LAPORAN PRAKTIKUM PRAKARYA KIMIA PEMBUATAN SIRUP SINTESIS
Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Prakarya Kimia
Disusun oleh:
Adi Muhammad Falah Sutopo K3317002
Cindy Enrica Novitasari K3317018
Diah Ayu Saputri K3317022
Umi Wahidatul Latifah K3317074
Dosen Pengampu:
Dr. Sri Retno Dwi Ariani, M.Si
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2020
i KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis dan tim uncapkan kepada Tuhan Yang Mahaesa, karena atas segala rahmat, anugerah, kesempatan, dan karunia yang telah dan masih Ia berikan kepada penulis dan tim sehingga dapat menyelesaikan laporan praktikum prakarya kimia yang berjudul
“Pembuatan Sirup” ini.
Laporan praktikum prakarya kimia yang berjudul “Pembuatan Sirup Sintesis” ini berisi mengenai informasi mengenai sejarah sirup, pembuatan sirup sintesis, dan analisis usaha dari pembuatan sirup sintesis.
Penulis dan tim menyadari jika masih banyak kekurangan yang terdapat dalam laporan praktikum prakarya kimia kali ini. Saran dan kritik masih sangat diperlukan guna menunjang pembuatan laporan praktikum prakarya kimia ini ke depannya.
Surakarta, 24 Maret 2020
Penulis
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... ii
BAB I: PENDAHULUAN ... 1
A. Perspektif Umum ... 1
1. Sejarah ... 1
2. Kimia ... 3
B. Beberapa Jenis Sirup di Seluruh Dunia ... 3
C. Kandungan Gizi Sirup Modern Secara Umum ... 4
BAB II: BAHAN DAN PERALATAN ... 6
A. BAHAN ... 6
B. KEBUTUHAN PERALATAN ... 7
C. DESKRIPSI BAHAN YANG DIGUNAKAN ... 8
1. Gula ... 8
2. Natrium Benzoat ... 8
3. Asam Sitrat ... 9
4. CMC ... 10
5. Pewarna ... 11
BAB III: CARA MEMBUAT SIRUP SINTETIS ... 12
A. BAGAN KERJA ... 12
B. DATA PENGAMATAN ... 13
C. PEMBAHASAN LANGKAH KERJA ... 13
1. Pemanasan ... 13
2. Penyaringan dan Pengemasan ... 15
3. Pelabelan ... 15
BAB IV: ANALISIS USAHA SIRUP SINTESIS ... 16
iii
A. PEMASUKAN ... 16
B. PEMBELIAN PERALATAN ... 16
C. PENGELUARAN ... 17
D. LABA BERSIH ... 18
E. FOTO PRODUK ... 18
DAFTAR PUSTAKA ... 20
LAMPIRAN... 21
A. JAWABAN PERTANYAAN ... 21
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Perspektif Umum
Sirup adalah cairan kental, manis, beraroma dengan banyak gula di dalamnya.
Ada beberapa sirup rasa, seperti sirup cokelat, sirup vanilla, dan sirup mapel.
Sirup digunakan untuk mempermanis dan membumbui minuman panas dan dingin, dan mereka dituangkan pada makanan penutup dan makanan sarapan.
Sirup merupakan salah satu produk olahan cair yang dikonsumsi sebagian besar orang sebagai minuman pelepas dahaga. Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau tanpa bahan tambahan, bahan pewangi, dan zat aktif sebagai obat (Ansel, 2005). Menurut Syamsuni, (2007) menyatakan, Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi. Menurut Mun’im dan Endang (2012), menyatakan bahwa sirup mengandung paling sedikit 50% sukrosa dan biasanya 60-65%. Sirup dapat dibuat dari bahan dasar buah, daun, biji, akar dan bagian lain dari tumbuhan (Margono et. al., 2000). Dari kemanfaatannya sirup dapat dijadikan sebagai minuman pelepas dahaga sekaligus sebagai obat dengan bahan herbal yang dapat mencegah dan mengobati penyakit (Rekomendasi WHO, 2006).
Sirup digunakan dalam berbagai jenis minuman. Kedai kopi menambahkan sirup cokelat dan sirup rasa lainnya (misalnya: vanilla) ke minuman kopi. Ruang tamu es krim menambahkan sirup cokelat ke milkshake. Di Italia, kafe sering menawarkan pilihan sirup berbeda yang dapat ditambahkan ke air soda berkarbonasi, untuk menambah rasa manis dan rasa.
1. Sejarah
Sejarah sirup dimulai dari daerah penghasil mapel, Amerika Utara.
Masyarakat adat yang tinggal di timur laut Amerika Utara adalah kelompok pertama yang diketahui telah menghasilkan sirup mapel dan gula mapel.
Menurut tradisi lisan asli, serta bukti arkeologis, getah pohon mapel sedang diproses menjadi sirup jauh sebelum orang Eropa tiba di wilayah tersebut.
Tidak ada konfirmasi tentang bagaimana produksi dan konsumsi sirup mapel
2 dimulai, tetapi ada berbagai legenda; salah satu yang paling populer adalah getah mapel yang digunakan sebagai pengganti air untuk memasak daging rusa yang disajikan kepada seorang kepala suku.
Pada tahap awal penjajahan Eropa di timur laut Amerika Utara, masyarakat adat setempat menunjukkan kepada para penjajah yang datang bagaimana cara menyadap batang-batang jenis mapel tertentu selama musim semi mencair untuk memanen getah. André Thevet, "Royal Cosmographer of France", menulis tentang Jacques Cartier minum getah mapel selama perjalanannya di Kanada. Pada 1680, pemukim dan pedagang bulu Eropa terlibat dalam memanen produk mapel. Namun, daripada membuat sayatan di kulit kayu, orang Eropa menggunakan metode pengeboran lubang di batang pohon. Selama abad ke-17 dan ke-18, getah mapel yang diproses digunakan terutama sebagai sumber gula pekat, baik dalam bentuk cair maupun padat, karena gula tebu harus diimpor dari Hindia Barat.
Sekitar masa Perang Saudara Amerika (1861-1865), pembuat sirup mulai menggunakan panci logam lembaran besar karena lebih efisien untuk mendidih daripada ceret besi bundar yang berat, karena area permukaan yang lebih besar untuk penguapan. Sekitar waktu ini, gula tebu menggantikan gula mapel sebagai pemanis dominan di AS; akibatnya, produsen memfokuskan upaya pemasaran pada sirup mapel. Evaporator pertama, yang digunakan untuk memanaskan dan mengonsentrasikan getah, dipatenkan pada tahun 1858. Pada tahun 1872, sebuah evaporator dikembangkan yang menampilkan dua panci dan lengkungan logam atau botol api, yang sangat mengurangi waktu didih. [18] Sekitar tahun 1900, produsen membengkokkan timah yang membentuk dasar panci menjadi serangkaian cerobong asap, yang meningkatkan area permukaan panci yang panas dan sekali lagi mengurangi waktu didih. Beberapa produsen juga menambahkan wajan finishing, evaporator bets terpisah, sebagai tahap akhir dalam proses penguapan.
Sekarang, sirup tidak hanya terbuat dari mapel saja. Eropa membawa pengaruh sirup hingga ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Tercatat bahwa Surabaya adalah kota pertama di Indonesia yang memiliki pabrik penghasil
3 minuman kental dan manis tersebut pada 1923. Di Surabaya ini sudah mulai diproduksi berbagai macam varian sirup yang kita kenal hingga saat ini.
Saat ini, sudah dikenal berbagai varian sirup seperti stroberi, jeruk, kokopandan, dan lain-lain dengan berbagai merk dagang. Tidak sampai di situ, sirup di Indonesia juga sudah memiliki kerabat yang lainnya, yang disebut dengan squash. Lalu, juga muncul istilah “sirup sintesis”, yaitu sirup yang dibuat menggunakan cita rasa esens, bukan dari sari buah asli. Namun, di balik semua itu, hal ini menjadi tanda bahwa keanekaragaman jenis sirup di Indonesia sudah sedemikian banyaknya.
Pada laporan praktikum ini akan dibahas mengenai pembuatan sirup sintesis dengan esens stroberi, melon, dan jeruk, serta analisis usaha dari sirup sintesis tersebut.
2. Kimia
Sirup adalah campuran yang merupakan cairan kental dan kental yang terutama terdiri dari larutan gula dalam air, mengandung sejumlah besar gula terlarut tetapi menunjukkan sedikit kecenderungan untuk menyimpan kristal.
Konsistensinya mirip dengan molase. Viskositas muncul dari ikatan hidrogen berganda antara gula terlarut, yang memiliki banyak gugus hidroksil (OH).
Sirup dapat dibuat dengan melarutkan gula dalam air atau dengan mengurangi jus manis alami seperti jus tebu, jus sorgum, getah maple atau nektar agave. Sirup jagung dibuat dari pati jagung menggunakan proses enzimatik yang mengubahnya menjadi gula.
Berbagai minuman membutuhkan pemanis untuk mengimbangi getahnya beberapa jus yang digunakan dalam resep minuman. Gula pasir tidak mudah larut dalam minuman dingin atau etil alkohol. Karena sirup adalah cairan, mereka mudah dicampur dengan cairan lain dalam minuman campuran, menjadikannya alternatif yang lebih baik daripada gula pasir.
B. Beberapa Jenis Sirup di Seluruh Dunia
1. Acetomel: sirup yang terbuat dari madu dan cuka dengan rasa asam dan manis 2. Agave nectar: pemanis yang diproduksi secara komersial dari beberapa
spesies agave
4 3. Attar: sejenis sirup manis yang digunakan dalam persiapan makanan penutup
Timur Tengah
4. Barley malt syrup: pemanis mentah yang diproses dengan ekstraksi dari kecambah, malt, barley, mengandung sekitar 65% maltosa, 30% karbohidrat kompleks, protein 3%
5. Sirup birch: sirup yang dibuat dari getah pohon birch, dan diproduksi dengan cara yang hampir sama dengan sirup mapel
6. Sirup rasa bludwine: digunakan dalam minuman ringan
7. Sirup beras merah: pemanis yang kaya akan senyawa, dikategorikan sebagai gula, dan berasal dari budidaya tepung beras yang dimasak
8. Chashni: nama generik dalam bahasa India Utara, Pakistan, Nepal dan Afghanistan untuk sirup manis
9. Cheong: nama untuk berbagai makanan manis dalam masakan Korea dalam bentuk sirup, selai, dan pengawet buah
10. Cherry Smash: sirup yang terbuat dari sirup ceri bersama dengan campuran rasa buah lainnya yang disentak soda dicampur dengan air berkarbonasi dan fosfat
11. Sirup kurma madu: sirup buah tebal berwarna coklat tua, sangat manis yang diekstrak dari kurma
12. Falernum: minuman keras sirup dari Karibia yang terkenal karena penggunaannya dalam minuman tropis
13. Flavored syrup: biasanya terdiri dari sirup sederhana, yaitu gula (dicampur sepenuhnya dengan air saat dipanaskan), dengan perasa alami atau buatan (disintesis) juga dilarutkan di dalamnya.
14. Kuromitsu: sirup gula Jepang, secara harfiah "madu hitam", mirip dengan sirup gula, tetapi lebih tipis dan lebih ringan
15. Sirup buah: jus buah pekat yang digunakan sebagai pemanis.
C. Kandungan Gizi Sirup Modern Secara Umum
Sirup modern komersial terbuat dari campuran bahan di bawah ini. (untuk satu gelas sajian dengan takaran 83 gram)
Kandungan Gizi Jumlah Takaran
Kalori total 220 kkal
5
Kalori dari lemak 0,8
Lemak total 0,1 g a. Saturated Fat 0 g
b. Polilemak tidak jenuh 0 g c. Lemak tunggal tidak jenuh
0 g
0%
Natrium 51mg Kolesterol 0 mg
2%
0%
Kalium 5 mg 0%
Karbohidrat total 58 g a. Serat 0 g b. Gula 58 g
19%
0%
Protein 0 g
Vitamin A 0%
Vitamin C 0%
Kalsium 0.3%
Zat besi 0.3%
Nilai Harian Persen didasarkan pada diet 2000 kalori.
6 BAB II
BAHAN DAN PERALATAN
Setiap kali kita hendak membuat atau memproduksi sesuatu pasti diawali dengan langkah-langkah persiapan, terutama menyiapkan bahan dan peralatan yang diperlukan.
Bahan dan peralatan yang diperlukan untuk membuat sirup adalah sebagai berikut.
A. BAHAN
Nama Bahan Jumlah Gambar
Air siap minum 2 gelas
Gula 0,5 kg
Natrium benzoat 0,5 sendok teh
Natrium siklamat 1 sendok teh
Esens stroberi, melon, dan jeruk
15 ml
7 B. KEBUTUHAN PERALATAN
Asam sitrat 2,5 sendok makan
Pengental 1,5 sendok makan
Tempat sirup (botol) 1
Nama Alat Jumlah Gambar
Corong 1
Panci berlapis email 1
Baskom 1
Pengaduk 1
8 C. DESKRIPSI BAHAN YANG DIGUNAKAN
1. Gula
Gula dipergunakan sebagai pemanis, memiliki peran yang besar pada penampakan dan cita rasa sirup yang dihasilkan. Disamping itu, gula juga bertindak sebagai pengikat komponen flavor. Pemanis yang paling umum digunakan dalam pembuatan sirup yang dalam kehidupan sehari dikenal sebagai gula pasir.
2. Natrium Benzoat
Natrium Benzoat dikenal juga dengan nama Sodium Benzoat atau Soda Benzoat. Bahan pengawet ini merupakan garam asam Sodium Benzoic, yaitu lemak tidak jenuh ganda
Menurut sebuah studi WHO, Sodium Benzoat adalah bahan pengawet yang digunakan untuk makanan dan minuman serta sangat cocok untuk jus buah maupun minuman ringan. Sodium Benzoat banyak digunakan dalam berbagai produk makanan dan minuman seperti jus buah, kecap, margarin, mentega, minuman ringan, mustard, sambal, saus salad, saus tomat, selai, sirop buah, dan lainnya. Sodium Benzoat secara alami terdapat pada apel, cengkeh, cranberry (sejenis buah beri yang digunakan untuk membuat agar- agar dan saus), kayu manis, prem (yang dikeringkan) dan lain-lain. Natrium Kompor listrik 1
Saringan 1
Sendok 1
9 benzoat berfungsi sebagai bahan pengawet yang dipergunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri. Benzoat efektif pada pH 2,5-4,0.
Fungsi utama dari penggunaan bahan pengawet adalah untuk mencegah pertumbuhan mokroorganisme dalam bahan pangan sehingga masa simpan makanan atau minuman dapat diperpanjang. Penggunaan bahan pengawet kimia mempunyai beberap keuntungan, antara lain yaitu makanan atau minuman dapat tetap awet meskipun disimpan pada suhu kamar. Namun apabila sirup buah yang dibuat hanya sedikit dan lansung dikonsumsi, tidak perlu ditambah dengan bahan pengawet. Bahan pengawet yang paling umum digunakan untuk sari buah adalah natrium benzoat. Natrium benzoat memiliki bentuk kristal putih, rasa manis dan kadang-kadang sepet. Garam natium benzoat ini lebih mudah larut dalam air dari pada asam benzoat. Dalam pembuatan sirup buah, natrium benzoat dingunakan dengan dosis antara 0,05
% – 0,1 %. Penggunaan natrium benzoat pada kadar tersebut relatif tidak mempengaruhi rasa dan aroma sirup buah.
3. Asam Sitrat
Asam sitrat termasuk dalam golongan flavor enhancer atau bahan pemicu rasa. Bahan pemicu rasa merupakan bahan tambahan yang diberikan pada suatu produk pangan untuk memberikan nilai lebih pada rasa, sesuai dengan karateristik produk pangan yang dihasilkan. Biasanya, bahan pemicu rasa hanya ditambahkan dalam jumlah kecil. Asam sitrat sebagai bahan pemicu rasa, banyak digunakan dalam industri, terutama industri makanan karena memiliki tingkat kelarutan yang tinggi, memberikan rasa asam yang enak dan tidak bersifat racun.
Di dalam pembuatan sirup, asam sitrat digunakan untuk mengatur pH, terutama yang menggunakan buah-buahan dengan tingkat keasaman yang rendah sehingga tidak cukup untuk menghasilkan pH seperti yang diinginkan.
Asam-asam seperti asam sitrat ditambahkan pada bebuahan dan sesayuran dengan keasaman sedang untuk menurunkan pH dibawah 4,5.(Sakidja.1989:
466). Penurunan pH akan mempengaruhi suhu dan waktu pemasakan sehingga menjadi lebih rendah. Asam sitrat dapat berfungsi sebagai pengawet karena pada pH rendah (kurang dari 4.6) mikroorganisme
10 Asam sitrat juga dapat bertindak sebagai penegas rasa dan warna atau menyelubungi after taste yang tidak disukai. Hal ini menyebabkan asam sitrat banyak digunakan dalam industri minuman. Asam sitrat juga berfungsi untuk mengisolasi/memisahkan ion-ion logam yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi oksidasi, reaksi pencoklatan, dan pembentukan sruktur-struktur kompleks. Selain itu asam sitrat juga dapat menginaktifkan enzim yang tidak disukai seperti polyphenol oxidase yang dapat menyebabkan terjadinya reaksi pencoklatan enzimatis. Sitrat-sitrat biasanya lebih disukai daripada fosfat-fosfat untuk mengubah kekelatan, karena sitrat-sitart menghasilkan cita rasa asam yang lebih halus.
4. CMC
Na-CMC adalah turunan dari selulosa dan sering dipakai dalam industri pangan, atau digunakan dalam bahan makanan untuk mencegah terjadinya retrogradasi. Pembuatan CMC adalah dengan cara mereaksikan NaOH dengan selulosa murni, kemudian ditambahkan Na-kloro asetat
R OH + NaOH R Na + NaOH
R ONa + ClCH2COONa R O CH2COONa + NaCl
Na-CMC merupakan zat dengan warna putih atau sedikit kekuningan, tidak berbau dan tidak berasa, berbentuk granula yang halus atau bubuk yang bersifat higroskopis. CMC ini mudah larut dalam air panas maupun air dingin.
Pada pemanasan dapat terjadi pengurangan viskositas yang bersifat dapat balik (reversible). Viskositas larutan CMC dipengaruhi oleh pH larutan, kisaran pH Na-CMC adalah 5-11 sedangkan pH optimum adalah 5, dan jika pH terlalu rendah (<3), Na-CMC akan mengendap. Na-CMC akan terdispersi dalam air, kemudian butir-butir Na-CMC yang bersifat hidrofilik akan menyerap air dan terjadi pembengkakan. Air yang sebelumnya ada di luar granula dan bebas bergerak, tidak dapat bergerak lagi dengan bebas sehingga keadaan larutan lebih mantap dan terjadi peningkatan viskositas Hal ini akan menyebabkan partikel-partikel terperangkap dalam sistem tersebut dan memperlambat proses pengendapan karena adanya pengaruh gaya gravitasi.
Ada empat sifat fungsional yang penting dari Na-CMC yaitu untuk pengental, stabilisator, pembentuk gel dan beberapa hal sebagai pengemulsi.
11 Didalam sistem emulsi hidrokoloid (Na-CMC) tidak berfungsi sebagai pengemulsi tetapi lebih sebagai senyawa yang memberikan kestabilan.
Penggunaan Na-CMC sebagai derivat dari selulosa antara 0,01%-0,8% akan mempengaruhi produk pangan seperti jelli buah, sari buah, mayonaise dan lain-lain. Semua zat pengental dan pengental adalah hidrofil dan terdispersi dalam larutan yang dikenal sebagai hidrokoloid.
5. Pewarna
Pewarna ditambahkan ke dalam minuman atau sirup buah karena beberapa alasan, diantranya adalah untuk memperbaiki warna aslinya, untuk memperoleh warna standar, dan untuk menarik konsumen. Pada umumnya, pewarna yang ditambahkan ke dalam sirup adalah berupa pewarna sintetik.
Adapun pewarna yang digunakan antara lain adalah sunset yellow FCF, tartrazine dan karamel.
12 BAB III
CARA MEMBUAT SIRUP SINTESIS
Setelah mempersiapkan bahan dan peralatan secukupnya, langkah selanjutnya adalah membuat sirup. Langkah-langkah pembuatan sirup sintesis adalah sebagai berikut.
A. BAGAN KERJA
Mencampur air siap minum, gula pasir, sari rasa/esens, natrium benzoat, dan natrium siklamat menjadi satu
Setelah tercampur rata, memanaskan sampai semuanya larut dan pemanasan diteruskan sampai mencapai kekentalan tertentu
Setelah hangat, menambahkan asam sitrat dan bahan pengental
Mengaduk sampai merata
Setelah agak dingin, menambahkan sari rasa/esens pada campuran
Menyaring sirup yang sudah jadi, bila perlu
Mengemas sirup dalam botol yang sudah disterilkan selama 10 menit
Memberikan label pada produk yang telah dibuat
13 B. DATA PENGAMATAN
No. Perlakuan Hasil Gambar
1 Melarutkan gula dengan air dalam panci berlapis email yang dipanaskan
Gula melarut
2 Menambahkan natrium benzoate
Natrium benzoat larut
3 Setelah hangat lalu
menambahkan Asam Sitrat
Asam sitrat larut
4 Menambahkan cmc yang sudah dilarutkan dengan air
Larutan mengental
5 Setelah dingin
menambahkan essesnce cokelat
Warna larutan cokelat, dengan aroma cokelat
6 Menyaring larutan sirup dan mengemasnya dalam botol steril
Larutan bersih dari pengotor, berwarna cokelat. Sirup siap disajikan.
C. PEMBAHASAN LANGKAH KERJA 1. Pemanasan
Gula dengan air diatas kompor sampai gula melarut semua sampai mendidih. Gula dipergunakan sebagai pemanis, memiliki peran yang besar
14 pada penampakan dan cita rasa sirup yang dihasilkan. Disamping itu, gula juga bertindak sebagai pengikat komponen flavor.
Kemudian menambahkan natrium benzoat yang akan berfungsi sebagai pengawet yang akan mempertahankan sirup dari bakteri, mikroba, ragi dan jamur. Adapun rumus kimia dari Na-Benzoat :
Sedangkan pembuatan Natrium siklamat dapat berfungsi sebagai pemberi rasa manis dengan tingkat kemanisan 50x lebih besar dari pemanis gula pasir.
Pelarutan dilakukan diatas panci berlapis email dengan alasan agar tidak terjadi reaksi antara bahan yang digunakan dan tidak lengket dengan panci.
Adapun rumus kimia dari Na-Siklamat :
Setelah hangat kuku kemudian asam sitrat ditambahkan untuk meningkatkan rasa dan aroma dari sirup. Asam sitrat ini banyak digunakan dalam industri karena memiliki tingkat kelarutan yang tinggi, memberi rasa asam yang segar dan tidak beracun. Fungsi asam sitrat ini antara lain:
a. Untuk mengatur pH terutama yang menggunakan buah dengan tingkat keasaman yang rendah
b. Memberi rasa dan aroma yang khas c. Mengimbangi rasa manis
d. Sebagai bahan pengawet
Baru kemudian menambahkan CMC (yang terlebih dahulu dicairkan dengan air) sehingga didapat larutan sirup yang kental. CMC berfungsi suatu zat dapat berfungsi menstabilkan, mengentalkan atau merekatkan suatu makanan yang campur dengan air, sehingga dapat menbentuk cairan dengan kekentalan yang stabil dan homogen pada waktu yang relatif lama. Biasanya
15 CMC terbuat dari tepung kanji. Namun dalam percobaan CMC yang ditambahkan sedikit, sehingga larutan sirup masih agak encer.
Setelah semua bahan larut dan dingin kemudian menambahkan essence rasa framboze, sebagai pemberi aroma dan rasa untuk menambah daya tarik konsumen. Essence ditambahkan saat larutan dingin agar essence tidak mudah menguap karena essence sangat tidak stabil. Essence nmudah mengalami perubahan aroma dan rasa dengan sedikit pengolahan maupun suhu yang tinggi.
2. Penyaringan dan Pengemasan
Selanjutnya menyaring larutan sirup untuk menghilangkan kotoran yang ada agar diperoleh sirup yang bersih bebas kotoran. Sehingga dihasilkan sirup framboz berwarna agak pink, yang kemudian dimasukkan dalam botol yang sudah tersterilisasi.Sterilisasi kedua juga dilakukan selama 15 menit.
Sterilisasi kedua ini dimaksudkan untuk memberikan panas tertentu dalam Periode tertentu pada bahan yang telah ditutup dan terisi.
3. Pelabelan
Setelah dingin, sirup diberi label. Label yang baik seharusnya menginformasikan tentang nama dagang, volume, bahan yang digunakan, bahan tambahan, tanggal kedaluwarsa, ijin depkes, label halal dll.
16 BAB IV
ANALISIS USAHA SIRUP SINTESIS
Setiap usaha memerlukan persiapan dan perencanaan kegiatan yang matang terutama segi pemasarannya. Rencana usaha pembuatan sirup dapat kita ambil contoh sebagai berikut.
1. Nama produk: Sirup Perisa Buah “Manis” (varian: Stroberi, Melon, dan Jeruk) 2. Jumlah produksi 30 botol sirup sintesis/hari
3. Harga bahan-bahan produksi ada pada tabel pengeluaran.
4. Periode produksi 1 bulan = 25 hari kerja 5. Harga jual sirup Rp35.000,00/botol
Dengan demikian biaya produksi dan keuntungan dalam satu bulan dapat dihitung sebagai berikut.
A. PEMASUKAN
Hasil penjualan sirup dalam botol per bulan:
25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 30 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙/ℎ𝑎𝑟𝑖 × 𝑅𝑝35.000,00/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙
= 𝐑𝐩𝟐𝟔. 𝟐𝟓𝟎. 𝟎𝟎𝟎/𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏 B. PEMBELIAN PERALATAN
Nama alat Harga
Corong Rp3.500,00
Panci berlapis email Rp15.000,00
Pengaduk Rp3.000,00
Baskom Rp5.000,00
Kompor listrik Rp30.000,00
Saringan Rp3.500,00
Sendok Rp3.000,00
Autoclave Rp1.500.000,00
Total: Rp1.563.000,00
17 Dengan asumsi umur teknis peralatan satu tahun, maka nilai penyusutan tiap bulan adalah sebagai berikut.
Rp1.563.000,00/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 ÷ 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = Rp130.250,00/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 C. PENGELUARAN
Pengeluaran Biaya
Penyusutan alat Rp130.250,00/bulan
Gula pasir
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 0,5 𝑘𝑔/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 × 30 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp20.000,00/𝑘𝑔)
Rp7.500.000,00/bulan
Botol sirup
(30 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙/ℎ𝑎𝑟𝑖 × 25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × Rp7.500,00/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙)
Rp5.625.000,00/bulan
Air siap minum
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 0,4 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 × 30 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp3.500/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟)
Rp1.050.000,00/bulan
Natrium benzoat
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 1,5 𝑔/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 × 30 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp150,00/𝑔)
Rp168.750,00/bulan
Natrium siklamat
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 2,5 𝑔/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 × 30 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp150,00/𝑏𝑘𝑠)
Rp281.250,00/bulan
Esens
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 15 𝑚𝑙/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 × 30 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp150,00/𝑚𝑙)
Rp1.687.500,00/bulan
Etiket
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 2 𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑡/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 × 30 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp50,00/𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑡)
Rp75.000,00/bulan
Tenaga kerja
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 3 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp50.000,00/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔)
Rp3.750.000,00/bulan
Total Rp20.267.750,00/bulan
18 D. LABA BERSIH
Komponen Jumlah
Pemasukan Rp26.250.000,00/bulan
Pengeluaran Rp20.267.750,00/bulan
Laba bersih Rp5.982.250/bulan
E. FOTO PRODUK
a. Foto label produk
19 b. Desain Produk
20 DAFTAR PUSTAKA
Arum, S. (2005). 100% Peluang Bisnis Makanan dan Minuman Paling Menguntungkan. Jakarta: Erlangga.
Murphy, J. (2010). The History of Maple Syrup. New York: Brian and Son co.
Pudjiastuti, E. (2004). Peluang Bisnis Buah Komersial. Bandung: Yramawidya.
Putri, V. S. (2010). 10 Bisnis Minuman Kemasan Untung Besar Resiko Kecil.
Karawang: Pustaka Parahyangan.
Wijayanti, S. (2006). Usaha Sirup Madu Manis: Modal Kecil, Untung Besar. Bekasi:
Rakyat Jaya.
21 LAMPIRAN
A. JAWABAN PERTANYAAN
1. Sebutkan kelemahan mengonsumsi sirup sintetis dibandingkan dengan mengonsumsi sirup organik (berbahan baku buah-buahan?)
Jawab: Kelemahan sirup sintesis jika dibandingkan dengan sirup organik adalah sebagai berikut (dengan asumsi bahwa semua dikonsumsi oleh manusia dalam jumlah sedikit namun berulang, dan dalam jumlah besar).
a. Pada penggunaan pemanis sintetis dapat menyebabkan kanker dan gangguan saluran kemih, pengecilan testis, dan kerusakan kromosom b. Pewarna sintetis dapat menyebabkan tumor, alergi pernafasan, hiperaktif
pada anak-anak, kanker limfa, gangguan sistem imun, dan radang selaput lender pada hidung.
Inti dari beberapa poin di atas adalah, bahwa tidak dianjurkan untuk mengonsumsi produk sintetis dalam jumlah berlebih. Kesadaran diperlukan guna menjaga kesehatan konsumen.
2. Apa fungsi penambahan natrium siklamat dan natrium benzoat dalam pembuatan sirup sintetis?
Jawab: Natrium siklamat berfungsi sebagai pemanis buatan, dengan kadar kemanisannya berkisar antara 30—50 kali lebih manis dibandingkan gula alami. Adapun natrium benzoat berfungsi sebagai pengawet pada sirup sintesis yang diproduksi.
3. Hitunglah analisis kelayakan usaha pembuatan sirup sintetis!
Jawab:
a. Pemasukan
Hasil penjualan sirup dalam botol per bulan:
25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 30 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙/ℎ𝑎𝑟𝑖 × 𝑅𝑝35.000,00/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙
= 𝐑𝐩𝟐𝟔. 𝟐𝟓𝟎. 𝟎𝟎𝟎/𝒃𝒖𝒍𝒂𝒏 b. Pembelian peralatan
Nama alat Harga
Corong Rp3.500,00
22 Panci berlapis email Rp15.000,00
Pengaduk Rp3.000,00
Baskom Rp5.000,00
Kompor listrik Rp30.000,00
Saringan Rp3.500,00
Sendok Rp3.000,00
Autoclave Rp1.500.000,00
Total: Rp1.563.000,00
Dengan asumsi umur teknis peralatan satu tahun, maka nilai penyusutan tiap bulan adalah sebagai berikut.
Rp1.563.000,00/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 ÷ 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = Rp130.250,00/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 c. Pengeluaran
Pengeluaran Biaya
Penyusutan alat Rp130.250,00/bulan
Gula pasir
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 0,5 𝑘𝑔/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 × 30 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp20.000,00/𝑘𝑔)
Rp7.500.000,00/bulan
Botol sirup
(30 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙/ℎ𝑎𝑟𝑖 × 25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × Rp7.500,00/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙)
Rp5.625.000,00/bulan
Air siap minum
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 0,4 𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 × 30 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp3.500/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟)
Rp1.050.000,00/bulan
Natrium benzoat
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 1,5 𝑔/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 × 30 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp150,00/𝑔)
Rp168.750,00/bulan
Natrium siklamat
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 2,5 𝑔/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 × 30 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp150,00/𝑏𝑘𝑠)
Rp281.250,00/bulan
Esens Rp1.687.500,00/bulan
23 (25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 15 𝑚𝑙/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 ×
30 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp150,00/𝑚𝑙) Etiket
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 2 𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑡/𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙 × 30 𝑏𝑜𝑡𝑜𝑙/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp50,00/𝑒𝑡𝑖𝑘𝑒𝑡)
Rp75.000,00/bulan
Tenaga kerja
(25 ℎ𝑎𝑟𝑖/𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 × 3 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖 × Rp50.000,00/𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔)
Rp3.750.000,00/bulan
Total Rp20.267.750,00/bulan d. Laba Bersih
Komponen Jumlah
Pemasukan Rp26.250.000,00/bulan
Pengeluaran Rp20.267.750,00/bulan
Laba bersih Rp5.982.250/bulan
4. Buatlah leaflet dari produk sirup sintetis yang Anda hasilkan!
Jawab: