• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Sma Negeri 11 Bandung).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Sma Negeri 11 Bandung)."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

ix

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

DAFTAR ISI

PERNYATAAN iii

KATA PENGANTAR iv

UCAPAN TERIMAKASIH v

ABSTRAK viii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 7

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan 8

1.3.1 Tujuan Penulisan 8

1.3.2 Manfaat Penulisan 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

10

2.1 Kajian Pustaka 10

2.1.1 Konsep Belajar 10

2.1.2 Teori Belajar Konstruktivisme 12

2. 1.3 Model Pembelajaran 13

2.1.3.1 Pembelajaran 13

2.1.3.2 Model Pembelajaran 14

2.1.4 Model Pembelajaran Cooperative Learning 14

2.1.4.1 Tujuan Pembelajaran Cooperative Learning 15

2.1.4.2 Unsur-Unsur Dasar dalam Cooperative Learning 16 2.1.5 Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Group

Investigation

19

2.1.6 Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think

Pair and Share

20

2.1.7 Tujuan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) 21

(2)

x

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

2.1.8.1 Indikator Hasil Belajar 25

2.1.9 Penelitian Terdahulu 26

2.2 Kerangka Pemikiran 28

2.3 Hipotesis 30

BAB III METODE PENELITIAN 31

3.1 Objek dan Subjek Penelitian 31

3.2 Metode Penelitian 31

3.3 Desain Penelitian 32

3.4 Operasional Variabel 33

3.5 Skenario Penelitian 36

3.6 Skema Penelitian 38

3.7 Instrumen Penelitian 39

3.8 Uji Instrumen Penelitian 39

3.8.1 Uji Validitas 39

3.8.2 Uji Reabilitas 42

3.9 Analisis Butir Soal 44

3.9.1 Tingkat Kesukaran 44

3.9.2 Daya Pembeda 45

3.10 Teknik Analisis Data 47

3.10.1 Uji Normalitas 47

3.10.2 Uji Homogenitas 48

3.11 Uji Hipotesis 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 51

4.1 Hasil Penelitian 51

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian 51

4.1.2 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 52

4.1.3 Hasil Analisis Data 54

4.1.3.1 Uji Normalitas 54

4.1.3.2 Uji Homogenitas 55

4.1.4 Hasil Uji Hipotesis 57

(3)

xi

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

LAMPIRAN

4.1.4.2 Uji Hipotesis Kedua 58

4.1.4.3 Uji Hipotesis Ketiga 60

4.1.4.4 Uji Hipotesis Keempat 61

4.1.5 Pembahasan Hasil Penelitian 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 66

5.1 Kesimpulann 66

5.2 Saran 66

(4)

xii

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rata-Rata Nilai UTS Mata Pelajaran Ekonomi Tahun

Ajaran 2014/2015 5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 26

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 32

Tabel 3.2 Operasional Variabel 33

Tabel 3.3 Skenario Penelitian 36

Tabel 3.4 Kriteria Uji Validitas 40

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dengan Anates 41

Tabel 3.6 Kriteria Uji Reliabilitas 43

Tabel 3.7 Kriteria Nilai Tingkat Kesukaran 44

Tabel 3.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran 45

Tabel 3.9 Kriteria Daya Pembeda Soal 46

Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda dengan Anates 47

Tabel 4.1 Jumlah Seluruh Siswa SMA Negeri 11 Bandung 52

Tabel 4.2 Deskripsi Subjek Penelitian 53

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov Test 55

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen Group

Investigation

56

Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen Think Pair and

Share

56

Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Pertama 57

Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Kedua 58

Tabel 4.7 Hasil Uji Hipotesis Ketiga 60

(5)

xiii

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran 29

Gambar 3.1 Skema Penelitian 38

Gambar 4.1 Grafik Perbedaan Pre Test dan Post Test pada kelas eksperimen Think Pair and Share

58

Gambar 4.2 Grafik Perbedaan Pre Test dan Post Test pada kelas

(6)

1

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan merupakan kunci pembangunan nasional suatu bangsa.

Pembangunan ekonomi suatu bangsa bisa terjadi dengan adanya

transformasi sosial dalam suatu bangsa. Oleh sebab itu, diperlukan sebuah

upaya untuk membina kaum generasi muda untuk menjadi pemimpin masa

depan yang berkualitas melalui pendidikan yang berkualitas pula. Oleh

karena itu, bisa dikatakan bahwa pendidikan itu adalah upaya yang sangat

penting dalam meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

Dalam Dictionary of Education (Ihsan, 1995:4) menyebutkan bahwa

Pendidikan adalah proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan sikap dan bentuk-bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat dimana ia hidup, proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga ia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum.

Pengertian pendidikan juga diungkapkan pula oleh Driyarkara (Ihsan, 1995:4) yang mengatakan bahwa “Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Pengangkatan manusia ke taraf insani itulah yang disebut mendidik. Pendidikan ialah pemanusiaan manusia muda.”

Kedua pengertian pendidikan diatas sangatlah jelas bahwa pendidikan

ditargetkan khususnya kepada manusia muda, begitupun di Indonesia yang

berusaha meningkatkan pembangunan ekonomi bangsa melalui upaya

pendidikan yang upaya pertama kali mulai ditekankan kepada kaum

generasi muda. Dalam upaya untuk memenuhi tujuan tersebut Indonesia berusaha menjalankan pendidikan sebaik mungkin menggunakan Sistem

Pendidikan Nasional yang ditetapkan pemerintah melalui Undang-Undang.

(7)

2

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

peserta didik (generasi muda) melalui bimbingan, pengajaran, dan atau

latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Segala upaya sadar

yang dilakukan pemerintah ini adalah tidak lain untuk mencapai tujuan

pembangunan bangsa dan negara sesuai dengan cita-cita, seperti yang

tercantum dalam Pancasila dan UUD 1945. Tujuan pendidikan secara

umum yaitu untuk membentuk manusia beriman dan bertakwa terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin,

bekerja keras dan tangguh, serta bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan

terampil, serta sehat jasmani dan rohani.

Keberhasilan tujuan pendidikan atas cita-cita bangsa tersebut dapat

menunjukkan sejauh mana pembangunan bangsa telah dicapai. Hal itu

juga menunjukkan bahwa bagaimana mutu pendidikan yang ada di

Indonesia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional telah mengatur

hal-hal yang berkaitan dengan standar mutu nasional, salah satunya

mengenai SNP. SNP adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di

seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang

berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

pendidikan dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.

SNP bertujuan untuk menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat.

Mutu pendidikan berkaitan dengan penilaian sejauh mana suatu

produk memenuhi kriteria atau standar tertentu melalui pengukuran

konkret ataupun pengamatan kualitatif. Mutu pendidikan dalam arti luas

ditentukan oleh tingkat keberhasilan keseluruhan upaya pendidikan dalam

mencapai tujuan pendidikan. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan

sistem pendidikan nasional, mutu pendidikan ditentukan sejauh mana

tercapainya upaya pendidikan diukur dari tujuan pendidikan sebagaimana

dirumuskan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang

(8)

3

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

Untuk melihat perbandingan mutu pendidikan Indonesia yang telah

berhasil dicapai sejauh ini dibandingkan dengan negara-negara lain,

Indonesia ikut berperan-serta dalam survey PIRLS, PISA, dan TIMSS.

Hasil studi tersebut berupa informasi tentang profil pengetahuan,

keterampilan, dan kompetensi siswa di Indonesia di antara bangsa-bangsa

di dunia. Baik itu PIRLS, PISA, dan TIMSS merupakan studi internasional

yang penyelenggaraannya dilaksanakan oleh OECD (Organization for

Economic Co-operation and Development). PIRLS (Progres in

International Reading Literacy Study) adalah survei kemampuan membaca

yang dirancang untuk mengetahui kemampuan membaca yang dirancang

untuk mengetahui kemampuan anak sekolah dasar dalam memahami

beragam bacaan dengan cara melibatkan anak-anak itu dalam proses

membaca. Studi yang lainnya adalah TIMSS (Trends in International

Mathematics and Science Study) merupakan studi internasional untuk

kelas IV dan VIII dalam bidang matematikan dan IPA yang

diselenggarakan setiap empat tahun. Sedangkan studi yang lain juga

adalah PISA (Programme for International Study Assessment) adalah

bertujuan meneliti secara berkala tentang kemampuan siswa usia 15 tahun

(kelas IX SMP dan kelas X SMA) dalam membaca (reading literacy),

matematika (Mathematics literacy), dan IPA (scientific literacy).

Hasil studi internasional PISA pada tahun 2012 kembali

menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat

terendah dalam pencapaian mutu pendidikan. Pemeringkatan tersebut

dapat dilihat dari skor yang dicapai pelajar usia 15 tahun dalam

kemampuan membaca, matematika, dan sains. Hal tersebut terus terjadi

bahkan sejak Indonesia mengikuti studi PISA sejak tahun 2000. Pada

tahun 2006 diketahui Indonesia menduduki peringkat 48 dari 57 negara

yang mengikuti studi tersebut secara keseluruhan dengan skor rata-rata

nilai literasi membaca adalah 393, studi literasi matematika dan IPA

dengan peringkat sama yaitu 50 dari 57 negara peserta dengan skor

(9)

4

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

Sebagaimana tercermin dari hasil studi PISA tersebut, yang

memperlihatkan ada sesuatu yang salah dalam sistem persekolahan dan

kebijakan pendidikan Indonesia. Beberapa diantara masalah yang

dimaksudkan adalah ujian nasional, perubahan kurikulum dari waktu ke

waktu, program sekolah unggulan (sekolah bertaraf internasional),

kompetisi dalam berbagai Olimpiade, penambahan jam belajar, serta

sertifikasi dan ujian kompetensi guru yang dianggap telah gagal dalam

meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

Salah satu masalah yang dimaksudkan sebelumnya adalah mencakup

masalah perubahan kurikulum dimana kurikulum terbaru yang ditetapkan

oleh pemerintah adalah Kurikulum 2013, hal ini seperti diungkapkan oleh

Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Penjaminan

Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bahwa

penetapan kurikulum yang baru ini adalah sebagai kebijakan pemerintah

akibat dari sistem pendidikan Indonesia yang harus direformasi karena

sistem yang ada selama ini tidak menjawab kebutuhan zaman.

Kunci perubahan dalam pendidikan serta membangun sumber daya

manusia berkualitas sepenuhnya ada di tangan guru karena guru berperan

langsung dalam berinteraksi dengan siswa, terutama pada saat

berlangsungnya proses belajar mengajar. Namun kenyataan yang

seringkali didapatkan adalah pada saat berlangsungnya proses Kegiatan

Belajar Mengajar (KBM), suasana kelas cenderung teacher-centered atau

berfokus pada pendidik. Hal ini tentu saja menyebabkan peserta didik

menjadi pasif, padahal apabila kita berpacu pada Kurikulum 2013 adalah

bahwa peserta didik yang dituntut untuk lebih aktif. Meskipun demikian

pada kenyataannya para pendidik lebih suka menerapkan model tersebut,

hal ini disebabkan karena model tersebut tidak memerlukan alat dan bahan

praktek, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau

referensi yang lain.

Para pendidik seharusnya dapat menggunakan berbagai macam model

(10)

5

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

optimal. Baik model maupun metode pembelajaran yang dipilih harus

mampu melibatkan partisipasi siswa secara aktif, sehingga suasana kelas

yang cenderung teacher-centered atau berfokus pada pendidik bisa

dikurangi. Dalam penerapan model maupun metode pembelajaran yang

dipilih oleh pendidik sebaiknya harus mempertimbangkan dan

menyesuaikan dengan kompetensi yang dimiliki baik oleh para peserta

didik maupun pendidiknya. Selain itu juga pendidik harus membuat

perencanaan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, jenis penugasan serta

batas akhir pengumpulan suatu tugas. Dengan perencanaan pembelajaran

yang sesuai dengan materi serta kondisi siswa maka akan dapat

meningkatkan partisipasi aktif semua peserta didik dalam suatu kelas.

Berikut merupakan data rata-rata nilai Ujian Tengah Semester (UTS)

siswa semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 pada mata pelajaran

ekonomi di SMA Negeri 11 Bandung

Tabel 1.1

Rata-Rata Nilai UTS Mata Pelajaran Ekonomi Tahun Ajaran 2014/2015

Kelas

Berdasarkan tabel 1.1 rata-rata nilai siswa diatas, dengan

menggunakan acuan standar kelulusan kompetensi yang ditetapkan oleh

sekolah pada mata pelajaran ekonomi adalah sebesar 75, dan bisa dilihat

dari data yang ada didalam tabel bahwa rata-rata nilai siswa setiap kelas

pada kelas X IIS mendapat angka rata-rata nilai dibawah standar, baik itu

(11)

6

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

secara berurutan adalah sebesar 66,10; 63,26; dan 72,47. Tabel 1.1 diatas

juga menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tidak lulus atau tidak

mencapai standar kelulusan kompetensi pada masing-masing kelas adalah

melebihi setengah dari jumlah keseluruhan siswa dikelas tersebut, seperti

pada kelas X IIS 1 dimana persentase jumlah siswa dibawah KKM adalah

sebesar 69,23% dengan rincian jumlah siswa keseluruhan adalah 39 siswa,

sedangkan jumlah siswa yang nilainya dibawah KKM adalah sejumlah 27

siswa, begitu juga pada kelas X IIS 2 dengan persentase jumlah siswa

dengan nilai dibawah KKM adalah sebesar 76.31% dengan rincian jumlah

seluruh siswa adalah 38 siswa, sedangkan jumlah siswa yang dibawah

nilai KKM adalah 29 siswa dan terakhir adalah kelas X IIS 3 dengan

persentase jumlah siswa dengan nilai dibawah KKM adalah sebesar 50%

dengan rincian jumlah seluruh siswa adalah 38 siswa, dan jumlah siswa

yang dibawah nilai KKM adalah 19 siswa.

Data nilai yang telah diungkapkan sebelumnya, terlihat bahwa nilai

kelas X IIS baik itu kelas X IIS 1, X IIS 2, dan juga X IIS 3 memperoleh

angka dibawah nilai standar kelulusan yang telah ditetapkan. Hal ini bisa terjadi karena beberapa faktor, salah satunya adalah penggunaan metode

pembelajaran pada saat proses KBM berlangsung adalah monoton, dimana

lebih terpaku pada metode ceramah yang menyebabkan siswa menjadi

pasif atau cenderung hanya menerima materi yang diajarkan oleh guru.

Oleh karena itu, penggunaan metode dan teknik pembelajaran yang

bervariasi sebaiknya diterapkan lebih sering pada saat berlangsungnya

proses KBM, dimana pemilihan metode dan teknik pembelajaran yang

tepat bisa menarik perhatian siswa menjadi lebih aktif dalam penerimaan

materi pelajaran yang sedang dibahas. Salah satu contoh model

pembelajaran yang dapat diaplikasikan pada saat proses KBM berlangsung

adalah Cooperative Learning teknik Think Pair and Share dan juga teknik

Group Investigation. Seperti yang diungkapkan Caliber (Isjoni, 2010:22)

(12)

7

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

Bila dibandingkan dengan pembelajaran lainnya Cooperative Learning memiliki beberapa keunggulan. Keunggulannya dapat dilihat dari aspek siswa, memberi peluang kepada siswa agar mengemukakan dan membahas suatu pandangan, pengalaman, yang diperoleh siswa belajar secara bekerja sama dalam merumuskan ke arah suatu pandangan kelompok.

Berdasarkan pemahaman diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

suasana belajar dan rasa kebersamaan yang tumbuh dan berkembang

diantara anggota kelompok dan juga persaingan yang sehat didalamnya

mampu membantu siswa untuk mengerti dan memahami materi pelajaran

dengan baik. Proses pengembangan kepribadian yang demikian juga

membantu mereka yang kurang berminat menjadi lebih termotivasi dalam

belajar sehingga akan berdampak terhadap prestasi dan hasil belajar siswa.

Hal tersebut yang mendorong penulis memilih teknik Group Investigation

dan teknik Think Pair and Share karena kedua teknik tersebut memiliki

keunggulan dalam pelaksanaan proses pembelajaran mudah untuk

diterapkan oleh guru dan siswa, dimana guru hanya menjadi fasilitator dan

mengarahkan siswa pada tahap-tahap pembelajaran kedua teknik tersebut.

Seperti pada teknik Group Investigation siswa hanya dibentuk kedalam

beberapa kelompok heterogen yang beranggotakan 4-5 orang, siswa

melakukan diskusi dan investigasi dan menampilkan laporan dalam bentuk

presentasi didepan kelas. Begitupun dengan teknik Think Pair and Share

dimana siswa hanya betukar pikiran dan melakukan diskusi dengan teman

sebangkunya (2 orang), kemudian mempresentasikan hasil diskusi

kedepan kelas.

Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan diatas, maka penulis

mencoba untuk mengkaji lebih lanjut permasalahan tersebut dengan

mengadakan penelitian yang berjudul “STUDI KOMPARATIF

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE

LEARNING TEKNIK THINK PAIR AND SHARE DENGAN

(13)

8

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian ini

adalah :

1. Apakah terdapat perbedaan hasil Pre Test dan Post Test pada kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative

Learning Teknik Think Pair and Share (TPS)?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil Pre Test dan Post Test pada kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative

Learning Teknik Group Investigation?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil Post Test pada kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik

Think Pair and Share (TPS) dengan kelas eksperimen yang

menggunakan Teknik Group Investigation?

4. Apakah terdapat perbedaan skor Gain pada kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik

Think Pair and Share (TPS) dengan kelas eksperimen yang

menggunakan Teknik Group Investigation?

1.3Tujuan dan Manfaat Penulisan

1.3.1 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil Pre Test dan Post Test pada

kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share (TPS).

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil Pre Test dan Post Test pada

kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

Cooperative Learning Teknik Group Investigation.

3. Untuk mengetahui perbedaan hasil Post Test pada kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran

(14)

9

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

dengan kelas eksperimen yang menggunakan Teknik Group

Investigation.

4. Untuk mengetahui perbedaan skor Gain pada kelas eksperimen

yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning

Teknik Think Pair and Share (TPS) dengan kelas eksperimen

yang menggunakan Teknik Group Investigation.

1.3.2 Manfaat Penulisan

1.3.2.1Secara Teoritis

Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi berupa sumbangan pemikiran ataupun bahan kajian lebih

lanjut terutama yang berhubungan dengan pengembangan model

pembelajaran Cooperative Learning dengan menggunakan Teknik

Think Pair and Share (TPS) dan Teknik Group Investigation.

1.3.2.2Secara Praktis

1. Bagi pendidik, sebagai alternatif model pembelajaran

Cooperative Learning Teknik Think Pair and Share (TPS) dan

Teknik Group Investigation khususnya bagi pendidik mata

pelajaran ekonomi agar dapat memperbaiki pemahaman

peserta didik terhadap mata pelajaran ekonomi.

2. Bagi peserta didik, dapat meningkatkan pemahaman peserta

didik dalam memahami mata pelajaran ekonomi dan dalam

menyelesaikan soal-soal tes yang berhubungan dengan mata

pelajaran ekonomi.

3. Bagi sekolah, dapat memberikan masukan yang

berarti/bermakna pada sekolah dalam rangka meningkatkan

hasil belajar peserta didik dengan kontribusi khususnya pada

mata pelajaran ekonomi, sehingga dapat menjadi suatu

(15)

10

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

(16)

31

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada mata peleajaran

ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning

dengan menggunakan Teknik Think Pair and Share (TPS) dan model

Cooperative Learning dengan Teknik Group Investigation.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas X di SMA Negeri

11 Bandung pada tahun pelajaran 2014/2015. Dan kemudian ketiga kelas

terpilih sebagai kelas eksperimen adalah kelas X IIS 1 yang diberikan

perlakuan Group Investigation dan X IIS 2 yang diberikan perlakuan Think

Pair and Share, sedangkan kelas kontrol adalah kelas X IIS 3 yang akan

diberikan perlakuan menggunakan metode konvensional (metode

ceramah).

3.2 Metode Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:160) “Metode penelitian adalah

cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya. Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.”

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperrimen semu (quasi eksperimen), yaitu penelitian yang dilaksanakan

pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) dan kelompok

pembanding (kelompok kontrol). Dalam metode eksperimen semu,

keberhasilan dan keefektifan model pembelajaran yang diujikan dapat

dilihat dari perbedaan nilai tes kelompok eksperimen sebelum diberikan

(17)

32

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

3.3 Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2008:116) “Desain penelitian adalah sesuatu yang

berkaitan dengan metode dan alasan mengapa metode tersebut digunakan

dalam penelitian.” Adapun jenis desain kuasi eksperimen yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Non Equivalent Control-Group Design.

Gambaran Non Equivalent Control-Group Design dapat digambarkan

dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian

(18)

33

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

perlakuan)

3.4 Operasional Variabel

Istilah “variabel” merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis penelitian, atau dengan kata lain akan selalu ada dalam setiap penelitian. Kerlinger (dalam Arikunto, 2010:159) menyebut

“Variabel sebagai sebuah konsep seperti halnya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran.”

Hadi (dalam Arikunto, 2010: 159) mendefinisikan “Variabel sebagai

gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin

mempunyai variasi : laki-laki – perempuan; berat badan, karena ada berat

40 kg, dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel

adalah objek penelitian yang bervariasi.”

Pada dasarnya operasional variabel dikelompokkan dalam beberapa

konsep, seperti : konsep teoritis, empiris, dan analisis. Konsep teoritis

merupakan variabel utama yang bersifat umum, sedangkan konsep empiris

merupakan konsep yang bersifat operasional dan terjabar dari konsep

teoritis, dan konsep analisis adalah penjabaran dari konsep teoritis yaitu

merupakan darimana data itu diperoleh. Adapun bentuk operasional dari

penelitian ini dapat dilihat dari tabel sebagai berikut :

Tabel 3.2 Operasional Variabel

(19)

34

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

(20)

35

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

 Setiap perwakilan kelompok

perbedaan (gain) hasil

Pre-Test dan Post-Test

yang diperoleh siswa

pada mata pelajaran

ekonomi antar kelas

(21)

36

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

Skenario adalah urutan cerita atau rencana kegiatan yang disusun oleh

seseorang atau sekelompok orang yang memiliki kepentingan agar suatu

peristiwa terjadi sesuai dengan keinginan dan terccapai tujuan yang

diharapkan. Skenario penelitian yang disusun oleh penulis adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.3 Skenario Penelitian

Pre Test

Perlakuan Post

Test

Pertemuan 1 Pertemuan 2

K kompetensi yang ingin dicapai.

1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.

(22)

37

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

5. Berawal dari kegiatan tersebut, mengarahkan pada pembiacaraan pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapan para siswa.

5. Berawal dari kegiatan tersebut, mengarahkan pada pembiacaraan pokok

permasalahan dan

menambah materi yang belum diungkapan para siswa.

1. Guru membagi kelas kedalam beberapa kelompok heterogen

1. Guru membagi kelas kedalam beberapa kelompok heterogen

Soal Terlampir

2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

3. Guru memanggil ketua kelompok masing-masing untuk satu nateri tugas, sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi atau tugas yang berbeda dari kelompok lain.

3. Guru memanggil ketua kelompok masing-masing untuk satu nateri tugas, sehingga satu kelompok mendapat tugas satu materi atau tugas yang berbeda dari kelompok lain.

4. Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan

4. Masing-masing

kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif berisi penemuan

5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara

masing-masing kelompok

menyampaikan hasil pembahasan kelompok

5. Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara

masing-masing kelompok

7. Evaluasi 7. Evaluasi

(23)

38

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa supaya siswa berperan aktif

didalam penyampaian materi

3. Guru memberikan pertanyaan kepada siswa supaya siswa berperan aktif didalam penyampaian materi

4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti

4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti 5. Guru memberikan

kesimpulan

(24)

39

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii 3.6 Skema Penelitian

Skema merupakan kata serapan dari bahasa inggris yaitu “schema” dan didalam Kamus Besar bahasa Indonesia kata skema

merupakan padanan dari kata bagan, rangka-rangka atau rancangan. Skema penelitian menunjukkan rangkaian kegiatan-kegiatan

penelitian yang direncanakan secara keseluruhan, berikut adalah skema penelitian yang digunakan oleh penulis adalah:

Dibandingkan

Dibandingkan (3)

Dibandingkan Dibandingkan (1)

Dibandingkan (2)

Dibandingkan Pre Test Pre Test

Pre Test Post Test

Post Test Post Test

Gain-T

Group Eksperimen

Kontrol Ceramah Ekperimen 2

Group Investigation Eksperimen 1 Think Pair and

Share

Gain-T Gain-T

(25)

40

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

3.7 Instrumen Penelitian

“Instrumen merupakan alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode tertentu” (Arikunto, 2010:192). Prosedur yang ditempuh

dalam pengadaan instrumen yang baik adalah (Arikunto, 2010:209) :

1. Perencanaan, meliputi perumusan tujuan, menentukan variabel,

kategorisasi variabel.

2. Penulisan butir soal, atau item kuesioner, penyusunan skala,

penyusunan pedoman wawancara.

3. Penyuntingan, yaitu melengkapi instrumen dengan pedoman

mengerjakan surat pengantar, kunci jawaban, dan lain-lain yang

diperlukan.

4. Uji coba, baik dalam skala kecil ataupun besar.

5. Penganalisaan hasil, analisis item, melihat pola jawaban

peninjauan saran-saran, dan sebagainya.

6. Mengadakan revisi terhadap item-item yang dirasa kurang baik, dan mendasarkan diri pada data yang diperoleh sewaktu uji coba.

3.8 Uji Instrumen Penelitian

3.8.1 Uji Validitas

Validitas instrumen penelitian adalah ketepatan dari suatu

instrumen penelitian atau alat pengukur terhadap konsep yang akan

diukur, sehingga instrumen ini akan mempunyai kevalidan dengan

taraf yang baik. Untuk mengetahui validitas suatu instrumen

penelitian dilakukan pengujian. Instrumen yang valid harus dapat

mendeteksi dengan tepat apa yang seharusnya diukur. Arikunto

(2010:211) menjelaskan bahwa validitas yaitu suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahan suatu instrumen. Suatu

(26)

41

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi

rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang

terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang

dimaksud. Pengujian validitas dalam suatu penelitian adalah wajib

dilakukan karena sangat menentukan berhasil tidaknya suatu

penelitian. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Kusnendi (2008:93)

bahwa “Persoalan kualitas pengukuran, yaitu unidomensionalitas,

validitas dan reabilitas merupakan hal yang amat kritis dalam

penelitian berbasis pendekataan kuantitatif.”

Dari penjelasan diatas, untuk menguji validitas tersebut penulis

mengadakan pengujian validitas soal dengan menggunakan Product

moment atau Pearson (Pearson’s Product Moment Coeffisient of

Correlation) yaitu dengan rumus :

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ } (Arikunto, 2006:170)

Keterangan :

=

Koefisien Korelasi ∑ = Jumlah Skor X ∑ = jumlah Skor Y

∑ = Jumlah skor total (seluruh item) = jumlah responden

Kriteria untuk koefisien korelasi tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Kriteria Uji Validitas

Nilai rxy Validitas

< 0,20 Validitas sangat rendah

0,20 – 0,399 Validitas Rendah

0,40 – 0,699 Validitas sedang atau cukup

0,70 – 0,899 Validitas Tinggi

(27)

42

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

Untuk mengetahui koefisien korelasinya signifikan atau tidak,

maka digunakan distribusi tabel t (ttabel) dengan menggunakan rumus

uji t yaitu sebagai berikut :

(Arikunto, 2006: 172)

Keterangan :

n = jumlah data

r = koefisien korelasi

Instrumen akan dinyatakan valid apabila t hitung > t tabel dengan

menggunakan tingkat signifikansi α=0,05.

Instrumen yang diuji dalam penelitian ini berbentuk soal pilihan

ganda sebanyak 20 soal tentang materi Bab 5 yaitu Pasar Persaingan

Sempurna dan Pasar Persaingan Tidak Sempurna. Uji Validitas

instrumen dalam penelitian ini menggunakan Anates Software pilihan

ganda versi 4.0.9 dimana hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas dengan Anates

No

Soal Korelasi Signifikan Korelasi Validitas

1 0,468 Signifikan valid

2 0,599 Sangat Signifikan valid

3 0,598 Sangat Signifikan valid

4 0,485 Signifikan valid

5 0,591 Sangat Signifikan valid

6 0,534 Signifikan valid

7 0,586 Sangat Signifikan valid

8 0,474 Signifikan valid

9 0,555 Sangat Signifikan valid

10 0,6 Sangat Signifikan valid

11 0,461 Signifikan valid

12 0,548 Signifikan valid

(28)

43

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

14 0,56 Sangat Signifikan valid

15 0,661 Sangat Signifikan valid

16 0,485 Signifikan valid

17 0,471 Signifikan valid

18 0,538 Signifikan valid

19 0,461 Signifikan valid

20 0,464 Signifikan valid

Sumber : Hasil Pengolahan Anates

3.8.2 Uji Reliabilitas

Menurut suharsimi Arikunto (2010:221) reliabel mempunyai arti

dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan. Sedangkan menurut Sugiyono

“Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama.”

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen itu sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat

keterandalan sesuatu. Instrumen digunakan untuk mengukur sejauh

mana suatu alat ukur memberikan gambaran yang benar-benar dapat

dipercaya tentang kemampuan seseorang. Sama seperti uji validitas,

uji reliabilitas juga penting dilakukan dengan tujuan untuk

menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian dalam menjelaskan

permasalahan yang diteliti.

Reliabilitas tes pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan

rumus Spearman-Brown dengan Teknik belah dua ganjil-genap.

Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah :

1. Mengelompokkan skor butir soal bernomor ganjil sebagai

belahan pertama dan skor butir soal bernomor genap sebagai

(29)

44

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

2. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan

kedua dengan menggunakan rumus korelasi produk moment

(Pearson’s Product Moment Coeffisient of Correlation) dengan

rumus sebagai berikut :

√{ ∑

} { ∑

}

Keterangan :

=

Koefisien Korelasi ∑ = Jumlah Skor X ∑ = jumlah Skor Y

∑ = Jumlah skor total (seluruh item) = jumlah responden

3. Menghitung indeks reliabeilitas dengan menggunakan rumus

Spearman-Brown, yaitu :

(Arikunto, 2006:180)

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

⁄ ⁄

=

rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua

belahan instrumen

Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan

kriteria reabilitas. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:167)

kriterianya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6 Kriteria Uji Reliabilitas

Koefisian Reliabilitas Keterangan 0,81 – 1,000 Sangat Tinggi

(30)

45

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

0,41 – 0,600 Cukup

0,21 – 0,400 Rendah

Uji Reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan Anates Software pilihan ganda versi 4.0.9 dimana

hasilnya adalah instrumen dalam penelitian ini memiliki nilai

reliabilitas sebesar 0.91 yang artinya semua instrumen soal dalam

penelitian ini merupakan yang dapat dipercaya.

3.9Analisis Butir Soal

3.9.1 Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran butir soal (item) merupakan rasio antar

penjawab dengan benar dan banyaknya penjawab item (Suharsimi

Arikunto, 2006:128). Untuk menghitung tingkat kesukaran dari

masing-masing butir soal yang akan diujikan kemudian digunakan

rumus berikut:

(Arikunto, 2009:208)

Keterangan :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu

JS = jumlah seluruh peserta tes

Tolok ukur yang digunakan untuk interpretasi nilai tingkat

kesukaran tiap butir soalnya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.7 Kriteria Nilai Tingkat Kesukaran

Soal Kriteria

TK < 0,30 Sukar

(31)

46

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

TK > 0,70 Mudah

Sumber : Arikunto, 2009:208

Instrumen yang diuji dalam penelitian ini berbentuk soal pilihan

ganda sebanyak 20 soal tentang materi Bab 5 yaitu Pasar Persaingan

Sempurna dan Pasar Persaingan Tidak Sempurna. Uji tingkat

kesukaran soal dalam penelitian ini menggunakan Anates Software

pilihan ganda versi 4.0.9 dimana hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran

No Soal

Jumlah

Betul Tingkat Kesukaran

1 19 Sedang

2 13 Sedang

3 10 Sedang

4 15 Sedang

5 20 Sedang

6 14 Sedang

7 13 Sedang

8 13 Sedang

9 19 Sedang

10 9 Sukar

11 15 Sedang

12 16 Sedang

13 17 Sedang

14 116 Sedang

15 13 Sedang

16 18 Sedang

17 11 Sedang

18 6 Sukar

19 15 Sedang

20 8 Sukar

Sumber : Hasil Pengolahan Anates

Hasil pengujian instrumen diatas menunjukkan bahwa terdapat 3

soal dengan klasifikasi sukar dan 17 soal dengan klasifikasi sedang.

(32)

47

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

kesukaran soal yang cukup baik, hal ini sebagaimana yang dinyatakan

oleh Arikunto (2007:207) bahwa “Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.” Maka bila dilihat dari

hasil pengujian tingkat kesukaran soal diatas dapat disimpulkan bahwa

soal tersebut layak untuk diberikan sebagai Pre Test dan Post Test.

3.9.2 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk

membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)

dengan siswa yang tidak pandai atau siswa berkemampuan rendah

(Suharsimi Arikunto, 2009:211).

Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda

adalah sebagai berikut :

(Arikunto, 2009:213)

Keterangan :

DP = Daya Pembeda

JA = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal

dengan benar

JB = Jumlah siswa kelompok bawah yang menajawab soal

dengan benar

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal

dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal

dengan benar

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi perserta kelompok bawah yang menjawab benar

(33)

48

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

Dalam menentukan bagus tidaknya kualitas sebuah soal

dalam daya pembeda terdapat klasifikasi kriteria daya pembeda,

seperti berikut:

Tabel 3.9 Kriteria Daya Pembeda Soal

Interval Kriteria

DP < 0,20 Jelek (Poor)

0,20 ≤ DP < 0,40 Cukup (Saticfactory)

0,40 ≤ DP < 0,70 Baik (Good)

DP ≥ 0,70 Baik Sekali (Excellent)

DP (-) Semuanya tidak baik

Sumber : Arikunto, 2009:218

Instrumen yang diuji dalam penelitian ini berbentuk soal pilihan

ganda sebanyak 20 soal tentang materi Bab 5 yaitu Pasar Persaingan

Sempurna dan Pasar Persaingan Tidak Sempurna. Uji tingkat daya

pembeda soal dalam penelitian ini menggunakan Anates Software

pilihan ganda versi 4.0.9 dimana hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 3.10 Hasil Uji Daya Pembeda dengan Anates

No Soal

Kel. Atas

Kel.

Bawah Beda

Daya

Pembeda Keterangan

1 7 2 5 0.56 Baik

2 7 1 6 0.67 Baik

3 7 0 7 0.78 Baik Sekali

4 7 1 6 0.67 Baik

5 8 2 6 0.67 Baik

6 8 2 6 0.67 Baik

7 8 2 6 0.67 Baik

8 7 1 6 0.67 Baik

9 8 3 5 0.56 Baik

10 6 1 5 0.56 Baik

11 6 1 5 0.56 Baik

12 8 1 7 0.78 Baik Sekali

(34)

49

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

Sumber : Hasil Pengolahan Anates

3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Uji Normalitas

Uji normalias digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal

menjadi syarat untuk menguji hipotesis menggunakan statistik

parametrik.

Pengujian kenormalan data dilakukan menggunakan statistik uji

sebagai berikut :

 = Harga chi-kuadrat oi = Frekuensi observasi

ei = Frekuensi harapan.

Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

H0: Data yang akan diuji berdistribusi normal.

H1: Data yang akan diuji tidak berdistribusi normal.

Apabila

2

 hitung <2tabel dengan = 0,05 dan db = k-3 (k =

(35)

50

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

3.10.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa

varian populasi adalah sama atau tidak. Disamping pengujian

terhadapa normal tidaknya distribusi data pada sampel, perlu kiranya

peneliti melakukan pengujian terhadap kesamaan (homogenitas)

beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya variansi

sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama. (Arikunto, 2010:363)

Perumusan hipotesis yang digunakan pada uji homogenitas varians

adalah sebagai berikut.

H0 : Tidak terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol

H1 : Terdapat perbedaan varians antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol

Uji homogenitas yang dilakukan adalah uji Lavene dengan taraf

signifikansi 5%. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :

 Jika signifikansi (sig) pengujiannya lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak

 Jika signifikansi (sig) pengujiannya lebih besar atau sama dengan 0,05 maka H0 diterima.

3.11 Uji Hipotesis

Uji hipotesis penelitian didasarkan pada data peningkatan hasil

belajar, yaitu selisih nilai pre-test dan post-test. Pengujian hipotesis

dilakukan dengan menggunakan uji-t independen dua arah (t-test

independent). Pengujian dua arah ini dilakukan karena tidak

mengetahui kemana arah kurva hasil penelitian yang akan dilakukan,

kearah positif (+) atau negatif (-).

Adapun yang dibandingkan dalam pengujian hipotesis ini adalah

(36)

51

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik

Think Pair and Share dan kelas eksperimen yang menggunakan model

pembelajaran Cooperative Learning Teknik Group Investigation.

Berikut kriteria pengujian untuk uji hipotesis :

H0 : µ1 = µ2

H1 : µ1 ≠ µ2

Keterangan :

µ1 = skor gain kelompok eksperimen dengan model

pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair and

Share

µ2 = skor gain kelompok eksperimen dengan model

pembelajaran Cooperative Learning Teknik Group

Investigation.

jika dibandingkan dengan t tabel, maka :

 Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima  Jika t hitung ≤ t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak

Selanjutnya selisih gain kontrol dan eksperimen tersebut dihitung

Normalized Gain (N-Gain). Untuk menghitung Normalized Gain

(N-Gain) digunakan rumus sebagai berikut :

(Arikunto, 2006:126)

Hipotesis dalam penelitian ini disimbolkan dengan hipotesis

alternatif (HA) dan hipotesis nol (H0). Supaya tampak ada dua

pilihan, hipotesis ini perlu didampingi oleh pernyataan lain yang

isinya berlawanan. Pernyataan ini merupakan hipotesis tandingan antara (HA) terhadap (H0). Hipotesis yang diuji secara statistik

(37)

52

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

H0 : µ1 = µ2

HA : µ1 ≠ µ2

Keterangan :

H0 = Hipotesis Nihil

HA = Hipotesis Alternatif

Jika dibandingkan dengan ttabel, maka :

(38)

66

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian dan pembahasan yang

dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan hasil Pre Test dan Post Test pada kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative

Learning Teknik Think Pair and Share (TPS) .

2. Terdapat perbedaan hasil Pre Test dan Post Test pada kelas

eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Cooperative

Learning Teknik Group Investigation (GI).

3. Tidak terdapat perbedaan hasil Post Test pada kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik

Think Pair and Share (TPS) dengan kelas eksperimen yang

menggunakan Teknik Group Investigation (GI).

4. Tidak terdapat perbedaan skor Gain pada kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik

Think Pair and Share (TPS) dengan kelas eksperimen yang

menggunakan Teknik Group Investigation (GI).

1.2Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka peneliti mengajukan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi guru, disarankan untuk bisa menerapkan model pembelajaran

Cooperative Learning baik itu teknik Think Pair and Share maupun teknik

Group Investigation karena dapat membantu siswa untuk lebih memahami

berbagai materi pelajaran, karena dengan diskusi diharapkan siswa

(39)

67

Ismi Indriyarti, 2015

Studi Komparatif Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Teknik Think Pair And Share Dengan Teknik Group Investigation Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

mengemukakan pendapat yang pada akhirnya akan meningkatkan

pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari.

2. Bagi sekolah, diharapkan untuk mengikutsertakan tenaga pendidik

disekolah tersebut untuk mengikuti berbagai seminar, lokakarya, semiloka

maupun diklat yang dilaksanakan oleh institusi pendidikan terutama

pengajaran dan pembelajaran, sehingga pengetahuan dan inovasi-inovasi

guru dalam pembelajaran semakin berkembang dan meningkat.

3. Bagi peneliti, agar diadakan penelitian lanjutan dengan cakupan bahasan

yang lebih luas, baik materi maupun teknik-teknik pembelajaran

Cooperative Learning lainnya yang memungkinkan untuk memberikan

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
Tabel 3.2 Operasional Variabel
Tabel 3.3 Skenario Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

2014 menyatakan Pelelangan Gagal dengan mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun

Bila pasien pulang diluat jam kerja untuk urusan administrasi akan dilakukan di hari berikutnya RS KHUSUS MATA PROF DR ISAK

Strategi komunikasi yang dilakukan oleh komunitas ‘Srikandi Merapi’ dalam mengatasi terjadinya pernikahan usia dini di Kecamatan Selo ialah Strategi

Penulisan ini bertujuan untuk meneliti unjuk kerja GSM Dual Band dengan aplikasi MBC. Kata Kunci: Key Performance Indicator , Hierarchical Cell Structure , Multi

[r]

Sehubungan dengan dilaksanakannya evaluasi penawaran dan kualifikasi pada peserta lelang sesuai dengan yang termuat dalam Berita Acara Pembukaan Penawaran Nomor

prosedur kerja dengan lebih aman dan efisien. 2) Memberikan training kepada tenaga kerja/karyawan baru. 3) Memberikan Pre-job instruction pada pekerjaan yang tidak tetap.

Model pembelajaran ini dalam bentuk program tersendiri sesuai sasaran dan melayani bentuk kegiatan ekspresi misalnya bahasa Staf berkedudukan sebagai perencana dan pengendali situasi