PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN GAYA
KOGNITIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR
KREATIF SISWA SMKN 1 BERASTAGI
TESIS
Diajukan guna memenuhi salah satu syarat Untuk memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Teknologi Pendidikan
Oleh:
DORMALUM HERLINDA SITUMORANG NIM. 8126122013
PROGRAM PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii ABSTRAK
DORMALUM H. SITUMORANG (2014). Pengaruh Model Pembelajaran dan Gaya Kognitif Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMK Negeri 1 Berastagi. Tesis, Program Studi Teknologi Pendidikan, Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan model pembelajaran sinektik dan model pembelajaran langsung, (2) perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa dengan gaya kognitif field dependent dan field independent, dan (3) interaksi antara model pembelajaran dan gaya kognitif siswa terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK Negeri 1 Berastagi Tahun Pelajaran 2014/2015. Sampel penelitian terdiri dari 34 orang siswa kelas X untuk penggunaan model pembelajaran sinektik dan 33 orang siswa kelas X untuk penggunaan model pembelajaran langsung. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling. Instrumen untuk mengukur keterampilan berpikir kreatif digunakan tes bentuk uraian yang berjumlah 8 soal dan lembar observasi untuk penilaian produk makrame oleh siswa. Sedangkan pengelompokkan gaya konitif siswa diberikan test gaya kognitif yang diadaptasi dari Philip K. Oltman, Eveeln, dan Herman A. Witkin yang disebut dengan Group Embedded Figured Test (GEFT). Metode penelitian menggunakan rancangan kuasi eksperimen dengan desain faktorial 2 x 2. Teknik analisis data menggunakan Anava dua jalur.
Temuan penelitian menunjukkan bahwa: (1) keterampilan berpikir kreatif siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran sinektik (� = 85,32 ) lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran langsung (� = 81,76), dengan F hitung = 4,42 > F tabel = 3,99, (2) keterampilan berpikir kreatif siswa yang memiliki gaya kognitif fied independent (
� = 87,88) lebih tinggi daripada siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent ( � = 79,26), dengan F hitung = 26,53 > F tabel = 3,99, (3) terdapat interaksi antara model pembelajaran dan gaya kognitif terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa dengan F hitung = 7,51 > F tabel = 3,99.
ii
berpikir kreatif siswa yang memiliki gaya kognitif field independent yang diajarkan model pembelajaran langsung (� = 83,81) dengan siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent yang diajarkan dengan model pembelajaran sinektik
ii ABSTRACT
DORMALUM H SITUMORANG. (2014). The Influence Model of Learning and Cognitive Styles Of Creative Thinking Skills of the Students of SMK Negeri 1 Berastagi. Thesis, Graduate Stadies of University of Medan.
The aim of this research is to find out: (1) the differences in creative thinking skills of students taught with synectic learning model and the direct instructional model, (2) the differences in creative thinking skills of students with cognitive style of field dependent and field independent, and (3) the interaction of learning model and cognitive style in determining the capability of the students in creative thinking.
The population of this research is all students in tenth year of SMK Negeri 1 Berastagi Academic Year 2014/2015. The sample consisted of 34 students of learning model synectic and 33 students of class X to use direct instructional model. The sample that is drawn using cluster random sampling. The instruments employed to measure the ability of creative thinking skills uses 8 items essay tests, and observation sheet for product assessment macrame by students. The classification of cognitive style of the students was given a test of cognitive style adaptation of Philip K. Oltman, Eveeln, and Herman A. Witkin called the Group Embedded Figured Test (GEFT). Research method used in this work is quasi experimental design with factors of 2 x 2 factorial. Meanwhile,the teachnique of data analysis uses two way anova.
The finding of the research shows that: (1) creative thinking skills of students taught with synectic learning ( � = 85.32) is higher that those taught with direct instructional model ( � = 81.76), with Fcount = 4.42 > Ftable = 3.99, (2) creative thinking skills of students who have cognitive styles fied independent ( � = 87.88) is higher than the students who have a field-dependent cognitive style ( � = 79.26) , with Fcount = 26.53 > Ftable = 3.99, (3) there is an interaction between the model of learning and cognitive style on students' creative thinking skills with Fcount = 7.51 > F table = 3.99.
ii
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karuniaNya sehingga peneliti dapat mengerjakan dan menyelesaikan tesis ini dengan baik
yang disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan persyaratan program Magister pada Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan.
Dalam menyusun tesis ini, peneliti menghadapi berbagai kesulitan, di antaranya literature dan pengetahuan peneliti sendiri, oleh karena itu penulis
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dari segi isi maupun bahasanya. Untuk itu peneliti mengharapkan saran-saran yang membangun dari pembaca.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dosen Pembimbing I yaitu Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd dan Dosen Pembimbing II yaitu Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti.
