• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MUTIARA HANDAYANI MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI METODE SOSIODRAMA PADA ANAK KELOMPOK B DI TK MUTIARA HANDAYANI MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena telah melimpahkan rahmad dan karuniaNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Melalui Metode Sosiodrama Pada anak Kelompok B di TK Mutiara Handayani Kota Medan Tahun Ajaran 2012/2013”

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa jenjang S1 Pendidikan

Guru Pendidikan Anak Usia Dini jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Dalam Penulisan ini banyak pihak yang terilibat didalamnya yang

memberikan bantuan berupa bimbingan, arahan, moral maupun material sehingga

skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang

terlibat dalam penulisan skripsi ini.

Penulias juga mengucapkan terima kasih yang sedlam-dalamnya kepada:

1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri

Medan.

2. Drs.Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Unversitas Negeri

Medan

3. Prof. Dr. Yusnadi, MS selaku Pembantu Dekan I dan Drs.Aman Simare-mare

MS selakuPembantu Dekan II FIP UNIMED

4. Dra.Hj.Nasriah M,Pd dan kak Ika Suyanti S.Pd selaku ketua Prodi PG.PAUD

dan sketaris Jur. PG.PAUD UNIMED

5. Dra. Rahmulyani,M.Pd, kons selaku Dosen Pembimbing Akademik

6. Drs. Jasper Simanjuntak, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan

skripsi ini.

7. Drs. Aman simare-mare, MS, Dra. Sariana Marbun, M.Pd dan Dra.

Rahmulyani, M.Pd, Kons selaku dosen penyelaras.

8. Teristimewa buat keluargaku, ayahanda dan ibunda P.sinaga/br.Sinurat,

(5)

9. Meriana Hasugian,S.Pd selaku kepala sekolah di TK Mutiara Handayani

Medan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.

10. Special for someone Poltak Silaban, S.Pd yang telah memberikan kasih

sayangnya serta dukungan dan dorongan semangat dan meluangkan pikiran

sebagai bahan masukan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

11. Buat sahabat-sahabatku terkhusus buat Naimah, irani, ice, peris, yuli, dan

Teman-teman PPLT Tk Negeri 2 Medan, dan teman-teman dari GSM

(K’desi,lena,pida,floren,nova,bintang) dll serta Seluruh Mahasiswa PAUD

angkatan 2009.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Kiranya Tuhan Yang Maha

Pengasih melimpahkan rahmat dan berkatNya kepada penulis dalam penyusunan

skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat dalam

memperkaya ilmu pendidikan dan pengetahuan. Terima kasih.

Medan, Juli 2013

Penulis,

Sritio yuhenny Br.Sinaga

(6)

i

Abstrak

SRITIO Y BR.SINAGA. Upaya Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal melalui Metode Sosiodrama pada anak kelompok B di TK Mutiara Handayani Medan Tahun ajaran 2012/2013. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan 2013.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah : bagaimana penggunaan metode sosiodrama dalam neningkatkan kecerdasan interpersonal anak pada kelompok B. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal melalui metode sosiodrama anak pada kelompok B di TK Mutiara Handayani Medan.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yaumi yang menyatakan bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemempuan untuk memahami pikiran,sikap,dan perilaku orang lain, mempersepsikan membedakan suasana hati, serta mampu memberikan respons secara tepat sesuai dengan kondisi dalam bersosial. Sedangkan metodesosiodrama diambil dari teori sanjaya yang menyatakan bahwa sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan fenomena social pemecahan masalah yang menyangkut masalah hubungan antar manusia dalam bersosial.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Dalam setiap siklus dilakukan empat tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Sebelum dilakukan tindakan pada siklus I, peneliti terlebih dahulu mengamati proses pembelajaran awal anak atau prasiklus yang bertujuan selain untuk mengetahui kecerdasan interpersonal anak juga untuk mengetahui kekurangan-kekurangnnya. Subjek penelitian adalah anak kelas B di TK Mutiara Handayani Medan yang berjumlah 18 anak terdiri dari 10 anak perempuan dan 8 anak laki-laki. Instrument dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi kecerdasan interpersonal anak.

(7)

iv

 

DAFTARISI

ABSTRAK ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 6

1.3. Batasan Masalah ... 7

1.4. Rumusan Masalah ... 7

1.5. TujuanPenelitian ... 7

1.6. Manfaatpenelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1. Kerangka Teori ... 10

2.1.1. Kecerdasan Interpersonal ... 10

2.1.1.1. Pengertian Kecerdasan Interpersonal ... 10

2.1. 1.2 Pentingnya Kecerdasan Interpersonal ... 12

2.1.1.3 Komponen Kecerdasan Interpersonal ... ..12

2.1.1.4 Dimensi Kecerdasan Interpersonal ... 14

2.1.1.5 Karakteristik Kecerdasan Interpersonal ... 15

2.1.1.6 Pengembangan Kecerdasan Interpersonal anak ... 16

2.1.2. Metode Sosiodrama ... 17

(8)

v

 

2.1.2.2 Tujuan Penggunaan Metode Sosiodrama ... 19

2.1.2.3 Langkah-langkah Penggunaan Metode Sosiodrama ... 20

2.1.2.4 Peranan Metode Sosiodrama ... 21

2.1.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Sosiodrama ... 22

2.2. KerangkaKonseptual ... 23

2.3. Hipotesis ... 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25

3.1. Jenis Penelitian ... 25

3.2 Subjek dan Objek Penelitian. ... ..25

3.3. Defenisi Operasional Variabel ... 25

3.4. Prosedur Penelitian ... 26

3.5. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 34

4.1.1 Kondisi Awal Sebelum Penelitian ... 34

4. 1.2 Hasil Penelitian Siklus I ... 35

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II ... 43

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

5.l.Kesimpulan ... 51

5.2 Saran ... 52

DAFTARPUSTAKA ... 53

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Lembar Observasi Kecerdasan Interpersonal Anak ... 30

Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Tingkat Keberhasilan Anak ... 32

Tabel 3.3. Jadwal Penelitian... 32

Tabel 4.1. Rangkuman Hasil Pengamatan Kecerdasan Interpersonal anak Siklus I ... 36

Tabel 4.2. Tingkat Kecerdasan Interpersonal anak Siklus I ... 37

Tabel 4.3. Rangkuman Hasil Pengamatan Kecerdasan Interpersonal anak Siklus II ... 42

Tabel 4.4. Tingkat Kecerdasan Interpersonal anak Siklus II ... 43

(10)

vi

DAFTAR GAMBAR

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pasal 1 butir 14). Pendidikan anak usia dini juga salah satu bentuk

penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah

pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),sosio

emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa, komunikasi, serta kecerdasan

(daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan sosial)sesuai dengan

keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

Kecerdasan yang perlu dikembangkan pada diri anak yang selama ini

diyakini para orang tua sebenarnya adalah kecerdasan Intelektual saja. Padahal,

seorang anak dikatakan cerdas apabila anak tersebut mampu menyesuaikan diri

dengan lingkungannya, maksudnya anak mampu berinteraksi dengan orang lain,

mampu mengendalikan suasana hati, mampu memahami perasaan orang lain dan

mampu melihat dirinya sedang dalam kondisi yang ada. Seorang anak yang

mendapat nilai ‘A’ mungkin saja sangat kuat dalam kemampuan bahasa,

matematika, dan sains tetapi dia mungkin tidak memiliki keterampilan

interpersonal (kemampuan untuk bersosialisasi).

(12)

Pengembangan kecerdasan manusia hendaknya dilakukan sejak usia

dini. Howard gardner dalam Anita Yus (2011:19) menyebutkan masa anak

merupakan masa terjadinya peningkatan perkembangan kecerdasan dari 50 %

menjadi 80 % apabila anak menerima rangsangan yang berbentuk pengalaman

belajar yang diberikan oleh lingkungan kepada anak.

Menurut Gardner dalam Yuami (2012:12) menyatakan bahwa:

Dalam diri manusia terkandung banyak kecerdasan bahwa kecerdasan memiliki delapan komponen kecerdasan. Dia menamakan kedelapan komponen kecerdasan tersebut adalah kecerdasan ganda, yakni kecerdasan linguistic-verbal, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan lain juga meliputi kecerdasan spasial-visual, kecerdasan ritmik-musik, kecerdasan kinestetik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis dan kecerdasan interpersonal.

Salah satu dari kecerdasan itu adalah kecerdasan interpersonal.Menurut

Gardner dan Checkly dalam yaumi (2012:21) menyatakan bahwa kecerdasan

interpersonal adalah kemampuan memahami pikiran, sikap, dan perilaku orang

lain, kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi

dan keinginan orang lain, serta kemampuan memberikan respons secara tepat

terhadap suasana hati, tempramen, motivasi, dan keinginan orang lain. Kecerdasan

Interpersoanal juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berlangsung antar

dua pribadi, mencirikan proses-proses yang timbul sebagai suatu hasil dari

interaksi individu dengan individu lainnya. Kecerdasan interpersonal

menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain.

Mereka cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga

mudah bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya. Kecerdasan

Interpersonal ini juga sering disebut sebagai kecerdasan sosial,selain itu seseorang

yang memiliki kecerdasan ini memiliki kemampuan menjalin persahabatan yang

(13)

yang dilahirkan bersama ketika seseorang lahir, tetapi lebih tepatnya sesuatu yang

harus dikembangkan melalui pembinaan dan pengajaran, sama seperti kecerdasan

lainnya. Karena itu waktu terbaik untuk mulai membangun kecerdasan

interpersonal anak adalah ketika dia masih usia muda.

Pentingnya Kecerdasan interpersonal diajarkan kepada anak sejak dini

agar anak memiliki kemampuan untuk berteman dan berkenalan dengan mudah,

suka berada di sekitar orang lain, ingin tahu mengenai orang lain, ramah terhadap

orang asing, mau menggunakan bersama mainanya dan berbagi makanan dengan

temannya, mengalah kepada anak lain, serta sabar menunggu gilirannya selama

bermain. Kecerdasan interpersonal sangat penting karena merupakan dasar bagi

kesejahteraan anak, khususnya untuk menjadi orang dewasa yang sadar secara

sosial dan mudah menyesuaikan diri, menjadi berhasil dalam pekerjaan dan demi

kesejahteraan emosional dan fisiknya, karena kurangnya kecerdasan interpersonal

adalah salah satu faktor penyebab tingkah laku yang tidak diterima secara sosial.

Namun pada kenyataannya para orang tua tidak terlalu mementingkan

tentang kecerdasan interpersonal anak-anak mereka, mereka hanya menginginkan

anak mereka pandai dalam bidang akademik saja seperti baca, tulis, dan berhitung

itu sudah cukup bagi mereka sehingga mengakibatkan anak-anak mereka memiliki

kecerdasan interpersonal yang rendah dimana anak tidak suka bermain dengan

anak-anak lain, lebih suka menyendiri, merebut dan mengambil mainan anak-anak

lain, memukul dan menendang anak-anak lain dan secara teratur terlibat dalam

perkelahian, tidak suka bergiliran, tidak suka berbagi dan sangat posesif

(menonjolkan kepemilikannya) akan mainannya, menjadi agresif dan

(14)

Kecerdasan interpersonal ini bukanlah sesuatu yang ada atau tidak ada

ketika anak dilahirkan.Kecerdasan ini harus diajarkan dan dibina selama tahap

pendewasaan. Jika dibiarkan tanpa diajarkan, anak mungkin mulai berkelakuan

dengan cara-cara yang tidak dapat diterima oleh masyarakat dan jika

terus-menerus dibiarkan tanpa kendali, masalahnya mungkin berlanjut dan bahkan

bertambah buruk.Kecerdasan interpersonal dapat diajarkan melalui metode

sosiodrama.

Menurut Djamara dan Zain( 2010 : 88,101 ) mengemukakan bahwa: Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosidrama adalah sandiwara tanpa naskah (skript) dan tanpa latihan terlebih dahulu, sehingga dilakukan secara spontan.Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.

Metode sosiodrama wajar digunakan dalam pembelajaran menurut

Ramayulis (2008:301-311) dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang

mengandung sifat-sifat sebagai berikut : memahami perasaan orang lain, membagi

pertanggungan jawab dan memikulnya, menghargai pendapat orang lain,

mengambil keputusan kelompok, membantu penyesuaian diri dengan kelompok,

memperbaiki hubungan sosial, mengenali nilai-nilai dan sikap-sikap. Metode

sosiodrama merupakan suatu metode pembelajaran dalam konsep bermain drama

sosial yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di TK

Mutiara Handayani Polonia Medan terdapat kejanggalan dalam pembelajaran,

dimana sekolah ini hanya menggunakan metode calistung. Metode calistung

adalah suatu metode pembelajaran yang hanya mengembangkan IQ nya saja yang

hanya mengajarkan tentang baca, tulis, hitung (kemampuan akademik) dan tidak

(15)

untuk mampu memahami perasaan orang lain, menghargai pendapat orang lain,

mengambil keputusan kelompok, membantu penyesuaian diri dengan kelompok,

memperbaiki hubungan sosial, mengenali nilai-nilai dan sikap baik serta sikap

buruk. Sehingga banyak anak yang tidak mampu untuk berinteraksi dengan baik

terhadap orang lain (teman, guru,dan lingkungan sekitarnya).

Pelaksanaan pembelajaran di TK Mutiara Handayani Medan masih

mengutamakan kemampuan akademik seperti membaca, menulis dan berhitung

dimana setiap anak masih mengerjakan tugas secara individual yang diberikan

oleh guru. Kegiatan menulis pada buku tugas setiap anak tidak akan melibatkan

anak bekerja secara kelompok sehingga kecerdasan interpersonal kurang

dikembangkan. Anak hanya fokus terhadap pekerjaannya dan tidak

memperdulikan pekerjaan temannya sehingga belum terjalin hubungan sosial

yang baik antar anak.

Kegiatan pembelajaran sehari-hari dilaksanakan dengan posisi duduk yang

konvensional dimana anak duduk menghadap papan tulis dan mendengarkan guru

layaknya kegiatan pembelajaran di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.Kegiatan

pembelajaran yang seperti ini tidak dapat mengembangkan kecerdasan

interpersonal anak karena tidak ada kesempatan kepada masing-masing anak

untuk menjalin interaksi dengan teman sebaya. Hal ini tampak pada keadaan di

kelas B yang berjumlah 18 anak, dimana ada ± 11 anak masih memiliki sifat egois

yang tinggi dan tidak mau bekerjasama. Agar kegiatan pembelajaran yang

diberikan kepada anak usia dini lebih efektif dan sesuai dengan tahapan

perkembangnnya maka diperlukan metode pembelajaran yang tepat. Metode

(16)

cara bermain peran drama sosial dimana tujuan dari metode ini untuk

meningkatkan kecerdasan interpersonal anak. Metode ini merupakan salah satu

metode yang mengharuskan anak berinteraksi dengan temannya karena metode ini

adalah metode drama sosial, jadi dalam suatu pembelajaran yang menggunakan

metode sosiodrama setiap anak yang ikut serta dalam drama sosial yang sedang

berlangsung memiliki perannya masing-masing. Dari sinilah anak mulai dapat

belajar berinteraksi dengan baik terhadap teman, guru serta lingkungannya.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis berkeinginan untuk melakukan

penelitian tentang “Upaya Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal anak

Melalui Metode Sosiodrama Pada Anak kelompok B di TK Mutiara

Handayani Medan Tahun Ajaran 2012/2013”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat diperoleh identifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya pengetahuan orangtua dan guru tentang pentingnya kecerdasan

interpersonal

2. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih kurang mengembangkan

kecerdasan interpersonal anak dimana setiap hari anak mengerjakan tugas

individual seperti menulis di buku tulis yang tidak melibatkan anak

menjalin hubungan sosial dengan anak lain.

3. Posisi duduk yang konvensional dimana anak harus duduk menghadap

papan tulis dan mendengar penjelasan guru tanpa adanya pemberian

(17)

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini perlu dibuat pembatasan masalah, agar masalah yang

diteliti jelas dan terarah. Sesuai identifikasi masalah di atas, maka penulis hanya

membatasi masalah mengenai: “Upaya Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal

Melalui Metode Sosiodrama Pada Anak kelompok B di TK Mutiara Handayani

Medan Tahun Ajaran 2012/2013”

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut di atas, maka yang akan diteliti

dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah dengan menggunakan

metode sosiodrama dapat meningkatkan kecerdasan interpersonal pada anak usia

kelompok B di TK Mutiara Handayani Medan Tahun Ajaran 2012/2013?”

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui apakah kecerdasan interpersoanal anak meningkat dengan

menggunakan metode sosiodrama pada anak kelompok B di TK Mutiara

(18)

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan

pada umumnya dan pada guru PAUD khususnya baik secara teoritis maupun

praktis.

1.6.1 Manfaat Teoritis

Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh

gambaran mengenai metode sosiodrama yang dapat meningkatkan kecerdasan

interpersonal anak usia dini.

1.6.2 Manfaat Praktis

a. Bagi anak:

1. Dapat meningkatkan semangat belajar dalam berinteraksi.

2. Anak mampu memahami perasaan orang lain.

3. Meningkatkan EQ anak.

b. Bagi guru:

1. Dapat meningkatkan keakfian anak dalam pembelajaran

2. Menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran.

3. Guru memahami pentingnya kecerdasan interpersonal bagi anak.

c. Bagi sekolah:

1. Hasil penelitian dapat meningkatkan kualitas SDM yang baik.

2. Menjadikan sekolah yang terpercaya dalam membina peserta didik

dengan tidak hanya mengajarkan IQ tetapi juga pada EQ.

3. Menciptakan peserta didik yangkelak akan menjadi orang dewasa

(19)

d. Bagi Peneliti:

Menambah pengetahuan peneliti untuk memahami pentingnya

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dan analisis data, diperoleh beberapa

kesimpulan antara lain adalah:

1. Tingkat kecerdasan interpersonal anak pada siklus I pada siklus I pertemuan

kedua terdapat sebanyak 2 anak atau 11,11% tergolong sangat baik, 5 anak

atau 27,78% tergolong baik, 5 anak atau 27,78% tergolong cukup dan 6 anak

atau 33,33% tergolong kurang. Pada siklus II terjadi peningkatan yaitu anak

yang tergolong katagori sangat baik meningkat menjadi 5 anak atau 27,78%,

yang tergolong katagori baik meningkat menjadi 10 anak atau 55,55% yang

tergolong katagori cukup berkurang menjadi 2 anak atau 11,11%, dan anak

yang katagori kurang berkurang menjadi 1 anak atau 5,56%.

2. Suasana kegiatan pembelajaran yang menyenangkan karena dapat berakting

seperti dalam cerita drama (belajar sambil bermain).

3. Melalui metode sosiodrama ini dapat meningkatkan kecerdasan interpersonal

pada anak. Hal ini terlihat dari peningkatan indikator yang artinya anak telah

mampu bersosialisasi dengan baik.

4. Dengan menggunakan metode sosiodrama dapat meningkatkan kecerdasan

interpersonal anak kelompok B di TK Mutiara Handayani Tahun Ajaran

2012/2013.

(21)

5.2 Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan kesimpulan diatas, maka peneliti

memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Bagi guru diharapkan dapat menciptakan suasana belajar sambil bermain

senyaman mungkin dan selalu memberikan motivasi-motivasi kepada anak

untuk hasil pembelajaran yang di harapkan.

2. Bagi pihak sekolah khususnya Kepala sekolah diharapkan untuk lebih

memberikann perhatian terhadap perkembangan kecerdasan interpersonal

(22)

1

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong, Thomas.2003.Setiap Anak Cerdas.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama

Arikunto, Suharsimi, et all. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara.

Dewi, Rosmala. 2010. Profesionalisasi Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas.

Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Djamara dan Zain.2010.Strategi Belajar Menggajar.Jakarta: Rineka Cipta

Gunadarma, Gozali.2011.Pengertian Kecerdasan Interpersonal. diakses pada

tanggal 08 Februari 2013 dari

http://gozaligunadarma.blogspot.com/2011/11/pengertian-kecerdasan

interpersonal.html.)

Lwin, May, dkk. 2008. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan.

Jakarta: Indeks.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.58.2009. Jakarta

Riwayanti, Rike.2011.Kecerdasan Interpersonal.diakses pada tanggal 08 Februari

2013 dari

http://rike-rikeriwayanti.blogspot.com/2011/02/kecerdasan-interpersonal.html/

Roestiyah.2008.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Sanjaya, Wina.2010.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Suparno, Paul.2004.Teori Intelegensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah.

Yogjakarta: Kanisius.

Yaumi, Muhammad. 2012. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelegences. Jakarta:

Dian Rakyat.

Yus, Anita.2009. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman

Gambar

Tabel 4.1. Rangkuman Hasil Pengamatan Kecerdasan Interpersonal anak Siklus I .............
Gambar 3.1 Skema Penelitian Tindakan kelas ......................................................................
gambaran mengenai metode sosiodrama yang dapat meningkatkan kecerdasan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca usulan penelitian dengan judul : PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA DENGAN KEPRIBADIAN SEBAGAI VARIABEL MADERATING

kualitas lah an se bes ar 95 persentil konsentrasi regional background yan g rel evan pa da setiap titik sampling pada daera l yang berbeda. Hal ini tidak te rdapat di Indonesia,

Kooperatif Metode Student Team Achievement Division (STAD), Think Pair Share (TPS), Dan Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Keaktifan Dan Hasil Belajar Kelas X

The purpose of this research is to develop a Knowledge Management System For The Selection Of High-Yielding Rice Variety and Seeds. The method used is the Linear Life Cycle model

pendekatan terhadap siswa, sehingga problematika siswa lebih mudah diketahui; (3) mencari referensi yang memadai dan mengikuti pelatihan; (4) niat yang kuat, sarana, dan

Platensis dengan formula terbaik berdasarkan penelitian pendahuluan yaitu dengan formula KI (penambahan serbuk S. Platensis sebanyak 20 %, setara dengan 200 mg), uji

Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan pada kemampuan berpikir kritis peserta didik yang mengikuti dan tidak mengikuti pembelajaran