• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA. 1. Keberhasilan yang dicapai Sebelum Kemerdekaan Sampai 1965

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PROFIL PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA. 1. Keberhasilan yang dicapai Sebelum Kemerdekaan Sampai 1965"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PROFIL PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUMATERA UTARA

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

1. Keberhasilan yang dicapai Sebelum Kemerdekaan Sampai 1965

Sejarah kelistrikan di Sumatera Utara bukanlah baru. Kalau listrik mulai ada di wilayah Indonesia Tahun 1893 didaerah batavia (Jakarta sekarang), maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan yang sekarang ada di Jl. Listrik No. 12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM perusahaan swasta Belanda.

Kemudian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung pura dan Pangkalan Brandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NVIWM) Brastagih dan Tarutung (1929), Tanjung Balai (1931) milik Gemeente – Kotapraja, Labuhan Bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937).

Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih pengelolaan Perusahaan Listrik Swasta Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerja dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera Utara, Perusahaan Listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur orgnisasi pemerintahan tentara Jepang waktu itu.

Setelah Proklamasi RI 17 Agustus 1945, dikumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan Listrik diseluruh penjuru tanah air untuk mengambil alih perusahaan listrik milik swasta Belanda dari tangan Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah diambil alih itu diserahkan kepada Pemerintah RI dalam hal ini

(2)

Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu,maka dengan Penetapan Pemerintah NO. 1 SD/45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Sejarah memang membuktikan bahwa dalam suasana yang makin memburuk dalam hubungan Indonesia – Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) UUD 1945.

Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Lisrik Negara Distributor Cabang Sumatera Utara (Sumatera Timur dan Tapanuli)yang mula – mula dikepalai R.Sukarno (merangkap kepala di Aceh), tahun 1959 dikepalai oleh Ahmad Syaifullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri PPUT No. 16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan diubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar, Riau menjadi PLN Ekploitasi. Tahun 1965, PBU PLN dibubarkan dengan Peraturan Menteri PUT No. 9/PRT/64 DAN Peraturan Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan pembagian daerah kerja PLN menjadi 15 Kesatuan daerah Ekploitasi. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.

2. Perubahan dari Eksploitasi I Sampai Wilayah II

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Ekploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. KPTS s009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi menjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Sibolga, P.Siantar (Berkedudukan di Tebing Tinggi).

PP No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum

(3)

Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggung jawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik ke seluruh Wilayah RI. Dalam SK Menteri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara dirubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.

3. Perubahan Perum menjadi Persero

Setelah di keluarkannya peraturan pemerintah No. 23/1994 tanggal 16 Juni 1994 maka ditetapkan status PLN sebagai Persero. Adapun yang melatarbelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi listrik yang terus meningkat dewasa ini. Pada abad 21 nanti, PLN tidak dapat tidak harus mampu menghadapi tantangan yang ada. PLN harus mampu menggunakan tolak ukur Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, desentralisasi, profit center dan cost center. Untuk mencapai tujuan PLN meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perkembangan industri pada PJPT II yang tanggungjawabnya cukup besar dan berat, kerjasama dan hubungan yang harmonis dengan instansi dan lembaga yang terkait perlu dibina dan ditingkatkan terus.

4. Pemisahan Wilayah, Perkembangan dan Penyaluran

Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, hal ini ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi-indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi

(4)

pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara dimasa-masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan Nomor 078.K/023/DIR/1996 tanggal 8 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (Persero) Pembangkit dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara. Dengan pembentukan Organisasi baru PT PLN (Persero) Pembangkit dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara yang dipisah dari PT PLN (Persero) Wilayah II, maka fungsi- fungsi pembangkitan dan penyaluran yang sebelumnya dikelola PT PLN (Persero) Wilayah II terpisah tanggung jawab pengelolaannya ke PT PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PT PLN (Persero) Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik. Pada Tahun 2003 PT PLN (Persero) Wilayah II Berubah Menjadi PT PLN (Persero)Wilayah Sumatera Utara.

B. Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang digunakan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara adalah berbentuk garis staff, dimana kekuasaan dan tanggung jawab mengalir dalam suatu garis, bagian masing-masing dan bertanggung jawab pada bagian yang paling tinggi. Struktur organisasi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dapat dilihat pada Lampiran I.

(5)

C. Uraian Tugas

1. Bidang Perencanaan

Bertanggung jawab atas tersusunnya perencanaan kerja, system manajemen kinerja, perencanaan investasi, dan pengembangan aplikasi system informasi, untuk mendukung upaya pengusahaan tenaga yang memiliki efisiensi mutu kendali yang baik serta upaya pencapaian sasaran dan ketersediaan kerangka acuan pelaksanaan kerja.

a. Menyusun rencana umum wilayah:

1. RUPLTL (Rencana Umum Pengembangan Tenaga Listrik) 2. RJP (Rencana Jangka Panjang)

3. RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) bersama bidang-bidang terkait

4. Rencana Pengembangan Sistem Ketenagalistrikan b. Menyusun system manajemen unit-unit kerja

c. Menyusun metode evaluasi kelayakan investasi dan melakukan penilaian finansialnya

d. Menyusun program pengembangan aplikasi system informasi 1. Rencan pengembangan aplikasi

2. SOP Pengelolaan aplikasi

e. Menyusun dan mengelola manajemen mutu f. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik g. Menyusun laporan manajemen dibidangnya

(6)

2. Bidang Teknik

Bertanggung jawab atas tersusunnya strategi, standarisasi dan penerapan system pengelolaan jaringan distribusi serta penerapan manajemen lingkungan dan keselamatan ketengalistrikan untuk mendukung upaya pencapaian sasaran dan ketersedian kerangka acuan pelakanaan kerja.

a. Menyusun dan membina penerapan system pengolaan jaringan distribusi:

1. Strategi pengoperasian dan pemeliharaan

2. Standar operasi dan pemelihraan serta standar penerapan dan pengujian peralatan

3. Standar desain dn criteria knstruksi 4. Manajemen pengadaan dan perbekalan

5. Pengendalian Susut energy Listrik dan gangguan serta Usulan perbaikan 6. Ketentuan data induk jaringan distribusi

b. Menyusun rencana kegiatan konstruksi dan administrasi pekerjaan serta membina penerapannya

c. Menyusun kebijakan dan membina penerapan manajemen lingkungan dan keselamatan ketenagalistrikan

d. Membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya e. Menyusun dan mengelola manajemen mutu

f. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik g. Menyusun laporan manajemen dibidangnya

(7)

3. Bidang Niaga

Bertanggung jawab atas upaya pencapaian target pendapatan dari penjualan tenaga listrik, pengembangan pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan pelanggan serta transaksi pembelian tenaga listrik yang memberikan nilai tambah pada perusahaan: serta ketersediaan standar pelaksanaan kerja dan terciptanya interaksi kerja yang baik antar unit-unit pelaksana.

a. Menyusun:

1. Ketentuan dan strategi pemasaran

2. Rencana penjualan energy dan rencana pendapatan b. Mengevaluasi harga jual energy listrik

c. Menghitung biaya penyediaan tenaga listrik d. Menegosiasi harga jual-beli tenaga listrik e. Menyusun:

1. Strategi dan pengembangan pelayanan pelanggan 2. Standard an produk pelayanan;

3. Ketentuan data induk pelanggan (DIL) dan data induk saldo (DIS) 4. Konsep kebijakan system informasi pelayanan pelanggan

f. Melakukan pengendalian DIS dan opname saldo piutang

g. Mengkoordinasikan pelaksanaan penagihan kepada pelanggan tertentu antara lain TNI/POLRI dan instansi vertical

h. Mengkaji pengelolaan pencatatan meter dan menyusun rencana penyempurnaannya

i. Menyusun mekanisme interaksi antar unit pelaksana

(8)

j. Menyusun rencana pengembangan usah baru serta pengaturannya

k. Membuat usulan RKAP bersama dengan Bidang Perencanaan dan bidang lainnya

l. Menyusun dan mengelola manajemen mutu m. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik n. Menyusun laporan manajemen dibidangnya

4. Bidang Sumber Daya Manusia dan Administrasi

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan pengelolaan manajemen SDM dan organisasi, administrasi kepegawaian dan hubungan industrial; pengelolaan administrasi kesekretariatan, komunikasi masyarakat dan hukum; dan pengelola keamanan, sarana dan prasarana kantor serta pembinaan lingkungan untuk mendukung kelancaran kerja organisasi.

a. Mengelola:

1. Pengembangan organisasi dan manajemen 2. Pengembangan sumber daya manusia 3. Manajemen sumber daya manusia 4. Administrasi dan data kepegawaian b. Membina hubungan industrial

c. Mengelola:

1. Sertifikasi asset

2. Dokumentasi dan perpustakaan

3. Administrasi dan kesekretariatan, protocol dan rumah tangga induk

(9)

d. Mengelola:

1. Komunikasi kemasyarakatan dan pelanggan 2. Pasilitas dan prasarana kerja

3. Sistem keamanan dan pengamanan kantor e. Mengelola program bina/peduli lingkungan

f. Melakukan advokasi hokum dan peraturan-peraturan perushaan g. Membuat usulan RKAP yang terkait dengan bidangnya

h. Menyusun dan mengelola manajemen mutu i. Menerapkan tata kelola perusahaan yang baik j. Menyusun laporan manajemen dibidangnya

5. Audit Internal

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan audit internal sesuai program kerja pemeriksaan tahunan dan pemantauan tindak lanjut hasil temuan, pembinaan dan penyempurnaan system manajemen dan opersioanal untuk mendukung terlaksananya tata kelola perusahaan yang baik.

a. Menyusun program pemeriksaan tahunan sesuai program kerja perusahaan b. Melaksanakan audit internal yang meliputi audit keuangan, teknik dan

manajemen dan SDM

c. Memberikan masukan dan rekomendasi yang menyangkut proses manajemen dan operasional

d. Memonitori tindak lanjut temuan hasil audit internal e. Menyusun laporan manajemen bidangnya

(10)

D. Kinerja Usaha Terkini

Adapun Kinerja Usaha Terkini yang telah dicapai oleh PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara adalah:

1. PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara telah menjalin kerjasama dengan PT. INALUM untuk mengatasi Defisit Produksi Listik.

2. PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara pada saat ini telah mampu meminimalisir Pencurian Arus Listrik dengan mengadakan Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL).

E. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan PT. PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara pada tahun 2009 adalah meningkatkan jumlah pasokan listrik, menjadi kerja sama dengan instansi-instansi dan memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada konsumen.

Referensi

Dokumen terkait

Ek noem enkele studies om dit te illustreer: Forrester Church 1978:17–33 verkies die tradisionele benadering: die brief word as ’n voorbeeld van deliberatiewe retoriek geklassifiseer,

Modifikasi model terhadap HSS Gama 1 juga meningkatkan keakuratan pendugaan waktu puncak yang ditunjukkan oleh perubahan nilai ETp dari 0,43 jam menjadi 0 jam, yang berarti

F hitung sebesar 50,906; sedangkan F Tabel adalah sebesar 2,80 dengan tingkat signifikansi pada derajat kepercayaan 5 persen, karena F hitung lebih besar dari pada F Tabel,

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh karakteristik akseptor vasektomi (meliputi : pendidikan, pekerjaan, pendapatan,

Novita lamria Simatupang: Analisa laporan Keuangan Sebagai Dasar Pengambilan Keputusan Manajemen pada..., 200 USU e-Repository © 2008... Novita lamria Simatupang: Analisa

Rika Meutia : Penggunaan Bahan Restorasi Compomer di Kedokteran Gigi, 2005... Rika Meutia : Penggunaan Bahan Restorasi Compomer di Kedokteran

Adaptable building which is able to respond and adjust towards the changing needs throughout its life span maximizes the investment value of resources and energy used in

We then generated PDFs of the scatterings derived from data observed using concrete blocks with different orientation an- gles, and from an ALOS/PALSAR image. Analysis of the PDFs

The 3D models extracted are characterized by high resolution data (0.5 cm and 5 cm for TLS and terrestrial photogrammetry respectively) but different precisions