•
INFLA MA SI
Inflamasi :
Inflame
untuk membakar
Inflamasi Respons biologis yang kompleks dari jaringan
vaskuler terhadap stimuli yang membahayakan tubuh :
patogen, perusak sel atau iritan.
Inflamasi
usaha protektif organisme untuk melenyapkan
stimuli yang membahayakan
usaha awal dari proses
penyembuhan
Tanpa inflamasi luka atau infeksi tidak akan pernah
tersembuhkan
.
Galen abad ke 2
kehilangan fungsi alat yang terkena
cedera.
3
W hat Causes Inflammation
?
DAILY LIVING
Diet
Worry
Sunlight
Cosmetic ingredients & other chemicals
Stress Infeksi :
Inflamasi
Tissue trauma
Dilation of arterioles, and
capillaries Pyremia - heat
Komponen seluler dari inflamasi
Sel sel inflamasi
:
•
Netrofil, maktofag dan limfosit
sel efektor utama dalam
reaksi akut atau reaksi imun
•
Netrofil
sel utama pada inflamasi dini, bermigrasi ke
jaringan
terjadi pada 6 jam pertama
•
Produksi Netrofil orang dewasa normal
10
10/ µl hari
•
M eningkat 10 kali jika terjadi inflamasi
migrasi ke
sirkulasi
vasodilatasi, kebocoran cairan pembuluh
darah
edema
•
Pada inflamasi akut netrofil sirkulasi meningkat
dengan
segera dari 5000/ µl sampai 30.000/ µl
migrasi netrofil ke
sirkulasi dari sumsum tulang dan persediaan marginal
•
Eosinofil
berhubungan erat dengan proses terjadinya
reaksi alergi dan infeksi parasit cacing.
•
Sel M ast
sel yang berada dalam jaringan & berperan
dalam reaksi inflamasi melalui IgE.
Sel mast mengandung granul
granulnya kaya histamin,heparin TNF-
ɑ dan mediator inflamasi
.
•
Basofil
berada dalam sirkulasi
Fungsinya sama dengan sel mast, memprakarsai terjadinya reaksi inflamasi melalui IgE.
•
Trombosit
Fragmen tidak berinti .
Fungsi utamanya
proses pembekuan darah, dapat menyimpan & melepaskan kembali substansi mediator yang berperan penting dalam efek proinflamasi.A. Sel Endotel
* M erupakan pembatas antara darah dan rongga
ekstravaskuler
* Tidak lengket
dapat mencegah koagulasi, adhesi sel dan
kebocoran cairan rongga intravaskuler
* Berperan dalam pengaturan tonus vaskuler dan perfusi
jaringan melalui pelepasan komponen vasodilator
(prostasiklin / PGI2, adenosin dan EDRF dan komponen
vasokontriksi (endotelin)
* Bila sel endotel Rusak maka
> sifat antikoagulasinya akan terhilang
B. M olekul adhesi – M igrasi lekosit
Pada keadaaan normal hanya melekat sedikit pada sel endotel jika ada inflamasi, adhesi antara lekosit dan SE
Interaksi adhesi diatur oleh ekspresi permukaan sel yaitu molekul adhesi serta ligan/ reseptornya
Pelepasan mediator inflamasi meningkatkan molekul adhesi baik pada sel inflamasi (neutrofil, monosit) maupun pada SE.
Pelepasan mediator inflamasi meningkatkan :
- adhesi
- perubahan arus darah
- marginasi
c. Ekstravasasi lekosit
Segera setelah timbul respon inflamasi
berbagai
sitokin dan mediator inflamasi lainnya bekerja
terhadap endotel pembuluh darah lokal
peningkatan ekspresi CAM .
Netrofil
sel pertama
yang berikatan dengan sel
Respon defensif pada cedera jaringan.
M embatasi penyebaran patogen, menghancurkannya, mengeluarkanbahan asing, debris dan memulai tissue repair
Reaksi pertahanan diri terhadap infeksi, maupun trauma fisik dan zat kimiayang merusak.
Untuk mempersiapkan perbaikan pada jaringan yang mengalami kerusakan dan membantu dalam penyembuhan.
Akhiran-itis menunjukkanperadangan pada organ tertentu
The Three Stages of Inflammation
1. Vasodilation and increased vessel permeability
due to
histamine (and ot her cytokine) release
edema
2. Phagocyte migration and phagocytosis
M arginat ion and diapedesis (emigrat ion)
Chemotaxis (due to various cytokines and
component s of complement system)
Pus format ion
Factors challenging effect iveness of phagocytosis
Copyright 2009, John Wiley & Sons, Inc.
Vasodilation and increased permeability of
blood vessels
–
Increased diameter of arterioles allows more blood flow
t hrough area bringing supplies and removing debris
–
Increased permeabilit y means substances normally
retained in t he blood are permitted to pass out –
ant ibodies and clott ing factors
Untuk mencapai lokasi fagositosis, netrofil mengalami ekstravasasi
interaksi molekul adhesi diinduksi oleh sitokinEkstravasasi :
a. Perlekatan longgar pada endotel pembuluh darah
sel sel di sumbu arus mengikuti arus aliran darah cepat, di arus tepi mengalir dengan lambat bersinggungan dengan permukaan endotel
berinteraksi antara molekul selektin E sel endotel dengan ligannyab. Gerakan menggelinding
gerakan yang tidak stabil shg mudah lepas
arus, kemudian terikat lagi dan lepas lagi dst.c. Perlekatan ketat pada endotel
terjadi interaksi ICAM -1 pada endotel dengan integrin (LFA dan M ac)
stabil dan stopmenggelinding
d. Diapedesis
interaksi antara integrin (LFA dan M ac-1) dari lekosit dan adanya partisipasi dari molekul adhesi CD31e. M igrasi
pergerakan sel netrofil dalam jaringan oleh IL-8 menuju konsentrasi yang lebih pekat disebut kemotaksis
di daerah infeksi
aktivasi komplemen C5 dipecah oleh enzimInflammatory Process
Diapedesis
Margination
Copyright 2009, John Wiley & Sons, Inc.
Calor Rubor Tumor Dolor Funct io laesa
Patogenesis :
Tiga proses utama terjadi di daerah inflamasi : merilis
mediator kimia:
Peningkatan aliran darah (kemerahan & panas).
M eningkatkan permiabilitas vascular
(pembengkakan, nyeri & kehilangan fungsi).
Proses ini meliputi beberapa tahapan
:
(1)
Initial phases
perubahan dalam aliran darah lokal &
akumulasi dari sel inflamasi (neutrofil, makrofag,
DCs, & limfosit) & molekul plasma
membunuh
mikroba
(2)
M idle phase
resolusi
initial insults
(3)
Final phase
terminasi pada inflamasi dan perbaikan
jaringan
(4) Sitokin dan kemokin Inflamasi diaktifkan
makrofag mengatur perekrutan leukosit lainnya,
M isalnya, TNF-a, IL-1 & IL-6.
IL-4 mengaktivasi makrofag perbaikan jaringan & barrier immunity IL-10 wound healing & membersihkan sesudah infeksi infeksi
I nf lamasi
5
. Interferon dan sel NK
sangat penting untuk
membatasi
penyebaran virus
6
. Sistem enzim plasma memodulasi inflamasi dan
remodeling.
Ada empat sistem enzim utama pada plasma sbb
(1) Clotting sistem
sistem pembekuan darah
(2) Plasmin
enzim yang larut pada pembekuan darah
(fibrin)
Tipe Inflammation
22 Akut
•
Lokal•
Intens•
Durasi pendek (menit -hari)•
Respon biasanya cepat, terutama neutrofil•
Terdapat perubahan vaskuler dan eksudasiKronis
•
Dipicu jika fase AKUT tidak efektif•
Intensitasnya rendah•
Durasi panjang (hari ke seumur hidup)•
Akumulasi makrofag dan limfositInflamasi Akut
khas respon imunitas non spesifik
Respon inflamasinya
cepat
dan
berlangsung sebentar
Biasanya disertai reaksi sistemik yang disebut respon
fase
akut
ditandai perubahan cepat dalam kadar
beberapa protein plasma
Reaksi
rumit dan berantai
vasodilatasi kebocoran
vaskulator mikro dengan eksudasi cairan dan
protein serta infiltrasi lokal sel sel inflamasi
Respon fase akut
Organ hati
sangat penting untuk menurunkan proses
inflamasi sistemik maupun lokal
Terjadi perubahan konsentrasi protein plasma yang
berasal dari hepatosit dikenal sebagai protein fase akut :
CRP, amyloid A serum, fibrinogen .
Protein tersebut berfungsi :
- menginaktivasi protease serin dan
Could not find cit at ion for EID: null
Inflamasi kronis
Terjadi bila inflamasi akut gagal, saat antigen menetap.
Inflamasi yang berlangsung lama (mingguan atau bulanan). Inflamasi dapat terjadi dengan adanya infeksi mikroorganisme yang lama, terpapar penyebab toksik, dan adanya reaksi imun
Antigen yang persisten
menimbulkan aktivasi dan akumulasi makrofag yang terus menerus.Infeksi bakteri kronis
memacu pembentukangranuloma berupa agregat fagosit mononuklear dan sel plasma yang disebut DTH
Sitokin yang berperan pada inflamasi kronisadalah
M ediator inflamasi.
Protein plasma seperti komplemen & antibodi.
Protein lain seperti sPLA2 dan fase akut reaktan.
Sitokin dan Chemokin
IL-1, IL-6 dan TNF-
α
menginduksi perubahan lokal dan sistemik.
•
Ke 3 sitokin tsb
menginduksi koagulasi dan IL-1
menginduksi ekskresi molekul adhesi pada sel endotel
spt TNF
α
•
TNF-
α
meningkatkan ekspresi selektin E,
IL-1
menginduksi peningkatan ekspresi ICAM -1 dan
VICAM -1
Lipid
seperti prostaglandin dan PAF.
Amina
seperti histamin
vasodilatasi & kontraksi
otot polos
Prostaglandin
vasodilatasi dan peningkatan
permiabilitas vaskuler
'Gas' seperti NO dan O2-.
Kinins seperti bradikinin
menginduksi vasodilatasi
dan peningkatan permiabilitas vaskuler
efek
anafilatoksin : C3a dan C5a
degranulasi sel mast
melepas histamin
Neuropeptides
seperti zat P. (neurotransmiter)
REAKSI INFLAM ASI
Inflamasi diawali oleh kompleks interaksi mediator-mediator kimiawi
•
Histamin
dilepaskan oleh sel merangsang
vasodilatasi
dan peningkatan
permeabilitas kapiler
•
Lekotrin
dihasilkan dari membran sel meningkatkan kontraksi otot polos
mendorong kemotaksis untuk netrofil
•
Prostaglandin
dihasilkan dari membran sel meningkatkan vasodilatasi,
permeabilitas vaskuler mendorong kemotaksis untuk netrofil
•
Platelet aggregating factors
REAKSI INFLAM ASI
•
Kemokin- dihasilkan oleh sel
- pengatur lalu lintas lekosit di lokasi inflamasi)
beberapa macam kemokin: IL-8 (interleukin-8), RANTES
(regulated upon activation normal T cell expressed and secreted), M CP (monocyte chemoattractant protein)
•
Sitokin- dihasilkan oleh sel-sel fagosit di lokasi inflamasi
- pirogen endogen yang memicu demam melalui hipotalamus, - memicu produksi protein fase akut oleh hati,
- memicu peningkatan hematopoiesis oleh sumsum tulang
lekositosis beberapa macam sitokin yaitu: IL-1 (interleukin-1), IL-6 (interleukin-6), TNF-a (tumor necrosis factor alpha).
•
M ediator lain (dihasilkan akibat proses fagositosis).beberapa mediator lain: nitrat oksida, peroksida dan oksigen
Wound Healing atau penyembuhan luka
Adalah suatu proses alami, baik secara selular maupun biokimia, yang dilakukan oleh tubuh untuk regenerasi jaringan dermis atau epidermis sebagai respon atas suatu jejas atau injuri.
Proses penyembuhan luka terjadi melalui 3 tahapan yang dinamis, terkait dan berkesinambungan tergantung pada jenis dan derajat luka.
Tahapan penyembuhan luka terdiri dari: 1. Fase inflamasi. Eksudasi
1. Fase inflamasi.
Ditandai
M igrasi sel lekosit (terutama netrofil) ke ekstra vaskuler
Eksudasi menghentikan perdarahan mempersiapkan tempat luka
Pembekuan darah (clotting) agar hemostasis,
Pelepasan bermacam-macam faktor untuk menarik sel-sel yang akan memfagosit debris, bakteri, dan jaringan yang rusak, serta pelepasan faktor yang akan memulai proliferasi jaringan2. Fase proliferasi/ Granulasi
Pembentukan jaringan granulasi untuk menutup defek atau cedera pada jaringan yang luka.
Pada fase ini terjadi angiogenesis atau neovaskularisasi, yaitu proses pembentukan pembuluh darah baru dan penting untuk penyembuhan luka.
Saat angiogenesis aktivitas fibroblas dan epitelialmembutuhkan oksigen dan nutrisi untuk
memproduksi plasminogen activator dan collagenase.3. Fase maturasi/ Diferensiasi dan remodeling
Saat kadar produksi dan degradasi kolagen mencapai keseimbangan, maka mulailah fase maturasi dari
penyembuhan jaringan luka.
1. Usia
2. Nutrisi / M alnutrisi
Klien memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral seperti Fe, Zn. Klien yang
gemuk meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena supply darah jaringan adipose tidak adekuat.
3. Infeksi
Infeksi luka menghambat penyembuhan. Bakteri sumber penyebab infeksi.
4. Sirkulasi (hipovolemia) dan hipoksia
Sejumlah kondisi fisik dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Adanya sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak (yang memiliki sedikit pembuluh darah).
5. Hematoma
Hematoma merupakan bekuan darah. Jika terdapat bekuan yang besar, butuh w aktu atau menghambat proses penyembuhan
luka.
6. Benda asing
Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah (pus).
7. Iskemia, penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah.
8. Diabetes
Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan
peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. 9. Keadaan beberapa luka dapat gagal untuk menyatu.
10. Obat
a. Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cedera.
b. Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan
c. Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.