Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Oleh:
Wenny Risnawati
0704079
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN
JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Oleh Wenny Risnawati
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
© Wenny Risnawati 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN Wenny Risnawati
0704079
Motivasi Belajar Siswa Laki-Laki Dan Perempuan Dalam Mengikuti Pelajaran Pendidikan Jasmani Di Smk PGRI 2 Cimahi
(Studi Deskriptif Pada Siswa-siswi Dalam Mengikuti Pelajaran Penjas)
Disetujui dan Disahkan Oleh : Pembimbing I
Drs. H. Yus Solihin Yusakarim, M. Ed NIP. 195003111978101001
Pembimbing II
Dra. Hj. Mimin Karmini, M.Pd. NIP. 195305171980112001
Mengetahui,
Jurusan Pendidikan Olahraga
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2
CIMAHI WennyRisnawati
0704079
Setiap individu perlu memahami bahwa kesadaran belajar sangat mempengaruhi suatu tujuan. Walaupun budaya yang telah tercipta di masyarakat, perempuan dianggap sebagai kaum feminis bukan berarti penjas atau olahraga tidak pantas dilakukan oleh perempuan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat motivasi antara siswa laki-laki dan perempuan dalam pembelajaran penjas. Dengan menggunakan metode deskriptif penulis menggambarkan cara belajar dilihat dari beberapa faktor yang termasuk motivasi interinsik dan ekterinsik. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel purposive yaitu mengambil sample beberapa siswa-siswi di kelas X di SMK PGRI 2 Cimahi. Hasil penelitian, motivasi belajar siswa laki-laki dan perempuan dalam pembelajaran penjas mempunyai tingkat motivasi yang menciptakan cara belajar siswa. Melihat hasil dari motivasi belajar siswa laki-laki sebesar 73,45%.dan motivasi belajar perempuan 74,11%. Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa motivasi belajar siswa laki-laki dan perempuan tidak ada perbedaan yang signifikan.
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Uji Normalitas ... 46
2. Uji Homogenitas ... 47
3. Uji Hipotesis ... 49
B. Pembahasan Hasil Penelitian 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 59
B. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Alat Pengumpul Data B. Perhitungan
C. SK.Judul Skripsi dan Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi D. Surat Izin Penelitian
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
halaman
3.1 Jumlah Sampel…... 29
3.2 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban……... 30
3.3 Skala Sikap Model Liner………...………. 31
3.4 Variabel Penelitian Belajar………. 31
3.5 Kisi-kisi motivasi belajar siswa laki-laki dan perempuan dalam pembelajaran penjas……...………... 32
4.1 Kisi-kisi Pernyataan ………... 45
4.2 Hasil Pengujian Normalitas……… 46
4.3 Hasil Pengujian Homogenitas……….... 47
4.4 Hasil pengujian Statistic para Metrik Independent sampel T-test………... 49
4.5 Rincian Motivasi Belajar Siswa-Siswi Laki-Laki dan Perempuan………... 51
4.6 Rincian Indikator Motivasi Interinsik Laki-laki…………... 53
4.7 Rincian Indikator Motivasi Interinsik perempuan……….. 53
4.8 Rincian Indikator Motivasi Eksterinsik Laki-laki………... 55
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
halaman
1.1 Gambar ilustrasi pentingnya penjas bagi siswa... 10
3.1 Desain Penelitian………. 27
3.2 Langkah-langkah Penelitian………. 28
4.1 Grafik Persentase Tingkat Motivasi Belajar……… 50
4.2 Grafik Persentasi Perbandingan Tingkat Motivasi Belajar... 52
4.3 Grafik Tingkat Motivasi Belajar Interinsik siswa laki-laki dan perempuan………... 54
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral
dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek
kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan
sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan
pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang direncanankan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
nasional.
Dalam pendidikan jasmani, anak dituntut atau diajarkan dalam berbagai
aktivitas gerak. Gerak bagi anak adalah sebagai aktivitas jasmani yang merupakan
salah satu tuntutan kebutuhan hidup yang diperlukan, yaitu sebagai dasar untuk
belajar untuk belajar mengenal alam sekitar dalam usaha memperoleh berbagai
pengalaman berupa pengetahuan dan keterampilan, nilai dan sikap, maupun untuk
belajar mengenal dirinya sendiri sebagai mahluk individu dan mahluk sosial
dalam usaha penyesuaian dan mengatasi perubahan -perubahan yang terjadi di
lingkungannya.
Pendidikan jasmani merupakan upaya agar dapat mengaktualisasikan
seluruh potensi aktivitas sebagai manusia berupa sikap, tindakan dan karya yang
diberi bentuk, isi dan arahan menuju kebulatan pribadi yang sesuai cita-cita
kemanusiaan yang tercermin dalam Pancasila. Kesamaaan pandangan mengenai
Pendidikan jasmani adalah terletak pada gerakan jasmani.
Menurut Ibrahim (2008:23) mengemukakan bahwa pada hakekatnya
pendidikan jasmani dan pelatihan olahraga merupakan suatu upaya pendidikan
dan pelatihan yang dilakukan terhadap siswa atau atlet, agar mereka dapat belajar
bergerak, dan belajar melalui gerak, menuju prestasi puncak, serta berkepribadian
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kemudian dalam hal ini Supandi (1990:29) mengemukakan bahwa:
“Pendidikan jasmani adalah suatu aktivitas yang menggunakan fisik atau tubuh sebagai alat untuk mencapai tujuan melalui aktivitas-aktivitas jasmani.”
Aktivitas jasmani dalam pengertian ini dipaparkan sebagai kegiatan pelaku
gerak untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang
mencakup aspek kognitif, afektif, dan sosial. Aktivitas ini harus dipilih dan
disesuaikan dengan tingkat perkembangan pelaku. Melalui kegiatan olahraga
diharapkan pelaku atau pengguna akan tumbuh dan berkembang secara sehat,
sedangkan jasmani dapat berkembang kepribadiannya agar lebih harmonis.
