• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Profil Perusahaan

Perusahaan yang dipilih berbentuk PT (Perseroan Terbatas). PT merupakan sebuah badan hukum yang melaksanakan kegiatan usahanya, dan mempunyai modal yang berasal dari saham-saham, pemiliknya PT memiliki mayoritas saham yang dipegang. Dalam perseroan terbatas, Apabila terjadi perubahan kepemilikan yang dilakukan, perubahan dapat langsung dilakukan tanpa harus menutup perusahaan tersebut. Hal ini dikarenakan modal terdiri dari saham-saham yang dapat atau telah diperjualbelikan. Perseroan terbatas merupakan sebuah badan usaha yang besaran modalnya perseroan telah tercatat pada anggaran dasar. Profil PT Wahana Sun Motor meliputi sejarah, logo, visi dan misi, lokasi, tugas dan tanggung jawab setiap bagian, struktur dan produk.

2.2 Sejarah Singkat PT Wahana Sun Motor

PT Wahana Sun Motor Setiabudi Banyumanik (NISSAN – DATSUN) adalah salah satu cabang dari perusahaan perusahaan Nissan yang beroperasi pada bidang retail otomotif di Indonesia. Nissan pertama kali menginjakan nama di Indonesia menggunakan nama perusahaan Datsun pada tahun 1969 lewat agen tunggalnya yakni PT. Indokarya yang dibangun oleh H. Abdul wahhab. Lokasi pabrik perakitan Datsun berada di Surabaya dan Jakarta.

Mobil yang awalnya dibuat adalah kendaraan jenis sedan, multi purpose (Jeep) dan pick up dengan memiliki rata-rata produksi sebesar 750 mobil/bulannya kemudian mulai diedarkan ke Jakarta, Semarang, Bandung,

(2)

Surabaya, BaIi, Lampung, Manado, Yogyakarta, Palembang, Medan, Balikpapan, Padang, Ujung Pandang, dan Bengkulu. Pada masa itu kendaraan competitor terberat Nissan adalah mobil dari merek Toyota.

Selanjutnya di tahun 1974 PT. Indokarya melanjutkan produksi Datsun Sena yang bahan dasar pembuatannya berasal dari lokal dan mencapai 75%, hal ini untuk menaati persyaratan dari pemerintah sebagai syarat untuk membuat program lokalisasi untuk mobil dan lain sebagainya. Produksi yang dijalankan menghasilkan rata-rata mencapai 250 mobil per bulan.

Sebagai antisipasi perkembangan pasar, pada awal 1978 PT. Indokarya mendirikan Assembling Plant milik pribadi yang berlokasi Bekasi. Ketika masa itu sempat terjadi konflik diantara pihak PT. Indokarya dan Perusahaan Nissan Motor Co. Jepang dan Merubeni yang juga sebagai trading house dari Nissan Motor Co. Jepang yang berimbas dengan diberhentikannya suplai CKD (Complete Knock Down) Datsun asal Jepang.

Dikarenakan masalah berlangsung cukup lama, maka akhirnya pihak Nissan Motor dan Merubeni menyerahkan persoalan ini kepada Menteri Perindustrian Indonesia agar dapat dicarikan solusi terbaik. Namun upaya perdamaian yangditawarkan oleh Menteri Perindustrian tidak dapat tanggapan yang positif dari pihak PT. Indokarya.

Akhirnya pada tahun 1981, pemerintahan Indonesia memberikan keagenan tunggalnya Datsun terhadap PT. Wahana Wirawan yang mulai didirikan pada tanggal 14 April 1981, yang berada di bawah naungan PEPAPRI dan diwakilkan oleh Mayor Jendral Sukardi. Dalam perkembangannya PEPAPRI kemudian

(3)

menggaet beberapa investor yang berminat untuk gabung dengan PT. Wahana Wirawan, dan struktur kepengurusan pada kala itu terdiri atas Presiden Komisaris yang dijabat oleh Bapak Mayor Jendral Sukardi dan komisaris yang dijabat oleh Bapak Saso Sugiarsi serta Ibu Setiawati.

Selain menjual mobil keluaran Nissan pada masyarakat umum, PT. Wahana Wirawan juga memasok taxi di penjuru Indonesia dan mendapat dukungan khusus, yakni sebuah fasilitas dibebaskan dari PPPnBM dan bea masuk. Mobil yang pertama kali diproduksi oleh Nissan adalah sedan Nissan Sunny, LaureI, dan Stanza (dijual khusus untuk taxi) dan mobil tipe Multi Purpose Vehicle (Jeep Nissan Patrol 2800 cc 4WD).

Pada tahun 1948 dibentuknya perusahaan baru yaitu PT. Nayaka Wirawan yang pemegang sahamnya 50% dipegang oleh Albert Halim dan 50% lainnya dipegang oleh PT. Wahana Wirawan. PT. Nayaka Wirawan ini beroperasi sebagai distributor tunggal (Sole Distributor), sementara itu agen tunggal kendaraan merek Nissan di Indonesia tetap dipegang oleh PT. Wahana Wirawan Sendiri.

Ternyata pada keadaanya, perkembangan bisnis Nissan belum menunjukkan tanda-tanda yang positif untuk penjualannya, perjalanan bisnis Nissan di negara ini mengalami kesulitan, kecuali pada pengoperasian taksi, penjualan Nissan terhadap umum masih terhambat, meskipun telah disokong PT. Nayaka Wirawan sebagai distributor kendaraan Merek Nissan.

Pada akhir tahun 1986, untuk menyelamatkan bisnis Nissan maka PT.

Nayaka Wirawan menjual perusahaannya terhadap Indomobil Group, kemudian pada tahun 1989 PT. Nayaka Wirawan berakhir lalu kemudian dibangun PT.

(4)

Indocitra Buana pada pertengahan 1989 yang berfungsi mejadi Sole Distributor Nissan. Dan persebaran Nissan meliputi daerah pulau Jawa: Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang untuk jeep serta sedan.

Tahun 1989 mobil yang gencar dipromosikan merupakan mobil jenis sedan seperti Nissan Cefiro dan Sentra. Nissan Stanza yang awalnya diperjualkan khusus taksi digantikan oleh Nissan Sunny. Dengan berjalannya waktu, perubahan terjadi pada model kendaraan yaitu Nissan Genesis yang menggantikan Nissan Sentra. Harus diakui ketika saat itu Nissan masih mengalami kesulitan mengangkat image-nya karena pasar kendaraan sedan tidak sebesar kendaraan keluarga, sementara itu persaingan sangat ketat.

Ketika momen itu, Nissan belum mempunyai Assembling Plant miliknya pribadi, unit-unit CKD diassembling oleh Volvo ISMAC di Jakarta. Meskipun begitu, dilihat dari kapasitas penjualan yang terus naik, yakni mencapai rata-rata mencapai 400 mobil per bulan, PT. Indomobil mulai menjalin kerjasama dengan Nissan Motor Co. Jepang dan Marubeni guna membangun Assembling Plant yang bernama ISMAC Nissan Manufacturing yang juga sering disingkat sebagai INM yang bertempat di Cikampek, Jawa Barat. Perusahaan Nissan Motor Co. Jepang mulai merancang untuk membangun Manufacturing Engine untuk digunakan didalam negeri, lalu diekspor kembali ke negara Jepang. Dan dengan beroperasinya Assembling Plant INM ini, maka pabrik Volvo ISMAC ditutup dan pengopersiannya dialihkan ke INM. Dikarenakan kapasitas dari produksi yang besar, oleh karena itu selain memproduksi kendaraan Nissan, kendaraan bermerk lain seperti Vovlo, VW, Ssang Yong, dan lain-lain juga diproduksi oleh INM.

(5)

Sayang baru berjalan beberapa waktu Assembling Plant INM ini terpaksa ditutup untuk sementara pada saat krisis multi dimensi melanda di tahun 1997 yang lalu guna menghindari semakin meningkatnya kerugian akibat biaya pengoperasian yang tidak sepadan.

PT. Indocitra Buana membangun dealer-dealer dan bengkel-bengkel Nissan di sejumlah kota yang berada di Indonesia guna memasarkan produk dari Nissan, namun karena mereka tidak langsung berada dibawah pengelolaan Indomobil Group maka hasilnya tidak maksimal. Keberadaan mereka dirasakan masih kurang membantu pemasaran Nissan di seluruh Indonesia.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka pada tahun 1997 agar dapat mengembangkan bisnis pada bidang retailer di Nissan Group, akhirnya mendirikan PT. Indomobil Trada Nasional atau yang dapat disebut PT. INTAN.

