• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROVINSI DIY. A. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi DIY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROVINSI DIY. A. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi DIY"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

45 BAB II

GAMBARAN UMUM BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROVINSI DIY

Pada bab II ini penulis menjelaskan mengenai gambaran umum Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi DIY dan gambaran terhadap program Kampung KB di Yogyakarta.

A. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi DIY 1. LATAR BELAKANG BKKBN PROVINSI DIY

Berdirinya BKKBN Provinsi DIY dimulai dari kesanggupan pemerintah bahwa program KB adalah sebagai bagian intergral dan pembangunan lima tahun (REPELITA I) pemerintahan kemudian memutuskan untuk mengambil alih program KB menjadi program pemerintah sepenuhnya. Dengan keputusan Presiden No. 8 Tahun 1970 dibentuklah badan yang mengelola perkembangan program KB yaitu “Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional”. Keputusan Presiden tersebut yaitu tentang pembentukan badan untuk mengelola Program KB yang telah dirancang sebagai program nasional. Petanggung jawab umum penyelenggaraan program ada pada presiden dan dilakukan sehari-hari oleh Mentri Negara Kesejahteraan Rakyat dibantu Dewan Pembimbing Keluarga Berencana. Dasar pembentukan BKKBN yaitu:

1. Program keluaraga berencana perlu ditingkatkan dengan jalan lebih bermanfaat dan memperluas kemampuan fasilitas dan sumber yang tersedia.

(2)

46 2. Program perlu digiatkan pula dengan pengikutsertaan baik masyarakat

maupun pemerintahan secara maksimal.

3. Program keluarga berencana perlu diselenggarakan secara teratur dan terencana kearah terwujudnya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Tugas pokok Badaan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional yaitu sebagai berikut:

1. Menjalankan koordinasi, integrasi dan sinkrinisasi terhadap usaha pelaksanaan program KB Nasional yang dilakukan Unit-unit pelaksanaan.

2. Mengajukan saran-saran kepada pemerintah mengenai pokok kebijaksanaan dan masalah-masalah penyelenggaraan Program KB Nasional.

3. Menyusun pedoman pelaksanaan Kb atas dasar pokok-pokok kebijaksanaan yang ditetapkan oleh pemerintah.

4. Mengadakan kerja sama antara Indonesia dengan Negara-negara asing maupun badan-badan internasional dalam bidang KB selaras dengan kepentingan Indonesia sesuai dengan prosedur yang berlaku.

5. Mengatur penampungan dan mengawasi penggunaan segala jenis bantuan baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Berdasarkan ketentuan yang berlaku sesuai dengan ketatapan pemerintah maka dibentuklah BKKBN pada Pelita I tahun 1969-1974 meliputi 6 Provinsi yaitu: Jawa Bali (DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali). Keenam provinsi tersebut merupakan daerah yang terbesar

(3)

47 jumlah penduduknya di Indonesia, yang merupakan daerah perintis pertama dari program BKKBN. Perkembangan selanjutnya dibentuk BKKBN kabupaten/kotamadya secara berangsur-angsur. Kemudian pada tahun 1972 keluarlah putusan presiden No. 33 Tahun 1972, status badan ini diperjelas menjadi lembaga pemerintahan non departmen yang berkedudukan langsung dengan presiden dengan fungsi yaitu membantu presiden dalam menetapkan kebijakan pemerintahan di bidang KB nasional dan mengkoordinir pelaksanaan program KB nasional. Disusul kemudian pada tahun 1978 Presiden mengeluarkan keputusan No. 38 Tahun 1987 sebagai tindak penyempurnaan organisasi dari tata kerja BKKBN, perkembangan program kependudukan dan KB serta penyesuaian personil. Tugas dari BKKBN yaitu:

1. Melakukan koordinasi program BKKBN di daerah program KB di provinsi.

2. Melakukan koordinasi program kependudukan yang mendukung program KB di provinsi.

3. Melakukan pembinaan program KB dan program kependudukan yang mendukung di provinsi.

4. Mengelola keuangan, perlengkapan dan pembekalan program 5. Melaksanakan supervisi semua jenis

6. Melaksanakan urusan TU perwakilan BKKBN Provinsi yang memberikan servis atau pelayanan pengelolahan KB

Sumber: Sejarah perkembangan Keluarga Berencana dan Program Kependudukan.

