• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS KOLABORATIF DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS KOLABORATIF DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP."

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS KOLABORATIF DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

SISWA SMP

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

ASIROHA SIBORO NIM : 8126176002

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

EFEK MODEL PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS KOLABORATIF DAN SIKAP ILMIAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

SISWA SMP

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

ASIROHA SIBORO NIM : 8126176002

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)

i

ABSTRAK

ASIROHA SIBORO. NIM. 8126176002. Efek Model Problem Based Learning Berbasis Kolaboratif Dan Sikap Ilmiah Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP. Tesis. Medan. 2015: Program Studi Pendidikan Fisika Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan: (1) untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran Direct Instruction (DI). (2) untuk mengetahui hasil belajar siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. (3) untuk mengetahui interaksi antara model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan sikap ilmiah terhadap hasil belajar siswa. Sampel diambil dengan menggunakan cluster random sampling dimana kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen diajarkan dengan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan kelas VIII-2 sebagai kelas kontrol diajarkan dengan model pembelajaran Direct Instruction (DI). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar dan angket sikap ilmiah. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif lebih baik dibandingkan dengan menggunakan model Direct Instruction (DI). (2) hasil belajar siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah. (3) Terdapat interaksi antara model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan sikap ilmiah terhadap hasil belajar siswa dimana model Problem Based Learning berbasis kolaboratif ini lebih baik diterapkan pada siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi.

(6)

ii

ABSTRACT

ASIROHA SIBORO. NIM. 8126176002. The Effect of Problem Based Learning Model Based on Collaborative and Scientific Attitude on Learning Outcomes of Student’s SMP. Thesis. Medan. 2015 : Physical Education Studies Graduate Program, State University of Medan.

This research aimed : (1) to find out the students achievement taught by using Problem Based Learning models based on collaborative better than Direct Instruction models (2) to find out the students achievement who have highs scientific attitude better than students who have law scientific attitude, (3) to find out there is interaction between Problem Based Learning models based on collaborative and scientific attitude for the students achievement. The sample was taken using cluster random sampling which VIII-1 as experiment class applied by Problem Based Learning models based on collaborative and VIII-2 as controll class applied by Direct Instruction models. The instrumens used in this research are achievement test and scientific attitude. The result of research were : (1) The

student’s achievement given learning through Problem Based Learning models

bettter than Direct Instruction models. (2) The students achievement who have a highs scientific attitude better than students who have law scientific attitude. (3) There was interaction between Problem Based Learning models and scientific attitude for students achievement which this models is better to apply for student who have a high scientific attitude.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan berkat-Nya yang memberikan kekuatan kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Tesis yang berjudul Efek Model Problem Based Learning Berbasis Kolaboratif dan Sikap Ilmiah Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP”, disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika di Progran Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Dalam kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Dosen Pembimbing I sekaligus sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Fisika yaitu Bapak Prof. Dr. Sahyar, M.S., M.M dan dosen pembimbing II yaitu Ibu Dr. Retno Dwi Suyanti, M.Si yang telah banyak memberikan bimbingan, saran serta motivasi kepada penulis sejak awal rencana penelitian sampai selesainya penyusunan tesis ini.

2. Bapak Prof. Motlan, M.Sc., Ph.D., Bapak Dr. Ridwan A.Sani, M.Si., Ibu Dr. Sondang R. Manurung, M.Pd selaku narasumber yang telah memberikan saran dan masukan guna kesempurnaan dari tesis ini.

(8)

iv

4. Ibu Rameyanti T, S.Pd selaku guru bidang studi fisika di SMP Swasta Primbana Medan yang telah membantu memberikan pembelajaran dengan metode yang penulis buat

5. Teristimewa Ibunda Pinturia Sagala, abang dan kakak beserta seluruh keluarga yang terus memberikan dukungan baik moril maupun materil, doa, motivasi serta kasih sayang yang tak pernah henti.

