ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI
KINERJA KEUANGAN BANK CIMB NIAGA,Tbk PADA
TAHUN 2014 DAN 2015
MakalahDibuat untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah manajemen perbankan kelas BA pada semester genap tahun ajaran 2015/2016
Dosen pengampu : Yuni Kusuma Arumsari, SE, MM, Ak
Disusun oleh: Alifatul Jannah 135020200111005
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang
Dalam rangka menunjang pembangunan serta menghadapi kondisi persaingan bisnis, setiap perusahaan di tuntut untuk lebih mempersiapkan dirinya secara profesional dan fleksibel sehingga perusahaan tidak hanya mampu bertahan namun juga dapat tumbuh dan berkembang dalam pasar global. Untuk itu perusahaan di harapkan memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif yang kuat dalam berbagai aspek seperti aspek pelayanan, pemasaran, sumber daya manusia, sistem manajemen yang baik serta pengelolaan keuangan yang efisien dan efektif.
Setiap keputusan yang diambil oleh perusahaan dalam segala kegiatan keuangan perusahaan harus mempertimbangkan aspek laba atau rugi yang akan dihasilkan. Salah satu dasar yang digunakan sebagai pengambilan keputusan tersebut adalah penggunaan laporan keuangan. Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui informasi sehubungan dengan kondisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan berarti pihak manajemen akan menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibanya dengan tepat waktu, kemampuan perusahaan untuk menggunakan sumber daya yang dimilikinya secara efektif sehingga pihak manajemen akan mengetahui kemampuan perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk menghasilkan laba.
Dari beberapa teknik analisis laporan keuangan yang ada, terdapat salah satu teknik yang sering digunakan, yaitu teknik analisis rasio keuangan. Dalam teknis analisis rasio keuangan digambarkan suatu hubungan perbandingan antara satu jumlah dalam akun tertentu dengan suatu jumlah dalam akun lain yang terdapat dalam laporan keuangan. Dengan analisis laporan keuangan dapat diukur pula tingkat kesehatan dan perkembangan perusahaan dari tahun ketahun dan menilai posisi keuangan tahun yang bersangkutan.
Dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan terdapat faktor-faktor yang perlu diperhatikan, faktor-faktor-faktor-faktor tersebut adalah likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Faktor-faktor tersebut akan diketahui dengan cara menganalisis dan menginterprestasikan laporan keuangan perusahaan, aktivitas maupun tingkat pencapaian laba yang bersangkutan dengan menggunakan teknik-teknik laporan keuangan yang tepat. Begitu pula dengan perbankan. Dalam menganalisis laporan keuangan perbankan perlu untuk diketahui tingkat rasio dari likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas perbankan tersebut. Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana kondisi keuangan suatu perbankan tersebut.
Salah satu perbankan yang ada di Indonesia yaitu Bank CIMB Niaga. PT CIMB Niaga adalah bank terbesar kelima dari segi aset, dana masyarakat, kredit dan jumlah jaringan cabang. Oleh karena itu, perlu adanya analisis laporan keuangan dari Bank CIMB Niaga untuk menganalisis kinerja keuangannya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. LAPORAN KEUANGAN
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan (progress report) yang secara periodik dilakukan oleh pihak manajemen yang bersangkutan. Dengan kata lain laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta meyangkut perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Menurut PSAK (2009) No.1 menyatakan bahwa :
“Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan keuangan.”
Laporan keuangan yang lengkap terdiri atas komponen-komponen berikut ini, yaitu :
1. Laporan posisi keuangan.
2. Laporan laba rugi komprehensif. 3. Laporan perubahan ekuitas. 4. Laporan arus kas.
5. Catatan atas laporan keuangan.
6. Laporan posisi keuangan awal periode komparatif.
Menurut Kasmir (2010:7) mengemukakan pendapatnya mengenai laporan keuangan adalah sebagai berikut :
2.1.2. Pihak-pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2010:19) berpendapat bahwa ada beberapa pihak yang memerlukan laporan keuangan, yaitu :
1. Pemilik
Pemilik adalah seseorang yang memiliki usaha tersebut. Hal ini tercermin dari kepemilikan saham yang dimilikinya. Kepentingan bagi para pemegang saham yang merupakan pemilik perusahaan terhadap laporan keuangan yang telah dibuat adalah :
a. Untuk melihat kondisi dan posisi keuangan saat ini.
b. Untuk melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan dalam suatu periode.
c. Untuk menilai kinerja manajemen atas target yang telah ditetapkan.