Perusahaan ini dibangun oleh Soebronto Laras pada tanggal 26 Agustus 1997, Erick Karta Wijaya mewakili untuk dan atas nama PT. Indomobil Group (IMG) Sejahtera Langgeng serta Joseph Utamin dan Angky Camaro menjadi wakil dari PT. Indocitra Buana, yang juga sebagai pemegang saham Indomobil Trada Nasional. Walaupun dalam hukum perusahaan telah berdiri sejak tahun 1997, tetapi dikarenakan adanya krisis ekonomi yang telah terjadi di Indonesia, PT.

Indomobil Trada Nasional akhirnya baru aktif untuk pengoperasian di awal tahun 2000.

Pada tahun 1998, berhubung Bimantara ingin berkonsentrasi penuh pada pemasaran kendaraan Hyundai, maka sahamnya di Indomobil dijual seluruhnya dan dibeli oleh Indomobil Group sehingga kepemilikan saham PT. Indocitra

(6)

Buana 100% milik Indomobil. Produk unggulan pada saat itu adalah Nissan Terranno, sedangkan taksi tetap menggunakan Nissan Sunny namun dengan model yang lebih baru.

Sejak September 1997 aktifitas penjualan Nissan menurun drastis sebagai imbas dari krisis moneter, sehingga Nissan Motor Co. Jepang menunda mendirikan Manufacturingengine.

Tahun 1998, PT. Wahana Wirawan untuk sementara waktu tidak lagi mengimpor unit-unit CKD baru karena akan kesulitan untuk menjualnya. Hal ini disebabkan oleh:

1. Krisis moneter yang mengakibatkan kurs mata uang Rupiah jatuh dibandingkan dengan yen, sedangkan PT. Wahana Wirawan harus membeli CKD dalam mata uang Yen sehingga harganya akan lebih mahal.

2. Tidak ada lembaga keuangan atau pembeli yang akan meminjam dana untuk membeli kendaraan bermotor karena bunganya tinggi.

3. Aktifitasnya hanya menghabiskan persediaan, menyelesaikan administrasi, penagihan-penagihan, monitoring dan kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat lemah.

Guna menyesuaikan dengan paket 50 dari IMF, presiden telah mengeluarkan Keppres No. 39 th. 1998 yang mencabut Keppres No. 74 th. 1995 yang berisi memberikan fasilitas pajak pertambahan nilai, pajak penjualan barang mewah dan bea masuk bagi usaha pertaksian. Oleh karena itu PT. Wahana Wirawan sudah berhenti memproduksi mobil Nissan yang dikhususkan untuk dijadikan taksi. Penjualan perusahaan pada perusahaan taksi dijalankkan dengan

(7)

prosedur normal dan dapat ditangani langsung oleh dealer Nissan. Kebijakan ini sanggup berpengaruh pada bisnis pertaksian Nissan, Departemen Penjualan khusus taksi yang tadinya merupakan salah satu tulang punggung untuk memasukkan yang cukup besar ke PT. Wahana Wirawan, bahkan disaat krisis moneter yang terjadi ditahun 1998, bisnis taksi telah menjadi penyelamat bagi kelangsungan hidup Nissan di Indonesia akhirnya dinonaktifkan dan kegiatannya digabungkan ke divisi penjualan non taksi.

Berikutnya dengan mengusung merk dagang Ssang Yong, sebuah merk dagang otomotif keluaran Negeri Gingseng, Korea, PT. Indobuana Autorayaresmi bergabung dengan Nissan Group pada tanggal 1 November 1999. PT. Indobuana Autoraya ini didirikan agar struktur perusahaan dalam grup Indomobil Nissan Ssang Yong semakin lengkap, yang akhirnya membuat struktur sebagai berikut:

1. PT. Wahana Wirawan merupakan agen tunggal yang memegang merek Nissan

2. PT. Indocitra Buana merupakan Sole Distributor merek Nissan 3. PT. Indomobil Trada Nasional merupakan Sales Operation(retrailer) 4. PT. Buana Autoraya merupakan pemegang dan agen tunggal dari merek

Ssang Yong.

