• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 5d3b9ce554 BAB V5. bab 5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 5d3b9ce554 BAB V5. bab 5"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

5-1

Konsep dasar pembangunan yang mendasari dan dijadikan acuan dalam penyusunan rencana

dan pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya, yang tertuang dalam Rencana Program

Investasi Jangka Menengah (RPIJM) bidang Cipta Karya Kota Pematangsiantar adalah

konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Berdasarkan konsep dan pengertian pembangunan berkelanjutan, maka pembangunan

bidang Cipta Karya (RPIJM) di Kota Pematangsiantar harus memiliki karakteristik sebagai

berikut:

1. Harus dapat menggambarkan adanya kemampuan jangka panjang dari Kota

Pematangsiantar sebagai suatu sistem untuk berproduksi.

2. Berdasarkan karakteristik ini, maka lingkungan harus dibangun menjadi lebih layak huni;

ekosistem menjadi lebih sehat; pembangunan ekonomi dan sarana-prasarana menjadi

lebih responsif terhadap kebutuhan daerah lebih dari pada kepentingan, kebutuhan dan

keuntungan sekelompok elit masyarakat.

3. Adanya keseimbangan antara nilai-nilai yang bersifat lingkungan, ekonomi dan sosial.

4. Harus mengaitkan kepentingan lokal dengan kepentingan regional dan global.

5. Merupakan suatu proses yang dinamis, sehingga perencanaannya (RPIJM) juga harus

(2)

5-2 Berkaitan dengan karakteristik-karakteristik pembangunan berkelanjutan di atas, maka

safeguard lingkungan dan sosial pada hakekatnya bertujuan untuk memastikan bahwa

karakteristik-karakteristik tersebut dapat terpenuhi, baik dalam tahap perencanaan maupun

dalam tahap pelaksanaan pembangunan di bidang Cipta Karya di Kota Pematangsiantar.

Dengan terpenuhinya karakteristik-karakteristik tersebut, maka berbagai dampak negatif

lingkungan, sosial dan ekonomi yang muncul akibat adanya rencana program investasi

bidang Cipta Karya di Kota Pematangsiantar dapat diminimalisir atau bahkan dieliminir,

baik pada saat pra pelaksanaan/konstruksi, pelaksanaan/konstruksi maupun pada saat pasca

pelaksanaan/konstruksi.

Secara umum, safeguard sosial dan lingkungan diartikan sebagai usaha perlindungan

masyarakat dari dampak investasi Bidang Cipta Karya di Kota Pematangsiantar, baik dari

investasi sub bidang air minum, persampahan, drainase, air limbah, pengembangan

permukiman dan penataan bangunan dan lingkungan.

5.2 Komponen Safeguard

5.2.1. Komponen Sosial Ekonomi

1. Advokasi masyarakat untuk menimbulkan keyakinan bahwa pembangunan

Bidang Cipta Karya adalah sangat dibutuhkan oleh masyarakat umum.

2. Sosialisasi program pengamanan kegiatan ekonomi atas dampak yang

ditimbulkan oleh pembangunan Bidang Cipta Karya yang membutuhkan

lahan milik masyarakat.

3. Pengamanan kegiatan produktif masyarakat yang lahannya terkena

pembangunan Bidang Cipta Karya.

4. Pengamanan sistem ekonomi lokal, pada wilayah yang terkena dampak

pembangunan Bidang Cipta karya atau lahannya digunakan untuk

(3)

5-3

5. Kesepakatan kompensasi atas kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh

kegiatan pembangunan Bidang Cipta Karya.

6. Pemberdayaan ekonomi kelompok masyarakat yang terkena dampak

pembangunan Bidang Cipta Karya.

5.2.2 Komponen Sosial Budaya

1. Advokasi masyarakat untuk menimbulkan keyakinan bahwa pembangunan

Bidang Cipta Karya adalah sangat dibutuhkan oleh masyarakat umum.

2. Sosialisasi program pengamanan sosial atas dampak yang ditimbulkan oleh

pembangunan Bidang Cipta Karya yang membutuhkan lahan milik

masyarakat, yaitu program re-settlement (permukiman kembali) atau

konsolidasi lahan.

3. Kesepakatan biaya penggantian lahan atas lahan yang digunakan untuk

pembangunan Bidang Cipta Karya.

4. Kesepakatan permukiman kembali atau konsolidasi lahan atas masyarakat

yang lahannya digunakan oleh pembangunan bidang Cipta Karya.

5. Pemberdayaan masyarakat

5.2.3 Komponen Lingkungan

1. Studi AMDAL

2. Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

3. Pengelolaan dan Pemantauan Dampak Lingkungan

5.3 Metoda Pendugaan Dampak

Metoda pendugaan dampak menggunakan:

1. Studi AMDAL pada saat akan melaksanakan:

a. Pembangunan TPA

(4)

5-4

2. Pembahasan khusus tentang safeguard lingkungan sosial dan ekonomi pada saat

melakukan penyusunan Master Plan:

a. Persampahan

b. Drainase

c. Pengembangan Permukiman

5.4 Pemilihan Alternatif

Berdasarkan kelayakan teknis dan pembiayaan, maka alternatif safeguard lingkungan sosial

dan ekonomi adalah:

1. Sosialisasi Program Rencana Pembangunan RUSUNAWA di kota Pematangsiantar

2. Pencapaian kesepakatan atas pembelian lahan dan atau konsolidasi lahan.

3. Pencapaian kesepakatan atas pembelian lahan untuk pembangunan saluran drainase baru.

4. Pemberdayaan ekonomi.

5. Pemberdayaan ekonomi dalam bentuk integrasi dalam sistem 3R bagi masyarakat di

seputar TPA.

6. Pemberdayaan masyarakat untuk memelihara dan mengelola sarana dan prasaran

lingkungan yang akan dibangun.

5.5 Rencana Pengelolaan Safeguard Sosial dan Lingkungan

5.5.1 Sub Bidang Air Minum

Dari hasil analisa teknis, pembangunan sumber air baku, perpipaan baik transmisi maupun

distribusi tidak akan mengambil lahan masyarakat. Selain itu lahan yang digunakan untuk

pembuatan sumur bor merupakan hibah dari masyarakat, sehingga tidak perlu ada

penggantian lahan maupun re-settlment penduduk. Disimpulkan bahwa investasi Sub

Bidang Air Minum tidak akan menimbulkan dampak negatif, baik dari segi lingkungan,

sosial maupun ekonomi. Sehingga pengelolaan safeguard sosial dan lingkungan investasi

(5)

5-5

5.5.2 Sub Bidang Air Limbah

Investasi sistem terpusat (off site) memerlukan studi AMDAL, tetapi investasi utama

(peningkatan kualitas IPAL dan perpipaan primer/sekunder) sudah dicover dalam

Masterplan Drainase yang merupakan program pembiayaan dari APBN. Oleh karena itu

tidak dibahas dalam dokumen RPIJM Bidang Cipta Karya ini.

Pembangunan fisik untuk sistem setempat dalam bentuk IPAL Komunal di RUSUNAWA

membutuhkan lahan. Lahan tersebut berada satu paket dengan pengadaan lahan untuk

RUSUNAWA sehingga studi AMDAL sudah termasuk dalam paket pembangunan

RUSUNAWA melalui Sub Bidang Pengembangan Permukiman. Sehingga pengelolaan

safeguard sosial dan lingkungan investasi Sub Bidang Air Limbah hanya dalam bentuk Program Pemberdayaan Masyarakat.

5.5.3 Sub Bidang Persampahan

Investasi Sub Bidang Persampahan memerlukan Studi AMDAL, pembelian lahan untuk

TPA, serta kompensasi bagi masyarakat seputar TPA dalam bentuk pemberdayaan

masyarakat melalui Program 3R.

Pembelian lahan diupayakan membeli lahan kebun milik PT. Perkebunan Nusantara

(BUMN), sehingga tidak memerlukan re-settlement maupun konsolidasi lahan. Pengelolaan

dan pemantauan dampak di seputar lokasi TPA akan dilaksanakan berdasarkan hasil Studi

(6)

5-6

5.5.4 Sub Bidang Drainase

Pembangunan saluran induk baru memerlukan lahan, untuk itu dilakukan pembelian lahan

sepanjang calon saluran induk baru.

Lahan yang dibebaskan adalah selebar 4 meter sepanjang calon saluran induk baru.

Berdasarkan hasil identifikasi didapat bahwa tidak ada aktivitas ekonomi sepanjang calon

saluran tersebut, sehingga tidak diperlukan program pemberdayaan ekonomi sebagai

kompensasi atas hilangnya mata pencaharian masyarakat. Selain itu, pembebasan lahan tidak

akan mengakibatkan hilangnya rumah tinggal masyarakat, sehingga tidak memerlukan

program re-settlment maupun konsolidasi lahan.

5.5.5 Sub Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan

Khusus untuk investasi pada Sub Bidang Penataan Bangunan Lingkungan, tidak ada

program yang bersifat fisik yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan,

sosial dan ekonomi masyarakat.