2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, dan Ibu Prof. Dr. Asih Menanti, S.Psi, M.S, selaku dosen penguji
yang banyak memberikan masukan atau sumbangan pemikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan penulis khususnya dalam hal metodologi penelitian ini.
ii
M.Pd, dan staf Prodi Teknologi Pendidikan yang banyak membantu khususnya dalam hal administrasi perkuliahan selama masa perkuliahan. 4. Bapak/Ibu Dosen Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan Universitas Negeri
Medan yang telah mendidik dan mengajari peneliti selama perkuliahan. 5. Kepala Sekolah Drs. Kelion dan Guru-guru SMK Negeri 1 Berastagi
6. Orangtuaku tercinta Bapak Alm L. Situmorang, Mama P. Sihotang, dan adik-adikku serta seluruh keluarga yang memberikan semangat, dukungan, dan doa kalian yang selalu diberikan kepada penulis
7. Rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan Angkatan 22.
Penulis tidak dapat membalas semua yang diberikan, kiranya kasih karunia Tuhan memelihara serta memberikan anugrahNya yang besar bagi kita semua. Akhir kata penulis mengucapkan semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, November 2014 Penulis,
Dormalum Herlinda Situmorang
ii
SURAT KETERANGAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Drs. Nurdin, M.Pd
NIP : 196604031994021001
ii Menyatakan bahwa
Nama : Dormalum Herlinda Situmorang
NIM : 8126122013
Program Studi : Teknologi Pendidikan
Judul Tesis : Pengaruh Model Pembelajaran Dan Gaya Kognitif Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa SMK
Negeri 1 Berastagi
Bahwa instrumen penelitian yang digunakan berupa tes uraian sebanyak 8 soal telah memenuhi indikator keterampilan berpikir kreatif. Dan berdasarkan materi dan kisi-kisi soal, telah dilakukan validitas isi terhadap instrumen tes keterampilan berpikir kreatif. Dengan ini dinyatakan instrumen tes keterampilan berpikir kreatif layak untuk digunakan.
Demikianlah surat ini dapat diperbuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Berastagi, Agustus 2014
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala karuniaNya sehingga peneliti dapat mengerjakan dan menyelesaikan tesis ini dengan baik
yang disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan persyaratan program Magister pada Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri
Medan.
Dalam menyusun tesis ini, peneliti menghadapi berbagai kesulitan, di antaranya literature dan pengetahuan peneliti sendiri, oleh karena itu penulis
menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dari segi isi maupun bahasanya. Untuk itu peneliti mengharapkan saran-saran yang membangun dari pembaca.
Pada kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada: 1. Dosen Pembimbing I yaitu Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd dan Dosen
Pembimbing II yaitu Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd yang selalu
memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti.
2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian,
M.Pd, dan Ibu Prof. Dr. Asih Menanti, S.Psi, M.S, selaku dosen penguji yang banyak memberikan masukan atau sumbangan pemikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan penulis khususnya dalam hal
metodologi penelitian ini.
3. Bapak Ketua Prodi Teknologi Pendidikan yaitu Prof. Dr. Harun Sitompul,
ii
4. Bapak/Ibu Dosen Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan yang telah mendidik dan mengajari peneliti selama perkuliahan. 5. Kepala Sekolah Drs. Kelion dan Guru-guru SMK Negeri 1 Berastagi
6. Orangtuaku tercinta Bapak Alm L. Situmorang, Mama P. Sihotang, dan adik-adikku serta seluruh keluarga yang memberikan semangat, dukungan,
dan doa kalian yang selalu diberikan kepada penulis
7. Rekan-rekan mahasiswa Pasca Sarjana Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan Angkatan 22.
Penulis tidak dapat membalas semua yang diberikan, kiranya kasih karunia Tuhan memelihara serta memberikan anugrahNya yang besar bagi kita semua.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga tesis ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, November 2014 Penulis,
v
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ……….... 11
1. Hakekat Keterampilan Berpikir ... 11
a. Definisi Berpikir ... 11
b. Definisi Keterampilan Berpikir ... 13
c. Ciri – Ciri Berpikir Kreatif ... 18
d. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas ……… 21
e. Tahap – Tahap Dalam Proses Berpikir Kreatif ………… 22
f. Cara Meningkatkan Berpikir Kreatif Siswa ………. 23
2. Hakekat Model Pembelajaran Keterampilan Berpikir... 25
vi
b. Model Pembelajaran Sinektik . ... 28
c. Model Pembelajaran Langsung ... 39
3. Hakekat Gaya Kognitif ... 50
a. Gaya Kognitif Field Dependent (FD) ... 52
b. Gaya Kognitif Field Independent (FI) ...54
B. Penelitian yang Relevan ... 55
C. Kerangka Berpikir ... 57
D. Pengajuan Hipotesis ... 66
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 68
B. Populasi dan Sampel Penelian ... 68
C. Variabel dan Defenisi Operasional ... 69
D. Metode dan Rancangan Penelitian ... 71
E. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian ... 73
F. Pengontrolan Perilaku……….. 76
G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen ... 78
H. Hasil Coba Instrumen ...86
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 : Struktur Strategi Pertama: Menciptakan Sesuatu yang Baru …. 36 2.2 : Strategi Kedua: Membuat Sesuatu yang Asing Menjadi Familiar 37 2.3 : Fase-fase Dalam Model Pembelajaran Langsung ……….. 47 3.1 : Desain Faktorial 2 x 2 ……….... 72 3.2 : Kisi-kisi Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ………... 80 3.3 : Pedoman Penskoran Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif 81 3.4 : Kisi –kisi Lembar Observasi Kreativitas Produk ……….. 83 4.1 : Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Yang Dibelajarkan
