PENERAPAN MODEL COOPERATIVELEARNING TIPE
JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan
Sekolah Dasar
Oleh Mauluddin
1107176
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
DEPARTEMEN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2015
PENERAPAN MODEL COOPERATIVELEARNING TIPE
JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD
Oleh Mauluddin
1107176
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Mauluddin 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
“
PENERAPAN MODEL COOPERATIVELEARNING TIPE
JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD
”
Oleh
Mauluddin
1107176
Disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Sandi Budi Iriawan, M.Pd
NIP. 197910202008121002
Pembimbing II
Drs. Nana Djumhana, M.Pd
NIP. 195905081984031002
Diketahui Oleh:
Ketua Program Studi Pendidikan Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
ii
Mauluddin, 2015
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Matematika Di Sd Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD
Oleh MAULUDDIN
ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi hasil pengamatan langsung pada salah satu Sekolah Dasar Negeri di Kota Bandung yang menunjukkan permasalahan pada mata pelajaran Matematika masih rendah yaitu dari 21 orang siswa keseluruhan, 4 siswa mendapatkan nilai di atas KKM dengan Kriteria Ketuntasan 65. Sedangkan sisanya 17 siswa mendapatkan nilai dibawah KKM. Dari hasil pengamtan yang dilakukan pada saat pembelajaran yang dilakukan di kelas IIIb, pembelajaran masih didominasi oleh guru. Sedangkan siswa hanya bertindak sebagai penerima informasi. Metode yang digunakan oleh guru cenderung menggunakan metode ceramah dan jarang menggunakan metode yang bervariasi. Berdasarkan permasalahan tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pelakasanaan pembelajaran dan hasil pembelajaran dengan menerapkan model
cooperative learning tipe jigsaw. Penelitian ini mengacu pada metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Targart. Penelitian ini terdiiri dari dua siklus dimana dari setiap siklus melalui empat tahapan: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Instrumen pengungkap data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar evaluasi utuk mengungkap data Hasli belajar. Sedangkan instrumen pengungkap data proses, dengan menggunakan lembar observasi siswa dan guru. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model cooperative learning
tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dapat dilihat dari hasil
evaluasi siswa yang mengalami peningkatan pada setiap siklus. Adapun hasil penelitian pada siklus I dengan nilai rata-rata 68,52 dengan persentase ketuntasan siswa 57,89%, dan nilai rata-rata siswa pada siklus II adalah 79,11 dengan persentase ketuntasan siswa 94,44%. Selain itu, proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II mengalami perubahan dan perkembangan. Hal ini dibuktikan dari observasi dan refleksi, temuan-temuan negatif yang muncul pada siklus I tidak muncul lagi pada siklus II. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model
cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
pembelajaran matematika.
iii
Mauluddin, 2015
This research is directly observe of Negeri Elementary School in Bandung, which indicate problems in mathematics that still lower overall of 21 students, 4 students scored above the KKM with 65 completeness criterion. The remaining 17 students scored below KKM. The results of observations done in class III b, learning is still dominated by the teacher. Students only acts as a receiver of information. The methods is used by teachers and rarely using a variety of methods. According to these problems, this study aims to reveal the implementation of learning and learning results by implementing model of cooperative learning jigsaw type. This study refers for Penelitian Tindakan Kelas (PTK) that developed by Kemmis and Mc. Targart. This study consisted of two cycles. Each cycle concluded the four phases: planning action, action, observation and reflection. The Whistleblower instrument data used is evaluating sheet to reveal the results and the whistleblower instrument process data using observation sheet of students and teachers. The Results of this study concluded the application of the cooperative model learning jigsaw type which can improve student learning results. The results of evaluation of students have increased in each cycle such as an average value of the cycle I was 68.52% to 57.89% of student mastery, and the cycle II was 79.11 to 94.44% of the completeness students. Moreover, the lessons have learned from the cycle I to the cycle II changes and improvements. It is evidenced from the observation, reflection, negative findings that emerged in cycle I which does not appear again in cycle II. The application of the model of cooperative learning jigsaw type can improve student’s learning results in mathematics.
vi
Mauluddin, 2015
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Matematika Di Sd Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK... ii
KATA PENGANTAR... iii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI... vi
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw... ...
