi Loka Riset Perikanan Tuna Pada Tahun 2017 berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 16/PERMEN-KP/2017 sehingga berdampak pada struktur pegawai yang didominasi oleh pegawai dengan usia yang relatif muda. Perkembangan jumlah pegawai LRPT berdasarkan usia dari Tahun 2011-2020 disajikan pada Gambar 4.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 S3 S2 S1/D 4 D3 D2 D1 SLTA SLTP SD TAHUN 2011 1 5 1 TAHUN 2012 2 6 2 TAHUN 2013 2 7 2 TAHUN 2014 2 16 1 TAHUN 2015 3 17 1 TAHUN 2016 3 16 1 1 TAHUN 2017 4 15 2 1 TAHUN 2018 4 14 2 1 TAHUN 2019 4 14 2 1 TAHUN 2020 4 14 2 1

(15)

Gambar 4. Grafik Jumlah pegawai LRPT berdasarkan usia dari Tahun 2011-2020 4. Jumlah Pegawai LRPT berdasarkan jabatan fungsional dan non fungsional

Jumlah pegawai fungsional di LRPT lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah pegawai non-fungsional pada periode 2011 hingga 2020. Namun demikian, rasio antara pegawai fungsional tertentu dibanding non fungsional selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2011 rasio pegawai fungsional dan non fungsional adalah 1:6. Sedangkan tahun 2020 perbandingan tersebut meningkat menjadi 8:13 (Gambar 5). Diharapakan rasio jumlah pegawai fungsional dan non fungsional akan terus meningkat mengingat LRPT merupakan institusi yang melaksanakan tugas secara fungsional untuk melaksanakan penelitian perikanan tuna di Samudra Hindia. Jumlah pegawai sesuai jabatan fungsional yang terdapat di LRPT terdiri dari peneliti pertama, dan muda. Jumlah pegawai sesuai jabatan fungsional yang terdapat di LRPT disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Jumlah pegawai sesuai jabatan fungsional yang terdapat di LRPT No Jenis Jabatan Fungsional Jumlah

1 Peneliti Madya 2 2 Peneliti Muda 2 3 Peneliti Pertama 8 0 2 4 6 8 10 <25 26-35 36-45 46-55 TAHUN 2011 4 3 TAHUN 2012 6 4 TAHUN 2013 7 4 TAHUN 2014 2 12 5 1 TAHUN 2015 4 13 5 1 TAHUN 2016 4 13 4 1 TAHUN 2017 2 15 4 1 TAHUN 2018 0 12 8 1 TAHUN 2019 0 11 9 1 TAHUN 2020 0 11 9 1

(16)

Gambar 5. Grafik jumlah pegawai LRPT berdasarkan jabatan fungsional dan non fungsional

5. Jumlah pegawai LRPT berdasarkan status kepegawaian

Jumlah pegawai baik PNS maupun Pegawai Pemerintah Non Pegawai Nergeri (PPNPN) di Loka Riset Perikanan Tuna pada tahun 2020 adalah 48 orang yang terdiri dari 21 orang PNS dan 27 orang PPNPN. Perkembangan jumlah pegawai LRPT berdasarkan status kepegawaian dari Tahun 2011-2020 disajikan pada Gambar 6.

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

FUNGSIONAL NON FUNGSIONAL

TAHUN 2011 1 6 TAHUN 2012 1 9 TAHUN 2013 5 6 TAHUN 2014 8 12 TAHUN 2015 9 14 TAHUN 2016 9 13 TAHUN 2017 9 13 TAHUN 2018 13 8 TAHUN 2019 19 2 TAHUN 2020 19 2

(17)

Gambar 6. Grafik jumlah pegawai LRPT berdasarkan status kepegawaian Tahun 2011- 2020

1.4. Sistematika Laporan Kinerja (LKj)

Laporan Kinerja (LKj) LRPT Tahun 2020 ini bertujuan untuk mengkomunikasikan pencapaian kinerja Loka Riset Perikanan Tuna sampai dengan periode Tahun 2020, yaitu dengan melakukan analisis atas capaian kinerja (performance results) terhadap rencana kinerja (performance plans) pada periode Tahun 2020. Analisis tersebut memungkinkan teridentifikasikannya sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai umpan balik perbaikan kinerja di masa datang. Sejalan dengan hal tersebut, sistematika penyajian LAKIP adalah sebagai berikut:  Bab I – Pendahuluan, menyajikan latar belakang, tugas dan fungsi, dan struktur

organisasi.

 Bab II – Perencanaan Kinerja, menyajikan rencana strategis Tahun 2020 dan penetapan kinerja tahunan 2020.

 Bab III – Akuntabilitas Kinerja dan Akuntabilitas Keuangan, menyajikan analisis terhadap capaian kinerja dan keuangan pada Tahun 2020.

 Bab IV – Penutup, menyajikan simpulan terhadap pencapaian kinerja Tahun 2020.  Lampiran 0 5 10 15 PNS CPNS PPNPN TAHUN 2011 7 TAHUN 2012 10 14 TAHUN 2013 11 17 TAHUN 2014 11 9 20 TAHUN 2015 20 3 27 TAHUN 2016 22 27 TAHUN 2017 22 27 TAHUN 2018 21 27 TAHUN 2019 21 27 TAHUN 2020 22 27

(18)

II. P E R E N C A N A A N K I NE R J A

2.1. Rencana Strategis LRPT 2020-2024

Penyusunan Rencana Strategis Loka Riset Perikanan Tuna (Renstra LRPT) dilakukan sebagai tindak lanjut dari penaatan kelembagaan yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang mengatur pembentukan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) dan didalamnya juga mengatur tentang pembentukan Pusat Riset Perikanan. Pembentukan Loka Riset Perikanan Tuna sendiri diatur dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 16 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Loka Riset Perikanan Tuna.

Renstra Loka Riset Perikanan Tuna (LRPT) Tahun 2020 – 2024 sebagai acuan pelaksanaan program kegiatan Riset Perikanan Tuna merupakan reviu Renstra Loka Riset Perikanan Tuna (LRPT) Tahun 2020 – 2024, sebagai turunan dari Pusat Riset Perikanan (Pusriskan), Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) dan Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI (Permen KP) Nomor 25/PERMEN-KP/2015.

Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjelaskan Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), ditetapkan selaras dengan visi pembangunan nasional serta bertujuan untuk mendukung terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia. Visi KKP adalah “Mewujudkan sektor kelautan dan perikanan Indonesia yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional”, yang mana di dalamnya mengandung tiga pilar yang menjadi Misi KKP yaitu: Kedaulatan (sovereignty), Keberlanjutan (sustainability), dan Kesejahteraan (prosperity).

Keberadaan Loka Riset Perikanan Tuna (LRPT) sendiri juga memiliki peran yang strategis dalam mendukung Visi dan Misi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) melalui kegiatan riset perikanan yaitu melaksanakan riset sumber daya perikanan tuna dan sejenis (tuna like species) dan kegiatan lainnya yang sesuai keahlian dan

(19)

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 merupakan tahapan keempat sekaligus periode terakhir dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 yang telah ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007, tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025. RPJPN menjadi sarana memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia (SDM) berkualitas, serta kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang terus meningkat.