Ssang Yong merupakan produk yang dapat diandalkan karena menggunakan teknologi Mercedes Benz yang dikenal tangguh. Namun pengembangannya kurang menggembirakan karena pilihan produknya tidak mendukung selain juga pengelolaannya kurang fokus. Pihak Indomobil masih tetap yakin bahwa bisnis Ssang Yong jika ditangani dengan sungguh- sungguh

(8)

dan fokus serta pilihan produk yang tepat maka bisnis Ssang Yong bisa menjadi salah satu produk unggulan di Indomobil Group, lagipula dibanding yang lain posisi Indomobil dalam bisnis Ssang Yong jauh lebih dominan selaku Agen Tunggal maupun Distributor Tunggal produk Ssang Yong di Indonesia sementara pada bisnis otomotif lainnya Indomobil lebih berperan dalam pemasaran saja (exclusive dealer) tetapi kerjasama ini berakhir setelah dari pihak Nissan Motor Jepang mengambil alih sebagian besar saham Indomobil Nissan sehingga menjadi pemegang saham mayoritas dan menolak untuk meneruskan mengelola bisnis Ssang Yong tersebut. Dengan adanya situasi tersebut akhirnya diputuskan oleh pihak Indomobil Group agar pengelolaan bisnis Ssang Yong dialihkan ke Indomobil Volvo.

Sebaliknya pada pertengahan 2001 setelah tergabungnya Nissan dan Reanault secara internasional, akhirnya Indonesia pun juga terjalinlah kerjasama yang meliputi Indomobil Group, perusahaan yang mewakili ialah PT. Auto Euro Indonesia yang didirikan pada tanggal 14 Februari 2001.

Citra Renault yang kurang baik dimasa lalu ternyata mempunyai dampak yang kurang menguntungkan bagi bisnis Renault di Indonesia ini. Untuk itu dengan dukungan pihak principal yaitu Renault Perancis, Indomobil Renault benar-benar telah mempersiapkan diri untuk lebih fokus dalam mengembangkan bisnis Renault di Indonesia maka secara bertahap Renault mulai membangun organisasinya sendiri yang independent termasuk jaringan pemasaran maupun purna jualnya.

Dalam kepemimpinan Mr. Carlos Ghosen, Nissan semakin meningkat

(9)

ekspansinya keluar dari Jepang. Beberapa gebrakan yang cukup berani telah dilakukannya termasuk menanamkan investasinya di Indonesia dengan membeli saham mayoritas yang berada ditangan Indomobil Group sehingga mendapatkan hak keagenan tunggal dan distributor tunggal Indomobil Group.

Sejarah Nissan Indonesia menjelaskan pendirian PT. Nissan Motor Indonesia (selanjutnya disingkat NMI) yang menjadi agen tunggal Nissan yang baru dan PT. Nissan Motor Distributor Indonesia (selanjutnya disingkat NMDI) pada tanggal 1 September 2001 dipegang pihak Nissan Motor Co Ltd. Jepang sebagai pemilik saham mayoritas. Mr. Toru Hasegawa telah dipercaya sebagai Presiden Direktur NMI dan NMDI.

PT Wahana Sun Motor Semarang (Nissan) terletak di Jl. Setiabudi, Banyumanik No. 144. PT Wahana Sun Motor Nissan Datsun Semarang.

Perusahaan ini mempunyai 3 kelompok usaha, yaitu:

a. Sales

Cabang dari Nissan dengan pelayanan penjualan per-unit b. 2S (Service & Sparepart)

Cabang dari Nissan dengan pelayanan service kendaraan dan juga penjualan sparepart

c. 2S (Service & Sparepart)+Body Repair

Cabang dari Nissan dengan pelayanan service kendaraan dan penjualan sparepart serta Body Repair.

(10)

2.3 Logo Perusahaan

Logo PT Wahana Sun Motor dapat dicermati pada gambar berikut :

Gambar 2.1 Logo PT Wahana Sun Motor Sumber: PT. Wahana Sun Motor Semarang (2020)

PT Wahana Sun Motor tidak memiliki logo sendiri, hanya menggunakan logo Nissan. Logo Nissan yang dahulunya memiliki perpaduan warna putih, biru dan merah mengubah logonya pada tahun 1990 menjadi warna chrome silver, Logo ini mengandung arti tentang kemodernan dan kecanggihan.

2.4 Visi dan Misi Perusahaan PT Wahana Sun Motor

Visi dan misi PT Wahana Sun Motor Semarang adalah sebagai berikut:

1. Visi PT Wahana Sun Motor Semarang

Sebagai perusahaan retail otomotif yang berkompeten terkait mutu layanan dan kepedulian pelanggan di Indonesia.

2. Misi PT Wahana Sun Motor Semarang

a. Memperjualbelikan produk Nissan di Indonesia melalui cabang dengan tingkat kepuasan pelanggan cukup tinggi.

b. Mengoptimalkan kualitas pekerja, Organisasi, dan Teknologi Informasi.

c. Melahirkan semangat Profit dan Harmoni.

(11)

2.5 Lokasi PT Wahana Sun Motor Setiabudi

Lokasi PT Wahana Sun Motor Setiabudi terletak di Jalan Setiabudi No. 144, Banyumanik, Semarang.

2.6 Struktur Organisasi PT Wahana Sun Motor

Struktur organisasi PT Wahana Sun Motor merupakan struktur organisasi lini yang berarti pelimpahan kewenangan dari pimpinan pada bawahan. Struk organisasi lini diciptakan oleh Henry Fayol. Struktur organisasi PT Wahana Sun Motor dapat diperhatikan melalui gambar 2.2:

Gambar 2.2 Struktur Organisasi PT Wahana Sun Motor Setiabudi Sumber: PT Wahana Sun Motor Setiabudi (2020)

2.7 Tugas dan Tanggung Jawab Setiap Bagian di PT Wahana Sun Motor

Berikut tugas dan pertanggungjawaban dari setiap bagian PT Wahana Sun Motor:

1. Branch Head

Branch Head

Accounting staff

Finance&

AccountingHead HRGA Sales

Head

Service Advisor Head CRO

Foreman Service

Advisor Key Account

Officer Sales

Counter Sales

Excecutive Finance

Staff Sales

Adm.

Parts Administrator

Teknisi

(12)

Branch Head bertanggung jawab mengatur dan mengkoordinir seluruh kegiatan operasional cabang dengan tujuan meningkatkan penjualan, keuntungan dan citra merek. berikut tugas utama dari kepala cabang yaitu meliputit:

a. Memeriksa serta menyepakati dokumen penjualan yang sudah melewati pemenuhan persyaratan.

b. Melakukan koordinasi antar pihak yang berhubungan dalam memonitor unit di sebuah showroom.

c. Memeriksa dan mengkoordinasi dengan pihak yang terkait seputar stock ready dari unit kendaraan.

d. Mengevaluasi pengeluaran biaya rutin dan mengawasi piutang dan juga mengadakan tindakan yang diperlakukan guna mengantisipasi kredit yang macet.

e. Melakukan pembinaan kepada para karyawan mengenai pengembangan sumber daya manusia di cabang tersebut.

f. Mereview laporan penjualan.

2. Sales Head

Sales Head Bertugas mengawasi dan mengkoordinir seluruh pekerjaan dibidang penjualan (Sales) dan mempertanggung jawabkannya langsung kepada Branch Manager. Tugas dari Sales Head meliputi:

a. Mengimplementasi rencana kerja tim.

b. Membantu & membimbing para sales dalam menjalankan pekerjaan.

c. Mengontrol segala kegiatan yang berkaitan dengan penjualan produk.

(13)

d. Mencapai target penjualan yang ditetapkan perusahaan.

3. Finance and Accounting Head

Bertanggung jawab dalam mengoordinasikan segala aktivitas akuntansi dan finansial yang nantinya dapat menghasilkan laporan keunganan yang didalamnya juga terdapat informasi tentang kondisi finansial cabang, dan juga guna mengontrol biaya yang telah dikeluarkan. Berikut tugas finance and accounting head meliputi:

a. Memastikan laporan keuangan bisa diselesaikan tepat pada waktunya dan memaparkan penjelasan mengenai kondisi finansial secara akurat pada cabang tersebut.

b. Memastikan akan kelancaran proses administrasi transaksi keuangan dalam cabang.

c. Memastikan kelengkapan segala dokumen tagihan, serta memprosesnya dengan tepat waktu agar tidak jadi keterlambatan.

d. Memastikan kembali pembelian dalam budget yang sudah disusun.

4. HRGA (Human Resource General Affair)

Adalah staff yang langusng berada di bawah Branch Head dan bertanggung jawab dalam:

a. Mengkoordinator seluruh aktifitas perekrutan karyawan.

b. Memastikan seluruh fasilitas dan gedungnya dalam keadaan baik.

c. Memastikan setiap kebutuhan operasional perusahaan terpenuhi d. Melakukan pembelian aset kantor.

5. Accounting Staff

(14)

Memiliki tugas dalam kegiatan pembukuan transaksi keuangan serta penyusunan segala laporan keuangan cabang. Adapun tugas dari accounting staff meliputi:

a. Memastikan laporan keuangan dapat diselesaikan dengan tepat waktu, serta memaparkan penjelasan mengenai kondisi finansial cabang.

b.Memberikan keakuratan laporan keuangna yang dibuat.

c. Memastikan keakuratan persediaan dan jumlah dana.