Dengan Model Pembelajaran Sinektik ………... 88 4.2 : Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Yang Dibelajarkan
Dengan Model Pembelajaran Langsung ……….... 90 4.3 : Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Field Independent……... 91 4.4 : Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Field Dependent ……... 93 4.5 : Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa dengan Gaya Kognitif Field
Independent Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Sinektik ………... 94 4.6 : Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa dengan Gaya Kognitif
Field Dependent Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Sinektik ………... 96 4.7 : Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa dengan Gaya Kognitif
Field Independent Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Langsung ……… ... 98 4.8 : Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa dengan Gaya Kognitif
Field Dependent Yang Dibelajarkan Dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Langsung ………... 100 4.9 : Rangkuman Uji Normalitas Keterampilan Berpikir Kreatif
Siswa Yang Dibelajarkan Dengan Model Pembelajaran Sinektik
4.10 : Rangkuman Uji Normalitas Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Yang Memiliki Gaya Kognitif Field Independent dan Field Dependent 102 4.11 : Rangkuman Uji Normalitas Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Yang
Dibelajarkan dengan Model Sinektik dan Langsung berdasarkan Gaya Kognitif Field Independent dan Field Dependent 103
4.12 : Ringkasan Hasil Perhitungan Uji F Pembelajaran Model Sinektik dan
Langsung ………... 104
4.13 : Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Untuk
Gaya Kognitif ………... 104 4.14 : Ringkasan Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Kelompok Model
Pembelajaran Berdasarkan Gaya Kognitif ………... 105
4.15 : Rangkuman Data hasil Perhitungan Analisis Desktiptif …….. 106
4.16 : Rangkuman Perhitungan Anava Faktorial 2 x 2 ………. 107
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 : Histogram Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Sinektik ………. 91
4.2 : Histogram Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Yang Dibelajarkan dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Langsung ……… 92
4.3 : Histogram Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Field
Independent ……….. 94
4.4 : Histogram Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Field
Dependent ……… 95
4.5 : Histogram Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Gaya Kognitif Field Independent Yang Dibelajarkan dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Sinektik 97
4.6 : Histogram Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Gaya Kognitif Field Dependent Yang Dibelajarkan
dengan Menggunakan Model Pembelajaran Sinektik ……… 98
4.7 : Histogram Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Gaya Kognitif Field Independent Yang Dibelajarkan dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Langsung……… 100 4.8 : Histogram Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa Gaya
Kognitif Field Dependent Yang Dibelajarkan dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Langsung ………… 102 4.9: Interaksi Model Pembelajaran dan Gaya Kognitif
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus ………... 131
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Sinektik …... 135
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Model Langsung….. ... 148
4. Instrumen Soal Uraian Tes Keterampilan Berpikir Kreatif... 163
5. Kunci Jawaban Tes Keterampilan Berpikir Kreatif...….. ... 165
6. Tabel Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ………... 167
7. Tabel PerhitunganTingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Tes Keterampilan Berpikir Kreatif ……... 168
8. Perhitungan Analisis Butir Soal ...………... 170
9. Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penilaian Produk Makrame 174
10. Tabel Perhitungan Reliabilitas Tes Gaya Kognitif ……... 177
11. Instrumen Tes Gaya Kognitif (GEFT) ………... 179
12. Tabel Tes Gaya Kognitif Kelas Eksperimen dan Kontrol ... 187
13. Distribusi Frekuensi Data Penelitian ………... 188
14. Perhitungan Uji Normalitas dan Homogenitas Data …... 203
15. Tabulasi Data Penelitian ………... 215
16. Dokumentasi Penelitian………... 220
17. Surat Keputusan Dosen Pembimbing ... 234
18. Surat Keputusan Seminar Proposal ... 235
19. Surat Penelitian dari Pasca Sarjana ... . 236
20. Surat Keterangan Validasi Instrumen... 237
21. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 238
22. Undangan Ujian Tesis ... 239
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Harapan untuk diterima di dunia kerja tentunya bukanlah suatu kesalahan,
akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa kesempatan kerja sangat terbatas dan tidak berbanding lurus dengan lembaga pendidikan baik pendidikan dasar,
menengah, maupun pendidikan tinggi. Selain itu, pemerintah diharapkan berupaya melalui kebijakan pendidikan dalam rangka merubah paradigma agar siswa lebih siap berwirausaha dan lulusan tidak hanya menitikberatkan menjadi pegawai.
Banyaknya masyarakat di Indonesia yang ingin menjadi pegawai menjadikan jumlah pengangguran di Indonesia relatif tinggi. Kesenjangan ini merupakan
penyebab utama peningkatan angka pengangguran. Sedangkan penggangguran sendiri merupakan salah satu permasalahan pembangunan yang sangat kritis.