Pembentukan Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) termasuk didalamnya Loka Riset Perikanan Tuna (LRPT) selaras dengan pengembangan dan pembangunan sektor kelautan dan perikanan di masa mendatang dimana peran riset dan IPTEK sangat dibutuhkan masyarakat. Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi disertai lompatan inovasi telah berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan dunia harus dimanfaatkan sektor kelautan dan perikanan, termasuk di dalamnya masyarakat pemanfaat untuk mendorong akselerasi pertumbuhannya.

Perkembangan IPTEK yang pesat di era revolusi industri 4.0 dan era sosial (society) 5.0 menuntut adanya perubahan tatanan kehidupan baru yang berpusat pada manusia (human–centered) serta berbasis teknologi (technology based). Cyber– physical system (CPS) dalam Industri 4.0 merupakan integrasi antara physical system, komputasi dan juga network/komunikasi, sedangkan society 5.0 merupakan penyempurnaan dari CPS menjadi cyber–physical–human systems. Pada era society 5.0 manusia tidak hanya dijadikan obyek (passive element), tetapi berperan aktif sebagai subyek (active player) yang bekerja bersama physical system dalam mencapai tujuan. Berdasarkan hal tersebut, interaksi antara mesin (physical system) dan manusia diperlukan untuk menjaga kesimbangan maupun keharmonisan. Berdasarkan hal tersebut, Loka Riset Perikanan Tuna (LRPT) melakukan penyusunan Renstra 2020-2024, untuk mewujudkan masyarakat sektor KP yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan

(20)

keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

2.2. PERMASALAHAN

Masalah dan tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan program riset perikanan tuna untuk mendukung pembangunan KP antara lain :

1. Menyediakan data dan informasi yang valid berbasis hasil penelitian dalam mendukung pengelolaan perikanan tuna dan sejenisnya di Samudera Hindia, serta pemenuhan asas kepatuhan dalam pengelolaan perikanan tuna di kawasan regional;

2. Meningkatkan kerjasama dengan institusi riset di lingkungan BRSDM KP, Lembaga Non Kementerian dan Perguruan Tinggi untuk memperluas pemanfaatan IPTEK bidang perikanan tuna dan sejenisnya, misalnya dalam rangka (i) penyediaan data komposisi ukuran tuna dan sejenisnya, (ii) observasi hasil tangkapan, upaya, dan daerah penangkapan, (iii) mengurangi hasil tangkapan sampingan (HTS), dan lain-lain;

3. Meningkatkan akses stakeholders terhadap informasi wilayah kondisi terkini stok perikanan tuna dan sejenisnya dalam berbagai level tingkat pemanfaatan.

Rencana Strategis LRPT 2020-2024 dirinci dalam pelaksanaannya sesuai ruang lingkup keluaran/output yang telah ditetapkan sebagai berikut:

Tabel 2. Rencana Strategis LRPT 2020-2024

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET 2020 TARGET 2021 TARGET 2022 TARGET 2023 TARGET 2024 1

Hasil riset dan inovasi LRPT yang dimanfaatkan

1 Data dan informasi hasil riset LRPT yang

digunakan sebagai bahan dalam penyusunan kebijakan (paket)

1 1 1 1 1

2 Data dan / atau Informasi

Hasil Riset LRPT (paket) 2 2 2 2 2

3 Sarana dan Prasarana LRPT yang ditingkatkan kapasitasnya (paket)

1 1 1 1 1

4 Karya Tulis Ilmiah LRPT yang dipublikasikan (dokumen)

(21)

2 Tatakelola pemerintahan LRPT yang baik sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)

7 Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran LRPT (Nilai) (Baik) 88 (Baik) 88 (Baik) 88 (Baik) 88 (Baik) 88 8 Batas Tertinggi Presentase Temuan LHP BPK atas Laporan Keuangan (LK) LRPT dibandingkan Realisasi Anggaran LRPT TA. 2019 (%) 1 1 1 1 1

Sebagai alat ukur pencapaian keluaran/output yang ditetapkan pada Renstra LRPT maka disusunlah Indikator Kinerja Utama (IKU) LRPT Tahun 2020 -2024 yang tertuang pada tabel berikut:

Tabel 3. Indikator Kinerja Utama (IKU) LRPT Tahun 2017 -2020.

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA CASCADE

TARGET 2020 TARGET 2021 TARGET 2022 TARGET 2023 TARGET 2024 1

Hasil riset dan inovasi LRPT yang

dimanfaatkan

1 Data dan informasi hasil riset LRPT yang digunakan sebagai bahan dalam penyusunan kebijakan (paket) Subseksi Tata Operasional 1 1 1 1 1

2 Data dan / atau Informasi Hasil Riset LRPT (paket) Subseksi Tata Operasional 2 2 2 2 2 3 Sarana dan Prasarana LRPT yang ditingkatkan kapasitasnya (paket) Urusan Tata Usaha 1 1 1 1 1

4 Karya Tulis Ilmiah LRPT yang dipublikasikan (dokumen) Subseksi Pelayanan Teknis 7 7 7 7 7 2 Tatakelola pemerintahan LRPT yang baik 5 Indeks Profesionalitas ASN LRPT (indeks) Urusan Tata Usaha 72 72 72 72 72

(22)

6 Persentase unit kerja LRPT yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) Subseksi Pelayanan Teknis 82 82 82 82 82 7 Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran LRPT (Nilai) Urusan Tata Usaha (Baik) 88 (Baik) 88 (Baik) 88 (Baik) 88 (Baik) 88 8 Batas Tertinggi Presentase Temuan LHP BPK atas Laporan Keuangan (LK) LRPT dibandingkan Realisasi Anggaran LRPT TA. 2019 (%) Urusan Tata Usaha 1 1 1 1 1

2.3 Sasaran Strategis dan Rencana Kerja Tahunan LRPT TA 2020

Peta strategi merupakan suatu dashboard (panel instrument) yang memetakan Sasaran Strategi (SS) ke dalam suatu kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi Loka Riset Perikanan Tuna. Peta strategi memudahkan Loka Riset Perikanan Tuna untuk mengkomunikasikan keseluruhan strateginya kepada seluruh pejabat/pegawai dalam rangka pemahaman demi suksesnya pencapaian visi, misi, dan tujuan Loka Riset Perikanan Tuna. Peta strategi Loka Riset Perikanan Tuna tahun 2020 yang disepakati Kepala Loka Riset Perikanan Tuna dengan Kepala Pusat Riset Perikanan pada Januari 2020.

Peta strategi LRPT memetakan setiap Sasaran Strategis (SS) yang disusun dalam rangka pencapaian tujuan organisasi sesuai visi dan misi yang diemban. Dengan menggunakan metodologi Balanced Scorecard, setiap SS dikelompokan kedalam empat perspektif, yaitu stakeholders perspective, customers perspective, internal process perspective, dan learning and growth perspective. Peran LRPT pada peta strategis hanya sampai level 3 yaitu Internal Perspective karena kedudukan LRPT sebagai satker eselon 4. Secara keseluruhan sasaran strategis Loka Riset Perikanan Tuna berdasarkan tujuan yang akan dicapai dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Hasil riset dan inovasi LRPT yang dimanfaatkan b. Tatakelola pemerintahan LRPT yang baik

(23)

Tabel 4. Penetapan Kinerja LRPT TA 2020

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

2020

1 Hasil riset dan inovasi LRPT yang dimanfaatkan

1 Data dan informasi hasil riset LRPT yang digunakan sebagai bahan dalam penyusunan kebijakan (paket)

1

2 Data dan / atau Informasi Hasil

Riset LRPT (paket) 2

3 Sarana dan Prasarana LRPT yang

ditingkatkan kapasitasnya (paket) 1 4 Karya Tulis Ilmiah LRPT yang

dipublikasikan (dokumen) 7

2 Tatakelola pemerintahan LRPT yang baik

5 Indeks Profesionalitas ASN LRPT

(indeks) 72

6 Persentase unit kerja LRPT yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)

82

7 Nilai Kinerja Pelaksanaan

Anggaran LRPT (Nilai) (Baik) 88 8 Batas Tertinggi Presentase

Temuan LHP BPK atas Laporan Keuangan (LK) LRPT

dibandingkan Realisasi Anggaran LRPT TA. 2019 (%)

1

2.4 Penetapan Kinerja LRPT Tahun 2020 / Perjanjian Kerja

Pada tahun 2020, LRPT telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala Loka Riset Perikanan Tuna dengan Kepala Pusat Riset Perikanan. Pada Kontrak kinerja tersebut terdapat peta strategi (strategy map) dengan 2 sasaran strategis (SS) yang ingin dicapai. Untuk setiap SS yang disusun dan ditetapkan memiliki ukuran yang disebut sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU). Keseluruhan IKU LRPT pada tahun 2020 untuk semua SS berjumlah 8 IKU. Sebagai alat ukur pencapaian SS, target 8 IKU LRPT yang ditetapkan pada awal tahun 2020 tertuang pada tabel berikut:

(24)

Tabel 5. Penetapan Kinerja LRPT TA 2020 berdasarkan BSC

NO SASARAN

STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

TARGET 2020

ANGGARAN

1

Hasil riset dan inovasi LRPT yang

dimanfaatkan

1 Data dan informasi hasil riset LRPT yang digunakan sebagai bahan dalam penyusunan kebijakan (paket)

1

2 Data dan / atau Informasi Hasil

Riset LRPT (paket) 2

3 Sarana dan Prasarana LRPT yang ditingkatkan kapasitasnya (paket)

1 4 Karya Tulis Ilmiah LRPT yang

dipublikasikan (dokumen) 7

2

Tatakelola

pemerintahan LRPT yang baik

5 Indeks Profesionalitas ASN LRPT

(indeks) 72

6 Persentase unit kerja LRPT yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)

82

7 Nilai Kinerja Pelaksanaan

Anggaran LRPT (Nilai) (Baik) 88 8 Batas Tertinggi Presentase

Temuan LHP BPK atas Laporan Keuangan (LK) LRPT

dibandingkan Realisasi Anggaran LRPT TA. 2019 (%)

1

Penetapan kinerja LRPT Tahun 2020 merupakan bentuk komitmen yang disepakati oleh Kepala Loka Riset Perikanan Tuna dengan Kepala Pusat Riset Perikanan. Penetapan kinerja LRPT Tahun 2020 atau perjanjian kinerja ini memuat sasaran, indikator kinerja utama (IKU) dan target. Indikator kinerja utama (IKU) tersebut merupakan salah satu dukungan program penelitian dan pengembangan Iptek kelautan dan perikanan tahun 2020 yang dianggarkan dengan pagu sebesar Rp. 7.227.490.000,-.

(25)

Loka Riset Perikanan Tuna pada tahun 2020 mempunyai 2 Sasaran Strategis (SS) dengan Indikator Kerja Utama (IKU) sebanyak 8 IKU. Berdasarkan hasil pengukuran nilai pencapaian kinerja sampai dengan Tahun 2020 secara keseluruhan LRPT memiliki beberapa target sasaran kinerja pada Tahun 2020 tercapai dengan baik.

LRPT telah berhasil mencapai Sasaran Strategis yang meliputi Internal Process Perpective dan Learn and Growth Perspective yang terdiri dari 8 IKU. Bahkan, capaian kinerja pada IKU-IKU tertentu mampu melebihi dari jumlah target yang ditentukan pada periode ini. Namun demikian, masih terdapat IKU-IKU dengan capaian dibawah target yang ditetapkan. Target dan capaian IKU LRPT periode Tahun 2020 hasil perhitungan aplikasi KINERJAKU disajikan pada Gambar 9.

Gambar 7. Perhitungan Pencapaian Nilai Sasaran Strategis berdasarkan aplikasi aplikasi KINERJAKU

3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2020

Pengukuran kinerja digunakan sebagai alat dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah diidentifikasi agar sasaran dan tujuan strategis pada peta strategi yang dituangkan pada penetapan kinerja LRPT Tahun 2020 dapat tercapai.

(26)

Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) LRPT tahun 2020 pada internal process perspective dan learn & growth perspective mengacu pada Balanced Scorecard (BSC). Berdasarkan penetapan target pada setiap indikator kinerja tersebut, beberapa telah berhasil tercapai sesuai target. Pencapaian Sasaran Strategis (SS) dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2020 yang mengacu Balanced Scorecard (BSC) dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut :

Tabel 6. Capaian IKU LRPT Tahun 2020

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Target TW I

Realisa

si %

INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE

1

Hasil riset dan inovasi LRPT yang dimanfaatkan

1 Data dan informasi hasil riset LRPT yang digunakan sebagai bahan dalam penyusunan kebijakan (paket)

1

2 Data dan / atau Informasi Hasil

Riset LRPT (paket) 2 3 Sarana dan Prasarana LRPT

yang ditingkatkan kapasitasnya (paket)

1

4 Karya Tulis Ilmiah LRPT yang

dipublikasikan (dokumen) 7 4 4 100

LEARN AND GROWTH PERPECTIVE

2

Tatakelola

pemerintahan LRPT yang baik

5 Indeks Profesionalitas ASN

LRPT (indeks) 72

6 Persentase unit kerja LRPT yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%)

82 65 80 123.08

7 Nilai Kinerja Pelaksanaan

Anggaran LRPT (Nilai) (Baik) 88 8 Batas Tertinggi Presentase

Temuan LHP BPK atas Laporan Keuangan (LK) LRPT

dibandingkan Realisasi Anggaran LRPT TA. 2019 (%)

1

3.2. Evaluasi Dan Analisis Kinerja

3.2.1. Internal Perspective

Capaian kinerja LRPT periode Triwulan I Tahun 2020 pada perspektif proses internal (Internal Process Perspective) mencapai 100% berasal dari 1 sasaran strategis. Berikut adalah sasaran strategis pada perspektif proses internal (Internal Process Perspective).

(27)

terdiri dari 4 (empat) IKU yaitu sebagai berikut :

1) IKU Kesatu: Data dan informasi hasil riset LRPT yang digunakan sebagai bahan dalam penyusunan kebijakan

IKU ini didefinisikan sebagai Data dan Informasi hasil riset perikanan yang telah disusun dalam bentuk paket informasi (hasil pengolahan dan analisis data) yang diusulkan sebagai bahan penyusunan kebijakan. Teknik menghitungnya yaitu jumlah data dan informasi yang sudah disampaikan secara resmi oleh Kepala LRPT kepada Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut:

Tabel 7. Data dan informasi hasil riset LRPT yang digunakan sebagai bahan dalam penyusunan kebijakan

IKU Tahun 2019 TW ITahun 2020 Keterangan

T R % T R %

Data dan informasi hasil riset LRPT yang

digunakan sebagai bahan dalam penyusunan kebijakan - - - 0 0 0 akumulasi, dihitung tahunan

Data dan informasi hasil riset perikanan yang digunakan dalam penyusunan kebijakan dihitung pada akhir tahun sehingga sampai dengan Triwulan I belum ada penilaian.

2) IKU Kedua: Data dan / atau Informasi Hasil Riset LRPT

IKU ini didefinisikan sebagai Data dan/atau informasi hasil riset perikanan tuna. Teknik menghitungnya yaitu jumlah data dan informasi yang sudah disampaikan secara resmi oleh Kepala LRPT kepada Kepala Pusat Riset Perikanan. IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Adapun deskripsi capaian atas IKU ini sebagai berikut:

(28)

Tabel 8. Data dan / atau Informasi Hasil Riset LRPT

IKU Tahun 2019 TW ITahun 2020 Keterangan

T R % T R %

Data dan / atau Informasi

Hasil Riset LRPT 2 2 100 0 0 0

akumulasi, dihitung tahunan

Loka Riset Perikanan Tuna mempunyai 2 judul kegiatan penelitian yang dilaksanakan pada Tahun 2020. Kegiatan-kegiatan penelitian tersebut akan menghasilkan output berupa paket data dan informasi yang akan menjadi bukti capaian dari IKU ini. Data dan informasi yang dihasilkan oleh LRPT pada tahun 2020 antara lain:

1. Riset Struktur dan Parameter Stok Tuna dan Sejenisnya di Perairan Teritorial, Zona Ekonomi Ekslusif dan Laut Lepas Samudera Hindia (IOTC dan CCSBT Convention Area)

2. Riset Data Saintifik Perikanan dalam Mendukung Pengelolaan Perikanan Tuna Nasional dan Regional.

Sampai dengan saat ini capaian dari IKU ini 12% secara fisik dimana target yang ditetapkan pada Tahun 2020 adalah 2 paket data dan informasi. Capaian fisik kegiatan penelitian terdiri dari (1) tahap persiapan, meliputi kegiatan penelusuran pustaka, pemantapan proposal teknis, dan rapat-rapat koordinasi; (2) tahap pelaksanaan, meliputi kegiatan survei pengumpulan data, analisis data baik di laboratorium dan pengolahan data; (3) tahap pelaporan, meliputi kegiatan pemaparan perkembangan kegiatan penelitian periode Januari 2020 sampai dengan Maret 2020 (Triwulan I).

Pada Triwulan I ini target IKU belum tercapai, hal itu terjadi karena masih dalam tahap awal pelaksanaan kegiatan riset perikanan, seperti masih dalam tahap survey pendahuluan ke lokasi kegiatan, pengambilan sampel dan pengumpulan data. Untuk mempercepat proses pelaksanaan kegiatan maka penanggung jawab kegiatan agar segera menyelesaikan kegiatan penelitiannya dan menyusun laporan penelitian sebagai bahan dokumen data dan informasi.

(29)

yang berbentuk pengadaan fisik/belanja modal yang dilaksanakan oleh satuan kerja lingkup Loka Riset Perikanan Tuna. Teknik Menghitungnya yaitu ∑ Sarana dan prasarana yang berbentuk pengadaan fisik/belanja modal.

Tabel 9. Sarana dan Prasarana LRPT yang ditingkatkan kapasitasnya

IKU Tahun 2019 TW I Tahun 2020 Keterangan

T R % T R %

Sarana dan Prasarana LRPT yang ditingkatkan kapasitasnya - - - 0 0 0 akumulasi, dihitung tahunan

Target dari IKU ini adalah peningkatan kapasitas sarana dan prasarana yang mendukung penelitian di LRPT. Pada tahun anggaran 2020 LRPT mempunyai 1 paket pengadaan fisik/belanja modal untuk mendukung penelitian yang ada di LRPT yaitu Pengadaan berupa Kendaraan Dinas Operasional Roda 2 sebanyak 4 unit (Rp 90.400.000,-) dan Perangkat Pengolah Data sebanyak 12 unit (Rp 91.600.000,-). Pada periode Triwulan I ini capaian fisik dan capaian IKU ini masih 0, hal ini terjadi karena masih berkoordinasi dan penyusunan dokumen spesifikasi teknis teknis perangkat pengolah data dan kendaraan dinas operasional roda 2. Pengukuran IKU ini akan dihitung kembali pada akhir tahun anggaran untuk melihat apakah IKU ini tercapai atau tidak.

4) IKU Keempat : Karya Tulis Ilmiah LRPT yang dipublikasikan

IKU ini didefinisikan sebagai Tulisan yang disusun berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan riset yang telah diterbitkan di media jurnal terakreditasi, prosiding, bunga rampai, buku hasil riset, naskah akademik dan buletin ilmiah yang diterbitkan dalam negeri dan/atau luar negeri, naskah orasi ilmiah, buku ajar pada tahun berjalan. Menyesuaiakan PERKA LIPI ttg Karya Tulis Ilmiah.

Teknik Menghitungnya yaitu Jumlah karya tulis ilmiah yang sudah diterbitkan di tahun berjalan. Perhitungan berdasarkan penulis pertama untuk terbitan dalam negri, untuk terbitan internasional dihitungkan sampai penulis kedua. Tulisan yang

(30)

diterbitkan pada media jurnal terakreditasi dan tidak terakreditasi, prosiding, bunga rampai, buku hasil riset, naskah akademik dan buletin ilmiah yang diterbitkan dalam negeri dan/atau luar negeri.

Tabel 10. Karya Tulis Ilmiah LRPT yang dipublikasikan

IKU Tahun 2019 TW I Tahun 2020 Keterangan

T R % T R %

Karya Tulis Ilmiah LRPT

yang dipublikasikan 5 15 120 4 4 100

akumulasi, dihitung tahunan

Target jumlah karya tulis ilmiah (KTI) yang dipublikasikan LRPT pada tahun 2020 adalah 7. Target IKU pada periode Triwulan I tahun 2020 adalah 4 KTI yang dipublikasikan. Sampai dengan periode Triwulan I ini telah terbit 4 KTI, sehingga capaian IKU jumlah KTI yang dipublikasikan pada periode ini tercapai dengan persentase 100%. Berikut ada daftar KTI yang terbit sampai dengan periode Triwulan I:

Tabel 11. Daftar Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang terbit Triwulan I Tahun 2020.

