• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab07 Pengangaran Modal Prinsip Arus Kas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bab07 Pengangaran Modal Prinsip Arus Kas"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

M

ANAJEMEN KEUANGAN

(2)

Pendahuluan

 Pengeluaran modal adalah pengeluaran dana

oleh perusahaan yang diharapkan

menghasilkan manfaat selama jangka waktu lebih dari 1 tahun

 Pengeluaran operasi adalah pengeluaran

yang menghasilkan manfaat untuk jangka waktu kurang dari 1 tahun

Pengeluaran aktiva tetap adalah pengeluaran

(3)

Contoh pengeluaran modal :

Pengeluaran modal sebesar Rp 60

juta untuk pembelian mesin baru

dengan umur ekonomis 15 tahun ->

pengeluaran aktiva tetap

Pengeluaran untuk periklanan

sebesar Rp 60 juta -> pengeluaran

bukan aktiva tetap

(4)

Motivasi penganggaran modal

Ekspansi

Penggantian

Perbaikan

(5)

Langkah penganggaran modal

Tahap penyusunan proposal

Review dan analisis

Pengambilan keputusan

Implementasi

(6)

1. Proyek Independent vs Mutually Exclusive

Proyek-proyek independen adalah proyek yang arus kasnya

tidak saling tergantung atau independen satu sama lain. Penerimaan satu proyek tidak meniadakan kesempatan proyek lain untuk dipilih. Bila perusahaan memiliki dana yang tidak terbatas untuk diinvestasikan, semua proyek independen yang memenuhi kriteria penerimaan dapat diimplementasikan.

Contoh: Tiga proyek independen yang dapat dipilih

perusahaan adalah:  1. Instalasi AC,

2. Akuisisi pemasok kecil, 3. Membeli sistem komputer.

(7)

Proyek-proyek mutually exclusive adalah proyek yang memiliki fungsi yang sama sehingga bersaing satu sama lain. Penerimaan satu proyek akan meniadakan kesempatan bagi proyek lain untuk dipilih.

Contoh: Untuk meningkatkan kapasitas produksinya, perusahan dapat melakukan:

1. Ekspansi pabrik,

2. Akuisisi perusahaan lain, 3. Sub-kontrakting.

 Jelas bahwa penerimaan satu proyek akan menghilangkan kesempatan bagi proyek lain untuk dipilih.

(8)

2. Dana tidak terbatas vs Pembatasan modal

 Bila perusahaan memiliki dana yang tidak

terbatas untuk berinvestasi -> terima semua proyek yang memenuhi kriteria penerimaan

 Tetapi pada kenyataanya perusahaan

(9)

3. Pendekatan Penerimaan-Penolakan vs Perankingan

Pendekatan penerimaan-penolakan mencakup

evaluasi pengeluaran modal yang diajukan untuk

menentukan apakah pengeluaran tersebut

memenuhi kriteria penerimaan minimal dari perusahaan. Untuk kasus ini, hanya proyek-proyek yang diterima yang akan dipertimbangkan.

(10)

Pendekatan perankingan mencakup

(11)

4. Pola konvensional vs non-konvensional

 Pola arus kas konvensional terdiri dari

investasi awal yang diikuti dengan serangkaian arus kas masuk.

 Pola arus kas non-konvensional adalah arus

kas yang mana investasi awal tidak diikuti oleh hanya satu rangkaian arus kas masuk.

(12)

5.

Anuitas vs arus kas yang beragam

Anuitas adalah serangkaian arus kas

tahunan yang sama besarnya.

Arus kas beragam: serangkaian arus

(13)

Arus kas masuk incremental

Melambangkan tambahan arus kas, baik

kas masuk maupun kas keluar, yang

diharapkan

memberikan

hasil

dari

pengeluaran modal yang diajukan.

(14)

Komponen utama arus kas

(untuk penggantian aktiva lama ke aktiva

baru)

Arus kas investasi awal : Selisih antara investasi awal yang dibutuhkan untuk memperoleh aktiva baru dan semua arus kas masuk setelah pajak yang diharapkan dari aktiva lama.

 Arus kas operasi : Selisih antara arus kas masuk operasi dari aktiva baru dan aktiva lama.

(15)

1. Arus kas ekspansi vs arus kas penggantian

 Sesungguhnya semua keputusan

penganggaran modal dapat dipandang sebagai keputusan penggantian. Ekspansi adalah keputusan penggantian di mana semua arus kas dari aktiva lama = 0.

(16)

2.

Sunk Cost dan Opportunity Cost

Sunk cost adalah pengeluaran kas yang

(17)

Opportunity cost adalah arus kas yang dapat

dihasilkan dari alternatif penggunaaan terbaik dari aktiva yang dimiliki. Oleh karena itu opportunity cost melambangkan arus kas yang tidak terealisasi karena digunakannya aktiva untuk proyek yang diajukan. Konsekuensinya, opportunity cost harus dimasukkan sebagai arus kas keluar ketika menentukan arus kas incremental suatu proyek.

(18)

3. Penganggaran Modal Internasional dan Investasi jangka Panjang

 Penyebab perbedaan penganggaran modal

internasional dari penganggaran modal domestik adalah sbb:

 Perbedaan denominasi mata uang

Resiko politik termasuk resiko

(19)

Investasi awal adalah arus kas keluar yang

relevan untuk dipertimbangkan ketika mengevaluasi suatu pengeluaran modal yang berprospek.

 Investasi awal dihitung dengan mengurangkan

seluruh arus kas masuk yang terjadi pada tahun ke 0 dengan semua arus kas keluar yang terjadi pada periode yang sama.

(20)

Format perhitungan investasi awal:

Biaya perolehan aktiva baru =

Biaya pembelian aktiva baru

+Biaya instalasi

- Penerimaan setelah pajak dari aktiva lama =

(21)

Contoh

Diketahui :

Harga beli mesin baru : Rp 380.000 dan biaya

instalasi : Rp 20.000

Metode depresiasi : garis lurus dan usia

ekonomis 5 tahun

mesin lama dibeli 3 tahun lalu ; harga beli =

Rp 240.000 (metode depresiasi : garis lurus; usia ekonomis 5 tahun)

Harga jual mesin lama 280.000

Peningkatan NWC (Modal Kerja Bersih) : Rp

17.000

Tingkat pajak yang berlaku : 40%

(22)

Ditanya: Berapa besar Investasi Awal?

Jawab :

Biaya perolehan untuk mesin baru

= Harga beli mesin baru + biaya instalasi = Rp. 380.000 + 20.000 = 400.000

Penerimaan penjualan setelah pajak

= Harga jual mesin lama – pajak *

= Rp.280.000 – Rp 73.600 = Rp 206.400

Perubahan modal kerja bersih = Rp 17.000Total investasi awal

(23)

Perhitungan pajak *:

Depresiasi mesin lama / tahun =

Rp 240.000 / 5 = Rp 48.000

Akumulasi depresiasi

3 tahun x Rp 48.000 = Rp 144.000

Nilai buku =

Rp 240.000 – Rp 144.000 = Rp 96.000

Pajak =

40% x (Rp 280.000 – Rp 96.000) = 73.600

(24)

Tabel 7.2

Data Penerimaan dan Pengeluaran Perusahaan ABC

Tahun Penerimaan (Rp) Pengeluaran (Rp)

Tak termasuk depresiasi

(25)

Tabel 7.3

Depresiasi Mesin Baru Dengan Metode Garis Lurus

Tahun Biaya Depresiasi/tahun Nilai Buku

Mesin Baru Depresiasi /tahun = Rp 400.000/5 = Rp 80.000

Depresiasi untuk mesin baru dan lama dengan mengggunakan garis lurus adalah:

(26)

Tabel 7.4

Depresiasi Mesin Lama Dengan Metode Garis Lurus

Mesin Lama

Mesin Lama : Depresiasi/tahun = Rp 240.000/5 : 48.000

Akumulasi Depresiasi s/d tahun 3 = 3 x Rp 48.000 =Rp 144.000 Nilai buku akhir tahun ke 3 = Rp 240.000-144.000= Rp 96.000

Tahun Biaya Depresiasi Nilai Buku

1 (=4) 96.000 48.000 48.000

2 (=5) 48.000 48.000 0

3 0 0 0

4 0 0 0

(27)

Tabel 7.5

Arus Kas Mesin Baru

1 2 3 4 5

Penerimaan 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 2.520.000 -Pengeluaran

(exc.depr)

2.300.000 2.300.000 2.300.000 2.300.000 2.300.000

Laba sebelum

depr.&pajak 220.000 220.000 220.000 220.000 220.000 -Depresiasi 80.000 80.000 80.000 80.000 80.000 Laba sebelum

pajak 140.000 140.000 140.000 140.000 140.000 -Pajak (40%) 56.000 56.000 56.000 56.000 56.000 Laba setelah

pajak 84.000 84.000 84.000 84.000 84.000 +Depresiasi 80.000 80.000 80.000 80.000 80.000

Arus kas

masuk operasi 164.000 164.000 164.000 164.000 164.000

Berdasarkan data tersebut, perhitungan arus kas operasi :

(28)

Tabel 7.6

Arus Kas Mesin Lama

1 2 3 4 5

Penerimaan 2.200.000 2.300.000 2.400.000 2.400.000 2.250.000 -Pengeluaran

(exc.depr) 1.990.000 2.110.000 2.230.000 2.250.000 2.120.000 Laba sebelum

depr.&pajak 210.000 190.000 170.000 150.000 130.000

-Depresiasi 48.000 48.000 0 0 0

Laba sebelum pajak

162.000 142.000 170.000 150.000 130.000

-Pajak (40%) 64.800 56.800 68.000 60.000 52.000 Laba setelah pajak 97.200 85.200 102.000 90.000 78.000

(29)

Tabel 7.7

Arus Kas Masuk Operasi

Arus kas masuk operasi

Tahun Mesin Baru Mesin lama Incremental

1 164.000 145.200 18.800

2 164.000 133.200 30.800

3 164.000 102.000 62.000

4 164.000 90.000 74.000

5 164.000 78.000 86.000

Sebagai tahap akhir dari perkiraan arus kas operasional, dihitung tambahan arus kas dari penggantian mesin. Untuk kasus perusahaan ABC hasilnya adalah:

(30)

Contoh:

Dengan menggunakan kasus PT ABC diasumsikan

(31)
(32)

Untuk kasus perusahaan ABC, ringkasan perhitungan arus kas adalah sebagai berikut:

Tabel 7.9

Ringkasan Perhitungan Arus Kas

Jenis Arus Kas Jumlah

Arus Kas Investasi Awal Rp 210.600

Arus Kas Operasional Rp 18.800 (Tahun 1) Rp 30.800 (Tahun 2) Rp 62.000 (Tahun 3) Rp 74.000 (Tahun 4) Rp 86.000 (Tahun 5)

Arus Kas Akhir Rp 47.000

(33)

Jenis Arus Kas Jumlah PV (biaya modal 10%)

Arus Kas Investasi Awal Rp 210.600 - 210.600

Arus Kas Operasional Rp 18.800 (Tahun 1) Rp 30.800 (Tahun 2)

Arus Kas Akhir Rp 47.000 29.183,30

NPV = 11.652,48

Gambar

Tabel 7.3Depresiasi Mesin  Baru Dengan Metode Garis Lurus
Tabel 7.5Arus Kas Mesin Baru
Tabel 7.6Arus Kas Mesin Lama
Tabel 7.7Arus Kas Masuk Operasi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan perumusan masalah: Apakah Sistem Pengendalian Intern terhadap persediaan

[r]

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh antara tarif, kualitas dan bonus terhadap keputusan pembelian pada produk perdana XL di SMK PGRI 2 Kudus baik

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan salah satu

Adapun rumusan masalah pada kerja praktik pembuatan infrastruktur aplikasi untuk sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMP dan SD Surabaya adalah bagaimana merancang

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan maupun tekanan dari pihak manapun juga, apabila dikemudian hari pelaksanaan tidak sesuai

Sekretariat Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Halaman 11 dari

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh subtitusi oat bran pada kualitas fisik dari gabin (hardness dan warna) dan untuk mengetahui pengaruh subtitusi