Berikut ini pengertian nilai-nilai fungsional yang mencakup beberapa aspek yaitu:
1. Aspek kognitif
Aspek yang dilihat dari pengetahuan yang dimiliki siswa.
2. Aspek afektif
Aspek yang dilihat dari perilaku siswa
3. Aspek psikomotor
Aspek yang dilihat dari gerak siswa dalam pembelajaran
Pendidikan jasmani telah menjadi bagian dari proses pendidikan secara
keseluruhan dengan maksud untuk mengubah perilaku peserta didik. Dalam hal
ini sebagai mana yang dikemukakan Abdul Gafur yang dikutip oleh Lutan dan
Cholik (1997:14) yaitu:
Pembelajaran olahraga adalah suatu proses yang dilakukan secara sadar dan sistematis melalui kegiatan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan, kecerdasan dan pengembangan watak serta kepribadian yang harmonis dalam rangka membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila.
Untuk mencapai pendidikan seorang siswa harus belajar, dimana belajar
itu merupakan suatu kewajiban baginya. Belajar merupakan perilaku dan pribadi
secara keseluruhan. Pendapat ini dikemukakan oleh para penganut Ilmu Jiwa
Gestalt, yang lebih jauh lagi bersumber pada paham organismic psychology.
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
stimulus response (S-R bond), melainkan perilaku organisme sebagai totalitas
yang bertujuan (purposive).
Keseluruhan itu lebih penting dari pada hanya bagian. Dengan kata lain
meskipun yang dipelajari itu hal yang bersifat khusus, mempunyai makna bagi
totalitas pribadi individu yang bersangkutan. Dalam teori ini juga terimplikasi
bahwa tidak semua hal yang kita pelajari itu selalu dapat diamati dalam wujud
perilaku seseorang.
Secara fundamental Dollar dan Miller (Loree, 1970; 136) menegaskan
bahwa keefektifan belajar dipengaruhi oleh empat hal, yaitu:
a. Adanya motivasi (drives), siswa harus menghendaki sesuatu (the learner
must want something)
b. Adanya perhatian dan mengetahui sasaran (cue), siswa harus
memperhatikan sesuatu (the learner must notice something)
c. Adanya usaha (response), siswa harus melakukan sesuatu (the learner
must do something)
d. Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) siswa harus
memperoleh sesuatu (the learner must get something)
Dari ke empat hal yang perlu difahami secara mendalam untuk melihat
keefektifan belajar yaitu motivasi, karena motivasi adalah salah satu faktor yang
perlu dimiliki seseorang. Kita tahu bahwa motivasi merupakan dorongan dalam
diri seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan suatu tindakan atau
perbuatan. Motivasi merupakan aktualisasi dari motif, sehingga motif dan
motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Motivasi bukan sesuatu
yang dapat dilihat dengan jelas dan nyata, tetapi hanya dapat disimpulkan karena
ada sesuatu hal yang dapat diamati, seperti yang dijelaskan oleh Gunarsa (2002:
42) yang menyatakan: “prestasi seseorang dapat meningkatan motivasi karena
adanya dorongan yang kuat dalam diri seseorang. Dorongan yang tersebut hanya
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Motivasi sangat diperlukan diberbagai bidang dan aspek kehidupan,
termasuk dalam pendidikan, khususnya Pendidikan Jasmani. Karena pendidikan
jasmani adalah salah satu segi pendidikan yang sungguh penting sekali, yang tidak
dapat terlepas dari segi-segi pendidikan yang lain (pendidikan kecakapan,
pendidikan ketuhanan, pendidikan kesusilaan, pendidikan keindahan, dan
pendidikan kemasyarakatan).
Bahkan dapat dikatakan bahwa Pendidikan jasmani itu merupakan salah
satu alat yang utama bagi pendidikan rohani. Bermacam-macam segi pendidikan
diatas dapat mudah tercapai jika Pendidikan Jasmani dilaksanakan
sebaik-baiknya. Dengan motivasi yang baik maka akan mendorong seseorang
memperoleh hasil yang lebih baik.
Motivasi adalah proses aktualisasi energy psykologis yang dapat
menggerakkan individu untuk beraktivitas, sekaligus menjamin kerberhasilan
aktivitas tersebut, dan juga menentukan arah aktivitas terhadap pencapaian tujuan.
Demikian juga dalam aktivitas proses belajar keterampilan gerak dan penampilan
olahraga, motivasi menjadi determinan utama untuk mencapai keberhasilan proses
tersebut.
Motivasi sebagai proses psikologi adalah refleksi kekuatan interaksi antara
kognisi, pengalaman dan kebutuhan dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga.
Tidak akan ada prestasi tanpa motivasi karena prestasi adalah perpaduan antara
latihan keterampilan dengan motivasi. Maka dari itu motivasi menjadi salah satu
faktor penting untuk pembelajaran dan Pendidikan Jasmani
Dewasa ini motivasi belajar siswa antara siswa laki-laki dan perempuan
berperan penting terhadap mata pelajaran Pendidikan Jasmani, sebab motivasi
belajar itu harus ada dalam diri siswa, untuk mengikuti mata pelajaran siswa
dituntut untuk berperan aktif untuk menciptakan pembelajaran yang baik serta
kondusif. Lebih spesifik lagi adalah motivasi siswa laki-laki dan perempuan harus
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara biologis laki-laki dan perempuan berbeda. Perbedaan itu terlihat
jelas pada alat reproduksi. Perbedaan biologis laki-laki dan perempuan disebabkan
oleh adanya hormon yang berbeda antara laki-laki dengan perempuan. Dengan
adanya perbedaan ini berakibat pada perlakuan yang berbeda terhadap laki-laki
dan perempuan.
