• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan Kardiovaskuler pada usia lanjut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pemeriksaan Kardiovaskuler pada usia lanjut"

Copied!
58
0
0

Teks penuh

(1)

Pemeriksaan

Kardiovaskuler

Irmawan Andri Nugroho

Divisi Keperawatan Medikal Bedah STIKES Muhammadiyah Gombong

(2)
(3)
(4)

Pernahkah anda

mendengar

kejadian mirip

seperti ini??

Apa yang anda

pikirkan???

It’s H

earth

(5)
(6)
(7)

PENTING ??

PEMERIKSAAN FISIK

KARDIOVASKULER

(8)

1. Anamnesa

2.Pemeriksaan fisik

3. Penunjang

DIAGNOSA

INTERVENSI

(9)

Sistem Kardiovaskuler

Sistem kardiovaskuler :

Jantung

(10)
(11)

Fungsi dan Ukuran

Fungsi : sebagai pompa ganda agar terjadi aliran dalam

pembuluh darah yang disebabkan adanya pergantian

antara kontraksi ( sistolik ) dan relaksasi ( diastolik )

Ukuran : 250 – 350 gram

(12)

Lokasi Jantung

Di dalam Pericardium di rongga mediastinum dalam

rongga Thorak

Tepat di belakang tulang dada ( sternum )

(13)

Anatomy of the Heart

Heart chambers

:

Left & right atria

Left & right ventricles

Heart valves

:

Atrioventricular valves :

• Right : Tricuspid

• Left : Bicuspid/Mitral

Semilunar valves

• Right : Pulmonary valve

(14)
(15)
(16)

ANAMNESIS

1.

Keluhan utama

2.

Keluhan tambahan/Riwayat penyakit sekarang

3.

Riwayat penyakit dahulu

4.

Riwayat keluarga

(17)

Hal-hal yang perlu ditanyakan

1.

Sesak napas

Takipneu

Dispneu

Ortopneu

(18)

2. EDEMA

Adalah keadaan kebiruan pada selaput lendir dan kulit

Penyebab sianosis:

 Kelainan Hb.

 Kelainan jantung bawaan

 Respiratory distres

(19)

4. Nyeri dada

Lokasi dan penjalaran nyeri

Kualitas nyeri

Lama nyeri

Pencetus nyeri

Penghilang nyeri

Respon terhadap nyeri

Sifat nyeri

Gerakan napas → proses pleura

Gerakan lengan → gangguan saraf tepi

(20)

5. Berdebar

Palpitasi

Bradikardi

Fibrilasi

Ekstrasistol

(21)

PEMERIKSAAN FISIK

Pertimbangan umum :

• Pasien tidur berbaring

• Pakaian atas pasien harus disiapkan dalam keadaan terbuka.

• Ruang pemeriksaan harus tenang untuk menampilkan auskultasi yang adekuat.

• Pencahayaan terang

• Tetap selalu menjaga privacy pasien

(22)

Keadaan umum

1. Kelainan dan usia pasien 2. Tampak sakit atau tidak

3. Kesadaran dan keadaan emosi

(23)

Postur tubuh

1. Berat badan 2. Tinggi badan

3. Bentuk badan secara keseluruhan 4. Texture jaringan / warna kulit

 turgor

 tonus jaringan

 sianosis

 anemia

(24)
(25)

6. Leher

 JVP (jugularis vena pressure)

 Arteri karotis

 Kelenjar thyroid

Kelenjar getah bening

7. Dada

 funnel chest

 pigeon breast

 voussure cardiaque

 Flat chest

(26)

Barel chest

Kifoskoliosis

Funnel chest

(27)

ABDOMEN

Perhatikan besar, bentuk, konsistensi, serta mencari ada tidaknya nyeri tekan 1. asites

- penimbunanan cairan dalam rongga intraperotoneal

- dalam sikap baring perut akan membuncit kesegala arah - cara memeriksa dengan shiffting dullness

2. perabaan pembesaran hati dan limpa

- perhatikan besarnya, permukaan , konsisitensi

(28)

3. hepato jugular reflux

- Menekan perut dikwadran atas, maka

akan menambah bendungan vena

4. Pitting edema sub cutan

(29)

9. extrimitas kiri dan kanan

Lengan tangan

- Bentuk , gerakan , reflek fisiologis maupun patologis - Kondisi persendian (peradangan sendi)

- Warna dan texture kulit (edema sub cutis)

- Kelenjar getah bening sub kutan (benjolan granulasi)

- Pemeriksaan jari (deformitas jari, persendian jari, sianosis, clubing finger)

(30)
(31)

Tungkai – Kaki

- Bentuk , gerakan , reflek fisiologis dan patologis - Tanda peradangan

- Warna dan texture kulit

- Edema tungkai, edema pretibial, edema pergelangan kaki (ankle edema) - Jari kaki

- Perabaan denyut nadi arteri femoralis, a.Politea , a. dorsalis pedis. - Tanda fenomena trombo emboli pada tungkai

(32)
(33)
(34)

2. Tanda-tanda vital

Tekanan darah

Tekanan pada dinding arteri (arteri bracial)

Sikap berbaring tenang(keadaan basal)

Manset dipompa 20-30 mmhg . Lebih tinggi dari tekanan

maximal(dalam keadaan ini tidak teraba denyut dibagian distal

manset)

Stetoskop diletakkan tepat distal dari manset

Tekanan darah dalam manset kemudian dikempiskan perlahan –

lahan 2-3 mmhg. Perdetik

Tekanan systole , saat bunyi pertama terdengar (fase1)

(35)

NADI

Kriteria keadaan nadi:

1.

Frekuensi

2.

Regularitas

3.

Amplitudo

4.

Bentuk/contour

5.

isi/volume

(36)

Jenis-jenis nadi 1. Nadi keras

Kekakuan dinding arteri/keadaan sirkulasi yang hyperdinamik 2. Nadi lemah /kecil

Curah jantung rendah 3. Pulsus alternans

Nadi yang relatif kuat diselingi nadi yg. lebih lemah 4. Pulsus bigeminus

(37)

Pernafasan

Untuk menilai nafas perlu diperhatikan 1. Posisi badan , untuk menilai ortopnea

2. Ekspresi muka, untuk menilai keadaan emosi atau stress pada pernapasan

3. Tanda-tanda obyektif dyspneu

(38)

Suhu badan

Aliran darah melalui sistem kardiovaskuler berperan untuk mendistribusikan panas keseluruh tubuh

Pada gangguan sistem kardiovaskuler, distribusi darah dan perfusi jaringan mengalami gangguan ,sehingga suhu badan menjadi

(39)
(40)

• Raut muka

Ekspresi tampak sesak, gelisah, kesakitan

(41)

TEKANAN VENA JUGULARIS ( JVP)

Mencerminkan fungsi jangtung bagian kanan Cara mengukur JVP:

pasien berbaring setengah duduk ( 45°)

perhatikan pengembangan vena jugularis

Bila > 3 cm di atas sudut sternum / sudut louis ( pertemuan klavikula kanan dan kiri) berarti JVP meningkat / abnormal

JVP meningkat : 

(42)

Ictus cordis

• Pada orang dewasa normal yang agak kurus, seringkali terlihat dengan mudah pada sela iga V, linea medioclavicularis kiri.

• Pulsasi ini letaknya sesuai dengan apeks jantung.

• Diameter pulsasi kira-kira 2cm, dengan punctum maksimum di tengah-tengah

• Pulsasi timbul pada waktu sistolis ventrikel.

(43)

PALPASI

Hal-hal yang ditemukan pada inspeksi harus dipalpasi untuk lebih memperjelas

Letakkan telapak tangan diatas prekordium dan lakukan

perabaan diatas iktus kordis , punctum maksimum teraba atau tidak, apakah kuat ? Frekuensi?,kualitas dari pulsasi yang

(44)

PERKUSI JANTUNG

PERKUSI JANTUNG

Kita melakukan perkusi untuk menetapkan batas-batas jantung

1.

Batas kiri jantung

2.

Batas kanan jantung

Pada orang gemuk atau berotot agak sulit menentukannya

Perkusi jantung mempunyai arti pada dua macam

(45)

Batas kanan jantung

• Perkusi dilakukan dari arah lateral ke medial.

• Disini agak sulit menentukan batas jantung karena letaknya agak jauh dari dinding depan thorak

• Normal :

• Batas bawah kanan jantung adalah di sekitar ruang interkostal III-IV kanan,di linea parasternalis kanan

• Sedangkan batas atasnya di ruang interkostal II kanan linea parasternalis kanan

• Abnormal

(46)

Batas kiri jantung

• Kita melakukan perkusi dari arah lateral ke medial.

• Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relatif kita tetapkan sebagai batas jantung kiri

• Normal

Atas : SIC II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung)

Bawah: SIC V kiri agak ke medial linea midklavikularis kiri ( t4 iktus)

• Abnormal :

(47)

Auskultasi Jantung.

Auskultasi jantung menggunakan alat stetoskop duplek, yang memiliki dua sisi yang dapat dipakai bergantian ( bel & diafragma)

untuk mendengarkan suara dengan frekuensi tinggi (apeks)  sisi bel

Bunyi dengan nada rendah  sisi diafragma

Askultasi meliputi: Bunyi jantung

(48)

Bunyi jantung

Perhatikan :

1. lokalisasi dan asal bunyi jantung

2. menentukan bunyi jantung I dan II

3. intensitas bunyi dan kualitasnya

4. ada tidaknya unyi jantung III dan bunyi jantung IV

5. irama dan frekuensi bunyi jantung

(49)

BUNYI JANTUNG

Bunyi jantung I dan II BJ I :

Terjadi karena getaran menutupnya katup atrioventrikularis, yang terjadi pada saat kontraksi isometris dari bilik pada permulaan systole

BJ II :

Terjadi akibat proyeksi getaran menutupnya katup aorta dan a. pulmonalis pada dinding toraks.

(50)

BUNYI JANTUNG

BJ I  “ LUB” BJ II  "DUB”

(51)

BUNYI JANTUNG I

Daerah auskultasi untuk BJ I :

• Pada ruang interkosta II kiri : tempat mendengarka katup pulmonal

• Ruang interkosta II kanan pada tepi sternum: tempat katub aorta

• Pada ruang interkostal IV kiri pada tepi sternum : katub trikuspidalis terdengar disini

• Pada ruang interkosta V medioklafikula kiri ( tempat iktus kordis): untuk mendengarkan katub mitral

Intensitas BJ I akan bertambah pada apek pada:

• stenosis mitral

• interval PR (pada EKG) yang begitu pendek

• pada kontraksi ventrikel yang kuat dan aliran darah yang cepat misalnya pada kerja fisik, emosi, anemia, demam dll.

Intensitas BJ I melemah pada apeks pada :

• shock hebat

• interval PR yang memanjang

(52)
(53)

BISING JANTUNG

Penyebab :

aliran darah bertambah cepat

penyempitan di daerah katup atau pembuluh darah

getaran dalam aliran darah oleh pembuluh yang tidak rata

aliran darah dari ruangan yang sempit ke ruangan yang besar

aliran darah dari ruangan yang besar ke ruangan yang sempit. Jenis :

(54)
(55)

PEMERIKSAAN PEMBULUH DARAH

PERIFER

Pada pemeriksaan pembuluh darah perifer hal yang biasa

dilakukan adalah palpasi nadi.

Pada pemeriksaan yang rutin yang dilakukan adalah palpasi nadi dari a. radialis. Perlu diperhatikan hal-hal di bawah ini :

• Frekuensi nadi

• Tegangan nadi

• Irama nadi

• Macam denyut nadi

• Isi nadi

• Bandingkan nadi a. radialis ka & ki

(56)

SIRKULASI DARAH

KAPILARI REFIL

CLUBING FINGER

(57)

Referensi

Craven R F., Hirnle C.J., 2009, Fundamental of

Nursing: Human Health and Function, 6th ed.,

Lipincott William & Willkins, Philadelphia.

(58)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi Square diperoleh p value sebesar 0,001, jika dibandingkan dengan nilai  (0,05) maka p value lebih kecil daripada 

Apakah orang tua anda memberi motivasi untuk belajar membaca Al Qur’an dengan benar.. Apakah orang tua anda memberi motivasi untuk meningkatkan

Pelebaran dan Perkerasan jalan serta pembuatan parit kiri/kanan jalan dari simpang jalan Negara - Pulo Hopur.. Pelebaran dan Perkerasan jalan serta pembuatan parit kiri/kanan jalan

Dalam hal ini, alasan lain peneliti memilih penganggaran berbasis kinerja terhadap akuntabilitas kinerja terhadap pemerintahan Kabupaten Banyuwangi karena dengan

Manfaat dengan membuat tiga alternatif adalah untuk memilih alternatif terbaik yang memiliki kebutuhan air irigasi terkecil, sehingga kelebihan debit akan menjadi

Arah kebijakan pelaksanaan strategi (1) yaitu Pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jaringan jalan dan jembatan untuk menunjang aktivitas perekonomian

Menurut Wong (2008), seseorang yang mememiliki tingkat religiusitas tinggi dalam mengikuti aktivitas keagamaan serta memiliki sikap etis lebih baik dalam kehidupan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran kegiatan ekstrakurikuler dalam menumbuhkan kedisiplinan peserta didik di SMP Negeri Se Kabupaten Karawang, dengan melihat