• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI KINERJA KEPALA KELURAHAN LAKAWAN KABUPATEN ENREKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI KINERJA KEPALA KELURAHAN LAKAWAN KABUPATEN ENREKANG"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh: NURYANTI

Nomor Induk Stambuk: 10561 0527 415

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(2)

i Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Ilmu Administrasi Negara

Disusun dan diusulkan oleh NURYANTI

Nomor Stambuk: 10561 0527 415

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

(3)
(4)
(5)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama Mahasiswa : Nuryanti Nomor Induk Mahasiswa : 10561 0527 415

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 3 November 2020 Yang Menyatakan,

(6)

iv

belum memenuhi kebutuhan Yang diharapkan, seperti menyangkut mekanisme kerja pelayanan yang berbelit-belit, kurang tansparan, kurang informatif, kurang akomodatif, kurang konsisten sehingga tidak menjamin kepastian hukum, waktu. Kinerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang juga menjadi salah satu faktor utama yang harus dimiliki oleh kepala kelurahan kerena kinerja dapat diukur dari hasil dan tingkat keberhasilan secara keseluruhan dalam periode tertentu didalam melaksanakan tugas. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan tipe fenomenologi., Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 8 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang dilihat dari Dimensi kualitas kerja dilihat dari kemampuan melaksanakan tugas dan fungsinya terutama pembinaan kedisiplinan, menghadirkan kehadiran sumber daya manusia yang mumpuni dan kemampuan dalam pemberian layanan kepada masyarakat terutama masalah ketepatan waktu. Dimensi kuantitas kerja dimulai dari penyelesaian program-program pembangunan dengan mengikut sertakan masyarakat dalam pelaksanaan program Kelurahan dan ketersediaan sarana pendukung kelurahan. Dimensi pelaksanaan tugas melalui pelaksanaan administrasi pemerintahan yang meliputi pencatatan dan kearsipan yang menunjukkan hal baik. Dimensi tanggungjawab berupa rujukan perundang-undangan dalam setiap kebijakan dan program pembangunan yang digalakkan sekaligus menjadi sebagai motivator dan inovator dalam menjalankan roda pemerintahan.

Keyword: Kualitas Kerja, Kuantitas Kerja, Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab.

(7)

vi

rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kinerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu paa kesempatan ini penulis menyampaiakan ucapan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah menemani penulis selama ini. Skripsi ini penulis persembahkan kepada yang tercinta terkhusus dan teristimewa untuk Kedua Orang tua penulis, orang tua yang tiada henti-hentinya mendoakan dan memberikan dorongan baik moril maupun materil, kepercayaan, kesabaran, serta senantiasa menghanturkan doa dan kasih sayang yang tak henti-hentinya kepada penulis. Doa dan didikan yang selalu diberiakn penulis sampai sekarang ini menjadi motivasi terbesar penulis dalam menyelesaikan studinya.

Selain itu pula terselesainya ini juga berkat dukungan yang berbagai dari pihak. Oleh karena itulah dalam kesempatan ini penulis ucapkan terimah kasih dan rasa hormat yang sebesar-besarnya kepada:

(8)

1. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Nasrul Haq, S. Sos. M.Pa selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. 4. Dr. Lukman Hakim, M.Si selaku pembimbing I dan Dr. Hj. Ihyani Malik,

S.Sos, M.Si atas bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan.

5. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan bantuan, baik moril maupun material

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 3 November 2020 Yang Menyatakan.

(9)

vii

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ... iii

ABSTRAK... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR ... x BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 6 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A. Penelitian Terdahulu ... 8

B. Pergertian, Konsep dan Teori ... 10

C. Kerangka Pikir... 23

D. Fokus Penelitian ... 25

E. Definisi Fokus ... 25

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Waktu dan Lokasi Penelitian... 27

B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 27

C. Informan ... 27

D. Teknik Pengumpulan Data ... 28

E. Teknik Pengabsahan Data ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 30

(10)

viii

BAB V PENUTUP ... 72

A. Simpulan ... 72

B. Saran ... 73

(11)
(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir ... 24 Gambar 3.1 Analisis Data Miles Dan Huberman ... 30 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelurahan Lakawan ... 33

(13)

1

A. Latar Belakang

Instansi pemerintah merupakan organisasi yang terdiri dari sekumpulan orang-orang yang dipilih berdasarkan prosedur tertentu guna melaksanakan tugas negara dan mewujudkan pelayanan publik. Setiap instansi pemerintah memiliki tujuan yang ingin dicapai dengan memanfaatkan segenap sumber daya manusia yang dimiliki dan dikelola secara efektif dan efisien. Guna pencapaian tujuan organisasi, maka sumber daya manusia yang dimiliki dituntut untuk bekerja secara profesional, termasuk di dalam kinerja.

Kinerja lurah sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain adalah pendidikan, pelatihan, motivasi dan pengalaman kerja yang selama ini dimilikinya. Oleh karena itu, evaluasi kinerja sangat perlu dilakukan terhadap hasil kerja individu karena dapat dipergunakan untuk menilai kemampuan pegawai, peringkat kerja, penggajian, kompensasi, promosi dan penentuan dalam jabatan.

Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pasal 229 ayat 3 disebutkan bahwa Kelurahan dipimpin oleh seorang kepala kelurahan yang disebut lurah selaku perangkat Kecamatan dan bertanggung jawab kepada camat, Lurah diangkat oleh bupati/wali kota atas usul sekretaris daerah dari pegawai negeri sipil yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, akibatnya apabila seseorang diangkat dalam jabatan sebagai lurah, masyarakat tidak bisa menolak

(14)

kehadirannya karena tidak didasarkan pada pemilihan, atau dengan kata lain, walaupun lurah yang bersangkutan hanya mempunyai pengetahuan, kemampuan dan keahlian yang rendah, tidak memiliki perhatian terhadap lingkungan kerjanya, tidak peka atau tanggap terhadap keinginan dan kebutuhan dari masyarakat dan organisasinya, bahkan tidak bisa memberikan peningkatan terhadap dinamika masyarakat dan kinerja dari organisasi Pemerintah Kelurahan, masyarakat tidak mempunyai legitimasi untuk bisa menolaknya, terutama pada masa orde baru.

Menurut Prabu (2009), kinerja diartikan sebagai „‟Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan menurut Hadari (1997), yang dimaksud dengan kinerja adalah hasil dari pelaksanaan suatu pekerjaan, baik yang bersifat fisik/mental maupun non fisik/non mental.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2007 tentang Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan, bahwa Pelatihan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa/Kelurahan yang selanjutnya disebut Pelatihan PMD, adalah upaya meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku masyarakat dan aparatur penyelenggara Pemerintahan Desa/Kelurahan, sehingga mampu memberdayakan serta membangun diri dan lingkungannya secara mandiri. Pelatihan tersebut dilakukan melalui penguatan pemerintahan desa dan kelurahan, lembaga kemasyarakatan dan upaya dalam penguatan kapasitas masyarakat.

(15)

Terkait dengan Kinerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang juga menjadi salah satu faktor utama yang harus dimiliki oleh kepala kelurahan karena kinerja dapat diukur dari hasil dan tingkat keberhasilan secara keseluruhan dalam periode tertentu didalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang sebagai unsur menetapkan program kerja kelurahan berdasarkan tugas pokok dan kewenangannya sebagai pedoman pelaksanaan, mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk kelancara pelaksanaan tugas. Kepala Kelurahan dan aparaturnya sebagai pelaksana pemerintahan memegang peranan penting di dalamnya dalam proses administrasi pelayanan.

Saat sekarang ini tugas dan kualitas pelayanan umum yang diberikan oleh Kepala Kelurahan dan aparatur pemerintah Kelurahan Lakawan menjadi sorotan masyarakat, disebabkan karena masih lemahnya kinerja pelayanan, hal ini karena kurangnya keterbukaan pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, seperti tidak jelas mengenai kapan waktu penyelesaian dan biaya yang harus dikeluarkan dalam pelayanan, sehingga proses pelayanan yang diberikan pemerintah Kelurahan Lakawan menjadi kurang optimal.