(4)

48 2. LOKASI

a. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Jalan Parmata No. 1 Halim Perdanakusuma Jakarta Timur.

b. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi DIY Jl.kenari No. 58 Timoho Yogyakarta, Telp (0278)513422, 520162

3. VISI dan MISI

Visi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi DIY adalah

“Mewujudkan Kualitas Hidup Masyarakat yang Tinggi, Maju dan Sejahtera”.

Misi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi DIY adalah

“Menyelenggarakan Keluaraga Berencana dan Kesehatan Reproduksi”.

4. FUNGSI

a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera.

b. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKKBN

c. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintahan, swasta, LSOM dan Masyarakat di bidang Keluaraga Berencana dan Keluaraga Sejahtera

d. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum dibidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hokum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

(5)

49 5. KEWENANGAN

a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya.

b. Perumusan kebijakan di bidang nya untuk mendukung pembangunan secara makro

c. Perumusan kebijakan pengendalian angka kelahiran dan penurunan angka kematian ibu, bayi dan anak

d. Penetapan sistem informasi di bidangnya

e. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangn yang berlaku yaitu:

1. Perumusan dan pelaksanaan kegiatan tertentu di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera

2. Perumusan pedoman pengembangan kualitas keluarga 6. FILOSOFI dan STRATEGI

a. Filosofi

Menggerakan Peran Serta Masyarakat Dalam Keluarga Berencana b. Grand Strategi

1. Menggerakan dan memberdayakan seluruh masyarakat dalam program KB

2. Menata kembali pengelolaan program KB 3. Memperkuat SDM Oprasional Program KB

4. Meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga melalui pelayanan KB

5. Meningkatkan pembiayaan program KB

(6)

50 7. TUGAS POKOK

Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku perumusan kebijakan teknis pemberdayaan masyarakat dan perempuan dan keluaraga berencana.

Sumber: (http://yogya.bkkbn.go.id.12februari 2016) 8. STRUKTUR ORGANISASI

Berdasarkan (KEPMEN PP/KA. BKKBN NOMOR 70/HK-010/B5/2001), susunan organisasi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi DIY adalah sebagai berikut:

a. Kepala b. Sekertariat

1. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan 2. Sub Bagian hukum dan Kepegawaian 3. Sub Bagian Tata usaha

4. Sub Bagian Perlengkapan dan Perbekalan c. Bidang Informasi Keluarga dan Analisis program

1. Seksi Pengelolahan, Pelayanan Informasi dan Dokumentasi 2. Seksi Analisis dan Evaluasi Program

3. Seksi Pelaporan dan Statistik

d. Bidang Pengendalian Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi 1. Seksi Peningkatan Partisipasi Pria

2. Seksi Remaja dan Perlindungan Hak-hak Reproduksi

(7)

51 3. Seksi Jaminan dan Pelayanan Keluarga Berencana

4. Seksi Penganggulangan Masalah Kesehatan Reproduksi dan Kelangsungan Hidup Ibu, Bayi dan Anak

e. Bidang Pengendalian Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga 1. Seksi Advokasi, Komunikasi, Informasi, dan Edukasi

2. Seksi Institusi dan Peranserta

3. Seksi Pemberdayaan Ekonomi Keluarga

4. Seksi Pengembangan Ketahanan Keluarga dan Peningkatan Kualitas Lingkungan Keluarga

f. Balai Pelatihan dan Pengembangan 1. Sub Bagian Tata Usaha

2. Seksi Program dan Evaluasi 3. Seksi Penyelenggaraan g. Bidang Supervisi

1. Seksi Supervisi Program dan Ketenagaan 2. Seksi Supervisi Umum

9. Fungsi dan Tugas

Masing-masing pegawai dalam Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi DIY memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:

A. Kepala

Kepala Dinas merupakan pemegang kebijakan dan kewenangan umum tertinggi dalam Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi

(8)

52 DIY baik ke dalam maupun ke luar dan memberikan bimbingan, petunjuk, perintah, mengawasi serta mengendalikam tugas bawahannya.

B. Sekretaris

Bagian sekretaris mempunyai fungsi melaksanakan pelayanan administrasi dan pengelolaan sumber daya di lingkungan BKKBN Propinsi. Bagian ini mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Menyusun, menganalisa dan mengevaluasi konsep-konsep petunjuk teknis dibidang kesekretariatan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di wilayah Propinsi.

2. Menyusun, menganalisa dan mengevaluasi konsep-konsep kebijaksanaan operasional dibidang pelaksanaan pengelolaan kesekretariatan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera diwilayah propinsi meliputi: urusan dalam, protokol, surat-menyurat, hukum, organisasi, tatalaksana, kepegawaian dan tenaga program, keuangan dan anggaran serta sarana.

3. Menyusun, menganalisa dan mengevaluasi konsep rencana kebutuhan pegawai BKKBN diwilayah propinsi, jangka pendek dan jangka panjang.

4. Menyampaikan laporan kepada Kepala BKKBN propinsi mengenai tugastugas pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan.

5. Melakukan tugas-tugas pekerjaan lainnya sesuai dengan petunjuk Kepala BKKBN Propinsi.

(9)

53 C. Bidang Informasi Keluarga dan Analisis Program

Bidang Informasi Keluarga dan Analisis Program mempunyai fungsi melaksanakan pengelolaan informasi keluarga dan analisis program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di Propinsi. Bagian ini mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Menyusun konsep-konsep petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis di bidang informasi keluarga dan analisis program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di Propinsi.

2. Menyusun Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) dan sasaran program keluarga berencana nasional di propinsi.

3. Melakukan pengendalian pelaksanaan analisis dan evaluasi informasi program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera.

4. Melakukan pelaksanaan pelaporan dan pengelolaan statistik di bidang informasi program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera.

5. Melakukan hubungan kerja dengan komponen intern dan instansi teknis terkait dalam bidang informasi keluarga dan analisis program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di propinsi.

D. Bidang Pengendalian Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi Bidang Pengendalian Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi mempunyai fungsi melaksanakan penyiapan kebijakan operasional dan

(10)

54 pengendalian program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di propinsi. Bagian ini mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Menyusun rencana kebijakan dan strategi operasional serta pengendalian program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi, dan menyusun kegiatan dan anggaran bidang pembangunan program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

2. Menyusun pedoman, juklak, dan juknis pelaksanaan program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di regional wilayah Propinsi.

3. Menyusun konsep kebijaksanaan dan strategi pengelolaan kebijakan operasional keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

4. Menyempurnakan pedoman petunjuk pelaksanaan kebijakan operasional keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.

5. Melakukan upaya-upaya terciptanya keterpaduan dan sinkronisasi kebijakan operasional keluarga berencana dan kesehatan reproduksi di regional wilayah propinsi.

E. Bidang Pengendalian Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Bidang Pengendalian Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga mempunyai fungsi melaksanakan penyiapan kebijakan operasional dan pengendalian program keluarga sejahtera dan pemberdayaan keluarga di propinsi. Bagian ini mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Menyusun/merevisi konsep kebijaksanaan dan strategi pelaksanaan program advokasi dan komunikasi informasi edukasi serta institusi dan

(11)

55 peran serta, pemberdayaan ekonomi keluarga, pengembangan ketahanan keluarga, dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga.

2. Menyusun/ merevisi pedoman petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis pelaksanaan program advokasi dan komunikasi informasi edukasi serta institusi dan peran serta, pemberdayaan ekonomi keluarga, pengembangan ketahanan keluarga, dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga.

3. Melakukan upaya-upaya terciptanya keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanaan program advokasi dan komunikasi informasi edukasi serta institusi dan peran serta, pemberdayaan ekonomi keluarga, pengembangan ketahanan keluarga, dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga.

4. Melakukan upaya-upaya tercapainya pengembangan pelaksanaan program advokasi dan komunikasi informasi edukasi serta institusi dan peran serta, pemberdayaan ekonomi keluarga, pengembangan ketahanan keluarga, dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga.

5. Melakukan hubungan kerja dengan komponen dan instansi teknis terkait dalam pelaksanaan program advokasi dan komunikasi informasi edukasi serta institusi dan peran serta, pemberdayaan ekonomi keluarga, pengembangan ketahanan keluarga, dan peningkatan kualitas lingkungan keluarga.

(12)

56 F. Balai Pelatihan dan Pengembangan

Balai Pelatihan dan Pengembangan mempunyai fungsi melaksanakan pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di propinsi. Bagian ini mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Melakukan identifikasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di propinsi.

2. Menyusun rencana dan anggaran kegiatan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di propinsi.

3. Menyusun dan mengembangkan kurikulum, materi dan media pembelajaran pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di propinsi.

4. Menyusun dan mengembangkan metodologi pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di propinsi.

5. Menyusun konsep pengembangan kediklatan pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di propinsi.

(13)

57 G. Bidang Supervisi

Bidang Supervisi mempunyai fungsi melaksanakan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan program keluarga berencana nasional dan pembangungan keluarga sejahtera di lingkungan BKKBN propinsi. Bagian ini mempunyai tugas sebagai berikut:

1. Menyusun petunjuk pelaksanaan, dan petunjuk teknis dibidang supervisi program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di propinsi.

2. Menyusun kebijaksanaan operasional di bidang pelaksanaan supervisi program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di wilayah propinsi, meliputi: supervisi program dan ketenagaan serta supervisi umum.

3. Melakukan pengendalian pelaksanaan supervisi program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera.

4. Melakukan hubungan kerja dengan komponen intern dan instansi terkait dalam bidang pelaksanaan pemeriksaan pengelolaan program keluarga berencana nasional dan pembangunan keluarga sejahtera di propinsi.

5. Melakukan upaya lanjut hasil pemeriksaan pengelolaan program keluarga berencana nasionai dan pembangunan keluarga sejahtera.

Sumber: Uraian Pekerjaan Pejabat di BKKBN Propinsi DIY.

(14)

58 B. Program Kampung Keluaraga Berencana (KKB)

1. Latar Belakang Kampung KB

Kampung KB menjadi salah satu inovasi strategis untuk dapat mengimplentasikan kegiatan-kegiatan prioritas KKBPK secara utuh di lini lapangan. Kampung KB merupakan salah satu bentuk/model miniature pelaksanaan total Program KKBPK secara utuh yang melibatkan seluruh bidang di lingkungan BKKBN dan bersinergi dengan kementrian/lembaga, mitra kerja, stakeholdersbinstansi terkait sesuai dengan kebutuhan dan kondisi wilayah, serta dilaksanakan di tingkatan pemerintahan terendah (sesuai persyaratan penentu lokasi kampung KB) diseluruh kabupaten atau kota. Definisi Kampung KB pada

“kamus istilah Kependudukan dan KB” yang diterbitkan oleh Direktorat Teknologi Informasi dan Dokumentasi. “Kampung KB adalah salah satu upaya penguatan program KKBPK yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat dalam memberdayakan dan member kemudahan kepada masysrakat untuk memperoleh pelayanan total program KB sebagai upaya memwujudkan keluarga kecil yang berkualitas.

2. Tujuan

a. Tujuan Umum:

Meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau setara, melalui program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga serta membangun sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas.

(15)

59 b. Tujuan Khusus:

1. Meningkatkan peran pemerintah, pemerintah daerah, lembaga non pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi, pendampingan, dan pembinaan masyarakat untuk menyelenggarakan program kependudukan, keluarga berencana, pembangunan keluarga dan pembangunan sector terkait.

2. Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pembangunan berwawasan kependudukan.

3. Meningkatkan jumlah peserta KB aktif modern.

4. Meningkatkan ketahanan keluarga melaui program Bina Keluarga Balita, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Lansia, dan Pusat Informasi Konseling Remaja.

5. Meningkatkan pemberdayaan keluarga melaui kelompok.

6. Menurunkan angka kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

7. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

8. Meningkatkan rata-rata lama sekolah penduduk usia sekolah.

9. Meningkatkan sarana dan prasarana pembangunan kampung.

10. Meningkatkan sanitasi dan lingkungan kampung yang sehat dan bersih.

11. Meningkatkan kualitas keimanan para remaja/mahasiswa dalam bidang keagamaan.

(16)

60 3. Kriteria Kampung KB

Kriteria pemilihan Kampung KB ialah:

a. Kriteria Utama

1. Jumlah Pra-KS dan KS-1 (miskin) diatas rata-rata, Pra KS dan KS-1 tingkat desa/kelurahan dimana kampong itu berada

2. Jumlah peserta KB dibawah rata-rata pencapaian peserta KB tingkat desa/kelurahan dimana kampong tersebut berada

b. Kriteria Wilayah

Kumuh, Pesisir/Nelayan, Daerah Aliran Sungai/ DAS, Bantaran Kereta Api, Kawasan Miskin (termasuk miskin perkotaan), Terpencil, Perbatasan, Kawasan Industri, Kawasan Wisata, Padat Penduduk.

4. Sasaran Kampung KB a. Sasaran

1. Keluarga 2. Remaja

3. Penduduk, lanjut usia (lansia) 4. Pasangan usia subur (PUS) 5. Keluarga dengan balita 6. Keluarga dengan remaja 7. Keluarga dengan lansia

8. Sasaran sektor sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

b. Pelaksanaan

1. Kepala Desa/lurah

(17)

61 2. Ketua RW

3. Ketua RT

4. PKB/PLKB/TPD

5. Petugas Lapangan Sektor Terkait

6. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Tingkat Desa/kelurahan 7. Institusi Masyarakat Pedesaan (PPKBD dan Sub PPKBD)

8. Tokoh Masyarakat 9. Kader

5. Subtansi Kampung KB a. Program Kependudukan b. Keluarga Berencana

c. Menjaga Lingkungan Kampung yang Sehat dan Bersih d. Life Skills Educations

e. Family Life Educations 6. Kegiatan Pokok

a. Perumusan dan penetapan kebijakan program Kampung KB b. Peningkatan akses dan kualitas Program Kampung KB

c. Penguatan dukungan dan pertisipasi masyarakat terhadap program Kampung KB.

7. Strategi Kampung KB

Strategi yang telah ditetapkan pada program kampung KB dan diharapkan mampu terwujud yaitu:

(18)

62 1) Menurunkan rata-rata laju pertumbuhan penduduk tingkat nasional (persen per tahun) dari 1,38 persen/tahun tahun 2015 menjadi 1,21 persen pada tahun 2019.

2) Menurunkan Total Fertility Rate (TFR) per perempuan usia reproduksi dari 2,37 tahun 2015 menjadi 2,28 pada tahun 2019

3) Meningkatnya Contraceptive Prevalence Rate (CPR) semua metoda dari 65,2 persen menjadi 66 persen

4) Menurunya kebutuhan ber-KB tidak terlayani/unmetneed dari jumlah pasangan usia subur dari 10,6 persen tahun 2015 menjadi 9,91 persen tahun 2019

5) Menurunya Age Specific Fertility Rate (ASFR) dari 46 pada tahun 2015 menjadi 38 per 1000 perempuan kelompok usia umur 15-19 tahun pada tahun 2019

6) Menurunya persentase kehamilan yang tidak diinginkan dari wanita usia subur dari 7,1 persen tahun 2015 menjadi 6,6 persen tahun 2019.

8. Kelompok Kerja (Pokja)

Kelompok Kerja atau yang disingkat Pokja ini merupakan sebuah kelompok kerja yang dibentuk oleh BKKBN Provinsi DIY sebagai kelompok yang menjalankan program Kampung KB langsung kepada masyarakat. Jadi setiap program yang diberikan oleh BKKBN Provinsi DIY kelompok Pokja ini yang menjalankan, mengawasi dan melaporkan setiap kegiatan yang berlangsung di Kampung KB kepada BKKBN Provinsi DIY.

Referensi

Dokumen terkait

Pihak lain yang bukan direktur utama/pimpinan perusahan/pengurus koperasi yang namanya tidak tercantum dalam akta pendirian/anggaran dasar, sepanjang pihak lain

Berdasarkan Gambar 4, dari data hasil pengukuran menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 551 nm, untuk semua variabel x baik tanpa katalis,

Jika di ketahui waktu (dalam menit) yang dibutuhkan antar kota seperti pada gambar berikut, dan Badu ingin mencari rute terpendek dari beberapa rute tersebut.. Selesaikan

Implementasi dari musrenbang daerah berpedoman kepada Surat Edaran Bersama antara Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Ketua BAPPENAS dan Menteri Dalam Negeri Nomor

memperoleh pengalaman praktis yang sudah tentu akan sangat berguna dalam menunjang disiplin ilmu yang penulis miliki, juga untuk mengetahui sampai seberapa jauh

Permutations arise when we choose r objects in succession from a population of n distinct objects (referred to as sampling without replacement). In this case, the number

tersebut disebabkan oleh latar belakang dan karekter, serta pengalaman kepala sekolah yang berbeda. Demikian pula dengan motivasi kerja guru, setiap guru mempunyai motivasi

lain, yang berbit erat dengan riset hu sendiri. Proposal riset hendalcnya m em berikan suatu gam baran alur pikk realdk, .. mudah difaharn i, dan m enggunakan