5.5.6 Sub Bidang Pengembangan Permukiman

Program Penataan dan Peremajaan Kawasan di Kota Pematangsiantar serta Program

Pembangunan Peningkatan Sarana dan Prasarana jalan setiap kecamatan di Kota

Pematangsiantar, justru menghasilkan dampak positif. Jadi program ini sekaligus merupakan

safeguard lingkungan sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Guna meningkatkan efektivitas program tersebut, kegiatan penataan dan peremajaan kawasan didukung oleh program

pemberdayaan masyarakat untuk pemeliharaan prasarana dasar yang akan dibangun.

Program pematangan tanah untuk KASIBA - LISIBA di kawasan kumuh, memerlukan

pembelian lahan lagi, karena lahan belum tersedia saat ini. Sehingga memerlukan

re-settlement maupun konsolidasi lahan. Akan tetapi juga memungkinkan dilakukan

(7)

5-7

1. Sosialisasi program konsolidasi lahan

2. Kesepakatan konsolidasi lahan

3. Program pemberdayaan ekonomi selama proses konsolidasi itu berlangsung.

5.6 Rencana Pemantauan Safeguard Sosial dan Lingkungan

Para pihak yang terlibat dalam pemantauan dalam safeguard sosial dan lingkungan adalah:

1. Badan Lingkungan Hidup Kota Pematangsiantar sebagai koordinator pemantauan.

2. Bappeda Kota Pematangsiantar sebagai koordinator pembangunan.

3. Dinas Tarukim sebagai pihak yang membangun suatu program fisik yang ada.

4. Dinas Kebersihan sebagai pihak yang membangun TPA.

5. Dinas Bina Marga sebagai pihak yang membangun saluran baru.

Ada dua bentuk pemantauan, pertama adalah program yang tidak memerlukan Studi

AMDAL, maka langkah-langkah yang akan dilakukan adalah:

1. Akan dibuat format pemantauan dampak atas program-program bidang Cipta Karya oleh

Badan Lingkungan Hidup Kota Pematangsiantar. Format ini dikoordinasikan dengan

Bappeda dan SKPD terkait.

2. Dilakukan pelaksanaan pemantauan secara berkala oleh Badan Lingkungan Hidup.

3. Dilakukan perumusan kesimpulan atas hasil pemantuan berkala oleh Badan Lingkungan

Hidup.

4. Melakukan koordinasi apabila ditemukan dampak negatif yang muncul dalam proses

pembangunan tersebut atau setelah proses pembangunan tersebut selesai untuk dicari

solusi atas dampak negatif tersebut.

5. Koordinasi ini dilakukan oleh Badan Lingkungan Hidup - Bappeda - SKPD terkait.

Kemudian adalah program yang dilengkapi dengan Studi AMDAL, sesuai dengan ketentuan

maka mekanisme yang harus dilalui adalah:

1. Persetujuan Komisi AMDAL atas rencana pembangunan TPA dan RUSUNAWA.

2. Persetujuan Komisi AMDAL atas RKL dan RPL RUSUNAWA dan TPA.

3. Pemantauan oleh Komisi AMDAL dan Badan Lingkungan Hidup atas UPL dan UKL di

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melengkapi data pribadi siswa atau peserta didik, selanjutnya adalah melengkapid data orangtua, data ayah, ibu kandung dan atau data wali. Data ini masi dalam satu

Pengumuman kelima tim yang lolos seleksi berkas tanggal 08 November 2012 melalui telepon oleh panitia dan pengumuman melalui website : gema.sakti1@gmail.com Jika salah satu tim

Sebuah negara dapat menjadi simbol yang kuat asalkan memiliki hubungan yang erat dengan produk, bahan, dan kemampuan. Disamping beberapa acuan yang telah disebutkan,

Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa hipotesis ketiga diterima kebenarannya, yaitu Budaya Organisasi berpengaruh langsung secara positif terhadap Prestasi Kerja

Pengembangan instrumen penilaian ini akan difokuskan kepada tes bersifat formatif yang dalikukan untuk mengevaluasi hasil belajar anak setelah memperoleh materi dari

Jika kumparan stator mendapatkan suplai arus tiga fasa maka pada kumparan tersebut akan timbul flux magnit putar sehingga mengakibatkan rotor berputar karena

diberikan kewenangan oleh peraturan perundang-undangan untuk membentuk peradilan khusus sengketa pemilihan umum kepala daerah, maka dapat meminimalisir kesalahan, karena

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yang menggunakan pembelajaran aktif tipe Practice rehearsal pairs lebih baik dari kemampuan