(16)

Berdasarkan observasi yang dilakukan kinerja pelayanan yang diberikan pemerintah Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang khususnya Kepala Kelurahan terlihat masih adanya keluhan yang disampaikan masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Indikasi tersebut terlihat dari masih kurangnya disiplin kerja dari Kepala Kelurahan dan aparaturnya. Kinerja yang berkualitas seringkali sulit dicapai karena Kepala Kelurahan dan aparaturnya tidak selalu memahami bagaimana cara menghasilkan kuantitas kerja, kualitas kerja, pelaksanaan tugas dengan baik dan pertanggungjawaban kinerja.

Kepala Kelurahan Lakawan diharapkan menjadi figur/contoh bagi instansi dan dalam perannya sebagai Kepala Kelurahan Lakawan bisa memberikan perintah, bimbingan, pengarahan, dan memberi petunjuk bagi aparatur Kelurahan Lakawan secara khusus dan masyarakat Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang secara umum.

Mengatasi masalah tersebut, dalam hal ini Kepala Kelurahan memiliki peranan yang sangat penting dalam pelayanan publik. Untuk itu, Kepala Kelurahan dituntut agar dapat memberikan kinerja dengan baik, pelayanan yang disiplin, transparan, akuntabel, tidak diskriminatif dan tidak berbelit-belit, sehingga masyarakat tidak merasa keberatan untuk mengurus semua keperluannya.

Penelitan ini penting dilakukan oleh peneliti agar dapat dijadikan rekomendasi bagi Kantor Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang untuk dapat mengetahui Kinerja Kepala Kelurahan Lakawan sekaligus dapat

(17)

dijadikan sebagai pedoman guna meningkatkan kinerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang.

Menariknya penelitian ini karena akan mendeskripsikan dan menganalisis kenerja kepala Kelurahan Lakawan diKantor Kelurahan Lakawan dengan mengunakan teori-teori dan konsep-konsep terkait ilmu administrasi, dan penilaian kinerja adalah salah satu tahapan penting dalam siklus pembangunan sumber daya manusia, baik disektor publik maupun swasta.

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan, maka tepat kiranya jika peneliti mengangkat judul “Kinerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana kuantitas kerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang?

2. Bagaimana kualitas kerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang?

3. Bagaimana pelaksanaan tugas Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang?

4. Bagaimana tanggung jawab Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang?

(18)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini untuk:

1. Untuk mengetahui kuantitas kerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang.

2. Untuk mengetahui kualitas kerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang.

3. Untuk mengetahui pelaksanaan tugas Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang.

4. Untuk mengetahui tanggung jawab Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, maka manfaat penelitian ini, adalah:

1. Manfaat teoretis

Sebagai sumber data dan informasi, serta dasar pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten Enrekang untuk meningkatkan kinerja Kepala Kelurahan.

2. Manfaat praktis

Sebagai salah satu sumber data dan informasi atau bahan referensi dasar dari mahasiswa dan peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian tentang kinerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang.

(19)

8

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini, selain membahas teori-teori yang relevan dengan penelitian, dilakukan juga pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan para peneliti. Pengkajian atas hasil-hasil penelitian terdahulu sangat membantu peneliti dalam menelaah masalah yang akan di bahas dengan berbagai pendekatan spesifik. Selain itu, denngan mempelajari hasil-hasil penelitian terdahulu memberikan pemahaman komperhensif mengenai posisi peneliti. Beberapa penelitian terdahulu diuraikan sebagai berikut

Penelitian Samiruddin dkk (2017), tentang “Kemampuan Aparat Kelurahan dalam Pelaksanaan Tugas Administrasi Pemerintahan di Kelurahan Anggaberi, Kecamatan Anggaberi Kabupaten Konawe”.Analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan secara mendalam sebagai upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan informasi lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kemampuan pegawai pemerintah Kelurahan Anggaberi dalam pelaksanaan tugas administrasi masih rendah. Terlihat dengan bukti-bukti yang didapati di lapangan, masih banyaknya buku-buku untuk pencatatan kearsipan tidak terisi; 2) Peningkatan kemampuan aparat Kelurahan Anggaberi dalam pelaksanaan tugas administrasi pemerintahan kelurahan yang meliputi: a) Pembinaan disiplin

(20)

Pegawai; b) Pendidikan dan pelatihan; c) Motivasi kerja; d) Pengembangan karir; 3) Peningkatan kemampuan aparat Kelurahan Anggaberi dikarenakan kondisi pelaksanaan tugas pemerintahan disebabkan oleh beberapa faktor yang melingkupi Aparat kelurahan. Faktor-faktor yang dimaksud adalah minimnya keterampilan/kemampuan setiap Aparat sehubungan dengan tugas-tugas tersebut, masih rendahnya disiplin kerja ditinjau dari aspek waktu, minimnya pemberian bimbingan terhadap aparat, pengawasan dan, pengendalian yang tidak efektif, serta kondisi kerja yang kurang mendukung.

Penelitian Gamal (2018), tentang “Analisis Kualitas Pelayanan di Kantor Kelurahan Pasangkayu Kabupaten Mamuju Utara”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisa data secara induktif. Hasil penelitian menunjukkan sehubungan dengan analisis kualitas pelayanan di Kantor Kelurahan Pasangkayu, bahwa pelayanan di Kantor Kelurahan Pasangkayu secara keseluruhan belum berkualitas, hal ini dilihat dari beberapa aspek yakni: 1) Ketepatan waktu pelayanan yang meliputi waktu tunggu, 2) Akurasi pelayanan, 3) Kemudahan dalam memberikan pelayanan yakni fasilitas pendukung seperti komputer yang masih kurang jumlahnya 4) Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan yang berkaitan dengan tempat pelayanan, tempat parkir, ketersediaan informasi dan lain-lain, 5) Atribut pendukung lainnya, seperti ruang tunggu yang ber-AC.

Penelitian Gani dkk (2016) tentang “Peranan Pemerintah Desa untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan di Desa Dulamayo Utara Kecamatan Telaga Biru Kabupaten Gorontalo”.Pendekatan

(21)

penelitian berupa penelitian kualitatif dengan paradigma naturalistik, datanya dikumpulkan peneliti sendiri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan pemerintah desa di desa Dulamayo Utara sudah berjalan dengan baik yang meliputi: 1) Peranan sebagai inovator berupa: a) Merancang dan mempersiapkan sumber ide baru, b) Menciptakan, dan memperkenalkan metode kerja baru kepada masyarakat, 2) Peranan sebagai motivator berupa: a) Pemerintah berperan melalui pembuatan program yang sesuai dengan aspirasi masyarakat, b) Mampu menarik minat masyarakat dalam melakukan partisipasi dalam pembangunan desa, 3) Peranan sebagai fasilitator berupaa) bergerak dibidang pendampingan melalui pelatihan, b)Pendidikan, peningkatan keterampilan, c) Dibidang permodalan melalui pemberian bantuan modal kepada masyarakat yang diberdayakan.

B. Pengertian, Konsep dan Teori 1. Pengertian Kinerja

Kinerja adalah prestasi aktual pegawai yang diterima oleh suatu organisasi yang ditemukan oleh interaksi antara motivasi dan kemampuan, disamping itu variable ini juga dipengaruhi oleh pengalaman, naluri dan tingkat aspirasi, juga faktor pribadi seperti usia, pendidikan dan latar belakang keluarga (Gibson, 2000:65).

Mangkunegara (2000: 67), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Sastrohadiwiryo (2002:291) menyatakan bahwa: „‟kinerja adalah kinerja yang dicapai seorang

(22)

tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya.

a. Elemen Pokok Pengukuran Kinerja

Berdasarkan berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan elemen pokok suatu pengukuran kinerja antara lain: 1) Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi; 2) Merumuskan indikator dan ukuran kinerja; 3) Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi dan 4) Evaluasi kinerja (feedback, penilaian kemajuan organisasi, meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas).

1) Menetapkan Tujuan, Sasaran dan Strategi Organisasi

Tujuan adalah pernyataan secara umum (belum secara eksplisit) tentang apa yang ingin dicapai organisasi. Sasaran merupakan tujuan organisasi yang sudah dinyatakan secara eksplisit dengan disertai batasan waktu yang jelas. Strategi adalah cara atau teknik yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran. Tujuan, sasaran, dan strategi tersebut ditetapkan dengan berpedoman pada visi dan misi organisasi. Berdasarkan tujuan, sasaran dan strategi tersebut selanjutnya dapat ditentukan indikator dan ukuran kinerja secara tepat.

2) Merumuskan Indikator dan Ukuran Kinerja

Indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja.Ukuran kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara langsung. Indikator kinerja dan ukuran kinerja ini sangat dibutuhkan untuk menilai tingkat ketercapaian

(23)

tujuan, sasaran dan strategi. Indikator kinerja dapat berbentuk faktor-faktor keberhasilan utama (critical success factors) dan indikator kinerja kunci (key

performance indicator). Faktor keberhasilan utama adalah suatu area yang

mengindikasikan kesuksesan kinerja unit kerja organisasi.Area ini menggambarkan preferensi manajerial dengan memperhatikan variabel-variabel kunci finansial dan nonfinansial pada kondisi waktu tertentu.Faktor keberhasilan utama ini harus secara konsisten mengikuti perubahan yang terjadi dalam organisasi. Sedangkan indikator kinerja kunci merupakan sekumpulan indikator yang dapat dianggap sebagai ukuran kinerja kunci baik yang bersifat finansial maupun nonfinansial untuk melaksanakan operasi dan kinerja unit bisnis. Indikator ini dapat digunakan oleh manajer untuk mendeteksi dan memonitor capain kinerja.

3) Mengukur Tingkat Ketercapaian Tujuan dan Sasaran-Sasaran Organisasi Jika kita sudah mempunyai indikator dan ukuran kinerja yang jelas, maka pengukuran kinerja bisa diimplementasikan. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan, sasaran dan strategi adalah membandingkan hasil aktual dengan indikator dan ukuran kinerja yang telah ditetapkan. Analisis antara hasil aktual dengan indikator dan ukuran kinerja ini menghasilkan penyimpangan positif, penyimpangan negatif, atau penyimpangan. nol Penyimpangan positif berarti pelaksanaan kegiatan sudah berhasil mencapai serta melampaui indikator dan ukuran kinerja yang ditetapkan.Penyimpangan negatif berarti pelaksanaan kegiatan belum berhasil mencapai indikator dan ukuran kinerja yang ditetapkan. Penyimpangan nol berarti pelaksanaan

(24)

kegiatan sudah berhasil mencapai atau sama dengan indikator dan ukuran kinerja yang ditetapkan.

4) Evaluasi Kinerja

Evaluasi kinerja akan memberikan gambaran kepada penerima informasi mengenai nilai kinerja yang berhasil dicapai organisasi. Capaian kinerja organisasi dapat dinilai dengan skala pengukuran tertentu.Informasi capaian kinerja dapat dijadikan feedback dan reward-punishment, penilaian kemajuan organisasi dan dasar peningkatan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.

a) Feedback, Hasil pengukuran terhadap capaian kinerja dijadikan dasar bagi manajemen atau pegelola organisasi untuk perbaikan kinerja pada periode berikutnya. Selain itu, hasil ini pun bisa dijadikan landasan pemberian

reward and punishment terhadap manajer dan anggota organisasi.

b) Penilaian Kemajuan Organisasi, Pengukuran kinerja yang dilakukan setiap periode waktu tertentu sangat bermanfaat untuk menilai kemajuan yang telah dicapai organisasi. Kriteria yang digunakan untuk menilai kemajuan organisasi ini adalah tujuan yang telah ditetapkan. Dengan membandingkan hasil aktual yang tercapai dengan tujuan organisasi yang dilakukan secara berkala (triwulan, semester, tahunan) maka kemajuan organisasi bisa dinilai. Semestinya ada perbaikan kinerja secara berkelanjutan dari periode ke periode berikutnya. Jika pada suatu periode, kinerja yang dicapai ternyata lebih rendah dari pada periode sebelumnya,

(25)

maka harus diidentifikasi dan ditemukan sumber penyebabnya dan alternatif solusinya.

c) Meningkatkan Kualitas Pengambilan Keputusan dan Akuntabilitas, Pengukuran kinerja menghasilkan informasi yang sangat bermanfaat untuk pengambilan keputusan manajemen maupun stakeholders. Keputusan-keputusan yang bersifat ekonomis dan strategis sangat membutuhkan dukungan informasi kinerja ini. Informasi kinerja juga membantu menilai keberhasilan manajemen atau pihak yang diberi amanah untuk mengelola dan mengurus organisasi.

Disamping beberapa hal yang sudah disinggung di atas, pengukuran kinerja juga merupakan salah satu faktor penting dalam pengimplementasian manajemen strategik. Hal ini penting karena pengukuran kinerja merupakan salah satu tahapan dalam siklus manajemen strategis. Dengan memahami siklus manajemen strategis tersebut dapat diketahui bahwa pengukuran kinerja merupakan tahapan yang sangat vital bagi keberhasilan implementasi manajemen strategis.

Rencana strategis yang telah ditetapkan oleh organisasi membutuhkan wahana untuk mewujudkannya dalam bentuk aktivitas keseharian organisasi. Implementasi rencana strategik akan dapat mencapai kualitas yang diinginkan jika ditunjang oleh pola pengukuran kinerja yang yang berada dalam koridor manajemen strategik. Pengukuran kinerja yang dimulai dari penetapan indikator kinerja dan diikuti dengan implementasinya memerlukan adanya

(26)

evaluasi mengenai kinerja organisasi dalam rangka perwujudan visi dan misi organisasi.

Jadi, diperlukan adanya suatu pengukuran kinerja terhadap manajer organisasi sektor publik, sebagai orang yang diberi amanah oleh masyarakat. Pengukuran tersebut akan melihat seberapa jauh kinerja yang telah dihasilkan dalam suatu periode tertentu dibandingkan dengan yang telah direncanakan. Apabila dalam melaksanakan kegiatannya ditemukan hambatan-hambatan ataupun kendala yang mengganggu pencapaian kinerjanya, juga akan diungkapkan dalam pengukuran kinerja tersebut. Pengukuran kinerja ini sangat penting baik bagi pihak yang memberikan amanah maupun pihak yang diberi amanah.Bagi pemberi amanah, pengukuran kinerja dapat digunakan untuk menilai kinerja para manajer sektor publik, apakah mereka telah menjalankan tugasnya sesuai dengan yang diamanahkan atau tidak.Sedangkan bagi yang diberi amanah, pengukuran dapat digunakan sebagai media untuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan amanah yang telah dipercayakan kepada mereka. Selain itu pengukuran kinerja juga dapat digunakan sebagai umpan balik bagi mereka untuk mengetahui seberapa jauh prestasi yang telah berhasil diraihnya.

b. Indikator Kinerja

Definisi indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif dan/atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan (BPKP, 2000). Sementara menurut Lohman (2003), indikator kinerja (performance indicators) adalah suatu variabel yang digunakan untuk

(27)

mengekspresikan secara kuantitatif efektivitas dan efisiensi proses atau operasi dengan berpedoman pada target-target dan tujuan organisasi. Jadi jelas bahwa indikator kinerja merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi yang diwujudkan dalam ukuran-ukuran tertentu.

Indikator kinerja (performance indicator) sering disamakan dengan ukuran kinerja (performance measure). Namun sebenarnya, meskipun keduanya merupakan kriteria pengukuran kinerja, terdapat perbedaan makna. Indikator kinerja mengacu pada penilaian kinerja secara tidak langsung yaitu hal-hal yang sifatnya hanya merupakan indikasi-indikasi kinerja, sehingga bentuknya cenderung kualitatif. Sedangkan ukuran kinerja adalah kriteria kinerja yang mengacu pada penilaian kinerja secara langsung, sehingga bentuknya lebih bersifat kuantitatif. Indikator kinerja dan ukuran kinerja ini sangat dibutuhkan untuk menilai tingkat ketercapaian tujuan, sasaran, dan strategi.

2. Manajemen Kinerja

Manajemen kinerja terdiri dari dua kata, yaitu “manajemen dan kinerja”. Menurut Stoner yang dikutip oleh Sulistyorini (2009) dalam buku manajemen pendidikan Islam, manajemen diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan pengguna sumber daya organisasi lainnya agar dapat mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Hasilbuan (2007) yang dikutip oleh Saefullah dalam buku manajemen

(28)

pendidikan Islam, manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, yang didukung sumber-sumber lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.

Sementara itu, Kinerja berasal dari pengertian performance, diartikan sebagai hasil keja atau prestasi kenerja. Kinerja mempunyai makna yang luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung (implementasi dari rencana yang telah disusun) untuk mencapai suatu tujuan organisasi. Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.

Menurut Wibowo(2013) dalam buku manajemen kinerja, kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, dan memberikan kontribusi ekonomi. Dengan pemahaman tentang manajemen dan kinerja diatas, dapat dikatakan bahwa manajemen kinerja adalah tentang bagaimana kinerja dikelola. Dasar untuk melaksanakan manajemen kinerja adalah perumusan tujuan, terdapatnya konsensus (kesepakatan) dan kerjasama, sifatnya berkelanjutan, terjadi komunikasi dua arah, dan terdapat umpan balik.

Manajemen kinerja menurut Bacal adalah komunikasi yang berlangsung terus menerus, yang dilaksanakan berdasarkan kemitraan, antara seorang karyawan dengan penyelia langsungnya. Sedangkan menurut Wibowo (2010), manajemen kinerja merupakan gaya manajemen dalam mengelola sumberdaya yang berorientasi pada kinerja yang melakukan proses

(29)

komunikasi secara terbuka dan berkelanjutan dengan menciptakan visi bersama dan pendekatan strategis secara terpadu sebagai kekuatan pendorong untuk mencapai tujuan organisasi.

Dari beberapa pengertian diatas maka manajemen kinerja merupakan suatu proses yang dapat mendorong pada pengembangan dan peningkatan kinerja ke arah yang lebih baik dan berkualitas, melalui komunikasi yang berkesinambungan antara pimpinan dengan pegawai sejalan dengan apa yang diharapkan oleh organisasi.

a. Tujuan dan Manfaat Manajemen Kinerja 1) Tujuan Manajemen Kinerja

Menurut Costello (1994), yang dikutip oleh Poltak (2012) dalam buku kinerja pegawai, tujuan mengalir dari atas kebawah, sedangkan tanggung jawab bergerak dari bawah ke atas. Diawali dengan membangun visi, dan misi organisasi yang ditetapkan oleh pimpinan tingkat atas.Visi dan misi tersebut kemudian diturunkan kepada tujuan jangka panjang organisasi, selanjutnya tujuan jangka panjang tersebut ditindak lanjuti dengan tujuan tahunan. Tujuan tahunan ditindak lanjuti oleh tujuan divisi, bagian, seksi, dan pada akhirnya oleh seluruh pegawai secara berjenjang mulai dari pimpinan atas hingga pegawai. Dengan demikian tujuan manajemen kinerja yaitu untuk meningkatkan kinerja organisasi, tim dan individu dalam suatu keterkaitan, agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya dalam kurun waktu tertentu.

(30)

Manajemen kinerja dapat memberikan keuntungan ke berbagai pihak, baik manajer, pegawai, maupun perusahaan. Menurut Wibowo (2010), manfaat kinerja bagi organisasi antara lain: menyesuaikan tujuan organisasi dengan tujuan tim dan individu, memperbaiki kinerja, meningkatkan komitmen, mendukung nilai-nilai inti, memperbaiki proses pelatihan dan pengembangan, meningkatkan dasar pelatihan dan pengembangan berkelanjutan, mengusahakan basis perencanaan karir, membantu menahan pekerja terampil untuk tidak pindah, mendukung inisiatif kualitas total dan pelayanan dan pelayanan pelanggan, dan mendukung perubahan budaya.

Manfaat manajemen kinerja bagi manajer antara lain: mengusahakan klarifikasi kinerja dan harapan prilaku, menawarkan peluang, menggunakan waktu secara berkualitas, memperbaiki kinerja tim dan individual, mengusahakan penghargaan non finansial bagi staf, mengusahakan dasar untuk membantu pegawai yang kinerjanya rendah, digunakan untuk mengembangkan individu, mendukung kepemimpinan atasan, proses motivasi dan pengembangan tim, mengusahakan kerangka kerja untuk meninjau kembali kinerja dan tingkat kompetensi. Sedangkan manfaat manajemen kinerja bagi individu antara lain: memperjelas peran dan tujuan, mendorong dan mendukung untuk bekerja dengan baik, membantu untuk mengembangkan kemampuankerja, menggunakan waktu sebaik mungkin, menjadi landasan untuk pengukuran kinerjanya.

(31)

b. Siklus Manajemen

Kinerja Menurut Wibowo (2010) dalam buku manajemen kinerja, siklus manajemen kinerja terdiri dari 3 bagian, yaitu 1) perencanaan; 2) pelaksanaan dan 3) evaluasi.

1) Perencanaan kinerja

Perencanaan kinerja merupakan bagian terpenting dalam manajemen kinerja. Menurut Bacal (2002), yang dikutip oleh Wibowo (2010) dalam buku manajemen kinerja, perencanaan merupakan proses dimana pekerja dan manajer bekerja bersama merencanakan apa yang harus dilakukan pekerja dalam setahun mendatang, mendefinisikan bagaimana kinerja harus diukur, mengidentifikasi dan merencanakan mengatasi hambatan dan mendapatkan saling pengertian tentang pekerjaan.

Langkah-langkah dalam membuat sebuah perencanaan yang baik yakni: yang pertama adalah situational analysis, dilanjutkan dengan alternative

goals and plans, kemudian langkah yang selanjutnya adalah goal and plan evaluation, tahap yang keempat goal and plan selection, dan diakhiri dengan

implementation.

Menurut Wibowo (2010), dalam buku manajemen kinerja, dalam

performance planing ditetapkan tujuan, sasaran dan standar kinerja.

Menetapkan tujuan adalah sebagai proses manajemen yang memastikan bahwa setiap pekerjaan individual tahu peran apa yang harus mereka lakukan dan hasil apa yang perlu mereka capai untuk memaksimumkan kontribusinya. Sasaran kinerja merupakan suatu pernyataan secara spesifik yang

(32)

menjelaskan hasil yang harus dicapai, kapan dan oleh siapa sasaran yang ingin dicapai tersebut diselesaikan. Standar kinerja menjelaskan apa yang diharapkan manajer dari pekerja sehingga harus dipahami pekerja. Standar kinerja merupakan tolak ukur terhadap mana kinerja diukur agar efektif. 2) Pelaksanaan Kinerja

Berdasarkan perencanaan kinerja yang telah disepakati bersama antara manajer dan pekerja, dilakukan implementasi. Pelaksanaan merupakan implementasi dari perencanaan dalam bentuk kegiatan nyata. Selama proses pelaksanaan seorang manajer mempunyai tugas penting untuk menggerakkan para anggotanya. Menurut Terry (2000) yang dikutip oleh Sagala (2010) dalam buku manajemen strategik, menggerakkan merupakan aktivitas merangsang anggota kelompok agar melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.

Pada tahap pelaksanaan, manajer mengamati dan memonitor kinerja orangnya, memuji kemajuan dan mengarahkan ulang apa bila diperlukan Indikator-Indikator Kinerja Menurut Mangkunegara (2011:75) menyebutkan indikator dari kinerja karyawan adalah sebagai berikut:

1. Kualitas Kerja

Dapat diukur dari tingkat efisiensi dan efektifitas seorang kepala kelurahan dalam melakukan suatu pekerjaan yang didukung oleh sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan.

(33)

2. Kuantitas Kerja

Seberapa lama Kepala Kelurahan bekerja dalam satu harinya.Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu masing-masing.

3. Pelaksanaan Tugas

Seberapa jauh Kepala Kelurahan mampu melakukan pekerjaannya dengan akurat atau tidak ada kesalahan.

4. Tanggung Jawab

Kesadaran akan kewajiban melakukan pekerjaan dengan akurat atau tidak ada kesalahan.

Rosita (2012) dan Rikantika (2016) menjelaskan bahwa kinerja seseorang dapat diukur berdasarkan 6 kriteria yang dihasilkan dari pekerjaan yang bersangkutan, yaitu:

1. Kualitas

Tingkat di mana hasil aktivitas yang dilakukan mendekati sempurna, dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan aktivitas ataupun memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu aktivitas.

2. Kuantitas

Jumlah yang dihasilkan dalam istilah jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan.

(34)

3. Ketepatan waktu

Tingkat suatu aktivitas diselesaikan pada waktu awal yang diinginkan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain.

4. Efektivitas

Tingkat penggunaan sumber daya manusia, organisasi dimaksimalkan dengan maksud menaikkan keuntungan atau mengurangi kerugian dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.

5. Kemandirian

Tingkat di mana seseorang pegawai dapat melakukan fungsi kerjanya tanpa meminta bantuan bimbingan dari pengawas atau meminta turut campurnya pengawas untuk menghindari hasil yang merugikan.

6. Komitmen

Tingkat di mana pegawai memiliki komitmen kerja dengan organisasi dan tanggung jawab pegawai terhadap organisasi.

C. Kerangka Pikir

Penelitian ini dilakukan di Kantor Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang Untuk mengetahui kinerja kepala kelurahan dimana masih didapati beberapa permasalahan berupa belum begitu baik karena fasilitas/sarana prasarana pada Kantor Kelurahan Lakawan belum memadai, motivasi kerja staf kelurahan masih rendah, dan kedisiplinan kerja masih staf masih rendah.

Penelitian tentang Kinerja Kepala Kelurahan di Kantor Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang ini akan dianalisis berdasarkan indikator yang

(35)

dikemukakan oleh Mangkunegara (2011: 75), terdiri atas: 1) Kualitas Kerja, 2) Kuantitas Kerja, 3) Pelaksanaan Tugas dan 4) Tanggung Jawab.Melalui indikator tersebut, menunjukkan peranan yang begitu penting bagi Kepala Kelurahan dalam memberikan pelayanan publik. Sehingga penelitian melalui indikator tersebut sebagai pedoman dalam menganalisis kinerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang dalam memberikan pelayanan yang disiplin, transparan, akuntabel, tidak diskriminatif dan tidak berbelit-belit, sehingga masyarakat tidak merasa keberatan untuk mengurus semua keperluannya.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi Kantor Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang agar kinerja Kepala Kelurahan Lakawan di Kantor tersebut dapat lebih meningkat. Uraian yang telah dikemukakan, mendasari lahirnya kerangka pikir seperti gambar dibawah ini:

Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir Kinerja Kepala Kelurahan

Lakawan Kabupaten Enrekang

Kantitas kerja

(36)

D. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah Kinerja Kepala Kelurahan di Kantor Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang dengan mengitup indikator kinerja Mangkunegara.Kinerja (prestasi kerja) merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

E. Deskripsi Fokus

Adapun deskiptif fokus penelitian ini, adalah 1. Kualitas Kerja

Kualitas kerja merupakan target output yang ditetapkan Kepala Kelurahan Lakawan. Kuantitas kerja Kepala Kelurahan Lakawan diukur dengan kemampuan melaksanakan tupoksi dengan efisiensi, efektifitas penggunaan waktu dan pembagian beban kerja kepada aparatur Kelurahan Lakawan yang didukung oleh sumber daya.

2. Kuantitas Kerja

Kuantitas kerja merupakan mutu hasil kerja Kepala Kelurahan Lakawan bekerja dalam satu harinya.Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari jumlah kerja yang diselesaikan dalam periode waktu, kecepatan kerja Kepala Kelurahan Lakawan dan aparatur Kelurahan Lakawan dan kemudahan mendapatkan pelayanan.

3. Pelaksanaan Tugas

Pelaksanaan tugas merupakan komitmen Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang dalam bekerja. Pelaksanaan tugas diukur dengan

(37)

keakuratan atau tidak ada kesalahan Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang dalam melaksakan tupoksinya.

4. Tanggung Jawab

Tanggung jawab merupakan kesadaran akan kewajiban melakukan pekerjaan dengan akurat atau tidak ada kesalahan.

(38)

27

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian yang dibutuhkan pada penelitian ini kurang lebih 2 (dua) bulan lokasi penelitian berada di Kantor Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang dengan alasan peneliti ingin melihat kinerja kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif yang mendeskripsikan suatu objek fenomena, atau setting dalam suatu tulisan yang bersifat narasi, Artinya, data, fakta, yang dihimpun terbentuk kata atau gambar dari pada angka-angka, mendeskripsikan suatu yang terjadi.

Tipe penelitian ini adalah deskriptif kualitatif tipe fenomenologi dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara jelas mengenai masalah-masalah yang diteliti berdasarkan pengalaman yang dialami informan. Adapun masalah yang telah diteliti yang mengenai bagaimana “Kinerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini ada 2 (dua), yaitu;

1. Data Primer yakni data dan informsi langsung yang diperoleh dari lokasi penelitian melalui informan yang telah dipilih dengan menggunakan teknik wawancara langsung dengan orang-orang atau instansi yang

(39)

dianggap bisa menjadi informan dengan mengajukan pertanyaan yang mengarah kepada kedalaman informasi.

2. Data Sekunder yakni data yang dikumpulkan peneliti dalam berbagai laporan, buku, dan dokumen-dokumen yang bersifat informasi tertulis. Adapun laporan atau dokumen yang bersifat informasi tertulis dikumpulkan peneliti adalah data yang berasal dari koran, buku, dan sumber-sumber lainnya yang dapat mendukung data yang diperlukan dalam proses penelitian.

D. Informan Penelitian

Adapun informan Kurahan Lakawan dalam penlitian yaitu:

NO NAMA INISIAL JABATAN JUMLAH

1. Suparman, P. S.E S Camat Anggeraja 1

2. Djumrah D Sekertaris Lurah 1

3. Mardan, A.Md.Kom. M Kasi. Pelayanan Umum

1

4. Hamka H Kasi. Pembangunan 1

5. M. Untung Ady Aqza Kasi. Pemerintahan 1

6. Rahmatia R Masyarakat 1

7. Fitriani F Masyarakat 1

8. Suriati S Masyarakat 1

(40)

E. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan: 1) wawancara 2) studi dokumentasi dan 3) observasi.

1. Wawancara

Dilakukan guna memperoleh data primer tentang kinerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang. Data wawancara berupa hasil kinerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang yaitu kualitas kerja, kuantitas kerja, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dari beberapa informan penelitian yaitu Sekretaris Kelurahan Lakawan, Camat Anggeraja, Kasi Kelurahan Lakawan dan masyarakat.

2. Studi dokumentasi

Dilakukan guna mendapatkan data sekunder dengan cara melakukan kajian terhadap data-data dokumen resmi, baik visual maupun berupa tulisan yang berkaitan dengan masalah penelitian berupa kinerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang.

3. Observasi

Melakukan pengamatan langsung dilokasi penelitian secara berulang terhadap suatu objek pengamatan pada tempat yang sama ataupun berbeda, observasi difokuskan pada pengamatan langsung terhadap masalah dalam Kinerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang. Pencatatan dalam observasi berupa data gambaran umum Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang dengan memperhatikan keadaan rill dan

(41)

fenomena-fenomena yang nyatadi lapangan seperti data awal dan gambaran umum tentang Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data alternatif dari Miles dan Huberman (1992: 20), yaitu; (1) reduksi data (data reduction), dengan merangkum, memili hal-hal yang pokok, fokus pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola dari data (2) penyajian data (data display), menyajikan data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori, dan sebagainya; dan (3) penarikan kesimpulan terhadap makna-makna yang muncul dari data.

Gambar 3.1 Model analisis data interaktif

G. Pengabsahan Data

Pengabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan: 1) perpanjangan pengamatan; 2) peningkatan ketekunan; dan 3) Triangulasi. 1. Perpanjangan pengamatan

Peneliti kembali melakukan pengamatan, mewawancara kembali sumber data, baik yang pernah maupun yang baru. Hal ini dilakukan guna

Pengumpulan Data

Reduksi Data

Penyajian Data

Kesimpulan-kesimpulan Gambar/verifikasi

(42)

menguatkan hubungan peneliti dengan narasumber agar terbangun kondisi akrab, terbuka, dan saling memercayai, hingga dapat menggali dan mendapat informasi yang tepat.

2. Peningkatan ketekunan peneliti

Melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan, sehingga kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

3. Triangulasi

Memeriksa keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut. Tringulasi dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu: a) Triangulasi sumber, dengan menguji kredibilitas data melalui pengecekan data yang telah diperoleh dari beberapa sumber; b) Triangulasi teknik, dengan menguji kredibilitas data melalui pengecekan data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda; dan c) Tringulasi waktu, dengan menguji kredibilitas data melalui pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi berbeda.

(43)

32

1. Visi dan Misi

Visi

“Terwujudnya Kelurahan Lakawan Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang yang Maju, Aman dan Sejahtera‟‟

Misi

a. Meningkatkan kualiatas sumber daya aparatur. b. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

c. Mewujudkan pemerintah yang baik, melalui peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.

2. Letak Geografis

Kelurahan Lakawan adalah salah satu kelurahan yang ada di Kecamatan Anggeraja dengan luas 9,3 km2 memiliki kondisi geografis dimana ketinggian dari permukaan laut 500-1000 m. Jarak dari pusat ibu kota ke kecamatan ialah 0,0 Km , jarak dari ibu kota Kabupaten ialah 26,0 Km.

3. Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk Kelurahan Lakawan pada tahun 2018 ialah 3.586 jiwa yang terdiri dari 1.738berjenis kelamin laki-laki dan 1.870 berjenis kelamin perempuan. Kepadatan penduduk di Kelurahan Tanete pada tahun 2018 ialah 388,0/km2. Namun hingga pada akhir tahun2019 jumlah penduduk Kelurahan Lakawan meningkat menjadi 3.608 jiwa.

(44)

4. Sosial

Keadaan sosial di Kelurahan Lakawan terdiri atas keadaan pendidikan, keadaan kesehatan dan agama. Pada Tahun 2019 Kelurahan Lakawan memiliki jumlah sekolah sebanyak 3 sekolah, 437 murid dan 37 guru dengan rasio murid-guru 11,81.

Kelurahan Lakawan memiliki saranan kesehatan berjumlah 1 Rumah sakit, 1 puskesmas dan 2 posyandu dengan 3 orang dokter, 16 perawat, 2 bidan, 3 farmasi dan 2 ahli gizi. Selain itu penduduk Kelurahan lakawan berpenduduk muslim sehingga jumlah tempat ibadah berupa 7 masjid dan 2 mushola. Rohaniawan Islam di Kelurahan Lakawan terdiri atas 3 orang mubaliq, 3 orang khatib dan 1 orang penyuluh agama Islam.

5. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kelurahan Lakawan Lurah

Alfi Dezi Harvani, SE NIP. 19721222 199003 2 002

Sekertaris Lurah Djumrah, SE. NIP. 19720728 200701 2 012

Kasi. Pemerintahan M. Untung Ady Aqsa NIP. 19661212 199003 2

002

Kasi. Pembangunan Hamka

NIP. 19630817 199003 1 018

Kasi. Pelayanan Umum Mardan, A.Md.Kom, NIP. 19830415 201001 1 024

Lingk. Cakke 1 Thamrin Lilling

Lingk. Cakke II ABD. Aziz Djintan

Lingk. Cakke III Ilham, S.PD

Lingk. Kampung Baru Ismanto Kasi. Ekonomi

(45)

6. Tupoksi Kelurahan Lakawan a. Lurah

Lurah mempunyai tugas:

1) Menetapkan program kerja Kelurahan berdasarkan tugas pokok dan kewenangannya sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2) Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Kelurahan; 3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Kelurahan sesuai

dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Kelurahan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;

5) Melaksanakan penyelenggaraan tugas-tugas Umum Pemerintahan, Pemberdayaan Masyarakat, Ketentraman dan Ketertiban Umum, Kebersihan, Pelayanan Masyarakat dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Pelayanan Umum berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam rangka tata kelola pemerintahan yang baik;

6) Mengoordinasikan penyelenggaraan tugas-tugas Umum Pemerintahan, Pemberdayaan Masyarakat, Ketentraman dan Ketertiban Umum, Kebersihan, Pelayanan Masyarakat, dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Pelayanan Umum di wilayah Kelurahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

(46)

7) Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebagai bahan pertimbangan Pimpinan dalam pengambilan keputusan;

8) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Camat sesuai ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

9) Mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkungan Kelurahan dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam rangka perbaikan kinerja dimasa mendatang;

10) Menyusun laporan pelaksanaan tugas di lingkungan Kelurahan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk pertanggungjawaban dan rencana yang akan datang; dan

11) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis.

b. Sekretaris

Sekretaris mempunyai tugas:

1) Merencanakan kegiatan Sekretariat Kelurahan berdasarkan program kerja Kelurahan dan ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2) Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Sekretariat Kelurahan;

(47)

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Sekretariat Kelurahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Sekretariat Kelurahan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;

5) Mengoordinasikan dan melaksanakan penyusunan program kerja Kelurahan berdasarkan rencana strategis Kecamatan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

6) Menyelenggarakan urusan Administrasi Keuangan, Kepegawaian, Rumah Tangga, Tata Laksana Kearsipan dan Perpustakaan serta Ketatausahaan Kelurahan berdasarkan tugas pokok yang diberikan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas;

7) Melaksanakan pembinaan administrasi dan memberikan pelayanan teknis administratif kepada seluruh perangkat Kelurahan sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka efektifitas kinerja Kelurahan;

8) Melaksanakan administrasi inventaris barang Kelurahan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk terciptanya tertib administrasi; 9) Mengoordinasikan prosedur, mekanisme dan administrasi penanganan

pengaduan masyarakat sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk peningkatan pelayanan;

(48)

10) Mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat Kelurahan dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam rangka perbaikan kinerja dimasa mendatang;

11) Menyusun laporan pelaksanaan tugas di lingkungan Sekretariat Kelurahan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk pertanggungjawaban dan Rencana yang akan datang dan

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis.

c. Kasi Pemerintahan

Kepala Seksi Pemerintahan mempunyai tugas:

1) Merencanakan kegiatan Seksi Pemerintahan berdasarkan program kerja Kelurahan dan ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2) Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Seksi Pemerintahan;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Pemerintahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Seksi Pemerintahan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar terhindar dari kesalahan; 5) Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data Bidang Pemerintahan, sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

(49)

6) Mengumpulkan bahan dalam rangka pembinaan masyarakat sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

7) Membantu tugas-tugas dibidang Pertanahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk tertib administrasi pertanahan;

8) Membantu pelaksanaan pengawasan Pemilihan Umum, pengawasan penyaluran bantuan, pengamanan akibat bencana alam dan bencana lainnya, pembinaan stabilitas kemasyarakatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

9) Mengevaluasi dan menyusun Standar Operasional Prosedur terkait pelaksanaan tugas dilingkungan Seksi Pemerintahan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 10) Mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkungan Seksi Pemerintahan

dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam rangka perbaikan kinerja dimasa mendatang;

11) Menyusun laporan pelaksanaan tugas di lingkungan Seksi Pemerintahan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk pertanggungjawaban dan rencana yang akan datang; dan

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis.

(50)

d. Kasi Ekonomi Rakyat

Seksi Ekonomi Rakyat mempunyai tugas:

1) Merencanakan kegiatan Seksi Ekonomi Rakyat berdasarkan program kerja Kelurahan dan ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2) Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Seksi Ekonomi Rakyat;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Ekonomi Rakyat sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Seksi Ekonomi Rakyat sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;

5) Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data di bidang Perekonomian dan Pembangunan dalam rangka pengusulan melalui Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) dan Pengisian Profil Kelurahan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

6) Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi kegiatan Pemberdayaan Masyarakat, membantu pelaksanaan program kegiatan/koordinasi Pelayanan dan Bantuan Sosial, Pembinaan Kepemudaan, Pemberdayaan Perempuan dan Olah Raga, Kehidupan Keagamaan, Pendidikan,

(51)

Kebudayaan serta Kesehatan Masyarakat sesuai tugas pokok yang diberikan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas;

7) Membantu pelaksanaan kegiatan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Organisasi Kepemudaan, Pramuka dan Organisasi Kemasyarakatan lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

8) Melakukan kegiatan pembinaan Perkoperasian, Pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah serta kegiatan Perekonomian lainnya sesuai ketentuan yang berlaku dalam rangka peningkatan kehidupan perekonomian masyarakat; 9) Menginventarisasi permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan

Pelayanan dan Bantuan Sosial, Kepemudaan, Pemberdayaan Perempuan dan Olah Raga, Kehidupan Keagamaan, Pendidikan, Kebudayaan dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah sesuai tugas pokok yang diberikan sebagai bahan pemecahan masalah;

10) Melakukan kegiatan peningkatan swadaya dan partisipasi masyarakat sesuai tugas pokok yang diberikan dalam meningkatkan Perekonomian dan pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat;

11) Mengoordinasikan bidang Pembangunan, Kemasyarakatan serta menjaga dan memelihara Prasarana dan Sarana Fisik dilingkungan Kelurahan sesuai tugas pokok yang diberikan untuk kelancaran pelaksanaan tugas; 12) Membantu dan menyiapkan bahan-bahan pembinaan Lembaga

Kemasyarakatan sesuai tugas pokok yang diberikan untuk kelancaran pelaksanaan tugas;

(52)

13) Mengevaluasi dan menyusun Standar Operasional Prosedur terkait pelaksanaan tugas sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku di lingkungan Seksi Ekonomi Rakyat sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 14) Mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkungan Seksi Pemberdayaan

Masyarakat dan Kesejahteraan Rakyat dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam rangka perbaikan kinerja dimasa mendatang; 15) Menyusun laporan pelaksanaan tugas di lingkungan Seksi Ekonomi

Rakyat sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk pertanggungjawaban dan rencana yang akan datang; dan

16) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis.

e. Kasi Pelayanan Umum

Kepala Seksi Pelayanan Umum mempunyai tugas:

1) Merencanakan kegiatan Seksi Pelayanan Umum berdasarkan program kerja Kelurahan dan ketentuan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

2) Mendistribusikan tugas kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas Seksi Pelayanan Umum;

3) Membimbing pelaksanaan tugas bawahan di lingkungan Seksi Pelayanan Umum sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan agar pekerjaan berjalan tertib dan lancar;

(53)

4) Memeriksa hasil kerja bawahan di lingkungan Seksi Pelayanan Umum sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku agar terhindar dari kesalahan;

5) Melakukan pembinaan kependudukan sesuai tugas pokok yang diberikan untuk terciptanya tertib administrasi kependudukan;

6) Menyusun laporan data induk kependudukan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk pertanggungjawaban dan rencana yang akan datang;

7) Mengelola administrasi dan prosedur pengelolaan website Kelurahan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk meningkatkan pelayanan;

8) Memberikan pelayanan umum dan perizinan kepada masyarakat sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam rangka pemenuhan pelayanan prima bagi masyarakat;

9) Mengevaluasi dan menyusun Standar Operasional Prosedur terkait pelaksanaan tugas dilingkungan Seksi Pelayanan Umum sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku sebagai pedoman pelaksanaan tugas; 10) Mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkungan Seksi Pelayanan Umum

dengan cara mengidentifikasi hambatan yang ada dalam rangka perbaikan kinerja dimasa mendatang;

11) Menyusun laporan pelaksanaan tugas di lingkungan Seksi Pelayanan Umum dan Kependudukan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku untuk pertanggungjawaban dan rencana yang akan datang; dan

(54)

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan baik lisan maupun tertulis.

B. Kinerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang

Mengukur kinerja merupakan langkah yang memiliki arti penting untuk digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu pemerintahan dalam mencapai tujuannya. Dengan melakukan penilaian kinerja tersebut, pemerintah dapat melakukan perbaikan kinerja secara lebih terarah dan sistematis. Hal ini juga berlaku pada penilaian kinerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang sebagai wilayah desentralisasi dituntut untuk meningkatkan layanan publik yang berakar dari masyarakat setempat.

Kinerja dapat dilihat melalui beberapa dimensi seperti dimensi kualitas kerja, dimensi kuantitas kerja, dimensi pelaksanaan tugas dan dimensi tanggungjawab Kepala Kelurahan Lakawan dalam memberikan layanan publik. Berbagai literatur yang mengkaji mengenai kinerja birokrasi yang pada hakekatnya memiliki kesamaan substansial untuk melihat tingkat pencapaian kinerja birokrasi dalam melayani masyarakat. Hal tersebut di atas dikembangkan dalam kajian melihat kinerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang melalui beberapa dimensi yaitu:

1. Kualitas Kerja

Kualitas kerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang dilihat dari kemampuan Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang melaksanakan tugas dan fungsinya dengan efisiensi. Kepala Kelurahan dalam melakukan suatu pekerjaan yang didukung oleh sumber daya dalam mencapai

(55)

tujuan. Salah satu hal yang menjadi sorotan untuk melihat kualitas kerja Kepala Kelurahan Lakawan adalah penggunaan waktu yang efektif dan efisien dalam pekerjaan dan pembagian beban kerja secara merata kepada bawahannya.

Berdasarkan wawancara dengan Kasi Pemerintahan Kelurahan Lakwan, M. Untung Adi Aqza yang menyatakan bahwa:

Pekerjaan yang kita lakukan sekarang ini ya harus disesuaikan dengan tugas dan fungsi masing-masing, khususnya saya sebagai Kasi Pemerintahan saya mencoba untuk mengerjakan apa yang menjadi tugas saya seefektif dan seefisien mungkin. Adapun masalah pembagian beban kerja tentunya disesuaikan dengan tupoksi masing-masing (Wawancara dengan HK tanggal 26 Juni 2020).

Hasil wawancara di atas diketahui bahwa kualitas kerja Kepala Kelurahan Lakawan dapat dilihat pada pelaksanaan beban kerja secara efektif dan efisien sesuai dengan tupoksi masing-masing perangkat Kelurahan.Sehingga aparatur desa mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tupoksi masing-masing dengan seefektif mungkin. Selain itu, pemberian beban kerja yang efektif haruslah merata di antara aparatur Kelurahan.

Wawancara dengan Kasi Pelayanan Umum Kelurahan Lakawan, Mardan, A. Md. Kom yang menyatakan bahwa:

Mengenai beban kerja apakah merata atau tidak kan sudah ada dalam tupoksi masing-masing, lagi pula sudah ada aturannya dan mengenai beban kerja itu saya kira sudah merata tinggal kitanya yang harus sadar untuk melaksanakan pekerjaan dengan efektif dan efisien (Wawancara dengan MR tanggal 27 Juni 2020).

Wawancara di atas diketahui bahwa dengan pemberian dan pelaksanaan beban kerja telah merata di setiap bidang aparatur dan pelaksanaannyapun

(56)

dilakukan dengan efektif dan efisien.Akan tetapi, kesemua itu tidak dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan tanpa pembinaan dari Kepala Kelurahan terutama pembinaan kedisiplinan. Pembinaan kedisiplinan ini dimaksudkan supaya Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang dan aparaturnya dalam melaksanakan beban kerja sesuai dengan tupoksi tetap konsisten pada bermacam ketentuan yang legal serta membuktikan kualitas kerja yang baik. Hal ini disampaikan oleh Camat Anggeraja Suparman P, S.E dalam wawancara yang menyatakan bahwa:

Meningkatkan kualitas kerja kepala kelurahan dan aparaturnya yang utama dilakukan yaitu pembinaan kedisiplinan, pembinaan kedisiplinan berupa pedoman atau kerangka konsep yang memuat dengan jelas Metode pembinaan dan tujuan serta target merupakan wujud kepala kelurahan yang bermental dan bernilai guna, berdaya guna serta bertanggung jawab melakukan dan melaksanakan tugas-tugas dan fungsinya dalam pemerintahan (Wawancara dengan SP tanggal 26 Juni 2020).

Hasil wawancara di atas disimpulkan bahwa dalam meningkatkan kualitas kerja kepala kelurahan dan aparaturnya dilakukan melalui pembinaan kedisiplinan. Pembinaan kedisiplinan inilah yang pada akhirnya dijadikan sebagai kerangka dasar dalam menilai mental dan nilai guna kepala kelurahan Lakawaan Kabupaten Enrekang sebagai pengemban amanah rakyat dengan tugas dan fungsinya dalam roda pemerintahan.

Menghasilkan kualitas kerja Kepala Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang dengan pemberian beban kerja secara merata melalui tupoksi kepada aparaturnya dan pelaksanaannya itupun dilakukan dengan efektif dan efisien. Menghasilkan kualitas kerja yang efektif dan efisien diperlukan pembinaan disiplin yang konsisten. Oleh karena itu, pemerintahan Kabupaten

(57)

Enrekang wajib menerapkan pembinaan kedisiplinan dalam pelayanan publik yang berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuan pemerintahan Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang. Sebab kedisiplinan dalam pemerintahan amat berarti untuk meningkatkan kualitas kerja aparatur pemerintah, karena tanpa kedisiplinan tidak akan tercapai tujuan yang hendak dicapai bersama.

Selain pembinaan kedisiplinan Kepala kelurahan, dalam meningkatkan kualitas kerja dibutuhkan kehadiran sumber daya manusia yang mumpuni. Faktor sumber daya manusia menempati posisi teratas dan menentukan berhasil tidaknya sebuah sistem dalam rangka peningkatan kualitas kerja, terutama yang berhubungan dengan sikap psikologi produktif yang merupakan sikap mementingkan pekerjaan dan efisiensi waktu sebagai rutinitas sehari-hari.

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Sekretaris Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang, Djumrah yang menyatakan bahwa:

Sumber daya menjadi bagian terpenting dalam rangka meningkatkan kualitas kerja kepala kelurahan.Ketika suatu pemerintahan ingin mencapai kualitas kerja yang baik tentunya pemilihan sumber daya yang baik, dalam hal ini mengerti dengan kondisi masyarakatnya dan memiliki sikap untuk mengembangkan daerah.Hal ini terlihat pada susunan kepengurusan Kelurahan Lakawan sekarang yang memiliki sumber daya yang masing-masing mumpuni dengan di setiap bidang (Wawancara dengan DJ tanggal 27 Juni 2020).

Wawancara di atas, disimpulkan bahwa sumber daya sebagai faktor utama dalam meningkatkan kualitas kerja. Sumber daya yang mumpuni memiliki keahlian tersendiri dalam seiap bidang masing-masing kepengurusan. Dengan penentuan sumber daya yang benar maka sebuah

(58)

lembaga pemerintahan akan senantiasa bertahan dalam waktu yang lama dan tentunya berdampak pada kesejahteraan masyarakatnya.

Sumber daya manusia dalam kepengurusan Kelurahan Lakawan Kabupaten Enrekang mulai dari Kepala hingga Kepala Seksi yang ada dalam struktur kepengurusan menempati bidang dengan keahlian masing-masing. Hal ini tentunya hasil dari kerja Kepala Kelurahan yang mampu menempatkan setiap bawahannya dengan posisi berdasarkan keahlian dan kemampuan masing-masing pengurus.

Pemilihan sumber daya manusia yang mampu menempati posisi sesuai dengan kemampuan tentunya disertai dengan kemampuan dalam pemberian layanan kepada masyarakat terutama masalah waktu. Pelayanan dengan durasi yang singkat akan memberikan rasa puas kepada masyarakat. Hal ini diungkapkan seorang masyarakat Kelurahan Lakawan, Rahmatia, yang menyatakan bahwa:

Ketika kita hendak melakukan pengurusan di Kantor Kelurahan, Ibu Lurah senantiasa ada dan paling cepat datang di Kantor. Begitupun dengan kepengurusannya sangat cepat dari waktu yang diharapkan sehingga sangat membantu dan Ibu Lurah sangat sigap dalam melayani masyarakat (Wawancara dengan RM tanggal 29 Juni 2020).

Wawancara di atas diketahui bahwa ketepatan waktu dalam mengurus keperluan masyarakat akan melahirkan kepuasan dan kenyamanan tersendiri untuk masyarakat itu sendiri. Efisiensi waktu yang digunakan akan berdampak kepada kualitas kerja dan mendapat penilaian tersendiri dari masyarakat. Kepala Kelurahan Lakawan dalam melayani keperluan masyarakat dengan efisiensi waktu yang baik dirasakan dampaknya bagi

Gambar

Gambar 2.1  Skema Kerangka Pikir ..............................................................
Gambar 2.1 Skema Kerangka Pikir Kinerja Kepala Kelurahan
Tabel 3.1 daftar informan
Gambar 3.1 Model analisis data interaktif
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

This study aims to find translation procedures from source language (English) to target language (Indonesian) used in translating the Eclipse novel which have

In this study, social capital is measured by three indicators, namely, trust, cooperativeness and the social network (a person’s participation in community activities).Welfare

For those who were multiple job holders in 2007, a higher percentage income increase from the primary job, the lower is the probability to move to single job holding. We argue

Metode Eliminasi Gauss merupakan metode yang dikembangkan dari metode eliminasi, yaitu menghilangkan atau mengurangi jumlah variable sehingga dapat diperoleh nilai dari suatu

Sehubungan dengan Penetapan Hasil Evaluasi Penawaran Pelelangan Paket Pekerjaan PERENCANAAN TEKNIK PEMELIHARAAN PERIODIK/ BERKALA JALAN SEBADU - SOMPAK, SEBADU - SEKILAP,

[r]

Setelah diadakan evaluasi terhadap dokumen kualifikasi yang Saudara ajukan pada pekerjaan Pengadaan Jasa Konsultansi Perencanaan Pembangunan Gedung Kantor Pengadilan