Nama : Hilda Vivi Christiyanti Kelas : Akuntansi 3A1
NIM : 2014017014
Ethics and the Audit Profession
Perilaku Etis dan Perilaku Non Etis Bagi Perorangan, Profesional dan Konteks Bisnis Etika didefinisikan sebagai sebagian prinsip atau nilai moral. Perilaku etis sangat diperlukan oleh masyarakat agar dapat berfungsi secara teratur. Kebutuhan akan etika dalam masyarakat cukup penting, sehingga banyak nilai etika yang umum dimasukan kedalam undang-undang.
Perilaku non etis sebagai tindakan yang berbeda dengan apa yang mereka anggap tepat dilakukan dalam situasi tertentu. Ada dua alasan mengapa seseorang melakukan tindakan tidak etis, antara lain :
1. Standar etika seseorang berbeda dengan masyarakat umum 2. Orang itu memilih untuk bertindak mementingkan diri sendiri.
Dilema Etika
Situasi yang dihadapi seseorang dimana ia harus mengambil keputusan tentang perilaku yang tepat. Metode – metode rasionalisasi yang sering digunakan untuk tindakan tidak etis:
1. Seorang melakukannya
2. Jika sah menurut hukum, itu etis
3. Kemunkinan penemuan dan Konsekuaensinya Pendekatan sederhana untuk menyelesaikan dilema etika :
1. Memperoleh fakta yang relevan
2. Mengidentifikasi isu-isu etis berdasarkan fakta tersebut
3. Menemukan siapa yang akan tertpengaruh oleh akibat dari dilema tersebut dan bagaimana setiap orang atau kelompok itu terpengaruhi
4. Mengidentifikasi berbagai alternatif yang tersedia bagi orang yang harus menyelesaikan dilema tersebut
5. Mengidentifikasi konsekuensi yang munkin terjadi dari setiap alternatif 6. Memutuskan tindakan yang tepat
Kebutuhan Khusus Akan Perilaku Etis dalam Profesi
Profesional adalah tanggung jawab untuk bertindak lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab diri sendiri maupun ketentuan hukum dan peraturan masyarakat.
Kode Perilaku Profesional
Kode perilaku profesional AICPA menyediakan baik standar umum perilaku yang ideal maupun peraturan perilaku khusus yang harus diberlakukan.
Definisi yang diambil dari Kode Perilaku Profesional AICPA, antara lain :
2. Kantor Akuntan, bentuk organisasi yang diizinkan oleh hukum atau peraturan yang karakteristiknya sesuai dengan resolusi Dewan AICPA yang bertugas dalam praktik akuntansi publik.
3. Institute, AICPA
4. Anggota, seorang anggota, anggota asosiasi internasional dari AICPA
5. Praktik akuntansi publik, terdiri dari pelaksanaan kerja untuk klien oleh seorang anggota atau kantor akuntan anggota
Prinsip-prinsip etis :
1. Tanggung Jawab, para anggota harus melaksanakan pertimbangan profesional dan moral yang sensitif dalam semua aktifitas mereka
2. Kepentingan pemilik, anggota menerima kewajiban untuk bertindak sedemikian rupa agar dapat melayani kepentingan publik, menghargai kepercayan publik serta menunjukan komitmennya pada profesionalismenya
3. Integritas, para anggota harus melaksanakan seluruh tanggungjawab profesionalnya dengan tingkat integritas tinggi
4. Objektivitas dan independensi, anggota harus mempertahankan dan bebas dari konflik kepentingan dalam melaksanakan tanggung jawab profesionalnya.
5. Keseksamaan, anggota harus memperhatikan standar etis profesi
6. Ruang Lingkup dan Sifat Jasa, anggota yang berpraktik bagi publik harus memperhatikan prinsip – prinsip kode perilaku pofesional dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang akan disediakannya.
Independen, Integritas dan Objektivitas dalam hubungan dengan kode etik
Independensi, seorang anggota yang berpraktik untuk perusahaan publik harus independensi dalam pelaksanaan jasa profesionalnya sebagaimana disyaratkan oleh standar yang dirumuskan lembaga yang dibentuk oleh dewan.