6. Seluruh keluarga civitas akademika Universitas Darma Agung yang telah memberikan dukungan dan izin belajar kepada penulis

7. Rekan-rekan seperjuangan selama perkuliahan, semoga kebersamaan dan kekeluargaan yang kita lalui dapat selalu terjaga

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian tesis ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan tesis ini. Semoga isi tesis ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Maret 2015

Penulis,

(9)

v 2.1.2.1 Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah 19 2.1.2.2 Karakteristik Pembelajaran Berdasarkan Masalah 20 2.1.2.3 Sintaks Model Problem Based Learning 23 2.1.2.4 Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen Model 26 Berdasarkan Masalah

2.1.2.5 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah 27 2.1.3. Teori-teori Belajar yang Melandasi Pembelajaran Berbasis 29

Masalah

(10)

vi

2.1.5. Pembelajaran Kolaboratif 42

2.1.5.1 Tujuan Strategi Pembelajaran Kolaboratif 43 2.1.5.2 Karakteristik Strategi Pembelajaran Kolaboratif 43 2.1.5.3 Tahap-tahap Pelaksanaan Kolaboratif dalam Pembelajaran 44

2.1.6. Sikap Ilmiah 45

2.1.7. Hasil Belajar 49

2.1.7.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar 53

2.1.7.2 Penelitian yang Relevan 55

2.2. Kerangka Konseptual 57

2.2.1. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Problem 57 Based Learning Berbasis Kolaboratif dengan Model Direct

Instruction

2.2.2. Perbedaan Hasil Belajar Fisika Siswa Antara Kelompok Siswa 61 yang memiliki Sikap Ilmiah Tinggi dan Sikap Ilmiah Rendah

2.2.3. Interaksi antara Model Problem Based Learning Berbasis 62 Kolaboratif dan Model Pembelajaran Direct Instruction dengan Sikap Ilmiah dalam Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa SMA

2.4. Hipotesis Penelitian 63

BAB III METODE PENELITIAN 64

(11)

vii

3.8.1. Menghitung Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku 81

3.8.2. Uji Normalitas Data 82

3.8.3. Uji Homogenitas 83

3.8.4. Uji Hipotesis Analisis Varians (ANAVA) 2 Jalur 83 3.8.5. Persen Peningkatan Hasil Belajar 87

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 89

4.1. Hasil Penelitian 89

4.1.1 Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa 89

4.1.1.1 Pretes dan Postes 89

4.1.1.2 Persen Peningkatan (Gain) Hasil Belajar Siswa 92 4.1.2 Deskripsi Data Sikap Ilmiah Siswa 93 4.1.2.1 Analisis Tingkat Sikap Ilmiah Siswa 96 4.2. Analisis Aspek Psikomotorik Siswa 99 4.3. Analisis Aspek Afektif Siswa 101 4.4. Pengujian Persyaratan Analisis Data 102

4.4.1. Uji Normalitas Data 102

4.4.1.1 Uji Normalitas Data Pretes Kelompok Sampel 103 4.4.1.2 Uji Normalitas Data Postes Kelompok Sampel 103 4.4.1.3 Uji Normalitas Gain Hasil Belajar Fisika Kelompok Sampel 104 4.4.1.4 Uji Normalitas Tingkat Sikap Ilmiah Siswa Kelompok Sampel 105

4.4.2. Uji Homogenitas Data 106

4.4.2.1 Uji Homogenitas Pretes dan Postes pada Kelompok Sampel 106

4.4.2.2 Uji-T Pretes 107

(12)

viii

4.5.1 Pengujian Hipotesis Pertama 110 4.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua 110 4.5.3. Pengujian Hipotesis Ketiga 111 4.6. Pembahasan Hasil Penelitian 116 4.6.1 Perbedaan Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model

PBL Berbasis Kolaboratif dan Model DI 116 4.6.2 Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Siswa yang Memiliki

Tingkat Sikap Ilmiah Tinggi dan Rendah 118 4.6.3 Interaksi Antara Model PBL Berbasis Kolaboratif dan Model

DI dengan Tingkat Sikap Ilmiah Terhadap Hasil Belajar

Fisika Siswa 119

4.7. Temuan dalam Penelitian 121

4.8 Keterbatasan Dalam Penelitian 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 123

5.1. Kesimpulan 123

5.2. Saran 123

(13)

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Skema Pelaksanaan Penelitian 69 Gambar 4.1. Grafik Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa kelas DI

dan kelas PBL dalam Ranah Butir Soal 91 Gambar 4.2. Grafik Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa kelas DI dan Kelas PBL dalam ranah kognitif 92 Gambar 4.3 Grafik Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa yang Memiliki Tingkat Sikap Ilmiah Tinggi dan Rendah 99 Gambar 4.4 Grafik Nilai Rata-rata Psikomotorik Siswa Kelas

DI dan PBL 100 Gambar 4.5 Grafik Nilai Rata-rata Afektif Siswa Kelas DI dan PBL 102 Gambar 4.6 Interaksi Antara Model PBL Berbasis Kolaboratif dan