No. Jenis KTI Judul Bulan

Terbit Penulis Keterangan

1

Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VIII ISBN : 978-602-72784-3-1

Laju Penangkapan Pari Berdasarkan Variasi Alat Tangkap untuk Mendukung Pengelolaan Perikanan Kelautan Berkelanjutan Berbasis SDG’s di Tanjung Luar, Lombok Timur Januari 2020 Gussasta Levi arnenda Irwan Jatmiko Riska Fatmawati JURNAL 2 Prosiding Internasional E3S Web Conf.

Volume 147, 2020 The 3rd International Symposium on Marine and Fisheries Research (3rd ISMFR) Article Number 02010 Biological and population parameters of Tiger Shark Galeocerdo cuvier, landed in Tanjung

Luar, West Nusa Tenggara 10 Februari 2020 Irwan Jatmiko* dan Suciadi Catur Nugroho JURNAL 3 Prosiding Internasional E3S Web Conf.

Volume 147, 2020

The 3rd International Symposium on Marine

Total Allowable Catch of Indonesian Southern 10 Februari 2020 Fathur Rochman*, Maya Agustina, and Gussasta Levi Arnenda JURNAL

(31)

1

Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan VIII ISBN : 978-602-72784-3-1

Variasi Alat Tangkap untuk Mendukung Pengelolaan Perikanan Kelautan Berkelanjutan Berbasis SDG’s di Tanjung Luar, Lombok Timur Januari 2020 Gussasta Levi arnenda Irwan Jatmiko Riska Fatmawati JURNAL and Fisheries Research (3rd ISMFR) Article Number 02013 Bluefin Tuna Thunnus maccoyii and Its Potential Resources in The Indian Ocean

4

Prosiding Internasional E3S Web Conf.

Volume 147, 2020 The 3rd International Symposium on Marine and Fisheries Research (3rd ISMFR) Article Number 02016 A Standardized Abundance Index from Fishery Independent Data: A Case Study of Swordfish (Xiphias Gladius) from Indonesian Tuna Longline Fishery 10 Februari 2020 Bram Setyadji* dan Zulkarnaen Fahmi JURNAL

3.2.2. LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE

Capaian kinerja LRPT pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Learn and Growth perspective) berasal dari 1 sasaran strategis. Capaian perspektif pembelajaran dan pertumbuhan LRPT pada periode ini mencapai 123.08% dengan status berwarna hijau yang artinya target tercapai pada periode ini. Capaian kinerja LRPT pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Learn & Growth perspective) berasal dari 1 sasaran strategis yaitu sebagai berikut :

Sasaran Strategis 1 : Tatakelola pemerintahan LRPT yang baik

Nilai sasaran strategis Tatakelola pemerintahan LRPT yang baik Tatakelola pemerintahan LRPT yang baik terdiri dari 4 IKU. Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran Tatakelola pemerintahan LRPT yang baik terdiri dari 4 (empat) IKU sbb :

5) IKU Kelima : Indeks Profesionalitas ASN LRPT

Tingkat kompetensi SDM KKP merupakan kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) berupa pengetahuan, keterampilan dan

(32)

sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga ASN tersebut dapat melaksanakan tugas secara profesional, efektif dan efisien. Integritas merupakan suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip, dan digunakan untuk menggambarkan kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. IKU Indeks profesionalisme ASN terdiri dari 4 (empat) komponen dengan bobot sebagaimana tersebut dibawah ini, yaitu :

a) Kualifikasi (Bobot 25%) b) Kompetensi (Bobot 40%) c) Kinerja (Bobot 30%) d) Disiplin (Bobot 5%)

Penilaian Indeks kompetensi dan integritas dilakukan terhadap ASN yang mengikuti asesment untuk pengisian Jabatan pimpinan tinggi utama, madya dan pratama KKP.

Tabel 12. Indeks Profesionalitas ASN LRPT

IKU Tahun 2018 TW I Tahun 2020

Keterangan T R % T R % Indeks Profesionalitas ASN LRPT 71 76,67 107,99 0 0 0 Tidak akumulasi, dihitung Tahunan Untuk menghitung IKU ini yaitu :

1. Kualifikasi diukur dari indikator riwayat pendidikan formal terakhir yang telah dicapai, meliputi :

a. Pendidikan S-3 (Strata-Tiga) dengan nilai 25; b. Pendidikan S-2 (Strata-Dua) dengan nilai 20;

c. Pendidikan S-1 (Strata-Satu) /D-4 (Diploma-Empat) dengan nilai 15; d. Pendidikan D-3 (Diploma-Tiga)/Sarjana Muda (SM) dengan nilai 10; e. Pendidikan D-2 (Diploma-Dua)/D-1 (Diploma-Satu) /D-1 (Diploma-Satu)/ SLTA Sederajat dengan nilai 5; dan

f. Pendidikan di bawah SLTA dengan nilai 1.

2. Kompetensi diukur dari indikator riwayat pengembangan kompetensi yang telah dilaksanakan yang meliputi: Diklat Kepemimpinan, Diklat Fungsional; Diklat Teknis; dan Seminar/Workshop/Konferensi/Setara, dengan formula sebagai berikut:

(33)

3. Kinerja diukur dari indikator penilaian prestasi kerja PNS, yang meliputi : Sasaran Kerja Pegawai (SKP); dan perilaku kerja, dengan formula sebagai berikut:

Tabel 14. Indikator penilaian prestasi kerja PNS

No Keterangan Nilai SKP ***) Nilai SKP Nilai PPKP

1 Sangat Baik 91 – ke atas 30

2 Baik 76 s.d 90 25

3 Cukup 61 s.d 75 15

4 Kurang 51 s.d 60 5

5 Buruk 50 s.d Kebawah 1

4. Disiplin diukur dari indikator riwayat penjatuhan hukuman disiplin yang pernah dialami yang meliputi : Tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin; dan pernah dijatuhi hukuman disiplin (ringan, sedang, berat), dengan formula sebagai berikut:

(34)

Sumber data pengukuran Indeks Profesionalitas ASN dapat diperoleh dari beberapa sumber yang tervalidasi meliputi:

a. Kualifikasi dihitung dari kondisi pendidikan terkini dari pegawai dengan ketentuan sesuai SK Pangkat Terakhir atau SK Pencantuman Gelar yang sudah diupdate pada aplikasi SIMPEG Online KKP.

b. Kompetensi diolah datanya dari aplikasi SIMPEG Online KKP dengan ketentuan sbb:

• Diklatpim, sesuai dengan level terakhirnya, misalkan Pejabat Eselon IV Tidak Pernah melaksanakan Diklatpim Tingkat IV maka pegawai tersebut nilainya 0;

• Diklat Fungsional, Diklat 20 JP dan Seminar dihitung sejak 5 tahun terakhir, apabila dalam kurun waktu tersebut Pernah melaksanakan diklat dan seminar maka nilai kompetensi pegawai tersebut yaitu 15 dan 10 untuk Struktural dan Jabfung serta 22,5 dan 17,5 untuk staf ;

c. Kinerja diolah datanya dari aplikasi Penilaian Prestasi Kerja Online KKP dan di kolaborasikan dengan database kepegawaian (SIMPEG Online KKP);

d. Disiplin diolah datanya dari aplikasi SIMPEG Online KKP dengan ketentuan diambil yang tidak pernah/pernah dijatuhi hukuman disiplin dan diupdate pada aplikasi SIMPEG

Berdasarkan bobot penilaian Indeks Profesonalitas ASN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, dilakukan perhitungan dengan rumus matematis sebagai berikut:

Indeks Profesionalitas ASN Lingkup LRPT (Indeks) pada Triwulan I pada IP ASN bisa dilihat di http://ropeg.kkp.go.id:4080/?#/ip-asn/eselon

ˆ ˙ ´” Œ ¯¸˝

(35)

Sistem Manajemen Pengetahuan adalah suatu rangkaian yang memanfaatkan teknologi informasi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari. Tingkat penerapan MP, dihitung dari 3 variabel, yaitu : (i) Sharing dokumen, (bobot 20%) (ii) keikutsertaan level 2 s.d staf (bobot 40%), (iii) keaktifan level 2 s.d 4 dalam Sistem Informasi MP yang terpilih (bobot 40%). IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. Nilai persentase unit kerja LRPT yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar dihitung dari jumlah unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan dibandingkan dengan total unit kerja seluruh LRPT.

Tabel 16. Persentase unit kerja LRPT yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar

IKU Tahun 2019 TW I Tahun 2020

Keterangan

T R % T R %

Persentase unit kerja LRPT yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar 75 80 106,67 65 80 123,08 Akumulasi, dihitung Triwulan

Untuk Menghitung IKU ini yaitu % MP = (20% x Upload dokumen) + (40% x Keikutsertaan) + (40% x Keaktifan). Tingkat sharing dokumen: Persentase dokumen mandatory yang dibagikan melalui (SI-MP) dibandingkan total dokumen yang harus dibagikan. Tingkat keikutsertaaan : Persentase pejabat level 2 s.d staf dalam unit kerja Sekretariat BRSDM yang tergabung dalam SI-MP dibanding total Pejabat level 2 s.d staf di Sekretariat BRSDM . Tingkat keaktifan : Persentase pejabat level 2 s.d 4 lingkup Sekretariat BRSDM yang aktif mendistribusikan informasi/berita ke SI-MP dibading total pejabat level 2 s.d 4 lingkup Sekretariat BRSDM.

Target untuk IKU Keempat ini pada Tahun 2019 dan tahun 2020 mengalami perubahan yaitu dari 75% menjadi 82%. Seluruh unit kerja di lingkungan LRPT telah menerapkan system pengetahuan yang terstandar di lingkup KKP. Hal ini ditunjukkan

(36)

dengan telah berpartisipasinya seluruh unit kerja di LRPT dalam aplikasi Bitrix24.kkp.com sebagai wadah pertukaran informasi di lingkup KKP. Bukti fisik capaian IKU Keempat ini disajikan pada Lampiran 1. Capaian IKU ini pada periode Triwulan I tahun 2020 target 65%, dengan capaian Triwulan 1 yaitu 80%. Capaian tersebut diperoleh dari nilai komponen dokumen 100%, komponen keikusertaan 100% dan keaktifan 50%. Persentase nilai terbesar diperoleh dari keikutsertaan karena Pimpinan dan Staff LRPT sudah berkontribusi dalam keikutsertaan dari tahun sebelumnya.

Upaya yang dilakukan agar capaian indikator ini tercapai sesuai target pada akhir tahun 2020 antara lain dengan sosialisasi dalam mendukung nilai komponen dan keaktifan diaplikasi Bitrix24 lingkup LRPT dan informasi yang disampaikan dalam aplikasi Bitrix24 harus disesuaikan dengan tugas dan fungsi sehingga dapat dijadikan informasi yang bernilai pengetahuan.

Tabel 17. Rekap perhitungan nilai IKU Persentase unit kerja LRPT yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar

KEGIATAN BOBOT REALISASI HASIL

Dokumen 20% 100% 20%

Keiktusertaan 40% 100% 40%

Keaktifan 40% 50% 20%

TOTAL CAPAIAN PER TW 80%

7) IKU Ketujuh Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran LRPT

IKU ini didefinisikan sebagai evaluasi dan spending review terhadap optimalisasi peran belanja Kementerian/Lembaga dalam rangka ketahanan fiscal dan ekonomi dengan berdasarkan 12 (dua belas) Indikator Pelaksanaan Anggaran yaitu Revisi DIPA, Halaman III DIPA, Pengelolaan UP, Rekon LPj Bendahara, Data Kontrak, Penyelesaian Tagihan, Penyerpan Anggaran, Retur SP2D, Perencanaan Kas, Pengembalian SPM, Dispensasi Penyampaian SPM, dan Pagu Minus. Cara menghitung capaian IKU ini yaitu :

1. Revisi DIPA

a. Indikator Revisi DIPA digunakan untuk mengukur kualitas perencanaan anggaran oleh K/L dengan menghitung rasio jumlah pengajuan revisi terhadap jumlah DIPA yang dikelola

(37)

c. Semakin rendah angka persentase revisi DIPA yang diperoleh, maka semakin baik kinerja perencanaan anggaran pada K/L tersebut

2. Deviasi RPD ( Halaman III DIPA)

a. Indikator Deviasi Halaman III DIPA digunakan untuk mengukur kualitas pelaksanaan anggaran, dengan mengukur rasio tingkat deviasi antara

realisasi anggaran dibandingkan dengan rencana penarikan pada halaman III DIPA

b. Semakin rendah persentase deviasi (angka absolut) yang diperoleh, maka semakin baik kualitas rencana penarikan halaman III DIPA dan kinerja realisasi anggaran K/L

Rata -rata || ((Realisasi Penarikan Dana) – (Perencanaan Hal III DIPA )) || /(Perencanaan Hal III DIPA)

3. Pengelolaan UP

a. Indikator pengelolaan UP digunakan untuk menilai kinerja pengelolaan Uang Persediaan terkait ketepatan waktu pertanggungjawabannya. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio pengajuan SPM GUP/PTUP tepat waktu dibandingkan dengan total SPM GUP/PTUP

b. Pengajuan SPM GUP/PTUP dapat dikategorikan tepat waktu apabila disampaikan ke KPPN dalam 1 bulan (30 hari kalender). Pengajuan SPM GUP sekurang-kurangnya telah digunakan sebanyak 50% dari besaran UP yang dimintakan

c. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja pengelolaan UP

(38)

4.Rekon LPj Bendahara

a. Indikator LPJ Bendahara digunakan untuk menilai kinerja Bendahara

Pengeluaran dalam penyusunan dan penyampaian LPJ Bendahara ke KPPN. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio pengajuan LPJ tepat waktu dibandingkan dengan total LPJ yang disampaikan ke KPPN

b. Pengajuan LPJ Bendahara dapat dikategorikan tepat waktu apabila disampaikan ke KPPN maksimal s.d. tanggal 10 awal bulan berikutnya. c. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja penyampaian

LPJ Bendahara

5. Data Kontrak

a. Indikator penyampaian data kontrak digunakan untuk menilai kinerja pejabat pengelola keuangan dalam mengadministrasikan data kontrak khususnya terkait penyampaian ke KPPN. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio data kontrak tepat waktu dibandingkan dengan total data kontrak yang diajukan ke KPPN

b. Penyampaian data kontrak dapat dikategorikan tepat waktu apabila

disampaikan ke KPPN maksimal 5 hari kerja sejak tanggal penandatanganan kontrak

c. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja penyampaian data kontrak

6. Penyelesaian Tagihan

a. Indikator penyelesaian tagihan digunakan untuk menilai kinerja pejabat pengelola keuangan dalam mengadministrasikan tagihan kontraktual yang telah jatuh tempo hingga diajukan SPM atas tagihan tersebut ke KPPN.

(39)

b. SPM penyelesaian tagihan dapat dikategorikan tepat waktu apabila SPM LS (Non-Belanja Pegawai) disampaikan ke KPPN maksimal 17 hari kerja setelah tanggal jatuh tempo pembayaran

c. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja penyelesaian tagihannya

ˆ G

7. Penyerapan Anggaran

a. Indikator penyerapan anggaran digunakan untuk menilai kualitas penyerapan anggaran berdasarkan target penyerapan pada tiap triwulan. Penilaian

dihitung berdasarkan persentase capaian realiasasi dibandingkan dengan target penyerapan anggaran pemerintah

b. Target penyerapan tahun 2017 yakni TW 1: 15%; TW 2: 40%; TW 3: 60%; TW 4: 90%

c. Kinerja penyerapan anggaran diharapkan tidak hanya berfokus pada capaian realisasi anggarannya, melainkan juga capaian output setiap K/L, dan

dilakukan secara efisien dan efektif

d. Penyerapan anggaran yang dapat mencapai target, maka nilainya semakin baik

Fˆ ~ m

ˆ | G

8.Retur SP2D

a. Indikator retur SP2D digunakan untuk menilai kualitas SPM yang diajukan khususnya berkaitan dengan ketepatan data supplier pada SPM. Penilaian kinerja dihitung dengan mengukur rasio jumlah SP2D yang diretur terhadap jumlah seluruh SP2D yang diterbitkan

b. Hal-hal yang sering menyebabkan retur SP2D antar lain kesalahan nomor rekening, kesalahan nama penerima, nomor rekening tidak aktif, dll

c. Semakin rendah persentase retur SP2D yang diperoleh, maka semakin baik kualitas SPM yang diajukan ke KPPN

(40)

Fˆ ~ |p

ˆ |p G

9. Perencanaan Kas

a. Indikator Renkas/RPD harian digunakan untuk menilai kinerja manajemen pembayaran K/L, khususnya pada SPM yang diwajibkan disampaikan Renkas/RPD sebelum penyajuan SPM. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio ketepatan waktu Pengajuan SPM dibandingkan Renkas/RPD yang diajukan

b. Semakin tinggi % ketepatan waktu, maka semakin baik kinerja kesesuaian pengajuan SPM dengan Renkas/RPD harian

10. Pengembalian SPM

a. Indikator pengembalian SPM digunakan untuk menilai kinerja pejabat pengelola keuangan dalam menjamin kebenaran SPM yang diajukan ke KPPN. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio SPM salah dibandingkan dengan total SPM yang disampaikan ke KPPN

b. Indikator pengembalian SPM digunakan untuk menilai kinerja pejabat pengelola keuangan dalam menjamin kebenaran SPM yang diajukan ke KPPN. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio SPM salah dibandingkan dengan total SPM yang disampaikan ke KPPN

11.Dispensasi Penyampaian SPM

a. Indikator pengembalian SPM digunakan untuk menilai kinerja pejabat pengelola keuangan dalam menjamin kebenaran SPM yang diajukan ke KPPN. Penilaian kinerja dihitung berdasarkan rasio SPM salah dibandingkan dengan total SPM yang disampaikan ke KPPN

b. Indikator pengembalian SPM digunakan untuk menilai kinerja pejabat pengelola keuangan dalam menjamin kebenaran SPM yang diajukan ke

(41)

12. Pagu Minus

a. Indikator pagu minus Belanja Pegawai digunakan untuk menilai kualitas perencanaan dan penganggaran K/L khususnya terkait Belanja Pegawai, dengan mengukur rasio pagu minus Belanja Pegawai terhadap total Pagu Belanja Pegawai K/L

b. Indikator pagu minus Belanja Pegawai digunakan untuk mengukur kinerja secara tahunan.

c. Semakin rendah angka persentase pagu minus yang diperoleh, maka semakin baik kinerja perencanaan anggaran Belanja Pegawai pada K/L tersebut

IKU ini menggunakan klasifikasi maximize, dimana capaian yang diharapkan adalah melebihi target yang ditetapkan. IKU ini bertujuan untuk mengukur aspek implementasi dan manfaat pengelolaan anggaran LRPT dalam upaya mewujudkan peningkatan pranata dan kelembagaan birokrasi LRPT yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima.

Tabel 18. Nilai kinerja pelaksanaan anggaran LRPT

IKU Tahun 2019 TW I Tahun 2020 Keterangan

T R % T R % Nilai Kinerja Pelaksanaan Anggaran LRPT 87 97,27 111,80 0 0 0 Akumulasi, dihitung Tahunan IKU ini tidak dapat dibandingkan dengan IKU tahun sebelumya karena Nilai IKU ini tidak berdasarkan aplikasi SMART DJA tetapi berdasarkan aplikasi Online Monitoring SPAN Kementerian Keuangan. Pelaksanaan anggaran harus dikelola secara optimal sesuai rencana yang ditetapkan pada Tahun 2020. Nilai capaian IKU

(42)

ini akan dihitung pada akhir tahun. LRPT periode Triwulan I tidak memiliki target sesuai arahan Sekretariat BRSDMKP.

8) IKU Kedelapan : Batas Tertinggi Presentase Temuan LHP BPK atas Laporan Keuangan (LK) LRPT dibandingkan Realisasi Anggaran LRPT TA. 2019

IKU ini didefinisikan Nilai temuan atas laporan keuangan yang ditampilkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK Atas Laporan Keuangan (LK) Loka Riset Perikanan Tuna merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern. IKU ini bertujuan untuk mendukung tercapainya pengelolaan anggaran dan kegiatan yang efektif, efisien dan akuntabel. Cara menghitung capaian IKU ini yaitu batas tertinggi presentase temuan LHP BPK atas Laporan Keuangan (LK) LRPT dibandingkan realisasi anggaran sesuai dengan yang ditetapkan Biro Keuangan KKP.

Tabel 89. Batas Tertinggi Presentase Temuan LHP BPK atas Laporan Keuangan (LK) LRPT dibandingkan Realisasi Anggaran LRPT TA. 2019

IKU Tahun 2019 Tahun 2020 Keterangan

T R % T R % Batas Tertinggi Presentase Temuan LHP BPK atas Laporan Keuangan (LK) LRPT dibandingkan Realisasi Anggaran LRPT TA. 2019 1% 0 0 1% 0 0

Nilai posisi akhir, dihitung Tahunan

Indikator Kinerja Utama batas tertinggi persentase temuan LHP BPK atas LK Loka Riset Perikanan Tuna dibandingkan realisasi anggaran LRPT TA 2018 merupakan perwujudan dari terkelolanya anggaran pembangunan Loka Riset Perikanan Tuna secara efisien dan akuntabel. Berdasarkan hasil audit BPK tahun 2018 terhadap laporan keuangan LRPT, tidak ditemukan adanya temuan yang

(43)

atas laporan keuangan LRPT. Hal ini menunjukan capaian IKU ini telah terealisasi pada periode Triwulan I 2020.

3.3. Capaian Realisasi Fisik dan Anggaran

Pagu anggaran LRPT pada penetapan Tapja 2020 adalah sebesar Rp. 7.227.490.000,-. Total serapan anggaran Loka Riset Perikanan Tuna sampai dengan periode Triwulan Tahun 2020 adalah Rp 1.037.824.730 (14.,36%) dari total pagu anggaran DIPA dengan rincian per kelompok pengeluaran disajikan pada Tabel 20 dan Tabel 21.

Tabel 20. Realisasi Anggaran LRPT berdasarkan rincian per kelompok pengeluaran

No Kegiatan Pagu (Rp) Tahun 2020

Target (Rp) % Realisasi (Rp) %

1 Belanja Pegawai 3.207.861.000 499.153.511 15.56 498.652.069 15.54 2 Belanja Barang 3.837.629.000 608.012.357 15.84 539.172.661 14.05

3 Belanja Modal 182.000.000 0 0 0 0

Total 7.227.490.000 1.107.165.868 15.32 1.037.824.730 14.36

Tabel 21. Realisasi Anggaran LRPT masing-masing program/kegiatan/output Tahun 2020

No Kegiatan / Output PAGU

(Rp)

Realisasi s.d Triwulan I 2020

Rp % Fisik

(%)

1 Sarana dan Prasarana Riset

Perikanan 182.000.000 0 0 0

2 Data dan/atau Informasi Riset

Perikanan 1.100.000.000 139.272.241 12.66 12.66

3 Layanan Dukungan Manajemen

Satker 402.563.000 68.611.252 17.04 17.04

4 Layanan Perkantoran 5.542.927.000 829.941.237 14.97 14.97

(44)

Berdasarkan Tabel 20 dan 21 diatas diperoleh kesimpulan bahwa terdapat deviasi antara target dan realisasi pencapaian realisasi anggaran. Realisasi anggaran LRPT sampai dengan periode triwulan I masih sangat kecil. Hal itu terjadi karena masih dalam tahap awal pelaksanaan kegiatan riset Data dan/atau Informasi Riset Perikanan seperti masih dalam tahap survey pendahuluan ke lokasi kegiatan dan penngambilan sampel untuk dianalisis lebih lanjut.

(45)

Loka Riset Perikanan Tuna sebagai salah satu UPT di bidang penelitian sumberdaya perikanan tuna dan sejenisnya (tuna like species) yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian sumberdaya perikanan tuna dan sejenisnya di perairan Samudera Hindia yang meliputi aspek biologi, lingkungan, dinamika populasi dan eksploitasi diharapkan dapat menyediakan data dan informasi yang berkaitan dengan sumberdaya perikanan tuna secara akurat yang dibutuhkan dalam pengelolaan perikanan dan pengembangan industrialisasi perikanan. Loka Riset Perikanan Tuna (LRPT) merupakan salah satu Satker Pusat Riset Perikanan. LRPT telah menetapkan target kinerja pada tahun 2020 yang tertuang dalam Penetapan Kinerja yang ditandatangani oleh Kepala LRPT dengan Kepala Pusriskan. Total keseluruhan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang dilaksanakan LRPT pada Tahun 2020 berjumlah 8 IKU. Berdasarkan hasil pencapaian masing-masing IKU selama tahun 2020 LRPT telah mencapai target kinerja dengan baik.

1.2. Rencana Tindak Lanjut

Apabila dilihat dari capaian yang diperoleh pada periode Triwulan I Tahun 2020, secara umum program dan kegiatan di Loka Riset Perikanan Tuna telah berjalan sesuai target yang telah direncanakan. Namun demikian masih dijumpai hambatan pada IKU keenam Persentase unit kerja LRPT yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar dikarenakan kurangnya pegawai LRPT aktif dalam penggunggahan berita pada aplikasi Bitrix.

Dalam rangka meningkatkan kinerjanya, Loka Riset Perikanan Tuna memandang perlu untuk melakukan tindak lanjut untuk mengatasi kendala-kendala yang dapat menghambat kinerja institusi, antara lain: 1) meningkatkan koordinasi dan konsolidasi internal Loka Riset Perikanan Tuna dan vertikal dengan eselon diatasnya dalam penyusunan program/kegiatan dan anggaran; 2) merencanakan program dan kegiatan yang komprehensif mengacu pada Renstra dan Rencana Kinerja; 3) meningkatkan sinergitas program kegiatan dengan pihak-pihak terkait; 4) melakukan monitoring untuk mengukur capaian kinerja secara berkala.

(46)
(47)

1. Zulkarnaen Fahmi, S.Pi, M.Si - Kepala Loka Riset Perikanan Tuna

https://kinerjakkp.bitrix24.com/stream/

2. Ni Nyoman Siti Mardiani Satria, S.Akt - Kepala Urusan Tata Usaha

(48)

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi Loka Riset Perikanan Tuna
Gambar 2. Grafik jumlah pegawai LRPT berdasarkan Golongan dari Tahun 2011 –  2020
Gambar 3. Grafik jumlah pegawai LRPT berdasarkan jenjang pendidikan
Gambar 4. Grafik Jumlah pegawai LRPT berdasarkan usia dari Tahun 2011-2020  4.  Jumlah Pegawai LRPT berdasarkan jabatan fungsional dan non fungsional
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 21 Tahun 2000 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Kesehatan Kota

Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019 nilai kinerja pelaksanaan anggaran BRPPUPP mengalami penurunan sebesar 0,55 %, angka penurunan tersebut

Pengukuran kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah diidentifikasi agar

4. Agenda Membangun Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan. Pembangunan kebudayaan dan karakter bangsa memiliki kedudukan sentral dalam kerangka pembangunan

• Memupuk rasa persatuan : kegiatan kepariwisataan harus mampu membangun rasa persatuan sebagai bangsa Indonesia. • Memupuk rasa

Nilai ini dimungkinkan terjadi karena para pengguna zat radioaktif belum paham kegunaan dari peralatan keselamatan dan keamanan zat radioaktif untuk kegiatan well

Tujuan Pendidikan Nasional di Indonesia telah dirumuskan secara formal dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasioanl. Tujuan

elektromagnetik, kondisi kesehatan dan interaksi antara frekuensi gelombang elektromagnetik dengan kondisi kesehatan terhadap nilai kadar gula darah tikus putih.selain itu