Penanaman posisi yang keliru tersebut (bias gender) terus diacu sebagai
suatu hal yang wajar oleh peserta didik perempuan (siswi) dan laki-laki (siswa).
Akibatnya, ketidak adilan gender terus berlangsung disekolah-sekolah hingga
sekarang. Kondisi ini tentu saja memprihatinkan dan menjadi perhatian
dikalangan pendidik.
Conger dan Kagan yang dikutip oleh Desmita (2008:I54) menyatakan
bahwa selama masa akhir anak-anak, tinggi bertumbuh sekiar 5 hingga 6% dan
berat bertambah sekitar 10% setiap tahun. Pada usia 6 tahun tinggi rata-rata anak
adalah 40 inci dan berat 80 hingga 42,5kg. Pada saat yang sama, kekuatan
otot-otot secara berangsur-angsur berubah dan gemuk bayi (baby fat) berkurang.
Pertambahan kekuatan otot ini karena faktor keturunan, dana latihan (olahraga).
Karena perbedaan Jumlah sel-sel otot, Maka umumnya anak laki-laki lebih kuat
dari pada perempuan masa kanak-kanak.
Namun Pendidikan Jasmani yang diajarkan di sekolah tidak boleh
membedakan anak laki-laki dan perempuan dalam pelaksanaan proses
pembelaran. Anak perempuan mempunyai hak yang sama dengan anak laki-laki
untuk mendapatkan materi pembelajaran namun guru harus memperhatikan
perbedaan kemampuan anak laki-laki dan perempuan dalam keberhasilan
pembelajaran penjas.
Mengingat pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang menggunakan
aktivitas fisik untuk mencapai tujuan. Sunaryo Kartadinata (l997:50-53)
menyatakan hasil pembelajaran penjas disamping dipengaruhi oleh pendekatan
mengajar yang dipergunakan juga dipengaruhi oleh adanya perbedaan jenis
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelamin perempuan peserta didik laki-laki lebih unggul dalam keterampilan
motorik kasar dari pada peserta didik perempuan dan sebaliknya dalam
keterampilan motorik halus peserta didik perempuan lebih unggul dari pada
peserta didik laki-laki. Oleh karena itu, motivasi belajar siswa laki-laki dan
perempuan mempunyai peren penting dalam pelajaran pendidikan jasmani.
Melihat bahwa motivasi sangat penting dalam pencapaian prestasi belajar
siswa laki-laki dan perempuan, siswa perempuan cenderung menganggap mata
pelajaran Penjas itu membosankan dan membutuhkan tenaga. Hal ini dikarenakan
siswa perempuan kurang minat terhadap mata pelajaran Penjas. Berbeda dengan
motivasi belajar siswa laki-laki yang lebih menyukai mata pelajaran Penjas. Hal
ini dikarenakan adanya ketidaksetaraan dan ketidaksensitifan gender yang telah
menyebar luas di masyarakat atas pengaruh budaya patriarki yang telah mengakar
di masyarakat.
Selain faktor biologis, faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar
siswa adalah faktor psikologis. Secara psikologis laki-laki dan perempuan
berbeda. Faktor psikologis terkait dengan intelegensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, dan kesiapan. Berdasarkan beberapa ahli dibidang psikologis,
mengatakan perempuan pada umumnya lebih baik pada ingatan dan laki-laki lebih
baik dalam berpikir logis. Perempuan lebih tertarik pada masalah-masalah
kehidupan yang praktis kongret, sedangkan laki-laki lebih tertarik pada segi-segi
yang abstrak. Kenyataannya perbedaan tersebut sangatlah nyata dikalangan siswa
khususnya dikalangan Sekolah Menengah Kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan
lebih memprioritaskan anak untuk siap bekerja setelah mendapatkan kelulusan,
sehingga siswa lebih mendalami berbagai bidang pilihannya.
Menurut Aip Syarifudin (1997:109) menjelaskan bahwa perbedaan
pertumbuhan dan perkembangan fisik yang dialami oleh anak laki-laki dan
perempuan, akan memiliki dampak terhadap perbedaan kemampuan fisik, maka
guru pendidikan jasmani harus memahami dan mendalami perbedaan tersebut.
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jasmani dapat mengembangkan pendekatan yang tepat dalam merencanakan,
mengelola dalam melakukan evaluasi terhadap program pembelajaran kelak.
Dengan demikian program pendidikan jasmani yang diperlakukan pada anak
didiknya dapat memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan dan
perkembangan anak yang harmonis.
Dari pendapat-pendapat ahli tersebut seakan memberikan penjelasan
bahwa perempuan lemah dalam persoalan yang berkaitan dengan kegiatan yang
membutuhkan kordinasi gerak yang rumit, karena perempuan lebih tertarik
dengan kehidupan yang praktis dan kongkrit dalam belajar berbeda dengan siswa
laki-laki yang lebih tertarik dengan pembelajaran yang memacu kreatifitas,
keterampilan gerak dalam pembelajaran jasmani .
Mengacu kepada latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka
penulis tertarik untuk mengetahui “perbedaan motivasi belajar siswa laki-laki dan perempuan dalam mengikuti pendidikan jasmani di SMK PGRI 2 CIMAHI”
B. Rumusan Masalah
Motivasi merupakan suatu dorongan yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu atas dasar tujuan atau situasi yang terlihat dalam suatu
perbuatan. Motivasi dapat mempengaruhi cara belajar siswa laki-laki maupun
siswa perempuan khususnya dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Perbedaan
motivasi antara individu siswa laki-laki dan perempuan dapat terlihat dalam suatu
perbuatan siswa tersebut dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.