6. Finance Staff

Bertanggungjawab dalam mengontrol arus kas supaya perusahaan tetap mempunyai dana. Finance staff bertugas guna:

a. Memastikan segala proses transaksi dan administrasi bank, baik secara lengkap dan juga terperinci.

b. Memastikan saldo buku bank dapat mecukupi kebutuhan operasional cabang.

c. Memeriksa akurasi uang yang diterima dari hasil penagihan piutang.

d. Memeriksa dan memastikan pembukuan dan penyusunan laporan dari transaksi yang dilaksanakan.

7. Sales Administrator

Bertugas mengawasi dan melakukan pembukuan terhadap semua transaksi yang terjadi pada divisi sales. Sales administrator juga bertugas dalam melakukan kegiatan administrasi pembelian unit, penjualann unit dan pengarsipan segala surat-surat penting ketika proses pembelian dan penjualan yang agar proses pembelian dan penjualan dapat berjalan dengan baik.

(15)

8. CRO (Customer Relation Officer)

Adalah staff yang langsung berada di Branch Head dan bertanggung jawab guna:

a. Mengawasi seluruh aktivitas yang dilakukan customer service di showroom atau workshop.

b.Berkerjasama dengan kepala bengkel dan juga kepala cabang.

9. Service Advisore

Service Advisore tergabung didalam divisi Workshop yang berada di bawah naungan Workshop Head yang bertugas untuk:

a. Memudahkan dan membantu customer mengidentifikasi perbaikan yang dibutuhkan.

b. Menjamin setiap customen agar mencapai kepuasan atas pelayanan workshop dan kendaraan yang sudah diperbaiki.

10. Part Administrator

Bertugas mengawasi dan membukukan laporan setiap transaksi yang terjadi didivisi service dan juga suku cadang. Part administrator adlaah bagian dari Divisi Workshop dibawah pimpinan Workshop Head yang bertugas guna:

a. Memastikan ketepatan nomor, jumlah stok, kondisi, maupun pencegahan terhadap kerusakan suku cadang.

b.Menjamin harga suku cadang.

c. Menjamin mutu barang.

d.Menjaga kerahasiaan data-data mengenai suku cadang.

11. Sales Executive

(16)

Sales executive bertugas guna:

a. Memenuhi target penjualan.

b.Mempromosikan produk perusahaan.

c. Membangun sebuah relasi dengan para konsumen.

12. Sales Counter

Sales counter bertugas dan bertanggungjawab dalam:

a. Menjamin akan ketepatan pencapaian target dalam penjualan yang terlaksana.

b. Menjamin akan tercapainya kepuasan dari pelanggan dengan memberikan sebuah pelayanan terbaik.

14. KAO (Key Account Offier)

Key Account Officer mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Memastikan target penjualan dan memonitor kelengkapan setiap unit b. Bersama sama dengan atasan melakukan trading term dan business review.

c. Membantu menyelesaikan tagihan 15. Foreman

Foreman adalah bagian dari divisi Workshop yang bernaung di bawah workshop head yang juga bertugas dalam mengoptimalkan produktivitas, kualitas perbaikan yang baik dan efisiensi workshop melalui pemberian pengarahan, bantuan, pelatihan dan mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh pihak teknisi supaya kendaraan dapat diperbaiaki dengan mengikuti prosedur Nissan dan meminimalisir kesalahan.

16. Teknisi

(17)

Teknisi bertugas dalam melakukan perbaikan dan perawatan kendaraan konsumen dengan berpedoman pada prosedur Nissan supaya kendaraan dapat normal kembali dan aman untuk konsumen gunakan.

2.8 Produk PT Wahana Sun Motor Setiabudi

Bidang usaha yang dilakukan oleh PT Wahana Sun Motor Setiabudi adalah 3S, yaitu:

Sales : Penjualan Unit baru & bergaransi resmi Service : Bengkel Resmi dan bergaransi

Spare part: Penjualan Sparepart Resmi

Sebagai 3S Dealer, Nissan menjaga komitmen dalam mewujudkan kepuasan customer, selain bergerak dalam penjualan produk, Nissan juga menyediakan layanan berupa bisnis konsultan untuk calon pelanggan yang akan memakai produknya. Bidang usaha yang dijalankan PT Wahana Sun Motor Setiabudi adalah penyedia layanan pada mobil merek Nissan, tidak hanya menyediakan produk namun PT Wahana Sun Motor Setiabudi ini menjual sparepart resmi dari Nissan.

2.9 Model dan Type Produk Wahana Sun Motor Setiabudi Saat ini terdapat 9 model mobil dari Nissan yang telah tersedia di

Indonesia. Diantaranya Nissan Grand Livina, Nissan Juke, Nissan Navara adalah mobil Nissan paling dikenali oleh publik atau yang paling populer. Nissan

memasarkan 3 SUV memasarkan (Nissan Terra, X Trail, Kicks e-Power), 2 MPV (Nissan Livina, Serena) 1 Crossover (Nissan Juke), 1 Hatchback (Nissan March).

(18)

Tabel 2.1 Data penjualan Livina 2016-2019 Wahana Sun Motor Banyumanik.

Model dan type Price

Terra 2.5 (4x4) VL AT Rp650.000.000

Terra 2.5 (4x2) VL AT Rp515.000.000

Terra 2.5 (4x2) E AT TERRA Rp480.000.000

Terra 2.5 (4x2) E AT Rp460.000.000

X-TraiI 2.0 MT Rp418.600.000

X-TraiI 2.0 CVT Rp443.900.000

X-TraiI 2.5 CVT X-TRAIL Rp477.500.000

X-TraiI Xtremer Rp493.500.000

X-TraiI Hybrid Rp668.100.000

Grand Livina 1.5 SV MT Rp221.900.000

Grand Livina 1.5 SV CVT Rp233.900.000

Grand Livina 1.5 XV MT Rp239.700.000

Grand Livina 1.5 XV CVT Rp251.600.000

Grand Livina HWS XV MT

GRAND LIVINA

Rp248.500.000

Grand Livina HWS XV CVT Rp260.300.000

Grand Livina HWS Autech Rp274.000.000

Grand Livina X-GEAR 1.5 MT Rp247.400.000 Grand livina x-GEAR 1.5 CVT Rp262.500.000

Navara 2.5 MID MT Rp413.400.000

Navara 2.5 HI MT NAVARA Rp458.500.000

Navara 2.5 HI AT Rp474.400.000

Juke 1.5 CVT Black Interior Rp303.300.000

Juke 1.5 CVT Red Interior Rp312.700.000

Juke 1.5 Revolt CVT Black

Interior JUKE Rp323.200.000

Juke 1.5 Revolt CVT Red

Interior Rp332.600.000

Juke Revolt II Rp326.600.000

Serena 2.0 X Rp396.300.000

Serena 2.0 HWS SERENA Rp448.300.000

(19)

Serena 2.0 Autech Rp482.300.000

Elgrand 2.5L Autech ELGRAND Rp1.019.100.000

Teana New TEANA Rp602.900.000

March 1.2 MT Rp185.800.000

March 1.2 AT Rp196.600.000

March 1.2 XS AT MARCH Rp207.400.000

March 1.5 MT Rp214.900.000

March 1.5 AT Rp225.600.000

Sumber: https://www.oto.com/

2.10 Karakteristik Responden

Penyajian karakteristik responden bertujuan guna mengetahui informasi terkait keadaan responden sebagai sampel. Jumlah responden dalam riset ini sebanyak 86 orang yang telah memberli mobil Nissan Grand Livina di PT Wahana Sun Motor Setiabudi

2.10.1 Identitas Responden Berdasar Usia

Usia atau umur dari seseorang dapat mewakili akan tingkat kedewasaan seseorang.

Kaitannya dengan tingkat konsumsi, responden pada setiap usia mempunyai kematangan dalam menghadapi pengambilan keputusan yang berbeda. Dalam hal menentukan sebuah pilihan yang tepat dan sesuai pada kebutuhan dari responden.

Berikut gambaran mengenai usia responden:

(20)

Tabel 2.2 Usia Responden

No. Umur Jumlah Persentase (%)

1 ≤ 20 tahun 0 0

2 >20 – 29 tahun 9 10

3 >30 – 39 tahun 37 43

4 >40 – 49 tahun 36 42

5 > 50 - 59 tahun 4 5

Jumlah 86 100

Sumber: Data primer yang diolah, 2021

Berlandaskan uraian tersebut dapat diamati bahwasanya partisipan berumur

> 30-39 tahun dengan jumlah 43%.