C. Hasil Belajar ...
E. Teknik Pengumpulan Data ...
F. Rencana Analisis Data ...
vii
Mauluddin, 2015
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Awal Penelitia ...
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I ...
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus II ...
D. Perkembangan Proses Pembelajaran ...
E. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ...
F. Keterbatasan Penelitian ... 27
29
44
57
60
62
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan ...
B. Rekomendasi ... 64
65
DAFTAR PUSTAKA... 66
viii
Mauluddin, 2015
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Matematika Di Sd Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kategori Skala Nilai ...
Tabel3.2 JadwalPenyusunanPenelitian ...
Tabel 4.1 Tingkat Perkembangan Hasil Belajar Siswa Berdaarkan Pretes ...
Tabel 4.2AntisipasiAktivitasSiswadanAktivitasGuru
dalamPembelajaransiklusI...
Tabel 4.3 Hasil Observasi Proses Pembelajaran (Aktivitas Siswa Siklus I) ....
Tabel 4.4 Hasil Observasi Proses Pembelajaran (Aktivitas Guru Siklus I) ...
Tabel 4.5 Hasil Observasi Proses Pembelajaran (Catatan Lapangan Siklus I).
Tabel 4.6 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siklus I ...
Tabel 4.7 Hasil Refleksi Siklus I ...
Tabel 4.8AntisipasiAktivitasSiswadanAktivitas Guru
DalamPembelajaranSiklus II ...
Tabel 4.9 Hasil Observasi Proses Pembelajaran (Aktivitas Siswa Siklus II) ...
Tabel 4.10 Hasil Observasi Proses Pembelajaran (Aktivitas Guru Siklus II) ..
Tabel 4.11 Hasil Observasi Proses Pembelajaran (Catatan Lapangan Siklus
II) ...
Tabel 4.12 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siklus II ...
Tabel 4.13 Hasil Refleksi Siklus II ...
ix
Mauluddin, 2015
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I ...
Grafik 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II ...
Grafik 4.3 Nilai Rata-rata Hasil Tes Siswa Pada Siklus I dan Siklus II ...
Grafik 4.4 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ... 40
53
60
x
Mauluddin, 2015
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Matematika Di Sd Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
xi
Mauluddin, 2015
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Instrumen Pembelajaran
A.1 a RPP siklus I ...
A.1 b Lembar Kerja Siswa siklus I ...
A.2 a RPP siklus II ...
A.2 b Lembar Kerja Siswa siklus II ...
Lampiran B Instrumen Penelitian
B.1 Lembar kegiatan observasi guru dan siswa siklus I ...
B.2 Lembar kegiatan observasi guru dan siswa siklus II ...
B.3 Soal evaluasi siklus I ...
B.4 Soal evaluasi siklus II ...
Lampiran C Data dan Sampel Penelitian
C.1 Hasil observasi kegiatan pembelajaran guru dan siswa siklus I ...
C.2 Hasil observasi kegiatan pembelajaran guru dan siswa siklus II ...
C.3 Hasil Lembar Kerja Siswa siklus I ...
C.4 Hasil Lembar Kerja Siswa siklus II ...
C.5 Hasil Soal evaluasi I ...
C.6 Hasil soal evaluasi II ...
C.7 Nilai siswa siklus I ...
C.8 Nilai siswa siklus II ...
Lampiran D Dokumentasi Penelitian
Dokumentasi Penelitian ...
Lampiran E Surat-surat
Surat-surat……….
Lampiran F RiwayatHidup
1
Mauluddin, 2015
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Matematika Di Sd Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang penting terutama dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mata pelajaran Matematika telah
diperkenalkan kepada peserta didik sejak tingkat dasar sampai ke jenjang yang
lebih tinggi, namun demikian kegunaan matematika bukan hanya memberikan
kemampuan dalam perhitungan kuantitatif, tetapi juga dalam penataan cara
berpikir, terutama dalam pembentukan kemampuan menganalisis, membuat
sintesis, melakukan evaluasi hingga kemampuan memecahkan masalah. Manusia
sering memanfaatkan nilai praktis dari Matematika dalam kehidupan sehari-hari
untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.
Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi
antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya. Kegiatan belajar
mengajar (KBM) dirancang dengan mengikuti prinsip-prinsip khas yang edukatif,
yaitu kegiatan yang berfokus pada kegiatan aktif siswa dalam membangun makna
atau pemahaman. KBM perlu mendorong siswa untuk mengomunikasikan
gagasan hasil kreasi dan temuannya kepada siswa lain, guru, atau pihak-pihak
lain. Dengan demikian, KBM memungkinkan siswa bersosialisasi dengan
menghargai pendapat, perbedaan sikap, perbedaan kemampuan, perbedaan
prestasi dan berlatih untuk bekerja sama.
Sekolah dasar (SD) yang menjadi lokasi penelitian ini merupakan satu di
antara banyak sekolah yang ada di kota Bandung yang menghadapi permasalahan
terkait pada pembelajaran matematika khususnya pada pokok bahasan Operasi
Hitung. Penerapan pendekatan pembelajaran yang kurang efektif dalam proses
pembelajaran Operasi Hitung, yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru.
Idealnya, suatu pembelajaran hendaknya berpusat pada siswa sedangkan guru
menjadi fasilitator dalam proses pembelajaran tersebut.
Kondisi proses pembelajaran siswa sekarang ini masih diwarnai dengan
penekanan pada aspek pengetahuan (kognitif). Sangat sedikit proses pembelajaran
2
Mauluddin, 2015
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Matematika Di Sd
sendiri, terutama dalam pembelajaran matematika. Selain itu, kendala lain yang
sering terjadi adalah guru sering lupa dengan perkembangan pola pikir siswa yang
masih berpikir konkret, bahkan guru beranggapan bahwa pola berpikir yang di
miliki siswa sama dengan yang dimiliki oleh guru.
Berdasarkan hasil tes yang dilakukan peneliti pada tanggal 4 Februari
2015, hasil belajar matematika kurang memuaskan, karena nilai yang diperoleh
masih jauh dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Hanya 4 orang atau
sebagian kecil dari 22 siswa yang sudah mencapai KKM dan selebihnya masih di
bawah nilai KKM yang ditentukan.
Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran
matematika adalah rasa takut siswa untuk melakukan komunikasi dengan guru,
enggan mengemukakan pendapat karena takut salah, tidak mau bertanya
walaupun belum memahami materiyang disampaikan. Hal ini membuat kondisi
kelas yang kurang aktif. Sehingga, kembali pada rendahnya hasil belajar siswa.
Dengan demikian, perlu adanya usaha untuk menumbuhkan keaktifan siswa
dengan mengandalkan komunikasi yaitu antara guru dengan siswa dan antar
siswa.
Kondisi demikian apabila terus dibiarkan akan berdampak buruk terhadap
kualitas pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran harus lebih menarik,
dengan menerapkan model, metode, dan media pembelajaran yang bervariasi,
sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan guru berperan sebagai
fasilitator dan pembimbing. Oleh karena itu, peneliti bermaksud menerapkan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar
siswa kelas III SD.
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model
pembelajaran kooperatif yang berpusat pada siswa dimana guru berperan sebagai
fasilitator dan pembimbing. Dalam model kooperatif tipe jigsaw siswa
mempunyai peran dan tanggung jawab besar dalam pembelajaran. Tujuan model
kooperatif tipe jigsawini adalah untuk mengembangkan kerja tim, keterampilan
belajar kooperatif dan penguasaan pengetahuan secara mendalam yang tidak
3
Mauluddin, 2015
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Matematika Di Sd Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran model kooperatif tipe jigsawmenuntut setiap siswa untuk
bertanggung jawab atas ketuntasan belajarnya dan menyampaikan materi tersebut
kepada anggota kelompok lainnya. Dalam model kooperatif tipe jigsaw, siswa
bekerja dalam tim-tim heterogen.
Dengan pertimbangan yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
tertarik melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model Cooperative
Learning Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Matematika Di SD.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perkembangan proses pembelajaran dengan menerapkan
model kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar matematika
siswa?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan model
kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran matematika?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumuasan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian, yaitu:
1. Untuk mendeskripsikan perkembangan proses pembelajaran dengan
menerapkan model kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa.
2. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswasetelah diterapkan
model kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran matematika.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
a. Mendapat pengelaman langsung bagaimana menerapkan model pembelajaran
4
Mauluddin, 2015
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Matematika Di Sd
b. Menjadi acuan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
pembelajaran di SD.
2. Bagi siswa
a. Meningkatkan semangat dan minat belajar matematika siswa.
b. Meningkatkan kerjasama dan aktivitas belajar siswa.
c. Meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Bagi guru
a. Memperoleh pengalaman untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi
pembelajaran yang bervariasi.
17
Mauluddin, 2015
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Matematika Di Sd Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas (PTK) yang dikembangkan oleh Arikunto (2006, hlm. 16) dengan
menggunakan “Empat komponen penelitian tindakan kelas, yaitu perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi”. Penelitian tidakan kelas merupakan salah satu
upaya untuk memperbaiki atau memecahkan masalah-masalah yang terjadi pada
proses pembelajaran di kelas, yang secara langsung dan juga dapat meningkatkan
kualitas pendidikan. Suyanto (1997, hlm. 4) menyatakan bahwa PTK merupakan
suatu bentuk penelitian yang bersifat relatif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran di
kelas secara lebih profesional.
Proses penelitian tindakan kelas ini direncanakan berlangsung dalam dua
siklus. Tiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu; perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Permasalahan-permasalahan yang muncul pada siklus I
merupakanpermasalahan yang harus dipecahkan pada siklus II. Selanjutnya,
kegiatan dimulailagi seperti kegiatan pada siklus I, yakni perencaaan, tindakan,
obsrvasi, danrefleksi dengan perubahan-perubahan untuk mengatasi permasalahan
yang munculpada siklus I. Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas
18
Mauluddin, 2015
Gambar 3.1. Bagan Rancangan Pelaksanan Penelitian PTK Model Spiral
(Arikunto, 2006)
1. Perencanaan (Planning)
Penyusunan perencanaan didasarkan pada hasil refleksi awal penelitian.
Secara rinci rencana mencakup tindakan yang akan dilakukan untuk
meningkatkan, memperbaiki atau merubah perilaku dan sikap yang diinginkan
sebagai solusi dari permasalahan. Perlu disadari bahwa perencanaan bersifat
fleksibel dalam arti sewaktu-waktu dapat berubah sesuai dengan kondisi nyata
yang ada.
2. Pelasanaan (Acting)
Pelaksanaan tindakan menyangkut apa yang dilakukan peneliti sebagai
upaya peningkatan, perbaikan atau perubahan yang dilaksanakan berpedoman
pada rencana tindakan. Jenis tindakan yang dilakukan dalam PTK hendaknya
selalu didasarkan pada pertimbangan teoritik dan empirik agar hasil yang
19
Mauluddin, 2015
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Matematika Di Sd Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Observasi (Observasing)
Kegiatan observasi dalam PTK dapat disamakan dengan kegiatan
pengumpulan data dalam penelitian formal. Dalam kegiatan ini peneliti
mengamati hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau yang
dikenakan pada siswa. Istilah observasi digunakan karena data yang dikumpulkan
melalui teknik observasi.
4. Refleksi (Reflecting)
Pada dasarnya kegiatan refleksi merupakan kegiatan analisis, sintesis ,
interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh saat kegiatan tindakan.
Dalam kegiatan peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan. Setiap informasi yang diperoleh perlu dipelajari kaitan
yang satu dengan lainnya dan kaitannya dengan teori atau hasil penelitian yang
relevan. Melalui refleksi yang mendalam dapat ditarik kesimpulan yang mantap
dan tajam. Refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari PTK yaitu untuk
memahami proses dan hasil yang terjadi. Yaitu, berupa perubahan sebagai akibat
dari tindakan yang dilakukan.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu Sekolah Dasar Negeri pada salah satu
sekolah di kecamatan sukasari, kota bandung. Letak geografis sekolah sangat
strategis dan memiliki akses yang cepat dan mudah. Sehingga, memungkinkan
pelayanan pendidikan yang dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Sekolah ini memiliki layanan bagi siswa berkebutuhan khusus dan sekolah ini
terletak ditengah-tengah pemukiman warga sehingga, setiap tahunnya menjadi
tujuan warga sekitar untuk menyekolah anaknya di Sekolah Dasar tersebut.
C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IIIb Sekolah Dasar Negeri
di kecamatan sukasari, kota bandung. Dengan jumlah siswa 22 orang dan satu
20
Mauluddin, 2015
kemampuan heterogen, yang memungkinkan untuk dijadikan sebagai subjek
dalam Penelitian Tindakan Kelas.
D. Prosedur penelitian
Prosedur kegiatan pada siklus 1.
Perencanaan:
1. Menyiapkan kelas
2. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
3. Membuat lembar kerja siswa
4. Membuat instrumen
5. Menyusun alat evaluasi pembelajaran
6. Mempersiapkan alat dokumentasi
Pelaksanaan:
1. Menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Menjelaskan langkah-langkah metode pembelajaran
3. Mempersiapkan siswa dalam kelompok
4. Siswa belajar dengan memahami pembelajaran yang telah disiapkanmelalui
lembar kerja siswa
5. Melakukan pengamatan
6. Penguatan dan kesimpulan bersama
Observasi:
1. Situasi kegiatan belajar mengajar
2. Kemampuan siswa memahami pelajaran dengan media gambar
Refleksi:
21
Mauluddin, 2015
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Matematika Di Sd Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keputusan
Pada tahap ini di lakukan pengambilan keputusan ketercapaian hasil
intervensi penilitian. Siklus II di lakukan dengan segala perbaikan kekurangan
yang ada pada siklus I yang di bahas dalam refleksi.
E. Teknik Pengumpulan data
Untuk memperoleh data yang akurat maka dalam penelitian ini digunakan
bebrapa instrumen sebagai berikut:
1. Tes
Tes yang digunakan adalah tes formatif yang dilakukan pada setiap akhir
siklus. Soal-soal tes disusun dengan memperhatikan indikator-indikator penalaran
yang akan di ukur sehingga dapat melihat kemampuan penalaran siswa. Bentuk
soal yang digunakna dalam tes adalah soal uraian.Tes ini dilakukan setiap akhir
pembelajaran yang bertujuan untuk mengetahui sejauhmana penguasaan konsep
atau daya serap serta ketuntasan belajar siswa. Di dalam tes, materi yang diajarkan
pada siswa kelas III yaitu pada pokok bahasan operasi hitung. Tipe tes yang
diberikan yaitu berupa uraian (esay). Tes uraian sangat tepat dipergunakan untuk
menilai atau mengukur hasil dari suatu proses, memberikan peluang kepada siswa
untuk menjawab pertanyaan dan melatih siswa agar terbiasa mengemukakan jalan
pikirannya secara terarah dan sistematis.
2. Observasi
Observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Teknik
observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi sistematis, yaitu
menggunakan instrumen pengamatan. Intrumen pengamatan berupa daftar
pengamatan yang berisi item-item kejadian atau tindakan yang dilakukan dalam
penelitian. Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data tentang
pelaksanaan pembelajaran.Lembar observasi merupakan lembar catatan suatu
obyek yang difokuskan pada prilaku tertentu. Observasi siswa dan guru dilakukan
22
Mauluddin, 2015
(2007, hlm 64) menyatakan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang
perilaku, dan makna dari perilaku tersebut atau teknik pengumpulan data dengan
cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatat nya
dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Sehingga
observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama
proses pembelajaran Matematika. Selain menggunakan lembar observasi peneliti
juga membuat catatan lapangan. Catatan lapangan adalah catatan tertulis tentang
apa yang peneliti/ pengamat lihat, dengar dan terjadi pada saat pembelajaran
dilakukan. Menurut Sukardi (2013, hlm. 44) mencatat situasi kelas dan
macam-macam fenomenayang muncul selama proses penelitian berlangsung. Tujuan
catatan lapangan ini adalah untuk mencatat hasil observasi, selain itu digunakan
untuk analisis dan refleksi pada waktu melakukan diskusi antara peneliti dan guru
wali kelas IIIb untuk menemukan berbagai reaksi terhadap masalah-masalah yang
mungkin muncul dan terjadi di kelas.
F. Rencana Analisis Data
Data yang diperoleh melalui instrumen yang telah dikumpulkan
sebelumnya diolah menjadi dua jenis data yaitu secara kuantitatif dan kualitatif.
a. Kuantitatif
Data yang diperoleh dari hasil tes lembar evaluasi kemudian diolah
melalui cara penyekoran, menilai setiap siswa, menghitung nilai rata-rata,
persentase siswa yang tuntas dan tidak tuntas , dalam pembelajaran Matematika
dengan penerapan model pembelajaran kooperati tipe jigsaw. Untuk menghitung
nilai rata-rata siswa, rumus yang digunakan sebagai berikut.
Rumus menghitung nilai siswa:
Skor perolehan siswa
Nilai
=X 100
23
Mauluddin, 2015
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Matematika Di Sd Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk menghitung rata-rata menggunakan rumus menurut sudjana (2013,
hlm. 109) sebagai berikut.
∑ x
x =
n
Keterangan:
x : Nilai rata-rata
∑ x : Total nilai yang diperoleh siswa
n : Jumlah siswa atau banyak data
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus
menurut Aqib, dkk (2011, hlm. 41)
∑ siswa yang tuntas belajar
p
=X 100%
∑ siswa
Tabel 3.1 Kategori Skala Nilai
Nilai Kategori
91≤A≤100 Sangat Baik
76≤B≤90 Baik
56≤C≤75 Cukup
41≤D≤55 Kurang
0≤E≤40 Sangat Kurang
24
Mauluddin, 2015
b. Kualitatif
Data kualitatif diperoleh dari lembar observasi siswa, lembar observasi
guru dan catatan lapangan. Perkembangan aspek afektif dan psikomotor siswa
dapat dilihat dari hasil. Adapun temuan-temuan yang muncul atau ditemukan pada
saat pembelajaran berlangsung akan dianalisis dan dijadikan acuan sebagai
rencana perbaikan pembelajaran (refleksi) pada siklus berikutnya. Sehingga,
proses pembelajaran akan terlihat semakin membaik dan menuju sempurna.
Adapun temuan-temuan negatif yang ditemukan pada siklus I tidak akan di
temukan pada siklus II dan jika ada ditemukan maka akan menjadi refleksi
kembali pada siklus berikutnya.
Miles dan Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam
analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data,
yaitu : data reduction, data display, dan conclusion.
a. Reduksi Data(Data Reduction)
Data yang diperoleh di lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu
dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti : merangkum, memilih
hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal-hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
dan membuang yang tidak perlu. Data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan
data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.Reduksi data bisa dibantu
dengan alat elektronik seperti : komputer , dengan memberikan kode pada
aspek-aspek tertentu. Dengan reduksi , maka peneliti merangkum, mengambil data yang
penting, membuat kategorisasi, berdasarkan huruf besar, huruf kecil dan angka.
Data yang tidak penting dibuang.
b. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah berikutnya adalah mendisplaykan
data.Display data dalam penelitian kualitatif bisa dilakukan dalam bentuk : uraian
25
Mauluddin, 2015
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Matematika Di Sd Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Huberman (1984) menyatakan : “the most frequent form of display data for
qualitative research data in the pas has been narative tex” artinya : yang paling
sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif dengan teks
yang bersifat naratif. Selain dalam bentuk naratif, display data dapat juga berupa
grafik, matriks, network (jejaring kerja).Fenomena sosial bersifat kompleks, dan
dinamis sehingga apa yang ditemukan saat memasuki lapangan dan setelah
berlangsung agak lama di lapangan akan mengalami perkembangan data. Peneliti
harus selalu menguji apa yang telah ditemukan pada saat memasuki lapangan
yang masih bersifat hipotetik itu berkembang atau tidak. Bila setelah lama
memasuki lapangan ternyata hipotesis yang dirumuskan selalu didukung data
pada saat dikumpulkan di lapangan, maka hipotesis tersebut terbukti dan akan
berkembang menjadi teori yang grounded. Teori grounded adalah teori yang
ditemukan secara induktif, berdasarkan data-data yang ditemukan di lapangan,
dan selanjutnya diuji melalui pengumpulan data yang terus menerus. Bila
pola-pola yang ditemukan telah didukung oleh data selama penelitian, maka pola-pola
tersebut menjadi pola yang baku yang tidak lagi berubah. Pola tersebut
selanjutnya didisplaykan pada laporan akhir penelitian.
c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (Conclusion Drawing/verification)
Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Namun bila kesimpulan memang telah didukung oleh bukti-bukti
yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (dapat
dipercaya).Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena
masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah merupakan
26
Mauluddin, 2015
atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih belum jelas, sehingga setelah
diteliti menjadi jelas.
A. Jadwal Penelitian
Rencana dan waktu yang digunakan untukmenyelesaikan penelitian ini
selama 4 bulan, mulai dari bulan februari dan berakhir pada bulan mei.
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Tahun 2015
februari Maret April Mei
1 Persiapan
2 Pelaksanaan penelitian
3 Evaluasi Kegiatan
4 Penulisan Laporan
64
Mauluddin, 2015
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Matematika Di Sd Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil penelitian, analisis, refleksi dan pembahasan mengenai
penerapan model cooperative learning tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil
belajar pada mata pelajaran Matematika pada materi operasi hitung, maka
dikemukakan simpulan dan rekomendasi terkai penelitian ini.
A. Simpulan
Secara umum penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penerapan model
cooperative learning tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran Matematika. Berdasrkan hasil penelitian yang yang telah dilakukan
dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model model cooperative
learning tipe jigsaw dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah
dibuat. Pada siklus I masih banyak kendala yang muncul pada saat
pembelajaran. Peneliti juga merasa pembelajaran masih kurang efektif dan
optimal. Berdasarkan pengalaman pada siklus I, maka peneliti melakukan
refleksi agar pembelajaran pada siklus II dapat berjalan dengan optimal.
Secara keseluruhan proses pembelajaran siklus I dan siklus II, masih ada
kekurangan. Karena peneliti belum berpengalaman dalam mengajar sehingga
kewalahan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Namun dengan usaha
perbaikan yang dilakukan terihat perkembangan proses pembelajaran pada
siklus II. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti
membuat rencana perbaikan yang matang ketika menemukan berbagai
temuan yang muncul pada tiap siklus agar tidak ditemukan lagi
temuan-temuan yang sama pada pembelajaran selanjutnya.
2. Hasil belajar siswa setelah diterapkannya model cooperative learning tipe
jigsaw mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada rata-rata nilai siswa
pada siklus I dan siklus II. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa 73,68
dan meningkat pada siklus II yaitu diperoleh nilai rata-rata siswa 86,66
65
Mauluddin, 2015
orang siswa yang belum tuntas. Pada siklus dua terdapat 17 siswa yang tuntas
dan 1 siswa yang belum tuntas. Ketuntasan belajar siklus I adalah 57,89% dan
siklus II adalah 94,44%. Berdasarkan ketuntasan hasil belajar siklus I dan
siklus II dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa mengalami
peningkatan.
B. Rekomendasi
Berdasarkan simpulan di atas, maka beberapa saran diberikan sebagai
berikut.
1. Bagi guru, ketika menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw dalam
pembelajaran matematika, guru hendaknya membuat peraturan-peraturan
yang harus dipatuhi bersama agar pembelajaran dapat dikelola dan
dikondisikan serta menyusun kembali pembagian kelompok agar guru dapat
dengan mudah memperhatikan setiap kejadian yang berlangsung di dalam
kelas.
2. Bagi guru ketika menerapkan model cooperative learning tipe jigsaw dalam
pembelajaran matematika, guru harus memberikan layanan terhadap siswa
yang mengalami kesulitan dalam pemecahan masalah dan menghampiri
setiap siswa untuk melihat kesulitan yang di alami siswa dan lebih
memperhatikan dan memotivasi siswa yang masih takut atau masih
malu-malu untuk bertanya dan guru juga harus membimbing siswa yang masih
mengalami kesulitan di tiap-tiap kelompok. Dan memotivasi siswa-siswa
yang sudah bisa agar mau membantu temannya yang masih mengalami
kesulitan.
3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan agar melanjutkan dan mengembangkan
model cooperative learning tipe jigsaw melalui pembelajaran yang bervariasi
dan menyenangkan dan peneliti dapat menggunakan penelitian ini sebagai
pendahuluan sehingga dapat dilanjutkan kepada penelitian yang lebih luas,
mendalam dan terukur, serta berkesinambungan. Sehingga hasilnya dapat
terukur. Penelitian ini dapat ditindak lanjuti untuk mata pelajaran Matematika
66
Mauluddin, 2015
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Matematika Di Sd Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.
Aqib, Z. Dkk. (2011). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Clark. (1981). Pengertian Definisi Hasil Belajar. Tersedia Pada
http://aadsanjaya.blogspot.
Erman Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI.
Hopkins, D. (2011). Panduan Guru Penelitin Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Herman, Tatang, dkk. (2009). Pendidikan Matematika I. Bandung: UPI Press. Lie, Anita. (2007).Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Miles, Mathew B. Michael Huberman. 1984. Qualitative Data Analysis. Tersedia Pada https://bkpemula.wordpress.com/2011/12/04/model-model-analisis-data-kualitatif/.
Muchtar A.Karim, dkk. (1996). Pendidikan Matematika I.Malang:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Muslich, M. (2007). KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Mutadi, (2007), Pendekatan Efektif dalam Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta.
Slavin. (1994). Model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigswa. Bandung: Nusa Media.
Slavin, Robert. (2008). Cooperative Learning, Teori, Riset Dan Praktik. Bandung:Nusamedia.
Sudjana, Nana. (1989). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
67
Mauluddin, 2015
Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw Dalam Pembelajaran Matematika Di Sd
Sudjana, Nana. (2004).Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sudjana. (2013). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung:PT Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, dan R&D. Bandug: Alfabeta.
Sukardi. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sukmawati, D. (2013). Penerapan Model Concept Sentence untuk meningkatkan
hasil belajar menulis karangan narasi siswa kelas IV sokolah dasar negeri 2 cibodas kabupaten bandung barat . (skripsi). Program Studi PGSD Bumi
Siliwangi FIP, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Suyanto. (1997). Pedoman Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Depdikbut-Proyek Pendikdikan Tenaga Akademik-BP3GSD.
Suyitno, Amin, (2006). Model-model Pembelajaran dan Penerapannya. Semarang: UNNES.
Van de Walle, J. A. (2006). Matematika Sekolah Dasar dan Menengah.