• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKUNTANSI UNTUK OPERASI kantor CABANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "AKUNTANSI UNTUK OPERASI kantor CABANG"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

AKUNTANSI UNTUK OPERASI CABANG

Salah satu cara ekspansi perusahaan adalah melaui

pertumbuhan internal selain pertumbuhan yang terjadi

(3)

PERBEDAAN ANTARA AGEN PENJUALAN DAN CABANG

Agen Penjualan

Agen penjual (sales agency) biasanya tidak beroperasi

secara otonom tetapi bertindak sebagai kantor pusat (home

office) agan penjualan biasanya memajang dan

(4)

Kantor Cabang

kantor cabang (branch office) memiliki otonomi yang

(5)

SISTEM AKUNTANSI DAN ENTITAS AKUNTASI

Agen penjualan umumnya tidak mengelola sistem akuntansi keuangan melainkan hanya menyimpan catatan yang cukup dalam menjalankan usahanya. Kantor pusat mengelola sistem akuntansi sedangkan transaksi-transaksi agen dicatat oleh kantor pusat. Sementara di lain pihak, sebuah cabang sebagian besar mengelola sistem akuntansi keuangan lengkap.

(6)

AKUNTANSI UNTUK AGEN PENJUALAN

Untuk beberapa jenis transaksi, ayat jurnal yang dicatat oleh kantor pusat sebagai berikut : Misalnya, kantor pusat mencatat transaksi agen berdasarkan faktur penjualan, catatan penggajian, dan dokumen voucher kas kecil yang disediakan oleh agen penjualan.

Transaksi lainnya dapat dicatat berdasarkan dokumen sumber lain yang diserahkan pihak eksternal secara langsung ke kantor pusat.

Misalnya, perusahaan yang memberikan jasa gas, listrik, air, dan telekomunikasi ke agen dapat mengirim tagihan langsung ke kantor pusat.

(7)

Sebagai contoh asumsikan kantor pusat untuk agen penjualan, asumsikan bahwa PT Cemara, sebuah produsen struktur modular dan partisi yang berbasis di jakart, membangun sebuah agen di surabaya. Ayat-ayat jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi agen penjualan yang khas pada pembukuan kantor pusat diilustrasikan pada Figur 17-1.

FIGUR 17-1

Ayat Jurnal Kantor Pusat untuk Transaksi Agen Penjualan

Transaksi Ayat Jurnal pada Pembukuan Kantor Pusat

Menyewa tanah untuk fasilitas penjualan Sewa Dibayar di Muka-Agen Surabaya 50.000.000

Kas 50.000.000

Membangun dan melengkapi gedung untuk Perbaikan Prasarana-Agen Surabaya 80.000.000

fasilitas penjualan Perabot dan Perlengkapan Kantor-Agen Surabaya 21.000.000 Peralatan-Agen Surabaya 16.000.000

Kas 117.000.000

Transfer kas ke agen untuk dana kas kecil Kas Kecil-Agen Surabaya 2.500.000

Kas 2.500.000

Transfer persediaan yang akan digunakan Persediaan Peragaan-Agen Surabaya 135.000.000

(8)

membayar tagihan yang diterima kantor pusat Beban Utilitas-Agen Surabaya 1.100.000 atas beban-beban agen penjualan Beban Kantor-Agen Surabaya 800.000 Beban Asuransi-Agen Surabaya 2.000.000 Beban Perjalanan-Agen Surabaya 1.400.000 Beban Iklan-Agen Surabaya 2.700.000

Kas 8.000.000

Membayar gaji karyawan agen penjualan Beban Gaji-Agen Surabaya 31.000.000

Kas 31.000.000

Memenuhi pesanan dari agen penjualan Piutang Dagang 88.000.000

Penjualan-Agen Surabaya 88.000.000 Beban pokok Penjualan-Agen Surabaya 56.000.000

