ii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena telah melimpahkan rahmad dan karuniaNya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Melalui Metode Sosiodrama Pada anak Kelompok B di TK Mutiara Handayani Kota Medan Tahun Ajaran 2012/2013”
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa jenjang S1 Pendidikan
Guru Pendidikan Anak Usia Dini jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Dalam Penulisan ini banyak pihak yang terilibat didalamnya yang
memberikan bantuan berupa bimbingan, arahan, moral maupun material sehingga
skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang
terlibat dalam penulisan skripsi ini.
Penulias juga mengucapkan terima kasih yang sedlam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri
Medan.
2. Drs.Nasrun, MS selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Unversitas Negeri
Medan
3. Prof. Dr. Yusnadi, MS selaku Pembantu Dekan I dan Drs.Aman Simare-mare
MS selakuPembantu Dekan II FIP UNIMED
4. Dra.Hj.Nasriah M,Pd dan kak Ika Suyanti S.Pd selaku ketua Prodi PG.PAUD
dan sketaris Jur. PG.PAUD UNIMED
5. Dra. Rahmulyani,M.Pd, kons selaku Dosen Pembimbing Akademik
6. Drs. Jasper Simanjuntak, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Drs. Aman simare-mare, MS, Dra. Sariana Marbun, M.Pd dan Dra.
Rahmulyani, M.Pd, Kons selaku dosen penyelaras.
8. Teristimewa buat keluargaku, ayahanda dan ibunda P.sinaga/br.Sinurat,
9. Meriana Hasugian,S.Pd selaku kepala sekolah di TK Mutiara Handayani
Medan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
10. Special for someone Poltak Silaban, S.Pd yang telah memberikan kasih
sayangnya serta dukungan dan dorongan semangat dan meluangkan pikiran
sebagai bahan masukan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini
11. Buat sahabat-sahabatku terkhusus buat Naimah, irani, ice, peris, yuli, dan
Teman-teman PPLT Tk Negeri 2 Medan, dan teman-teman dari GSM
(K’desi,lena,pida,floren,nova,bintang) dll serta Seluruh Mahasiswa PAUD
angkatan 2009.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Kiranya Tuhan Yang Maha
Pengasih melimpahkan rahmat dan berkatNya kepada penulis dalam penyusunan
skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini bermanfaat dalam
memperkaya ilmu pendidikan dan pengetahuan. Terima kasih.
Medan, Juli 2013
Penulis,
Sritio yuhenny Br.Sinaga
i
Abstrak
SRITIO Y BR.SINAGA. Upaya Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal melalui Metode Sosiodrama pada anak kelompok B di TK Mutiara Handayani Medan Tahun ajaran 2012/2013. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan 2013.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah : bagaimana penggunaan metode sosiodrama dalam neningkatkan kecerdasan interpersonal anak pada kelompok B. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal melalui metode sosiodrama anak pada kelompok B di TK Mutiara Handayani Medan.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yaumi yang menyatakan bahwa kecerdasan interpersonal adalah kemempuan untuk memahami pikiran,sikap,dan perilaku orang lain, mempersepsikan membedakan suasana hati, serta mampu memberikan respons secara tepat sesuai dengan kondisi dalam bersosial. Sedangkan metodesosiodrama diambil dari teori sanjaya yang menyatakan bahwa sosiodrama adalah metode pembelajaran bermain peran untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan fenomena social pemecahan masalah yang menyangkut masalah hubungan antar manusia dalam bersosial.
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus dilakukan 2 kali pertemuan. Dalam setiap siklus dilakukan empat tahapan yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah observasi. Sebelum dilakukan tindakan pada siklus I, peneliti terlebih dahulu mengamati proses pembelajaran awal anak atau prasiklus yang bertujuan selain untuk mengetahui kecerdasan interpersonal anak juga untuk mengetahui kekurangan-kekurangnnya. Subjek penelitian adalah anak kelas B di TK Mutiara Handayani Medan yang berjumlah 18 anak terdiri dari 10 anak perempuan dan 8 anak laki-laki. Instrument dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi kecerdasan interpersonal anak.