Pengangguran dan kemiskinan di Indonesia masih cukup besar yang
memerlukan perhatian pemerintah. Jumlah pengangguran terbuka berdasarkan data BPS pada awal Agustus 2011 sebesar 7,70 juta jiwa atau 6,56% dari jumlah
angkatan kerja (15 tahun ke atas), yaitu sebanyak 117,37 juta jiwa. Sementara itu, jumlah angkatan kerja setengah menganggur sebanyak 13,52 juta jiwa dan bekerja paruh waktu sebanyak 21,00 juta jiwa. Jumlah penduduk miskin (penduduk
2
Salah satu faktor paling dominan penyebab pengangguran adalah ketidakseimbangan supply and demand atau jumlah pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lowongan yang tersedia. Hal ini biasa disebabkan karena sistem
pembelajaran yang diterapkan di berbagai pranata saat ini lebih terfokus pada bagaimana menyiapkan para peserta didik yang cepat lulus dan mendapatkan
pekerjaan di pranata formal, bukannya lulusan yang siap menciptakan pekerjaan. Memasuki abad ke-21 yang dikenal dengan abad pengetahuan atau abad millenium diperlukan sumber daya manusia Indonesia dengan kualitas tinggi yang
memiliki berbagai kemampuan, antara lain: kemampuan bekerjasama, berpikir kritis-kreatif, memahami berbagai budaya, menguasai teknologi informasi, dan
mampu belajar mandiri sehingga sumber daya manusia Indonesia dapat bersaing dalam mengisi pasar kerja.
Salah satu jenjang pendidikan yang wajib diikuti oleh anak bangsa di
Indonesia adalah tingkat pendidikan menengah, termasuk di dalamnya adalah Sekolah Menengah Kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu jenis pendidikan menengah di Indonesia yang dirancang untuk mempersiapkan
siswa memasuki lapangan kerja. Dewasa ini teknologi dan industri berkembang pesat, perkembangan tersebut memiliki dampak positif dan negatif bagi kehidupan
manusia. Untuk menghadapi perkembangan teknologi dan industri tersebut, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan berpikir logis, bersifat kritis, kreatif, inisiatif dan adaptif terhadap perubahan dan
perkembangan. Dalam dunia pendidikan, khususnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), merupakan salah satu wadah untuk menciptakan SDM yang dibutuhkan
3
standar kompetensi lulusan SMK kelompok teknologi dan rekayasa (KTSP, 2010) yang salah satu diantaranya adalah membentuk peserta didik sebagai individu yang memiliki dasar pengetahuan luas dan kuat, kemampuan berpikir logis, kritis,
kreatif, inovatif dan analitis secara mandiri, untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan sosial, lingkungan kerja,
serta mampu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Berdasarkan data yang diperoleh per Februari 2011, terdapat 1,19 juta
lulusan SMK menganggur atau 13,81% dari total pengangguran berdasarkan tingkat pendidikan di Indonesia (Sumber : Badan Pusat Statistik).. Menurut hasil
survey yang dilakukan oleh Task Force System Curriculum ACM (2001:7) bahwa terjadi kesenjangan antara kompetensi lulusan pendidikan dengan kebutuhan kemampuan tenaga kerja di dunia usaha. Di dunia pendidikan siswa melakukan
kegiatan practicum, content mastery, systemic know mastery, tool and reference needed, dan portofolio, sedangkan dalam dunia usaha atau industri yang
dibutuhkan adalah kemampuan tenaga kerja yang melakukan communication
skills, team building, systemic thinking, professionalism, quality, role of
enterprise. Luthvitasari dkk (2012) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa
pembelajaran di SMK masih mengalami kendala dalam hal keterbatasan alat bantu pembelajaran, dan rendahnya keterampilan berpikir kreatif dan berpikir kritis siswa. Akhirnya menggunakan salah satu model pembelajaran yang sesuai
dengan tuntutan yang meningkatkan aspek keterampilan berpikir kritis dan berpikir kreatif siswa SMK melalui pembelajaran berbasis proyek. Hasil
4
rendahnya keterampilan berpikir kritis dan kreatif lulusan sekolah dasar sampai perguruan tinggi di Indonesia karena pendidikan berpikir belum ditangani dengan baik. Berdasarkan pendapat di atas kecenderungan terhadap strategi pembelajaran
selama ini berlangsung perlu diadakan pembenahan dan dikembangkan sehingga lebih memacu kreatifitas dan keaktifan siswa. Siswa SMK diharapkan menjadi
tenaga profesional tingkat menengah sebaiknya juga dikenalkan cara-cara kerja para profesional yang ada di industri, dengan demikian akan lebih mempermudah lulusan setelah memasuki dunia kerja. Cara-cara kerja di industri yang sangat
menuntut adalah kreativitas, kerjasama, dan keaktifan yang seharusnya diadopsi dalam strategi-strategi pembelajaran SMK.
