• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMK NEGERI 1 BERASTAGI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMK NEGERI 1 BERASTAGI."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN GAYA

KOGNITIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR

KREATIF SISWA SMKN 1 BERASTAGI

TESIS

Diajukan guna memenuhi salah satu syarat Untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

DORMALUM HERLINDA SITUMORANG NIM. 8126122013

PROGRAM PASCA SARJANA

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ii ABSTRAK

DORMALUM H. SITUMORANG (2014). Pengaruh Model Pembelajaran dan Gaya Kognitif Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMK Negeri 1 Berastagi. Tesis, Program Studi Teknologi Pendidikan, Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan model pembelajaran sinektik dan model pembelajaran langsung, (2) perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa dengan gaya kognitif field dependent dan field independent, dan (3) interaksi antara model pembelajaran dan gaya kognitif siswa terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 1 Berastagi Tahun Pelajaran 2014/2015. Sampel penelitian terdiri dari 34 orang siswa kelas X untuk penggunaan model pembelajaran sinektik dan 33 orang siswa kelas X untuk penggunaan model pembelajaran langsung. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling. Instrumen untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif digunakan tes bentuk uraian yang berjumlah 8 soal dan lembar observasi untuk penilaian produk makrame oleh siswa. Sedangkan pengelompokkan gaya konitif siswa diberikan test gaya kognitif yang diadaptasi dari Philip K. Oltman, Eveeln, dan Herman A. Witkin yang disebut dengan Group Embedded Figured Test (GEFT). Metode penelitian menggunakan rancangan kuasi eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2. Teknik analisis data menggunakan Anava dua jalur.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) keterampilan berpikir kreatif siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran sinektik (� = 85,32 ) lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung (� = 81,76), dengan F hitung = 4,42 > F tabel = 3,99, (2) keterampilan berpikir kreatif siswa yang memiliki gaya kognitif fied independent (

= 87,88) lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent ( = 79,26), dengan F hitung = 26,53 > F tabel = 3,99, (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran dan gaya kognitif terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa dengan F hitung = 7,51 > F tabel = 3,99.

(6)

ii

berpikir kreatif siswa yang memiliki gaya kognitif field independent yang diajarkan model pembelajaran langsung (� = 83,81) dengan siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent yang diajarkan dengan model pembelajaran sinektik

(7)

ii ABSTRACT

DORMALUM H SITUMORANG. (2014). The Influence Model of Learning and Cognitive Styles Of Creative Thinking Skills of the Students of SMK Negeri 1 Berastagi. Thesis, Graduate Stadies of University of Medan.

The aim of this research is to find out: (1) the differences in creative thinking skills of students taught with synectic learning model and the direct instructional model, (2) the differences in creative thinking skills of students with cognitive style of field dependent and field independent, and (3) the interaction of learning model and cognitive style in determining the capability of the students in creative thinking.

The population of this research is all students in tenth year of SMK Negeri 1 Berastagi Academic Year 2014/2015. The sample consisted of 34 students of learning model synectic and 33 students of class X to use direct instructional model. The sample that is drawn using cluster random sampling. The instruments employed to measure the ability of creative thinking skills uses 8 items essay tests, and observation sheet for product assessment macrame by students. The classification of cognitive style of the students was given a test of cognitive style adaptation of Philip K. Oltman, Eveeln, and Herman A. Witkin called the Group Embedded Figured Test (GEFT). Research method used in this work is quasi experimental design with factors of 2 x 2 factorial. Meanwhile,the teachnique of data analysis uses two way anova.

The finding of the research shows that: (1) creative thinking skills of students taught with synectic learning ( � = 85.32) is higher that those taught with direct instructional model ( � = 81.76), with Fcount = 4.42 > Ftable = 3.99, (2) creative thinking skills of students who have cognitive styles fied independent ( � = 87.88) is higher than the students who have a field-dependent cognitive style ( � = 79.26) , with Fcount = 26.53 > Ftable = 3.99, (3) there is an interaction between the model of learning and cognitive style on students' creative thinking skills with Fcount = 7.51 > F table = 3.99.

(8)

ii

(9)
(10)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karuniaNya sehingga peneliti dapat mengerjakan dan menyelesaikan tesis ini dengan baik

yang disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan persyaratan program Magister pada Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Dalam menyusun tesis ini, peneliti menghadapi berbagai kesulitan, di antaranya literature dan pengetahuan peneliti sendiri, oleh karena itu penulis

menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dari segi isi maupun bahasanya. Untuk itu peneliti mengharapkan saran-saran yang membangun dari pembaca.

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dosen Pembimbing I yaitu Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd dan Dosen Pembimbing II yaitu Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti.

2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, dan Ibu Prof. Dr. Asih Menanti, S.Psi, M.S, selaku dosen penguji

yang banyak memberikan masukan atau sumbangan pemikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan penulis khususnya dalam hal metodologi penelitian ini.