iv
DAFTARISI
ABSTRAK ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 6
1.3. Batasan Masalah ... 7
1.4. Rumusan Masalah ... 7
1.5. TujuanPenelitian ... 7
1.6. Manfaatpenelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1. Kerangka Teori ... 10
2.1.1. Kecerdasan Interpersonal ... 10
2.1.1.1. Pengertian Kecerdasan Interpersonal ... 10
2.1. 1.2 Pentingnya Kecerdasan Interpersonal ... 12
2.1.1.3 Komponen Kecerdasan Interpersonal ... ..12
2.1.1.4 Dimensi Kecerdasan Interpersonal ... 14
2.1.1.5 Karakteristik Kecerdasan Interpersonal ... 15
2.1.1.6 Pengembangan Kecerdasan Interpersonal anak ... 16
2.1.2. Metode Sosiodrama ... 17
v
2.1.2.2 Tujuan Penggunaan Metode Sosiodrama ... 19
2.1.2.3 Langkah-langkah Penggunaan Metode Sosiodrama ... 20
2.1.2.4 Peranan Metode Sosiodrama ... 21
2.1.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Sosiodrama ... 22
2.2. KerangkaKonseptual ... 23
2.3. Hipotesis ... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 25
3.1. Jenis Penelitian ... 25
3.2 Subjek dan Objek Penelitian. ... ..25
3.3. Defenisi Operasional Variabel ... 25
3.4. Prosedur Penelitian ... 26
3.5. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 34
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 34
4.1.1 Kondisi Awal Sebelum Penelitian ... 34
4. 1.2 Hasil Penelitian Siklus I ... 35
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II ... 43
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 48
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 51
5.l.Kesimpulan ... 51
5.2 Saran ... 52
DAFTARPUSTAKA ... 53
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Lembar Observasi Kecerdasan Interpersonal Anak ... 30
Tabel 3.2. Kriteria Penilaian Tingkat Keberhasilan Anak ... 32
Tabel 3.3. Jadwal Penelitian... 32
Tabel 4.1. Rangkuman Hasil Pengamatan Kecerdasan Interpersonal anak Siklus I ... 36
Tabel 4.2. Tingkat Kecerdasan Interpersonal anak Siklus I ... 37
Tabel 4.3. Rangkuman Hasil Pengamatan Kecerdasan Interpersonal anak Siklus II ... 42
Tabel 4.4. Tingkat Kecerdasan Interpersonal anak Siklus II ... 43
vi
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
pendidikan lebih lanjut (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, pasal 1 butir 14). Pendidikan anak usia dini juga salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah
pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),sosio
emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa, komunikasi, serta kecerdasan
(daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan sosial)sesuai dengan
keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Kecerdasan yang perlu dikembangkan pada diri anak yang selama ini
diyakini para orang tua sebenarnya adalah kecerdasan Intelektual saja. Padahal,
seorang anak dikatakan cerdas apabila anak tersebut mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungannya, maksudnya anak mampu berinteraksi dengan orang lain,
mampu mengendalikan suasana hati, mampu memahami perasaan orang lain dan
mampu melihat dirinya sedang dalam kondisi yang ada. Seorang anak yang
mendapat nilai ‘A’ mungkin saja sangat kuat dalam kemampuan bahasa,
matematika, dan sains tetapi dia mungkin tidak memiliki keterampilan
interpersonal (kemampuan untuk bersosialisasi).
Pengembangan kecerdasan manusia hendaknya dilakukan sejak usia
dini. Howard gardner dalam Anita Yus (2011:19) menyebutkan masa anak
merupakan masa terjadinya peningkatan perkembangan kecerdasan dari 50 %
menjadi 80 % apabila anak menerima rangsangan yang berbentuk pengalaman
belajar yang diberikan oleh lingkungan kepada anak.
Menurut Gardner dalam Yuami (2012:12) menyatakan bahwa:
Dalam diri manusia terkandung banyak kecerdasan bahwa kecerdasan memiliki delapan komponen kecerdasan. Dia menamakan kedelapan komponen kecerdasan tersebut adalah kecerdasan ganda, yakni kecerdasan linguistic-verbal, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan lain juga meliputi kecerdasan spasial-visual, kecerdasan ritmik-musik, kecerdasan kinestetik, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan naturalis dan kecerdasan interpersonal.
Salah satu dari kecerdasan itu adalah kecerdasan interpersonal.Menurut
Gardner dan Checkly dalam yaumi (2012:21) menyatakan bahwa kecerdasan
interpersonal adalah kemampuan memahami pikiran, sikap, dan perilaku orang
lain, kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi
dan keinginan orang lain, serta kemampuan memberikan respons secara tepat
terhadap suasana hati, tempramen, motivasi, dan keinginan orang lain. Kecerdasan
Interpersoanal juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berlangsung antar
dua pribadi, mencirikan proses-proses yang timbul sebagai suatu hasil dari
interaksi individu dengan individu lainnya. Kecerdasan interpersonal
menunjukkan kemampuan seseorang untuk peka terhadap perasaan orang lain.
Mereka cenderung untuk memahami dan berinteraksi dengan orang lain sehingga
mudah bersosialisasi dengan lingkungan di sekelilingnya. Kecerdasan
Interpersonal ini juga sering disebut sebagai kecerdasan sosial,selain itu seseorang
yang memiliki kecerdasan ini memiliki kemampuan menjalin persahabatan yang
yang dilahirkan bersama ketika seseorang lahir, tetapi lebih tepatnya sesuatu yang
harus dikembangkan melalui pembinaan dan pengajaran, sama seperti kecerdasan
lainnya. Karena itu waktu terbaik untuk mulai membangun kecerdasan
interpersonal anak adalah ketika dia masih usia muda.
Pentingnya Kecerdasan interpersonal diajarkan kepada anak sejak dini
agar anak memiliki kemampuan untuk berteman dan berkenalan dengan mudah,
suka berada di sekitar orang lain, ingin tahu mengenai orang lain, ramah terhadap
orang asing, mau menggunakan bersama mainanya dan berbagi makanan dengan
temannya, mengalah kepada anak lain, serta sabar menunggu gilirannya selama
bermain. Kecerdasan interpersonal sangat penting karena merupakan dasar bagi
kesejahteraan anak, khususnya untuk menjadi orang dewasa yang sadar secara
sosial dan mudah menyesuaikan diri, menjadi berhasil dalam pekerjaan dan demi
kesejahteraan emosional dan fisiknya, karena kurangnya kecerdasan interpersonal
adalah salah satu faktor penyebab tingkah laku yang tidak diterima secara sosial.
Namun pada kenyataannya para orang tua tidak terlalu mementingkan
tentang kecerdasan interpersonal anak-anak mereka, mereka hanya menginginkan
anak mereka pandai dalam bidang akademik saja seperti baca, tulis, dan berhitung
itu sudah cukup bagi mereka sehingga mengakibatkan anak-anak mereka memiliki
kecerdasan interpersonal yang rendah dimana anak tidak suka bermain dengan
anak-anak lain, lebih suka menyendiri, merebut dan mengambil mainan anak-anak
lain, memukul dan menendang anak-anak lain dan secara teratur terlibat dalam
perkelahian, tidak suka bergiliran, tidak suka berbagi dan sangat posesif
(menonjolkan kepemilikannya) akan mainannya, menjadi agresif dan
Kecerdasan interpersonal ini bukanlah sesuatu yang ada atau tidak ada
ketika anak dilahirkan.Kecerdasan ini harus diajarkan dan dibina selama tahap
pendewasaan. Jika dibiarkan tanpa diajarkan, anak mungkin mulai berkelakuan
dengan cara-cara yang tidak dapat diterima oleh masyarakat dan jika
terus-menerus dibiarkan tanpa kendali, masalahnya mungkin berlanjut dan bahkan
bertambah buruk.Kecerdasan interpersonal dapat diajarkan melalui metode
sosiodrama.
Menurut Djamara dan Zain( 2010 : 88,101 ) mengemukakan bahwa: Metode sosiodrama dan role playing dapat dikatakan sama artinya dan dalam pemakaiannya sering disilihgantikan. Sosidrama adalah sandiwara tanpa naskah (skript) dan tanpa latihan terlebih dahulu, sehingga dilakukan secara spontan.Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam hubungannya dengan masalah sosial.
Metode sosiodrama wajar digunakan dalam pembelajaran menurut
Ramayulis (2008:301-311) dalam rangka mencapai tujuan-tujuan yang
mengandung sifat-sifat sebagai berikut : memahami perasaan orang lain, membagi
pertanggungan jawab dan memikulnya, menghargai pendapat orang lain,
mengambil keputusan kelompok, membantu penyesuaian diri dengan kelompok,
memperbaiki hubungan sosial, mengenali nilai-nilai dan sikap-sikap. Metode
sosiodrama merupakan suatu metode pembelajaran dalam konsep bermain drama
sosial yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di TK
Mutiara Handayani Polonia Medan terdapat kejanggalan dalam pembelajaran,
dimana sekolah ini hanya menggunakan metode calistung. Metode calistung
adalah suatu metode pembelajaran yang hanya mengembangkan IQ nya saja yang
hanya mengajarkan tentang baca, tulis, hitung (kemampuan akademik) dan tidak
untuk mampu memahami perasaan orang lain, menghargai pendapat orang lain,
mengambil keputusan kelompok, membantu penyesuaian diri dengan kelompok,
memperbaiki hubungan sosial, mengenali nilai-nilai dan sikap baik serta sikap
buruk. Sehingga banyak anak yang tidak mampu untuk berinteraksi dengan baik
terhadap orang lain (teman, guru,dan lingkungan sekitarnya).
Pelaksanaan pembelajaran di TK Mutiara Handayani Medan masih
mengutamakan kemampuan akademik seperti membaca, menulis dan berhitung
dimana setiap anak masih mengerjakan tugas secara individual yang diberikan
oleh guru. Kegiatan menulis pada buku tugas setiap anak tidak akan melibatkan
anak bekerja secara kelompok sehingga kecerdasan interpersonal kurang
dikembangkan. Anak hanya fokus terhadap pekerjaannya dan tidak
memperdulikan pekerjaan temannya sehingga belum terjalin hubungan sosial
yang baik antar anak.
Kegiatan pembelajaran sehari-hari dilaksanakan dengan posisi duduk yang
konvensional dimana anak duduk menghadap papan tulis dan mendengarkan guru
layaknya kegiatan pembelajaran di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.Kegiatan
pembelajaran yang seperti ini tidak dapat mengembangkan kecerdasan
interpersonal anak karena tidak ada kesempatan kepada masing-masing anak
untuk menjalin interaksi dengan teman sebaya. Hal ini tampak pada keadaan di
kelas B yang berjumlah 18 anak, dimana ada ± 11 anak masih memiliki sifat egois
yang tinggi dan tidak mau bekerjasama. Agar kegiatan pembelajaran yang
diberikan kepada anak usia dini lebih efektif dan sesuai dengan tahapan
perkembangnnya maka diperlukan metode pembelajaran yang tepat. Metode
cara bermain peran drama sosial dimana tujuan dari metode ini untuk
meningkatkan kecerdasan interpersonal anak. Metode ini merupakan salah satu
metode yang mengharuskan anak berinteraksi dengan temannya karena metode ini
adalah metode drama sosial, jadi dalam suatu pembelajaran yang menggunakan
metode sosiodrama setiap anak yang ikut serta dalam drama sosial yang sedang
berlangsung memiliki perannya masing-masing. Dari sinilah anak mulai dapat
belajar berinteraksi dengan baik terhadap teman, guru serta lingkungannya.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis berkeinginan untuk melakukan
penelitian tentang “Upaya Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal anak
Melalui Metode Sosiodrama Pada Anak kelompok B di TK Mutiara
Handayani Medan Tahun Ajaran 2012/2013”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat diperoleh identifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya pengetahuan orangtua dan guru tentang pentingnya kecerdasan
interpersonal
2. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih kurang mengembangkan
kecerdasan interpersonal anak dimana setiap hari anak mengerjakan tugas
individual seperti menulis di buku tulis yang tidak melibatkan anak
menjalin hubungan sosial dengan anak lain.
3. Posisi duduk yang konvensional dimana anak harus duduk menghadap
papan tulis dan mendengar penjelasan guru tanpa adanya pemberian
1.3. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini perlu dibuat pembatasan masalah, agar masalah yang
diteliti jelas dan terarah. Sesuai identifikasi masalah di atas, maka penulis hanya
membatasi masalah mengenai: “Upaya Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal
Melalui Metode Sosiodrama Pada Anak kelompok B di TK Mutiara Handayani
Medan Tahun Ajaran 2012/2013”
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah tersebut di atas, maka yang akan diteliti
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Apakah dengan menggunakan
metode sosiodrama dapat meningkatkan kecerdasan interpersonal pada anak usia
kelompok B di TK Mutiara Handayani Medan Tahun Ajaran 2012/2013?”
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui apakah kecerdasan interpersoanal anak meningkat dengan
menggunakan metode sosiodrama pada anak kelompok B di TK Mutiara
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan
pada umumnya dan pada guru PAUD khususnya baik secara teoritis maupun
praktis.
1.6.1 Manfaat Teoritis
Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan untuk memperoleh
gambaran mengenai metode sosiodrama yang dapat meningkatkan kecerdasan
interpersonal anak usia dini.
1.6.2 Manfaat Praktis
a. Bagi anak:
1. Dapat meningkatkan semangat belajar dalam berinteraksi.
2. Anak mampu memahami perasaan orang lain.
3. Meningkatkan EQ anak.
b. Bagi guru:
1. Dapat meningkatkan keakfian anak dalam pembelajaran
2. Menggunakan metode yang bervariasi dalam pembelajaran.
3. Guru memahami pentingnya kecerdasan interpersonal bagi anak.
c. Bagi sekolah:
1. Hasil penelitian dapat meningkatkan kualitas SDM yang baik.
2. Menjadikan sekolah yang terpercaya dalam membina peserta didik
dengan tidak hanya mengajarkan IQ tetapi juga pada EQ.
3. Menciptakan peserta didik yangkelak akan menjadi orang dewasa
d. Bagi Peneliti:
Menambah pengetahuan peneliti untuk memahami pentingnya
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan dan analisis data, diperoleh beberapa
kesimpulan antara lain adalah:
1. Tingkat kecerdasan interpersonal anak pada siklus I pada siklus I pertemuan
kedua terdapat sebanyak 2 anak atau 11,11% tergolong sangat baik, 5 anak
atau 27,78% tergolong baik, 5 anak atau 27,78% tergolong cukup dan 6 anak
atau 33,33% tergolong kurang. Pada siklus II terjadi peningkatan yaitu anak
yang tergolong katagori sangat baik meningkat menjadi 5 anak atau 27,78%,
yang tergolong katagori baik meningkat menjadi 10 anak atau 55,55% yang
tergolong katagori cukup berkurang menjadi 2 anak atau 11,11%, dan anak
yang katagori kurang berkurang menjadi 1 anak atau 5,56%.
2. Suasana kegiatan pembelajaran yang menyenangkan karena dapat berakting
seperti dalam cerita drama (belajar sambil bermain).
3. Melalui metode sosiodrama ini dapat meningkatkan kecerdasan interpersonal
pada anak. Hal ini terlihat dari peningkatan indikator yang artinya anak telah
mampu bersosialisasi dengan baik.
4. Dengan menggunakan metode sosiodrama dapat meningkatkan kecerdasan
interpersonal anak kelompok B di TK Mutiara Handayani Tahun Ajaran
2012/2013.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil temuan penelitian dan kesimpulan diatas, maka peneliti
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi guru diharapkan dapat menciptakan suasana belajar sambil bermain
senyaman mungkin dan selalu memberikan motivasi-motivasi kepada anak
untuk hasil pembelajaran yang di harapkan.
2. Bagi pihak sekolah khususnya Kepala sekolah diharapkan untuk lebih
memberikann perhatian terhadap perkembangan kecerdasan interpersonal
1
DAFTAR PUSTAKA
Amstrong, Thomas.2003.Setiap Anak Cerdas.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama
Arikunto, Suharsimi, et all. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.
Dewi, Rosmala. 2010. Profesionalisasi Guru Melalui Penelitian Tindakan Kelas.
Medan: Pasca Sarjana Unimed.
Djamara dan Zain.2010.Strategi Belajar Menggajar.Jakarta: Rineka Cipta
Gunadarma, Gozali.2011.Pengertian Kecerdasan Interpersonal. diakses pada
tanggal 08 Februari 2013 dari
http://gozaligunadarma.blogspot.com/2011/11/pengertian-kecerdasan
interpersonal.html.)
Lwin, May, dkk. 2008. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan.
Jakarta: Indeks.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.58.2009. Jakarta
Riwayanti, Rike.2011.Kecerdasan Interpersonal.diakses pada tanggal 08 Februari
2013 dari
http://rike-rikeriwayanti.blogspot.com/2011/02/kecerdasan-interpersonal.html/
Roestiyah.2008.Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Sanjaya, Wina.2010.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Suparno, Paul.2004.Teori Intelegensi Ganda dan Aplikasinya di Sekolah.
Yogjakarta: Kanisius.
Yaumi, Muhammad. 2012. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelegences. Jakarta:
Dian Rakyat.
Yus, Anita.2009. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman