• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PRANCANGAN DAN PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PRANCANGAN DAN PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

38

BAB III

METODE PRANCANGAN DAN PENELITIAN 3.1 Metode Umum

3.1.1 Ide Perancangan

Ide perancangan pada perancangan ini muncul dari adanya permasalahan pada kondisi awal lokasi penelitian. permasalahan berupa belum berhasilnya keseluruhan ruang dalam menjalankan tugasnya. Kelengkapan yang ada di dalamnya juga belum bekerja secara maksimal.

3.1.2 Identifikasi Masalah

Permasalahan yang muncul pada Ruang Publik Jalan Moh Yamin yang pertama adalah permasalahan aspek pelengkap ruang publik. Aspek ini meliputi area parkir, jalur pejalan kaki, akses, penanda, elemen fisik, fasilitas, motivasi, aktivitas, ekspektasi, serta daya tarik. Aspek penyusun ruang publik ini belum berjalan sebagaimana mestinya, jika dibandingkan dengan pedoman Lynch. Lynch (1995) berbicara mengenai standar suatu ruang publik yang menyangkut aspek pelengkapnya, agar dapat dikatakan berhasil.

Dari analisis, diketahui bahwa aspek yang berjalan dengan baik hanya aspek penanda saja.

Permasalahan kedua yang dimiliki oleh Ruang Publik Jalan Moh Yamin adalah aspek tidak adanya integrasi antar fungsi ruang. Hal ini mengakibatkan masing – masing ruang terkesan bekerja secara sendiri, tanpa saling mendukung. Data yang didapatkan saat observasi dan wawancara, juga mendukung pernyataan ini. Diketahui bahwa ruang kuliner saja yang berfungsi paling optimal, tanpa ada imbas kunjungan ke ruang lain.

3.1.3 Tahapan perancangan

Tahapan perancangan yang dilakukan oleh penulis adalah melakukan identifikasi permasalahan pada bangunan eksisting. kemudian penulis melakukan analisa isu hingga akhirnya ditemukan jawaban akan permasalahan tersebut. Kemudian, penulis melakukan identifikasi site eksisting untuk diketahui kelebihan dan kekurangangannya. Penulis mengetahui bahwa tapak eksisting akan semakin buruk kekurangannya jika

(2)

39

penulis melakukan perancangan kembali tapak tersebut. Setelah itu, penulis memberikan solusi dengan mencari tapak yang dianggap lebih potensial.

Tapak baru ini kemudian diidentifikasi oleh penulis untuk diketahui kelebihan dan kekurangannya. Setelah data didapatkan, penulis membuat massa bangunan yang disesuaikan dengan konsep ciri kota, dan respon kelebihan kekurangan tapak.

3.1.4 Landasan Rancangan

Untuk menghasilkan rancangan yang baik, penulis menggunakan dasar berikut:

A. Hasil penelitian seminar penulis.

B. Studi kelengkapan, fungsi, dan ruang pusat informasi pariwisata sebagai dasar pengetahuan.

C. Studi kelengkapan dan elemen ruang publik sebagai dasar pengetahuan.

D. Studi Preseden Guilin Wanda Cultural Tourism Exhibition Center, Wasit Natural Reserve Visitor Centre, Asakusa Culture and tourism center.

E. Teori elemen dasar hak lingkungan hidup Lynch (1995), dalam buku City sense and city design

3.1.5 Penentuan Lokasi Perancangan

Sebelumnya, penulis mengidentifikasi site eksisting. Dari hasil identifikasi, ditemukan beberapa kekurangan pada site eksisting yang akan semakin parah jika dilakukan perancangan kembali pada site ini.

Permasalahan tersebut berupa permasalahan sirkulasi dan luasan lahan.

Permasalahan sirkulasi dikarenakan jalan pada tapak eksisting hanya memiliki dua lajur kendaraan dengan lebar jalan 2 lajur 7 meter. Keadaan ini semakin diperparah dengan banyaknya sekolah di sepanjang jalan ini.

Banyaknya sekolah di jalan ini mengakibatkan kemacetan semakin parah pada waktu – waktu tertentu. Jika kemudian tapak ini dibangun, maka kemacetan akan semakin parah. Hal ini disebabkan oleh adanya keluar masuk kendaraan, dan bertambahnya daya tarik baru pada tapak. Diperbaikinya

(3)

40

tapak awal, akan berpotensi menimbulkan kemacetan karena kendaraan berhenti menjemput pengguna. Tapak eksisting juga memiliki keterbatasan luasan lahan. Penjelasan lebih lanjut, dijabarkan pada analisis tapak.

Oleh karena kekurangan ini, maka dilakukan pemindahan lokasi tapak.

Pemindahan dan pemilihan tapak baru didasari oleh alasan berikut ini. Tapak dipindahkan dari Jalan Moh Yamin ke Jalan Jendral Sudirman, dimana jalan tersebut merupakan jalan protokol dan memiliki lebar yang lebih. Jalan Jendral Sudirman memiliki 3 lajur, sedangkan Jalan Moh Yamin hanya 2 lajur.

Pemindahan ini akan mengurangi kemacetan. Jalan Jendral Sudirman juga merupakan jalan protokol yang menghubungkan beberapa kota. Pemindahan juga dilakukan tidak terlalu jauh dari tapak awal, sehingga potensi baik yang dimiliki tapak lama akan tetap dirasakan pada tapak baru. Disamping itu, tapak baru juga dikelilingi oleh banyak bangunan yang berpotensi mendukung keberhasilan rancangan. Untuk penjelasan lebih lanjut, akan dijabarkan pada analisis tapak.

Gambar 3. 1 Tapak baru dan eksisting (Sumber : Dokumen Pribadi Yehezkiel Rio, 2021)

3.1.6 metode pembentukan Massa

Bentuk Massa bangunan diawali dengan pencarian konsep. Setelah konsep ditemukan, maka bentuk diaplikasikan dalam massa. Bentuk kemudian disederhanakan untuk menyesuaikan struktur bangunan. Akan

Eksisting

Baru

(4)

41

tetapi, bentuk bukan hanya berasal dari konsep bentuk saja. Penulis juga melakukan identifikasi tapak, untuk menemukan kelebihan dan kekurangan tapak. Bentuk massa disesuaikan untuk merespon permasalahan yang ada di tapak. Pengaruh tapak berupa rotasi massa, besar kecil muka bangunan, ketinggian, dan lain – lain. keseluruhan bentuk memiliki tujuan untuk meminimalisir kekurangan, serta menonjolkan kelebihan dari tapak.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang mendukung perancangan, maka dilakukan berbagai cara untuk pengumpulan cara. Berikut cara penulis dalam mengumpulkan data :

- Observasi

Penulis melakukan observasi ke tapak eksisting dan tapak baru.

Penulis mengamati kebiasaan pengunjung pada tapak lama. Penulis juga mengamati kondisi setiap ruang, serta kelengkapan yang dimiliki ruang publik ini. Penulis juga mengamati kelebihan dan kekurangan pada tapak baru dan tapak eksisting.

- Studi Literatur

Untuk memperkuat penelitian, penulis mengambil beberapa literatur.

Literatur yang dipilih disesuaikan dengan bahasan dan rancangan penulis. Teori dari literatur juga dijadikan sebagai landasan penulis dalam merancang dan meneliti. Penulis juga menggali peraturan pemerintah mengenai rencana pembangunan, sebagai dasar pengetahuan alasan kondisi tapak eksisting.

- Wawancara

Penulis melakukan kegiatan wawancara secara langsung mengenai kegiatan, kekurangan, kelebihan, dan anggapan pengunjung mengenai ruang publik Moh Yamin. Dari wawancara ini, didapatkan data yang dapat digunakan sebagai acuan dalam mengidentifikasi masalah dan merancang kembali.

(5)

42 3.3 Metode Analisis Data

Pada tahapan ini, dilakukan perbandingan antara data yang didapat di lapangan, dengan apa yang didapatkan pada teori. Sebagai tahapan penutup atau akhir, maka dilakukan pembelajaran terhadap isu bahasan. Pada tahapan ini, data yang didapat dari perbandingan yang telah dilakukan sebelumnya, dijadikan pembelajaran untuk mendapatkan hasil akhir dari penelitian.

Dilakukan juga pembelajaran teori yang digunakan, sebagai cara menanggulangi isu yang muncul di tapak baru maupun lama. Setelah itu, penulis melakukan analisis tapak. Analisis tapak yang dilakukan penulis berupa mencari arah angin, matahari, kebisingan, view, sirkulasi, landmark, nodes, path, edge, dan lain - lain. Penulis mencari kekurangan dan potensi tapak. Kekurangan yang dimiliki tapak kemudian ditanggulangi lewat rancangan, yang mempengaruhi bentuk dan keadaan bangunan jadi.

Kelebihan yang dimiliki juga kemudian ditonjolkan lewat rancangan yang mendukung potensi tersebut.

3.4 Metode dan Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, serta mendapatkan pemahaman mengenai kualitas ruang publik yang tepat untuk diterapkan pada area Pusat Informasi Pariwisata Kota Tangerang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.

Metode penelitian kualitatif adalah penelitian yang memiliki tujuan untuk mencari pengertian mendalam mengenai suatu masalah atau isu, fakta, realita (Raco, 2018). Metode penelitian kualitatif memiliki ciri kedalaman dalam memahami suatu masalah (Raco, 2018). Menurut Creswell (2008), tahapan pertama dalam melakukan metode penelitian ini adalah dengan melakukan identifikasi masalah atau isu yang menyangkut spesifikasi gejala atau isu yang akan dipelajari (Creswell, Educational research : planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research, 2008). Pada

(6)

43

tahapan ini, juga dapat menjelaskan mengapa isu tersebut menjadi layak diteliti (Creswell, Educational research : planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research, 2008). Tahapan kedua yang dilakukan adalah pembahasan atau penelusuran kepustakaan dengan mencari bahan bacaan yang memuat topik yang akan dibahas (Creswell, Educational research : planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research, 2008). Tahapan ketiga adalah dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian (Creswell, Educational research : planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research, 2008). tahapan keempat adalah tahapan yang dilakukan untuk mengumpulkan data (Creswell, Educational research : planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research, 2008). Tahapan kelima adalah penafsiran data.

Penafsiran data dilakukan dengan kegiatan analisis data dalam bentuk teks (Creswell, Educational research : planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research, 2008). Tahapan terakhir pada metode penelitian ini adalah pelaporan (Creswell, Educational research : planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research, 2008).

Pelaporan dilakukan dengan menggambarkan situasi lingkungan bahasan serta pengalaman, sehingga pembaca dapat menempatkan diri dan mengetahui apa yang terjadi (Creswell, Educational research : planning, conducting, and evaluating quantitative and qualitative research, 2008).

(7)

44

Gambar 3. 2 Tahapan Metode Penelitian Kualitatif Creswell

(Sumber : Buku Metode Penelitian Kualitatif, Jenis, Karakter, dan Keunggulannya)

3.4.1 Jenis Metode Penelitian Kualitatif

Metode penelitian kualitatif terdiri dari beberapa jenis, yaitu Studi Kasus, Biografi, Fenomenologi, Grounded-theory, dan Ethnografi. Pada topik seminar ini, metode yang akan dibahas adalah metode studi kasus. Menurut Creswell (2008), studi kasus dilakukan dengan mendalami kasus tertentu secara mendalam dengan melakukan pengumpulan beraneka sumber informasi (Creswell, Qualitative Inquiry and Research Design. Choosing Among Five Traditions, 1998). Studi kasus didefinisikan oleh Creswell sebagai suatu eksplorasi system terkait atau kasus (Raco, 2018). Studi kasus dapat berbentuk deskriptif, eksplorasi atau eksplanatori (Raco, 2018). Studi kasus deskriptif memiliki tujuan untuk menggambarkan gejala, realita atau fakta (Raco, 2018). Eksploratif bertujuan mencari tahu secara mendalam mengenai suatu kasus dan kemudian dapat menghasilkan suatu hipotesis (Raco, 2018). Eksplanatori adalah mencari keterangan atas argumentasi sebab akibat (Raco, 2018). Dari keseluruhan jenis, ditarik kesimpulan bahwa metode ini menangkap makna terdalam dari kasus bahasan (Raco, 2018).

Metode ini dimulai dengan memberikan bahasan mengenai keunikan dari suatu kasus (Raco, 2018). Tahapan dilanjutkan dengan menemukan teori atau informasi mengenai kasus yang terkait pada jurnal ataupun media akademis

(8)

45

lainnya (Raco, 2018). Data yang didapat dikumpulkan dengan berbagai sumber, baik observasi maupun mempelajari dokumen-dokumen tertulis (Raco, 2018). Dari berbagai jenis studi kasus yang telah dijelaskan sebelumnya, dipilihlah jenis studi kasus deskriptif.

Pemilihan metode penelitian bertujuan untuk mengetahui keadaan atau fenomena yang ada pada ruang fisik di lapangan, serta mengetahui keadaan ideal yang seharusnya ada pada area penelitian. Dalam penelitian ini juga penulis mencari informasi mengenai rencana pembangunan pada area penelitian. Dalam penelitian ini, dilakukan penelitian langsung ke lapangan untuk mendapatkan data fisik dari Pusat Informasi Pariwisata. Setelah data dari kunjungan didapatkan, maka penulis mencari teori terkait untuk menunjang pengetahuan yang didapat langsung dari penelitian. Data yang didapat kemudian diolah, dibandingkan, lalu diberi kesimpulan.

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian pelatihan ini dilakukan dengan beberapa teknik yaitu: (a) Metode Ceramah, metode ini dipilih untuk memberikan penjelasan mengenai pentingnya teknologi khususnya

Untuk itu penelitian ini akan menggunakan kombinasi kedua metode yaitu KNN dan Gini Index tersebut untuk memungkinkan klasifikasi tingkat kognitif soal pada

Bagian Grup atas kerugian entitas asosiasi yang melebihi nilai tercatat dari investasi (yang mencakup semua kepentingan jangka panjang, secara substansi, merupakan bagian

EΦ(θ,Φ) = kuat medan listrik hambur yang diperoleh dari hasil transformasi kuat medan listrik pada koordinat kartesian ke dalam koordinat bola pada arah Φ dalam

Pengalaman jenis ini dapat benar-benar berpengaruh atas kegagalan atau keberhasilan.Idealnya, calon wirausaha harus memiliki keterampilan teknis yang memadai

Posisi penulis tidak mengatakan salah satu benar, tetapi lebih pada upaya penyingkapan dan berdiri pada posisi netral dalam mengemukankan pandangan secara akademik karena

Sistem Pakar Diagnosis ADHD Pada Anak Usia Sekolah ini berbasis website agar mudah untuk diakses oleh pengguna, yang memiliki beberapa menu di antaranya menu

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Wulandari 7 yang berjudul Hubungan Kebiasaan Makan dengan insiden kanker jinak (Fibroadenoma Mammae) di RSUD