Persediaan 56.000.000

Mengisi Kembali dana kas kecil agen penjualan Beban Kantor-Agen Surabaya 220.000 Beban Perjalanan-Agen Surabaya 1.200.000 Beban Tenaga Kerja Lepas-Agen Surabaya 750.000

Kas 2.370.000

Mencatat ayat jurnal penyesuaian akhir periode Beban Sewa-Agen Surabaya 25.000.000 Beban Penyusutan-Agen Surabaya 14.500.000 Beban Gaji-Agen Surabaya 1.900.000

Sewa Dibayar di Muka-Agen Sby 25.000.000 Akumulasi Penyusutan-Agen Sby 14.500.000

Utang Gaji 1.900.000

(9)

AKUNTANSI UNTUK OPERASI CABANG

(10)

AKUN ANTAR PERUSAHAAN

Transaksi yang terjadi dengan pihak eksternal dicatat dengan cara yang normal seperti biasa. Transaksi antara kantor pusat dan kantor cabang juga dicatat seperti biasa kecuali bahwa mereka dicatat dalam akun antarperusahaan (intercompany accounts). Akun ini merupakan akun resiprokal (reciprocal accounts) antara kantor pusat dan kantor cabang. Ketika pembukuan dikantor pusat dan cabang selesai dimutakhiran, saldo akun antarperusahaan pada pembukuan kantor pusat akan sama jumlahnya. Tetapi berlawanan dengan akun antarperusahaan terkait pada pembukuan cabang.

(11)

Perhatikan bahwa kenaikan dalam akun investasi di cabang pada pembukuan kantor pusat dicatat dengan ayat jurnal di sisi dan penurunannya dicatat di sisi kredit. Cara sebaliknya berlaku pada akun kantor pusat di cabang.

Sifat timbal balik investasi di Cabang dan Kantor Pusat, dan bagaimana pengeruhnya terhadap berbagai transaksi, ditunjukan di bawah ini.

(12)

Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa PT Jaya berlokasi di Jakarta, mendirikan sebuah cabang di Medan, Sumatra Utara. Kantor pusat mentransfer ke cabang berupa kas Rp20.000.000, peralatan kantor baru senilai Rp5.000.000, dan peralatan toko baru senilai Rp30.000.000. Kantor pusat mencatat transfer tersebut dengan ayat jurnal sebagai berikut.

H(1) Dr. Investasi di Cabang Medan Rp55.000.000

Cr. Kas Rp20.000.000

Peralatan Kantor Rp 5.000.000 Peralatan Toko Rp30.000.000 Transfer aset ke cabang Medan

PENDIRIAN CABANG

INGAT !!

(13)

Seperti pada Bab-bab sebelumnya, ayat jurnal diberi angka secara berurutan selama pembahasan bab sehingga setiap ayat jurnal dapat diidentifikasi. Ayat jurnal pada bab ini dibuat oleh kantor pusat diberi tambahan kode huruf H, sementara yang dibuat di cabang diberi tambahan kode huruf B. Cabang Medan PT Jaya mencatat transfer aset dari kantor pusat dengan ayat jurnal berikut ini.

B(2) Dr. Kas Rp20.000.000

Peralatan Kantor Rp 5.000.000 Peralatan Toko Rp30.000.000

(14)

Setelah Kantor Pusat dan cabang mencatat transfer, akun Investasi di Cabang Medan pada pembukuan kantor pusat dan akun Kantor Pusat pada pembukuan cabang memiliki saldo resiprokal sebesar Rp55.000.000 Laporan posisi keuangan tersendiri yang dibuat oleh cabang Medan sesaat setelah transfer akan tampak seperti berikut.

Cabang Medan PT Jaya Laporan Posisi Keuangan

Aset: Liabilitas:

Kas Rp20.000.000

Peralatan Kantor 5.000.000

Peralatan Toko 30.000.000 Kantor Pusat Rp55.000.000

(15)

BIAYA PENGIRIMAN BARANG DAGANG

Biaya pengiriman yang timbul atas pengiriman barang dagang dari kantor pusat ke cabang menjadi bagian dari biaya perolehan persediaan cabang. Misalnya, asumsikan bahwa kantor pusat PT. jaya membayar Rp. 100.000 untuk mengirim barang dagang senilai Rp. 8.000.000 ke cabang medan. Transfer tersebut dicatat oleh kantor pusat sebagai berikut.

(H) Db. Investasi di cabang Medan Rp. 8.100.000 Cr. Persediaan Rp. 8.000.000

Cr. Kas Rp. 100.000

Transfer persediaan kecabang medan dan membayar ongkos kirim Cabang Medan mencatat transfer sebagai berikut.

(B) Db. Persediaan Rp. 8.100.000

(16)

BARANG DAGANG YANG DITAGIH MELEBIHI BIAYA PEROLEHAN

Perusahaan terkadang mentransfer persediaan dari kantor pusat kecabang dan

menagihkan cabang atas jumlah yang lebih besar dari biaya perolehan dari kantor

pusat, sebagai contoh, ketika kantor pusat dan setiap cabang di

perlakukan

sebagai pusat laba

untuk tujuan pelaporan dan evaluasi internal.

Untuk menguji perlakuan jika terjadi laba antar perusahaan dalam pengiriman

Banag dagang ke cabang, asumsikan bahwa kantor pusat PT. jaya membeli barang

dagang dengan harga Rp. 12.000.000 dan mengirimkan ke cabang Medan,

menagihkan ke cabang sebesar Rp. 15.000.000. kantor pusat mencatat pengiriman

barang dagang dengan ayat jurnal sebagai berikut,

(H2) Db. Investasi di cabang Medan

Rp. 15.000.000

Cr. Persdiaan

Rp. 12.000.000

(17)

Laba antar perusahaan sebesar Rp. 3.000.000 belum terealisasi

karena

persediaan belum dijual kepihak eksternal

. Pengakuan

laba ditangguhkan sampai dengan cabang dapat menjual barang

dagang ke eksternal.

Cabang mencatat penerimaan pengiriman persediaan dengan ayat

jurnal sebagai berikut.

(B2) Db. Persediaan – dari kantor pusat

Rp. 15.000.000

(18)

Misalnya, jika cabang medan menjual 80% persediaan yang ditransfer dari

kantor pusat, laba antar perusahaan yang diakui oleh kantor pusat dengan ayat

jurnal sebagai berikut.

Misalnya, jika cabang medan menjual 80% persediaan yang ditransfer dari

kantor pusat, laba antar perusahaan yang diakui oleh kantor pusat dengan ayat

jurnal sebagai berikut.

Mentransfer persediaan dari kantor pusat.

Jurnal tersebut mencatat persediaan sebesar biaya perolehan untuk cabang

tanpa memisahkan pengakuan laba antar perusahaan yang di masukan dalam

harga transfer.

Dengan demikian, laba antar perusahaan yang belum terealisasi sebesar Rp.

3.000.000 dieliminasi dan persediaan dilaporkan sebesar harga perolehan

awalnya sebesar Rp. 12.000.000

Ketika cabang menjual persediaan yang di peroleh dari kantor pusat, cabang

mengakui laba sebesar

selisih antara harga jual ke pihak eksternal

(19)

(H) Db. Laba atas perusahaan yang Rp. 2.400.000 belum terealisasi

Cr. Laba Cabang Medan Rp. 2.400.000 Mengakui laba antar perusahaan :

Rp. 3.000.000 x 0,8

Alternatif lainnya, perusahaan dapat menganggap bahwa laba antar perusahaan seharusnya dialokasikan ke kantor pusat atas jasa yang telah diberikan. Untuk kasus tersebut laba antar perusahaan diakui pada pembukuan kantor pusat dengan ayat jurnal sebagai berikut.

(H) Db. Laba antar perusahaan yang

belum terealisasi Rp. 2.400.000 Cr. Laba terealisasi atas

pengiriman ke Cabang Rp. 2.400.000 Mengakui laba antar perusahaan :

(20)

AKUNTANSI UNTUK ASET TETAP CABANG

Prosedur normal diterapkan dalam akuntansi untuk aset tetap cabang yang

dicatat pada pembukuan cabang. Jika aset tetap yang dibeli kantor pusat untuk

cabang dan cabang mencatat aset tersebut pada pembukuannya, maka ayat jurnal

harus dicatat oleh kantor pusat maupun cabang.

Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa kantor pusat PT Jaya membeli peralatan

toko senilai Rp 30.000.000 untuk cabang Medan. Kantor pusat mencatat

(21)

H(13) Investasi di Cabang Medan 30.000.000

Kas 30.000.000

Membeli peralatan untuk cabang Medan

Pembelian ini dicatat oleh cabang dengan ayat jurnal sebagai berikut. B(14) Peralatan Toko 30.000.000

Kantor Pusat 30.000.000 Mencatat pembelian peralatan oleh kantor pusat

Ketika aset tetap cabang dicatat hanya pada pembukuan kantor pusat,tidak ada

ayat jurnal yang diperlukan pada pembukuan cabang jika kantor pusat melakukan

pembelian.Misalnya,jika kantor pusat PT Jaya membeli Rp 30.000.000 peralatan toko

untuk cabang Medan dan peralatan tersebut dicatat pembukuan kantor pusat daripada

cabang,maka kantor pusat mencatat pembelian tersebut sebagai berikut.

(22)

H(15) Peralatan Toko-Cabang Medan 30.000.000

Kas 30.000.000

Membeli peralatan untuk cabang Medan

Tidak ada ayat jurnal yang dicatat pada pembukuan cabang.

Jika cabang membeli aset tetap yang dicatat pada pembukuan kantor pusat, maka ayat jurnal harus dibuat oleh kantor pusat maupun cabang.

Misalnya,asumsikan bahwa cabang Medan PT Jaya membeli peralatan toko senilai Rp 30.000.000 yang digunakan oleh cabang,tetapi dicatat oleh kantor pusat.Cabang mencatat pembelian tersebut dengan ayat jurnal sebagai berikut.

(23)

B(16) Kantor Pusat 30.000.000

Kas 30.000.000

Membeli peralatan

Pembelian dicatat oleh kantor pusat sebagai berikut. H(17) Peralatan Toko-Cabang Medan 30.000.000

Investasi di Cabang Medan 30.000.000

Mencatat pembelian peralatan cabang oleh cabang Medan

Cabang yang beli, AT tidak dicatat

oleh Cabang

Cabang yang beli, AT tidak dicatat

(24)

PEMBAGIAN BEBAN SECARA PROPOSIONAL

Penetapan beban dapat dibagi ke beberapa jenis,yaitu:

1.

Beban yang dikeluarkan oleh cabang tetapi dibayar oleh kantor pusat.

Misalnya,persediaan yang dibeli dari pihak eksternal oleh cabang dan

ditagihkan ke kantor pusat.

2.

Beban yang dikeluarkan oleh kantor pusat atas nama cabang.Misalnya,

penyusutan atas peralatan cabang yang dicatat pada pembukuan kantor

pusat atau biaya kampanye iklan untuk cabang yang diminta oleh kantor

pusat.

(25)

Sebagai ilustrasi perlakuan pembagian biaya kantor pusat,asumsikan bahwa

kantor pusat PT Jaya yang mengeluarkan biaya yang ditetapkan ke cabang

Medan adalah sebagai berikut.

Beban utilitas (biaya yang dikeluarkan oleh cabang Medan

dan ditagih ke akun utama kantor pusat)

Rp 14.000.000

Beban penyusutan (aset cabang Medan yang dicatat pada

pembukuan kantor pusat)

Rp 3.000.000

Overhead umum (dialokasikan ke cabang berdasarkan

penjualan bruto)

Rp 18.000.000

(26)

Kantor pusat PT Jaya mencatat ayat jurnal berikut setelah memberitahukan cabang Medan mengenai beban yang dibagi secara proposional sebesar Rp 35.000.000. H(18) Investasi di Cabang Medan 35.000.000

Beban Utilitas 14.000.000 Beban Penyusutan 3.000.000

Beban Overhead Umum 18.000.000 Membagi beban ke cabang Medan

Setelah pemberitahuan beban dari kantor pusat,cabang mencatat beban tersebut sebagai berikut.

B(19) Beban Utilitas 14.000.000 Beban Penyusutan 3.000.000

(27)

LAPORAN KEUANGAN UNTUK PERUSAHAAN SECARA

KESELURUHAN

Penyusunan laporan keuangan perusahaan secara

keseluruhan umumnya menggunakan kertas kerja untuk

memudahkan penggabungan akun-akun kantor pusat dan

cabang serta mengeliminasi akun-akun antarperusahaan.

Jika yang disusun adalah laporan keuangan

lengkap,maka kertas kerja tiga bagian dapat digunakan

(28)

Asumsikan data berikut terkait dengan tahun fiskal PT Jaya yang berakhir pada

31 Desember 20X1.

1. PT Jaya mendirikan cabang di Medan dan segera mentransfer kas,peralatan

kantor dan peralatan toko dengan nilai total sebesar Rp 55.000.000 ke

cabang,seperti yang dicatat dalam ayat jurnal H(1).Kemudian pada tahun

tersebut kantor pusat PT Jaya mentransfer persediaan senilai Rp 12.000.000

ke cabang dan menagihnya Rp 15.000.000,seperti yang dicatat dalam ayat

jurnal H(2).PT Jaya melaporkan saldo Investasi di Cabang Medan sebesar

Rp 70.000.000

pada tanggal 31 Desember 20X1,sebelum jurnal penutup

dicatat.

2. Cabang Medan melaporkan laba sebesar Rp 63.000.000 untuk tahun 20X1.

3. Saldo akun Investasi di Cabang Medan dan akun Kantor Pusat meningkat

sebesar Rp 133.000.000 pada tanggal 31 Desember 20X1.

Saldo prapenutupan,31 Desember 20X1

Rp 70.000.000

Laba cabang Medan 20X1

Rp 63.000.000

(29)

4.

Pada tanggal 31 Desember 20X1,cabang Medan memiliki persediaan senilai

Rp 8.000.000 yang diperoleh dari kantor pusat; persediaan dicatat dalam

akun terpisah dari persediaan yang dibeli secara eksternal.

5.

Bagian yang dikreditkan sebesar Rp 3.000.000 dari akun Laba

Antarperusahaan Belum yang Terealisasi PT Jaya atas pengiriman

persediaan ke cabang Medan selama tahun 20X1 diakui sebagai berikut.

Laba antarperusahaan telah terealisasi pada akhir tahun Rp 1.400.000 Laba antarperusahaan yang belum terealisasi pada akhir tahun Rp 1.600.000 Total laba antarperusahaan 20X1 Rp 3.000.000

= 15.000.000 – Rp. 8.000.000 = 7.000.000

=7.000.000 x 3.000.000 = 1.400.000

15.000.000

= 15.000.000 – Rp. 8.000.000 = 7.000.000

=7.000.000 x 3.000.000 = 1.400.000

(30)

Ayat jurnal yang diperlukan PT Jaya pada tanggal 31 Desember 20X1.

E(20) Laba Cabang Medan 63.000.000

Kantor Pusat,saldo prapenutupan 70.000.000 Investasi di Cabang Medan 133.000.000 Mengeliminasi akun antarperusahaan

E(21) Laba yang Terealisasi atas Pengiriman ke Cabang 1.400.000 Beban Pokok Penjualan 1.400.000

Mengeliminasi laba kantor pusat dari beban pokok penjualan

E(22) Laba Antarperusahaan yang Belum Terealisasi 1.600.000 Persediaan-dari Kantor Pusat 1.600.000

Mengeliminasi laba belum terealisasi dari nilai persediaan

E(23) Persediaan 6.400.000

Persediaan-dari Kantor Pusat 6.400.000 Mereklasifikasi persediaan dari kantor pusat

(31)

Ilustrasi Akuntansi Untuk Operasi Cabang

Sebagai ilustrasi ringkasan akuntansi untuk operasi cabang, asumsikan

bahwa PT Ultra Surabaya Jawa Timur, distributor peralatan kantor

mendirikan kantor cabang penjualan di Denpasar Bali. Kantor pusat

menjual kepada peritel (pengecer) dan kepada cabang Bali dengan laba

atas penjualan antarperusahaan yang dialokasikan ke kantor pusat.

Asumsi lainnya adalah sebagai berikut :

a.

PT Ultra mendirikan cabang Denpasar pada tahun 20X1 dengan

mentransfer dana uang tunai sebesar Rp30.000.000. selain itu,

kantor pusat juga mentransfer peralatan dan perlengkapan kantor

baru senilai Rp100.000.000 ke cabang Denpasar.

(32)

b.

Selama tahun 20X1, kantor pusat dan cabang Denpasar membeli barang

dagang masing-masing sebesar Rp260.000.000 dan Rp50.000.000 dari

pihak eksternal.

c.

Selama tahun berjalan, kantor pusat mentransfer barang dagang ke

cabang Denpasar dengan total harga transfer sebesar Rp110.000.000.

Biaya perolehan barang dagang kantor pusat senilai Rp70.000.000.

d.

Kantor pusat menjual barang dagang seharga Rp254.000.000 ke pihak

eksternal dengan harga Rp500.000.000 selama tahun berjalan dan piutang

yang berhasil ditagih sebesar Rp480.000.000. Cabang Denpasar menjual

barang dagang senilai Rp128.000.000 ke pihak eksternal dengan harga

Rp200.000.000 dan berhasil menagih piutang sebesar Rp158.000.000.

Sejumlah persediaan yang dijual oleh cabang Denpasar senilai

(33)

e.

Cabang Denpasar mengirimkan kas sebesar Rp70.000.000 ke kantor pusat.

f.

Selama tahun berjalan beban operasi yang terjadi di kantor pusat sebesar

Rp133.000.000. Sementara beban operasi yang terjadi di cabang Denpasar

sebesar Rp34.000.000.

g.

Kantor Pusat membayar utang sebesar Rp390.000.000 selama tahun 20X1,

sementara cabang Denpasar membayar utang Rp77.000.000.

h.

PT Ultra mengumumkan dan membayar dividen sebesar Rp50.000.000.

i.

Pada akhir tahun 20X1, kantor pusat mencatat penyusutan sebesar

Rp30.000.000, sementara cabang Denpasar mencatat penyusutan Rp

6.000.000.

(34)
(35)

Ayat jurnal kantor pusat dan cabang PT Ultra 20XI

(36)

Ayat jurnal eliminasi yang diperlukan dalam kertas kerja disajikan pada Figur 17-3 untuk penyusunan laporan keuangan PT Ultra tahun 20X1 sebagai berikut :

E(24) Mengeliminasi akun antarperusahaan

Laba Cabang Denpasar 32.000.000

Kantor Pusat, saldo prapenutupan 170.000.000

Investasi di cabang Denpasar 202.000.000

E(25) Mengeliminasi laba kantor pusat dari beban pokok penjualan Laba yang Terealisasi atas Pengiriman ke Cabang 35.000.000

Beban Pokok Penjualan 35.000.000

E(26) Mengeliminasi laba yang belum terealisasi dari persediaan Laba Antarperusahaan yang Belum Terealisasi 5.000.000

Persediaan--Dari Kantor Pusat 5.000.000

E(27) Mereklasifikasi persediaan dari kantor pusat Persediaan 15.000.000

Persediaan—Dari Kantor Pusat 15.000.000

(37)
(38)
(39)
(40)

PERTIMBANGAN TAMBAHAN

Transaksi antar cabang kadang kala terjadi transfer aset atau jasa antar cabang.

Meskipun ada beberapa cara akuntansi untuk transfer seperti itu, pendekatan

yang umum digunakan adalah memperlakukan transfer seolah-olah transfer

terjadi karena kantor pusat. Cabang-cabang yang terlibat dalam transfer

antarcabang biasanya mencatat transaksi transfer seolah-olah terkait dengan

kantor pusat dibandingkan dengan cabang lainnya. Sebagai contoh, jika cabang

medan PT Jaya mentransfer kas sebesar Rp. 500.000.000,- dan persediaan

(41)

Cabang Medan

mencatat :

B(28) Mentransfer kas dan persediaan ke cabang Padang

Kantor Pusat 15.000.000

Kas

5.000.000

Persediaan 10.000.000

Cabang Padang

mencatat transfer dengan ayat jurnal

sebagai berikut.

B(29) Mentransfer kas dan persediaan dari cabang Medan

Kas

5.000.000

Persediaan 10.000.000

Kantor Pusat 15.000.000

Transaksi transfer dicatat oleh kantor pusat sebagai

berikut. Mentransfer kas dan persediaan dari cabang Medan ke cabang Padang

H(30) Investasi di Cabang Padang 15.000.000

(42)

LABA YANG BELUM TEREALISASI PADA PERSEDIAAN CABANG AWAL

Laba antar perusahaan yang termasuk dalam persediaan cabang diakui pada

pembukuan kantor pusat sebagai laba terealisasi ketika barang dagang telah

dijual oleh cabang. Perlakuannya sama seperti jika transfer antar perusahaan

terjadi saat periode berjalan. Pada periode dimana cabang menjual persediaan ke

pihak eksternal, kantor pusat mengurangi akun laba antar perusahaan yang

(43)

Fakultas Ekonomi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Akuntansi

Referensi

Dokumen terkait

Cabang membukukan dan mencatat semua transaksinya , kemudian mengirimkan kopi dokumen transaksi ke Kantor Pusat, dimana oleh Kantor Pusat akan dicatat pada buku yang

Bila bank menganut pencatatan secara sentralisasi, maka setiap transaksi antar cabang akan mengakibatkan pendebetan atau pengkreditan RAK Kantor pusat, namun bila bank

Kantor pusat melakukan penyesuaian pada akhir tahun untuk mengurangi akun pengiriman ke kantor cabang pada dasar biaya, memasukkan akun beban untuk keuntungan tak terealisasi di

Transfer antar kantor cabang terjadi mungkin kantor cabang yang satu mempunyai kelebihan uang transfer antar kantor cabang tersebut harus atas perintah atau sepengetahuan

Ketika barang-barang kiriman dari kantor pusat telah terjual kepada pihak eksternal, maka bagian dari laba belum direalisasi yang tercatat pada buku kantor pusat yang berkaitan

Cabang membukukan dan mencatat semua transaksinya , kemudian mengirimkan kopi dokumen transaksi ke Kantor Pusat, dimana oleh Kantor Pusat akan dicatat pada buku

Alasan perusahaan membutuhkan laporan keuangan gabungan antara kantor pusat dan kantor cabang adalah melihat kesesuaian antara semua akun pada laporan keuangan

Untuk tujuan pengendalian intern dan penilaian kinerja kantor pusat, sebaiknya digunakan metode yang kedua yaitu laba atau rugi kantor agen dipisahkan dengan laba atau rugi