SMK Negeri 1 Berastagi merupakan bentuk dari sekolah menengah kejuruan. Salah satu program keahlian yang terdapat di SMK Negeri 1 Berastagi adalah program keahlian tekstil. Materi dan pengajaran yang digunakan dalam
program keahlian tekstil disesuaikan dengan ketentuan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Hasil observasi awal yang dilakukan pada awal tahun 2014 melalui wawancara terhadap beberapa guru dan kepala sekolah SMK Negeri 1 Berastagi,
menunjukkan masih kurangnya tingkat kreativitas siswa dalam menghasilkan karya dalam pembuatan desain yang ditugaskan oleh guru. Kurangnya tingkat
kreatifitas siswa mempengaruhi tingkat prestasi siswa. Dalam pencapaian tujuan pembelajaran, setiap akhir program pengajaran dilakukan evaluasi. Indikator keberhasilan dari tujuan pengajaran tersebut adalah kemampuan belajar siswa
yang diwujudkan dalam bentuk Ujian Akhir Semester (UAS). Dari 3 tahun yang terakhir, nilai rata-rata mata pelajaran produktif masih di bawah KKM yang
5
praktek, dari hasil pengamatan guru, siswa masih lebih sering bertanya dengan teman yang lain serta melihat produk teman yang lain, sehingga kondisi ini memunculkan masalah adanya peniruan objek produk yang sama pada siswa.
Akibatnya karya yang dihasilkan siswa kurang kreatif dan variatif. Jika permasalahan seperti ini tidak diatasi, maka akan membawa dampak siswa akan
tertinggal dengan orang-orang yang lebih kreatif. Apalagi dengan perkembangan zaman yang semakin pesat dan persaingan juga ketat.
Berpikir kreatif merupakan salah satu tujuan yang dicita-citakan dari
kurikulum 2013, oleh karena itu kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu
yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan
masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang. Kurikulum harus mengandung
hal-hal yang dapat membantu setiap siswa mengembangkan semua potensi yang ada
pada dirinya untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru,
kemampuan-kemampuan baru, serta cara berpikir baru yang dibutuhkan dalam kehidupannya.
Penyebab kurangnya keterampilan berpikir kreatif siswa dimungkinkan beberapa faktor, yaitu siswa kesulitan memahami penguasaan materi pembelajaran, siswa
pasif dalam pembelajaran, dan model pembelajaran guru bidang studi yang masih konvensional.
Keterampilan berpikir kreatif pada dasarnya merupakan kecakapan menggunakan pikiran/rasio kita secara optimal yang mencakup kecakapan menggali informasi, kecakapan mengolah informasi, kecakapan mengambil
keputusan, serta memecahkan masalah secara kreatif. Umumnya siswa yang berpikiran rasional akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana”. Dengan berpikir rasional
6
Siswa mengidentifikasi permasalahan yang ada berdasarkan data dan fakta-fakta, sehingga siswa akan membuktikan atau menemukan konsep baru.
Riyanto (2009:191) berpendapat bahwa berpikir kreatif itu adalah
kemampuan menggunakan pengetahuan yang dimiliki dan pengetahuan orang lain kemudian memperkuat terobosan/lompatan yang memungkinkan mereka
memandang segala sesuatu dengan cara yang baru yang belum mereka alami sebelumnya. Munandar (2009:25) juga mendefenisikan berpikir kreatif sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan
untuk memberikan gagasan – gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan –
hubungan baru antara unsur – unsur yang sudah ada sebelumnya. Munandar (2009:192) mengemukakan karakteristik keterampilan berpikir kreatif siswa dapat dilihat melalui 1) berpikir lancar (Fluent thinking), 2) berpikir luwes (Flexible
thinking), 3) berpikir Orisinil (Original thinking), dan 4) keterampilan
mengelaborasi (Elaboration ability).
Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, guru harus mendalami dan
menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran. Guru diharapkan menjadi pelopor untuk membuka jalan baru ke arah pengembangan
kreativitas siswa. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang bisa menumbuhkan perilaku kreatif pada siswa, yaitu model pembelajaran sinektik. Model ini dirancang oleh William J. Gordon ( dalam
Joyce, Weil and Calhoun, 2009:248), dalam proses pengajarannya, pengembangan dimensi kreativitas sangat diutamakan dan untuk mengembangkannya dapat
7
bahwa synectic juga merupakan salah satu pendekatan yang memusatkan perhatian pada kompetensi peserta didik untuk mengembangkan beerbagai bentuk metaphor untuk membuka intelegensinya dan mengembangkan kreativitasnya.
Model ini berfungsi secara efektif khususnya bagi siswa yang kurang percaya diri dan tidak berani mengambil resiko dalam aktivitas, model ini juga bisa digunakan
pada siswa yang memiliki daya berpikir kreatif yang berbeda-beda dan sangat menghargai setiap pemikiran yang dihasilkan. Untuk dapat mengasah potensi kreatif pada siswa, model sinektik bisa dijadikan sebagai salah satu referensi
dalam melaksanakan pembelajaran.
