• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara sikap siswa terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika di kalangan para siswa kelas X A semester 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hubungan antara sikap siswa terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika di kalangan para siswa kelas X A semester 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 - USD Repository"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA

DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DI KALANGAN PARA

SISWA KELAS X A SEMESTER I SMA BOPKRI 2 YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:

YUNIKA PRIMASIWI NIM : 071414096

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(2)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(4)

Dengan penuh kasih aku persembahkan karya sederhanaku ini untuk Tuhanku Allah SWT Kedua Orang Tuaku yang tercinta yang selalu memberi semangat

Adik yang selalu menjadi penyemangatku Semua keluarga dan sahabat-sahabat terbaikku, Terimakasih atas semua dukungan dan doa kalian...

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(5)

HALAMAN MOTTO

No matter what was in the past,

It’s most important to cherish the present.

(me...)

In the blue sky, the white clouds float around.

And it’s really pretty to look at.

I really don’t want say things such as

“ I want to go back to how things were before”.

I recognize how I am right now, and will continue to live on.

( Ichi ritoru no namida)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(7)

ABSTRAK

Yunika Primasiwi (2012). Hubungan Antara Sikap Siswa Terhadap Matematika Dengan Prestasi Belajar Matematika Di Kalangan Para Siswa Kelas X A Semester I SMA Bopkri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Program Studi Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan positif dan signifikan antara sikap siswa terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika, serta mengetahui langkah-langkah yang perlu diambil untuk keperluan pembinaan sikap siswa terhadap matematika ( jika sikap kurang memuaskan ). Hipotesis yang diajukan adalah : ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap siswa terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika.

Subjek penelitian ini adalah para siswa kelas X A SMA Bopkri 2 Yogyakarta sebanyak 23 orang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi, metode tes, dan metode wawancara.

Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson dan persamaan regresi linear dan uji t. Koefisien korelasi yang diperoleh antara sikap siswa terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika adalah 0,454, persamaan regresi yang didapat adalah Y’ = 9,273 + 0,253 X, uji thitung yang didapat 2,818 > ttabel yaitu 1,714. Hasil ini menunjukan

hipotesis diterima. Dari penelitian ini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa bila siswa mempunyai sikap yang negatif terhadap matematika maka prestasi belajarnyapun rendah dan sebaliknya. Berdasarkan wawancara diperolah usaha guru untuk menumbuhkan sikap yang positif terhadap matematika yaitu dengan melakukan pendekatan dengan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(8)

ABSTRACT

Yunika Primasiwi (2012). The Relationship Between Students’ Attitudes toward Mathematics and Mathematics Learning Achievement in Class X A Students in Semester I in SMA Bopkri 2 Yogyakarta Academic Year 2011/2012. Mathematics Education Study Program and Natural Sciences, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This study aimed to determine the relationship between students’ attitudes toward mathematics and mathematics learning achievement, and to know the steps to foster students’ attitudes toward mathematics (if the attitudes were less satisfying). The hypothes proposed was the relationship positive and significant between students’ attitudes toward mathematics and mathematics learning achievement.

The subject of this study was twenty three students of class X A in SMA Bopkri 2 Yogyakarta. The researcher employed documentation method, test method, and interview for collecting data.

Quantitative data were analyzed by using the correlation technique of Pearson’s Product Moment and the equation of linear regression and the t test. The coefficient correlation obtained between students’ attitudes toward learning mathematics and mathematics achievement was 0.454, the equation of regression was Y' = 9.273 + 0.253 X, and the t test obtained was 2,818 > t table was 1,714. Those results showed that the hypothesis was accepted. The conclusion of this study was that if students had negative attitudes towards mathematics, the mathematics learning achievement was at low degree and vice versa. Based on the interviews, the teachers’ efforts to foster a positive attitude towards mathematics was by doing approach to students.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(9)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kasih dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Banyak hal yang harus dihadapi selama penulisan skripsi ini, namun karena kasih dari Tuhan maka mampu membangkitkan semangat penulis untuk terus berusaha dan tidak menyerah.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan dapat selesai tanpa bimbingan, dukungan, bantuan, serta doa dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, dengan rendah hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Allah SWT dengan rahmat-Nya yang selalu membimbing, menuntun, dan menyertai aku dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Rohandi, Ph.D selaku Dekan FKIP

3. Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S. Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

4. Prof. Dr. St. Suwarsono selaku dosen pembimbing skripsi.

5. Sri Rahayuningsih, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta 6. Esti selaku guru mata pelajaran Matematika kelas XI SMA BOPKRI 2

Yogyakarta, beserta staf SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang sudah memberikan kesempatan dan bimbingan kepada penulis untuk mengadakan tes soal penelitian ini selesai dengan baik.

7. Murid-murid XI A dan XI E yang mau bekerjasama dan sudah member kesempatan kepada penulis untuk mengadakan tes soal penelitian.

8. Seluruh staf sekretariat JPMIPA Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 9. Orang tuaku dan adikku tercinta yang selalu mendukung dan mendoakan. 10. Teman-teman kuliah ( Melin, Indi, Anita, Ika, Santi, Herdi), teman kos

wulandari ( nene, mami, puput, dina, mita, siska, tiwi, lala, fili, desi, laras), teman-teman seperjuangan ( ita, tisa, kunil ), fendy, doti, rojikin terimakasih buat dukungan dan kebersamaannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(11)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(12)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ………... i

Halaman Persetujuan Pembimbing ……….... ii

Halaman Pengesahan ………. iii

Halaman Persembahan …..……… iv

Halaman Motto ………..……… v

Pernyataan Keaslian Karya ………... vi

Abstrak ………... vii

Abstract ………...… viii

Pernyataan Persetujuan Publikasi ………...… ix

Kata Pengantar ………...…... x

Daftar Isi ……….. xii

Daftar Lampiran ……….…….. xv

Daftar Tabel ………. xvi

Daftar Gambar ………... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………..………. 1

B. Rumusan Masalah ………...………... 5

C. Tujuan Penelitian ………...……..……. 5

D. Batasan Istilah………... 5

E. Manfaat Penelitian ………..………….. 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(13)

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Sikap Siswa dalam Dunia Pendidikan …..………….. 7

2. Sikap Siswa terhadap Matematika …...…...………... 12

3. Prestasi Belajar Matematika ………..…... 17

B. Kerangka Berpikir ……….. 21

C. Hipotesis………... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ………...……….. 23

B. Populasi dan Sampel ……….. 23

C. Variabel Penelitian ………... 24

D. Definisi Operasional ………..…… 24

E. Bentuk Data dan Metode Pengumpulan Data ………… 25

F. Prosedur Pelaksanaan di Lapangan ……….. …. 34

G. Desain Penelitian ………..……….. 34

H. Validitas dan Reabilitas Alat Pengumpulan Data……. 35

I. Metode Analisis Data ………. 36

1. Deskripsi data ………... 36

2. Uji asumsi ………. 37

a. Uji normalitas ……… 37

b. Uji linearitas ………. 37

3. Uji hipotesis a. Analisis korelasi product moment ……….. 38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(14)

b. Analisis regresi linear ……….. 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian …..……….. 41

B. Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur ……… 41

1. Validitas ……… 42

2. Reliabilitas……….. 43

C. Pelaksanaan Penelitian di Lapangan ………. 44

D. Hasil Penelitian ……… 44

a. Deskripsi data penelitian ………. 44

b. Uji asumsi ……….. 52

1. Uji normalitas ……… 52

2. Uji linearitas ……… 53

c. Uji hipotesis ……… 54

E. Hasil Wawancara ……… 56

F. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 59

G. Kelemahan Penelitian ………. 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……...……….. 64

B. Saran ……… 65

DAFTAR PUSTAKA ……… 66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Skala Uji Coba

Lampiran II. Jawaban Soal Tes Prestasi Belajar Matematika Lampiran III. Hasil Uji Coba

Lampiran IV. Validitas Alat Ukur Lampiran V. Reliabilitas Alat Ukur Lampiran VI. Skala Penelitian Lampiran VII. Hasil Penelitian Lampiran VIII. Hasil Deskriptif data Lampiran IX. Hasil Uji Normalitas Lampiran X. Hasil Uji Linearitas Lampiran XI. Hasil Uji Korelasi Lampiran XII. Hasil Uji T Lampiran XIII. Hasil Uji Regresi Lampiran XIV. Surat Izin Penelitian Lampiran XV. Jawaban Siswa Lampiran XVI. Foto Penelitian Lampiran XVII. Tabel

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(16)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal ………. 27

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian ……… 28

Tabel 3.3 BluePrint Skala Sikap Siswa Terhadap Matematika ………. 32

Tabel 3.4 Skor Item Sikap Siswa Terhadap Matematika Favorabel dan Unfavorabel ……… 33

Tabel 4.1 Data Induk Penelitian ………. 45

Tabel 4.2 Deskripsi Data Skor Siswa Terhadap Matematika …. 46

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Sikap Siswa Terhadap Matematika ……….. 47

Tabel 4.4 Deskripsi Data Skor Prestasi Belajar Matematika ………. 49

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Sikap Siswa Terhadap Matematika ……….. 50

Tabel 4.6 Uji Normalitas ………. 53

Tabel 4.7 Uji Linearitas ……….. 54

Tabel 4.8. Uji Korelasi ………. 54

Tabel 4.9. Uji Regresi ……….. 55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(17)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1. Histogram Distribusi Frekuensi Data Sikap

Siswa Terhadap Matematika ……….. 48 Grafik 4.2. Histogram Distribusi Frekuensi Data

Prestasi Belajar Matematika ……….. 51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang berkembang, dimana pembangunan dilaksanakan di Indonesia antara lain mempunyai sasaran bidang pendidikan dan ekonomi. Suatu negara akan lebih maju apabila sumber daya manusianya baik, untuk itu sektor pendidikan sangat penting karena pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran.

Indonesia masih relatif kurang dalam pendidikan dibandingkan dengan negara-negara lain. Ini terlihat dari kompetitifnya SDM Indonesia. Selain itu, banyak orang orang masih mempertanyakan tentang mutu pendidikan di Indonesia, karena rendahnya nilai UAN terutama pada pelajaran matematika sebagai salah satu pelajaran yang diujikan. Nilai UAN merupakan laporan tentang hasil belajar siswa selama sekian tahun belajar pada saat jenjang pendidikan.

Hal ini membuat pemerintah mengambil tindakan guna memperbaiki atau meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Tindakan pemerintah antara lain memperbaiki struktur pendidikan dengan jalan merubah kurikulum pendidikan, menambah fasilitas pendidikan, dan lain-lain. Namun hal ini tidak akan membawa hasil apabila tidak memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil dari pendidikan formal ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(19)

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Muhibbin Syah, M.Ed (2003: 144) faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor dari dalam diri siswa (faktor internal) seperti faktor psikologis : tingkat kecerdasan, intelegensi siswa, sikap siswa, minat, bakat, motivasi kemampuan yang menghubungkan konsep-konsep, perkembangan mental, dan lain-lain, faktor yang bersifat jasmani.

Disamping faktor internal, terdapat faktor-faktor eksternal yang berperan dalam mempengaruhi kegiatan balajar anak. Lingkungan sekitar anak dapat berpengaruh pada motivasi dan keberhasilan belajar anak di sekolah. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kegiatan anak meliputi lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, tempat tinggal, keadaan teman sebaya, fasilitas belajar dan waktu belajar.

Disamping faktor eksternal dan faktor internal, terdapat faktor pendekatan belajar berpengaruh dalam kegiatan belajar anak. Upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran. Contohnya metode pembelajaran siswa yang monoton akan membuat siswa kurang tertarik mengikuti pelajaran. Hal ini membuat siswa bosan dan jenuh terhadap matematika. Apabila siswa merasa tidak tertarik mengikuti pelajaran nilai-nilainya akan kurang memuaskan.

Faktor di atas tidak secara mutlak mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Kita dapat kembalikan kepada siswa itu dalam mengartikan pendidikan bagi dirinya, untuk masa depan. Faktor dari dalam diri siswa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(20)

sebagai contoh adalah sikap siswa di kelas. Secara tidak sadar pada keadaan awal proses belajar sikap siswa akan sangat mempengaruhi output dari proses belajar mengajar itu sendiri. Contohnya sebagai berikut, seseorang siswa dalam keadaan awal membenci matematika, yang tidak memperhatikan yang diterangkan gurunya maka ia akan mendapatkan hasil yang tidak memuaskan. Namun sebaliknya apabila ia menyukai matematika maka ia akan mendapatkan hasil yang maksimal.

