• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BRAND SWITCHING PADA PRODUK SEPEDA MOTOR YAMAHA KE SEPEDA MOTOR HONDA DI KOTA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BRAND SWITCHING PADA PRODUK SEPEDA MOTOR YAMAHA KE SEPEDA MOTOR HONDA DI KOTA MEDAN"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

DI KOTA MEDAN

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

DisusunOleh : M FADHIL ASHARY

140907031

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2019

(2)

PENGARUH FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BRAND SWITCHING PADA PRODUK SEPEDA MOTOR YAMAHA KE SEPEDA

MOTOR HONDA DI KOTA MEDAN

Nama : M. Fadhil Ashary

Nim : 140907031

Program Studi : Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Onan M Siregar, M.Si

Penelitian ini berdasarkan suatu fenomena yang cukup menarik yang tidak terlepas dari kebutuhan akan terhadap alat transportasi masyarakat yang ingin memiliki sepeda motor yang saat ini semakin besar, hal tersebut dikarenakan seiring tuntutan gaya hidup masyarakat yang semakin meningkat yang dimana sangat dibutuhkan oleh banyak orang selain harganya terjangkau dan mudah perawatannya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atribut proudk, harga dan promosi pada brand switching produk sepeda motor Yamaha ke sepeda motor Honda di kota medan.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Metode pengambilan sampel adalah purposive samplingdengan jumlah responden sebanyak 96 orang responden. Metode analisis yang digunakan adalah uji instrumen, uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, uji determinasi, dan pengujian hipotesis.

Hasil penelitian ini menunjukkan variabel atribut produk, variabel harga dan varibael promosi memiliki pengaruh positif dan signifikan pada brand switching. Dengan determinasi 0,448, sehingga besarnya pengaruh variabel atribut produk, variabel harga dan varibael promosi memiliki pengaruh positif dan signifikan pada brand switching. sebesar 44,8% sedangkan sisanya sebesar 55,2%

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Atribut Produk, Harga, Promosi, dan Brand Switching

(3)

KOTA MEDAN

Name : M. Fadhil Ashary

Nim : 140907031

Study Program : Business Administration

Faculty : Social Science and Political Science Advisor : Onan M Siregar, M.Si

This research is based on an interesting phenomenon which is inseparable from the need for transportation of people who want to own a motorbike that is currently getting bigger, this is because the demands of people's lifestyles are increasing which is needed by many people besides the affordable price and easy maintenance.

This study aims to determine how much influence the attributes of pride, price and promotion on brand switching Yamaha motorcycle products to Honda motorcycles in the city of Medan.

This study uses quantitative research methods with an associative approach. The sampling method was purposive sampling with the number of respondents as many as 96 respondents. The analytical method used is the instrument test, classic assumption test, multiple linear regression test, determination test, and hypothesis testing.

The results of this study indicate product attribute variables, price variables and promotional variables have a positive and significant influence on brand switching. With the determination of 0.448, so the magnitude of the influence of product attribute variables, price variables and promotional variables has a positive and significant influence on brand switching. amounting to 44.8% while the remaining 55.2% is influenced by other factors not examined in this study.

Keywords: Product Attributes, Prices, Promotions, and Brand Switching

(4)

Segala puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kasih dan karuniaNya kepada saya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu dari syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sajana Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini ditulis memperluas pengetahuan penulis dan pembaca tentang“Pengaruh Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Brand Switching Pada Produk Sepeda Motor Yamaha ke Sepeda Motor Honda Di Kota Medan”. Dalam penulisan skripsi ini, Pada kesempatan ini, saya sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada saya sampai penulisan skipsi ini dapat saya selesaikan dengan baik. Secara khusus saya mengucapakan terima kasih kepada:

1. Ayahanda M. Hasan dan Ibunda Sri Yuliati yang merupakan orang tua saya yang tercinta.

2. M. Farhan Syahputra, Vidryan Azizi, dan Hascilia Azzahra adik saya yang tercinta.

3. Bapak Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

(5)

Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Beti Nasution, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

6. Bapak Onan M Siregar, M.Si selaku Dosen Pembimbing skripsi saya yang telah membimbing saya dalam pengerjaan skripsi saya.

7. Ibu Siswati Saragi, S.Sos, M.SP dan Farid, SH selaku Staff Pengajar dan Bagian Administrasi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara yang begitu baik atas segala bantuan yang bermanfaat bagi peneliti.

8. Seluruh Staff Pengajar di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

9. Teman – teman seperjuangan mulai dari awal masa perkuliahan hingga berakhirnya masa perkuliahan yakni yakni Azhar Nasution, Boy Lumban Gaol. Endang Damanik, Sarah Gita, Satria Sumarlan, Faisal Azizi Purba, Akbar Hasibuan, Angky Zefanya dan Adi Kesumah

10. Kelompok Magang PT.London Sumatera Indonesia,Tbk Tj. Morawa Sei Merah yakni Satria Sumarlan, Faisal Azizi Purba, Akbar Hasibuan, Angky Zefanya dan Adi Kesumah.

11. Buat semua kawan – kawan di Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis, secara khusus kelas A Angkatan 2014 yang luar biasa. Terima kasih atas kebersamaan kita selama ini.

(6)

pembaca skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua, sekian dan Terima Kasih.

Medan, 24 Januari 2019

M. Fadhil Ashary

(7)

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KERANGKA TEORI ... 7

2.1 Merek ... 7

2.1.1 Definisi Merek ... 7

2.1.2 Tujuan Merek ... 7

2.1.3 Manfaat Merek ... 8

2.1.4 Karakteristik Merek ... 8

2.1.5 Indikator Kekuatan Suatu Merek ... 9

2.2 Brand Switching ... 9

2.2.1 Pengertian Brand Switching ... 9

2.5.2 Faktor-faktor Brand Switching ... 10

2.2.3 Tipe-tipe Brand Switching ... 12

2.2.4 Indikator BrandSwitching ... 12

2.2.5 Perilaku Konsumen Terhadap Perpindahan Merek... 13

2.3 Penelitian Terdahulu ... 14

2.4 Kerangka Berpikir ... 16

BAB III METODE PENELITIAN ... 18

3.1 Bentuk Penelitian ... 18

3.2 Lokasi dan Waktu Peneliian ... 18

3.3 Populasi dan Sampel ... 19

3.3.1 Populasi ... 19

3.3.2 Sampel ... 19

3.4 Hipotesis Penelitian ... 20

3.5 Definisi Konsep ... 21

3.6 Definisi Operasional ... 24

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.8 Skala Variabel... 27

3.9 Teknik Analisis Data ... 27

3.9.1 Metode Uji Instrumen ... 27

3.9.1.1 Uji Validitas ... 28

3.9.1.2 Uji Reabilitas ... 28

(8)

3.9.2.3 Uji Heterokedastistas ... 30

3.9.3 Analisis Linier Berganda ... 30

3.9.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 31

3.9.4 Uji Hipotesis ... 32

3.9.4.1 Uji Parsial (Uji-t) ... 32

3.9.4.2 Uji Simultan (Uji-F) ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 33

4.1 Profil Resopnden ... 33

4.1.1 Variabel Atribut Produk ... 36

4.1.2 Variabel Harga ... 45

4.1.3 Variabel Promosi ... 54

4.1.4 Variabel Brand Switching ... 63

4.2 Analisis Data ... 72

4.2.1 Uji Instrumen ... 72

4.2.1.1 Uji Validitas ... 72

4.2.1.2 Uji Reliabilitas ... 72

4.3 Uji Asumsi Klasik ... 78

4.3.1 Uji Normalitas ... 78

4.3.1.1 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 78

4.3.2 Uji Multikolinearitas ... 80

4.3.3 Uji Heterokedastistas ... 81

4.4 Analisis Linier Berganda ... 82

4.4.1 Uji Determinasi (R2) ... 83

4.5 Pengujian Hipotesis ... 84

4.5.1 Uji Simultan (Uji F) ... 84

4.5.2 Uji Parsial (Uji t) ... 85

4.6 Pembahasan ... 88

4.6.1 Pengaruh Atribut Produk Pada Brand Switching Sepeda Motor Yamaha ke Honda ... 89

4.6.2 Pengaruh Harga Produk Pada Brand Switching Sepeda Motor Yamaha ke Honda ... 90

4.6.3 Pengaruh Promosi Produk Pada Brand Switching Sepeda Motor Yamaha ke Honda ... 91

4.6.4 Pengaruh Atribut, Harga, dan Promosi Secara Bersama-sama Produk Pada Brand Switching Sepeda Motor Yamaha ke Honda ... 93

BAB V PENUTUP ... 95

5.1 Kesimpulan ... 95

5.2 Saran ... 97 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(9)

Halaman

Tabel 1.1 Penjualan Sepeda Motor Periode 2017-2018 ... 3

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 23

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 26

Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32

Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan... 33

Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan... ... 34

Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Usia... ... 34

Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 35

Tabel 4.6 Jawaban Responden Tentang Produk Sepeda Motor Honda Memiliki Mesin yang Hemat Bahan Bakar ... 36

Tabel 4.7 Jawaban Responden Produk Sepeda Motor Honda Memiliki Getaran Mesin yang Lebih Halus ... 37

Tabel 4.8 Jawaban Responden Tentang Produk Sepeda Motor Honda Memiliki Garansi Mesin yang Tingi ... 38

Tabel 4.9 Jawaban Responden Tentang Produk Sepeda Motor Honda Memiliki Teknologi AGC Starter (Alternating Currrent Generator)... ... 39

Tabel 4.10 Jawaban Responden Tentang Produk Sepeda Motor Honda Memiliki Teknologi Side Stand Switch ... 40

Tabel 4.11 Jawaban Responden Tentang Produk Sepeda Motor Honda Memiliki Pencahayaan Lampu LED (Light Emiting Diode) yang Lebih Terang ... ...41

Tabel 4.12 Jawaban Responden Tentang Produk Sepeda Motor Honda Memiliki Konsep Stayling Karena Memberikan Kesan Modern ... 42

Tabel 4.13 Jawaban Responden Tentang Produk Sepeda Motor Honda Memiliki Frame Body Karena Memberikan Kemudahan Saat Berkendara .... 43

Tabel 4.14 Jawaban Responden Tentang Produk Sepeda Motor Honda Memiliki Kapasitas Utility Box Karena Memberikan Kenyamanan Saat Berkendara ... ...44

Tabel 4.15 Jawaban Responden Tentang Produk Seped Motor Honda Memiliki Harga Beli yang Mampu Bersaing Dengan Merek Lain ... 45

Tabel 4.16 Jawaban Responden Tentang Produk Seped Motor Honda Memiliki Harga Beli Suku Cadang yang Mampu Bersaing Dengan Merek Lain ... ... 46

Tabel 4.17 Jawaban Responden Tentang Produk Seped Motor Honda Memiliki Biaya Service yang Mampu Bersaing Dengan Sepeda Motor Lain . ... ... 47

Tabel 4.18 Jawaban Responden Tentang Produk Seped Motor Honda Memiliki Daya Tahan Mesin Sesuai Harga yang Dibayarkan ... 48

Tabel 4.19 Jawaban Responden Tentang Produk Seped Motor Honda Memiliki Desain Trending Sesuai Harga yang Dibayarkan ... 49

Tabel 4.20 Jawaban Responden Tentang Produk Seped Motor Honda Memiliki Keiritan Bahan Bakar Mesin Sesuai Harga yang Dibayarkan ... 50

(10)

Sparepart yang Terjangkau ... 52 Tabel 4.23 Jawaban Responden Tentang Produk Seped Motor Honda Memiliki

Aksessoris yang Terjangkau ... 53 Tabel 4.24 Jawaban Responden Tentang Produk Sepeda Motor Honda Sering

Melakukan Promosi Melalui Event yang Diadakan di Showroom Pada Waktu Tertentu ... 54 Tabel 4.25 Jawaban Responden Tentang Produk Sepeda Motor Honda Sering

Melakukan Promosi Dengan Cara Membagikan Brosur Melalui Salesmannya ... ... 55 Tabel 4.26 Jawaban Responden Tentang Produk Sepeda Motor Honda Sering

Melakukan Promosi Dengan Cara Membuka Stand di Lokasi Tertentu ... ... 56 Tabel 4.27 Jawaban Responden Tentang Produk Sepeda Motor Honda Sering

Melakukan Promosi Produknya Melalui Iklan di TV ... 57 Tabel 4.28 Jawaban Responden Tentang Produk Sepeda Motor Honda Sering

Melakukan Promosi Produknya di TV Melalui Tokoh Popular ... 58 Tabel 4.29 Jawaban Responden Tentang Produk Sepeda Motor Honda Sering

Melakukan Promosi Produknya Melalui Iklan di Billboard ... 59 Tabel 4.30 Jawaban Responden Tentang Produk Sepeda Motor Honda Memiliki

Pesan Iklan yang Mudah dipahami Karena Alurnya Jelas ... 60 Tabel 4.31 Jawaban Responden Tentang Produk Sepeda Motor Honda Memiliki Pesan Iklan yang Positif Dalam Penyampaiannya ... 61 Tabel 4.32 Jawaban Responden Tentang Produk Sepeda Motor Honda Memiliki

Pesan Iklan Dengan Tutur Bahasa yang Santun ... 62 Tabel 4.33 Jawaban Responden Tentang Saya Percaya Produk Sepeda Motor

Honda Memiliki Daya Tahan Mesin yang Terjamin ... 63 Tabel 4.34 Jawaban Responden Tentang Saya Percaya Produk Sepeda Motor

Honda Memiliki Desain Body yang Trending ... 64 Tabel 4.35 Jawaban Responden Tentang Saya Percaya Produk Sepeda Motor

Honda Memiliki Bahan Bakat yang Irit ... 65 Tabel 4.36 Jawaban Responden Tentang Saya Menyukai Produk Sepeda Motor

Honda Karena Memiliki Ketersediaan Sparepart yang Mudah Didapat ... ... 66 Tabel 4.37 Jawaban Responden Tentang Saya Menyukai Produk Sepeda Motor

Honda Karena Memiliki Keterkenalan Merek yang Dikenal

Masyarakat ... ... 67 Tabel 4.38 Jawaban Responden Tentang Saya Menyukai Produk Sepeda Motor

Honda Karena Memiliki Harga yang Kompetitif ... 68 Tabel 4.39 Jawaban Responden Tentang Saya Ingin Membeli Produk Sepeda

Motor Honda Karena Memiliki Suku Cadang yang Terjamin ... 69 Tabel 4.40 Jawaban Responden Tentang Saya Ingin Membeli Produk Sepeda

Motor Honda Karena Memiliki Garansi Mesin yang Berstandar Tinggi ... ... 70

(11)

Tabel 4.42 Hasil Uji Validitas Atribut Produk (X1) ... 72

Tabel 4.43 Hasil Uji Validitas Harga (X2) ... 73

Tabel 4.44 Hasil Uji Validitas Promosi (X3) ... 74

Tabel 4.45 Hasil Uji Validitas Brand Switching (Y) ... 75

Tabel 4.46 Uji Reliabilitas Atribut Produk (X1) ... 76

Tabel 4.47 Uji Reliabilitas Harga (X2) ... 76

Tabel 4.48 Uji Reliabilitas Promosi (X3) ... 77

Tabel 4.49 Uji Reliabilitas Brand Switching (Y) ... 77

Tabel 4.50 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ... 79

Tabel 4.51 Uji Multikolinearitas ... 80

Tabel 4.52 Regresi Linier Berganda ... 82

Tabel 4.53 Uji Determinasi (R2)... 83

Tabel 4.54 Uji Simultan (Uji F) ... 85

Tabel 4.55 Uji Parsial (Uji t) ... 87

(12)

Halaman Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ... 17 Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas ... 79 Gambar 4.2 Uji Heterokedastistas... 81

(13)

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini, kita hidup di dalam dunia bisnis yang sangat berkembang pesat, yang memicu persaingan di dalam dunia bisnis yang merupakan hal yang tidak dapat dihindari oleh sebuah perusahaan. Setiap perusahaan pada dasarnya ingin selalu berkembang dan meningkatkan usahanya. Dalam mencapai tujuan tersebut, maka sebuah perusahaan harus mampu mengelola usahanya dengan baik untuk dapat bertahan dalam kondisi persaingan yang semakin kompetitif.

Persaingan yang semakin kompetitif serta konsumen yang semakin kritis dalam memilih berbagai produk yang ditawarkan. Beragamnya produk yang ditawarkan baik barang maupun jasa yang ditawarkan dalam berbagai merek oleh perusahaan.

Hal ini ditunjukkan untuk mengetahui dan keinginan konsumen untuk mencoba produk tersebut dalam berbagai merek. Salah satu dari produk yang ditawarkan adalah produk otomotif yaitu sepeda motor.

Berbagai perusahaan yang bergerak di bidang perindustrian otomotif khususnya otomotif sepeda motor yang dimana bisnis produk ototomotif ini menunjukkan suatu fenomena yang cukup menarik yang tidak terlepas dari kebutuhan akan terhadap alat transportasi masyarakat yang ingin memiliki sepeda motor yang saat ini semakin besar, hal tersebut dikarenakan seiring tuntutan gaya hidup masyarakat yang semakin meningkat yang dimana sangat dibutuhkan oleh banyak

(14)

orang selain harganya terjangkau dan mudah perawatannya. Menyadari fenomena tersebut, masing – masing industri otomotif berusaha menciptakan inovasi terhadap desain, dan teknologi baru agar pelanggan tetap loyal. Saat ini industri otomotif tidak hanya mengandalkan produk dan harga saja, tetapi perlu meciptakan nilai tambah yang dapat dinikmati konsumen sesusai dengan keinginan dan kebutuhannya. Faktor lain yang menunjang terhadap perkembangan bisnis sepeda motor di Indonesia adalah semakin banyaknya lembaga-lembaga keuanga non bank yang menawarkan sejumlah kemudahan bagi konsumen untuk memiliki sepeda motor seperti adira finance.

Saat ini daerah sumatera utara khusunya Kota Medan saja sepeda motor yang selama ini ada seperti Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki dan Piaggio sudah banyak dijumpai belum lagi apabila ditambah dengan produk – produk baru seperti KTM, Sanex, starway Beijing motorcycle dan sebagainya menyebabkan persaingan di pangsa pasar sepeda motor indonesia tampak semakin ketat. Di sisi lain, kondisi persaingan seperti ini justru membuat para konsumen menjadi lebih untung dalam memperbanyak jumlah alternatif pilihan sehingga dapat menimbulkan daya tarik dan minat konsumen untuk memutuskan dan memilih produk sepeda motor yang tersedia dalam berbagai alternatif pilihan merek yang ada. Tujuan konsumen mencari keberagaman produk ini adalah untuk mencapai suatu sikap terhadap merek yang baik.

Hal ini dikarenakan konsumen akan melakukan pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan suatu pembelian. Merek menjadi salah satu atribut paling penting dalam pengambilan keputusan pembelian. Dalam kenyataannya, merek hanya dianggap sebagai identitas untuk membedakan dengan pesaing. Oleh karena itu

(15)

perusahaan perlu mempertajam paradigmanya tidak hanya berusaha mencapai kepuasan pelanggan tapi juga pada pencapaian loyalitas pelanggan. Loyalitas merek menjadi indikator keberhasilan perusahaan dalam mengikat pelanggan agar tidak beralih ke merek lain. Perpindahan merek suatu yang menarik dan perlu dikaji secara mendalam oleh pemasar yang tidak ingin kehilangan pelanggannya. Perpindahan merek pada konsumen sering terjadi pada setiap produk. Pelanggan yang loyal memiliki kecendrungan lebih rendah untuk melakukan perpindahan merek, hal ini diasumsikan oleh Darsono (2004:56), menyatakan bahwa penyebab perpindahan merek produk konsumen bisa disebabkan oleh harga dan daya tarik iklan yang bisa membuat konsumen terdorong untuk melakukan beralih merek bahwa konsumen dengan tingkat persepsi iklan yang berbeda. Dari banyaknya faktor-faktor yang terkait dalam melakukan perpindahan merek ada hal mendasar yang mempengaruhi konsumen beralih merek yaitu harga, kualitas serta promosi. Harga merupakan hal penting bagi konsumen untuk membeli suatu produk karena harga merupakan nilai produk yang harus dibayarkan konsumen. Promosi merupakan unsur utama dalam kampanye penjualan hal ini dinyatakan oleh Tjiptono (2010:89), dimana promosi langsung dilakukan secara intensif menjadi alat untuk menaikan penjualan dan pertumbuhan penjualan produk hal tersebut karean promosi dapat mempengaruhi konsuumen dalam pembentukan persepsi atas kualitas produk dimana persepsi tersebut mendorong untuk melakukan perpindahan merek. Perpindahan merek juga terjadi karena kualitas suatu produk bahwa kualitas sebagai tingkat mutu yang diharapkan dan pengendalian keragaman dalam mencapai mutu tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kualitas suatu barang yang dibeli konsumen

(16)

berhubungan dengan tingkat kepuasan konsumen dalam mempergunakan produk tersebut. Jika produk yang dibeli rendah kualitasnya hal ini dapat menyebabkan konsumen akan berpindah merek karena konsumen merasa tidak puas dengan merek tersebut.

Merek merupakan identitas atau nama untuk pemilihan atau membedakan suatu produk yang ditawarkan di pangsa pasar. Suatu merek bisa menimbulkan loyalitas konsumen yang tinggi. Membangun merek suatu produk dilakukan dengan menarik agar konsumen mudah mengingatnya. Produk yang telah memiliki merek yang kuat akan memunculkan banyak keuntungan bagi perusahaan – perusahaan otomotif sepeda motor. Contohnya saja seperti perusahaan Honda yang ada diurutan pertama dalam memasarkan produk mereka. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari data yang bersumber di AISI (Asosia Industri Sepeda Motor Indonesia) yang dimana menunjukkan bahwa selama tahun 2017 – 2018 di Indonesia penjualan produk otomotif Honda selalu memegang kendali pasar Indonesia hal ini tidak terlepas karena merek atau brand berperan penting bagi perusahaan untuk lebih dikenal masyarakat. Berbeda dengan pesaing terdekat mereka yaitu Yamaha yang ada di urutan ke dua. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1.

(17)

Tabel 1.1

Penjualan Sepeda Motor Selama Periode Tahun 2017-2018 di Indonesia Periode Honda Yamaha Suzuki Kawasaki Merek lain Total Jan-2017 368,739 94,117 3,511 7,370 142 473,879 Feb-2017 345,921 93,511 5,904 8,298 129 453,763 Mar-2017 358,524 98,040 8,600 8,601 131 473,896 Apr-2017 274,155 101,908 5,879 6,002 101 388,045 May-2017 394,751 122,186 8,526 5,915 118 531,496 Jun-2017 263,854 105,133 6,270 4,143 67 379,467 Jul-2017 403,487 120,608 7,312 6,690 79 538,176 Aug-2017 418,931 123,620 6,279 6,009 84 554,923 Sep-2017 408,116 124,360 6,823 7,224 84 546,607 Oct-2017 436,974 129,636 6,172 6,658 112 579,552 Nov-2017 430,487 109,834 3,617 6,274 91 550,303 Dec-2017 281,949 125,258 3,298 5,453 38 415,996 Total 4,385,888 1,348,211 72,191 78,637 1,176 5,886,103 Sumber Data: AISI 2018

Berdasarkan data yang terdapat di tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa produk sepeda motor Honda dan Yamaha sangat dominan menguasai pangsa pasar di Indonesia. Hal ini dikarenakan kedua produk tersebut memiliki kekuatan merek yang sangat kuat, namun Honda selalu lebih unggul dibandingkan Yamaha, hal ini disebabkan karena diketahui bahwa angka penjualan sepeda motor Honda dari setiap bulannya lebih superior dalam memasarkan produknya dibandingkan Yamaha yang mengalami naik turun. Pernyataan ini berdasarkan data – data penjulan yang ada

(18)

di tabel diatas. Pertumbuhan yang dialami Honda dan penurunan yang dialami Yamaha akan menjadi tantangan tersendiri untuk mempertahankan konsumennya agar tidak untuk mencoba beralih merek ke sepeda motor Honda yang akan terjadi.

Perpindahan merek yang terjadi mungkin disebabkan adanya kejenuhan atau ketidakpuasan konsumen pada produk yang digunakan sehingga konsumen tidak memiliki keinginan untuk melakukan pembelian ulang. Hal ini didukung dengan data penjulan produk sepeda Yamaha dimana presentase angka penjualan produknya yang tiap bulannya lebih kecil dari pesaingnya yaitu Honda. Fenomena menurunya pangsa pasar dan kinerja produk sepeda motor Yamaha dapat disinyalir bahwa melakukan pembelian ulang produk sepeda motor Yamaha mengalami masalah. Konsumen yang enggan melakukan pembelian ulang bisa didasari oleh adanya kualitas yang ditunjukkan produk Honda lebih baik atas produk Yamaha sebelummnya. Selain kualitas yang ditunjukkan konsumen juga beranggapan bahwa harga yang ditawarkan Honda lebih kompetitif serta adanya daya tarik dari pesaing dalam kategori produk yang sama sehingga perilaku konsumen akan mencari produk yang diinginkan. Oleh karena itu, pentingnya bagi Yamaha agar lebih memperhatikan harga dan kualitas yang akan ditawarkan serta lebih intensif dalam melakukan promosi karena hal ini sebagai poin yang sangat berpengaruh terhadap penurunan angka penjualan produk sepeda motor Yamaha.

Berdasarakan latar belakang yang telah dijabarkan diatas, maka saya sebagai penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti lebih lanjut dalam bentuk penelitian dengan judul“ Pengaruh Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Brand Switching Pada Produk Sepeda Motor Yamaha ke Sepeda Motor Honda di Kota Medan

(19)

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarakn uraian latar belakang diatas, maka peneliti merumusakan permasalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana pengaruh atribut produk terhadap perpindahan merek?

2. Bagaimana pengaruh harga yang mempengaruhi konsumen berpindahan merek?

3. Bagaimana promosi produk memiliki pengaruh pada perpindahan merek?

4. Bagaimana pengaruh atribut produk, harga dan promosi mempengaruhi konsumen dalam melakukan perpindahan merek?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atribut produk terhadap perpindahan merek.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh harga yang mempengaruhi konsumen berpindahan merek.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh promosi melalui iklan pada perpindahan merek.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh atribut produk, harga dan promosi yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan perpindahan merek.

(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan untuk dapat menambah wawasan dan pemahaman peneliti terhadap masalah yang akan diteliti terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi brand switching

2. Bagi PT. Yamaha Scopii

Penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan informasi sebagai masukan berupa saran agar produk yang dimiliki Yamaha lebih meningkatkan lagi segi kualitas produknya serta kekurangan yang ada dapat ditingkatkan agar dapat bersaing dengan produk Honda untuk mencegah konsumen yang mengkonsumsi produk Yamaha berhenti beralih merek.

3. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis

Penelitian ini diharapakan mampu menjadi referensi tambahan yang berguna bagi mahasiswa/i dalam melakukan penelitian dengan objek maupun permasalahan yang sama yang berkaitan dengan penelitian yang saya teliti.

(21)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Merek

2.1.1 Definisi Merek

Menurut Kotler dan Keller (2009 :396), merek adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari ketiganya yang bertujuan untuk mengindentifikasi barang atau jasa dari penjual dan membedakannya dari pesaing lain kunci utama merek adalah pemberian atribut produk yang mengindetifikasi produk dan menjadikannya berbeda dengan merek lain. Kartajaya (2012:184), menyatakan merek adalah value indikator, yaitu indikator yang menggambarkan seberapa kokoh dan solidnya value perusahaan dan produk yang ditawarkan kepada pelanggan.

2.1.2 Tujuan Merek

Tjiptono (2010:104), menyatakan bahwa merek digunakan untuk beberapa tujuan antara lain:

1. Sebagai identitas yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan suatu perusahaan dengan produk pesaingnya. Ini akan memudahkan konsumen untuk mengenalinya saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang 2. Sebagai alat promosi, sebagai daya tarik produk

3. Untuk mengendalikan pangsa pasar

(22)

2.1.3 Manfaat Merek

Menurut Simamora (2004: 52), menyatakan bahwa ada 4 unsur manfaat merek yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Atribut

Setiap merek memiliki atribut. Atribut ini perlu dikelola dan diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti atribut- atribut apa saja yang terkandung dalam suatu merek.

2. Nilai

Nilai menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek berkelas.

3. Budaya

Suatu merek juga akan mewakili budaya tertentu 4. Kepribadian

Merek juga mencerminkan kepribadian tertentu konsumen, yaitu kepribadian bagi para penggunanya.

2.1.4 Karakteristik Merek

Menurut Sunyoto (2012:110), mengemukakan ada beberapa karakteristik suatu merek yang baik, yaitu:

1. Mudah dibaca, diucapkan dan diingat 2. Singkat dan sederhana

3. Merek harus menunjukkan manfaat dan mutu produk

4. Bisa diadaptasi oleh produk –produk baru yang mungkin ditambahkan di lini produk

(23)

5. Mempunyai ciri khas tersendiri dan disenangi oleh konsumen

6. Merek harus menggambarkan kualitas, prestise, produk dan sebagainya.

2.1.5 Indikator Kekuatan Suatu Merek

Menurut Simamora dalam Soehadi (2009:78), kekuatan suatu merek dapat diukur berdasarkan lima indikator, yaitu:

1. Leadership, kemampuan untuk mempengaruhi pasar, baik harga maupun atribut non-harga

2. Stability, kemampuan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan 3. Market, kemampuan untuk meningkatkan kinerja toko atau distributor 4. Trend, kemampuan suatu merek menjadi semakin penting dalam industry 5. Protection, kemampuan suatu merek mempunyai legalitas

2.2 Perpindahan Merek (Brand Switching)

2.2.1 Pengertian Perpindahan Merek (Brand Switching)

Sebagaimana diketahui bersama bahwa banyak sekali produk dengan berbagai merek yang ditawarkan oleh perusahaan dalam rangka meningkatkan keinginan konsumen untuk mencoba produk dan merek tersebut. Beragamnya produk mengakibatkan konsumen sedikit banyak mempunyai keinginan untuk berpindah ke merek lain. Menurut Chatrin dan Karlina dalam Yanatri (2013:3), brand switching adalah perilaku konsumen yang mencerminkan pergantian dari merek produk yang biasa dikonsumsi dengan produk merek lainnya. Sedanglan menurut Peter dan Olson (2010:522), perpindahan merek adalah pola pembelian yang dikarakteristikan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek lain.

(24)

Perpindahan merek disini diasumsikan bahwa pelanggan tersebut menghentikan hubungan mereka dengan produsen lama untuk mencoba produk yang ditawarkan pesaing (Freiberg et al dalam Arianto, 2013:9). Menurut Simamora (2004:22), dapat dijelaskan bahwa konsumen yang sering kali melakukan peralihan merek dalam pembeliannya termasuk dalam tipe perilaku pembelian yang mencari keragaman. Sehingga berdasarkan definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa brand switching adalah saat dimana seorang pelanggan atau sekelompok pelanggan berpindah kesetiaan dari satu merek sebuah produk tertentu ke merek produk lainnya.

Tingkat brand switching ini juga menunjukan sejauhmana sebuah merek memiliki pelanggan yang loyal. Semakin tinggi tingkat Brand Switching, maka semakin tidak loyal tingkat pelanggan kita. Untuk itu berarti semakin beresiko juga merek yang kita kelola karena bisa dengan mudah dan cepat kehilangan pelanggan (Sumarni, 2010:56).

2.2.2. Faktor-Faktor Terjadinya Perpindahan Merek (Brand Switching)

Terjadinya perpindahan merek merupakan ancaman bagi bisnis dan menandakan bahwa produk dari lain mampu memberikan daya tarik yang lebih dibandingkan dari perusahaan sendiri. Para pelaku bisnis harus mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku perpindahan merek agar perusahaan dapat memaksimalkan profit.

Menurut Shukla dalam Mutyalestari (2011:38), mengungkapkan bahwa hal- hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam terjadinya perpindahan merek adalah sebagai berikut:

1. Atribut Produk (Atributies Product)

(25)

Menurut Kotler dan Keller (2009:396), menyatakan bahwa atribut produk adalah suatu komponen merupakan sifat – sifat produk yang menjamin agar produk tersebut memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diterapkan pembeli. Atribut produk meliputi merek, label, kemasan, pelayanan dan garansi ( Tjiptono, 2010:

54).

2. Harga (Price)

Menurut Kotler dan Keller (2009:23), harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki dengan menggunakan produk atau jasa. Di dalam perusahaan, harga suatu barang atau jasa merupakan penentuan bagi permintaan pangsa pasar. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan di pangsa pasar.

3. Promosi (Promotion)

Menurut Tjiptono (2010:89), promosi adalah semua kegiatan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar sasaran, untuk memberikan informasi tentang keistimewaan, kegunaan dan yang paling penting adalah tentang keberadaannya untuk mengubah sikap atau mendorong konsumen agarbertindak dalam hal membeli. Menurut Kotler dan Keller (2009:24), ada 5 jenis kegiatan yang disebut juga bauran promosi yaitu:

1. Periklanan

2. Promosi penjualan

3. Hubungan masyarakat dan publisitas 4. Penjualan secara pribadi

(26)

5. Pemasaran langsung.

2.2.3 Tipe-Tipe Perpindahan Merek

Menurut Schiffman dan Kanuk (2010:212), mengungkapkan ada tiga tipe terjadinya perpindahan merek yaitu:

1. Explatory Purchase Behavior (pembelian yang dieksekusi)

Dalam tipe ini terdapat dua alasan konsumen dalam melakukan perpindahan merek, yaitu mendapatkan pengalaman baru dan kemungkinan memperoleh alternatif yang baik.

2. Vicarious Exploration (penyelidiki pengalaman orang lain)

Berdasarkan tipe ini konsumen melakukan perpindahan merek karena mendapat informasi yang aman tentang sesuatu yang baru, alternatif yang berbeda ketika memikirkan atau mengingat suatu pilihan.

3. Use Inovativeness (menggunakan inovasi)

Menurut tipe ini konsumen melakukan perpindahan merek karena ingin lebih menggunakan produk yang mengalami pembahuruan. Tipe ini sesuai untuk produk-produk yang menggunakan teknologi, dimana beberapa model menawarkan sebuah kelebihan dari keistimewaan dan fungsi-fungsi dimana produk yang lain hanya memuat sedikit keistimewaan atau fungsi pokok saja.

Konsumen yang memiliki sifat mencari variasi akan lebih menyukai atau tertarik pada merek-merek yang selalu mengalami pembahuruan atau perubahan.

2.2.4 Indikator Brand Switching (Perpindahan Merek)

Menurut Dharmesta dan Shellyana 2012 dalam (Rahmadani, 2016:11), indikator brand switching dapat di ukur dari:

(27)

1. Struktur keyakinan (kognitif) artinya informasi yang dipegang merek konsumen (keyakinan konsumen) harus menunjukkan pada merek tertentu yang dianggap superior dalam persaingan. Struktur keyakinan lebih didasarkan pada kepercayaan terhadap merek berdasarkan karakteristik fungsional, terutama biaya, manfaat, dan kualitas. Jadi, jika ketiga faktor tersebut jelek, konsumen akan sangat mudah beralih ke merek lain.

Konsumen paling rentan terhadap perpindahan merek karena ada rangsangan pemasaran.

2. Struktur sikap (afektif) artinya kesukaan konsumen harus tinggi daripada merek saingannya. Munculnya struktur sikap ini didorong oleh faktor kepuasan. Kerentanan konsumen berpindah merek lebih banyak terfokus pada tiga faktor, yaitu ketidakpuasan dengan merek yang ada, persuasi dari pemasar maupun konsumen lain, dan upaya mencoba merek lain.

3. Struktur niat (konatif) artinya konsumen harus mempunyai niat untuk membeli merek pesaing, konatif menunjukkan suatu niat atau komitmen untuk melakukan sesuatu kearah suatu tujuan tertentu.

2.2.5 Perilaku Konsumen Terhadap Perpindahan Merek

Menurut Aaker sebagaimana dikutip oleh Kotler dan Keller (2009:422), tingkat perilaku konsumen terhadap perpindahan merek dibedakan atas lima tingkatan, yaitu:

1. Konsumen yang sering mengganti merek khususnya karena alasan harga

2. Konsumen yang merasa tidak puas akan suatu merek dan memiliki alasan untuk megganti merek

(28)

3. Konsumen yang berpindah merek dipengaruhi oleh adanya pengalaman masa lalu, informasi dan kebutuhan mencari variasi

4. Konsumen yang berpindah merek karena adanya faktor instrinsik yang berkeinginan untuk mencoba produk merek baru

5. Konsumen yang berpindah merek adanya persepsi konsumen terhadap kualitas dari produk pesaing.

2.3 Peneliti Terdahulu

1. Abraham Mahendra (2012) melakukan penelitian Analisis Pengaruh faktor – faktor perpindahan merek (Brand Switching) Terhadap Produk Sepeda Motor Matic Honda ke Sepeda Motor Matic Yamaha Di Kota Semarang, penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa universitas negeri semarang fakultas ekonomi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa atribut produk berpengaruh terhadap perpindahan merek. Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah anlisis regresi linier berganda terdapat hasil 90 sampel responden. Dalam penelitian ini variabel (X1) atribut produk, sebesar 62,4% dan variabel (X2) harga produk, sebesar 38,6% maka atribut produk sangat berpengaruh terhadap perpindahan merek.

2. Kusumasari (2009) melakukan penelitian tentang Faktor-Faktor yang mempengaruhi Brand Switching pada pengguna SIM Card Indosat ke SIM Card XL di Fakultas Ekonomi Univesitas Lampung dengan objek penelitian perusahaan telekomunikasi di Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ekonomi Universitas Lampung. Sedangkan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jalur (Path Analysis). Hasil

(29)

analisis data diperoleh bahwa Product Attributes (X1) memiliki pengaruh secara nyata terhadap brand switching (Y) pada pengguna SIM Card karena nilai P yang signifikan yaitu sebesar 0,709 (P > 0,05), dari hasil uji dapat dilihat bahwa pengaruh yang ada merupakan pengaruh secara tidak langsung yaitu sebesar 0,185. Sedangkan variabel Price (X2) berpengaruh positif secara langsung terhadap brand switching (Y) yaitu sebesar 0,510, yang berarti bila variabel harga meningkat sebesar 1 maka akan berpengaruh terhadap peningkatan brand switching sebesar 0,510.

3. Nugroho (2008), melakukan penelitian tentang “Pengaruh Faktor-fakor Brand Switiching Pada Pengguna Sepeda Motor Merek Suzuki dan Yamaha Terhadap Sepeda Motor Merek Honda di Kalianda Lampung Selatan” alat penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Secara parsial variable atribut produk (X1), harga (X2), dan promosi (X3), mempengaruhi keputusan brand switching pengguna sepeda motor merek Suzuki dan Yamaha terhadap sepeda motor merek Honda di Kalianda, Lampung Selatan. Ini juga berarti bahwa model yang dipakai dalam penelitian ini cocok atau sesuai dengan data observasi.

Nilai Nagelkerke R 2 = 0,702. Artinya, bahwa variabel-variabel atribut produk (X1), harga (X2), dan promosi (X3) mampu mempengaruhi keputusan brand switching (Y) sebesar 70,2% sedangkan sisanya 29,8% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model. disimpulkan bahwa atribut produk lebih berpengaruh terhadap keputusan brand switching dibandingkan dengan harga, promosi.

4. Penelitian yang dilakukan Thias Arianti (2008), meneliti “ Pengaruh Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Perpindahan Merek Pada Konsumen yang

(30)

Mengkonsumsi Produk Mie Sedaap Instan ke Mie Indomie Instan Di Kota Surabaya .” Variabel yang digunakan antara lain Harga dan Promosi. Penelitian ini menggunakan alat secara purposive sampling dengan mengambil sampel mahasiswa Universitas Negeri Surabaya dengan responden berjumlah 100 orang mahasiswa. Hasil dari penelitian tersebut adalah harga berpengaruh terhadap perpindahan merek dan promosi yang mempengaruhi hubungan keduanya.

5. Desvita Lestari (2005) dengan judul “Analisis Pengaruh Faktor – Faktor Beralih Merek (Brand Switching) Pada Produk Shampo” (Studi Pada Konsumen Pengguna Produk Shampo Sunslik ke Shampoo Rejoice Di Bandar Lampung).

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linear Berganda. Variabel yang digunakan adalah Variabel Pola Perilaku Perpindahan Merek : Kesetiaan terbagi, Perpindahan sekali-kali, Kesetiaan yang tidak stabil, Ketidaksetiaan. Variabel Faktor Ekstrinsik: Atibut produk, Harga, Munculnya produk baru, Promosi penjualan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pola perilaku perpindahan merek, faktor ekstrinsik berpengaruh signifikan terhadap perilaku perpindahan merek.

2.4 Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir merupakan sebuah alur yang menggambarkan proses riset secara keseluruhan. Dengan kata lain, kerangka berfikir merupakan miniatur keseluruhan proses riset. Oleh karena itu kerang berfikir harus disusun secara lengkap dan ringkas (Suliyanto, 2009:48). Sesuai dengan definisi tersebut terdapat antara dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

(31)

1. Variabel bebas (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Mustafa dan Hardius, 2007:55). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah atribut produk, harga, dan promosi

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang merupakan nilai-nilai dari objek penelitian yang terkait dengan permasalahan yang sedang diteliti (Mustafa dan Hardius, 2007:53). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Perpindahan Merek (Brand Switching). Berdasarkan teori yang ada dan hasil penelitian terdahulu dapat dinyatakan bahwa variabel yang dipakai adalah atribut produk, harga, promosi dan brand switching. Sehingga kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut.

Gambar 2.4 Kerangka Berpikir

Sumber : Diolah Oleh Peneliti (2018) Atribut Produk

(X1)

Harga ( X2)

Promosi (X3)

Brand Switching (Y)

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Adapun bentuk penelitian ini termasuk penelitian lapangan yang merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan.

Bentuk penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. penelitian asosiatif penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan dua variabel atau lebih, yaitu variabel bebas dan variable terikat. Hasil penelitian ini dapat membangun teori yang berfungsi untuk menjelaskan, mengontrol dan meramalkan suatu gejala. Sedangkan penelitian kuantitatif dilaksanakan untuk menjelaskan, menguji hubungan- hubungan antar fenomena dan menentukan kausalitas variabel-variabel. Dalam penelitian ini variabel yang dimaksud Atribut Produk, Harga, dan Promosi variabel (X) dan Brand Switching variabel (Y).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kota Medan yang mewakili kecamatan Medan Selayang, Medan Kota, Medan Tuntungan, Medan Sunggal . Waktu dalam pelaksanaan penelitian ini di mulai dari bulan Oktober 2018 hingga sampai dengan selesai.

(33)

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang memiliki karakteristik tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah melakukan perpindahan merek sepeda motor Yamaha ke sepeda motor Honda di Kota Medan.

3.3.2 Sampel

Penentuan sampel dilakukan secara non probabilistik. Non Probability sampling sebuah teknik sampling yang tidak memperhatikan banyak variabel dalam penarikan sampel. Sampel-sampel dari Non probability sampling juga disebut sebagai subjek penelitian dimana hasil dari uji yang dilakukan pada sampling tidak memiliki hubungan populasi. Tujuan penggunaan teknik sampling ini lebih banyak melekat pada materi yang diujikan sedangkan pada random sampling atau probability Sampling, tujuan penelitian melekat pada nilai dari materi pada populasi yang diujikan. Kriteria yang digunakan dalam penyampelan yaitu Purposive sampling, sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Alasan saya memakai teknik ini karena sampel yang diambil nantinya dapat memenuhi kriteria-kriteria yang mendukung atau sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah:

1. Masyarakat yang berdomisili di kota Medan

2. Masyarakat pengguna produk sepeda motor Yamaha yang pernah melakukan perpindahan merek ke sepeda motor Honda

3. Masyarakat yang berumur diatas 18 tahun

(34)

Menurut Sugiyono (2012:105), mengasumsikan jika jumlah populasi tidak diketahui, maka jumlah sampel minimal ditentukan dengan rumus Rao Purba, yaitu:

Keterangan:

n : Ukuran Sampel

Z : Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% = 1,96

moe : Margin of Error Max, yaitu tingkat kesalahan maksimal yang ditolerirsebesar 10%

Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut:

Berdasarkan rumus di atas, maka jumlah sampel 96 responden. Namun, karena ada unsur pembulatan dan untuk memudahkan perhitungan maka peneliti mengambil sebanyak 96 responden.

3.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis suatu jawaban sementara yang akan diuji kebenarannya dengan melakukan riset. Jawaban sementara pada hipotesis karena pada dasarnya diambil dari jawaban dari permasalahan yang sudah di rumuskan di dalam suatu perumusan masalah, sedangkan kebenarannya dari hipotesis diperlukan hipotesis yang perlu diuji melalui analisis data. Bedasarkan hal diatas maka dapat disimpulkan hipotesisnya yaitu

(35)

1. H0 : Tidak adanya pengaruh secara signifikan antara atribut produk, harga dan promosi terhadap perpindahan merek

2. H1 : Atribut produk secara parsial berpengaruh positif terhadap perpindahan merek

3. H2 : Harga secara parsial berpengaruh positif terhadap perpindahan merek 4. H3 : Promosi secara parsial berpengaruh positif terhadap perpindahan merek 5. H4 : Atibut produk, harga dan promosi secara parsial berpengaruh positif

terhadap perpindahan merek 3.5 Definisi Konsep

Defenisi konsep untuk menggambarkan secara tepat fenomena yang diteliti. Konsep ini digunakan untuk menggambarkan secara abstrak yang dibentuk dengan jalan membuat generalisasi terhadap sesuatu yang khas. Defenisi konsep ini dilakukan agar ada batasan terhadap masalah variabel yang diteliti dan menyederhanakan pemikiran sehingga tujuan dan arah penelitian jelas dan tidak menyimpang.Defenisi konsep dalam penelitian ini adalah:

1. Atribut Produk (Atributies Product)

Atribut produk suatu komponen merupakan sifat – sifat produk yang menjamin agar produk tersebut memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diterapkan pembeli. Menurut Tjiptono (2010: 54), indikator atribut produk ialah:

a. Kualitas Produk b. Fitur Produk c. Desain produk 2. Harga (Price)

Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki dengan

(36)

menggunakan produk atau jasa. Di dalam perusahaan, harga suatu barang atau jasa merupakan penentuan bagi permintaan pangsa pasar. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan di pangsa pasar. Indikator harga (Schiffman dan Kanuk, 2010 : 35) :

a. Harga bersaing yang lebih murah dibandingkan dengan harga produk merek lain

b. Kesesuaian antara harga dan kulitas produk c. Harga terjangkau bagi semua konsumen 3. Promosi (Promotion)

Promosi semua kegiatan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar sasaran, untuk memberikan informasi tentang keistimewaan, kegunaan dan yang paling penting adalah tentang keberadaannya untuk mengubah sikap atau mendorong konsumen agar bertindak dalam hal membeli. Menurut Kotler dan Keller (2009: 28 ), indikator promosi yaitu:

a. Jangkauan promosi

b. Kuantitas penanyangan iklan di media promosi

c. Kualitas penyampaian pesan secara lisan maupun media promosi 4. Perpindahan Merek (Brand Switching)

Perpindahan merek pola pembelian yang dikarakteristikan dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek lain. Perpindahan merek disini diasumsikan bahwa pelanggan tersebut menghentikan hubungan mereka dengan produsen lama untuk mencoba produk yang ditawarkan pesaing. Menurut Dharmesta dan Shellyana 2012 dalam (Rahmadani, 2016:11), indikator brand switching dapat di ukur dari:

(37)

a. Struktur keyakinan (kognitif) artinya informasi yang dipegang merek konsumen (keyakinan konsumen) harus menunjukkan pada merek tertentu yang dianggap superior dalam persaingan.

b. Struktur sikap (afektif) artinya kesukaan konsumen harus tinggi daripada merek saingannya. Munculnya struktur sikap ini didorong oleh faktor kepuasan. Kerentanan konsumen berpindah merek lebih banyak terfokus pada tiga faktor, yaitu ketidakpuasan dengan merek yang ada, persuasi dari pemasar maupun konsumen lain, dan upaya mencoba merek lain.

c. Struktur niat (konatif) artinya konsumen harus mempunyai niat untuk membeli merek pesaing, konatif menunjukkan suatu niat atau komitmen untuk melakukan sesuatu kearah suatu tujuan tertentu.

(38)

3.6 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi operasional

Variabel Definisi Indikator Skala

Atibut Produk (Atributies

Product) (X1)

Harga (Price) (X2)

Promosi (Promotion)

Atribut produk adalah suatu komponen merupakan sifat – sifat produk yang menjamin agar produk tersebut memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diterapkan pembeli

Harga adalah jumlah uang yang ditagihkan untuk suatu produk atau jasa, jumlah ini yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki dengan menggunakan produk atau jasa. Di dalam perusahaan, harga suatu barang atau jasa merupakan penentuan bagi permintaan pangsa pasar.

promosi adalah semua kegiatan untuk menyampaikan atau mengkomunikasikan suatu produk kepada pasar sasaran, untuk memberikan informasi tentang keistimewaan, kegunaan dan yang paling penting adalah tentang keberadaannya untuk mengubah sikap atau mendorong konsumen agarbertindak dalam hal membeli

1. Kualitas Produk 2. Fitur

Produk 3. Desain Produk

1. Daya saing harga 2. Kesesuaian

antara harga dan kulitas produk 3. Harga

terjangkau

1. Jangkauan promosi

2. Kuantitas Penanyangan

Likert

Likert

(39)

(X3) iklan di media promosi 3. Kualitas Penyampaian pesan

Likert

Perpindahan Merek (Brand Switching)

(Y)

brand switching adalah saat dimana seorang pelanggan atau sekelompok pelanggan berpindah kesetiaan dari satu merek sebuah produk tertentu ke merek produk lainnya. Tingkat brand switching ini juga menunjukan sejauhmana sebuah merek memiliki pelanggan yang loyal. Semakin tinggi tingkat Brand Switching, maka semakin tidak loyal tingkat pelanggan kita.

Untuk itu berarti semakin beresiko juga merek yang kita kelola karena bisa dengan mudah dan cepat kehilangan pelanggan

1. Struktur Keyakinan (kognitif) 2. Struktur Sikap (afektif) 3. Struktur niat (konatif)

Likert

3.7 Teknik Pengumpulan Data

(40)

Teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data-data ataupun informasiyang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yaitu:

1. Data Primer

Data primer data yang berasal langsung dari responden (objek penelitian), Data responden sangat diperlukan untuk mengetahui tanggapan responden mengenai faktor – faktor perpindahan merek (brand switching) pada produk sepeda motor Yamaha ke merek Honda . Dalam hal ini data diperoleh secara langsung dengan membagi kuesioner kepada pemilik atau pengguna sepeda motor yang telah melakukan beralih merek (brand switching) dari Yamaha ke Honda.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh melalui pustaka atau yang semisal dengan itu. Data sekunder juga sifatnya melengkapi atau mendukung data primer. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari jurnal, buku-buku, penelitian terdahulu, serta tulisan-tulisan yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti

(41)

3.8 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini skala Likert.

Skala Likert skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial .Skala yang digunakan untuk mengukur respon subjek ke dalam 5 (lima) poin skala dengan jumlah interval yang sama.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Keterangan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Netral 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1 Sumber: Sugiyono, (2012:133)

3.9 Teknik Analisis Data

Data penelitian yang terkumpul akan dianalisis melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

3.9.1 Uji Instrumen

Untuk memastikan apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya, maka digunakan dua macam pengujian, yaitu: uji validitas dan uji reliabilitas.

(42)

3.9.1.1 Uji Validitas

Validitas atau kesahihan menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (valid measure if it successfully measurethe phenomenon). Uji validitas tingkat keandalan alatukur yang digunakan. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir- butir dalam suatu daftar pertanyaan atau pernyataan dalam mendefinisikan variabel. Langkah selanjutnya adalah secara statistik, angka korelasi yang diperoleh dengan melihat tanda bintang pada hasil skor total, atau membandingkaan dengan angka bebas korelasi nilai r yang menunjukkan valid. Metode korelasi yang digunakan adalah Pearson Product Moment sebagai berikut:

r =

∑ (∑ )(∑ )

* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +

Untuk menentukan nomor-nomor item yang valid dan yang gugur, perlu dikonsultasikan dengan tabel r produk momen. Kriteria penilaian uji validitas adalah:

1. Apabila r hitung > r tabel, maka item kuesioner tersebut valid.

2. Apabila r hitung< r tabel, maka dapat dikatakan item kuesioner tidak valid.

Setelah angka korelasi diketahui, kemudian dihitung nilai t dari r dengan rumus:

(43)

t =

Setelah itu, dibandingkan dengan nilai kritisnya. Bila t

hitung > t

tabel, berarti data tersebut signifikan (valid) dan layak digunakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Sebaliknya bila t

hitung ≤ t

tabel, berarti data tersebut tidak signifikan (tidak valid) dan tidak akan diikutsertakan dalam pengujian hipotesis penelitian. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS. Validititas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Item-Total Statistic. Menilai kevalidan masing- masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected item-Total Correlation masing-masing butir pertanyaan. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected item- Total Correlation>0,30. Sugiyono,(2012:124).

3.9.1.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama pula. Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah reliabel akan dilakukan pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 21,0. Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah:

1. Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikan 60%

atau 0,6 maka kuesioner tersebut reliabel.

(44)

2. Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikan 60%

atau 0,6 maka kuesioner tersebut tidak reliabel.

3.9.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

3.9.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distadarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak.

Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residualterstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya.

Pengambilan kesimpulan untuk menentukan apakah suatu data mengikuti distribusi normal atau tidak adalah dengan menilai signifikannya. Jika signifikan > 0,05 maka variabel berdistribusi normal dan sebaliknya jika signifikan < 0,05 maka variabel tidak berdistribusi normal.

3.9.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki hubungan antar variabel independen dalam suatu model. Hubungan antar variabel independen akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Selain itu, uji ini juga untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh uji parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel

(45)

dependen. Untuk multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai TOL (Tolerance) dan VIF (Variance Inflation Factor) dari masing-masing variabel bebas dan variabel terikatnya. Jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai TOL lebih dari 0,1 maka model dinyatakan tidak terdapat gejala multikolonieritas.

3.9.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dengan pola scatter plot, regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas, jika:

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

4. Penyebaran titik-titik data tidak berpola.

Jika titik-titik data tidak terdapat pola yang jelas dan menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, dapat disimpulkan bahwa tidak ada heteroskedastisitas.

3.9.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan metode regresi linear yang digunakan untuk memprediksi seberapa

(46)

jauh perubahan nilai variabel dependen, apabila variabel indenpeden dimanipulasi.

3.9.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (goodnessof fit), yang dinotasikan dengan R2merupakan suatu ukuran yang penting dalamregresi. Koefisien

determinasi (R2) mencerminkan kemampuan variabel dependen. Tujuan analisis ini adalah untuk menghitung besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 menunjukkan seberapa besar proporsi dari total variasi variabel tidak bebas yang dapat dijelaskan oleh variabel penjelasnya. Semakin tinggi nilai R2 maka semakin besar proporsi dari total variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel indepent.

Rumus regresi berganda ialah:

Y = a + b1X1+b2X2+b3X3 Keterangan:

Y = Brand Switching a = Konstanta

b1 = koefisien X1

b2 = Koefisien X2

b3= Koefisien X3

(47)

X1 = Atribut Produk X2 = Harga

X3= Promosi

3.9.4. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas perilaku beralih merek terhadap keputusan pembelian,maka hipotesis yang digunakan untuk menganalisis, dalam penelitian ini yaitu :

3.9.4.1 Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. Apabila nilai probabilitas signifikan lebih kecil dari 0,05 (5%) maka suatu variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Adapun kriteria adalah:

1. Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

Adapun kriteria adalah:

1. Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak.

3.9.4.2 Uji Simultan (Uji F)

Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan

(48)

perbandingan nilai F hitung dengan melihat tingkat signifikasinya, setelah itu dibandingkan dengan taraf signifikasi yang telah ditetapkan (5% atau 0,05). Jika signifikasi F hitung lebih kecil dari 0,05 maka ditolak yang artinya variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.

(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Responden

Peneliti ini akan memaparkan data yang telah diperoleh dari responden yang berada dilapangan ketika melakukan penelitian. Data pada penelitian ini dikumpulkan oleh peneliti dengan cara menyebarkan kuisioner kepada pengguna produk sepeda motor Yamaha yang melakukan perpindahan merek ke produk sepeda motor Honda di Kota Medan secaralangsung. Kuisioner yang akan disebarkan sebanyak 96 kuisioner dan penyebaran kuisioner disebarkan ke setiap kecamatan yang mewakili Kota Medan secara menyeluruh.Tingkat pengembalian sebanyak 100%, dari 96 kuisioner yang terkumpul peneliti menggunakan seluruh kuisioner yang terkumpul karena jawaban dari responden sudah lengkap dan layak untuk dijadikan sebagai data untuk melanjutkan penelitian.Berikut tabel data dari responden dalam penelitian ini.

Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No JenisKelamin Jumlah Persentase

1 Laki-laki 62 64,6%

2 Perempuan 34 35,4%

Total 96 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat dillihat bahwa 62 dari 96 responden berdasarkan jenis kelamin adalah laki - laki dengan persentase 64,6%.

(50)

data diatas dapat disimpulkan bahwa yang paling berpengaruh terhadap melakukan brand switchingproduk sepeda motor Yamaha ke sepeda motor Honda adalah laki- laki. Hal ini dikarenakan pengguna sepeda motor Yamaha yang berpindah merek ke Honda di dominasi oleh laki-laki dibandingkan perempuan.

Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan

No Penghasilan Perbulan Jumlah Persentase

1 <Rp 1.000.000 3 3,1 %

2 Rp 1.100.000 – 3.000.000 7 7,3%

3 Rp 3.100.000 – 5.000.000 57 59,4%

4 >Rp 5.000.000 29 30,2%

Total 96 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak yaitu responden yang berpenghasilan Rp 3.100.000 – 5.000.000 yang berjumlah 57 responden dengan persentase sebesar 59,4%. Hal ini dikarenakankonsumen yang berpenghasilan perbulan sebesar Rp 3.100.000 – 5.000.000 lebih dominan untuk melakukan perpindahan merek.

Tabel 4.3 Indentitas Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Persentase

1 Pelajar 3 3,1%

2 Pegawai PNS/ Swasta 29 30,2%

3 Wiraswasta 62 64,6%

4 TNI/POLRI 2 2,1%

Total 96 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2018

(51)

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa responden tertinggi berdasarkan pekerjaan yaitu responden yang bekerja sebagai wiraswasta berjumlah 62 responden dengan persentase sebesar 64,6%. Hal ini dikarenakan responden yang bekerja sebagai wiraswasta lebih mendominasi dalam melakukan perpindahan merek.

Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Persentase

1 18-26 Tahun 3 3,1%

2 27-36 Tahun 70 72,9%

3 37-46 Tahun 20 20,8%

4 47-56 Tahun 3 3,1%

5 >56 Tahun - -

Total 96 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel diatas bahwa responden terbanyak adalah responden yang berusia antara 27-36 tahun yaitu sebanyak 70 orang sebesar 72,9%,dikarenakan yang mendominasi adalah mereka yang berusiakan 27-36 tahun, pada tingkat usia tersebut mereka memiliki dana yang cukup kuat untuk beralih merek

Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Jumlah Persentase

1 SMA 24 25,0%

2 D1 18 18,8%

3 D3 22 22,9%

4 D4 20 20,8%

5 S1 12 12,5%

Total 96 100%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer, 2018

Referensi

Dokumen terkait

Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapainya dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi diri ideal.. Harga diri diperoleh dari diri sendiri

Beban yang terjadi pada balok induk adalah berat sendiri balok induk dan berat eqivalen pelat.. 141 dan kanan) yangakan menghasilkan momen positif dan negatif pada

SUB BAB PERALATAN NAVIGASI, disebutkan &#34;Bendera signal, type marine signal&#34;, tolong diperjelas, karena signal flag tidak umum dipergunakan pada boat yang

generik sains yang dapat dikembangkan dalam perkuliahan kimia adalah:.. pengamatan langsung, pengamatan tak langsung, pemahaman tentang

cara berpikir mjd mudah, dg abstraksi yg logis, praktis, pasti dan mendalam... Peranan Matematika

Learning through service failure (LTSF) was found to have a significant positive effect on perceived ser- vice quality (PSQ) highlighting the importance of customer complaints

bagian antropologi yang disebut dengan Etnografi telah dikerjakan orang dari berbagai bangsa di.. dunia sudah lebih dari 500 tahun

Application of EIPA (25 mM) reduced basal levels of myristic acid, but not those of the other FFAs, and there were significant reductions in the ischemia / reperfusion evoked