Selain pemilihan model pembelajaran yang tepat, perolehan hasil belajar
suatu kegiatan pembelajaran yang dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengenal dan memahami karakteristik siswa. Seorang guru mampu mengenali karakteristik siswa akan dapat membantu terselenggaranya proses pembelajaran
secara efektif yang memungkinkan peningkatan keterampilan berpikir kreatif siswa yang ditinjau dari hasil belajar siswa. Seorang guru hendaknya mampu untuk mengenal dan mengetahui karakteristik siswa akan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan belajar.
Salah satu karakteristik siswa adalah gaya kognitif siswa. Gaya kognitif
adalah suatu cara yang konsisten yang dilakukan oleh siswa dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berpikir dan memecahkan masalah. Dengan kata lain, setiap siswa memiliki cara yang relatif tetap atau konsisten
dalam mengolah informasi, berpikir dan mengingat. Menurut Witkin (dalam Sims, 2006: 238) gaya kognitif terdiri dari dua jenis, yaitu gaya dalam menerima
8
( concept information and retention style). Salah satu tipe gaya kognitif jenis gaya menerima informasi adalah field dependent (FD) dan field independent (FI). Witkin (1977) telah mengembangkan suatu instrument berupa gambar sederhana
dalam suatu pola yang kompleks. Instrumen dimaksud disebut dengan istilah Group Embedded Figures Test (GEFT). Dengan instrumen ini dapat diketahui
jenis gaya kognitif siswa apakah gaya FD atau FI.
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran dan gaya kognitif siswa yang diperkirakan
dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa dalam mata pelajaran produktif yang akan dilakukan pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Berastagi pada
semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut: (1) rendahnya kreativitas siswa dalam menghasilkan produk, (2) rendahnya hasil belajar siswa, (3) rendahnya kemampuan guru untuk menerapkan
model pembelajaran yang bervariasi, (4) rendahnya keinginan guru untuk mendesain pembelajaran yang menyenangkan, (5) pembelajaran masih dominan
metode ceramah, (6) penggunaan media pembelajaran yang masih terbatas.
C. Batasan Masalah
Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada: (1) model
pembelajaran yang terdiri dari model pembelajaran sinektik dan model pembelajaran langsung, (2) gaya kognitif siswa yaitu field dependent dan field independent, (3) keterampilan berpikir kreatif yang diukur adalah hasil produk
9
pembelajaran yang berdasarkan indikator berpikir kreatif menurut William dalam Munandar SMK Negeri 1 Berastagi jurusan kriya tekstil X semester ganjil.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah serta
pembatasan masalah yang telah dikemukakan, maka masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa yang diajar dengan model pembelajaran sinektik dengan siswa yang diajar
dengan model pembelajaran langsung ?
2. Apakah terdapat perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa dengan gaya kognitif FD dan FI ?
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan gaya kognitif siswa terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa dalam pelajaran kriya tekstil ?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa yang
diajar dengan model pembelajaran sinektik dan model pembelajaran langsung.
2. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan berpikir kreatif siswa dengan
10
3. Untuk mengetahui interaksi antara gaya kognitif siswa dan model pembelajaran terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa SMK Negeri 1 Berastagi Jurusan Kriya Tekstil.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis dan praktis. Manfaat secara teoretis adalah :
1. Penelitian ini diharapkan dapat mendorong kepedulian dan perhatian guru terhadap keterampilan berpikir siswa, serta menambah wawasan dan
pengetahuan guru apa, mengapa, dan bagaimana meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa
2. Penelitian ini diharapkan minimal menemukan prinsip-prinsip atau bahkan
menemukan dalil-dalil atau kaidah-kaidah mengenai penerapan model pembelajaran bagi pengembangan kreativitas siswa.
Manfaat secara praktis adalah :
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan terhadap upaya-upaya peningkatan mutu pembelajaran dalam sekolah
menengah kejuruan
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan kreativitas siswa,
124
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa
1. Keterampilan berpikir kreatif siswa SMKN 1 Berastagi yang dibelajarkan dengan model pembelajaran sinektik lebih tinggi dibandingkan dengan yang dibelajarkan dengan model pembelajaran langsung.
2. Keterampilan berpikir kreatif siswa SMKN 1 Berastagi yang memiliki gaya kognitif field independent lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya
kognitif field dependent.