2. Manajemen
Kepentingan pihak manajemen perusahaan terhadap laporan keuangan perusahaan yang mereka buat memiliki arti tertentu. Bagi pihak manajemen laporan keuangan merupakan cerminan kinerja mereka dalam suatu periode tertentu. Nilai penting laporan keuangan bagi manajemen yaitu :
a. Dengan laporan keuangan yang dibuat, manajemen dapat menilai dan mengevaluasi kinerja mereka dalam suatu periode, apakah telah mencapai target atau tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.
b. Manajemen dapat melihat kemampuan mereka dalam mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki perusahaan saat ini.
c. Laporan keuangan dapat digunakan untuk melihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan saat ini sehingga dapat menjadi dasar pengambilan keputusan dimasa yang akan datang.
kelemahan yang dimiliki perusahaan, baik dalam hal perencanaan, pengawasan, dan pengendalian kedepan sehingga target-target yang diinginkan dapat tercapai.
3. Kreditor
Kreditor adalah pihak penyandang dana bagi perusahaan. Pihak pemberi dana seperti bank atau lembaga lainya. Kepentingan pihak kreditor terhadap laporan keuangan perusahaan adalah dalam hal memberikan pinjaman atau pinjaman yang telah berjalan sebelumnya. Bagi pihak kreditor, prinsip kehati-hatian dalam penyaluran dana (pinjaman) kepada berbagai perusahaan sangat diperlukan. Kepentingan pihak kreditor antara lain sebagai berikut : a. Pihak kreditor tidak ingin usaha yang dibiayainya mengalami kegagalan dalam hal pembayaran kembali pinjaman tersebut (macet). Oleh karena itu, pihak kreditor sebelum mengucurkan kreditnya, terlebih dahulu melihat kemampuan perusahaan untuk membayarnya. Salah satu ukuran kemampuan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan yang telah dibuat.
b. Pihak kreditor juga perlu memantau terhadap kredit yang sudah berjalan untuk melihat kepatuhan perusahaan membayar kewajibanya.
c. Pihak kreditor tidak ingin kredit atau pinjaman yang diberikan justru menjadi beban nasabah dalam pengembaliannya apabila kemampuan perusahaan diluar dari yang diperkirakan.
4. Pemerintah
a. Untuk menilai kejujuran perusahaan dalam melaporkan seluruh keuangan perusahaan yang sesungguhnya.
b. Untuk mengetahui kewajiban perusahaan terhadap negara dari hasil laporan keuangan yang dilaporkan. Dari laporan ini akan terlihat jumlah pajak yang harus dibayar kepada negara secara jujur dan adil.
5. Investor
Investor adalah seseorang yang hendak menanamkan dana di suatu perusahaan. Bagi investor yang ingin menanamkan dananya dalam suatu usaha sebelum memutuskan untuk membeli saham, perlu mempertimbangkan banyak hal secara matang. Dasar pertimbangan investor adalah dari laporan keuangan yang disajikan perusahaan yang akan ditanamnya.
Bagi investor laporan keuangan dibutuhkan untuk menilai prospek usaha, apakah mampu memberikan deviden dan nilai saham seperti yang diinginkan.
2.1.3. Jenis-jenis Laporan Keuangan
Menurut PSAK (2009) No.31, laporan keuangan Bank terdiri atas : 1. Neraca
Bank menyajikan aset dan kewajiban dalam neraca berdasarkan karakteristiknya dan disusun berdasarkan urutan likuiditasnya. Urutan likuiditas secara garis besar akan sama dengan urutan jatuh temponya. Pos lancar dan tidak lancar tidak disajikan secara terpisah karena sebagian besar aktiva dan kewajiban suatu bank dapat direalisasikan atau diselesaikan dalam waktu dekat.
2. Laporan laba rugi
3. Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menyajikan peningkatan dan penurunan aset bersih atau kekayaan bank selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas harus disusun berdasarkan kas selama periode laporan, kas dan setara kas terdiri atas kas, giro pada Bank Indonesia, dan giro pada bank lain.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas yang memerlukan penjelasan harus didukung dengan informasi yang dicantumkan dalam catatan atas laporan keuangan.
2.1.4. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk mengetahui keadaan keuangan, hasil usaha dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisa dilakukan dengan pengukuran hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya.
Menurut Martono dan Harjito (2007:51) mengemukakan bahwa :
2.1.5. Metode Analisis Laporan Keuangan Perbankan
Suhardjono (2006:284) mengemukakan 4 metode analisis laporan keuangan yang lazim dipergunakan dalam praktik perbankan, antara lain sebagai berikut :
1. Analisis varians (variance analysis)
Metode analisis yang dipergunakan untuk mengetahui pencapaian kinerja dibandingkan dengan rencana kerja yang telah ditetapkan, serta mengidentifikasi terjadinya devasi.
2. Analisis komparatif (comparative analysis)
Metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan keragaman usaha bank pada suatu periode dengan periode lainnya, baik secara absolut maupun relatif atas total atau bagian tertentu.
3. Analisis lingkungan (environment analysis)
Metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan hasil usaha yang telah dicapai suatu unit kerja terhadap industri usaha yang sama di wilayah kerjanya.
4. Analisis rasio (ratio analysis)
Metode analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan pos-pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi.
2.2. RASIO KEUANGAN
2.2.1. Pengertian Rasio Keuangan
antar laporan keuangan. Setelah melakukan perbandingan, dapat disimpulkan suatu posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan ini dikenal dengan analisis rasio keuangan.
Analisis rasio keuangan menggunakan data keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya. Meskipun didasarkan pada data dan kondisi masa lalu, analisis rasio keuangan dimaksudkan untuk menilai resiko dan peluang dimasa yang akan datang. Pengukuran dan hubungan satu pos dengan pos lain dalam laporan keuangan yang tampak dalam rasio-rasio keuangan dapat memberikan kesimpulan yang berarti dalam penentuan tingkat kesehatan keuangan suatu perusahaan. Ada beberapa pendapat mengenai rasio keuangan, antara lain :
Sedangkan menurut Kasmir (2010:104)
menyatakan pendapatnya mengenai rasio keuangan, yaitu : “Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode.” 2.2.2. Jenis-jenis Rasio Keuangan Bank
Untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, dapat dilakukan dengan beberapa rasio keuangan. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Kemudian setiap hasil dari rasio yang diukur diinterprestasikan sehingga menjadi berarti bagi pengambilan keputusan.
laporan keuangan. Hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana.
Menurut Kasmir (2010:216) mengemukakan jenis-jenis rasio yang biasa digunakan oleh perbankan, yaitu :
1. Rasio likuiditas Bank
Rasio ini bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu bank dalam melayani nasabahnya.
Macam-Macam Rasio Likuiditas
Untuk melakukan pengukuran rasio ini memiliki beberapa jenis rasio yang masing-masing memiliki maksud dan tujuan tersendiri. Adapun jenis-jenis rasio likuiditas menurut Kasmir (2010:286) adalah sebagai berikut :
1. Quick Ratio
Quick Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajibannya terhadap para deposan (pemilik simpanan giro, tabungan dan deposito) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki oleh suatu bank. Rumus untuk mencari Quick Ratio adalah sebagai berikut :
2. Banking Ratio Banking Ratio
Banking Ratio Banking Ratio bertujuan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini, maka tingkat likuiditas bank semakin rendah, karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai kredit semakin kecil, demikian pula sebaliknya. Rumus untuk mencari Banking Ratio adalah sebagai berikut :
Loan to Assets Ratio merupakan rasio untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank. Semakin tinggi tingkat rasio, menunjukan semakin rendahnya tingkat likuiditas. Rumus untuk mencari Loan to Assets Ratio adalah sebagai berikut :
4. Cash Ratio
Cash Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank melunasi kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimiliki bank tersebut. Rumus untuk mencari Cash Ratio adalah sebagai berikut :
5. Loan to Deposit Ratio (LDR)
Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Rumus untuk mencari Loan to Deposit Ratio adalah sebagai berikut :
2. Rasio solvabilitas Bank
Rasio ini bertujuan untuk mengukur efektifitas bank dalam mencapai tujuannya. Rasio solvabilitas mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Pada rasio solvabilitas dapat diukur antara lain sebagai berikut:
1. Primary Ratio
primary ratio=equity capitaltotal assets X100 %
2. Risk Assets Ratio
Merupakan rasio untuk mengukur kemungkinan penurunan risk assets. Rumus untuk mencari risk assets ratios adalah:
risk assets ratio=total assets−cash assets−securities Xequity capital 100 %
Securities terdiri dari efek-efek dan deposito berjangka
3. Secondary Risk Ratio
Merupakan rasio untuk mengukur penurunan aset yang mempunyai resiko lebih tinggi. Rumus untuk mencari secondary risk ratio adalah:
secondary risk ratio=secondary risk assets Xequty capital 100 %
Secondary assets = Total assets – cash assets – securities - low risk asset (benda tetap dan inventaris, rupa-rupa, dan lain-lain)
4. Capital Ratio
Merupakan rasio untuk mengukur permodalan dan cadangan penghapusan dalam menanggung pengkreditan, terutama risiko yang terjadi karena bunga gagal tagih. Rumus untuk mencari capital rasio adalah:
capital ratio=equity capitaltotal loans+reserve for loanlosses X100 %
5. Capital Risk
Capital risk merupakan rasio yang sama dengan secondary risk ratio
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam operasional bank. Semakin besar rasio tersebut akan semakin baik posisi modal. Terdapat 3 jenis capital adequacy ratio, antara lain:
a. CAR 1
Untuk mencari rasio ini perlu terlebih dahulu harus diketahui besarnya estimasi risiko yang akan terjadi dalam pemberian kredit dan risiko yang akan terjadi dalam perdagangan surat-surat berharga
b. CAR 2
Rumus untuk mencari CAR 2 adalah: CAR2=equity capital−¿totalloans+securities Xassets 100 %
c. CAR 3
Rumus untuk mencari CAR 3 adalah sebagi berikut: CAR3=total loans+equity capitalsecurities X100 %
3. Rasio rentabilitas Bank
Rasio rentabilitas bank merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai oleh bank dalam suatu periode tertentu. Rasio rentabilitas merupakan salah satu alat ukur untuk menilai efisiensi atau tidaknya suatu perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri.
a. Rentabilitas Ekonomis (RE)
Laba Modal ×100
b. Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas Modal Sendiri adalah kemampuan perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas modal sendiri adalah laba bersih yaitu laba operasi setelah dikurangi dengan bunga modal asing dan pajak penghasilan atau earning after tax, sedangkan modalnya adalah modal sendiri.
Earning After Tax(EAT)
Modal Sendiri ×100 %
2.3. TENTANG CIMB NIAGA
PT Bank CIMB Niaga Tbk atau yang lebih dikenal dengan CIMB Niaga adalah sebuah bank yang berdiri pada tahun 1955. Saat ini CIMB Niaga merupakan bank terbesar keempat di Indonesia dilihat dari sisi aset, dan diakui prestasi dan keunggulannya di bidang pelayanan nasabah dan pengembangan manajemen. Saat ini mayoritas saham Bank CIMB Niaga dimiliki oleh CIMB Group. Bank CIMB Niaga merupakan bank pembayar (payment bank) KSEI terbesar dari nilai transaksi, dan dengan pangsa pasar 11%, saat ini CIMB Niaga adalah bank penyedia kredit pemilikan rumah terbesar ketiga di Indonesia.
Sejarah Perusahaan
menjadi Bank yang pertama menawarkan nasabahnya layanan perbankan melalui mesin ATM di Indonesia. Pencapaian ini dikenal luas sebagai masuknya Indonesia ke dunia perbankan modern. Kepemimpinan Bank dalam penerapan teknologi terkini semakin dikenal di tahun 1991 dengan menjadi yang pertama memberikan nasabahnya layanan perbankan online.
Bank Niaga menjadi perusahaan terbuka di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kini Bursa Efek Indonesia/BEI) pada tahun 1989. Keputusan untuk menjadi perusahaan terbuka merupakan tonggak bersejarah bagi Bank dengan meningkatkan akses pendanaan yang lebih luas. Langkah ini menjadi katalis bagi pengembangan jaringan Bank di seluruh pelosok negeri.
Pemerintah Republik Indonesia selama beberapa waktu pernah menjadi pemegang saham mayoritas CIMB Niaga saat terjadinya krisis keuangan di akhir tahun 1990-an. Pada bulan November 2002, Commerce Asset-Holding Berhad (CAHB), kini dikenal luas sebagai CIMB Group Holdings Berhad (CIMB Group Holdings), mengakuisisi saham mayoritas Bank Niaga dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Di bulan Agustus 2007 seluruh kepemilikan saham berpindah tangan ke CIMB Group sebagai bagian dari reorganisasi internal untuk mengkonsolidasi kegiatan seluruh anak perusahaan CIMB Group dengan platform universal banking.
Dalam transaksi terpisah, Khazanah yang merupakan pemilik saham mayoritas CIMB Group Holdings mengakuisisi kepemilikan mayoritas LippoBank pada tanggal 30 September 2005. Seluruh kepemilikan saham ini berpindah tangan menjadi milik CIMB Group pada tanggal 28 Oktober 2008 sebagai bagian dari reorganisasi internal yang sama.
pertama di Indonesia terkait dengan kebijakan SPP. Pada bulan Mei 2008, nama Bank Niaga berubah menjadi CIMB Niaga. Kesepakatan Rencana Penggabungan CIMB Niaga dan LippoBank telah ditandatangani pada bulan Juni 2008, yang dilanjutkan dengan Permohonan Persetujuan Rencana Penggabungan dari Bank Indonesia dan penerbitan Pemberitahuan Surat Persetujuan Penggabungan oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di bulan Oktober 2008. LippoBank secara resmi bergabung ke dalam CIMB Niaga pada tanggal 1 November 2008 (Legal Day 1 atau LD1) yang diikuti dengan pengenalan logo baru kepada masyarakat luas.
Bergabungnya LippoBank ke dalam CIMB Niaga merupakan sebuah lompatan besar di sektor perbankan Asia Tenggara. CIMB Niaga kini menawarkan nasabahnya layanan perbankan yang komprehensif di Indonesia dengan menggabungkan kekuatan di bidang perbankan ritel, UKM dan korporat dan juga layanan transaksi pembayaran. Penggabungan ini menjadikan CIMB Niaga menjadi bank terbesar ke-5 dari sisi aset, pendanaan, kredit dan luasnya jaringan cabang. Dengan komitmennya pada integritas, ketekunan untuk menempatkan perhatian utama kepada nasabah dan semangat untuk terus unggul, CIMB Niaga akan terus memanfaatkan seluruh daya yang dimilikinya untuk menciptakan sinergi dari penggabungan ini. Keseluruhannya merupakan nilai-nilai inti CIMB Niaga dan merupakan kewajiban yang harus dipenuhi bagi masa depan yang sangat menjanjikan.
Visi Misi dan Nilai Nilai CIMB Niaga
Visi Menjadi Perusahaan ASEAN yang Terkemuka
hubungannya dengan kawasan lain.
Nilai - nilaiDasar (C-H-E-S-I)
Menyediakan layanan perbankan universal di Indonesia secara terpadu sebagai perusahaan dengan kinerja unggul di kawasan ASEAN dan kawasan utama lainnya, serta mendukung percepatan integrasi ASEAN dan
hubungannya dengan kawasan lain.
C = Customer-centric
Hadir untuk melayani nasabah serta menjual produk dan layanan yang diinginkan nasabah
H = High Performance
Bekerja keras dan tepat sasaran untuk nasabah, sesama karyawan dan pemangku ke pentingan lainnya
E = Enabling People
Mendorong seluruh pihak di CIMB Niaga untuk berpikiran luas dan memastikan seluruh karyawan memiliki kemampuan untuk memberikan nilai tambah S = Strength in Diversity
Menghargai perbedaan budaya, perbedaan perspektif dan mengakui setiap perbedaan sebagai potensi kekuatan I = Integrity
Jujur, terhormat dan professional dalam segala hal yang dilakukan karena integritas adalah nilai paling mendasar di CIMB Niaga
BAB 3 PEMBAHASAN 3.1. Laporan Posisi Keuangan Bank CIMB Niaga
Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian
Bank CIMB Niaga dan Anak Perusahaan
per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014
(dalam jutaan Rupiah)
No
. POS-POS 31-Des-15 31-Des-14
ASET
1. K a s 4.240.006 4.499.584
2. Penempatan pada Bank Indonesia 19.762.904 17.126.751
3. Penempatan pada bank lain 3.089.111 4.052.960
4. Tagihan spot dan derivatif 595.554 917.588
5. Surat berharga
Diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba/rugi 5.391.520 1.703.915
* Tersedia untuk dijual 14.027.618 15.159.972
* Dimiliki hingga jatuh tempo 6.489.899 5.485.558
* Pinjaman yang diberikan dan piutang -
-6. Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli
kembali (repo) -
-7. Tagihan atas surat berharga yang dibeli
dengan janji dijual kembali (reverse repo) 174.552
9. Kredit
* Diukur pada nilai wajar melalui laporan
laba/rugi -
-* Tersedia untuk dijual -
-* Dimiliki hingga jatuh tempo -
-* Pinjaman yang diberikan dan piutang 170.072.414 169.989.705
10. Pembiayaan Syariah 7.284.415 6.393.744
11. Penyertaan 13.938 13.938
12. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan
-/-* Surat berharga -37.521 -39.037
* Kredit -7.397.991 -6.109.005
* Lainnya -467.550 -461.391
13. Aset tidak berwujud 1.022.398 882.088
Akumulasi amortisasi aset tidak berwujud -/- -608.415 -468.507
14. Aset tetap dan inventaris 5.389.757 4.281.752
Akumulasi penyusutan aset tetap dan
inventaris -/- -2.441.889 -2.210.305
15. Aset non produktif
* Properti terbengkalai 8.443 9.579
* Aset yang diambil alih 934.677 720.804
* Rekening tunda 11.461 8.932
* Aset antar kantor
1. Melakukan kegiatan operasional di
Indonesia -
-2. Melakukan kegiatan operasional di luar
Indonesia -
-16. Cadangan kerugian penurunan nilai dari aset
nonkeuangan -/- -26.225 -26.469
18. Aset pajak tangguhan 504.578 408.648
19. Aset lainnya 6.383.822 5.428.632
TOTAL ASET 238.849.252 233.162.423
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS
1. Giro 39.662.272 38.636.038
2. Tabungan 40.265.516 36.882.644
3. Simpanan berjangka 91.020.671 92.439.266
4. Dana investasi revenue sharing 7.584.618 6.765.286
5. Pinjaman dari Bank Indonesia 27 910
6. Pinjaman dari bank lain 5.654.410 2.399.981
7. Liabilitas spot dan derivatif 888.704 631.921
8. Utang atas surat berharga yang dijual dengan
janji dibeli kembali (repo) 1.996.167
-9. Utang akseptasi 4.190.087 5.113.227
10. Surat berharga yang diterbitkan 4.531.921 5.803.195
11. Pinjaman yang diterima 9.599.377 11.784.297
12. Setoran jaminan 178.073 274.596
13. Liabilitas antar kantor
* Melakukan kegiatan operasional di
Indonesia 32.199 36.545
* Melakukan kegiatan operasional di luar
Indonesia -
-14. Liabilitas pajak tangguhan -
-15. Liabilitas lainnya 4.565.823 3.946.823
16. Dana investasi profit sharing -
17. Modal disetor
* Modal dasar 2.900.000 2.900.000
* Modal yang belum disetor -/- -1.287.743 -1.287.743 * Saham yang dibeli kembali (treasury stock)
-/- -
-18. Tambahan modal disetor
* Agio 7.033.450 7.033.450
* Disagio -/- -
-* Modal sumbangan -
-* Dana setoran modal -
-* Lainnya 57.011 57.011
19. Pendapatan/(kerugian) komprehensif lainnya * Penyesuaian akibat penjabaran laporan
keuangan dalam mata uang asing -
-* Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual
-600.600 -404.300
* Bagian efektif lindung nilai arus kas -
-* Keuntungan revaluasi aset tetap -
-* Bagian pendapatan komprehensif lain dari
entitas asosiasi -
-* Keuntungan/(kerugian) aktuarial program
manfaat pasti 108
-*Pajak penghasilan terkait dengan
penghasilan komprehensif lain -
-* Lainnya -
-20. Selisih kuasi reorganisasi -
-22. Ekuitas lainnya - -23. Cadangan
* Cadangan umum 351.538 351.538
* Cadangan tujuan -
-24. Transaksi dengan kepentingan nonpengendali -35.723 -35.723 25. Laba/rugi
* Tahun-tahun lalu 19.832.727 17.490.296
* Tahun berjalan 427.831 2.342.431
TOTAL EKUITAS YANG DAPAT
DIATRIBUSIKAN KEPADA PEMILIK 28.678.599 28.446.960
26. Kepentingan nonpengendali 788 734
TOTAL EKUITAS 28.679.387 28.447.694
TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 238.849.252 233.162.423
3.2. Laporan Laba/Rugi Bank CIMB Niaga
PERHITUNGAN LABA RUGI KOMPREHENSIF Bank CIMB Niaga dan Anak Perusahaan Periode 1 Januari - 31 Desember 2015 dan 2014
(dalam jutaan Rupiah, kecuali laba bersih per lembar saham)
KONSOLIDASIAN
POS-POS 2015 2014
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL A
. Pendapatan dan Beban Bunga 1. Pendapatan Bunga
a. Rupih 20.831.396 19.176.986
b. Valuta asing 1.487.363 1.635.898
2. Beban Bunga
a. Rupih 10.372.938 9.498.124
b. Valuta asing 559.461 625.265
Pendapatan Bunga Bersih 11.386.360 10.689.495
B. Pendapatan dan Beban Operasional Selain Bunga
a. Peningkatan nilai wajar aset keuangan
i. Surat berharga 10.379
ii. Kredit
iii. Spot dan derivatif iv. Aset keuangan lainnya
b. Penurunan nilai wajar liabilitas keuangan c. Keuntungan penjualan aset keuangan
i. Surat berharga 145.162 129.471
ii. Kredit
iii. Aset keuangan lainnya
d. Keuntungan transaksi spot dan derivatif (realised) 1.374.374 781.578 e. Keuntungan dari penyertaan dengan equit method
f. Dividen 722 310
g. Komisi/provisi/fee dan administrasi 2.241.316 2.173.048 h. Pemulihan atas cadangan kerugia penurunan nilai 1.516 6.087
i. Pendapatan lainnya 380.454 448.430
2. Beban Operasional Selain Bunga 14.837.519 11.280.246
a. Penurunan nilai wajar aset keuangan
i. Surat berharga 22.165
ii. Kredit
iii. Spot dan derivatif 547.153 44.232
iv. Aset keuangan lainnya
b. Peningkatan nilai wajar liabilitas keuangan c. Kerugian penjualan aset keuangan
i. Surat berharga ii. Kredit
iii. Aset keuangan lainnya
d. Kerugian transaksi spot dan derivatif (realised) 699.926 476.927 e. Kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment)
i. Surat berharga
ii. Kredit 5.324.163 3.429.220
iii. Pembiayaan Syariah 1.949 24.118
iv. Aset keuangan lainnya 28.628 1.447
f. Kerugian terkait risiko operasional 2.793 35.783
g. Kerugian dari penyertaan dengan equity method
h. Komisi/provisi/fee dan administrasi 523.220 456.263
i. Kerugian penurunan nilai aset lainnya (nonkeuangan) 7.357 17.575
j. Beban tenaga kerja 3.989.089 3117641,0
00
k. Beban promosi 315.082 352.373
l. Beban lainnya 3.375.994 3.324.667
Beban Operasional Selain Bunga - Bersih -10.693.975 -7.730.943
PENDAPATAN DAN BEBAN NONOPERASIONAL
1. Keuntungan penjualan aset tetap dan inventaris 3.921 242.639 2. Keuntungan/(kerugian) penjabaran transaksi valuta asing -4 3. Pendapatan/(beban) nonoperasional lainnya -126.302 -1.018
LABA/(RUGI) NONOPERASIONAL -122.381 241.617
LABA TAHUN BERJALAN SEBELUM PAJAK 570.004 3.200.169 Pajak penghasilan
a. Taksiran pajak tahun berjalan -163.348 -765.532
b. Beban pajak tangguhan 21.229 -90.797
LABA TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK BERSIH
427.885 2.343.840 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA
1. Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi 108 a. Keuntungan revaluasi aset tetap
b. Keuntungan/(kerugian) aktuarial progra imbalan pasti 144 c. Bagian pendapatan komprehensif lain darentitas asosiasi
d. Lainnya
e. Pajak penghasilan terkait pos-pos yan tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
-36
2. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi -196.300 351.252 a. Penyesuaian akibat penjabaran lapora keuangan dalam
mata uang asing
b. Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nila aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual
-261.734 467.327 c. Bagian efektif dari lindung nilai arus kas
d. Lainnya
e. Pajak penghasilan terkait pos-pos yang aka
direklasifikasi ke laba rugi 65.434 -116.075
Penghasilan komprehensif lain tahun berjalan - net pajak
penghasilan terkait -196.192 351.252
TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 231.693 2.695.092 Laba yang dapat diatribusikan kepada :
PEMILIK 427.831 2.342.431
KEPENTINGAN NONPENGENDALI 54 1.409
TOTAL LABA TAHUN BERJALAN 427.885 2.343.840
Total Penghasilan Komprehensif Lain yang dapat diatribusikan kepada :
PEMILIK -196.192 351.252
KEPENTINGAN NONPENGENDALI
TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
TAHUN BERJALAN -196.192 351.252
PEMILIK 231.639 2.693.683
KEPENTINGAN NONPENGENDALI 54 1.409
TOTAL PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
TAHUN BERJALAN 231.693 2.695.092
TRANSFER LABA (RUGI) KE KANTOR PUSAT DIVIDEN
LABA BERSIH PER SAHAM 17.02 93.21
3.3. Laporan Rasio Keuangan Bank CIMB Niaga
PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN BANK CIMB NIAGA
Per 31 Desember 2015 dan 2014
No. POS-POS 2015 2014
RASIO KINERJA Konsolidasi
1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) 16,28% 15,58% 2. Aset produktif bermasalah dan aset nonproduktif
bermasalah terhadap total aset produktif dan aset nonproduktif
2,81% 2,76%
3. Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif
3,35% 3,53% 4. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset
keuangan terhadap aset produktif 3,73% 3,15%
5 . NPL gross 3,74% 3,90%
6. NPL net 1,59% 1,94%
7. Return on Asset (ROA) 0,24% 1,44%
8. Return on Equity (ROE) 1,55% 9,02%
9. Net Interest Margin (NIM) 5,21% 5,36%
10. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
97,38% 87,86%
11. Loan to Deposit Ratio (LDR) 97,98% 99,46%
Bank CIMB Niaga
1. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) 16,16% 15,39% 2. Aset produktif bermasalah dan aset nonproduktif
bermasalah terhadap total aset produktif dan aset nonproduktif
2,84% 2,80%
3. Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif
3,40% 3,60% 4. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset
keuangan terhadap aset produktif
3,64% 3,06%
5. NPL gross 3,82% 4,01%
6. NPL net 1,62%% 1,99%
8. Return on Equity (ROE) 1,24% 10,28%
9. Net Interest Margin (NIM) 5,17% 5,50%
10. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
97,75% 86,25%
11. Loan to Deposit Ratio (LDR) 94,87% 95,62%
KEPATUHAN (COMPLIANCE)-Bank CIMB Niaga 1. a. Persentase pelanggaran BMPK
i. Pihak terkait ii. Pihak tidak terkait
b. Persentase pelampauan BMPK i. Pihak terkait
ii. Pihak tidak terkait
2. Giro Wajib Minimum (GWM)*
a. GWM Utama Rupiah 7,74% 8,13%
b. GWM Valuta asing 8,18% 8,18%
3. Posisi Devisa Neto (PDN) secara keseluruhan** 1,19% 0,76% No.12/19/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010 sebagaimana diubah dengan PBI No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 serta PBI No. 15/15/PBI/ 2013 tanggal 24 Desember 2013 dan terakhir diubah dengan PBI No. 17/11/PBI/2015 tanggal 26 Juni 2015 dan perubahan kedua PBI No. 17/21/ PBI/2015 tanggal 1 Desember 2015 mengenai Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta asing.
Perhitungan Giro Wajib Minimum (GWM) per 31 Desember 2015 dan 2014 telah disesuaikan dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI)
3.4. Perhitungan Rasio Likuiditas , Solvabilitas, Dan Rentabilitas Bank CIMB Niaga
Rasio Keuangan 2015 2014
Likuiditas
Quick Ratio = (Cash Aset/Total Deposito) X 100% 4,66% 4,87% Cash Ratio = (Cash Asset/Short Term Borrowing) X 100% 2,48% 2,68% Loan To Deposit Ratio (Ldr) = (Total Loans / (Total Deposito +
Modal )) X 100%
97,98% 99,46% Assets To Loan Ratio = (Total Loans / Total Assets) X 100% 71,20% 72,91%
Solvabilitas
X 100%
Capital Adequacy Ratio= (Equity Capital/( Total Loans + Sekuritas)) X
100% 15,00% 15,39%
Rentabilitas
Net Profit Margin= (Net Income / Operating Income)X100% 61,80% 79,22% Return On Equity Capital (Roe) = (Net Income / Equity Capital) X
100% 1,55% 9,02%
Return On Total Assets (Roa) = (0perating Income / Total Aset) X 100%
BAB 4
A. Quick Ratio 4,66% 4,87% 4,77%
B. Cash Ratio 2,48% 2,68% 2,58% >3 SEHAT
C. Loan To Deposit
Assets 0,24% 1,44% 0,84% > 1,22%
TIDAK SEHAT B. Return On
Equity 1,55% 9,02% 5,29% 5%-12,5% SEHAT
C. Net Profit
DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2014. Dasar-Dasar Perbankan Edisi Revisi 2014. Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Kasmir.2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Anggiani, Ghea Dwi. 2011. Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT Bank CIMB Niaga,Tbk. Skripsi. Online.
Reiner. 2015. Analisa kinerja keuangan CIMB Niaga per 31 desember 2014. http://kinerjabank.com/analisa-kinerja-keuangan-bank-cimb-niaga-per-31-desember-2014/. Online.
www.bi.go.id.