Model DI Dengan Tingkat Sikap Ilmiah Terhadap

(14)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Data Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Fisika Kelas VIII 6 Tabel 2.1. Sintaks Model Berdasarkan Masalah 24 Tabel 2.2. Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Piaget 33 Tabel 2.3. Sintaks Model Pembelajaran Langsung 38 Tabel 2.4. Perbedaan Teacher Centered dengan Student Centered 39 Tabel 2.5. Pelaksanaan Kolaboratif dalam Pembelajaran 45

Tabel 2.6. Penelitian Terdahulu 55

Tabel 3.1. Rancangan Penelitian 66

Tabel 3.2. Desain Penelitian ANAVA Factorial 2x2 66 Tabel 3.3. Spesifikasi Tes Hasil Belajar 70

Tabel 3.4. Aspek Sikap Ilmiah 71

Tabel 3.5. Kriteria Koefisien Validitas 74 Tabel 3.6. Uji Validitas Tes Hasil Belajar 75 Tabel 3.7 Uji Validitas Sikap Ilmiah 75 Tabel 3.8. Kriteria Koefisien Reliabilitas 76 Tabel 3.9. Uji Reliabilitas Tes Hasil Belajar 77 Tabel 3.10. Uji Reliabilitas Sikap Ilmiah 77 Tabel 3.11. Kriteria Tingkat Kesukaran 78 Tabel 3.12. Hasil Tingkat Kesukaran Tes 79 Tabel 3.13 Kriteria Interpretasi Daya Pembeda 80 Tabel 3.14 Hasil Tingkat Kesukaran Tes 80 Tabel 3.15. Rancangan Anava Untuk Mengetahui Interaksi antara

(15)

x

Kogntif 92

Tabel 4.5. Data Sikap Ilmiah Siswa pada Kelompok Sampel 94 Tabel 4.6. Pengkategorian Sikap Ilmiah 95 Tabel 4.7 Data Sikap Ilmiah Siswa Pada Kelompok Sikap

Ilmiah Tinggi dan Sikap Ilmiah Rendah 95 Tabel 4.8 Data Postes DI Berdasarkan Sikap Ilmiah 97 Tabel 4.9 Data Postes PBL BK Berdasarkan Sikap Ilmiah 97 Tabel 4.10 Data Postes Kedua Sampel Berdasarkan Sikap Ilmiah

Tinggi dan Sikap Ilmiah Rendah 98 Tabel 4.11 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Fisika Siswa 99 Tabel 4.12 Nilai Rata-rata Kemampuan Psikomotorik 100 Tabel 4.13 Data Nilai Afektif Siswa Kelas DI dan PBL 102 Tabel 4.14 Uji Normalitas Data Pretes Pada Kelompok Sampel 103 Tabel 4.15 Uji Normalitas Data Postes Pada Kelompok Sampel 104 Tabel 4.16 Uji Normalitas Gain Hasil Belajar Siswa pada Kelompok

Sampel 104

Tabel 4.17 Normalitas Sikap Ilmiah Siswa pada Kelompok Sampel 105 Tabel 4.18 Hasil Uji Homogenitas Pretes 106 Tabel 4.19 Hasil Uji Homogenitas Postes 106

Tabel 4.20 Hasil Uji –T Pretes 108

Tabel 4.21 Hasil ANAVA Faktorial 2 x 2 109 Tabel 4.22 Perbedaan Hasil Belajar Antar Kelompok berdasarkan

(16)

xii Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Pertemuan II 167

Lampiran 8. RPP Pertemuan III 170

Lampiran 9. Bahan Ajar Pertemuan III 179 Lampiran 10. Lembar Kerja Siswa Pertemuan III 189 Lampiran 11. Lembar Observasi Penilaian Psikomotorik 192 Lampiran 12. Lembar Observasi Penilaian Afektif 195 Lampiran 13. Tabel Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar 197 Lampiran 14. Lampiran Angket Sikap Ilmiah Siswa 206 Lampiran 15. Tabel Validasi Instrumen Hasil Belajar 208 Lampiran 16. Tabel Reliabilitas Instrumen Hasil Belajar 209 Lampiran 17. Tabel Taraf Kesukaran Instrumen Hasil Belajar 210 Lampiran 18. Tabel Perhitungan Daya Pembeda Instrumen 211 Lampiran 19. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa dan Tingkat Sikap

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan pendidikan yang menjadi prioritas untuk segera dicari pemecahannya adalah masalah kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran. Kualiatas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah tingkat kompetisi dan relevansinya (Parawansa, 2001). Menurut Education For All Global Monitoring report, (2012) yang dikeluarkan UNESCO menyatakan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia menempati posisi ke-64 dari 120 negara. UNESCO tersebut mengindikasikan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih relatif rendah. Sadar akan hasil pendidikan yang belum memadai, maka banyak upaya telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk melakukan perbaikan. Upaya-upaya tersebut adalah melakukan perubahan atau revisi kurikulum secara berkesinambungan, program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Penataran Kerja Guru (PKG), program kemitraan antara sekolah dengan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, peningkatan kualifikasi guru dan dosen dan masih banyak program lain dilakukan untuk perbaikan hasil-hasil pendidikan tersebut.

(18)

2

pembelajaran. Dengan kata lain, reformasi pendidikan yang dilakukan di Indonesia masih belum seutuhnya memperhatikan konsepsi belajar dan pembelajaran. Reformasi pendidikan seyogianya dimulai bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajar, bukan semata-mata pada hasil belajar (Brook & Brook, 1993). Podhorsky & Moore (2006) menyatakan, bahwa reformasi pendidikan hendaknya dimaknai sebagai upaya penciptaan program-program yang berfokus pada perancangan kelas dengan teacher proof curikulum. Dengan demikian praktek pembelajaran benar-benar ditujukan untuk mengatasi kegagalan siswa belajar.

(19)

3

pembelajaran yang bermakna. Untuk mengatasi dampak dari keheterogenan siswa, diperlukan strategi pembelajaran yang memberi lebih banyak peluang kepada mahasiswa untuk dapat saling belajar dari siswa lain. Strategi pembelajaran yang dimaksud adalah strategi pembelajaran kolaboratif.

Menurut Slavin (2007) pembelajaran kolaboratif adalah pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelompok, namun tujuannya bukan untuk mencapai kesatuan yang didapat melalui kegiatan kelompok, dan para siswa dalam kelompok didorong untuk menemukan beragam pendapat atau pemikiran yang dikeluarkan oleh tiap individu dalam kelompok. Pembelajaran tidak terjadi dalam kesatuan, namun pembelajaran merupakan hasil dari keragaman atau perbedaan. Pada dasarnya pembelajaran kolaboratif merujuk pada suatu metode pembelajaran dengan siswa dari tingkat performa yang berbeda (heterogen) bekerja bersama dalam suatu kelompok kecil. Setiap siswa ikut bertanggung jawab terhadap pembelajaran siswa yang lain, sehingga kesuksesan seorang siswa diharapkan dapat membantu siswa lain untuk menjadi sukses (Gokhale, 1995). Kesuksesan dalam praktek-praktek pembelajaran memiliki sifat-sifat yang didukung oleh partisipasi siswa aktif, praktikum, perbedaan-perbedaan individu, konteks-konteks yang realistik dan interaksi sosial.

(20)

4

kolaboratif dalam kehidupan di dunia nyata; (2) menumbuhkan kesadaran berinteraksi sosial dalam upaya mewujudkan pembelajaran yang bermakna

Proses pembelajaran yang bermakna seharusnya banyak melibatkan peran aktif siswa. Dalam hal ini pembelajaran perlu menekankan pada dialog sehingga siswa dituntut berpendapat dan menyampaikan komentar-komentar terhadap berbagai materi pelajaran dan informasi yang ada (Sidi, 2001:28). Budaya mengajar secara profesional pada saat proses pembelajaran sekarang ini harus berpusat pada siswa (student centered), dimana guru lebih berperan sebagai pendamping dan fasilitator. Namun pada kenyataannya, proses pembelajaran yang ada selama ini dilakukan guru adalah pembelajaran Direct Instruction yang merupakan proses pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered) dimana siswa hanya duduk diam dan mendengarkan materi dari guru. Pembelajaran yang seperti ini akan mengakibatkan perkembangan sikap ilmiah dan keterampilan berpikir kritis siswa kurang optimal karena siswa lebih banyak mengedepankan aspek ingatan saja.

Mata pelajaran fisika adalah merupakan ilmu yang bersifat empiris, artinya

setiap hal yang dipelajari dalam fisika didasarkan pada hasil pengamatan terhadap

gejala-gejala alam. Jadi fisika tidak hanya berisi rumus yang perlu dihafal, tetapi

perlu adanya konsep yang harus ditanamkan ke siswa melalui keterlibatannya

pada proses pembelajaran di kelas. (Sears dan Zemansky, 1993:1)

(21)

5

(22)

6

Tabel 1.1. Data Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Fisika Semester Genap Kelas VIII Tahun Pembelajaran 2012/2013

Tahun Pelajaran Nilai Rata-rata KKM

2011/2012 64,24 70

2012/2013 63,56 70

2013/2014 63,70 70

Sumber: Dokumen salah satu Guru Fisika SMP

Hal senada juga terlihat pada observasi awal kepada salah satu kelas VIII di SMP Swasta Primbana Medan pada tanggal 24 November 2014 dengan jumlah siswa 32 orang, dimana saya mengajar di salah satu kelas VIII dengan menggunakan model Direct Instruction. Saya melihat siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran, tidak antusias dalam membaca dan mempelajari bahan ajar yang disediakan, malu bertanya tentang materi yang tidak dimengerti serta tidak berani mengemukakan pendapat. Selain itu rasa tanggung jawab, rasa peduli, toleransi, rasa ingin tahu, dan kerja sama dalam diri siswa juga masih rendah. Hal ini terlihat ketika siswa saya minta mengerjakan tugas dengan cara berdiskusi hanya beberapa orang saja yang terlibat dalam diskusi sementara siswa yang lain bercerita dengan temannya.

(23)

7

Salah satu faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif siswa adalah guru. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Slameto (2003) yaitu, guru memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas siswa dalam belajar siswa dan guru harus benar-benar memperhatikan, memikirkan dan sekaligus merencanakan proses belajar mengajar yang menarik bagi siswa agar siswa berminat dan semangat belajar serta mau terlibat dalam proses belajar mengajar. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, maka diperlukan berbagai terobosan baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, dan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan agar siswa tertarik dan tertantang untuk belajar. Menyikapi masalah di atas, perlu adanya upaya yang dilakukan oleh guru agar menggunakan strategi belajar mengajar yang menarik dengan tujuan membuat siswa lebih tertarik pada pelajaran fisika. Salah satu model pembelajaran yang terkait dengan hal tersebut adalah model Problem Based Learning.

(24)

8

Model Problem Based Learning ini menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Intinya, siswa dihadapkan pada situasi masalah yang autentik dan bermakna yang dapat menantang siswa untuk dapat memecahkannya. Model problem based learning digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam situasi berorientasi masalah termasuk bagaimana cara belajar (Wheeler, 2002).

Arends (2008) menuliskan langkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam merancang program pembelajaran yang berorientasi pada Problem Based Learning sehingga proses pembelajaran benar-benar berpusat pada siswa adalah :

1) Fokuskan permasalahan sekitar pembelajaran konsep-konsep sains yang esensial dan strategis serta gunakan permasalahan dan konsep tersebut untuk membantu siswa dalam melakukan investigasi substansi isi. 2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengevaluasi gagasan melalui eksperimen atau studi lapangan sehingga siswa menggali data-data yang diperlukan untuk memecahkan permasalahannya. 3) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengelola data yang mereka miliki sebagai proses latihan metakognisi. 4) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan solusi-solusi yang mereka kemukakan. Dengan tindakan yang diinvestigasi seperti diatas, siswa mampu mengkonstruksi pengetahuannya secara aktif sehingga pemahaman dan hasil belajarnya meningkat.

(25)

9

L.A.Kharida (2009), Kd.Urip Astika (2013), Mustaji (2009), keempatnya menyatakan bahwa terdapat peningkatan sikap ilmiah, aktivitas dan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam hal prestasi setelah diimplikasikan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) berbasis Kolaboratif.

Melalui model ini diharapkan peserta didik dapat membangun pemahamannya sendiri tentang realita alam dan ilmu pengetahuan dengan cara merekonstruksi sendiri makna melalui pemahaman relevan pribadinya. Para peserta didik difasilitasi untuk menerapkan their existing knowledge melalui Problem Solving, pengambilan keputusan, dan mendesain penemuan. Para siswa

dituntut untuk berpikir kritis dan bertindak kreatif. Mereka dilibatkan dalam melakukan eksplorasi situasi baru dalam mempertimbangkan dan merespon permasalahannya secara realistis.

Berdasarkan pokok-pokok pikiran diatas, penulis tertarik untuk

mengajukan sebuah penelitian yang berjudul “Efek Model Problem Based

Learning Berbasis Kolaboratif dan Sikap Ilmiah Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi masalah untuk dikaji dan diteliti dalam pembelajaran fisika sebagai berikut:

(26)

10

2. Kurangnya kerja sama, tanggung jawab, disiplin dan rasa ingin tahu siswa dalam proses pembelajaran.

3. Proses pembelajaran yang masih berpusat pada guru sehingga proses belajar mengajar kurang bermakna.

4. Sarana laboratorium yang kurang lengkap

5. Model Problem Based Learning yang belum diterapkan

6. Masih rendahnya kemampuan sikap ilmiah dan motivasi siswa dalam belajar fisika

1.3Batasan Masalah

Dari sekian banyaknya permasalahan yang teridentifikasi, peneliti membatasi permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Efek penggunaan model pembelajaran yang digunakan yaitu model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan model pembelajaran

Direct Instruction dalam proses pembelajaran fisika.

2. Penelitian ini dibatasi pada peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan model pembelajaran Direct Instruction

3. Pengaruh sikap ilmiah terhadap hasil belajar

1.4Rumusan Masalah

(27)

11

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa menggunakan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dengan model pembelajaran

Direct Instruction?

2. Apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa antara kelompok siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan kelompok siswa yang memiliki sikap ilmiah rendah?

3. Apakah ada interaksi model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan model pembelajaran Direct Instruction dengan sikap ilmiah dalam meningkatkan hasil belajar fisika siswa SMP?

1.5 Tujuan Penilitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa menggunakan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dengan model pembelajaran Direct Instruction.

2. Untuk menganalisis apakah ada perbedaan hasil belajar fisika siswa antara kelompok siswa yang memiliki sikap ilmiah tinggi dan dan kelompok siswa yang memilliki sikap ilmiah rendah.

3. Untuk menganalisis apakah ada interaksi antara model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan model pembelajaran Direct Instruction

(28)

12

1.6Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas dapat diperoleh manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

Penelitian ini bermanfaat untuk :

a. Mengungkap secara jelas adanya pengaruh model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan sikap ilmiah terhadap hasil belajar

siswa.

b. Memberikan informasi secara tidak langsung kepada guru-guru SMP agar lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa.

c. Memberikan informasi secara tidak langsung kepada guru-guru di SMP Swasta Primbana, agar menggunakan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan sikap ilmiah untuk meningkatkan hasil belajar fisika siswa SMP.

2. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam usaha penelitian lanjutan dengan melibatkan lebih lengkap komponen model-model pembelajaran yang lain untuk mengungkap dan membuktikan secara empirik model Problem Based Learning berbasis kolaboratif dan sikap ilmiah masih lebih unggul jika

dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain.

(29)

13

1.7Definisi Operasional

Untuk memperjelas variabel-variabel, agar tidak menimbulkan perbedaan penafsiran terhadap rumusan masalah dalam penelitian ini, berikut diberikan definisi operasional:

1. Pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar sesuai dengan pertanyaan atau masalah tetapi berfokus pada keterkaitan disiplin ilmu yang disertai dengan penyelidikan/percobaan yang autentik dengan materi pembelajaran sehingga dapat menghasilkan produk/karya (Riess, 2000).

2. Model pembelajaran Direct Instruction adalah pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan tujuan agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Penggunaan model ini siswa tidak perlu mencari dan menemukan sendiri fakta–fakta, konsep dan prinsip karena telah disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Direct Instruction cenderung berpusat pada guru (Arends, 2008)

(30)

14

aspek sikap ingin tahu, ingin mendapat sesuatu yang baru, sikap kerja sama, tidak putus asa, tidak berprasangka, jujur, bertanggung jawab, berpikir bebas dan kedisiplinan diri.

4. Hasil belajar adalah penguasaan produk fisika yang mengacu pada perubahan kemampuan bidang kognitif yang mencakup dimensi pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif) dan dimensi proses kognitif (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta) yang dicapai siswa sebagai hasil dari proses pembelajaran fisika yang ditempuh selama kurun waktu tertentu berdasarkan tujuan pembelajaran yang ditetapkan (Anderson dan Krathwohl, 2010 : 86).

(31)

123

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di uraikan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif lebih baik dibandingkan dengan siswa

yang diajarkan dengan menggunakan model Direct Instruction (DI) dimana rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen (PBL berbasis kolaboratif) sebesar 81,44 sedangkan pada kelas kontrol (DI) sebesar 73,16). Hasil belajar ini dikategorikan baik dan mengalami peningkatan sebesar 9,13.

2. Hasil belajar siswa dengan tingkat sikap ilmiah tinggi lebih baik dibandingkan hasil belajar siswa dengan sikap ilmiah rendah dimana rata-rata hasil belajar siswa pada tingkat sikap ilmiah tinggi sebesar 80,82 sedangkan rata-rata hasil belajar siswa pada tingkat sikap ilmiah rendah sebesar 73,30.

3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dan sikap ilmiah dalam mempengaruhi hasil belajar Fisika. Interaksinya adalah model Problem Based Learning berbasis kolaboratif lebih optimal hasil belajarnya jika

(32)

124

5.2Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian ini, maka peneliti memiliki beberapa saran untuk pembaca maupun peneliti selanjutnya:

1) Pelaksanaan model Problem Based Learning berbasis kolaboratif memerlukan waktu yang cukup lama, khususnya pada saat siswa memecahkan masalah sehingga alokasi waktu harus lebih diperhatikan. 2) Dalam pelaksanaan model problem based learning berbasis kolaboratif,

masalah yang diberikan hendaknya lebih kontekstual dan sesuai dengan kemampuan siswa yang ada.

(33)

125

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, L. 2011. Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Pembelajaran Mahasiswa melalui Pembelajaran Kolaboratif dengan Pendekatan Pemecahan Masalah. Jurnal Unnes. Online Volume 2.

Amir. 2010. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenada Media Group.

Anderson, L.W, & Krawthwohl Dr. 2010. Kerangka Landasan Untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar.

Arends, R. 2008. Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta. Pustaka Belajar.

Arends., Kilcher. 2012. Teaching for Student Learning New York: McGraw Hill Companies.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Astika, U, Suma.K, Suastra,W. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Sikap Ilmiah dan Keterampilan Berpikir Kritis. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. Online Volume 3.

Bell, Frederick H. 1981. Teaching and Learning Mathematics (In Secondary School). Iowa: Brown Company Publishers.

Bundu,P. 2006. Penilaian keterampilan proses dan sikap ilmiah dalam pembelajaran sains, Jakarta: Rineka Cipta

Bloom, B.S., 2009. Evaluation to Improve Learning, mc. Graw Hill Book Company: New York.

Brooks, J.G., Brooks, M.G. 1993. In Search of Understanding: The Case for Constructivist Classrooms, Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.

Carin, A.A & Sund, R.B. (1980). Teaching modern science. Ohio: A Bell & Howell Company

(34)

126

Education. Indian Journal of Science and Technology, Vol.2 No. 12 (http://dec09chakrav-28.pdf, diakses pada Februari 2013).

Dahar, R,W. 1988. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sains SMA dan MA. Jakarta: Departemen Pendidikan &Kebudayaan.

Dillenbourg, P., 1999, “Collaborative Learning : Cognitive and Computational Approaches,’’ (Advances in Learning and Instruction Series), New York, NY : Elsevier Science

Dimyati., M. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Rineka cipta. Djamarah., Z., 2006, Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Duch, Groh, Allen. 2001. The Power Of Problem-Based Learning. Published in

2001 by Stylus Publishing, LLC 22883 Quicksilver Drive Sterling, Virginia. USA.

Fogarty, R. 1997. Problem Based Learning and Other Curicular Models for

Multiple Intellegences Classroom. New York: IRI/Skylight Training and

Publishing, Inc.

Fraenkel, W, Hyun. 2012. How to Desaign and Evaluate Research In Education. San Fransisco State University. USA

Gokhale. A., Brauchle, P., and Machina, K. 2009. Development and validation of a scale to measure attitudes toward science and technology. Journal of College Science Teaching

Gokhale, A. 1995. Collaborative learning enchances critical thinking. Journal of Technology Education, (7) 1. [online]. Tersedia: http://scolar.lib.vt.edu/ejournals/JTE/jte-v7nl/gokhale,jt-v7nl.html [6 Mei 2008].

Hamalik, O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Harlen, W. 2009. The teaching of Science. Great Britain: BPCC Wheaton Ltd. Exeter.dv.

Howard, S.A. 1997. Guiding Collaborative Teamwork In The Classroom Effective Teaching.3, (1), 1-18.

(35)

127

Joyce, B., & Weil, M. 1980. Model of teaching. New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Kanginan, M. 2006. IPA Fisika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: PT Gelora Aksara. Kanginan, M. 2008. Mandiri Fisika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga. Kharida, L.A, Rusilawati. A, Pratiknyo.K. Penerapan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Elastisitas Bahan. e-Journal MIPA UNS. Online Volume 3

Masaaki, S. 2011. Dialog dan Kolaborasi di Sekolah Menengah Pertama. Jepang Meltzer, David E. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation

And Conceptual Learning Gains In Physics: A Possible Ìhidden Variableî In Diagnostic Pretest Scores. Ames: Department of Physics and Astronomy, Iowa State University.

Mustaji, 2009. Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pola Kolaborasi dalam Mata Kuliah Masalah Sosial. Disertasi. Malang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang

Parawansa, P. 2001. Reorientasi terhadap Strategi Pendidikan Nasional. Makalah. Disajikan dalam Simposium Pendidikan Nasional dan Munas I alumni PPs. UM. Di Malang, 13 Oktober 2001.

Podhorsky, C. & Moore, V. 2006. Issues in Curriculum: Improving instructional practice through lesson study.

Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Sadia, I W. 2008. Model Pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kritis. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran. (2), 219-237.

(36)

128

Santoso, S . 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Kolaboratif dan Motivasi Belajar Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika Siswa kelas X SMA N 1 Purwantoro Wonogiri, Jawa Tengah. Jurnal Volume 5 Nomor 1

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka Cipta. Suyanti. D. R. 2010. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta. Graha Ilmu. Sears & Zemansky. 1993. Fisika Universitas Jilid I. Jakarta :Erlangga.

Sidi, I.D., 2001, “Menuju Masyarakat Belajar, Menggagas Paradigma Baru

Pendidikan, “ Jakarta: Paramadina

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Pendidikan. Bandung:CV Alfabeta.

Sujanam, R. 2002. Optimalisasi Pendekatan STM dengan Strategi Berbasis Masalah dalam Pembelajaran Listrik Statis. Singaraja: Penelitian IKIP.

Tan, S, O., 2000. Problem Based Learning and Creativity. Stanford of University. USA

Tim Penulis Pakar UN SMP/MTs. 2013. Pakar UN SMP/MTs. 2013. Jakarta : Tim Jalur Mas Media.

Trianto. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media Group.

Unesco. 2012. Kualitas Pendidikan. Online: http://Kampus.Okezone.com/read/2013/06/01/371/816065. Peringkat ke-64-untuk-pendidikan

Uno, B. 2006. Teori dan Hasil Belajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Wheeler, S. 2002. Dual Mode Delivery of Problem-Based Learning: A Constructivist Perspektif. (Online). http://searchyahoo.com/search?p=pro blem+based+learning. Diakses 9 Maret 2014

Widjianti, B. D. 2010. Analisis Implementasi Strategi Perkuliahan Kolaboratif Berbasis Masalah dalam Mengembangkan Kemampuan Komunikasi Matematis, Kemampuan Komunikasi Matematis, dan Keyakinan terhadap Pembelajaran Matematika. Disertasi, UPI Bandung.

Gambar

Gambar  3.1. Skema Pelaksanaan Penelitian
Tabel 1.1. Data Nilai Rata-rata Mata Pelajaran Fisika Semester Genap Kelas VIII Tahun Pembelajaran 2012/2013

Referensi

Dokumen terkait

(3) Permohonan perpanjangan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai dengan format surat permohonan perpanjangan Izin Wakil Penjamin Emisi Efek dan/atau

Secara judul besar penelitian, tujuan penelitian ini adalah untuk meneliti Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Risiko Bisnis, Dan Likuiditas Terhadap

[r]

The transformNode metho d returns a String value c o ntaining a fo rmatted XML do c ument using the spec ified XSL style sheet.. You m ust use the r eadyState property

Ya, dengan menambahkan katalis pada suatu reaksi kimia, maka laju reaksi akan berjalan lebih cepat?. Tentu

[r]

“Bagaimana usaha guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMA N 1 Musuk Boyolali pada tahun ajaran 2007/2008, terutama yang berkaitan dengan

Keterkaitan antar alat analisis pada penelitian ini adalah bahwa penelitian ini ditujukan untuk mengevaluasi sistem manajemen risiko pembiayaan di KBMT Wihdatul