• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan cooperative learning tipe learning together berbasis presentasi kelompok untuk meingkatkan partisipasi dan motivasi belajar siswa kelas XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu : penelitian tindakan kelas - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penerapan cooperative learning tipe learning together berbasis presentasi kelompok untuk meingkatkan partisipasi dan motivasi belajar siswa kelas XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu : penelitian tindakan kelas - USD Repository"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK

UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA KELAS XI IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU

(Penelitian Tindakan Kelas)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :

DODDY INDRAWAN NIM : 991324033

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FALKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii

SKRIPSI

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK

UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA KELAS XI IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU

(3)

iii

SKRIPSI

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK

UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA KELAS XI IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU

(4)

iv

MOTTO

I lmu ini adalah kunci anda menuju hidup yang lebih baik,

sahabat yang lebih banyak, sukses yang lebih besar,

kebahagiaan yang lebih besar

Terapkanlah ilmu ini untuk anda dan keluarga anda SEKARANG

Hidup tidak membayar anda atas apa yang dapat anda lakukan.

Hidup membayar anda atas apa yang anda lakukan (Les Biblin)

Kerja adalah cinta yang mengejawantah

dan jika kau tiada sanggup bekerja dengan cinta hanya dengan

enggan

M aka lebih baik jika kau meninggalkannya, lalu mengambil

tempat

di depan gapura candi dan meminta sedekah dari

mereka yang bekerja dengan suka cita (Kahlil Gibran)

Kegagalan adalah satu sukses yang tertunda,

jangan ragu, tetap pada arahmu

keyakinan, pengharapan, teguh … … .dalam tujuan.

(Kla : Hey)

(5)

v

PERSEMBAHAN

Dan… saya bersyukur dan berterima kasih kepada

Allah SWT M alaikat dan Nabi M uhammad S.A.W

Dikaruniai kembali kesempatan yang indah.

Skripsi punika kula pisungsungaken kagem :

Ingkang kula tresnani bapak lan ibu

kangmas lan mbakyu ingkang Kinasih

Poro leluhur ing Ngayogjokarto Hadiningrat

Sekolah, Program Studi, jurusan, fakultas, universitas,

donya pendidikan, wargo masyarakat, sarto sederek-

sederek sedoyo ingkang maos tulisan punika.

Lan konco-konco sakabehe.

(6)

vi Doddy Indrawan

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Doddy Indrawan

Nomor Mahasiswa : 99 1324 033

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

Penerapan Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok Untuk Meningkatkan Partisipasi dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul (Penelitian Tindakan Kelas).

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 18 Januari 2008

Yang menyatakan

(7)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 18 Januari 2008

Penulis

(8)

viii

ABSTRAK

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING

TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA KELAS XI IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU

(Penelitian Tindakan Kelas)

Doddy Indrawan Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2008

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi dan motivasi belajar sisiwa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Sedayu melalui penerapan Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok.

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan rancangan penelitian berupa siklus yang mencakup kegiatan Perencanaan, Tindakan, Observasi, dan Refleksi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2007 di SMA Pangudi Luhur Sedayu Bantul Yogyakarta, dengan subjek siswa-siswi kelas XI IPS2 yang berjumlah 36 siswa. Data dikumpulkan melalui observasi, kuesioner, wawancara.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerja kelompok kooperatif dengan Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok dapat mencapai indikator keberhasilan tindakan yang telah ditentukan dengan penambahan kegiatan berupa tugas artikel atau kliping. Partisipasi siswa yang mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain sebelum tindakan sebanyak 8 siswa atau 22,22 %. Setelah tindakan meningkat menjadi 12 siswa atau 33,33 % dari tingkat indikator keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya sebesar 30%. Pasitipasi yang diukur melalui kuesioner mengalami peningkatan, dari sebelum tindakan hanya 18 siswa atau 50% yang mempunyai partisipasi tinggi, setelah tindakan meningkat menjadi 32 siswa atau 88,89% siswa, lebih tinggi dari target indikator keberhasilan yang ditetapkan sebelumnya sebesar 55%.

(9)

ix

ABSTRACT

THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING METHOD USING THE TYPE OF LEARNING TOGETHER BASED ON GROUP PRESENTATION TO INCREASE THE LEARNING PARTICIPATION

AND MOTIVATION OF XIth GRADERS AT SOCIAL STUDIES DEPARTMENT OF “SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU”

(A CLASSROOM ACTION RESEARCH)

Doddy Indrawan Sanata Dharma University

Yogyakarta 2008

This research is aimed at increasing the learning participation and motivation of of XIth graders at social studies department of “SMA Pangudi Luhur Sedayu” by applying cooperative learning method using the type of learning together based on group presentation.

This is a Classroom Action Research (CAR) using a research design in the form of a cycle that includes Planning, Action, Observation, and Reflection. This research was conducted in August 2007 at “SMA Pangudi Luhur Sedayu”, Bantul. Yogyakarta, involving 36 students of XIth graders at social studies department as the subjects. The were collected through observation, questionnaires, and interviews.

The research result s show that cooperative group work using the type of learning together based on group presentation can fulfill the determined indicators with the additional activities including writing an article and making a newspaper clipping. Before the action, there were 8 students (22.22%) participating in the learning process by asking questions, expressing ideas, and paying attention to other students' opinions. After the action, the number increased to 12 students (33.33%) or higher than the determined indicator (30%). The student's participation that was measured using questionnaires increased from 18 students (50%) before the action to 32 students (88.89%) after the action. It is higher than the determined indicator (55%).

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga skripsi yang berjudul “PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE LEARNING TOGETHER BERBASIS PRESENTASI KELOMPOK UNTUK

MENINGKATKAN PAR TISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

KELAS XI IPS2 SMA PANGUDI LUHUR SEDAYU” dapat penulis selesaikan dengan baik.

Terselesaikannya penulisan skripsi ini, karena bantuan dari berbagai pihak, baik dalam bentuk dorongan, saran, bimbingan, perhatian dan doa, sehingga penulis mengucapkan terima kasaih kepada :

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Yohanes Harsoyo, S.Pd.M.Si., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma.

3. Yohanes Harsoyo, S.Pd.M.Si., selaku ketua Program Studi pendididkan Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

4. E. Catur Rismiyati, S.Pd.M.A., selaku dosen Pembimbing I yang dengan sabar membimbing serta memberi masukan dan dorongan kepada penulis selama menyusun skripsi.

5. Yohanes Maria Vianey Mudayen, S.Pd., selaku dosen Pembimbing II yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyusun skripsi.

6. Drs. Markus Padmonegoro selaku Kepala Sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu, yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

7. Drs. Agustinus Sahid selaku guru mata pelajaran ekonomi yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

(11)

xi

9. Sekretariat Program studi Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Akuntasi (Mbak Titin, Mbak Aris, Pak Wawiek) yang telah membantu berbagai macam urusan dalam penelitian skripsi ini sampai selesai.

10. Kedua orang tuaku Bapak Soedarto dan Ibuku Asiati Achmad tersayang (yang melahirkanku) tiada kata dari anakmu ini yang mampu membalas semua perhatian, nasihat, bimbingan, serta doa yang tiada henti dipanjatkan setiap waktu sehingga aku bisa menye lesaikan studiku!! Terima Kasih, terima kasih, sujud dan syukur kupanjatkan untuk Bapak dan Ibu sekalian …. Amien…..!!!

11. My Brother Ari, My Old Sister Arum, Hetty Thanks for your pray and kindness….. !!! (semoga menjadi amal ibadah untuk kalian semua).

12. Motor Astrea Star”ku yang selalu setia menemani dalam hari- hariku laju diatas roda dimanapun dan kapanpun…..!!!.

13. JUVE Computer” yang telah membantu dalam rental computer dan pengetikan (semoga usaha anda semakin sukses, semakin besar dan semakin laris…..ris…. ris…..ris….!!!) Amien Thanks For All.

14. My Little Nokia “8250” yang selalu setia menemani dan melancarkan komunikasiku dengan semua makhuk Tuhan yang paling sempurna. U “Begitu Kecil Begitu Hebat”…..!!!

15. Keluarga Soenarto di Karangwaru Lor, Pak Narto lan Ibu Narto kula ngaturaken Agenging panuwun saking semangat, dorongan, perhatian lan donganipun. nuwun. nuwun. matur nuwun. Mugi gusti paring kanugrahan dumateng Bapak lan Ibu. Anton “Bagyo” lan Nita “Ndut” Thanks For All…..!!!

(12)

xii

17. “My Lovely”……Thank’s for perhatian, semangat, dan doanya…….!!! 18. Semua pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah

membantu kelancaran penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Batasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Definisi Operasional Tujuan Penelitian ... 8

(14)

xiv

G. Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12

A. Tinjauan Teori... 12

1. Cooperative Learning ... 12

2. Partisipasi ... 22

3. Motivasi ... 24

4. Interaksi Edukatif Pada Pengajaran Ekonomi ... 29

5. Belajar ... 30

6. Faktor-Faktor Penghambat Siswa Dalam Belajar ... 34

7. Hakikat Belajar Aktif ... 35

8. Ciri-Ciri Keaktifan Belajar ... 37

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 38

C. Kerangka Berpikir ... 39

D. Hipotesis Tindakan ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

A. Jenis Peneiitian ... 42

B. Lokasi dan Waktu Penetitian ... 42

C. Subyek dan Objek Penelitian ... 43

D. Data Yang Dibutuhkan ... 43

E. Variabel ... 43

F. Pengumpulan Data ... 45

(15)

xv

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Hasil Penelitian ... 51

B. Pembahasan ... 56

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Keterbatasan ... 60

C. Saran... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel I. 1. Sebelum Tindakan Penelitian ... 4

Tabel III. 2. Kisi-kisi Kuesioner ... 45

Tabel III. 3. Indikator Keberhasilan ... 50

Tabel IV. 4. Kegiatan Pembelajaran ... 51

Tabel IV. 5. Rekap Hasil Observasi Keberhasilan ... 53

Tabel IV. 6. Partisipasi Siswa ... 54

Tabel IV. 7. Motivasi Siswa ... 55

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kuesioner ... 65

Lampiran 2. Data Induk Penelitian ... 76

Lampiran 3. Perhitungan Manual ... 82

Lampiran 4. Lembar Pengamatan ... 86

Lampiran 5. RPP ... 91

Lampiran 6. Lembar Nilai Tugas ... 95

Lampiran 7. Tugas Kliping Siswa ... 96

Lampiran 8. Pedoman Wawancara Guru ... 131

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar mengajar merupakan proses komunikasi antara siswa dan guru. Di dalam komunikasi tersebut, guru menyampaikan pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa. Komunikasi tidak selalu dapat berjalan dengan lancar bahkan dapat menimbulkan kebingungan bagi siswa, salah pengertian dan salah konsep. Dalam interaksi belajar berhasilnya proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah semata- mata untuk kepentingan siswa. Dikatakan demikian karena tujuan dari proses belajar mengajar dapat dicapai dengan baik, maka siswa yang mengikutinya juga dituntut untuk kreatif.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan menantang, akan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Proses pembelajaran yang diselenggarakan secara formal disekolah dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana baik aspek pengetahuan, ketrampilan maupun sikap.

(20)

melalui sumber belajar. Pengetahuan ekonomi yang disajikan guru yang tercantum dalam kurikulum tidak banyak berarti bilamana disajikan dalam bentuk informasi atau dengan ceramah saja, tanpa mengetahui kondisi nyata.

Proses pembelajaran harus memberi kesempatan pada peserta didik untuk mampu mengembangkan segenap potensinya secara optimal, seperti yang dikemukakan oleh Ali (1987:13) bahwa:

"Aktivitas yang menonjol dalam pengajaran ada pada siswa. Namun demikian bukanlah berarti peran guru tersisihkan; melainkan diubah. Guru berperan bukan sebagai penyampai informasi, tetapi bertindak sebagai director dan facilitator of' learning - pengarah dan pemberi fasilitas untuk terjadinya proses belajar."

Siswa bisa juga saling mengajar dengan sesama siswa yang lainnya. Bahkan banyak penelitian menunjukkan bahwa dalam batas-batas tertentu pembelajaran oleh rekan sebaya (peer teaching) ternyata lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru. Strategi pembelajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa daaam tugas-tugas yang berstruktur disebut strategi pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Dalam strategi ini guru bertindak sebagai fasilitatur.

(21)

ceramah sehingga sebagian peserta didik tidak tertarik, kurang berpartisipasi dan tidak termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.

Sikap seperti ini dapat terlihat dari sikap siswa yang ketika guru mengajar mereka merasa jenuh, mengantuk, bersikap pasif, bahkan ada puta siswa yang ramai dengan teman kelas sehingga mengganggu proses pembelajaran. Dengan sikap tersebut, tentu saja akan berpengaruh pada partisipasi dan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran ekonomi. Berdasarkan wawancara dengan guru ekonomi di SMA Pangudi Luhur Sedayu, ada beberapa keprihatinan yang dihadapi guru di kelas, diantaranya adalah partisipasi dan motivasi sebagian siswa di kelas rendah saat mengikuti pelajaran di kelas khususnya pelajaran ekonomi. Pada saat pelajaran memulai ekonomi sebagian besar siswa masih bersemangat dalam mengikuti pelajaran, namun biasanya situasi seperti ini tidak berlangsung lama karena banyak siswa yang mulai bosan karena metode yang digunakan dalam mengajar kurang menarik bagi siswa yaitu ceramah. Ketiga guru sedang menerangkan materi pelajaran terdapat sebagian murid yang sibuk dengan kegiatannya sendiri, seperti ngobrol dengan teman sebelah, membaca buku bacaan lain, dan corat-coret buku.

(22)

teman dan mempunyai niat yang besar dalam pemecahan masalah secara bersama, saat guru mengajukan pertanyaan kepada siswa hanya sedikit yang berinteraksi atau menanggapi, yaitu sebanyak 15 siswa (41,67%) dari 36 siswa. Sedangkan skor partisipasi siswa yang diukur melalui kuesioner sebagian responden yaitu 18 siswa (50%) mempunyai partisipasi belajar tinggi. (lihat perhitungan pada lampiran 3 halaman 82) skor motivasi siswa yang diukur melalui kuesioner sebagian besar responden, yaitu 17 siswa (47,22%), mempunyai motivasi belajar cukup (lihat perhitungan pada lampiran 3 halaman 84).

Secara rinci dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :

No Indikator Rerata Kualitas

A. Partisipasi Siswa

1 Partisipasi siswa yang mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain

22,22 % 2 Skor partisipasi siswa yang diukur melalui

kuesioner

50 % B. Motivasi Siswa

1 Motivasi siswa yang berinteraksi dan mempunyai niat yang besar dalam pemecahan masalah dalam kelompok

41,67 %

2 Skor motivasi siswa yang diukur melalui kuesioner

47,22 %

3 Tugas –

(23)

ada siswa yang mempunyai masalah pribadi, sehingga mempengaruhi semangat beiajarnya.

Sedangkan dari pihak guru, faktor- faktor penyebabnya antara lain adalah (1) metode mengajar yang digunakan guru kurang menarik, (2) guru kurang tegas di kelas, (3) guru benar-benar kurang memahami apakah sebelumnya para siswa telah mengerti apa yang dijelaskan.

(24)

yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi belajar didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan merupakan seperangkat fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah rnenjadi pilihan utama strategi belajar mengajar, sehingga kegiatan belajar mengajar tebih memperlihatkan proses transfer pengetahuan atau konsep-konsep dari guru kepada peserta didik. Bila kegiatan belajar mengajar terasa sangat monoton, membosankan dan tidak menarik. Hal ini tentu saja bisa berpengaruh terhadap partisipasi dan motivasi belajar siswa. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi belajar mengajar "baru" yang lebih memberdayakan siswa. Sebuah strategi belajar mengajar yang tidak mengharuskan siswa menghafal fakta- fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri.

(25)

sebagai salah satu sumber beiajar dan peran aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan secara individual dan sosial (Mchaelis & Rushdoony, 1987: 68).

Dan uraian latar betakang di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul "Penerapan Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok Untuk

Meningkatkan Partisipasi dan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI IPS2

SMA Pangudi Luhur Sedayu".

B. Identifikasi Masatah

Berdasarkan uraian di atas, pada saat proses belajar mengajar di kelas, guru sering kali mengalami hambatan dalam proses penyampaian bahan pelajaran. Keprihatinan yang dialami guru tersebut bahwa dalam proses pembelajaran dikelasnya terdapat sekumpulan masalah yang perlu diatasinya. Guru melihat bahwa para siswanya seringkali tidak dapat berkonsentrasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya partisipasi dan motivasi siswa dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan atau dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

(26)

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, tidak semua masalah akan dicakup sekaligus. Peneliti membatasi pada masalah-masalah yang dapat segera diatasi oleh guru dengan serangkaian tindakan yang sesuai dengan kondisi yang ada selama ini yaitu masalah meningkatkan partisipasi dan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi.

D. Rumusan Masaiah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dari penelitian tindakan ini dapat ditarik rumusan masalah : Bagaimana metode penerapan Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok dalam meningkatkan partisipasi dan motivasi belajar siswa kelas XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu ?.

E. Definisi Operasional

1. Cooperative Learning

(27)

2. Tipe Learning Together

Tipe Learning Together adalah salah satu tipe dalam pembelajaran, kooperatif dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Guru melakukan presentasi bahan pelajaran

b. Siswa dalam kelompok heterogen (tediri dari 4-5 siswa) mengerjakan satu lembar kerja. Guru menilai hasil kerja kelompok. c. Siswa secara individual mengerjakan kuis. Guru menilai hasil kerja

individual. 3. Partisipasi Belajar

Partisipasi merupakan unsur keikutsertaan siswa, baik secara fisik, mental, maupun emosional dan unsur dorongan untuk bertanggung jawab dalam rangka mewujudkan tujuan bersama.

4. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegairahan belajar, pengaruh dan memperkuat tingkah laku pada kegiatan belajar.

F. Tujuan Penelitian

(28)

G. Manfaat Penetitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Guru

Hasil dari penelitian ini, dapat digunakan oleh guru untuk lebih meningkatkan pembelajaran di kelasnya dan semakin terbiasa melakukan penelitian tindakan, khususnya dalam meningkatkan partisipasi dan motivasi belajar siswa.

2. Bagi Siswa

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk mempermudah mereka dalam memahami materi dan meningkatkan partisipasi serta motivasi belajarnya.

3. Bagi Peneliti / Penulis

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menerapkan ilmu dan pengetahuan tentang pengelolaan kelas yang lebih balk sehingga berrnanfaat membantu guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.

4. Bagi Sekolah

(29)

5. Bagi Bidang Keilmuan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mendapatkan pendekatan pembeiajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar.

6. Bagi Universitas

(30)

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Cooperative Learning

a. Pengertian Cooperative Learning

(Lie, 2002: 12) Sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem “pembelajaran gotong royong” atau cooperative learning. Dalam sistem ini, guru bertindak sebagai fasilitator.

Pendekatan kooperatif (Cooperative Learning) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas pembelajaran yang diorganisasikan sedemikian rupa sehingga pembelajaran tersebut difokuskan pada pertukaran informasi terstruktur antar pembelajar bertanggungjawab penuh atas pembelajaran yang mereka jalani (Kagan, 1992 dalam Purnomo dkk, 2007: 37).

Dengan pendekatan ini, diharapkan pembelajar semakin aktif dalam memperoleh dan mempelajari berbagai konsep atau teori, pengetahuan, dan ketrampilan dengan bekerjasama dengan pembelajar lainnya. Mereka akan saling membutuhkan dalam setiap kegiatan belajar karena tiap anggota mempunyai peranan penting untuk menyelesaikan tugas-tugas atau latihan.

(31)
(32)

dan keterampilan dengan bekerjasama dengan siswa lainnya. Mereka akan saling membutuhkan dalam setiap kegiatan belajar karena tiap anggota mempunyai peranan penting untuk menyelesaikan tugas-tugas atau latihan.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa dalam pembelajaran yang menggunakan model cooperative learning, pengembangan kualitas diri siswa dapat dilakukan secara bersama-sama. Belajar dalam kelompok kecil dengan prinsip kooperatif sangat baik digunakan untuk tujuan belajar, baik yang sifatnya kognitif, afektif, maupun konatif. Untuk itu, suasana belajar yang berlangsung dalam interaksi dengan sikap saling percaya, terbuka, dan rileks di antara anggota kelompok sangat penting karena memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperoleh dan memberikan masukan di antara mereka untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, dan moral, serta keterampilan yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran (Solihatin dan Raharjo, 2007: 6). b. Metode Cooperative Learning

Slavin (1995: 71 – 144) atau Slavin dalam Lorin W. Anderson, (1995: 140 – 141) memperkenalkan empat metode pembelajaran kooperatif sebagai berikut :

1) Student Team Learning

(33)

pembelajaran kooperatif memberikan ide bahwa siswa belajar bekerja sama dan bertanggung jawab atas keberhasilan tim mereka. Tiga konsep inti dari metode Student Team Learning adalah ”hadiah tim” (team rewards), ”akuntabilitas individu (individual accountability), dan ”peluang bersama untuk berhasil” (equal opportunity for succes). Pada prinsipnya ada empat metode Student Team Learning yang secara luas dikembangkan dan diteliti, yaitu : a) Student Team Achievement Division (STAD) :

Student Team Achievement Division (STAD) diawali dengan presentasi oleh guru, kemudian dilanjutkan dengan kerja kelompok. Para siswa dikelompokkan menurut jenis kelamin, etnis atau menurut tingkat kemampuan (Kagan, 1994 dalam Purnomo dkk, 2007: 37). Tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang, yang terdiri dari seorang berkemampuan rendah, seorang berkemampuan tinggi, dan sisanya berkemampuan sedang. Setelah semua kelompok selesai bekerja, pengajar memberi kunci jawaban soal dan meminta mereka memeriksa hasil kerja. Kemudian pengajar mengadakan kuis.

b) Teams Games Tournament (TGT)

(34)

hasil belajar dievaluasi dengan permainan akademik seperti cerdas cermat. Siswa dapat berkompetisi sebagaimana dalam sebuah turnamen unt uk mengumpulkan poin. Skor tim secara keseluruhan ditentukan oleh presentasi kelompok.

c) Team Assisted Individuaization (TAI)

Hampir sama dengan STAD dan TGT, tetapi dalam TAI ada kombinasi antara pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual. Siswa bekerja dalam tim tetapi tiap anggota tim bekerja pada unit yang berbeda. Anggota ini bisa mengecek pekerjaan teman dan membantu teman yang mengalami kesulitan atau masalah. Saat ujian masing- masing anggota tim bekerja tanpa dibantu oleh anggota tim lainnya. Hasil kerja tim, hasil tes akhir, point ekstra dan tugas-tugas rumah kemudian dikumpulkan dan tim yang memperoleh skor tertinggi diberikan hadiah. TAI didesain khusus untuk pengajaran matematika bagi siswa kelas tiga sampai enam. d) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

(35)

ceritera, membuat rangkuman atas ceritera, menulis tanggapan-tanggapan tentang ceritera, praktek spelling, decoding dan vocabulary. Siswa bekerja secara total dalam tim untuk menemukan ide-ide utama dan keterampilan pemahaman lainnya. Kuis dilakukan setelah semua anggota tim merasa siap. 2) Tipe Jigsaw

Jigsaw didesain oleh Elliot dan rekan-rekannya. Slavin kemudian memodifikasi metode ini dan menerapkannya di John Hopkins University yang disebut Jigsaw II. Dalam metode Jigsaw siswa dibagi dalam kelompok kecil yang terdiri dari lima sampai enam orang, masing- masing anggota tim mempelajari satu bagian materi pelajaran. Anggota tim dari masing- masing tim kembali ke kelompoknya untuk menjelaskan bagian itu kepada semua anggota kelompok kemudian guru mengadakan kuis.

3) Learning Together

(36)

4) Group Investigation

Tiap-tiap kelompok mempelajari satu bagian materi pelajaran dan kemudian menjelaskan materi itu kepada semua pelajar di kelas. Pelajar diharapkan menerima tanggung jawab yang besar untuk menentukan apa yang akan dipelajari, mengorganisasi kelompok mereka sendiri bagaimana cara menguasai materi dan memutuskan bagaimana mengkomunikasikan hasil belajar mereka kepada seluruh kelas.

c. Unsur-Unsur Cooperatiev Learning

Menurut Roger dan David Johnson (Anita Lie, 2002), ada lima unsur yang harus dikembangkan dalam pembelajaran kooperatif yaitu : 1) Saling ketergantungan positif

Keberhasilan kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya. Kerjasama dan usaha setiap anggota turut mempengaruhi keberhasilan kelompok. Abdurrahman dan Bintoro (Nurhadi, 2004) menjelaskan bahwa saling ketergantungan ini dapat dicapai melalui: (a) saling ketergantungan mencapai tujuan, (b) saling ketergantungan menyelesaikan tugas, (c) saling ketergantungan bahan atau sumber, (d) saling ketergantungan peran, dan (e) saling ketergantungan hadiah.

2) Tanggung jawab perseorangan

(37)

pembelajaran Cooperative Learning, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik bagi kelompoknya.

3) Tatap muka

Setiap kelompok diberi kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Hasil pemikiran beberapa kepala akan lebih kaya daripada hasil pemikiran dari satu kepala saja. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan masing- masing. Interaksi tatap muka semacam ini sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari sesamanya. Sinergi tidak bisa didapatkan begitu saja dalam sekejap, tapi merupakan proses kelompok yang cukup panjang. Para anggota kelompok perlu diberi kesempatan untuk saling mengenal dan menerima satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi pribadi.

4) Komunikasi antar anggota

(38)

kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.

5) Evaluasi Proses Kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka aga selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Evaluasi ini tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok, melainkan bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa kali pembelajar terlibat dalam kegiatan pembelajaran Cooperative Learning.

d. Langkah-Langkah dalam Pembelajaran Cooperative Learning

Menurut Slevin dan Stahl dalam (Solihatin dan Raharjo, 2007: 10-12), langkah- langkah pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan secara operasional sebagai berikut :

(39)

kerja kelompok. Agar kegiatan belajar bersama dalam kelompok berjalan baik dan efektif, maka pada tahap ini perlu dijelaskan tujuan dan sikap serta keterampilan social yang ingin dicapai dan diperlihatkan oleh siswa selama pembelajaran. Hal ini mutlak perlu, karena dengan demikian siswa tahu dan memahami apa yang harus dilakukannya selama proses belajar mengajar berlangsung. 2) Langkah kedua, merancang lembar observasi yang akan digunakan

untuk mengobservasi kegiatan belajar siswa dalam kelompok-kelompok kecil. Pada tahap ini, dalam menyampaikan materi, guru tidak lagi menyampaikan materi secara panjang lebar, karena pemahaman dan pendalaman materi akan berlangsung dalam kelompok. Guru hanya menjelaskan pokok-pokok materi denga n tujuan siswa mempunyai wawasan dan orientasi yang memadai tentang materi yang diajarkan. Pada saat kegiatan belajar dalam kelompok kecil, guru mulai melakukan monitoring dan mengobservasi kegiatan belajar siswa berdasarkan lembar observasi yang telah dir ancang sebelumnya.

(40)

4) Langkah keempat adalah presentasi hasil kerja kelompok. Masing-masing kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil kerjanya. Pada saat diskusi kelas ini, guru bertindak sebagai moderator. Hal ini dimaksudkan untuk mengarahkan dan mengoreksi pengertian dan pemahaman siswa terhadap materi atau hasil kerja yang telah ditampilkannya. Setelah kegiatan presentasi berakhir, guru mengajak siswa untuk membuat refleksi diri terhadap proses pembelajaran, dengan tujuan untuk melihat dan sekaligus memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada atau sikap serta perilaku menyimpang yang dilakukan selama pembelajaran.

2. Partisipasi

George R. Terry (1986: 68) mengemukakan pendapatnya tentang partisipasi, sebagai berikut :

Partisipasi adalah turut sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan sumbangsih-sumbangsih kepada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan-persoalan di mana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan terdapat dan orang yang bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut.

(41)

dibandingkan dengan tujuan yang ditetapkan oleh pihak lain. Di samping itu orang akan lebih menaruh perhatiannya dalam keputusan-keputusan pemecahan-pemecahan problem dan orang tersebut ikut terlibat dalam menetapkan keputusannya.

Riset tentang partisipasi diungkapkan oleh Terry (1986: 69) bahwa pembuatan keputusan partisipasi akan menguntungkan apabila:

a. Keputusan tersebut tidak bersifat rutin dan tidak perlu diambil dalam jangka pendek;

b. Keterangan yang diperlukan dalam membuat keputusan tersebut tidak ditangani oleh satu orang, dan memberi kesan bahwa aktivitasnya halal dan berguna;

c. partisipasi harus mempunyai kebutuhan akan pemikiran dan tindakan secara independen.

Sehubungan dengan proses pembelajaran ekonomi di kelas, karena partisipasi siswa sangat dibutuhkan, karena partisipasi siswa mempunyai peranan yang cukup penting dalam belajar mengajar. Bagaimanapun cara guru mengajar apabila tidak ada partisipasi dari siswa proses belajar mengajar tidak dapat berjalan dengan baik.

Siswa yang memiliki partisipasi belajar tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (Priwestiari, 2007: 53) :

a. Siswa antusias dalam belajar

b. Siswa menanggapi positif dorongan guru atau teman c. Siswa menanggapi penjelasan guru

(42)

e. Siswa aktif bertanya

f. Siswa aktif mengemukakan ide / pendapat / gagasan g. Siswa aktif mengerjakan soal latihan

h. Siswa memperhatikan pelajaran i. Siswa tidak menganggu temannya j. Siswa yang tidak ribut.

3. Motivasi

a. Pengertian Motivasi

Dalam bahasa latin, kata motivum menunjukkan bahwa ada alasan tentang mengapa sesuatu itu bergerak. Motivasi adalah salah satu prasyarat yang amat penting dalam belajar (Wuryani, 1986: 143). Motivasi dalam belajar tidak saja merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar, tetapi juga sebagai suatu yang mengarahkan aktivitas siswa untuk mencapai tujuan belajar. Thomas L Good dan Jere B Brophy (1986) yang dikutip dalam buku motivasi dalam belajar mendefinisikan motivasi sebagai suatu energi penggerak, pengarah dan memperkuat tingkah laku (Prayitno, 1989: 10).

(43)

yang diberikan oleh guru. Motivasi juga menyangkut kebiasaan yang telah dimiliki oleh siswa. Kebiasaan bekerja yang baik dapat memperkuat motivasi, seperti kebiasaan me nyelesaikan tugas atau pekerjaan sampai tuntas, kerja keras, rapi dan tepat waktu (Prayitno, 1989 : 9).

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk memahami dan mengembangkan motivasi siswa, guru hendaknya mampu membangkitkan kebutuhan siswa akan berprestasi. Untuk itu, guru harus membangun dan mengembangkan kebiasaan yang baik dari siswa.

b. Tipe-tipe Motivasi 1) Motivasi Intrinsik

Motivasi Intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorong dari dalam diri (internal) individu. Tingkah laku terjadi tanpa dipengaruhi oleh faktor-faktor dari lingkungan. Individu bertingkah laku karena mendapatkan energi dan pengarah tingkah laku yang tidak dapat kita lihat sumbernya dari luar. Individu yang melakukan kegiatannya didorong oleh motivasi intrinsik, maka kegiatannya adalah untuk mencapai tujuan yang merupakan hasil kegiatan itu (Prayitno, 1989: 10-11).

(44)

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah bentuk motivasi yang di dalam aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Winkel, 1984: 27). Motivasi ekstrinsik bukan merupakan perasaan atau keinginan yang sebenarnya ada di dalam diri siswa untuk belajar, dinamakan demikian karena tujuan utama individu melakukan kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak di luar aktivitas belajar itu sendiri (Prayitno, 1989: 14).

Antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik itu saling menambah atau memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik disamping itu perlu diingat pula bahwa motivasi ekstrinsik dapat melemahkan motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik yang pada mulanya sudah ada tetapi kalau sering diberi hadiah maka motivasi intrinsik itu akan menurun (Prayitno, 1989: 15).

c. Pengertian Motivasi Belajar

(45)

merupakan faktor psikis, yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal gairah / semangat belajar; siswa yang bermotivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar (Winkel, 1984 : 27)

d. Ciri-Ciri Orang yang Termotivasi

Siswa yang memiliki motivasi belajar yang kuat walaupun seringkali mengalami kegagalan tetapi justru akan tetap dapat meningkatkan motivasinya kembali. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Imron, 1996: 88) : 1) Tekun dalam menghadapi tugas atau dapat bekerja secara terus

menerus dalam waktu lama.

2) Ulet menghadapi kesulitan dan tidak mudah putus asa. 3) Tidak cepat puas dengan prestasi yang diperoleh

4) Menunjukkan minat yang besar terhadap bermacam- macam masalah belajar.

5) Lebih suka bekerja sendiri dan tidak bergantung kepada orang lain. 6) Tidak cepat bosan dengan tugas-tugas rutin.

7) Tidak mudah melepaskan apa yang diyakini. 8) Senang mencari dan memcahkan masalah. e. Usaha Untuk Meningkatkan Motivasi

Usaha yang dapat dilakukan guru untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswanya adalah (Irawan, 1995: 28) ;

(46)

menemukan atau membuktikan sesuatu, dan sedapat mungkin berguna.

2) Terapkan modifikasi tingkah laku untuk membantu siswa bekerja keras.

3) Siswa harus tahu apa yang harus dikerjakan, dan bagaimana mereka harus mengetahi bahwa tujuan telah tercapai.

4) Guru harus memperhitungkan perbedaan individual antar siswa dalam hal kemampuan, latar belakangnyanya, dan sikap mereka terhadap sekolah atau subyek tertentu.

5) Usaha untuk memenuhi kebutuhan defisiensi siswa, yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, diakui oleh kelompoknya, serta penghargaan dengan jalan :

a) Memperhatikan kondisi fisik siswa. b) Memberi rasa aman.

c) Menunjukkan bahwa guru memperhatikan mereka

d) Mengatur pengalaman belajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa pernah memperoleh kepuasaan dan penghargaan.

e) Membuat siswa ingin menerapkan apa yang telah dipelajari dan ingin belajar lebih banyak lagi, dengan cara :

(1) menghubungkan subyek yang diajarkan dengan orang-orang yang disenangi dan dikaguminya di masyarakat. (2) mengatur kondisi belajar sedemikian rupa sehingga

(47)

(3) menimbulkan perasaan bahwa mereka berhasil dengan baik dalam proses belajarnya.

4. Interaksi Edukatif Pada Pengajaran Ekonomi

Pengajaran yang dilakukan oleh guru merupakan bagian dalam pendidikan yang tidak dapat terpisahkan. Proses dan interaksi antara guru dan siswa harus merupakan proses dan interaksi pendidikan, yang merupakan proses dan interaksi edukatif. Adapun ciri-ciri interaksi, edukatif adalah (Sumaatmaja, 1984: 71) :

a. Ada tujuan yang jelas yang akan dicapai (guna menjawab pertanyaan ”untuk apa?”)

b. Ada bahan yang menjadi proses (”dengan materi yang mana?”) c. Ada pelajar yang aktif mengalami (”ditujukan pada siapa?”)

d. Ada guru yang melaksanakan (”diselenggarakan oleh siapa?”). Ada metode tertentu untuk mencapai tujuan (”bagaimana caranya?”)

e. Proses interaksi tersebut berlangsung dalam ikatan situasional (”dalam keadaan yang bagaimana?”)

Dengan diungkapkannya konsep interaksi edukatif tersebut di atas menjadi jelas bahwa mengajar bukan merupakan peristiwa dan usaha yang terbuka. Mengajar merupakan peristiwa dan usaha yang terbimbing dan terikat oleh tujuan, materi, sasaran, pelaksanaan, metode dan situasi tertentu.

(48)

5. Belajar

a. Pengertian Belajar

Pendidikan di sekolah mengarahkan belajar anak supaya memperoleh pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai yang dapat menunjang perkembangannya.

Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang itu. Bahkan hasil belajar orang itu tidak langsung kelihatan, tanpa orang itu melakukan sesuatu yang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Maka, berdasarkan perilaku yang disaksikan dapat ditarik kesimpulan bahwa sesorang telah belajar (Winkel, 1987:35).

Definisi belajar berbeda menurut teori yang dianut. Secara tradisional belajar dianggap sebagai menambah pengetahuan, yang diutamakan adalah aspek intelektual. Pendapat lain yang lebih populer ialah memandang belajar sebagai perubahan kelakuan, yaitu ”chane of behavior”. Menurut Erne st R. Hilgard, dalam bukunya Nasution (2003: 59) dinyatakan sebagai learning is the process, by which an activity originates or is changed through training procedures (whether

in the laboratory on in the natural environment) as distinguished from

changes by factors not attributable to training.

(49)

meliputi pengamatan, pengenalan, perbuatan, keterampilan, minat, penghargaan, sikap dan lain- lain. Jadi, belajar tidak hanya mengenai bidang intelektual saja, akan tetapi seluruh pribadi anak, kognitif, afektif, maupun psikomotorik (Nasution, 2003: 59).

b. Prinsip-Prinsip Belajar

Adapun prinsip-prinsip belajar menurut teori Gestalt (Nasution, 2003: 72-80) adalah :

1) Belajar itu berdasarkan keseluruhan

Pendidik-pendidik modern berpendapat bahwa mata pelajaran- mata pelajaran yang lepas kurang manfaatnya sebab tidak berdasarkan atas keseluruhan ini. Itu sebabnya maka orang berusaha untuk mengadakan hubungan antara berbagai mata pelajaran yang disebut korelasi antara mata pelajaran, malahan dapat juga meniadakan segala batas-batas antara mata pelajaran- mata pelajaran dengan meng-intergrasi-kannya.

2) Anak yang belajar merupakan keseluruhan

(50)

3) Anak yang belajar merupakan keseluruhan

Dengan ”insight” dimaksudkan suatu saat dalam proses belajar, sewaktu seseorang melihat atau mendapat pengertian tentang seluk beluk sesuatu, atau melihat hubungan tertentu antara unsur-unsur dalam suatu situasi yang mengandung suatu problema atau kepelikan.

4) Belajar berdasarkan pengalaman

Belajar memberi hasil yang sebaik-baiknya bila didasarkan pada pengalaman. Pengalaman ialah suatu interaksi yakni aksi dan reaksi, antara individu dengan lingkungan. Individu me njalani pengaruh lingkungan. Jadi, ada aksi dari lingkungan terhadap individu, akan tetapi sebaliknya individu bereaksi terhadap pengaruh lingkungan itu.

5) Belajar ialah suatu proses perkembangan

(51)

6) Belajar ialah proses yang kontinu

Kontinuitas diusahakan dengan meniadakan tinggal kelas. Anak yang tinggal kelas tidak kontinu pelajarannya, oleh sebab itu ia harus mengulangi bahan yang sama satu tahun. Kurikulum hendaknya disusun sedemikian, sehingga tiap anak terus maju sesuai dengan kecepatannya masing- masing. Kontinuitas harus pula ada dalam pela jaran sekolah rendah, menengah, dan tinggi. Seperti anak maju dari kelas yang satu ke kelas berikutnya. Demikian pula anak itu harus pula maju dari sekolah rendah ke sekolah menengah dan seterusnya.

7) Belajar lebih berhasil bila dihubungkan dengan minat keinginan dan tujuan anak.

(52)

6. Faktor-Faktor Penghambat Siswa Dalam Belajar

Chaplin dalam Syah (1995:89) merumuskan belajar menjadi dua rumusan yaitu pertama, belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Kedua, belajar ialah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus. Sedangkan Witherington dalam Purwanto, 1984 : 81 mendefinisikan belajar sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian.

Menurut WS. Winkel (1996) dalam bukunya Psikologi Pengajaran, belajar adalah kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang itu.

Dalam pembelajaran ada beberapa faktor- faktor yang dapat menghambat kegiatan belajar, diantaranya :

a. Faktor-faktor yang timbul dari diri sendiri, seperti misalnya : 1) tidak mempunyai tujuan belajar yang jelas; 2) kurangnya minat terhadap bahan pelajaran; 3) kesehatan yang sering terganggu; 4) kebiasaan belajar dan; 5) kurangnya penguasaan bahasa.

(53)

c. Faktor-faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga, seperti misalnya: 1) masalah kemampuan ekonomi; 2) masalah broken home; 3) bertamu dan menerima tamu; 4) kurangnya kontrol dari orang tua; 5) tidak dapat mengatur waktu dan; 6) tidak mempunyai teman untuk belajar bersama.

7. Hakikat Belajar Aktif

Belajar dengan sendirinya dalam bentuk keaktifan siswa walaupun, tentu saja dalam derajat yang berbeda-beda. Selanjutnya keaktifan siswa itu dapat mengambil bentuk yang beraneka ragam, seperti misalnya: mendengarkan (ceramah), mendiskusikan, membuat sesuatu, menulis laporan, dan sebagainya. Keaktifan-keaktifan yang lain bahkan sulit diamati, ialah menggunakan khazanah pengetahuan dalam memecahkan masalah baru, menyatakan gagasan dengan bahasa sendiri, menyusun suatu rencana satuan pelajaran dan sebagainya. Akan tetapi semuanya itu harus dapat dipulangkan kepada satu dalam kegiatan belajar mengajar yang bersangkutan : asimilasi dan akomodasi kognitif dalam pencapaian pengetahuan, perbuatan serta pengalaman langsung terhadap balikannya dalam pembentukan nilai dan sikap.

(54)

siswa untuk memecahkan masalah; guru menyediakan dan mengusahakan sumber belajar bagi siswa termasuk siswa sendiri menjadi sumber belajar bagi temannya; kegiatan belajar siswa bervariasi (kegiatan klasikal, kelompok dan individual); hubungan guru dan siswa bersifat interpersonal bagaikan orang tua-anak, bukan pimpinan-bawahan; situasi kelas tidak kaku terikat dengan suasana baku, tetapi sewaktu-waktu dapat diubah sesuai dengan kebutuhan siswa, belajar tidak hanya dilihat dan diukur dari segi hasil yang dicapai siswa, tetapi juga dilihat dan diukur dari segi proses belajar yang dilakukan siswa, adanya keberanian siswa mengajukan pendapatnya melalui pertanyaan atau pernyataan gagasannya, baik yang diajukan kepada guru maupun kepada siswa lain dalam pemecahan masalah belajar; guru senantiasa menghargai pendapat siswa terlepas dari benar atau salah, bahkan guru mendorong siswa agar selalu mengajukan pendapatnya secara bebas.

(55)

Yamamoto meninjau cara belajar aktif ini dari segi intensi. Kedua belah pihak yang terlibat dalam proses belajar- mengajar yaitu siswa dan pengajar. Tidak perlu ditekankan lagi bahwa proses belajar- mengajar yang optimal merupakan proses dua arah antara siswa dan guru dalam pelajaran;

Gambar 1

Gambar jenis-jenis antar-aksi belajar mengajar

D D

M1 M4

M1 M2 M3 M4 M2

Ada balikan bagi guru, Interaksi optimal antara guru, siswa, siswa saling belajar siswa, dan antara siswa dengan

satu sama lain. Siswa

D D

M1 M2 M3 M4 M1 M2 M3 M4

Komunikasi satu arah Ada baliklan bagi guru tidak ada interaksi antar siswa

8. Ciri-Ciri Keaktifan Belajar

(56)

terjadinya keaktifan belajar, yaitu: a. Partisipasi dalam menetapkan tujuan kegiatan Major mengajar; b. Tekanan pada aspek efektif dalam pelajaran; c. Partisipasi dalam kegiatan pembelajaran, terutama dalam bentuk interaksi antar siswa; d. Penerimaan pengajar terhadap perbuatan dan kontribusi siswa yang kurang relevan atau bahkan sama sekali salah; e. Kekompakan kelas sebagai kelompok; f. Kebebasan atau lebih tepat kesempatan yang diberikan kepada siswa untuk mengambil keputusan-keputusan penting dalam kehidupan secular; g. Jumlah waktu yang dipergunakan untuk mengulangi masalah pribadi maupun yang tidak berhubungan dengan sekolah atau pembelajaran.

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Drs. St. Susento, M.Si., dkk pada bulan Agustus1999 – Mei 2000 yang berjudul ”Peningkatan Keaktifan Siswa Dalam Mengerjakan Soal Latihan Matematika di Kelas: Sebuah Penelitian Tindakan

(57)

Penelitian yang dilakukan oleh Ester Kurniasari, pada tahun 2007 yang berjudul ”Peningkatan Kualitas Pembelajaran Ekonomi Melalui Cooperative Leraning dengan Metode Jigsaw II” (Sebuah Penelitian Tindakan Kelas). Penelitian ini dilakukan di SMK Kristen BPK Penabur Sukabumi dengan subjek penelitian adalah siswa kelas X.1 Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen, Program Studi Administrasi Perkantoran yang berjumlah 31 orang dan sedang mengikuti mata pelajaran ekonomi.

Secara umum hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas X.1 SMK Kristen BPK Penabur Sukabumi mulai dari siklus pertama sampai siklus kedua mengalami peningkatan dalam motivasi belajar dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran ekonomi. Motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dari sebelum tindakan hanya 32,3% siswa dengan motivasi baik, setelah tindakan menjadi 83,9%. Berarti dari 31 siswa hanya 5 siswa yang mempunyai motivasi kurang dalam pembelajaran ekonomi. Keterlibatan siswa juga mengalami peningkatan signifikan, karena seluruh indikator keterlibatan dapat tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan, bahkan lebih baik dan tidak melampaui / kurang dari batas toleransi yang ditetapkan.

C. Kerangka Berpikir

(58)

siswa. Sedangkan siswa mendengarkan penjelasan guru dan bertanya tentang apa yang tidak dipahami oleh siswa. Dengan adanya interaksi yang positif antara guru dan siswa, maka kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik.

Melalui model pembelajarn Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok akan ada peningkatan partisipasi dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran di kelas, karena melalui metode ini diharapkan siswa semakin aktif dalam memperoleh dan mempelajari berbagai konsep atau teori, pengetahuan dan keterampilan dengan bekerja sama dengan siswa lainnya. Selain itu diharapkan siswa dapat saling berpartisipasi dalam memberikan ide maupun pengalamannya sehingga nantinya dalam kelompok tersebut saling memberikan masukan dan saran yang terbaik dalam memecahkan masalah yang diberikan guru. Dengan berjalannya kegiatan ini, siswa dapat memiliki partisipasi dan motivasi dalam proses belajar mengajar, sehingga pada akhirnya partisipasi dan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi akan meningkat.

(59)

D. Hipotesis Tindakan

Ada peningkatan partisipasi dan motivasi belajar siswa XI IPS2 SMA

(60)

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitan ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian tindakan ini diharapkan dapat memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki keadaan yang tidak / kurang memuaskan dan atau untuk meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan kegiatan yang langsung berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Singkatnya Penelitian Tindakan Kelas merupakan penelitian praktis yang dilakukan di kawasan kelas dan bertujuan untuk meningkatkan praktik pembelajaran yang ada (Kasbolah, 2001:9). Penelitian ini termasuk dalam Penelitian Tindakan Kelas karena masalah yang diangkat didasarkan pada masalah yang terjadi di lapangan. Dalam hal ini, yang akan diteliti penerapan pembelajaran Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok di kelas XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

(61)

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa / siswi kelas XI IPS2 SMA Pangudi Luhur Sedayu yang terdiri dari 36 siswa.

2. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi objek adalah penerapan pembelajaran Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok dalam pembelajaran ekonomi.

D. Data yang Dibutuhkan

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden, yaitu siswa / siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu melalui observasi langsung (pengamatan kelas), wawancara dengan siswa dan dokumen.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang pengumpulannya dilakukan oleh pihak lain. Data tersebut kami peroleh dengan menyalin data dari guru, yaitu data tentang jumlah siswa, nilai ulangan harian dan. ketuntasan belajar siswa.

E. Variabel

1. Variabel Penelitian

(62)

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2003: 31). Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah partisipasi dan motivasi belajar.

2. Kategori Kecenderungan Variabel

Kategori kecenderungan terhadap variabel dinilai dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan (PAP II). Penilaian dengan menggunakan PAP II adalah sebagai berikut (Masidjo, 1995: 157) :

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kategori Kecenderungan Variabel

81 % – 100 % Sangat tinggi

66 % – 80 % Tinggi

56 % – 65 % Cukup

46 % – 55 % Rendah

Dibawah 46 % Sangat rendah

3. Pengukuran Variabel

Data mengenai motivasi diukur berdasarkan persepsi responden dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang digunakan berbentuk pertanyaan tertutup, dimana responden hanya memilih dari alternatif jawaban yang tersedia. Jawaban yang diperoleh dari kuersioner tersebut bersifat kualitatif, untuk itu diperlukan model skala likert.

(63)

Mengenai indikator dan nomor butir pertanyaan dalam kisi-kisi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 1

Kisi-kisi Kuesioner (Sebelum Tindakan dan Sesudah Tindakan) untuk 2 variabel yaitu Motivasi dan Partisipasi

No Variabel Indikator No. Item

a. Tekun, adanya keinginan / dorongan e. Mandiri, tidak mudah

menyerah

1. Cara Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, data dikumpulkan melalui observasi (pengamatan kelas), wawancara dengan siswa, kuesioner dan observasi dokumen (buku siswa).

a. Observasi

(64)

Apa yang dikatakan ini adalah pengamatan langsung (Arikunto, 2002:133). Observasi langsung dapat dilakukan dengan pengamatan secara langsung pada saat kegiatan belajar mengajar dalam bidang studi ekonomi dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok.

b. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal- hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002: 131). Teknik kuesioner dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada responden untuk memperoleh data tentang identitas responden mengenai manfaat penggunaan penerapan pendekatan Cooperative Learning Tipe Learning Together untuk meningkatkan partisipasi dan motivasi belajar siswa.

c. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain (Wiriatmojo, 2005:117). Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang tidak terjangkau oleh observasi dan kuesioner.

(65)

1). Bahwa subjek atau responden adalah orang yang paling tahu dirinya sendiri.

2). Bahwa apa yang dinyatakan oleh subjek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.

3). Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksud oleh peneliti (Hadi,1986:86).

2. Jenis Data

Data yang terkumpul dari penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif.

G. Prosedur Penelitian

Berdasarkan hipotesis di atas, dapat direncanakan serangkaian tindakan yang akan dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas pada mata pelajaran ekonomi dengan menggunakan penerapan pendekatan pembelajaran Cooperative Learning Tipe Learning Together. Oleh karena penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas maka rancangan penelitian ini berupa siklus yang secara garis besar mencakup 4 kegiatan sebagai berikut : 1. Perencanaan, yaitu penyusunan rencana tindakan yang akan dilakukan. 2. Tindakan, yaitu pelaksanaan rencana tindakan untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran.

(66)

4. Refleksi, yaitu analisis, pemaknaan dan penyimpulan hasil observasi terhadap kegiatan belajar mengajar dalam upaya meningkatkan kualitas partisipasi dan motivasi belajar siswa.

Berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka dirancang Siklus tindakan :

Siklus Tindakan :

Kegiatan dalam siklus Tindakan Penerapan Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut :

1. Tahap Identifikasi Masalah dan Perencanaan

a. Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berdasarkan pengalaman dan pengalaman guru bersama peneliti terhadap keprihatinan yang dihadapi di kelas.

b. Peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian. Ada beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini yaitu rencana pembelajaran / skenario pembelajaran, tugas-tugas kelompok, quis dan lembar observasi.

c. Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi : 1). Kriteria keberhasilan partisipasi dan motivasi belajar siswa 2). Insturmen observasi/ lembar pengamatan

(67)

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini dilakukan tindakan yang sudah direncanakan untuk mengatasi masalah- masalah seperti yang terungkap dalam rumusan masalah. Pada tahap ini guru bertindak sebagai guru kelas dan peneliti bertindak sebagai observer.

Kegiatan yang dilakukan adalah :

a. Guru memberikan penjelasan tentang pembelajaran dengan pendekatan Cooperative Learning Tipe Learning Together.

b. Guru membagi siswa dalam kelompok heterogen beranggotakan empat orang setiap kelompoknya

c. Guru memberikan tugas dan siswa mendiskusikan dan mengoreksi hasil kerja kelompok secara bersama.

d. Guru meminta beberapa siswa melakukan diskusi dalam kelompok kooperatif untuk menyelesaikan tugas. Siswa berusaha untuk saling membantu dan meyakinkan bahwa setiap anggota memahami materi pelajaran.

e. Guru mengamati kegiatan diskusi kelompok

f. Guru memberikan nilai untuk hasil kerja kelompok dan sekaligus bisa sebagai nilai individu.

3. Tahap Observasi

(68)

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini, peneliti bersama guru mengkaji kegiatan yang telah dilakukan, mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap observasi.

Tabel 3. Indikator Keberhasilan Partisipasi dan Motivasi Sebelum dan

Sesudah Tindakan pertanyaan/ ide serta memperhatikan pendapat siswa lain dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%.

dan mempunyai niat yang besar dalam kelompok dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%.

Lembar

nilai tugas di atas 65 dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%

(69)

51

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN

1. Hasil Penelitian Tindakan

Hasil penelitian tindakan ini meliputi : (i) kegiatan pembelajaran, (ii) rekap hasil observasi keberhasilan partisipasi dan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah tindakan, (iii) partipasi siswa, (iv) motivasi siswa dan (v) ha sil evaluasi tindakan.

a. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran ekonomi berlangsung dala m 3 pertemuan. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode Cooperative Learning Tipe Learning Together Berbasis Presentasi Kelompok. Rincian kegiatan pembelajaran disajikan Tabel 3.

Tabel 4 Kegiatan Pembelajaran

No Pertemuan Kegiatan Durasi

Persiapan pembelajaran, guru melakukan presensi sebelum proses pembelajaran dimulai

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang dipelajari hari itu melalui pembelajaran kooperatif yaitu tentang ketenagakerjaan mengenai pengertian jumlah penduduk, tenaga kerja, angkatan kerja dan kesempatan kerja. Media : buku pegangan dan papan tulis

3 menit

Guru mengungkapkan apersepsi dengan memberikan pertanyaan pancingan kepada siswa

20 menit Guru melanjutkan penjelasan pembelajaran mengenai

penyebab pengangguran. Media : buku teks dan papan tulis. Siswa mencatat yang disampaikan guru.

10 menit 1 Senin, 13

Agustus 2007

Terjadi tanya-jawab dan interaksi antara guru dan siswa

(70)

No Pertemuan Kegiatan Durasi

Guru membuat kesimpulan atas materi yang telah dihadapi

10 menit Guru memberikan waktu kepada siswa untuk

membentuk dan memilih sendiri kelompok kooperatif dimana masing- masing kelompok terdiri dari 6 siswa

10 menit

Di akhir pelajaran guru memberikan tugas secara kelompok untuk mencari artikel tentang ketenagakerjaan akan didiskusikan dan dipresentasikan pada pertemuan berikutnya

7 menit

Persiapan pembelajaran, guru melakukan presensi dan siswa pindah tempat duduk untuk berkumpul dalam kelompok kooperatif masing- masing

3 menit

Melakukan kegiatan diskusi, dalam kelompok kooperatif untuk menyelesaikan tugas

10 menit Masing- masing kelompok mempresentasi hasil

diskusi atas hasil kerja kelompok yang dimulai dari kelompok I

15 menit

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab

10 menit Guru memberikan kesimpulan dan tambahan jawaban

yang diberikan kelompok I

2 menit Kelompok II mempresentasikan hasil diskusi kerja

kelompok mereka

15 menit Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya

jawab

10 menit Kelompok III mempresentasikan hasil diskusi kerja

kelompok mereka

15 menit Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya

jawab

10 menit 2 Senin, 21

Agustus 2007

Guru memberikan kesimpulan dan tambahan jawaban yang diberikan kelompok III

2 menit Melakukan kegiatan diskusi dalam kelompok

kooperatif menyelesaikan tugas diselingi kelompok IV mempresentasikan hasil diskusi atas hasil kerja kelompok mereka

15 menit

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab

10 menit Guru memberikan kesimpulan dan tambahan jawaban

yang diberikan kelompok IV

2 menit Kelompok V mempresentasikan hasil diskusi kerja

kelompok mereka

15 menit 3 Selasa, 22

Agustus 2007

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya jawab

(71)

No Pertemuan Kegiatan Durasi

Guru membuat kesimpulan dan tambahan jawaban yang diberikan oleh kelompok V

2 menit Kelompok VI mempresentasikan hasil diskusi kerja

kelompok mereka

15 menit Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk tanya

jawab

10 menit Guru membuat kesimpulan dan tambahan jawaban

yang diberikan oleh kelompok VI

2 menit Di akhir diskusi dan presentasi kelompok, peneliti

membagikan kuesioner yang diisi oleh seluruh siswa/i kelas XI IPS2

10 menit

b. Rekap Hasil Observasi Keberhasilan Partisipasi dan Motivasi Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Tindakan

Tabel 5 pendapat siswa lain dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100 %

Lembar

mempunyai niat yang besar dalam pemecahan masalah dalam kelompok dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%

nilai tugas diatas 65 dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%

Lembar nilai tugas

c. Partisipasi Siswa

(72)

(ii) skor partisipasi siswa yang diukur melalui kuesioner. Tingkat partisipasi siswa dalam mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain adalah jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan/ide serta memperhatikan pendapat siswa lain dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%. Skor partisipasi siswa yang diukur melalui kuesioner adalah perhitungan dengan menggunakan PAP Tipe II.

Partisipasi siswa disajikan secara rinci pada tabel 6 :

Tabel 6. Partisipasi Siswa

No Pertemuan

Partisipasi Siswa Mengajukan Pertanyaan/Ide serta Memperhatikan

Pendapat Siswa Lain

Siswa Dalam Menjawab

Kuesioner

1 Senin, 13 Agustus 2007 22,22 % -

2 Senin, 21 Agustus 2007 36,11 % -

3 Selasa, 22 Agustus 2007 41,67 % 88,89 %

Rerata 33,33 % 88,89 %

d. Motivasi Siswa

(73)

pemecahan masalah dalam kelompok dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%.

Skor siswa yang diukur melalui kuesioner adalah perhitungan dengan menggunakan PAP Tipe II. Tugas siswa adalah jumlah siswa yang memperoleh nilai tugas diatas 65 dibagi jumlah seluruh siswa dikalikan 100%. Dalam setiap pertemuan, ketiga jenis hasil belajar ini tidak selalu ditagihkan karena keterbatasan waktu serta ketidaksiapan dan guru yang kurang kooperatif.

Rincian Motivasi Siswa disajikan pada tabel 7 :

Tabel 7. Motivasi Siswa

No Pertemuan

Motivasi Siswa yang Berinteraksi, Mempunyai Niat yang Besar dalam Pemecahan Masalah dalam Kelompok

Siswa Dalam Menjawab

Kuesioner

Tugas

1 Senin, 13 Agustus 2007

41,67 % - -

2 Senin, 21 Agustus 2007

52,78 % - -

3 Selasa, 22 Agustus 2007

63,89 % 86,1 % 66,67 %

Gambar

Gambar 1. Jenis-jenis Interaksi Belajar Mengajar .........................................
Tabel I. 1. Sebelum Tindakan Penelitian .......................................................
Gambar 1 Gambar jenis-jenis antar-aksi belajar mengajar
Tabel  1 Kisi-kisi Kuesioner (Sebelum Tindakan dan Sesudah Tindakan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Pelayanan Pemeriksaan Umum 2) Pelayanan Kesehatan Gigi Mulut 3) Pelayanan KIA/KB yang bersifat UKP 4) Pelayanan Gawat Darurat. 5) Pelayanan Gizi yang bersifat UKP 6)

 Habitat Loss & Fragmentation have been occurring, Lead to species extinction.  Remote Sensing & GIS is powerful tools : understanding distribution of species, changes

Penelitian mengenai “Peran Adult Attachment dan Trait Kepribadian Terhadap Kualitas Pernikahan Pada Pasangan Suami-Istri di Kota Bandung” bertujuan untuk meningkatkan

McCormack, Jack C., 2003, “Desain Beton Bertulang”, Penerbit Erlangga, Jakarta.. Unnikhrisna and Menon, Devdas, 2003, “Reinforced

informasi yang dapat digunakan untuk keperluan penelitian. 91) “Data adalah semua fakta dan angka yang bisa dijadikan sebagai bahan untuk menyusun suatu informasi,.. sedangkan

Based on result of the analysis, it was found that there was insignificant influence between the control treatment and reduced micronutrients of B, Fe, and Zn on the

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mandey, (2012) yaitu Analisis Penerapan Akuntansi untuk Pendapatan Asli Daerah pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Dari data yang didapat, penulis mencoba untuk menganalisa hal-hal apa saja yang mempengaruhi kepuasan konsumen dalam memilih Alfamart Minimarket dengan menggunakan 8 dimensi