2.10.2 Identitas Responden Berdasar Jenis Kelamin

Jenis kelamin dari 86 orang responden yang dikaji dapat diamati melalui tabel berikut:

Tabel 2.3

Jenis Kelamin Responden

No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase(%)

1 Laki-laki 61 71

2 Perempuan 25 29

Jumlah 86 100

Sumber: Data primer yang terolah, 2021

Dilihat dari uraian tersebut, sebanyak 71% adalah responden yang jenis kelaminnya laki-laki, sementara sebesar 29% responden jenis kelaminnya adalah perempuan. Berdasarkan data tersebut responden laki-laki lebih banyak.

(21)

2.10.3 Identitas Responden Berdasar Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan dari responden perlu diketahui sebab dapat memberi gambaran tentang kehidupan responden dari aspek ekonomi dan sosial. Jenis pekerjaan responden dapat diamati melalui Tabel 2.4:

Tabel 2.4

Jenis Pekerjaan Responden

No. Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase(%)

1 Mahasiswa 1 1

2 Pegawai Swasta 17 20

3 BUMN/ BUMD 20 23

4 Pengusaha 19 22

5 Pegawai Negeri 18 21

6 TNI/ POLRI 7 8

7 Lainnya 4 5

Jumlah 86 100

Sumber: Data primer yang terolah, 2021

Berlandaskan uraian tersebut, dapat diamati bahwasanya kebanyakan responden yaitu 20 orang atau sebesar 23% bekerja sebagai pegawai BUMN.

2.10.4 Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan per Bulan

Pada pentanyaan tingkat penghasilan ini bermaksud untuk dapat mengetahui besaran penghasilan dari responden yang juga akan mempengaruhi gaya hidup seseorang dan mempengaruhi kemampuan beli dari responden.

Tabel 2.5

Penghasilan Responden

No. Penghasilan Jumlah Persentase(%)

1 <Rp. 5.000.000 3 4

2 Rp. 5.000.000 - Rp. 7.500.000 11 13

3 Rp. 7.500.000 - Rp. 10.000.000 38 44

4 Rp. 10.000.000- Rp 12.500.000 34 40

Jumlah 86 100

Sumber: Data primer yang terolah, 2021

(22)

Berlandaskan Tabel 2.5, reponsen yang berpendapatan Rp7.500.000 hingga Rp10.000.000 merupakan responden terbesar dengan total responden sebanyak 38 responden atau 44%.

2.10.5 Identitas Responden Berdasarkan Jangka Waktu Penggunaan Mobil Nissan Grand Livina

Adapun identitas responden berdasarkan jangka waktu responden dalam menggunakan mobil Grand Livina adalah sebagai berikut:

Tabel 2.6

Jangka Waktu Penggunaan Mobil Nissan Grand Livina Responden

No. Waktu Jumlah Persentase (%)

1 < 6 bulan 2 2

2 > 6 bulan - 1 tahun 3 4

3 >1 tahun - 2 tahun 6 7

4 > 2 tahun 75 78

Jumlah 86 100

Sumber: Data primer yang terolah, 2021

Berlandaskan tabel 2.6 dapat diamati bahwasanya pengambil keputusan pembelian mobil Nissan Grand Livina di PT Wahana Sun Motor Setiabudi Semarang berdasarkan jangka waktu penggunaanya yang paling banyak dengan jangka waktu penggunaan selama > 2 tahun sebesar 78%.

Referensi

Dokumen terkait

Pencatatan dan pelaporan data obat di Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka penatausahaan obat-obatan secara tertib baik

Dari ketentuan Pasal 3 ini, maka khusus untuk tanah-tanah yang tunduk kepada hukum adat tetapi tidak terdaftar dalam ketentuan konversi sebagai tanah yang dapat

Mastitis pada kambing mengakibatkan penurunan produksi susu sekitar 10– 25%, kematian anak karena tidak mendapatkan kolostrum, peningkatan biaya pengobatan, meningkatnya

− Membuat laporan jumlah stok barang telepon selular, suku cadang yang dimiliki perusahaan, dan barang service yang sedang dikerjakan oleh divis

Renegosiasinya terlampau lama melebihi batasan waktu 1 (satu) tahun yang diatur dalam Pasal 169 huruf b Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 karena tidak adanya

Gambar 5.4 Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial pada Pola Ruang (Kawasan Lindung dan Budidaya) Jawa. Timur Tahun

Hasil kajian menunjukkan bahwa: (1) Perkembangan ternak SIPT di Desa Lubuk Bayas sampai tahun 2006 berjumlah 152 ekor (72 ekor induk, 2 ekor pejantan dan 79 ekor anak) dan desa

Dalam hal ini makin besar kapitalisasi suatu saham, maka akan memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap indeks jika terjadi perubahan pada harga yang