Keberhasilan seseorang dalam mencapai suatu tujuan tidak terlepas dari motivasi
belajar siswa tersebut.
Bertolak dari uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan
diatas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan penelitian skripsi sebagai
berikut:
1. Bagaimana perbedaan motivasi siswa laki-laki dan perempuan dalam
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian
Tujuan adalah suatu hal yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu, begitu pula dengan penulisan penelitian ini memiliki tujuan khusus yang
ingin dicapai. Maka bertolak dari latar belakang dan perumusan masalah diatas,
penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk mengetahui bagaimana perbandingan motivasi belajar siswa laki-laki
dan perempuan dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani di SMK PGRI
2 CIMAHI
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Telah
penulis kemukakan sebelumnya uraian mengenai latar belakang masalah, serta
tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, dari permasalahan yang penulis
teliti, penulis berharap semoga hasil penelitian penulis dapat berguna sebagai
berikut:
1. Diharapkan dapat dijadikan bahan referensi untuk peneliti selanjutnya.
2. Sebagai suatu studi banding antara teori-teori yang pernah didapatkan
dibangku kuliah serta literature-literatur lainnya dengan praktek
sesungguhnya yang terjadi dilapangan.
3. Sebagai bahan pengayaan dalam proses belajar mengajar krususnya dalam
mata pelajaran Penjas.
E. Batasan Masalah
Supaya masalah yang akan dibahas tidak menyimpang dari masalah yang
sebenarnya dan supaya penelitian dapat dilakukan secara mendalam, maka dari itu
penulis memberikan batasan-batasan masalah pada penelitian ini. Adapun ruang
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Permasalahan yang ingin diteliti dalam penelitian ini adalah ingin
mengetahui perbedaan motivasi siswa laki-laki dan perempuan dalam
mengikuti pelajaran pendidikan jasmani di SMK PGRI 2 CIMAHI
2. Objek penelitian ini adalah siswa-siswi SMK PGRI 2 CIMAHI
3. Penelitian ini dilakukan di SMK PGRI 2 CIMAHI
F. Penjelasan Istilah
Penafsiran atau pandangan seseorang terhadap suatu istilah sering kali
berbeda-beda antara satu dan yang lainnya sehingga dapat menimbulkan
kekeliruan dan mengaburkan penelitian. Untuk menghindari penafsiran dalam
penulisan judul dan isinya, penulis menggunakan beberapa istilah dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Heckhausen yang dikutip oleh Setyobroto (1989:24) yaitu : “motivasi
merupakan proses aktualisasi dari sumber penggerak dan pendorong
individu memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu”
2. Menurut Dimyati dan Mudjiyono (2002:28) motivasi adalah dorongan
mental yang menggerakan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk
perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan, harapan,
kebutuhan, tujuan, sasaran dan dan insentif. Keadaan inilah yang
mengaktifkan, menggerakan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan
perilaku individu belajar.
3. Menurut Asra dan Sumiati (2009:59) yaitu : “motivasi pada dasarnya
merupakan dorongan yang muncul dari dalam diri sendiri untuk bertingkah
laku. Dorongan itu pada umumnya diarahkan untuk mencapai sesuatu atau
bertujuan. Itu sebabnya sering mendengar istilah motif dan dorongan,
dikaitkan dengan prestasi atau keberhasilan, yang dikenal dengan istilah
motif berprestasi (achievement motive). Hal ini berarti bahwa keinginan
mencapai suatu keberhasilan merupakan pendorong untuk bertingkah laku
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Menurut Ibrahim (2008:165) yaitu : motivasi dapat dipandang sebagai
proses psikologi yang menggerakan seseorang hingga melakukan sesuatu.
Motivasi menunjukkan kepada seluruh proses gerak itu, termasuk situasi
yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu, perilaku yang
ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau akhir dari gerakan atau
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah metode deskriptif.
Peneliti menggunakan metode deskriptif dengan dengan penelitian expose de
facto yaitu ingin mengetahui data keseluruhan sesuai dengan data-data yang
dikumpulkan, sehingga dapat menggambarkan permasalahan yang sedang
dihadapi. Menurut Sudjana dan Ibrahim (2004:64) menyatakan :
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadianpada saat sekarang. Degan perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.
Masalah yang akan diteliti dengan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu
penelitian akan menentukan penggunaan menentukan metode penelitian. Metode
adalah cara atau jalan yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Penggunaan
metode yang akan digunakan peneliti tergantung pada tujuan yang akan dicapai.
Maka penggunaan suatu metode harus dilihat dari sudut pandang efektifitas,
efisiensi dan relevansi terhadap masalah yang sedang diteliti.
Berdasarkan pemaparan diatas memberikan makna bahwa penelitian
deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memberikan suatu gambaran
pada suatu peristiwa yang terjadi pada saat ini atau sekarang serta Nampak dalam
suatu situasi. Ciri-ciri tentang metode deskriptif dejelaskan oleh Surakhmad
(1998:140) yaitu:
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari pendapat tersebut penulis mengemukakan bahwa dalam suatu
penelitian ini data yang diperoleh itu dijelaskan serta dianalisis sedemikian rupa.
Hal tersebut dilakukan dengan maksud untuk mengetahui data yang dikumpulkan
kemudian disusun agar dapat dijelaskan, sehingga dapat dianalisis untuk
memecahkan masalah-masalah yang ada pada saat ini atau sekarang serta
disimpulkan sehingga tujuan penelitian dapat tercapai sesuai dengan yang
diharapkan.
B. Desain Penelitian dan Langkah -langkah Penelitian
Desain penelitian diperlukan untuk mempermudah langkah yang harus
dilakukan dalam suatu penelitian dan juga dapat dijadikan sebagai suatu acuan
atau suatu pegangan agar tidak keluar dari ketentuan, sehingga dapat mencapai
tujuan yang diharapkan. Desain penelitian ini dibuat dan disesuaikan dengan
variabel-variabel yang terkandung di dalamnya. Definisi variabel menurut Arikunto (2010: 161) adalah “Objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.”
Bentuk desain penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah sebagai
berikut:
Gambar 3.1 Desain penelitian Keterangan :
= Motivasi Siswa perempuan
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu = Motivasi Siswa Laki-laki
Y = Pembelajaran Penjas
Untuk memudahkan penelitian, penulis membuat langkah-langkah
penelitian seperti gambar di bawah ini, sehingga penelitian ini lebih terarah dan
efektif.
Gambar 3.1
Langkah-langkah Penelitian
C. Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2008:117) populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa - siswi SMK PGRI 2
CIMAHI KELAS X.
Populasi
Sampel
Angket Motivasi Siswa
Data
Pengolahan Data
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Arikunto (2006: 131-132) sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Semple sebagai suatu yang berlaku bagi populasi
(cuplikan contoh) yang mewakilipopulasi yang bersangkutan. Kriteria sample
yang diambil dan keseluruhan sifat-sifat generalisasi dari populasi. Arikuto
(1996: 126) berdasarkan masalah-masalah yang akan dibahas, maka dalam
menentukan sampel peneliti menggunakan teknik sampel wilayah (area
probability sampling) yaitu teknik sampling yang dilakukan dengan mengambil
wakil dari setiap wilayah yang terdapat didalam populasi. Dalam penelitian ini
penulis mengambil sample beberapa siswa-siswi di kelas X di SMK PGRI 2
Cimahi, adapun penjelasannya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Jumlah sampel
Kelas Jumlah siswa
X ak 1 39
X pm 1 36
X pm 2 35
Alasannya penulis menagambil sampel tersebut karena kelas tersebut
memiliki siswa-siswi yang kompeten di bidang pendidikan jasmani dan dengan
adanya sampel tersebut diharapkan dapat mengukur sejauh mana penelitian
motivasi belajar siswa di SMK PGRI 2 Cimahi.
D. Tehnik Pengumpulan Data
Supaya peneliti mencapai keberhasilan dengan baik sesuai dengan apa yng
diharapkan, maka peneliti membutuhkan data-data sebagai penunjang terhadap
masalah yang akan diteliti. Untuk memperoleh data yang sesuai dengan apa yang
diharapkan yaitu informasi mengenai motivasi siswa laki-laki dan perempuan
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengumpulkan data penelitian , peneliti menggunakan alat pengumpul data yaitu angket. Arikunto (2006:151) mengemukakan bahwa kuesioner yaitu: “sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya”.
Angket yang di gunakan untuk memperoleh informasi atau data dari
responden yaitu menggunakan angket yang bersifat tertutup atau tersusun. Angket
yang tertutup dan tersusun maksudnya adalah angket yang terdiri dari sejumlah
pertanyaan atau pernyataan yang sudah lengkap dengan alternatif jawabannya,
seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006:152) memperkuat bahwa : “Angket tertutup mudah diisi, memerlukan waktu yang sangat singkat, memuaskan responden pada pokok permasalahan, relative objektif, dan angket
mudah ditabulasi dan dianalisis”.
Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunakan skala
sikap yakni skala Likert. Mengenai skala Likert dijelaskan oleh sudjana dan
Ibrahim (2004:107), sebagai berikut:
Skala Likert dinyatakan dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden, apakah pernyataan itu didukung atau ditolak, melalui rentangan nilai tertentu. Oleh sebab itu, pernyataan yang diajukan ada dua kategori, yakni pernyataan positif dan pernyataan negatif. Salah satu skala sikap yang sering digunakan dalam penelitian pendidikan adalah skala Likert. Dalam skala Likert, pernyataan-pernyataan yang diajukan baik pernyataan positif maupun negative dinilai subyek sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan, tidak setuju dan sangat tidak setuju.
Berdasarkan uraian tentang alternatif jawaban dalam angket, penulis
menetapkan kategori penyekoran sebagai berikut: kategori untuk pernyataan
positif, yaitu Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2 dan
Sangat Tidak Setuju = 1. Kateori untuk setiap butir pernyataan negative, yaitu
Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 4 dan Sangat Tidak
Setuju = 5. Kategori penyekoran tampak dalam Tabel 3.2.
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban
Positif Negative
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu-ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Table 3.4
Skala Sikap Model Linier
No Pernyataan-pernyataan Alternatif jawaban
SS S R TS STS
1 Saya selalu datang ke sekolah
tepat waktu
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-Ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Skor untuk setiap alternatif jawaban berbeda-beda, mulai dari (SS)
diberikan skor 5, dan seterusnya sampai dengan (STS) diberi skor 1.
E. Variabel Penelitian
Variable penelitian menururt Nana Sudjana (1987:23) dapat diartikan
sebagai ciri individu, objek dan gejala, peristiwa dan sebagainya yang diukur
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5
Variable Penelitian Motivasi Belajar
Variabel Bebas Variabel Terikat
A. Jenis Kelamin
B. Sarana Prasarana
C. Kesiapan guru
D. Proses belajar
Motivasi Belajar
Untuk memperoleh penyusunan butir-butir pernyataan yang akan
diberikan kepada responden dalam bentuk angket, maka penulis membuat kisi-kisi
tentang motivasi siswa laki-laki dan perempuan terhadap pembelajaran
pendidikan jasmani. Kisi-kisi untuk motivasi belajar menurut Uno, B. Hamzah
(2007:23) adalah faktor interinsik dan eksterinsik. Kisi-kisi tersebut disusun
berdasarkan Bab II, yang pelaksanaan pengisian angket tersebut dilaksanakan di
sekolah SMK PGRI 2 Cimahi.