3. Ada interaksi antara model pembelajaran dan gaya kognitif terhadap keterampilan berpikir kreatif siswa. Berdasarkan uji lanjut diperoleh hasil bahwa keterampilan
berpikir kreatif siswa yang memiliki gaya kognitif field independent yang dibelajarkan dengan model pembelajaran sinektik lebih tinggi daripada keterampilan
berpikir kreatif siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent dengan model pembelajaran yang sama. Demikian juga bila dibandingkan dengan keterampilan berpikir kreatif siswa dengan gaya kognitif field independent dan field dependent
125
B. Implikasi
Pertama, hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa
keterampilan berpikir kreatif siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran sinektik lebih tinggi dibandingkan dengan yang dibelajarkan dengan model
pembelajaran langsung. Dengan demikian model pembelajaran sinektik lebih tepat digunakan daripada model pembelajaran langsung. Penggunaan model pembelajaran sinektik dalam pembelajaran produktif tekstil kriya berimplikasi terhadap perencanaan
dan pengembangan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa. Dalam model pembelajaran sinektik, siswa diharuskan
mengungkapkan informasi yang mereka ketahui, diharuskan menganalogikan sebuah objek yang ada di luar dirinya atau objek yang menjadi pengamatannya, bahkan mampu melibatkan diri dalam pemecahan masalah. Dengan demikian siswa termotivasi untuk
lebih banyak lagi mencari informasi atau bahan pendukung sebagai sumber belajar, dan sumber ide. Secara interaksi sosial, siswa belajar menghargai pendapat orang lain,
dibentuk untuk mampu mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan kepadanya. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran sinektik sangat mendukung siswa
untuk membangun sendiri pengetahuan dan kreatifitasnya. Implikasi dari penerapan model pembelajaran sinektik bagi para pengajar adalah guru berkewajiban untuk selalu berupaya memunculkan isu-isu dan memanfaatkan lingkungan sekitar serta berbagai
pengalaman siswa selama pembelajaran yang tentunya berkaitan dengan materi pelajaran yang akan dibahas, oleh karena itu guru diharapkan dapat memperluas dan
126
Apabila guru sendiri tidak memiliki keterampilan berpikir kreatif, tidak mungkin guru tersebut dapat mengajarkan bagaimana untuk meningkatkan keterampilan berpikir
kreatif kepada siswa. Oleh karena itu perlu diadakannya seminar-seminar dan pelatihan untuk meningkatkan wawasan dan keterampilan para guru dalam memahami
keterampilan berpikir kreatif, dan menggunakan model pembelajaran sinektik. Dan guru juga mampu berada pada posisi yang sempurna untuk mendorong atau menekan kreativitas melalui penerimaan dan penolakan terhadap hal-hal yang imajinatif.
Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa gaya kognitif siswa juga mempengaruhi keterampilan berpikir kreatif siswa, dimana siswa yang memiliki gaya
kognitif fiekd independent dan field dependent menunjukkan perbedaan dengan menggunakan pembelajaran yang berbeda. Penerapan model pembelajaran yang berbeda dengan karakteristik siswa yang berbeda dapat membantu siswa dalam
meningkatkan keterampilan berpikir kreatifnya. Perbedaan karakteristik gaya kognitif siswa dapat dikelompokkan dengan cara melakukan test gaya kognitif, angket, atau jasa
psikologi. Dengan memperhatikan karakteristik siswa yang berbeda tentunya dapat dijadikan informasi masukan bagi guru dapat menerapkan beberapa model
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Di samping itu guru juga dapat melakukan tindakan-tindakan lain misalnya bagi siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent memberikan arahan yang lebih terbimbing untuk membangun
keterampilan berpikir kreatif siswa, sedang pada siswa yang memiliki gaya kognitif field independent melakukan hal yang menunjukkan kepada anak bahwa gagasan yang
127
prakarsanya sendiri, dan memberikan kesempatan untuk melakukan kegiatan-kegiatan tanpa penilaian.
Ketiga, dalam penelitian ini ditemukan juga bahwa siswa yang memiliki gaya kognitif field independent mempunyai ketrampilan berpikir kreatif yang lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent. Lebih khusus lagi siswa yang memiliki gaya kognitif field independent yang dibelajarkan dengan model pembelajaran sinektik lebih tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran
langsung. Demikian juga keterampilan berpikir kreatif siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent yang dibelajarkan dengan model pembelajan langsung lebih
tinggi dibandingkan dengan model pembelajaran sinektik. Oleh karena itu perlu adanya kesesuaian model pembelajaran dengan karakter yang di miliki siswa. Dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat, akan membuat proses pembelajaran lebih
menarik dan bermakna. Walaupun setiap model pembelajaran pasti mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing, namun hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi pertimbangan dalam penggunaan model pembelajaran dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa.
C. Saran.
Berdasarkan kesimpulan dan implikasi seperti yang telah dikemukakan, maka disarankan beberapa hal berikut ini:
1. Disarankan bagi guru untuk menggunakan model pembelajaran sinektik untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa.
128
3. Untuk meningkatkan kemampuan keterampilan berpikir kreatif siswa yang memiliki gaya kognitif field independent disarankan untuk menggunakan model pembelajaran
sinektik karena sesuai dengan karakteristik siswa tersebut. Dengan menggunakan model pembelajaran sinektik siswa akan lebih termotivasi menikmati proses
pembelajaran, dan siswa leluasa mengembangkan apa yang ada dalam pemikiran siswa, dengan demikian dapat meningkatkan daya kreatifitas mereka, juga meningkatkan hasil belajar siswa.