(11)

ii

M.Pd, dan staf Prodi Teknologi Pendidikan yang banyak membantu khususnya dalam hal administrasi perkuliahan selama masa perkuliahan. 4. Bapak/Ibu Dosen Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan Universitas Negeri

Medan yang telah mendidik dan mengajari peneliti selama perkuliahan. 5. Kepala Sekolah Drs. Kelion dan Guru-guru SMK Negeri 1 Berastagi

6. Orangtuaku tercinta Bapak Alm L. Situmorang, Mama P. Sihotang, dan adik-adikku serta seluruh keluarga yang memberikan semangat, dukungan, dan doa kalian yang selalu diberikan kepada penulis

7. Rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan Angkatan 22.

Penulis tidak dapat membalas semua yang diberikan, kiranya kasih karunia Tuhan memelihara serta memberikan anugrahNya yang besar bagi kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, November 2014 Penulis,

Dormalum Herlinda Situmorang

(12)
(13)
(14)
(15)

ii

SURAT KETERANGAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Drs. Nurdin, M.Pd

NIP : 196604031994021001

(16)

ii Menyatakan bahwa

Nama : Dormalum Herlinda Situmorang

NIM : 8126122013

Program Studi : Teknologi Pendidikan

Judul Tesis : Pengaruh Model Pembelajaran Dan Gaya Kognitif Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMK

Negeri 1 Berastagi

Bahwa instrumen penelitian yang digunakan berupa tes uraian sebanyak 8 soal telah memenuhi indikator keterampilan berpikir kreatif. Dan berdasarkan materi dan kisi-kisi soal, telah dilakukan validitas isi terhadap instrumen tes keterampilan berpikir kreatif. Dengan ini dinyatakan instrumen tes keterampilan berpikir kreatif layak untuk digunakan.

Demikianlah surat ini dapat diperbuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Berastagi, Agustus 2014

(17)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karuniaNya sehingga peneliti dapat mengerjakan dan menyelesaikan tesis ini dengan baik

yang disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan persyaratan program Magister pada Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri

Medan.

Dalam menyusun tesis ini, peneliti menghadapi berbagai kesulitan, di antaranya literature dan pengetahuan peneliti sendiri, oleh karena itu penulis

menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dari segi isi maupun bahasanya. Untuk itu peneliti mengharapkan saran-saran yang membangun dari pembaca.

Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dosen Pembimbing I yaitu Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd dan Dosen

Pembimbing II yaitu Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd yang selalu

memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti.

2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian,

M.Pd, dan Ibu Prof. Dr. Asih Menanti, S.Psi, M.S, selaku dosen penguji yang banyak memberikan masukan atau sumbangan pemikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan penulis khususnya dalam hal

metodologi penelitian ini.

3. Bapak Ketua Prodi Teknologi Pendidikan yaitu Prof. Dr. Harun Sitompul,

(18)

ii

4. Bapak/Ibu Dosen Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan yang telah mendidik dan mengajari peneliti selama perkuliahan. 5. Kepala Sekolah Drs. Kelion dan Guru-guru SMK Negeri 1 Berastagi

6. Orangtuaku tercinta Bapak Alm L. Situmorang, Mama P. Sihotang, dan adik-adikku serta seluruh keluarga yang memberikan semangat, dukungan,

dan doa kalian yang selalu diberikan kepada penulis

7. Rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan Angkatan 22.

Penulis tidak dapat membalas semua yang diberikan, kiranya kasih karunia Tuhan memelihara serta memberikan anugrahNya yang besar bagi kita semua.

Akhir kata penulis mengucapkan semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, November 2014 Penulis,

(19)

v

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ……….... 11

1. Hakekat Keterampilan Berpikir ... 11

a. Definisi Berpikir ... 11

b. Definisi Keterampilan Berpikir ... 13

c. Ciri – Ciri Berpikir Kreatif ... 18

d. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas ……… 21

e. Tahap – Tahap Dalam Proses Berpikir Kreatif ………… 22

f. Cara Meningkatkan Berpikir Kreatif Siswa ………. 23

2. Hakekat Model Pembelajaran Keterampilan Berpikir... 25

(20)

vi

b. Model Pembelajaran Sinektik . ... 28

c. Model Pembelajaran Langsung ... 39

3. Hakekat Gaya Kognitif ... 50

a. Gaya Kognitif Field Dependent (FD) ... 52

b. Gaya Kognitif Field Independent (FI) ...54

B. Penelitian yang Relevan ... 55

C. Kerangka Berpikir ... 57

D. Pengajuan Hipotesis ... 66

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 68

B. Populasi dan Sampel Penelian ... 68

C. Variabel dan Defenisi Operasional ... 69

D. Metode dan Rancangan Penelitian ... 71

E. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian ... 73

F. Pengontrolan Perilaku……….. 76

G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ... 78

H. Hasil Coba Instrumen ...86

(21)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 : Struktur Strategi Pertama: Menciptakan Sesuatu yang Baru …. 36 2.2 : Strategi Kedua: Membuat Sesuatu yang Asing Menjadi Familiar 37 2.3 : Fase-fase Dalam Model Pembelajaran Langsung ……….. 47 3.1 : Desain Faktorial 2 x 2 ……….... 72 3.2 : Kisi-kisi Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ………... 80 3.3 : Pedoman Penskoran Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif 81 3.4 : Kisi –kisi Lembar Observasi Kreativitas Produk ……….. 83 4.1 : Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Yang Dibelajarkan

Dengan Model Pembelajaran Sinektik ………... 88 4.2 : Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Yang Dibelajarkan

Dengan Model Pembelajaran Langsung ……….... 90 4.3 : Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Field Independent……... 91 4.4 : Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Field Dependent ……... 93 4.5 : Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa dengan Gaya Kognitif Field

Independent Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Sinektik ………... 94 4.6 : Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa dengan Gaya Kognitif

Field Dependent Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Sinektik ………... 96 4.7 : Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa dengan Gaya Kognitif

Field Independent Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Langsung ……… ... 98 4.8 : Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa dengan Gaya Kognitif

Field Dependent Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan

Model Pembelajaran Langsung ………... 100 4.9 : Rangkuman Uji Normalitas Keterampilan Berpikir Kreatif

Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Sinektik

(22)

4.10 : Rangkuman Uji Normalitas Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Yang Memiliki Gaya Kognitif Field Independent dan Field Dependent 102 4.11 : Rangkuman Uji Normalitas Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Yang

Dibelajarkan dengan Model Sinektik dan Langsung berdasarkan Gaya Kognitif Field Independent dan Field Dependent 103

4.12 : Ringkasan Hasil Perhitungan Uji F Pembelajaran Model Sinektik dan

Langsung ………... 104

4.13 : Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Untuk

Gaya Kognitif ………... 104 4.14 : Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Model

Pembelajaran Berdasarkan Gaya Kognitif ………... 105

4.15 : Rangkuman Data hasil Perhitungan Analisis Desktiptif …….. 106

4.16 : Rangkuman Perhitungan Anava Faktorial 2 x 2 ………. 107

(23)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1 : Histogram Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Sinektik ………. 91

4.2 : Histogram Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Langsung ……… 92

4.3 : Histogram Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Field

Independent ……….. 94

4.4 : Histogram Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Field

Dependent ……… 95

4.5 : Histogram Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Gaya Kognitif Field Independent Yang Dibelajarkan dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Sinektik 97

4.6 : Histogram Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Gaya Kognitif Field Dependent Yang Dibelajarkan

dengan Menggunakan Model Pembelajaran Sinektik ……… 98

4.7 : Histogram Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Gaya Kognitif Field Independent Yang Dibelajarkan dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Langsung……… 100 4.8 : Histogram Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Gaya

Kognitif Field Dependent Yang Dibelajarkan dengan

Menggunakan Model Pembelajaran Langsung ………… 102 4.9: Interaksi Model Pembelajaran dan Gaya Kognitif

(24)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus ………... 131

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Sinektik …... 135

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Langsung….. ... 148

4. Instrumen Soal Uraian Tes Keterampilan Berpikir Kreatif... 163

5. Kunci Jawaban Tes Keterampilan Berpikir Kreatif...….. ... 165

6. Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ………... 167

7. Tabel PerhitunganTingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ……... 168

8. Perhitungan Analisis Butir Soal ...………... 170

9. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penilaian Produk Makrame 174

10. Tabel Perhitungan Reliabilitas Tes Gaya Kognitif ……... 177

11. Instrumen Tes Gaya Kognitif (GEFT) ………... 179

12. Tabel Tes Gaya Kognitif Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 187

13. Distribusi Frekuensi Data Penelitian ………... 188

14. Perhitungan Uji Normalitas dan Homogenitas Data …... 203

15. Tabulasi Data Penelitian ………... 215

16. Dokumentasi Penelitian………... 220

17. Surat Keputusan Dosen Pembimbing ... 234

18. Surat Keputusan Seminar Proposal ... 235

19. Surat Penelitian dari Pasca Sarjana ... . 236

20. Surat Keterangan Validasi Instrumen... 237

21. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 238

22. Undangan Ujian Tesis ... 239

(25)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Harapan untuk diterima di dunia kerja tentunya bukanlah suatu kesalahan,

akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja sangat terbatas dan tidak berbanding lurus dengan lembaga pendidikan baik pendidikan dasar,

menengah, maupun pendidikan tinggi. Selain itu, pemerintah diharapkan berupaya melalui kebijakan pendidikan dalam rangka merubah paradigma agar siswa lebih siap berwirausaha dan lulusan tidak hanya menitikberatkan menjadi pegawai.

Banyaknya masyarakat di Indonesia yang ingin menjadi pegawai menjadikan jumlah pengangguran di Indonesia relatif tinggi. Kesenjangan ini merupakan

penyebab utama peningkatan angka pengangguran. Sedangkan penggangguran sendiri merupakan salah satu permasalahan pembangunan yang sangat kritis.

Pengangguran dan kemiskinan di Indonesia masih cukup besar yang

memerlukan perhatian pemerintah. Jumlah pengangguran terbuka berdasarkan data BPS pada awal Agustus 2011 sebesar 7,70 juta jiwa atau 6,56% dari jumlah

angkatan kerja (15 tahun ke atas), yaitu sebanyak 117,37 juta jiwa. Sementara itu, jumlah angkatan kerja setengah menganggur sebanyak 13,52 juta jiwa dan bekerja paruh waktu sebanyak 21,00 juta jiwa. Jumlah penduduk miskin (penduduk

(26)

2

Salah satu faktor paling dominan penyebab pengangguran adalah ketidakseimbangan supply and demand atau jumlah pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lowongan yang tersedia. Hal ini biasa disebabkan karena sistem

pembelajaran yang diterapkan di berbagai pranata saat ini lebih terfokus pada bagaimana menyiapkan para peserta didik yang cepat lulus dan mendapatkan

pekerjaan di pranata formal, bukannya lulusan yang siap menciptakan pekerjaan. Memasuki abad ke-21 yang dikenal dengan abad pengetahuan atau abad millenium diperlukan sumber daya manusia Indonesia dengan kualitas tinggi yang

memiliki berbagai kemampuan, antara lain: kemampuan bekerjasama, berpikir kritis-kreatif, memahami berbagai budaya, menguasai teknologi informasi, dan

mampu belajar mandiri sehingga sumber daya manusia Indonesia dapat bersaing dalam mengisi pasar kerja.

Salah satu jenjang pendidikan yang wajib diikuti oleh anak bangsa di

Indonesia adalah tingkat pendidikan menengah, termasuk di dalamnya adalah Sekolah Menengah Kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu jenis pendidikan menengah di Indonesia yang dirancang untuk mempersiapkan

siswa memasuki lapangan kerja. Dewasa ini teknologi dan industri berkembang pesat, perkembangan tersebut memiliki dampak positif dan negatif bagi kehidupan

manusia. Untuk menghadapi perkembangan teknologi dan industri tersebut, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan berpikir logis, bersifat kritis, kreatif, inisiatif dan adaptif terhadap perubahan dan

perkembangan. Dalam dunia pendidikan, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), merupakan salah satu wadah untuk menciptakan SDM yang dibutuhkan

(27)

3

standar kompetensi lulusan SMK kelompok teknologi dan rekayasa (KTSP, 2010) yang salah satu diantaranya adalah membentuk peserta didik sebagai individu yang memiliki dasar pengetahuan luas dan kuat, kemampuan berpikir logis, kritis,

kreatif, inovatif dan analitis secara mandiri, untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja,

serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Berdasarkan data yang diperoleh per Februari 2011, terdapat 1,19 juta

lulusan SMK menganggur atau 13,81% dari total pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan di Indonesia (Sumber : Badan Pusat Statistik).. Menurut hasil

survey yang dilakukan oleh Task Force System Curriculum ACM (2001:7) bahwa terjadi kesenjangan antara kompetensi lulusan pendidikan dengan kebutuhan kemampuan tenaga kerja di dunia usaha. Di dunia pendidikan siswa melakukan

kegiatan practicum, content mastery, systemic know mastery, tool and reference needed, dan portofolio, sedangkan dalam dunia usaha atau industri yang

dibutuhkan adalah kemampuan tenaga kerja yang melakukan communication

skills, team building, systemic thinking, professionalism, quality, role of

enterprise. Luthvitasari dkk (2012) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa

pembelajaran di SMK masih mengalami kendala dalam hal keterbatasan alat bantu pembelajaran, dan rendahnya keterampilan berpikir kreatif dan berpikir kritis siswa. Akhirnya menggunakan salah satu model pembelajaran yang sesuai

dengan tuntutan yang meningkatkan aspek keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif siswa SMK melalui pembelajaran berbasis proyek. Hasil

(28)

4

rendahnya keterampilan berpikir kritis dan kreatif lulusan sekolah dasar sampai perguruan tinggi di Indonesia karena pendidikan berpikir belum ditangani dengan baik. Berdasarkan pendapat di atas kecenderungan terhadap strategi pembelajaran

selama ini berlangsung perlu diadakan pembenahan dan dikembangkan sehingga lebih memacu kreatifitas dan keaktifan siswa. Siswa SMK diharapkan menjadi

tenaga profesional tingkat menengah sebaiknya juga dikenalkan cara-cara kerja para profesional yang ada di industri, dengan demikian akan lebih mempermudah lulusan setelah memasuki dunia kerja. Cara-cara kerja di industri yang sangat

menuntut adalah kreativitas, kerjasama, dan keaktifan yang seharusnya diadopsi dalam strategi-strategi pembelajaran SMK.

SMK Negeri 1 Berastagi merupakan bentuk dari sekolah menengah kejuruan. Salah satu program keahlian yang terdapat di SMK Negeri 1 Berastagi adalah program keahlian tekstil. Materi dan pengajaran yang digunakan dalam

program keahlian tekstil disesuaikan dengan ketentuan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Hasil observasi awal yang dilakukan pada awal tahun 2014 melalui wawancara terhadap beberapa guru dan kepala sekolah SMK Negeri 1 Berastagi,

menunjukkan masih kurangnya tingkat kreativitas siswa dalam menghasilkan karya dalam pembuatan desain yang ditugaskan oleh guru. Kurangnya tingkat

kreatifitas siswa mempengaruhi tingkat prestasi siswa. Dalam pencapaian tujuan pembelajaran, setiap akhir program pengajaran dilakukan evaluasi. Indikator keberhasilan dari tujuan pengajaran tersebut adalah kemampuan belajar siswa

yang diwujudkan dalam bentuk Ujian Akhir Semester (UAS). Dari 3 tahun yang terakhir, nilai rata-rata mata pelajaran produktif masih di bawah KKM yang

(29)

5

praktek, dari hasil pengamatan guru, siswa masih lebih sering bertanya dengan teman yang lain serta melihat produk teman yang lain, sehingga kondisi ini memunculkan masalah adanya peniruan objek produk yang sama pada siswa.

Akibatnya karya yang dihasilkan siswa kurang kreatif dan variatif. Jika permasalahan seperti ini tidak diatasi, maka akan membawa dampak siswa akan

tertinggal dengan orang-orang yang lebih kreatif. Apalagi dengan perkembangan zaman yang semakin pesat dan persaingan juga ketat.

Berpikir kreatif merupakan salah satu tujuan yang dicita-citakan dari

kurikulum 2013, oleh karena itu kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu

yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan

masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang. Kurikulum harus mengandung

hal-hal yang dapat membantu setiap siswa mengembangkan semua potensi yang ada

pada dirinya untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru,

kemampuan-kemampuan baru, serta cara berpikir baru yang dibutuhkan dalam kehidupannya.

Penyebab kurangnya keterampilan berpikir kreatif siswa dimungkinkan beberapa faktor, yaitu siswa kesulitan memahami penguasaan materi pembelajaran, siswa

pasif dalam pembelajaran, dan model pembelajaran guru bidang studi yang masih konvensional.

Keterampilan berpikir kreatif pada dasarnya merupakan kecakapan menggunakan pikiran/rasio kita secara optimal yang mencakup kecakapan menggali informasi, kecakapan mengolah informasi, kecakapan mengambil

keputusan, serta memecahkan masalah secara kreatif. Umumnya siswa yang berpikiran rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana”. Dengan berpikir rasional

(30)

6

Siswa mengidentifikasi permasalahan yang ada berdasarkan data dan fakta-fakta, sehingga siswa akan membuktikan atau menemukan konsep baru.

Riyanto (2009:191) berpendapat bahwa berpikir kreatif itu adalah

kemampuan menggunakan pengetahuan yang dimiliki dan pengetahuan orang lain kemudian memperkuat terobosan/lompatan yang memungkinkan mereka

memandang segala sesuatu dengan cara yang baru yang belum mereka alami sebelumnya. Munandar (2009:25) juga mendefenisikan berpikir kreatif sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan

untuk memberikan gagasan – gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan –

hubungan baru antara unsur – unsur yang sudah ada sebelumnya. Munandar (2009:192) mengemukakan karakteristik keterampilan berpikir kreatif siswa dapat dilihat melalui 1) berpikir lancar (Fluent thinking), 2) berpikir luwes (Flexible

thinking), 3) berpikir Orisinil (Original thinking), dan 4) keterampilan

mengelaborasi (Elaboration ability).

Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, guru harus mendalami dan

menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran. Guru diharapkan menjadi pelopor untuk membuka jalan baru ke arah pengembangan

kreativitas siswa. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang bisa menumbuhkan perilaku kreatif pada siswa, yaitu model pembelajaran sinektik. Model ini dirancang oleh William J. Gordon ( dalam

Joyce, Weil and Calhoun, 2009:248), dalam proses pengajarannya, pengembangan dimensi kreativitas sangat diutamakan dan untuk mengembangkannya dapat

(31)

7

bahwa synectic juga merupakan salah satu pendekatan yang memusatkan perhatian pada kompetensi peserta didik untuk mengembangkan beerbagai bentuk metaphor untuk membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya.

Model ini berfungsi secara efektif khususnya bagi siswa yang kurang percaya diri dan tidak berani mengambil resiko dalam aktivitas, model ini juga bisa digunakan

pada siswa yang memiliki daya berpikir kreatif yang berbeda-beda dan sangat menghargai setiap pemikiran yang dihasilkan. Untuk dapat mengasah potensi kreatif pada siswa, model sinektik bisa dijadikan sebagai salah satu referensi

dalam melaksanakan pembelajaran.

Selain pemilihan model pembelajaran yang tepat, perolehan hasil belajar

suatu kegiatan pembelajaran yang dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengenal dan memahami karakteristik siswa. Seorang guru mampu mengenali karakteristik siswa akan dapat membantu terselenggaranya proses pembelajaran

secara efektif yang memungkinkan peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa yang ditinjau dari hasil belajar siswa. Seorang guru hendaknya mampu untuk mengenal dan mengetahui karakteristik siswa akan sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan belajar.

Salah satu karakteristik siswa adalah gaya kognitif siswa. Gaya kognitif

adalah suatu cara yang konsisten yang dilakukan oleh siswa dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir dan memecahkan masalah. Dengan kata lain, setiap siswa memiliki cara yang relatif tetap atau konsisten

dalam mengolah informasi, berpikir dan mengingat. Menurut Witkin (dalam Sims, 2006: 238) gaya kognitif terdiri dari dua jenis, yaitu gaya dalam menerima

(32)

8

( concept information and retention style). Salah satu tipe gaya kognitif jenis gaya menerima informasi adalah field dependent (FD) dan field independent (FI). Witkin (1977) telah mengembangkan suatu instrument berupa gambar sederhana

dalam suatu pola yang kompleks. Instrumen dimaksud disebut dengan istilah Group Embedded Figures Test (GEFT). Dengan instrumen ini dapat diketahui

jenis gaya kognitif siswa apakah gaya FD atau FI.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran dan gaya kognitif siswa yang diperkirakan

dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam mata pelajaran produktif yang akan dilakukan pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Berastagi pada

semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah

sebagai berikut: (1) rendahnya kreativitas siswa dalam menghasilkan produk, (2) rendahnya hasil belajar siswa, (3) rendahnya kemampuan guru untuk menerapkan

model pembelajaran yang bervariasi, (4) rendahnya keinginan guru untuk mendesain pembelajaran yang menyenangkan, (5) pembelajaran masih dominan

metode ceramah, (6) penggunaan media pembelajaran yang masih terbatas.

C. Batasan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada: (1) model

pembelajaran yang terdiri dari model pembelajaran sinektik dan model pembelajaran langsung, (2) gaya kognitif siswa yaitu field dependent dan field independent, (3) keterampilan berpikir kreatif yang diukur adalah hasil produk

(33)

9

pembelajaran yang berdasarkan indikator berpikir kreatif menurut William dalam Munandar SMK Negeri 1 Berastagi jurusan kriya tekstil X semester ganjil.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah serta

pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan model pembelajaran sinektik dengan siswa yang diajar

dengan model pembelajaran langsung ?

2. Apakah terdapat perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa dengan gaya kognitif FD dan FI ?

3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan gaya kognitif siswa terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa dalam pelajaran kriya tekstil ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa yang

diajar dengan model pembelajaran sinektik dan model pembelajaran langsung.

2. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa dengan

(34)

10

3. Untuk mengetahui interaksi antara gaya kognitif siswa dan model pembelajaran terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa SMK Negeri 1 Berastagi Jurusan Kriya Tekstil.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis dan praktis. Manfaat secara teoretis adalah :

1. Penelitian ini diharapkan dapat mendorong kepedulian dan perhatian guru terhadap keterampilan berpikir siswa, serta menambah wawasan dan

pengetahuan guru apa, mengapa, dan bagaimana meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa

2. Penelitian ini diharapkan minimal menemukan prinsip-prinsip atau bahkan

menemukan dalil-dalil atau kaidah-kaidah mengenai penerapan model pembelajaran bagi pengembangan kreativitas siswa.

Manfaat secara praktis adalah :

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan terhadap upaya-upaya peningkatan mutu pembelajaran dalam sekolah

menengah kejuruan

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kreativitas siswa,

(35)

124

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa

1. Keterampilan berpikir kreatif siswa SMKN 1 Berastagi yang dibelajarkan dengan model pembelajaran sinektik lebih tinggi dibandingkan dengan yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung.

2. Keterampilan berpikir kreatif siswa SMKN 1 Berastagi yang memiliki gaya kognitif field independent lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya

kognitif field dependent.

3. Ada interaksi antara model pembelajaran dan gaya kognitif terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa. Berdasarkan uji lanjut diperoleh hasil bahwa keterampilan

berpikir kreatif siswa yang memiliki gaya kognitif field independent yang dibelajarkan dengan model pembelajaran sinektik lebih tinggi daripada keterampilan

berpikir kreatif siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent dengan model pembelajaran yang sama. Demikian juga bila dibandingkan dengan keterampilan berpikir kreatif siswa dengan gaya kognitif field independent dan field dependent

(36)

125

B. Implikasi

Pertama, hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa

keterampilan berpikir kreatif siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran sinektik lebih tinggi dibandingkan dengan yang dibelajarkan dengan model

pembelajaran langsung. Dengan demikian model pembelajaran sinektik lebih tepat digunakan daripada model pembelajaran langsung. Penggunaan model pembelajaran sinektik dalam pembelajaran produktif tekstil kriya berimplikasi terhadap perencanaan

dan pengembangan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Dalam model pembelajaran sinektik, siswa diharuskan

mengungkapkan informasi yang mereka ketahui, diharuskan menganalogikan sebuah objek yang ada di luar dirinya atau objek yang menjadi pengamatannya, bahkan mampu melibatkan diri dalam pemecahan masalah. Dengan demikian siswa termotivasi untuk

lebih banyak lagi mencari informasi atau bahan pendukung sebagai sumber belajar, dan sumber ide. Secara interaksi sosial, siswa belajar menghargai pendapat orang lain,

dibentuk untuk mampu mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan kepadanya. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran sinektik sangat mendukung siswa

untuk membangun sendiri pengetahuan dan kreatifitasnya. Implikasi dari penerapan model pembelajaran sinektik bagi para pengajar adalah guru berkewajiban untuk selalu berupaya memunculkan isu-isu dan memanfaatkan lingkungan sekitar serta berbagai

pengalaman siswa selama pembelajaran yang tentunya berkaitan dengan materi pelajaran yang akan dibahas, oleh karena itu guru diharapkan dapat memperluas dan

(37)

126

Apabila guru sendiri tidak memiliki keterampilan berpikir kreatif, tidak mungkin guru tersebut dapat mengajarkan bagaimana untuk meningkatkan keterampilan berpikir

kreatif kepada siswa. Oleh karena itu perlu diadakannya seminar-seminar dan pelatihan untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan para guru dalam memahami

keterampilan berpikir kreatif, dan menggunakan model pembelajaran sinektik. Dan guru juga mampu berada pada posisi yang sempurna untuk mendorong atau menekan kreativitas melalui penerimaan dan penolakan terhadap hal-hal yang imajinatif.

Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa gaya kognitif siswa juga mempengaruhi keterampilan berpikir kreatif siswa, dimana siswa yang memiliki gaya

kognitif fiekd independent dan field dependent menunjukkan perbedaan dengan menggunakan pembelajaran yang berbeda. Penerapan model pembelajaran yang berbeda dengan karakteristik siswa yang berbeda dapat membantu siswa dalam

meningkatkan keterampilan berpikir kreatifnya. Perbedaan karakteristik gaya kognitif siswa dapat dikelompokkan dengan cara melakukan test gaya kognitif, angket, atau jasa

psikologi. Dengan memperhatikan karakteristik siswa yang berbeda tentunya dapat dijadikan informasi masukan bagi guru dapat menerapkan beberapa model

pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Di samping itu guru juga dapat melakukan tindakan-tindakan lain misalnya bagi siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent memberikan arahan yang lebih terbimbing untuk membangun

keterampilan berpikir kreatif siswa, sedang pada siswa yang memiliki gaya kognitif field independent melakukan hal yang menunjukkan kepada anak bahwa gagasan yang

(38)

127

prakarsanya sendiri, dan memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa penilaian.

Ketiga, dalam penelitian ini ditemukan juga bahwa siswa yang memiliki gaya kognitif field independent mempunyai ketrampilan berpikir kreatif yang lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent. Lebih khusus lagi siswa yang memiliki gaya kognitif field independent yang dibelajarkan dengan model pembelajaran sinektik lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran

langsung. Demikian juga keterampilan berpikir kreatif siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent yang dibelajarkan dengan model pembelajan langsung lebih

tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran sinektik. Oleh karena itu perlu adanya kesesuaian model pembelajaran dengan karakter yang di miliki siswa. Dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat, akan membuat proses pembelajaran lebih

menarik dan bermakna. Walaupun setiap model pembelajaran pasti mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing, namun hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi pertimbangan dalam penggunaan model pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa.

C. Saran.

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal berikut ini:

1. Disarankan bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran sinektik untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa.

(39)

128

3. Untuk meningkatkan kemampuan keterampilan berpikir kreatif siswa yang memiliki gaya kognitif field independent disarankan untuk menggunakan model pembelajaran

sinektik karena sesuai dengan karakteristik siswa tersebut. Dengan menggunakan model pembelajaran sinektik siswa akan lebih termotivasi menikmati proses

pembelajaran, dan siswa leluasa mengembangkan apa yang ada dalam pemikiran siswa, dengan demikian dapat meningkatkan daya kreatifitas mereka, juga meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Meskipun model pembelajaran sinektik sangat baik bagi siswa yang memilki gaya kognitif field independent, namun juga disarankan untuk dibelajarkan kepada siswa

yang memiliki gaya kognitif field dependent untuk melatih siswa berpikir dan berkreasi tanpa bergantung terhadap guru dan temannya

5. Diadakan pelatihan-pelatihan kepada guru untuk memperkenalkan dan memberikan

keterampilan dalam menggunakan model pembelajaran sinektik sebagai alternatif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa

6. Karakteristik siswa dijadikan variabel moderator dalam penelitian ini adalah gaya kognitif oleh karena itu, disarankan untuk penelitian lanjut melibatkan karakteristik

(40)

127

DAFTAR PUSTAKA

Agustanto, (2010). “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa SMP Negeri 4 Bahorok Langkat”, Tesis Pasca Sarjana Universitas negeri Medan

Arends, R.I (2012), Learning to Teach 9th. Ed. Mc Graw Hill Companies, Inc

Arikunto, S. (2012) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Asrori. (2009) Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. (1989). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Eggen Paul, Kauchak Don. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Edisi Keenam. Jakarta. PT. Indeks

Eko Budiono, (2012). Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Rasional Siswa Kelas VIII-F SMP Negeri 5 Surakarta. http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/upload/2012/0 2/Eko-Budiono, diunduh tanggal 7 November 2013

Fisher and William, (2004). Unlocking Creativity Teaching Across Curriculum. David Fulton Publisher

Gerson, (2003) “Pengaruh Model Pembelajaran Dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SLTP Di Kota Ambon”, Jurnal Pendidikan Dasar Volume 5. No. 1. Universitas Pattimura Ambon

Hakiim Lukmanul, (2009) Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima Ibrahim,(2011), “Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif

Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis-Masalah Yang Menghadirkan Kecerdasan Emosional”, Prosiding Seminar Pendidikan Matematika, Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, ISBN : 978-979-16353-6-3

Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E. (2009) Models of Teaching. New Jerdey: Pearson

(41)

128

Lefrancois, Guy R, (1985), Psychology For Teaching 5th. Ed. Wadsworth, Inc Mulyasa, E, (2006), Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta:

Bumi Aksara

Munandar, S.C. Utami. (2001) Psikologi Perkembangan Pribadi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Munandar, S.C. Utami.(1992) Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Mustami Khalifah, (2007) “Pengaruh Model Pembelajaran Synectic Dipadu Mind Maps Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif, Sikap Kreatif, dan Penguasaan Materi Biologi”, Lentera Pendidikan. Edisi X, No.2

Nasution, (2013), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta; Bumi Aksara

Nur, M dan Kardi, S. (2000) Pengajaran Langsung. Pusdat Sains dan Matematika Sekolah Program Pasca Sarjana. UNESA

Reta, I.K, (2012), “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa”, Artikel Program Studi Pendidikan IPA, Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha, diunduh tanggal 14 mei 2014, http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/

Riyanto, (2009), Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Guru, Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif Dan Berkualitas, Jakarta: Kencana

Risnanosanti, (2009), “Penggunaan Pembelajaran Inkuiri Dalam mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA di Kota Bengkulu”, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, ISSN 978‐979‐16353‐3‐2

Rivai, V dan Murni,S, (2012), Education Management: Analisis Teori dan Praktik, Jakarta: RajaGrafindo Persada

Ronald and Serbrenia Sims, (2006) Learning Styles and Learning. Nova Science Publisher

Rofiq, (2007) “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Membaca Gambar Teknik Mesin”, Disertasi UNY.

(42)

129

Schaffer F, (2000) Critical Thinking For Tomorrow’s Word. Frank Schuffer Publication Inc

Siswono, Tatag. Y. E. (2009) “Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”, Makalah Simposium Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Negeri Surabaya.

Stenberg, R.J and Zhang, Li-Fang, (2012), Handbook of Intellectual Styles, Preferences in Cognition, Learning, and Thinking, Springer Publishion Company

Sumadi Suryabrata, (2011), Psikologi Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada The Join Task Force On Computing Curricula Society, Association for Computer

Machinery (ACM), Computing Curricula (2001) Computer Science (Final Report, Decemer 15, 2001) (http://www.acm.org)

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Wena, Made (2009) Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara

Wegeril Rupert, Literatur Review in Thinking Skill, Technology and Learning. Futurelab Series, School of Education, Open University. (archive.futurelab.org.uk/resources/documents/lit.reviews/thinking_skill_r eview.pdf)

Willy, (2010). “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Kognitif Terhadap Pemahaman Bacaan Bahasa Inggris di SMPS Ahmad Yani Binjai”, Tesis Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan

Woolfolk Anita, (2009) Educational Psychology Active Learning Edition. Bagian Kedua. Edisi Kesepuluh. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar

Gambar

Tabel
Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti menyusun rencana kegiatan harian (RKH). Pelaksanaan perencanaan penelitian ini kegiatannya yaitu mengkoordinasikan terlebih dahulu tentang kegiatan pembelajaran

( ةيليلحتلا ةيفصولا ةقيرطلا ةثحابلا تمدختسا ثحبلا اذه فيو ( Descriptive analytical Method. 1 وه نايبلا نع لئاسلما ةدوجولما ىأ فصو ةركفلا ةيسيئرلا لجلأ مهف

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena dengan pertolongannya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS RASIO KEUANGAN DAN INFLASI UNTUK MEMPREDIKSI

Menurut Sutanto (2002), bahwa PO dapat dipahami sebagai suatu praktek pertanian yang bersifat holistik mengingat kegiatan PO menyangkut berbagai aspek, antara lain :

Berdasarkan data Kejahatan Pengguguran Kandungan atau Abortus Provocatus Criminalis yang telah dikemukakan oleh penulis sebelumya, kita dapat melihat bahwa masih

Dengan adanya implementasi model pembelajaran Cooperatif dalam pembelajaran fikih dalam menghadapi partisipasi siswa yang lemah maka seorang guru menerapkan model

1) Kinerja (Performance), yaitu mengenai karakteristik operasi pokok dari produk inti. Misalnya bentuk dan kemasan yang bagus akan lebih menarik pelanggan. 2) Ciri-ciri atau

Begitu juga dengan kebiasaan Ibunya di malam hari yang selalu duduk dan merenung di bawah pohon depan rumahnya sambil memohon kepada “Mbah Ibu Bumi Bapa Kuasa” yang diyakini