Agar lebih jelasnya dapat dilihat kisi-kisi angket untuk Motivasi belajar
pada Tabel 3.4.
Tabel 3.6
Kisi-kisi motivasi belajar siswa laki-laki dan perempuan dalam pembelajaran penjas
Variabel Sub variabel Indicator Nomor soal
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Eksterinsik
a. Kondisi atau lingkungan
belajar yang
F. Uji Coba Validitas dan Reabilitas 1. Uji Validitas Angket
Untuk memperoleh data mengenai motivasi siswa laki-laki dan perempuan
terhadap pembelajar penjas dan uji coba terhadap instrumen. Uji coba instrument
tersebut bertujuan untuk menentukan valid atau tidaknya suatu tes berupa angket
dan apakah tes berupa angket tersebut cocok atau tidaknya digunakan dalam
penelitian tentang motivasi siswa laki-laki dan perempuan terhadap pembelajaran
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tujuan penelitian adalah mencari kebenaran. Dalam usaha ini validitas
merupakan aspek yang sangat penting. Kebenaran hanya dapat diperoleh dengan
instrumen yang valid. Suharsimi Arikunto (2002:144) mengemukakan bahwa “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau keshahihan instrumen”. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengungkapkan apa yang diinginkan, sebab instrumen dikatakan valid apabila
dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Pengujian
validitas instrumen dilakukan dengan cara analisis butir sehingga perhitungannya
merupakan perhitungan setiap item
Adapun langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam mencari validitas
adalah sebagai berikut:
a. Memberikan skor pada masing-masing pernyataan.
b. Menjumlahkan skor pada seluruh jumlah butir pernyataan.
c. Merangking skor responden dari skor yang tertinggi sampai yang terendah.
d. Menetapkan 50% responden kelompok atas (kelompok yang memperoleh skor
tinggi).
e. Menetapkan 50% responden kelompok bawah (kelompok yang memperoleh
skor rendah).
f. Mencari skor rata-rata dari setiap butir penyataan, baik untuk kelompok atas
maupun kelompok bawah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: X = Nilai rata-rata untuk kelompok atas dan kelompok bawah Σ X = Jumlah skor
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
g. Mencari simpangan baku dari setiap butir pernyataan baik untuk kelompok
atas maupun untuk kelompok bawah dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Keterangan: S = Simpangan baku
X = Skor rata-rata
n = Jumlah sampel
h. Mencari simpangan baku gabungan untuk setiap butir pernyataan antara
kelompok atas dan kelompok bawah dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
1. Keterangan: Sgab = Simpangan baku gabungan
n1 = Banyaknya responden kelompok atas
n2 = Banyaknya responden kelompok bawah
S1 = Simpangan baku kelompok atas
S2 = Simpangan baku kelompok bawah
i. Mencari nilai t-hitung untuk tiap butir pernyataan dengan menggunakan
rumus:
Sgab = Simpangan baku gabungan
n1 = Banyaknya responden kelompok atas
n2 = Banyaknya responden kelompok bawah
j. Penentuan nilai t tabel dalam taraf signifikansi 0,05 atau tingkat
kepercayaan 95% dengan derajat kesahihan = n1+n2-2
k. Menetukan kriteria yaitu t hitung lebih besar dari pada t tabel maka valid. S =
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Uji Reliabilitas Angket
Setelah menghitung validitas dari setiap butir pernyataan, maka
selanjutnya menentukan reliabilitas, yang langkah-langkahnya sebagai berikut:
a. Membagi soal yang valid menjadi dua bagian yaitu soal yang bernomor ganjil
dan soal yang bernomor genap.
b. Skor dari butir-butir soal yang bernomor ganjil dikelompokan menjadi
variabel X dan skor dari butir-butir soal genap dijadikan variabel Y.
c. Mengkorelasikan antara skor butir-butir soal yang bernomor ganjil dengan
butir-butir soal yang bernomor genap, dengan menggunakan rumus teknik
korelasi Pearson Product Moment.
d. Mencari reliabilitas koefisien seluruh perangkat item tes dengan menggunakan
rumus Spearman Brown.
Keterangan: rii = Reliabilitas instrumen
rxy = Koefisien korelasi
e. Menentukan r-tabel dengan pendekatan Product Moment sehingga diketahui
kriteria penentuan kesimpulan r-hitung lebih besar dari r-tabel
G. Prosedur Pengolahan Data
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Menyeleksi data, setelah angket terkumpul dari semua sample sebagai
sumber data. Maka angket tersebut harus diseleksi untuk memeriksa
kebenaran dalam pengisian angket. Barangkali terdapat butiran
pernyataan yang tidak diisi oleh responden.
2. Memberikan nilai pada tiap-tiap pernyataan dalam angket dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Untuk pernyataan positif: SS=5, S=4, R=3, TS=2, dan STS=1
b. Untuk pernyataan negatif: SS=1, S=2, R=3, TS=4, dan STS=5
3. Mengelompokkan setiap butir pernyataan
4. Menjumlahkan nilai seluruh pernyataan untuk tiap butir pernyataan
5. Tabulasi data
Tabulasi data dilakukan untuk memperoleh gambaran f
rekuensi jawaban responden. Terdapat 2 kriteria dalam penentuan
jawaban angket, yaitu :
Responden menjawab salah satu alternatif jawaban, berarti jumlah frekuensi jawaban sama dengan jumlah responden.
Responden menjawab lebih dari satu jawaban, sehingga jumlah frekuensi jawaban bervariasi.
Tabulasi data juga dugunakan untuk melihat perbandingan besar kecilnya
frekuensi jawaban dalam angket yang dihitung dalam jumlah prosentase, karena
60 jumlah jawaban pada setiap angket berbeda. Sesuai yang dikemukakan oleh
Santosa (2001:229) yg dikutip Arbilly (2010:51) bahwa rumusan untuk
menghitung prosentase adalah :
P = f x 100 %
n
Keterangan :
P : Prosentase (jumlah prosentase yang dicari)
n : Jumlah responden
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 100% : Bilangan konstan
Data yang dianalisis selanjunya ditafsirkan dengan menggunakan batasan-
batasan menurut Suharsimi Arikunto (1996:122), yaitu :
80% - 100% = Tinggi
60% - 80% = Cukup
40% - 60% = Agak rendah
20% - 40% = Rendah
0% - 20% = Sangat rendah
6. Menganalisa data, supaya diperoleh kesimpulan yang dapat
dipercaya.dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa pengujian
yaitu:
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
normal tidaknya suatu distribusi data. Pengujian normalitas data pada penelitian
ini dilakukan dengan cara uji statistic parametric dan non parametric yaitu
menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov. Pengujian ini dilakukan
menggunakan program SPSS versi 20 dengan kriteria pengujian yaitu:
a. H1 diterima jika x2 hitung < x2 tabel (berdistribusi normal) dan
b. H0 tolak jika x2 hitung > x2 tabel (tidak berdistribusi normal).
Taraf signifikan (α) adalah 0,05 dan dk = (k-3).
Bisa juga menggunakan langkah-langkah yang di tempuh penulis adalah
sebagai berikut :
1) Menyusun data hasil pengamatan, yang dimulai dari nilai pengamatan
yang paling kecil sampai nilai pengamatan yang paling besar.
2) Untuk semua nilai pengamatan dijadikan angka baku Z dengan
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Z = atau Z = dengan S
keterangan :
Z : Nilai Z yang dicari
X atau Y : Skor yang diperoleh seseorang
: nilai rata - rata
S : Simpangan baku
: menerangkan jumlah
: jumlah sampel
3) Mencari nilai F dengan rumus
F = 0,5 – Z
Keterangan :
F : Nilai yang dicari
0,5 : ketetapan
Z : Nilai Z skor
4) Menentukan dengan membandingkan nilai f dengan F tabel
5) Menentukan dengan membagi angka satu dengan rangking skor
mulai dari atas dengan rangking paling besar
6) Menentukan nilai L dengan rumus L =
Fzi Szi
7) Menentukan nilai Lo = L terbesar
Yaitu harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8) Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji lilliefors, maka tentukan
lah nilai L.
Karena sampelnya 110 orang dan = 0,05 maka nilai L dengan
menggunakan rumus yaitu = = = 0,154 maka nilai L
nya 0,154.
9) Membandingkan nilai L tersebut dengan nilai Lo untuk mengetahui
diterima atau ditolak hipotesis, dengan kriteria:
- Terima Ho jika Lo < L = Normal
- Terima Hi jika Lo > L = Tidak Normal
b. Uji Homogenitas
Menurut Riduwan (2010, hlm. 120) “Uji homogenitas merupakan uji yang membandingkan nilai varians terbesar dengan varians terkecil.”Fungsi uji homogenitas ini adalah untuk menguji apakah data tersebut homogen atau
tidak. Uji homogenitas pada penelitan ini menggunakan program SPSS versi
20, kriteria pengujian pada uji homogenitas yaitu:
a. H1 diterima jika nilai sig. > 0.05 artinya data bersifat homogen
b. H0 ditolak jika nilai sig. < 0.05 artinya data bersifat tidak homogeny
a. Uji homogenitas varians populasi dengan menggunakan uji Bartlett.
Bias juga menggunakan langkah-langkah nya adalah sebagai berikut:
1) Urutkan sampel 1-k
2) Mencari nilai dk dengan menggunakan rumus -1
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4) Mencari nilai
5) Mencari niai log
6) Mencari nilai (dk) log
7) Setelah diketahui harga-harga di atas kemudian menghitung varians
gabungan dari semua sampel dengan rumus :
= (
Menghitung harga satuan B dengan rumus:
B = (log ) -1)
Menghitung chi kuadrat dengan rumus :
= (ln 10)
Dengan ln 110 = 2,306
Dengan taraf nyata tolak hipotesis jika dimana
didapat dari daftar distribusi chi-kuadrat dengan peluang
(1- ) dan dk = (k-1).
b. Mencari nilai T-skor masing-masing variabel dengan rumus:
T-Skor = 60+110
Keterangan:
T-Skor = Skor standar yang dicari
X = Skor yang diperoleh seseorang
= nilai rata-rata
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Mencari koefisien korelasi
a) Mengkorelasikan Variabel terhadap variable Y, dan variable
terhadap Y dengan menggunakan teknik penghitungan korelasi skor
berpasangan dari Person dengan rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:
= dan
=
Keterangan:
dan = korelasi antara variable (x) dan (y)
dan = perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata-rata
dari dari variable (x)
Y = perbedaan antara tiap skor dengan nilai rata-rata
dari dari variable (Y)
Adapun langkah-langkah nya adalah sebagai berikut:
1) Menghitung nilai rata-rata dari variabel (X) dan variabel (Y).
2) Menghitung nilai dan dengan cara skor dari setiap atlet
dikurangi dengan nilai rata-rata dari variabel (X).
3) Menghitung nilai Y, dengn cara skor dari setiap atlet dikurangi
dengan nilai rata-rata dari variabel Y.
4) Mencari nilai dan , dengan cara mengkuadratkan nilai yang
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5) Mencari nilai dengan cara mengkuadratkan nilai yang terdapat
pada kolom Y dar setiap individu.
6) Mencari nilai Y dan Y dengan cara mengkalikan angka –
angka yang terdapat pada kolom dan dengan angka-angka
yang terdapat pada kolom Y.
7) Menjumlahkan nilai-nilai , , Y , Y dan Y.
8) Mensubstitusikan niali-niali tersebut ke rumus.
b) Mengkorelasikan , dan terhadap Y, dengan menggunakan teknik
penghitungan korelasi ganda (multiple), dengan rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:
=
Keterangan:
= koefisien korelasi ganda antara variable dan secara
bersana-sama dengan variable y
= koefisien korelasi dan Y
= koefisien korelasi dan Y
= koefisien korelasi dan
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk keperluan analisis perbandingan dua variabel, maka statistik yang
digunakan adalah statistik inferensial dengan uji-t.Menurut Subana, et al (2000: 168) menyatakan “uji-t adalah tes statistik yang dapat dipakai untuk menguji perbedaan atau kesamaan dua kondisi/ perlakuan atau dua kelompok yang berbeda
dengan prinsip membandingkan rata-rata kedua kelompok tersebut.” Dalam
penelitian ini pengujian hipotesis pada kelas eksperimen 1 , eksperimen 2, dan
kelas kontrol melalui program SPSS versi 20.Pengujian data menggunakan uji
statistic parametric Paired Samples T-Test untuk data yang bersifat normal dan
data yang bersifat tidak normal menggunakan statistic Non Parametrikdengan uji
Wilcoxon.Menurut Sulistiyani (2009:140) menyatakan “Paired Samples T-Test
(uji t sample berpasangan) adalah prosedur yang digunakan untuk
membandingkan rata-rata dua variabel untuk suatu grup sample tunggal”.Uji
hipotesis ini digunakan untuk mencari nilai selisih antara dua variabel.Syarat
penggunaan uji ini adalah jika data pada variabel bersifat kuantitatif dan data
tersebut berdistribusi normal. Sedangkan uji Wilcoxon digunakan untuk menguji
beda data berpasangan. Uji ini merupakan alternative untuk uji-t dua sampel
berpasangan (Parired Sample t-Test).
Setelah mengujikan Uji Paired Samples t-Test, maka uji yang selanjutnya
dipakai adalah uji Independent Samples t-Test (uji sampel independen). Menurut
Sulistiyani (2009:134) menyatakan “Independent Samples T-Test (uji t sampel
independen) merupakan prosedur uji t untuk kasus sampel bebas dengan
membandingkan rata-rata dua kelompok”. Uji ini untuk membedakan kinerja
kelompok yang terdapat dalam sampel ke dalam dua kelompok dengan dua
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang dilakukan dalam
penelitian, tentang motivasi siswa laki-laki dan perempuan dalam mengikuti
pelajaran pendidikan jasmani di SMK PGRI 2 Cimahi. Terdapat beberapa
kesimpulan yang penulis dapat kemukakan, adalah sebagai berikut:
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar siswa
laki-laki dan perempuan karena kedua-duanya mempunyai motivasi yang
sama baik dalam mengikui mata pelajaran pendidikan jasmani.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah penulis lakukan,
dapat diajukan beberapa saran, adalah sebagai berikut:
Kepada lembaga-lembaga pendidikan serta pada guru pendidikan
jasmani, hasil penelitian ini membuktikan bahwa siswa laki-laki dan
perempuan mempunyai motivasi yang sama baik dalam pelajaran
penjas, maka perbedaan antara laki-laki dan perempuan yang menjadi
faktor perempuan kurang mendapatkan respon yang baik perlu
diperbaiki
Perlu ada motivator dari berbagai pihak agar siswa-siswi lebih
menyukai aktivitas penjas sehingga mereka lebih bugar bahkan mereka
bisa mengalihkan aktivitas yang kurang baik dengan menggemari
olahraga.
Perlu diadakan sosialisasi kegiatan-kegiatan olahraga untuk perempuan
agar perempuan tidak selalu dipandang sebagai kaum feminis yang
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Demikian kesimpulan dan saran yang penulis dapat kemukakan, semoga
hasil dari penelitian ini dapat bermaanfaaat khususnya bagi penulis sendiri dan
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Abduljabar, B.(2008). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. UPI
Bandung: Modul Jurusan Pendidikan Olahraga.
Aip Syarifudn, L (1997). Azas dan Falsafah Penjaskes, Jakarta: Universitas
Terbuka
Arikunto S. Edisi Revisi VI. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Peerbit Rineka Cipta.
Arikunto, S., Suhardjono dan Supardi, (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Penerbit Bumi Aksara.
Desmita. (2008). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Dimyati, dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pemnbelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta.
Harsono. (1988). Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching.
Jakarta: LPTK.
Hidayat, Y. (2009). Psikologi Olahraga. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.
Ibrahim, R, dan Komarudin. (2008). Psikologi Olahraga. UPI Bandung: Modul
Jurusan Kepelatihan Olahraga.
Lutan, Rusli. (1992). Manusia dan Olahraga. Bandung: FPOK dan ITB.
Lutan Rusli. (2000). Manajemen Pendidkan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.
Mahendra, Agus. (2008). Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bahan Ajar
Diklat PLPG Program Sertifikasi Guru Penjas Rayon X – Provinsi Jawa
Barat. Bandung. FPOK – UPI Bandung.
Nasution, S.(2000). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.
Jakarta: Bumi Aksara.
Nazir, Moh, (2005), Metode Penenlitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sardiman, A.M. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Wenny Risnawati, 2014
PERBANDINGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SMK PGRI 2 CIMAHI
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sardiman. (2004). Interaksi dan Motivasi Belajar dan Mengajar. Jakarta:
PT.RajaGrafindo Persada.
Siregar, E., dan Nara, H. (2010). Teori belajar dan pembelajaran. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Sudjana, (2005), MetodaStatistika. Bandung: PT. Tarsito Bandung.
Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&B. Bandung:
CV. Alfabeta.
Sumiati. dan Asra. (2009). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.