4. Meskipun model pembelajaran sinektik sangat baik bagi siswa yang memilki gaya kognitif field independent, namun juga disarankan untuk dibelajarkan kepada siswa
yang memiliki gaya kognitif field dependent untuk melatih siswa berpikir dan berkreasi tanpa bergantung terhadap guru dan temannya
5. Diadakan pelatihan-pelatihan kepada guru untuk memperkenalkan dan memberikan
keterampilan dalam menggunakan model pembelajaran sinektik sebagai alternatif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kreatif siswa
6. Karakteristik siswa dijadikan variabel moderator dalam penelitian ini adalah gaya kognitif oleh karena itu, disarankan untuk penelitian lanjut melibatkan karakteristik
127
DAFTAR PUSTAKA
Agustanto, (2010). “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa SMP Negeri 4 Bahorok Langkat”, Tesis Pasca Sarjana Universitas negeri Medan
Arends, R.I (2012), Learning to Teach 9th. Ed. Mc Graw Hill Companies, Inc
Arikunto, S. (2012) Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Asrori. (2009) Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. (1989). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Eggen Paul, Kauchak Don. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir. Edisi Keenam. Jakarta. PT. Indeks
Eko Budiono, (2012). Penerapan Model Pembelajaran Guided Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Rasional Siswa Kelas VIII-F SMP Negeri 5 Surakarta. http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/upload/2012/0 2/Eko-Budiono, diunduh tanggal 7 November 2013
Fisher and William, (2004). Unlocking Creativity Teaching Across Curriculum. David Fulton Publisher
Gerson, (2003) “Pengaruh Model Pembelajaran Dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa SLTP Di Kota Ambon”, Jurnal Pendidikan Dasar Volume 5. No. 1. Universitas Pattimura Ambon
Hakiim Lukmanul, (2009) Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima Ibrahim,(2011), “Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif
Matematis Siswa Melalui Pembelajaran Berbasis-Masalah Yang Menghadirkan Kecerdasan Emosional”, Prosiding Seminar Pendidikan Matematika, Sains dan Teknologi, UIN Sunan Kalijaga, ISBN : 978-979-16353-6-3
Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E. (2009) Models of Teaching. New Jerdey: Pearson
128
Lefrancois, Guy R, (1985), Psychology For Teaching 5th. Ed. Wadsworth, Inc Mulyasa, E, (2006), Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta:
Bumi Aksara
Munandar, S.C. Utami. (2001) Psikologi Perkembangan Pribadi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia
Munandar, S.C. Utami.(1992) Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Mustami Khalifah, (2007) “Pengaruh Model Pembelajaran Synectic Dipadu Mind Maps Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif, Sikap Kreatif, dan Penguasaan Materi Biologi”, Lentera Pendidikan. Edisi X, No.2
Nasution, (2013), Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta; Bumi Aksara
Nur, M dan Kardi, S. (2000) Pengajaran Langsung. Pusdat Sains dan Matematika Sekolah Program Pasca Sarjana. UNESA
Reta, I.K, (2012), “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Ditinjau Dari Gaya Kognitif Siswa”, Artikel Program Studi Pendidikan IPA, Pascasarjana, Universitas Pendidikan Ganesha, diunduh tanggal 14 mei 2014, http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/
Riyanto, (2009), Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Guru, Pendidik Dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif Dan Berkualitas, Jakarta: Kencana
Risnanosanti, (2009), “Penggunaan Pembelajaran Inkuiri Dalam mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SMA di Kota Bengkulu”, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, ISSN 978‐979‐16353‐3‐2
Rivai, V dan Murni,S, (2012), Education Management: Analisis Teori dan Praktik, Jakarta: RajaGrafindo Persada
Ronald and Serbrenia Sims, (2006) Learning Styles and Learning. Nova Science Publisher
Rofiq, (2007) “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Membaca Gambar Teknik Mesin”, Disertasi UNY.
129
Schaffer F, (2000) Critical Thinking For Tomorrow’s Word. Frank Schuffer Publication Inc
Siswono, Tatag. Y. E. (2009) “Pengembangan Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”, Makalah Simposium Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. Universitas Negeri Surabaya.
Stenberg, R.J and Zhang, Li-Fang, (2012), Handbook of Intellectual Styles, Preferences in Cognition, Learning, and Thinking, Springer Publishion Company
Sumadi Suryabrata, (2011), Psikologi Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada The Join Task Force On Computing Curricula Society, Association for Computer
Machinery (ACM), Computing Curricula (2001) Computer Science (Final Report, Decemer 15, 2001) (http://www.acm.org)
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Wena, Made (2009) Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara
Wegeril Rupert, Literatur Review in Thinking Skill, Technology and Learning. Futurelab Series, School of Education, Open University. (archive.futurelab.org.uk/resources/documents/lit.reviews/thinking_skill_r eview.pdf)
Willy, (2010). “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Kognitif Terhadap Pemahaman Bacaan Bahasa Inggris di SMPS Ahmad Yani Binjai”, Tesis Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan
Woolfolk Anita, (2009) Educational Psychology Active Learning Edition. Bagian Kedua. Edisi Kesepuluh. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar