• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN SISTEM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) e-PROCUREMENT (Studi Kasus : Pengadaan BarangJasa Pemerintah Secara Elektronik di LPSE Provinsi Sumatera Barat) ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KAJIAN SISTEM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) e-PROCUREMENT (Studi Kasus : Pengadaan BarangJasa Pemerintah Secara Elektronik di LPSE Provinsi Sumatera Barat) ARTIKEL"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN SISTEM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

e-PROCUREMENT

(Studi Kasus : Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Secara Elektronik di LPSE Provinsi Sumatera Barat)

ARTIKEL

AHMAD HADI SUGIANTO

NPM . 1110018312006

Program Studi Teknik Sipil

(2)

PENDAHULUAN

Proses pada suatu pekerjaan harus

dirancang dan dikembangkan, kesalahan

prosedur dapat terjadi, bila suatu pekerjaan

tidak dirancang dengan baik, dapat

menimbulkan berbagai permasalahan.

Untuk itu perlu dibuat suatu prosedur tetap

yang bersifat standard, sehingga siapa saja,

kapan saja dan dimana saja dilakukan

Kabupaten Indragiri Hilir, secara

keseluruhan belum berjalan dengan optimal

langkah-langkahnya tidak berubah.

Keberhasilan dalam mengikuti proses

pelelangan secara elektronik (e-

langkah-langkahnya tidak berubah. Para

penyedia barang/jasa harus bisa memahami

tentang Standar Operasional Prosedur

(SOP) yang diterapkan.

Langkah-langkah kerja yang tertib

ini disebut SOP (standard operasional

prosedur).Dengan adanya SOP diharapkan

pekerjaan dapat terlaksana dengan baik,

KAJIAN SISTEM STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

E-PROCUREMENT

Oleh,

, ,

Magister of Civil Engineering, Pogtraduate of Bung Hatta University e-mail: ahmadhadisugianto@gmail.com

ABSTRACT

This study highlights some of the problems that arise in the implementation of Standard Operating Procedures (SOP) and the preparation of a framework Standard Operating Procedure (SOP) LPSE e-procurement in West Sumatra. Implementation begins with the identification of issues concerning the implementation of the Standard Operating Procedure (SOP) that emerged from some of the providers of goods / services.Move of the results of monitoring of the implementation and development of SOP's framework, this study will answer two main things that the objectives associated with the problem, the problem of identification of the Implementation of Standard Operating Procedures (SOP) and the preparation of the framework identifies the Standard Operating Procedure (SOP) e-procurement.Through descriptive analysis used in this study, it can be concluded that the implementation of the Standard Operating Procedure (SOP) to fail to run as a result of the human resources are not invested in a position related to its capacity. not the process evaluation of the planning and preparation of the system refers to the organizational structure and working procedures as well as the main duties and functions, this is evidenced by the existence of deviations from verifying the data provider, the announcement of the award of the tender to be caused by the lack of a sense of responsibility for the policy issued and the absence of sanctions applicable law.This is certainly should be understood as a strategic step for the Government of West Sumatra to be optimal in the dissemination and capacity building of human resources through education and training programs to the provider, and the framework of the preparation of SOP is expected to be more complex,is made as simple as possible and to provide clarity to some policy activity.

(3)

tepat waktu, dan dapat dipertanggung

jawabkan , Agus Dwiyanto( 1999). Menurut

Atmoko Tjipto (2010) Standard Operasional

Prosedur (SOP) adalah proses standar

langkah - langkah sejumlah instruksi logis

yang harus dilakukan berupa aktivitas,

aliran data, dan aliran kerja yang teratur,

sistematis, dan dapat

dipertanggungjawabkan; menggambarkan

bagaimana tujuan pekerjaan dilaksanakan

sesuai dengan kebijakan dan peraturan yang

berlaku; menjelaskan bagaimana proses

pelaksanaan kegiatan berlangsung; sebagai

sarana tata urutan dari pelaksanaan dan

pengadministrasian pekerjaan harian

sebagaimana metode yang ditetapkan;

menjamin konsistensi dan proses kerja yang

sistematik; dan menetapkan hubungan

timbal balik antar Satuan Kerja. Miftah

Thoha (2001) Penyusunan Standar

Operasional Prosedur terbagi dalam tiga

proses kegiatan utama yaitu :

- Requirement discovery yaitu berupa teknik

yang digunakan oleh sistem tersebut untuk

mengidentifikasi permasalahan sistem dan

pemecahannya dari pengguna sistem;

- Data modeling yaitu berupa teknik untuk

mengorganisasikandan,mendokumentasikan

system data

- Process modelling berupa teknik untuk

Mengorganisasikan,dan,medokumentasikan

struktur dan data yang ada pada seluruh

sistem proses atau logis, kebijakan prosedur

yang akan diimplementasikan dalam suatu

proses sistem.

Permasalahan dalam penelitian ini

adalah kurangnya para penyedia dalam

memahami Standar Operasional Prosedur

(SOP) Pengadaan Barang /Jasa Pemerintah

secra elektronik (e-procurement), hal ini

dibuktikan masih belum sinkron antara yang

telah ditetapkan dengan yang dilaksanakan

(kondisi existing).

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

identifikasi permasalahan tentang

implementasi Standar Operasional Prosedur

(SOP) pengadaan barang/jasa pemerintah

secara elektronik (e-procurement) serta

mengidentifikasi kerangka kerja

penyusunan Standar Operasional Prosedur

(SOP) e-procurement.

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 e-Procurement

e-Procurement adalah Pengadaan

Barang/Jasa yang dilaksanakan dengan

menggunakan teknologi informasi dan

transaksi elektronik sesuai dengan

perundang – undangan yang mengharuskan

sistem pengadaan barang dan Jasa publik

mampu menghidupkan pasar pengadaan

(Perpres 54 ;2010)

2.2 Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standar Operasional Prosedur adalah

(4)

instruksi logis yang harus dilakukan berupa

aktivitas, aliran data, dan aliran kerja. James

L. Gibson dkk (1997). Sedangkan menurut

SS.Purwanto (2001) Secara umum, SOP

merupakan gambaran langkah-langkah kerja

(sistem, mekanisme dan tata kerja internal)

yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu

tugas untuk mencapai tujuan instansi

pemerintah. SOP sebagai suatu

dokumen/instrumen memuat tentang proses

dan prosedur suatu kegiatan yang bersifat

efektif dan efisisen berdasarkan suatu

standar yang sudah baku Menurut Ariefraf

(2008) SOP sebagai suatu

dokumen/instrument memuat tentang proses

dan prosedur suatu kegiatan yang bersifat

efektif dan efisien berdasarkan suatu standar

yang sudah baku

2.3 Penyusunan Kerangka Kerja SOP

Miftah Thoha (2001) Penyusunan

Standar Operasional Prosedur terbagi dalam

tiga proses kegiatan utama yaitu

Requirement Discovery, Data Modelling

dan Process Modeling, serta beberapa

prinsip yang harus diperhatikan yaitu :

1) Prosedur kerja harus sederhana sehingga

mengurangi beban pengawasan;

2) Spesialisasi harus dipergunakan

sebaik-baiknya;

3) Pencegahan penulisan, gerakan dan usaha

yang tidak perlu;

4) Berusaha mendapatkan arus pekerjaan

yang sebaik-baiknya;

5) Mencegah kekembaran (duplikasi)

6) Harus ada pengecualian yang

seminimun-minimunya terhadap peraturan;

7) Mencegah adanya pemeriksaan yang

tidak perlu;

8) Prosedur harus fleksibel dan dapat

disesuaikan dengan kondisi yang berubah;

9) Pembagian tugas tepat;

Herianto, dkk.(2010) Prinsip dasar

yang perlu diperhatikan dalam penyusunan

SOP adalah : 1) Penyusunan SOP harus

mengacu pada SOTK, TUPOKSI, serta alur

dokumen;

2) Prosedur kerja menjadi tanggung jawab

semua anggota organisasi;

3) Fungsi dan aktivitas dikendalikan oleh

prosedur, sehingga perlu dikembangkan

diagram alur dari kegiatan organisasi;

4) SOP didasarkan atas kebijakan

5) SOP dikoordinasikan

6) SOP tidak terlalu rinci;

7) SOP dibuat sesederhana mungkin;

8) SOP ditinjau ulang secara periodik dan

dikembangkan sesuai kebutuhan.

Berdasarkan aspek-aspek tersebut SOP

disusun dalam bentuk diagram alur (flow

chart) dan menggunakan model IDEFO

dengan menggunakan simbol-simbol yang

(5)

aliran dokumen, tahapan mekanisme, serta

waktu kegiatan.

2.4 Design Penyusunan SOP

Menurut Douglas T.Rossdesoft ( 1983)

IDEF0 adalah metode perancangan metode-

metode keputusan aksi dan aktifitas atau

sistem organisasional kerja metoda yang

dilakukan dalam mendesain yang digunakan

untuk mengambil keputusan,aksi yang

dilakukan (action) dan kegiatan yang

dikenakan pada organisasi ataupun sistem.

IDEF 0 didasarkan pada pembangunan

secara grafik(graphical language),analisis

struktur(Structured Analysis) dan teknik

pendesainan.

Flowchart

Menurut ([http 5]), Flowchart adalah

penggambaran secara grafik dari

langkah-langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu

program.

III. METODE PENELITIAN

Rusidi (2002) mengemukakan

bahwa kata metodelogi dapat diartikan

sebagai cara berpikir dan cara melaksanakan

hasil berpikir (teknik) guna malakukan

suatu pekerjaan secara lebih baik dalam

mencapai tujuannya (secara efektif). metode

yang akan disajiakan dalam penelitian

diantaranya adalah: 1: Pendekatan atau

stategi penelitian: 2. Instrumen penelitian: 3.

Instrumen pengumpulan data dan

instrument pengolahan data yang

dikumpulkan. Untuk mencapai tujuan

penelitian yang pertama yaitu

mengidentifikasi tentang implementasi

standar operasional prosedur

e-procurement,instrument pengumpulan data

yang digunakan adalah teknik wawancara

dan observasi, serta studi literature

3.2 Instrument pengumpulan data

- Studi Literature ;

adalah mencari referensi teori yang relefan

dengan kasus atau permasalahan yang

ditemukan , referensi tersebut berisikan

tentang Standar Operasional Prosedur

(SOP) e-Procurement.

Kerangka Kerja Penyusunan Standar

Operasional Prosedur (SOP) Merupakan

langkah –langkah proses kegiatan utama

dalam penyusunan SOP diantaranya

Requirement discovery berupa teknik yang

digunakan oleh sistem tersebut untuk

mengidentifikasi permasalahan sistem dan

pemecahannya dari pengguna sistem, yang

kedua yaitu Data modeling berupa teknik

untuk mengorganisasikan dan

mendokumentasikan sistem data; dan yang

ketiga yaitu Process modeling berupa teknik

untuk mengorganisasikan dan

mendokumentasikan struktur dan data yang

ada pada seluruh sistem proses atau

logis,kebijakan prosedur yang akan

diimplementasikan dalam suatu proses

(6)

merupakan metoda dalam mendesain yang

digunakan untuk mengambil keputusan,aksi

yang dilakukan (action) dan kegiatan yang

dikenakan pada organisasi atau pun system

informasi dengan penggambaran secara

grafis dari langkah-langkah dan urut-urutan

prosedur dari suatu program, dengan

menggunakan sismbol – symbol flowchart.

- Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mencapai

tujuan pertama dan tujuan kedua dari

penelitian ini, diantaranya ;

1. Identifikasi permasalahan tentang

implementasi Standar Operasional

Prosedur (SOP) Pengadaan barang/jasa

secara elektronik.

2. Mengidentifikasi Kerangka Kerja

Penyusunan Standar Operasional

Prosedur (SOP) Pengadaan Barang/Jasa

Secara Elektronik.

Menurut moleong (2002) informan penelitian adalah orang-orang yang

dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar

penelitian.Dalam penelitian ini terdapat 7

(tujuh) informan diantaranya: Kepala UPTD

Balai LPSE, Ka. Subag Tata Usaha, Kasi

Pelayanan Teknis dan Ka.ULP para staf

serta Penyedia barang dan jasa (konsultan

dan kontraktor) dan

perorangan/organisasi/lembaga yang ada

terkait dengan pengadaan secara elektronik.

Penentuan informan diambil dengan

menggunakan teknik purposive sampling.

Manurut Lufri (2005) purposeve sampling

adalah sampel yang sengaja dipilih

berdasarkan karakteristik tertentu yang

diperlukan dalam penelitian Penulis

memakai teknik purposive dalam penentuan

informan karena jumlah dari masing-masing

kelompok relatif besar, selain itu sumber

informasi dalam penelitian ini sudah bisa

dideteksi keberadaannya.

- Observasi dokumentasi

Observasi adalah sistem atau

rencana untuk mengamati perilaku, dan

dapat diartikan juga sebagai pengamatan

dan pencatatan secara sistematik terhadap

gejala yang tampak pada objek

penelitian.Ardhana( 2012: pengumpulan

data kualitiatif)

IV. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Instrumen pengumpulan data adalah

cara-cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data.

Instrumen sebagi alat bantu dalam

menggunakan metode pengumpulan data

yang merupakan sarana yang dapat

diwujudkan dalam benda, misalnya angket

,perangkat tes, pedoman wawancara,

pedoman observasi, skala dan sebaginya.

4.1 Pengumpulan Data

Sesuai dengan fokus penelitian maka

(7)

tujuan penelitian yaitu permasalahan

implementasi dan kerangka kerja

penyusunan Standar Operasional Prosedur

(SOP) pengadaan barang/jasa pemerintah

secara elektronik di Lembaga Pengadaan

Secara Elektronik (LPSE) Provinsi

Sumatera Barat. Pengumpulan data

dilakukan berdasarkan wawancara dengan

beberapa responden untuk identifikasi

permasalahan implementasi SOP dan

identifikasi Kerangka Kerja Penyusunan

Standar Operasional Prosedur (SOP).

Untuk mengetahui implementasi

Standar Operasional Prosedur (SOP)

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah secara

elektronik di LPSE Provinsi Sumatera Barat

akan dilihat dari hasil wawancara dari 2

(dua) kelompok pelaku yang berperan

dalam implementasi SOP tersebut yaitu : 1)

Pengguna (Ka. UPTD Lpse sumbar) dan 2)

Penyedia (Konsultan dan Kontraktor).

4.2 Pihak – pihak terlibat dalam

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) e-Procurement

Pihak – pihak yang terlibat langsung

dalam penyusunan Standar Operasional

Prosedur (SOP) Pengadaan barang/jasa

pemerintah secara elektronik di Unit

Layanan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat;

I. Tingkat Pusat : Direktorat

E-procurement, Kepala Sub Direktorat

Pengelolaan dan Pembinaan LPSE serta

Deputi Bidang Monitoring Evaluasi dan

Pengembangan Sistem Informasi

.Sumber :LKPP-2012

II. Tingkat Daerah : Gubernur Selaku Tim

Koordinasi, Kepala Bappeda Provinsi

Sumatera Barat Selaku Penanggung

Jawab, Kepala UPTD Balai LPSE, Ka.

Subag Tata Usaha , Kasi Pengembangan

dan SDM ,serta Kasi Pelayanan Teknis

dan Staf (Sumber : UPTD LPSE

Bappeda

- Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan sekelompok

orang – orang yang bekerjasama untuk

mencapai tujuan dalam suatu organisasi

- Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ; Pembentukan Tim Penyusun Standar

Operasional Prosedur (SOP) pada LPSE

merupakan Keputusan dari Gubernur

Provinsi Sumatera Barat sesuai dengan

Nomor ; 050-104-2013 tanggal 25 Januari

2013; dengan susunan personil sebagaimana

tersebut dalam lampiran keputusan Tugas

Tim sebagaimana dimaksud dalam Diktum

KESATU adalah sebagai berikut :

a. Tim pengarah bertugas mengambil

kebijakan dalam rangka penyusunan

standar operasional dan prosedur

pengadaan barang /jasa pemerintah

secara elektronik pada UPTD LPSE

(8)

b. Tim pelaksana teknis bertugas dan

bertanggung jawab dalam hal

penyusunan dan pembuatan

aturan-aturan, prosedur dan mekanisme

kerangka kerja penyusunan SOP secara

elektronik di LPSE Pemerintah

Provinsi Sumatera Barat; dan

c. Staf sekretariat bertugas

mempersiapkan rapat dan bahan

aturan-aturan, prosedur dan mekanisme

penyusunan dan pembuatan

aturan-aturan, prosedur dan mekanisme

kerangka kerja penyusunan SOP secara

elektronik di LPSE Pemerintah

Provinsi Sumatera Barat serta

melaksanakan tugas administrasi.

Rincian tugas dan tanggung jawab pada

LPSE Provinsi Sumatera Barat:

1. Kepala Bappeda Sumatera Barat (Group

Head) bertugas ;

- Mengelola dan mengkoordinasikan

ekspansi / penambahan account LPSE

dalam penyusunan SOP

- Mengelola dan memantau seluruh

kegiatan manajerial, operasional, dan

eksekusi dalam rangka pengembangan

dan implementasi Standar Operasional

Prosedur (SOP)

- Mengkoordinasikan perencanaan

penggunaan dan alokasi sumber daya

dalam rangka pengembangan dan

implementasi Standar Operasional

Prosedur (SOP) e-procurement;

- Melakukan monitoring dan evaluasi

penyusunan progam inisiasi dan

implementasi SOP melalui

e-procurement, termasuk realisasi

pelaksanaan lelang secara elektronik di

seluruh Kab/Kota .

2. Kepala UPTD Balai LPSE/Pengelola

Database Kegiatan

- Mengkoordinasikan layanan administrasi

perkantoran termasuk kegiatan

operasional e-procurement;

- Melakukan alignment dan monitoring

atas eksekusi alokasi sumber daya dan

pelaksanaan kegiatan implementasi SOP;

- Menyiapkan data kegiatan e-procurement

3. Kasi Pelayanan Teknis, bertugas sebagai

berikut;

- Mengkoordinasikan aspek-aspek

pengembangan LPSE di seluruh

Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera

Barat;

- Melaksanakan penyelarasan kegiatan

dalam pengembangan sub sistem audit

- Memfasilitasi koordinasi kebutuhan

training antar pengguna e-procurement.

- Mengembangkan pedoman dan prosedur

implementasi lelang elektronik.

4. Kasubag Tata Usaha;

- Mengadministrasikan jadwal dan

(9)

- Memantau sinkronisasi kegiatan antara

kegiatan LPSE Pusat dengan LPSE

Daerah.

5. Staf Helpdesk Officer ;

- Melaksanakan pendampingan terhadap

calon penyedia pada implementasi e-

procurement;

- Memberikan bantuan untuk menjawab

kesulitan- kesulitan teknis dalam

implementasi e-procurement.

6. Staf Admin Organizer & Controller III ;

- Mengelola administrasi operasional

untuk Training User Support

7. Staf Entri Data Proses ;

-Menginput dan meng-update database

training user support & services;

8. Staf Office Service Support ;

-Melaksanakan logistic register pada

inventaris perkantoran LPSE;

9. Staff IT Development

-Mengkoordinasikan pengembangan sistem

informasi

10.Staf Special Project

-Perencanaan, perancangan, dan

pengembangan system CA – Sistem

Pengaman Komunikasi Dokumen

11. Staf Sistem Tendering

- Pengembangan fitur-fitur baru system

e-tendering

12. Staf DB Engineer

- Riset terkait database (keamanan,

optimasi);

- Prosedur back up dan restore database

13. Staf Technical Engineer ;

- Membuat dokumentasi desain system;

4.3 Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standar Operasional Prosedur (SOP)

pengadaan barang/jasa pemerinatah secara

elektronik merupakan gambaran

langkah-langkah , mekanisme, dan tata kerja yang

diperlukan disaat mengikuti proses tahapan

pelelangan secara elektronik di LPSE .

4.4 Alur Proses Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan Aplikasi;

Gambar 1: Alur Proses SPSE (SPSE:2010) Mulai

Daftar Online dan Offline

Login/register

Isi data penyedia

Daftar lelang

Download Dokumen

Aanwijzing

Upload Dokumen

Upload Dokumen Penawaran

Proses Lelang:

- Panitia buka penawaran

- Evaluasi

- Pengumuman pemenang

Masa sanggah

(10)

Untuk dapat mengikuti lelang melalui

Sistem Pengadaan Secara Elektronik

(SPSE),terlebih dahulu Publik (masyarakat

umum yang termasuk di dalamnya

perusahaan yang akan menjadi penyedia)

harus mendaftar untuk menjadi penyedia.

Pendaftaran ini dilakukan secara online dan

offline.

1. Mendaftar Secara Online

Pada halaman utama SPSE, klik link

mendaftar sebagai penyedia barang/jasa.

Lalu akan tampil halaman ”Pendaftaran -

1”. Isikan alamat email perusahaan pada

kolom Alamat email, kemudian unduh

Formulir Pendaftaran dan Formulir

Keikutsertaan. Lalu klik tombol

2. Mendaftar Secara Offline

Melakukan proses pendaftaran secara offline

dengan datang langsung ke LPSE setempat.

Menu ini terdiri dari beberapa sub menu

yang berisi form isian untuk data Penyedia

mulai dari data umum, identitas perusahaan,

ijin usaha, akta, pemilik, pengurus, tenaga

ahli, perlatan, pengalaman,

4.5 Kerangka Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP)

1. Requirement Discovery ; berupa teknik

yang digunakan oleh system tersebut

untuk mengidentifikasi permasalaha

system dan pemecahan nya dari

pengguna system;

2. Data Modeling; berupa teknik untuk

mengorganisasikan,dan,mendokumentasi

kan sistem data seperti;Mentukan Format

SOP, administrasi disusun,dengan,format

bentuk flowchart

3 Process Modeling ; berupa teknik untuk mengorganisasikan,dan,mendokumentasi

kan struktur dan data yang ada pada

seluruh system proses atau logis,

kebijakan procedure yang akan

diimplementasikan dalam suatu proses

system. Setelah melakukan identifikasi

terhadap sistem lama melalui serangkaian

wawancara yang telah dilakukan, maka

proses dari sistem lama menuju sistem

baru dapat digambarkan melalui diagram

arus data atau melalui IDEFO, maka kita

akan dapat megetahui aliran data dari

suatu entitas ke entitas yang lain.

4.6 Pengolahan Data

Berdasarkan PTI Sinus (2012)

Pengolahan data merupakan system yang

melakukan pengolahan data yang

menggambarakan fakta nyata dilapangan

agar menjadi bentuk yang lebih berguna dan

sempurna, Pengolahan data terdiri dari tiga

langkah utama, yakni input, proses

(pengolahan), dan output.

Identifikasi Permasalahan SOP

1. SOP sulit dipahami karena banyak syarat

dan langkah-langkah dalam SOP pada

saat proses yang harus dipenuhi dan

(11)

diikuti sehingga sedikit menyulitkan bagi

para penyedia barang dan jasa serta tidak

fleksible.

2. Sumber Daya Manusia yang disebabkan

karena keterbatasan kemampuan sumber

daya disetiap Instansi, dan para penyedia

barang/jasa.

3. Waktu Proses pelaksanaan merupakan

waktu yang dibutuhkan sangat singkat

yaitu hanya 2 menit

4. Disaat melakukan Registrasi agency/

Verifikasi Penyedia Barang/Jasa terjadi

pada tahapan lelang sulit untuk

mendapatkan auto respon dari aplikasi

karna ada beberapa tahapan-2 data dan

file perusahaan yg harus dilakukan

dalam proses pengarsipan

5. Disaat melakukan Upload Dokumen

Penawaran, hal ini terjadi pada tahapan

lelang sulit untuk mendapatkan auto

respon dari aplikasi karna terlalu banyak

data dan file dokumen penawaran yg

harus dimasukan kedalam satu file data –

data dokumen yg menyebabkan system

menjadi berat/loading

6. Disaat Pemanfaatan Bidding Room,

Bidding room tidak bisa dipergunakan

secara maksimal karna keterbatasan

bidding room yg ada.

7. Sata melakukan perubahan alamat e-mail

penyedia ,terjadi pada tahapan lelang sulit

untuk cepat mendapat auto respon

8. Penyedia tidak bisa login karena lupa

email dan password, hal ini terjadi pada

tahapan lelang tidak mendapatkan auto

respon

9. Permintaan Perubahan data karena

panitia salah input data , hal ini terjadi

pada tahapan lelang tidak mendapatkan

auto respon

10.SOP selalu berubah – rubah Perubahan –

perubahan tersebut sebaiknya terlebih

dahulu dilakukan penyesuaian dengan

kondisi yang ada.

Berdasarkan identifikasi permasalahan

diatas , maka Standar Operasional Prosedur

pengadaan barang/jasa pemerintah secara

elektronik yang diterapkan di LPSE masih

belum dimengerti dan dipahami oleh semua

penyedia,dalam kata lain adalah gagal untuk

diimplementasikan. Lalu apa masalahnya?

Masalah utama adalah Lembaga/Instansi

yang bersangkutan gagal dalam

mendefinisikan SOP tersebut untuk

kemudian dijalankan di lapangan oleh para

penyedia, maka data – data tersebut diatas

merupakan acuan untuk kemudian diolah

dan dievaluasi kembali. Dibawah ini

merupakan tahapan-tahapan yang harus

dilakukan oleh LPSE untuk menjalankan

implementasi SOP secara tepat;

(1) Kesalahan dalam mendefinisikan SOP

(Standard Operating Procedure)

(12)

bingung untuk melaksanakan SOP

tersebut.

(2) Tidak melakukan proses trial SOP

secara tepat.

(3) Program dan proses evaluasi yang tidak

dapat menyebabkan proses

implementasi tidak terpantau aspek

konsistensinya.

Dari kesalahan tersebut, maka LPSE dapat

memperbaiki proses implementasi dengan

memperbaiki program penyusunan definisi

terhadap SOP yang dimaksudkan tersebut.

Menurut Amarrilyaf (2010) Komitmen

manajemen seperti apa saja yang

menyebabkan implementasi SOP menjadi

gagal untuk diimplementasikan;

(1) Ketiadaan sumber daya

(2) Tidak adanya proses evaluasi dari proses

perencanaan dan penyusunan system.

(3) Konsistensi kebijakan

V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

1. Implementasi Standar Operasional

Prosedur (SOP) e-Procurement di LPSE

Provinsi Sumataera Barat tidak efektif,

karena adanya kesalahan dalam

mendefinisikan SOP, Informasi teknis yang

tidak umum, belum optimalnya pemenuhan

informasi kepada masyarakat luas seperti

kurangnya keterbukaan, sosialisasi dan

pelatihan kepada para penyedia, hal ini

terlihat adanya miskomunikasi/masih belum

sinkron antara yang telah ditetapkan dengan

yang dilaksanakan, penyimpangan terjadi

mulai dari melakukan verifikasi data

penyedia, pengumuman lelang hingga

penetapan pemenang selalu berubah- ubah

akibat adanya kebijakan yang tak jelas.

2. Penyusunan Standard Operasional

Prosedure (SOP) menjadi gagal untuk

dijalankan sebagai akibat dari sumber daya

manusia yang tidak diinvestasikan dalam

posisi lebih terkait dengan kapasitasnya, hal

ini dibuktikan belum tersedianya sarana dan

prasarana, pendukung, secara, menyeluruh,

belum melakukan proses trial secara tepat,

belum adanya proses evaluasi dari proses

perencanaan dan penyusunan system, serta

belum mengacu kepada SOTK (Susunan

organisasi dan tata kerja) dan TUPOKSI

(Tugas pokok dan fungsi) serta alur

dokumen, hal ini dibuktikan dengan masih

rendahnya rasa tanggungjawab terhadap

kebijakan yang dikeluarkan serta tidak

adanya sangsi hukum yang berlaku.

5.2 Saran

1. Perlu adanya sosialisasi dan peningkatan

kapasitas sumber daya manusia melalui

program pendidikan dan pelatihan kepada

para penyedia,dalam hal ini dukungan

pemerintah melalui LPSE dalam

memberikan informasi dan arahan tentang

(13)

yang berlaku dalam mengikuti pelelangan

secara elektronik

2. Kerangka Kerja Penyusunan SOP

e-procurement diharapkan adanya perubahan –

perubahan yang mendasar seperti diperlukan

SOP yang lebih kompleks, dibuat

sesederhana mungkin dan dapat memberikan

kejelasan terhadap beberapa aktivitas

kebijakan yang mengacu pada SOTK

(Susunan organisasi dan tata kerja) ,

TUPOKSI (Tugas pokok dan fungsi), SOP

ditinjau ulang secara periodik dan

dikembangkan sesuai kebutuhan.

DAFTAR PUSTAKA

AGIMO, Publication of Australian Government of Finance and Deregulation,

www.agimo.gov.au/publications/200 1/11/ar00-01/glossary didownload

pada tanggal 18 Januari 2010

Agus Dwiyanto, 1999. “Penilaian Kinerja Organisasi Pelayanan Publik”. Makalah

Seminar Kinerja Organisasi Sektor Publik Kebijakan dan Persiapannya.

Yogyakarta .Jurusan Ilmu

Administrasi Negara FISIPOL UGM

Atmoko Tjipto, 2010 . Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah

Ardhana , 2012.Teori Dasar Penelitian Kualititatif, Jakarta, erlangga

Ariefraf ,2008. Pengertian-SOP (online) [http:ariefraf.wordpress.com

didownload pada tanggal 8 Maret 2010

Bernard,2005.Business process diagram Jakarta;Hyatt

Bungin ,2001.Instrumen Penelitian- Jakarta

Chaffey dkk, 2004. Memahami Untuk Melayani Melaksanakan e- Procurement dalam Sistem Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah. Jakarta.

Djamaludin Antjok. 1999.

“Penyelenggaraan Good Governance

Douglas T.Rossdesoft 1983 (Publikasi ke 183)

Djoko Iskandar .2008 .Standar Operation Procedur .”Makalah Implementasi SOP” pada seminar Universitas negeri Jakarta”

Dewan TIK Nasional melalui kepres No. 20 tahun 2006

George Therry .2010, Instrumen Pengolahan Data. Jakarta:Tridaya Cipta

Httf// : www: lpse-sumbar : 2012

Herianto, dkk.2010; Kebijakan SOP dalam implementasi e-procurement

James L. Gibson dkk. 1997. Organisasi dan Manajemen : Perilaku, Struktur dan

Proses.Jakarta : Erlangga.

Jones .2001. “Organizational Theory Jakarta : Bintang

(14)

LPSE Balai BAPPEDA Provinsi Sumatera Barat, Service (e-Procurement) melalui www.lpse.Sumbarprov.go.id

Laporan e-monitoring perencanaan dan pengendalian Dinas Prasjal Tarkim Sumatera Barat, 02 januari 2012

LPSK, 2009 Implementasi e-Procurement

sebagai inivasi layanan publik. Jakarta .Pres.

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerinta, Buku Manual SPSE Versi 3.5, 2012

Martin R. Weisbord. 1988. Organisational Diagnosis : A Workbook of Theory And Practice. USA : Addison-Wesley Publishing Co.

Media Indonesia 3 Desember 2009, Posted by Humas KPK 3 Desember 2009). X-solution. ). Di akses 5 April 2010.

Miftah Thoha. 2001. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta :

Purwanto, Erwan Agus, dkk. 2008. e-Procurement di indonesia, Jakarta; Kemitraan Patnership & LPSE Nasional.

PTI Sinus 2012; Sistem Analisa Pengolahan Data

Perpres RI Nomor 54 tahun 2010 tahun tentang Pedoman Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.

PLOUGH, E-Procurement White Paper,

didownload dari

www.ploug.org.pl/interesujace_teksty/e Procurement_White_Paper_Final.pdf pada tanggal 17 Mei 2010.

Richard M. Steers. 1980. Efektivitas

Organisasi. Jakarta : Erlangga

Rusidi .2002. Hand out Mata Kuliah Metodelogi Penelitian,

Jatinangor;Program PascaSarjana- UNPAD

S.S, Purwanto 2008, Kajian Prosedur Pengadaan Jasa Konstruksi Secara

EProcurement,Bath School of Management Bath University.

Taylor dan Lexy J Moleong, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung, PT.Remaja Rosda Karya

Nasional.

PTI Sinus 2012; Sistem Analisa Pengolahan

Data

Perpres RI Nomor 54 tahun 2010 tahun

tentang Pedoman Pengadaan

Barang / Jasa Pemerintah.

PLOUGH, E-Procurement White Paper,

didownload dari

www.ploug.org.pl/interesujace_tekst

y/eProcurement_White_Paper_Final.

pdf pada tanggal 17 Mei 2010.

Richard M. Steers. 1980. Efektivitas

Organisasi. Jakarta : Erlangga

Rusidi .2002; Hand out Mata Kuliah

Metodelogi Penelitian,

Jatinangor;Program Pasca Sarjana-UNPAD

S.S, Purwanto 2008, Kajian Prosedur

Pengadaan Jasa Konstruksi Secara

EProcurement,Bath School of

Management Bath University.

Taylor dan Lexy J Moleong, 2002,

Metodologi Penelitian Kualitatif ,

(15)

Gambar

Gambar 1: Alur Proses SPSE (SPSE:2010)

Referensi

Dokumen terkait

Perumusan masalah yang akan diajukan dalam penulisan ini adalah Bagaimana bentuk perjanjian pengadaan barang/jasa pemerintah pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Bagaimana

Penerapan Sistem Informasi Manajemen Pengadaan Secara Elektronik ( E- Procurement ) oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Surakarta.Fakultas Ilmu Sosial

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa secara Elektronik (E-Procurement) di Kantor Layanan Pengadaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses Implementasi Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa secara Elektronik (E-Procurement) di Kantor Layanan Pengadaan

Pelaksanaan e-procurement dilakukan oleh Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). LPSE dalam hal ini adalah unit kerja yang

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang dan

Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Departemen Pendidikan Nasional adalah pusat layanan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik yang melayani proses

Dalam usaha mengatasi kelemahan-kelemahan dan kesulitan dalam proses pengadaan maka dilakukanlah pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik (E-Procurement)