• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanpa inflamasi luka atau infeksi tidak akan pernah tersembuhkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Tanpa inflamasi luka atau infeksi tidak akan pernah tersembuhkan"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

INFLA MA SI

(2)

Inflamasi :

Inflame

untuk membakar

Inflamasi Respons biologis yang kompleks dari jaringan

vaskuler terhadap stimuli yang membahayakan tubuh :

patogen, perusak sel atau iritan.

Inflamasi

usaha protektif organisme untuk melenyapkan

stimuli yang membahayakan

usaha awal dari proses

penyembuhan

Tanpa inflamasi luka atau infeksi tidak akan pernah

tersembuhkan

.

Galen abad ke 2

kehilangan fungsi alat yang terkena

cedera.

(3)

3

W hat Causes Inflammation

?

DAILY LIVING

Diet

Worry

Sunlight

Cosmetic ingredients & other chemicals

Stress Infeksi :

(4)

Inflamasi

Tissue trauma

Dilation of arterioles, and

capillaries Pyremia - heat

(5)

Komponen seluler dari inflamasi

Sel sel inflamasi

:

Netrofil, maktofag dan limfosit

sel efektor utama dalam

reaksi akut atau reaksi imun

Netrofil

sel utama pada inflamasi dini, bermigrasi ke

jaringan

terjadi pada 6 jam pertama

Produksi Netrofil orang dewasa normal

10

10

/ µl hari

M eningkat 10 kali jika terjadi inflamasi

migrasi ke

sirkulasi

vasodilatasi, kebocoran cairan pembuluh

darah

edema

Pada inflamasi akut netrofil sirkulasi meningkat

dengan

segera dari 5000/ µl sampai 30.000/ µl

migrasi netrofil ke

sirkulasi dari sumsum tulang dan persediaan marginal

(6)

Eosinofil

berhubungan erat dengan proses terjadinya

reaksi alergi dan infeksi parasit cacing.

Sel M ast

sel yang berada dalam jaringan & berperan

dalam reaksi inflamasi melalui IgE.

Sel mast mengandung granul

granulnya kaya histamin,

heparin TNF-

ɑ dan mediator inflamasi

.

Basofil

berada dalam sirkulasi

Fungsinya sama dengan sel mast, memprakarsai terjadinya reaksi inflamasi melalui IgE.

Trombosit

Fragmen tidak berinti .

Fungsi utamanya

proses pembekuan darah, dapat menyimpan & melepaskan kembali substansi mediator yang berperan penting dalam efek proinflamasi.

(7)

A. Sel Endotel

* M erupakan pembatas antara darah dan rongga

ekstravaskuler

* Tidak lengket

dapat mencegah koagulasi, adhesi sel dan

kebocoran cairan rongga intravaskuler

* Berperan dalam pengaturan tonus vaskuler dan perfusi

jaringan melalui pelepasan komponen vasodilator

(prostasiklin / PGI2, adenosin dan EDRF dan komponen

vasokontriksi (endotelin)

* Bila sel endotel Rusak maka

> sifat antikoagulasinya akan terhilang

(8)

B. M olekul adhesi – M igrasi lekosit

Pada keadaaan normal hanya melekat sedikit pada sel endotel jika ada inflamasi, adhesi antara lekosit dan SE

Interaksi adhesi diatur oleh ekspresi permukaan sel yaitu molekul adhesi serta ligan/ reseptornya

Pelepasan mediator inflamasi meningkatkan molekul adhesi baik pada sel inflamasi (neutrofil, monosit) maupun pada SE.

Pelepasan mediator inflamasi meningkatkan :

- adhesi

- perubahan arus darah

- marginasi

(9)

c. Ekstravasasi lekosit

Segera setelah timbul respon inflamasi

berbagai

sitokin dan mediator inflamasi lainnya bekerja

terhadap endotel pembuluh darah lokal

peningkatan ekspresi CAM .

Netrofil

sel pertama

yang berikatan dengan sel

(10)

Respon defensif pada cedera jaringan.

M embatasi penyebaran patogen, menghancurkannya, mengeluarkan

bahan asing, debris dan memulai tissue repair

Reaksi pertahanan diri terhadap infeksi, maupun trauma fisik dan zat kimia

yang merusak.

Untuk mempersiapkan perbaikan pada jaringan yang mengalami kerusakan dan membantu dalam penyembuhan.

Akhiran-itis menunjukkan

peradangan pada organ tertentu

(11)

The Three Stages of Inflammation

1. Vasodilation and increased vessel permeability

due to

histamine (and ot her cytokine) release

edema

2. Phagocyte migration and phagocytosis

M arginat ion and diapedesis (emigrat ion)

Chemotaxis (due to various cytokines and

component s of complement system)

Pus format ion

Factors challenging effect iveness of phagocytosis

(12)

Copyright 2009, John Wiley & Sons, Inc.

Vasodilation and increased permeability of

blood vessels

Increased diameter of arterioles allows more blood flow

t hrough area bringing supplies and removing debris

Increased permeabilit y means substances normally

retained in t he blood are permitted to pass out –

ant ibodies and clott ing factors

(13)

Untuk mencapai lokasi fagositosis, netrofil mengalami ekstravasasi

interaksi molekul adhesi diinduksi oleh sitokin

Ekstravasasi :

a. Perlekatan longgar pada endotel pembuluh darah

sel sel di sumbu arus mengikuti arus aliran darah cepat, di arus tepi mengalir dengan lambat bersinggungan dengan permukaan endotel

berinteraksi antara molekul selektin E sel endotel dengan ligannya

b. Gerakan menggelinding

gerakan yang tidak stabil shg mudah lepas

arus, kemudian terikat lagi dan lepas lagi dst.

c. Perlekatan ketat pada endotel

terjadi interaksi ICAM -1 pada endotel dengan integrin (LFA dan M ac)

stabil dan stop

menggelinding

d. Diapedesis

interaksi antara integrin (LFA dan M ac-1) dari lekosit dan adanya partisipasi dari molekul adhesi CD31

e. M igrasi

pergerakan sel netrofil dalam jaringan oleh IL-8 menuju konsentrasi yang lebih pekat disebut kemotaksis

di daerah infeksi

aktivasi komplemen C5 dipecah oleh enzim

(14)
(15)

Inflammatory Process

Diapedesis

Margination

(16)
(17)

Copyright 2009, John Wiley & Sons, Inc.

(18)

Calor Rubor Tumor Dolor Funct io laesa

(19)

Patogenesis :

Tiga proses utama terjadi di daerah inflamasi : merilis

mediator kimia:

Peningkatan aliran darah (kemerahan & panas).

M eningkatkan permiabilitas vascular

(pembengkakan, nyeri & kehilangan fungsi).

(20)

Proses ini meliputi beberapa tahapan

:

(1)

Initial phases

perubahan dalam aliran darah lokal &

akumulasi dari sel inflamasi (neutrofil, makrofag,

DCs, & limfosit) & molekul plasma

membunuh

mikroba

(2)

M idle phase

resolusi

initial insults

(3)

Final phase

terminasi pada inflamasi dan perbaikan

jaringan

(4) Sitokin dan kemokin Inflamasi diaktifkan

makrofag mengatur perekrutan leukosit lainnya,

M isalnya, TNF-a, IL-1 & IL-6.

IL-4 mengaktivasi makrofag  perbaikan jaringan & barrier immunity IL-10  wound healing & membersihkan sesudah infeksi infeksi

(21)

I nf lamasi

5

. Interferon dan sel NK

sangat penting untuk

membatasi

penyebaran virus

6

. Sistem enzim plasma memodulasi inflamasi dan

remodeling.

Ada empat sistem enzim utama pada plasma sbb

(1) Clotting sistem

sistem pembekuan darah

(2) Plasmin

enzim yang larut pada pembekuan darah

(fibrin)

(22)

Tipe Inflammation

22 Akut

Lokal

Intens

Durasi pendek (menit -hari)

Respon biasanya cepat, terutama neutrofil

Terdapat perubahan vaskuler dan eksudasi

Kronis

Dipicu jika fase AKUT tidak efektif

Intensitasnya rendah

Durasi panjang (hari ke seumur hidup)

Akumulasi makrofag dan limfosit

(23)

Inflamasi Akut

khas respon imunitas non spesifik

Respon inflamasinya

cepat

dan

berlangsung sebentar

Biasanya disertai reaksi sistemik yang disebut respon

fase

akut

ditandai perubahan cepat dalam kadar

beberapa protein plasma

Reaksi

rumit dan berantai

vasodilatasi kebocoran

vaskulator mikro dengan eksudasi cairan dan

protein serta infiltrasi lokal sel sel inflamasi

(24)

Respon fase akut

Organ hati

sangat penting untuk menurunkan proses

inflamasi sistemik maupun lokal

Terjadi perubahan konsentrasi protein plasma yang

berasal dari hepatosit dikenal sebagai protein fase akut :

CRP, amyloid A serum, fibrinogen .

Protein tersebut berfungsi :

- menginaktivasi protease serin dan

(25)

Could not find cit at ion for EID: null

(26)

Inflamasi kronis

Terjadi bila inflamasi akut gagal, saat antigen menetap.

Inflamasi yang berlangsung lama (mingguan atau bulanan). Inflamasi dapat terjadi dengan adanya infeksi mikroorganisme yang lama, terpapar penyebab toksik, dan adanya reaksi imun

Antigen yang persisten

menimbulkan aktivasi dan akumulasi makrofag yang terus menerus.

Infeksi bakteri kronis

memacu pembentukan

granuloma berupa agregat fagosit mononuklear dan sel plasma yang disebut DTH

Sitokin yang berperan pada inflamasi kronisadalah

(27)
(28)

M ediator inflamasi.

Protein plasma seperti komplemen & antibodi.

Protein lain seperti sPLA2 dan fase akut reaktan.

Sitokin dan Chemokin

IL-1, IL-6 dan TNF-

α

menginduksi perubahan lokal dan sistemik.

Ke 3 sitokin tsb

menginduksi koagulasi dan IL-1

menginduksi ekskresi molekul adhesi pada sel endotel

spt TNF

α

TNF-

α

meningkatkan ekspresi selektin E,

IL-1

menginduksi peningkatan ekspresi ICAM -1 dan

VICAM -1

(29)

Lipid

seperti prostaglandin dan PAF.

Amina

seperti histamin

vasodilatasi & kontraksi

otot polos

Prostaglandin

vasodilatasi dan peningkatan

permiabilitas vaskuler

'Gas' seperti NO dan O2-.

Kinins seperti bradikinin

menginduksi vasodilatasi

dan peningkatan permiabilitas vaskuler

efek

anafilatoksin : C3a dan C5a

degranulasi sel mast

melepas histamin

Neuropeptides

seperti zat P. (neurotransmiter)

(30)

REAKSI INFLAM ASI

Inflamasi diawali oleh kompleks interaksi mediator-mediator kimiawi

Histamin

dilepaskan oleh sel merangsang

vasodilatasi

dan peningkatan

permeabilitas kapiler

Lekotrin

dihasilkan dari membran sel meningkatkan kontraksi otot polos

mendorong kemotaksis untuk netrofil

Prostaglandin

dihasilkan dari membran sel meningkatkan vasodilatasi,

permeabilitas vaskuler mendorong kemotaksis untuk netrofil

Platelet aggregating factors

(31)

REAKSI INFLAM ASI

Kemokin

- dihasilkan oleh sel

- pengatur lalu lintas lekosit di lokasi inflamasi)

beberapa macam kemokin: IL-8 (interleukin-8), RANTES

(regulated upon activation normal T cell expressed and secreted), M CP (monocyte chemoattractant protein)

Sitokin

- dihasilkan oleh sel-sel fagosit di lokasi inflamasi

- pirogen endogen yang memicu demam melalui hipotalamus, - memicu produksi protein fase akut oleh hati,

- memicu peningkatan hematopoiesis oleh sumsum tulang

lekositosis beberapa macam sitokin yaitu: IL-1 (interleukin-1), IL-6 (interleukin-6), TNF-a (tumor necrosis factor alpha).

M ediator lain (dihasilkan akibat proses fagositosis).

beberapa mediator lain: nitrat oksida, peroksida dan oksigen

(32)

Wound Healing atau penyembuhan luka

Adalah suatu proses alami, baik secara selular maupun biokimia, yang dilakukan oleh tubuh untuk regenerasi jaringan dermis atau epidermis sebagai respon atas suatu jejas atau injuri.

Proses penyembuhan luka terjadi melalui 3 tahapan yang dinamis, terkait dan berkesinambungan tergantung pada jenis dan derajat luka.

Tahapan penyembuhan luka terdiri dari: 1. Fase inflamasi. Eksudasi

(33)

1. Fase inflamasi.

Ditandai

M igrasi sel lekosit (terutama netrofil) ke ekstra vaskuler

Eksudasi menghentikan perdarahan mempersiapkan tempat luka

Pembekuan darah (clotting) agar hemostasis,

Pelepasan bermacam-macam faktor untuk menarik sel-sel yang akan memfagosit debris, bakteri, dan jaringan yang rusak, serta pelepasan faktor yang akan memulai proliferasi jaringan

(34)

2. Fase proliferasi/ Granulasi

Pembentukan jaringan granulasi untuk menutup defek atau cedera pada jaringan yang luka.

Pada fase ini terjadi angiogenesis atau neovaskularisasi, yaitu proses pembentukan pembuluh darah baru dan penting untuk penyembuhan luka.

Saat angiogenesis aktivitas fibroblas dan epitelial

membutuhkan oksigen dan nutrisi untuk

memproduksi plasminogen activator dan collagenase.

3. Fase maturasi/ Diferensiasi dan remodeling

Saat kadar produksi dan degradasi kolagen mencapai keseimbangan, maka mulailah fase maturasi dari

penyembuhan jaringan luka.

(35)

1. Usia

2. Nutrisi / M alnutrisi

Klien memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral seperti Fe, Zn. Klien yang

gemuk meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena supply darah jaringan adipose tidak adekuat.

3. Infeksi

Infeksi luka menghambat penyembuhan. Bakteri sumber penyebab infeksi.

4. Sirkulasi (hipovolemia) dan hipoksia

Sejumlah kondisi fisik dapat mempengaruhi penyembuhan luka. Adanya sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak (yang memiliki sedikit pembuluh darah).

(36)

5. Hematoma

Hematoma merupakan bekuan darah. Jika terdapat bekuan yang besar, butuh w aktu atau menghambat proses penyembuhan

luka.

6. Benda asing

Abses ini timbul dari serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk suatu cairan yang kental yang disebut dengan nanah (pus).

7. Iskemia, penurunan suplai darah pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah.

8. Diabetes

Hambatan terhadap sekresi insulin akan mengakibatkan

peningkatan gula darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. 9. Keadaan beberapa luka dapat gagal untuk menyatu.

(37)

10. Obat

a. Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh terhadap cedera.

b. Antikoagulan : mengakibatkan perdarahan

c. Antibiotik : efektif diberikan segera sebelum pembedahan untuk bakteri penyebab kontaminasi yang spesifik. Jika diberikan setelah luka pembedahan tertutup, tidak akan efektif akibat koagulasi intravaskular.

(38)

Perjalanan Inflamasi

Inflamasi akan terus berlangsung

hingga antigen

disingkirkan

(39)

Referensi

Dokumen terkait

Uji Pengaruh Variasi Media Kultur Terhadap Tingkat Pertumbuhan dan Kandungan Protein, Lipid, Klorofil, dan Karotenoid pada Mikroalga Chlorella vulgaris

Pola permintaan ikan lele ( clarias sp ) oleh pedagang pecel lele di Kota Bandar lampung dapat dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, frekuensi permintaan ikan lele

Pada tahapan ini penelusuran informasi pada sumber primer sudah memasuki pada tingkat pemahaman pada diri informan, tahapan ini informan sudah mulai menemukan

agar sukses i #eruk pasar ini bukan e'isiensi prouksi alam jumlah besar   , namun kun#i suksesnya aalah memprouksi alam batch ke#il perekat engan jenis yang

Surveillance Pasif: Mengandalkan laporan orang yang memiliki gejala penyakit ke puskesmas atau rumah sakit (dan dalam kasus flu burung, pemilik unggas melaporkan unggas sakit

Bagaimana pengaruh jenis pembungkus tempe (plastik, daun pisang, dan daun jati) terhadap lama penyimpanan (daya simpan) dan sifat fisik (organoleptik).. Penelitian

^ W vǵ ‰ v _ walaupun terjadi penyerahan sejumlah uang atau benda berharga dari korban pemerasan kepada Pegawai Negeri atau Penyelenggara Negara yang melakukan

Seorang anggota pusat informasi konseling harus mempunyai kompetensi komunikasi yang baik dalam melakukan sosialisasi materi program penyiapan kehidupan berkeluarga