Pemahaman sikap dimulai dari rasa senang dalam mengikuti pelajaran matematika ditumbuhkan guru agar siswa jauh lebih aktif dalam mengikuti pelajaran. Pembelajaran yang aktif akan membuat siswa tidak merasa takut dan minder untuk mengikuti proses pembelajaran.

Sikap juga merupakan bagian dari kepribadian seseorang, oleh karena itu sulit untuk menelaahnya. Sikap bersumber dari orang tua, guru dan anggota kelompok rekan sekerja. Sikap berkaitan dengan segala sesuatu yang pernah dialami atau pengalaman seseorang baik berasal dari keluarga, lingkungan organisasi maupun lingkungan masyarakat luas. Sikap juga erat kaitannya dengan kepribadian seseorang, artinya ada penyesuaian antara harapan dengan kenyataan yang diperoleh. Sikap positif dan negatif juga dipengaruhi sejauh mana pengalaman-pengalaman dari seseorang itu dapat menjadi sebuah pelajaran.

Hubungan antara sikap siswa dan prestasi belajar saling terkait, jika siswa memiliki sikap yang positif dalam pembelajaran, maka prestasi belajar siswa diharapkan akan semakin baik. Untuk itu, perlunya sikap semua pihak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(21)

terutama orang tua siswa dan guru memperhatikan sikap siswa dalam aktivitas belajar dan pembelajarannya baik di sekolah maupun di rumah.

Melihat permasalahan – permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk mencoba mengetahui hubungan sikap siswa terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika di SMA Bopkri 2 Yogyakarta dengan judul karya tulis “Hubungan Antara Sikap Siswa Terhadap Matematika dengan Prestasi Belajar Matematika di Kalangan Para Siswa Kelas X A Semester

I SMA Bopkri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012 “.

Dipilihnya SMA Bopkri 2 Yogyakarta sebagai sampel penelitian dengan pertimbangan sebagai berikut :

1. SMA Bopkri 2 Yogyakarta merupakan salah satu SMA swasta di Yogyakarta yang tingkat prestasi belajar siswanya yang variatif. 2. Siswa – siswa SMA Bopkri Yogyakarta berasal dari berbagai daerah

di Indonesia yang mempunyai pola pengajaran matematika yang berbeda- beda.

3. Peneliti mempunyai teman yang merupakan alumni SMA Bopkri 2 Yogyakarta sehingga tahu sistem belajar di sekolah tersebut.

4. SMA Bopkri 2 Yogyakarta belum pernah digunakan sebagai tempat penelitian tentang sikap siswa sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(22)

B. Rumusan Masalah

Dari penelitian dapat diperoleh rumusan masalah sebagai berikut Apakah terdapat hubungan antara sikap siswa terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika bagi siswa kelas XA SMA Bopkri 2 Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas tujuan penelitian tersebut adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sikap siswa terhadap matematika dengan prestasi belajar Matematika dikalangan siswa kelas XA SMA Bopkri 2 Yogyakarta semester I tahun ajaran 2011/2012.

D. Batasan Istilah

Agar penelitian ini lebih terarah dan mencegah terjadinya penyimpangan, penafsiran yang tidak tepat, dan dapat mencapai tujuan penelitian, masalah penelitian dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :

1. Sikap siswa terhadap matematika adalah kecenderungan menerima atau menolak matematika berdasarkan penilaian terhadap matematika sebagai hal yang berharga atau tidak berharga untuk diri sendiri.

2. Prestasi belajar Matematika adalah hasil yang dicapai berupa nilai Matematika yang dicapai oleh siswa yang diselenggarakan oleh peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(23)

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :

1. Memberikan masukan bagi guru dan calon guru untuk memberikan deskripsi tentang pentingnya memperhatikan sikap siswa dalam pembelajaran yang berdampak terhadap prestasi belajar matematika. 2. Memberikan masukan bagi orang tua untuk membantu membimbing anak

bahwa sikap siswa memiliki pengaruh yang dapat menunjang terhadap peningkatan prestasi belajar anak.

3. Memberikan masukan bagi siswa untuk selalu meningkatkan sikap positif dalam aktivitas belajar dan pembelajaran agar mampu berprestasi dengan baik.

4. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru dapat diambil kesimpulan yang dapat digunakan untuk pembinaan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Sikap Siswa dalam Dunia Pendidikan

Banyak definisi sikap yang dikemukakan oleh para ahli dengan berbagai versi dan sudut pandang masing-masing. Dari berbagai definisi yang ada, Azwar mengklasifikasikannya menjadi tiga kelompok kerangka pemikiran, yaitu : kelompok yang mengartikan sikap sebagai bentuk evaluasi atau reaksi perasaan, kelompok yang mengartikan sikap sebagai bentuk evaluasi atau reaksi perasaan, kelompok yang mengartikan sikap sebagai suatu kesiapan untuk bereakti terhadap suatu obyek, dan kelompok yang mengartikan sikap sebagi konstelasi komponen kognitif, afektif, dan konatif saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu obyek (Saifuddin Azwar, 1995: 4-5).

Dalam berinteraksi tersebut sikap mempunyai peranan yang sangat vital dalam memberikan penilaian apakah obyek yang ada disekitarnya berharga atau tidak bagi dirinya. Sikap dapat juga dikatakan sebagai suatu kecenderungan untuk melakukan suatu respon dengan cara-cara tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu. Hal ini dikemukakan oleh Bernhard (Wayan Nurkancana, 1983: 259). Sikap ini akan memberikan arah kepada perbuatan atau tindakan seseorang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(25)

ϴ

Sikap adalah kecenderungan dalam subyek menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu sebagai obyek yang berharga ( baik ) atau tidak berharga ( tidak baik ). Sikap siswa yang positif terutama terhadap mata pelajaran matematika merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut. Sebaliknya, siswa negatif siswa terhadap mata pelajaran, diiringi kebencian terhadap mata pelajaran matematika dapat menimbulkan kesulitan belajar siswa tersebut (Muhibbin Syah, 2003: 149).

Selain itu Thurstone (Saifudin Azwar, 1995: 4) menyatakan bahwa sikap merupakan tingkat perasaan positif dan negatif yang ditujukan terhadap obyek-obyek psikologis, misalnya simbol-simbol, kalimat, semboyan, ide yang dapat dibedakan ke dalam ide positif dan ide negatif. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif dan negatif. Orang mempunyai sikap positif terhadap suatu obyek yang bernilai dalam pandangannya, dan ia akan bersikap negatif terhadap obyek yang dianggapnya tidak bernilai dan juga merugikan. Sikap ini kemudian mendasari dan mendorong ke arah perbuatan yang satu dengan yang lainnya berhubungan.

Dalam bidang studi matematika sikap seseorang terhadap matematika dilihat dari keinginannya untuk tahu atau belajar lebih banyak dari kemauannya untuk lebih terlibat atau melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan matematika (Suyono, 1981: 9). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa keterlibatan siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(26)

ϵ

dalam pelajaran dan kegiatan yang berkaitan dengan matematika dapat mencerminkan sikap siswa terhadap matematika. Sedangkan W.S. Winkel berpendapat sikap berarti kecenderungan untuk menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu sebagai hal yang berguna atau berharga (sikap positif) atau tidak berguna atau tidak berharga (sikap negatif) (Winkel,1987 :228). Maka sikap siswa terhadap matematika berarti kecenderungan untuk menerima atau menolak pelajaran matematika berdasarkan penilaiannya terhadap matematika sebagai hal yang berguna atau berharga (sikap positif terhadap matematika) atau sebagai hal yang tidak berguna atau berharga (sikap negatif terhadap matematika).

Saat berlangsung proses belajar mengajar, sikap berperan sebagai alat pengendalian diri, misalnya dengan adanya sikap yang baik seseorang akan mampu menempatkan diri dengan situasi yang dihadapinya. Sikap merupakan faktor internal yang berpengaruh dalam kebiasaan belajar, namun perkembangan kebiasaan belajar tidak terlepas dari faktor proses pendidikan, baik langsung maupun tidak langsung. Sikap merupakan kesiapan mental individu yang mempengaruhi, mewarnai, bahkan menentukan kegiatan individu yang bersangkutan dalam memberikan respon dalam obyek atau situasi yang memberi arti baginya (Rochman Nata Widjaya, 1987: 40).

.Keberhasilan belajar tidak saja ditentukan oleh faktor eksternal, namun juga ditentukan oleh faktor internal yang berasal dari dalam diri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(27)

ϭϬ

siswa, misalnya kebiasaan belajar siswa, sikap siswa terhadap matematika, dan konsep ini yang masih perlu perhatian dari semua pihak yang berkepentingan (Muhibbin Syah, M.Ed (2003: 145).

Dilihat dari strukturnya sikap siswa terdiri dari tiga aspek (komponen), yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan komponen perilaku yang berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu obyek (Saifudin Azwar,1995: 8).

Secara jelasnya, tiga komponen sikap di atas dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Komponen kognitif

Komponen kognitif merupakan keyakinan seseorang terhadap suatu obyek tertentu. Keyakinan ini berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, dan konsepsi seseorang terhadap obyek tersebut. Komponen feeling, berkaitan dengan hubungan emosional seseorang, seperti suka atau tidak suka terhadap suatu obyek tertentu. Sedangkan action tendency merupakan kesiapan seseorang untuk berperilaku terhadap obyek tersebut. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya sikap adalah keyakinan, perasaan dan kecenderungan bertindak dari seseorang terhadap obyek tertentu. Obyek sikap tersebut dapat berupa benda, orang, institusi sosial maupun peristiwa tertentu. Sikap seseorang terhadap suatu obyek dapat bersifat positif, dapat pula bersifat negatif. Jika seseorang mempunyai sikap positif terhadap obyek tertentu, maka ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(28)

ϭϭ

akan cenderung mendekati, menyenangi atau mengharapkan obyek tersebut. Sebaliknya, jika bersikap negatif, maka ia akan cenderung menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyenangi obyek tersebut.

2. Komponen afeksi

Komponen afeksi merupakan perasaan yang menyangkut hubungan yang emosional seseorang terhadap obyek sikap. Ketika seseorang bersikap terhadap suatu obyek, maka ketiga komponen sikap tersebut akan mempolakan arah yang seragam sehingga membentuk keselarasan dan konsistensinya.

3. Komponen perilaku

Komponen perilaku menunjukan bagaimana perilaku atau kecenderungan yang ada dalam diri berperilaku seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya. Asumsi dasar adalah bahwa kepercayaan atau perasaan mempengaruhi perilaku yang artinya bahwa perilaku seseorang dalam situasi tertentu akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Oleh karena itu, maka sikap siswa terhadap seseorang tercermin pada perilakunya terhadap obyek.

Menurut Azwar, apabila salah satu diantara komponen sikap tidak konsisten dengan komponen lainnya maka akan terjadi ketidakselarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap sehingga tercapai konsistensi kembali. Sikap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(29)

ϭϮ

seseorang terhadap suatu obyek berperan sebagai perantara antara respon yang dilakukan orang tersebut dengan obyek yang disikapi. Respon tersebut bisa berupa respon kognitif (reaksi perceptual dan pernyataan mengenai apa yang diyakini), respon afektif (respon saraf simpatetik dan pernyataan afeksi), maupun respon perilaku (berupa tindakan dan pernyataan mengenai perilaku). Dengan melihat salah satu diantara ketiga bentuk respon tersebut maka sikap seseorang terhadap obyek sudah dapat diketahui. Sikap seseorang dapat dipahami secara mendalam lebih dari sekedar melihat seberapa positif atau negatif sikap tersebut.

2. Sikap Siswa Terhadap Matematika

Ada hubungan yang erat antara sikap siswa terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika yang dicapai. Sikap siswa terhadap matematika mempengaruhi prestasi belajar matematika dan prestasi yang dicapai berpengaruh pula pada pembentukan sikap siswa terhadap matematika (Tjahjanti, 1990). Siswa menganggap bahwa matematika sama bahkan lebih penting dibandingkan dengan mata pelajaran lain.

Dalam bidang studi matematika sikap seseorang terhadap matematika dilihat dari keinginannya untuk tahu atau belajar lebih banyak dari kemauannya untuk terlibat atau melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan matematika (Suyono,1981: 9). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diartikan bahwa keterlibatan siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(30)

ϭϯ

dalam pelajaran dan kegiatan yang berkaitan dengan matematika dapat mencerminkan sikap siswa terhadap matematika.

Sikap berarti kecenderungan untuk menerima atau menolak suatu obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu sebagai hal yang berguna atau berharga (sikap positif) atau tidak berguna atau tidak berharga (sikap negatif). Maka sikap siswa terhadap matematika berarti kecenderungan untuk menerima atau menolak pelajaran matematika berdasarkan penilaiannya terhadap matematika sebagai hal yang berguna atau berharga (sikap positif terhadap matematika) atau sebagai hal yang tidak berguna atau berharga (sikap negatif terhadap matematika (Winkel,2004: 117).

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sikap seseorang terhadap matematika dapat terlihat sejauh mana kesediaan siswa untuk terlibat dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan matematika. adapun kesediaan untuk terlibat itu berdasarkan penilaiannya terhadap matematika. Apabila siswa menilai bahwa matematika sebagai suatu hal yang berguna atau berharga maka siswa semakin bersedia untuk banyak terlibat dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan matematika, sedangkan apabila siswa menilai matematika itu tidak berharga atau berguna maka siswa akan enggan untuk melibatkan dirinya dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan matematika. Semakin siswa bersedia untuk banyak melibatkan diri dalam berbagai kegiatan matematika berarti semakin positif sikapnya terhadap matematika dan semakin enggan siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(31)

ϭϰ

untuk melibatkan diri dalam kegiatan matematika maka semakin negatif sikapnya terhadap matematika.

Sikap dan kualitas guru juga mempengaruhi sikap siswa khususnya terhadap matematika, terutama untuk siswa di sekolah yang lebih tinggi. Dorongan yang diberikan guru kepada siswa dapat mempengaruhi siswa dalam mengambil pelajaran tambahan khususnya matematika. Kualitas guru yang berhubungan dengan sikap siswa terhadap matematika mencakup aktivitas professional dan keseluruhan aktivitas guru yang berhubungan dengan matematika (Muhibbin Syah, M.Ed,2003: 144).

Orang tua juga merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan sikap siswa terhadap matematika. Orang tua mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi sikap siswa yang baik terhadap matematika (Muhibbin Syah, M.Ed,2003: 144). Disamping faktor-faktor tersebut intelegensi siswa juga berhubungan dengan sikap siswa terhadap matematika. Siswa yang mempunyai intelegensinya tinggi lebih tertarik dan menyukai matematika (Muhibbin Syah, M.Ed,2003: 144).

Sikap selalu mengalami perubahan dan perkembangan. Menurut Saiffudin Azwar (1995: 30) perkembangan perubahan sikap seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(32)

ϭϱ

Berikut akan diuraikan mengenai faktor yang mempengaruhi sikap sesesorang yang relevan dengan sikap siswa terhadap matematika.

a. Pengalaman Pribadi

Apa yang dialami siswa akan membentuk dan mempengaruhi penghayatannya terhadap stimulasi sosial, yang selanjutnya akan menjadi dasar terbentuknya sikap. Menurut Middlebrook (1975), tak adanya pengalaman sama sekali dengan sesuatu obyek psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap obyek tersebut (Saifuddin Azwar,1995: 30). Sebagai contoh apabila siswa sedang mengalami kesulitan dalam menjawab soal matematika, kemudian menanyakan kepada guru, tetapi guru memberikan tanggapan yang kurang mengenakan dan malah kembali bertanya kepada siswa, maka akan sangat mudah terbentuk sikap negatif terhadap matematika yang selanjutnya dapat menjadi dasar pembentuk sikap negatif terhadap matematika. Namun sebaliknya, dalam situasi emosional yang lain seorang siswa yang mengalami kesulitan dalam matematika dan ia mendapat nilai yang bagus maka pada diri siswa akan terbentuk kesan positif terhadap matematika yang selanjutnya dapat menjadi dasar pemebentuk terhadap sikap positif terhadap matematika.

Dari uraian contoh diatas dapat dikatakan bahwa sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Hal ini dikarenakan dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(33)

ϭϲ

situasi yang melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih berbekas.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Seseorang yang dianggap penting bagi siswa akan banyak mempengaruhi pembentuk sikap siswa terhadap matematika. Seseorang yang biasanya dianggap penting oleh siswa adalah orang tua, teman, guru dan lain-lain.

Pada masa anak-anak seorang anak cenderung memiliki sikap yang menyerupai orang tuanya, hal ini dikarenakan pada masa tersebut anak masih menganggap orang tua mereka adalah baik adanya. Namun setelah ia menginjak remaja pengaruh orang tua kalah dengan teman sebaya. Contohnya pada masa anak-anak orang tua menanamkan sikap yang positif terhadap matematika, namun setelah menginjak SMP ataupun SMA ia akan terpengaruh oleh teman sebaya yang membenci matematika maka secara tidak langsung sikapnya berubah terhadap matematika. Hal ini dikarenakan, ia tidak ingin dikucilkan dari teman-temannya.

Adapun keinginan siswa untuk tahu lebih banyak dan dari kemauannya untuk terlibat dan melibatkan diri dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan matematika akan meningkatkan prestasi belajar siswa. Rasa keingintahuan siswa tersebut sangat penting dan berguna bagi siswa itu sendiri. Sebaliknya perasaan tidak menyukai matematika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(34)

ϭϳ

merupakan salah satu hambatan untuk belajar matematika yang efektif dan dalam hal ini mempengaruhi prestasi siswa.

Dengan demikian, perasaan menyukai maupun tidak menyukai matematika akan mempengaruhi prestasi siswa. Apabila dalam belajar matematika tidak disertai sikap menyukai matematika, maka siswa juga akan sulit memperoleh prestasi yang bagus.

3. Prestasi Belajar Matematika

Perkembangan kepribadian erat kaitannya dengan perubahan tingkah laku yang merupakan akibat dari proses belajar. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai siswa dalam menuntut suatu pelajaran yang menunjukan taraf kemampuan siswa dalam mengikuti program belajar dalam waktu tertentu, sesuai kurikulum yang ditentukan.

Sementara Robert S. Donald G. Marquis yang dikutip Sudjana (1997: 328) prestasi adalah kecakapan nyata yang dapat diatur secara langsung dengan menggunakan instrumen, yaitu tes.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat ditegaskan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dicapai melalui proses dalam waktu tertentu. Prestasi dapat dicapai memerlukan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan, minat, motivasi, bakat dan lingkungan. Prestasi itu dapat berupa nilai. Nilai bisa berbentuk angka atau kuantitatif atau berupa huruf atau kualitatif. Istilah belajar merupakan istilah yang telah populer di dalam masyarakat sehingga pengertian belajar sudah dipahami. Namun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(35)

ϭϴ

setelah dikaji lebih mendalam di dalam masyarakat tentang pengertian belajar tidak sama yang diharapkan.

Prestasi adalah hasil yang sudah dapat dicapai atau dikerjakan. Belajar pada hakikatnya adalah suatu individu untuk memiliki pengetahuan ketrampilan dan sikap yang baru baik secara formal maupun non formal, secara teratur maupun tidak agar dia mampu mmenyesuaikan diri terhadap lingkungannya sehingga sukses dalam hidupnya. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh secara maksimal dari usaha seseorang yang meliputi aspek-aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik yang dapat dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun kalimat.

Prestasi atau hasil belajar dapat diukur dengan memulai kegiatan penilaian atau evaluasi belajar. Penilaian atau evaluasi belajar digunakan untuk mengukur hasil suatu usaha dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Nana Sudjana (1995: 34) hakikat penilaian belajar adalah menilai penguasaan siswa terhadap tujuan instruktual karena rumusan instruksional menggambarkan hasil belajar yang harus dikuasai siswa setelah menerima pelajarannya.

Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Muhibbin Syah, M.Ed (2003: 144) faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu :

1. Faktor internal

Faktor yang berasal dari dalam siswa sendiri meliputi dua aspek yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(36)

ϭϵ

a. Aspek fisiologis

Kondisi jasmani mempengaruhi belajar siswa. Contohnya, indera pendengaran dan pengihatan, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang disajikan di kelas. Siswa dengan gangguan pendengaran dan penglihatan akan mempengaruhi proses belajar. Dengan demikian, akan mempengaruhi prestasinya dalam pelajaran.

b. Aspek psikologis

Banyak yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar siswa. Contohnya, tingkat kecerdasan, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, motivasi siswa.

2. Faktor eksternal siswa

Seperti faktor internal siswa, faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni :

a. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti guru, teman-teman sekelas dapat mempengaruh semangat belajar siswa. Contohnya, guru yang menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(37)

ϮϬ

dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.

b. Lingkungan non sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah, alat-alat belajar, cuaca, rumah siswa, waktu belajar. Contohnya, rumah yang sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat dan tidak memiliki sarana umum untuk kegiatan remaja akan mendorong siswa untuk berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tidak pantas dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa. Dengan berpengaruh pada kegiatan belajar siswa, akan membuat prestasi belajar siswa juga menurun.

3. Faktor pendekatan siswa

Upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi pelajaran. Contohnya metode pembelajaran siswa yang monoton akan membuat siswa kurang tertarik mengikuti pelajaran. Hal ini membuat siswa bosan dan jenuh terhadap matematika. Apabila siswa merasa tidak tertarik mengikuti pelajaran nilai-nilainya akan kurang memuaskan.

Lebih lanjut, Nana Sudjana (1995: 5) dari segi alatnya, penilaian hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu tes dan non tes. Tes lisan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(38)

Ϯϭ

biasanya digunakan untuk pertanyaan terbuka, baik pertanyaan diberikan oleh guru kepada perserta didik tanpa menggunakan pedoman yang dipersiapkan secara tertulis.

Prestasi belajar dapat dicapai apabila siswa melaksanakan belajar yang telah diuji kemampuan belajarnya. Agar memperoleh hasil belajar yang maksimal, siswa perlu belajar dengan teknik yang baik. Sementara The Liang Gie yang dikutip dari Slamet Haryanto (1994: 57) untuk mencapai hasil belajar diperlukan ketrampilan membaca yang efisien. Membaca yang efisien diantaranya memilki ciri-ciri mempunyai kebiasaan yang baik dalam membaca, dapat membaca cepat memahami isi bacaan dan dapat mengingat-ingat butir-butir gagasan utama dari bacaan tersebut. Sumadi Suryabrata (1983: 62) untuk dapat mencapai hasil belajar yang sebaik-baiknya siswa harus bersikap positif terhadap tugas yang dipelajari dan kebiasaan yang kurang baik. Adanya sikap positif terhadap tugas yang dipelajari dan kebiasaan yang kurang baik. Adanya sikap positif terhadap tugas yang dipelajari menjamin adanya motivasi untuk mempelajari tugas yang diberikan. Bila siswa memiliki motivasi yang tinggi, diharapkan hasil belajarnya menjadi optimal sesuai dengan yang diharapkan.

B. Kerangka Berpikir

Belajar merupakan usaha sadar seseorang dari yang belum tahu dan dari yang sudah tahu menjadi lebih paham. Dengan kata lain dalam belajar terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(39)

ϮϮ

suatu proses yang dilalui oleh seseorang untuk mencapai apa yang akan ia capai dalam belajar itu sendiri. Karena merupakan suatu proses maka belajar mempunyai suatu output yang biasa disebut dengan hasil belajar. Hasil belajar ditinjau dari suatu tes yang disebut dengan tes prestasi belajar dengan mengadakan ulangan. Dari tes ini seseorang menjadi tahu seberapa tingkat prestasi belajar yang telah ia capai selama proses belajar. Berdasarkan teori diatas telah disebutkan bahwa prestasi belajar ini dipengaruhi oleh beberapa faktor satu di antaranya adalah sikap.

Keberhasilan siswa dalam menerima materi yang diajarkan oleh guru dipengaruhi oleh sikap siswa dalam menerima materi yang diajarkan. Keaktifan siswa menjadi dampak positif dari sikap siswa terhadap materi pembelajaran. Sikap siswa yang tidak aktif akan berdampak terhadap prestasi belajar yang dicapai. Maka dapat dikatakan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang mempunyai sikap positif terhadap matematika diharapkan lebih tinggi bila dibandingkan dengan siswa yang mempunyai sikap negatif terhadap matematika.

C. Hipotesis

Berdasarkan penjelasan yang telah diutarakan tersebut maka dapat diajukan hipotesis untuk ini sebagai berikut : “ Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap siswa terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika di kalangan para siswa kelas X A SMA BOPKRI 2 Yogyakarta”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian korelasional sesuai dengan judul yang ingin diteliti yaitu “ Hubungan antara sikap siswa terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika di kalangan siswa kelas X A SMA Bopkri 2 Yogyakarta semester 1 tahun ajaran 2011/2012.

Dipilihnya penelitian korelasional, karena sesuai dengan tujuan penelitian korelasional adalah untuk menyelidiki sejauh mana variasi pada suatu variabel berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel (Azwar, 2004). Jadi dengan kata lain, berdasarkan tujuan penelitian maka penelitian ini merupakan penelitian korelasional.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Yang dimaksud populasi adalah sejumlah penduduk atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama ( Sutrisno Hadi 1980: 220 ). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud populasi adalah seluruh penduduk atau individu yang menjadi sasaran penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(41)

Ϯϰ

Dalam penelitian ini populasinya adalah semua siswa kelas X SMA Bopkri 2 Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau mewakili populasi yang diteliti ( Suharsimi Arikuntoro,2006 :113). Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak yaitu setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk terambil. Sampel diambil sebanyak 23 siswa.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Bebas

X : Sikap Siswa Terhadap Matematika 2. Variabel terikat

Y : Prestasi Belajar Matematika

D. Definisi Operasional

1. Sikap Siswa Terhadap Matematika

Sikap siswa terhadap matematika adalah kecenderungan menerima atau menolak matematika berdasarkan penilaian terhadap matematika sebagai hal yang berharga atau tidak berharga untuk diri sendiri. Apabila siswa mempunyai sikap menerima terhadap matematika hal ini berarti siswa mempunyai sikap yang positif. Sedangkan apabila siswa mempunyai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(42)

Ϯϱ

sikap menolak terhadap matematika hal ini berarti siswa mempunyai sikap yang negatif. Semakin tinggi skor skala sikap siswa terhadap matematika, maka semakin positif sikap siswa terhadap matematika. Sebaliknya, semakin rendah skor skala sikap siswa terhadap matematika, maka semakin negatif sikap siswa terhadap matematika.

2. Prestasi Belajar Matematika

Prestasi merupakan hasil usaha yang dicapai melalui proses dalam waktu tertentu. Dalam penelitian ini ditujukan dengan skor tes prestasi belajar matematika. Semakin tinggi skor prestasi belajar matematika, maka semakin bagus nilai siswa. Hal ini berarti prestasi belajarnya pun bagus. Sebaliknya, semakin rendah skor prestasi belajar matematika, maka semakin rendah nilai siswa. Hal ini berarti prestasi belajarnya pun kurang bagus.

E. Bentuk Data dan Metode Pengumpulan Data

1. Bentuk Data

Bentuk data dalam penelitian ini berupa angka. Data berupa angka yaitu nilai prestasi belajar matematika, dan nilai sikap siswa terhadap matematika.

2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 metode pengumpulan data, yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(43)

Ϯϲ

a. Metode tes

Menurut Suharsimi Arikunto ( 2006: 150 ), tes adalah serentetan pertanyaan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi belajar matematika , yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari matematika. Data prestasi belajar matematika diperoleh dengan menggunakan tes prestasi belajar matematika. Tes prestasi belajar matematika terdiri dari 4 soal uraian yang terdiri dari nomor 1 terdiri dari 2 soal, nomor 2 terdiri 4 soal, soal nomor 3 terdiri dari 2 soal dan soal nomor 4 terdiri dari 1 soal. Nomor 1 mempunyai skor maksimum 10, soal nomor 2 mempunyai skor maksimum 10, soal nomor 3 mempunyai skor maksimum 16, dan soal nomor 4 mempunyai skor maksimum 5.

Penyusunan instrumen yang berupa soal – soal penelitian dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :

1 Memilih materi yang akan diujikan, yaitu materi yang telah dipelajari pada siswa kelas X SMA Bopkri 2 Yogyakarta.

2 Membuat kisi – kisi soal penelitian.

Berikut merupakan kisi-kisi soal yang akan digunakan untuk mencari prestasi belajar matematika kelas X SMA Bopkri 2 Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(44)

Ϯϳ

Tabel 3.1. Kisi-kisi Soal

No. Indikator Soal No. Item Tingkat Ranah 1. Membuat rumus grafik fungsi

Menentukan titik potong

Membuat sketsa grafik fungsi 3. Menentukan tipe soal yang akan diujikan.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan tipe soal uraian. 4. Menentukan jumlah soal yang digunakan.

5. Menentukan durasi waktu yang akan digunakan untuk mengerjakan soal penelitian.

6. Menentukan kriteria penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(45)

Ϯϴ

Tabel 3.2. Kriteria Penilaian

No.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(46)

Ϯϵ

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(47)

ϯϬ

Skor Total untuk semua nomor soal

41

b. Non tes

Dalam pengambilan data dengan cara non tes digunakan: a. Angket

Angket sebagai suatu teknik pengumpulan data yang merupakan sebuah bentuk teknik komunikasi tidak langsung. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data dengan menyebar skala kepada responden secara langsung. Skala adalah kumpulan pertanyaan-pertanyaan yang ditulis,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(48)

ϯϭ

disusun, dan dianalisis sedemikian rupa sehingga respon individu terhadap pertanyaan tersebut dapat diberi skor dan kemudian dapat diinterpretasikan. Skor yang berupa angka-angka berfungsi merepresentasi seberapa banyak atribut yang dimiliki oleh subjek sehingga memiliki arti kuantitas (Azwar, 2009).

Sebelum digunakan pada penelitian yang sebenarnya, skala ini diujicobakan pada sekelompok subjek terlebih dahulu untuk mengetahui nilai validitas dan reliabilitas alat ukur. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian adalah alat ukur yang telah memenuhi kualifikasi validitas dan reliabilitas, dengan asumsi bahwa alat ukur tersebut dapat secara tepat mengungkapkan apa yang akan diungkapkan serta konsisten dalam pengukuran (Azwar, 2009).

Penelitian ini menggunakan skala sikap siswa terhadap matematika.

Skala sikap siswa terhadap matematika.

Skala sikap siswa terhadap matematika yang digunakan peneliti merupakan adaptasi dari skala sikap siswa dikembangkan oleh

Yusovin Widyastuti dan penambahan soal sendiri. Adaptasi ini dengan melihat contohnya dan mengganti semua kata-katanya namun dengan inti yang sama. Contohnya, saya menyadari bahwa prestasi belajar mempunyai arti penting dalam lingkungan sekolah, maka saya rajin belajar. Dengan inti yang sama saya mengganti dengan belajar matematika kita terlatih untuk belajar secara tekun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(49)

ϯϮ

Skala sikap siswa terhadap matematika ini berisi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pandangan siswa terhadap matematika, peranan dan fungsi matematika, pengertian matematika.

Berikut ini blueprint untuk item pada skala sikap siswa terhadap matematika.

Tabel 3.3. BluePrint Skala Sikap Siswa Terhadap Matematika Komponen Obyek No. Item Pernyataan Jumlah Item Sikap siswa terhadap

matematika, meliputi : a. Pernyataan yang

setuju (favorable)

tentang sikap terhadap

matematika b. Pernyataan yang

tidak setuju Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Alternatif jawaban dibuat empat kategori dengan maksud menghindari kecenderungan subjek penelitian menjawab pernyataan dengan alternative jawaban yang bersifat netral atau ragu-ragu (central tendency effect) (Hadi, 2002). Pengukuran alat ini dikelompokkan menjadi 2 kategori, yaitu

item favorable dari rentang angka skor 4 sampai 1, dan item

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(50)

ϯϯ

unfavorable dari rentang angka skor 1 sampai 4. Semakin tinggi skor skala yang diperoleh, menunjukkan bahwa sikap siswa terhadap matematika semakin tinggi. Di bawah ini tabel yang menunjukkan angka skor skala untuk setiap jawaban yang diberikan pada tiap item.

Tabel 3.4. Skor Item Sikap Siswa Terhadap Matematika Favorabel dan Unfavorabel

Wawancara ini digunakan untuk mengetahui sikap siswa secara langsung. Wawancara ini bertujuan apabila pada hasil dari perhitungan data yang diperoleh melalui angket dan tes terdapat ketidakcocokan maka wawancara dapat membantu dalam menentukan ketidakcocokan tersebut. Wawancara terdiri dari 7 pertanyaan yang isinya mengenai pengamatan guru terhadap sikap dalam mengikuti pelajaran. Wawancara ini dilakukan dngan guru matematika secara langsung mengetahui sikap siswa di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(51)

ϯϰ

F. Prosedur Pelaksanaan di Lapangan

Penelitian ini dilakukan melalui langkah persiapan dan pelaksanaan. Langkah persiapan yang dilakukan antara lain adalah uji coba untuk mengetahui kualitas dari item soal yang akan digunakan dalam penelitian, peneliti mengadakan uji coba ( try out ) soal penelitian terhadap 22 siswa kelas X E SMA Bopkri 2 Yogyakarta. Peneliti mengadakan uji coba di kelas tersebut karena mempunyai kemampuan yang tidak berbeda jauh. Langkah pelaksanaan terdiri dari pengambilan data di kelas X A SMA Bopkri 2 Yogyakarta. Tes tersebut menggunakan soal yang telah diujicobakan terhadap siswa kelas X E SMA Bopkri 2 Yogyakarta dengan pengawasan dari guru mata pelajaran Matematika dan peneliti.

G. Desain Penelitian.

Desain penelitian di bawah ini menggambarkan pola piker yang menunjukan hubungan antar variabel yang hendak diteliti. Desain tersebut digunakan sebagai pedoman untuk menentukan teknik statistik yang akan digunakan untuk pengujian hipotesis yang telah dirumuskan.

Keterangan : X1 : Sikap siswa terhadap matematika ( variabel bebas)

Y :Prestasi belajar matematika (variabel terikat)

z

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(52)

ϯϱ

H. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data

Validitas dan reliabilitas merupakan dua hal yang sangat berperan dan menentukan dalam pembuatan suatu alat ukur penelitian. Alat ukur ini nantinya akan menunjukkan baik atau buruknya suatu penelitian.

1. Validitas Alat Ukur

Menurut Azwar (2009), validitas adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut (Azwar, 2009). Pengujian validitas yang digunakan dalam penelitian menggunakan SPSS for windows versi 16.0. Setelah koefisien korelasi ditemukan, maka perlu diuji signifikansinya dengan derajat bebas N-2 dan taraf signifikannya 5 %. Instrument dikatakan signifikan bila rxylebih besar dari rtabel dan sebaliknya.

2. Reliabilitas Alat Ukur

Menurut Azwar (2009), reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran terhadap subjek yang sama. Tinggi-rendahnya reliabilitas, secara empirik, ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas.

Estimasi realibilitas dalam penelitian ini menggunakan metode konsistensi internal melalui prosedur Alpha Cronbach yang dinyatakan dalam koefisien reliabilitas alpha (Azwar, 2005). Pendekatan ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(53)

ϯϲ

digunakan dengan alasan memiliki nilai praktis dan efisisensi. Data yang digunakan untuk menghitung koefisien reliabilitas alpha diperoleh melalui penyajian skala pada kelompok responden dengan satu kali penyajian saja (single-trial administration). Prinsip yang digunakan dalam penyajian tunggal adalah pengujian konsistensi antar bagian atau konsistensi antar item dalam tes. Dalam prinsip ini reliabel memiliki arti tingginya konsistensi diantara komponen-komponen yang membentuk tes secara keseluruhan (Azwar, 2005).

Reliabilitas dianggap memuaskan bila koefisien reliabilitas mencapai 0,900. Namun, kadangkala suatu koefisien yang tidak setinggi itu pun masih dianggap cukup berarti (Azwar, 2009). Pengujian reliabilitas yang digunakan dalam penelitian menggunakan SPSS for windows versi 16.0.

I. Metode Analisis Data

1. Deskripsi Data

Deskripsi data ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai letak data tersebut, yang meliputi mean, median, modus dan standar deviasi. Untuk mencari mean, median, modus dan standar deviasi menggunakan program SPSS for windows versi 16.

Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis korelasi Product Moment Pearson yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel dan teknik analisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(54)

ϯϳ

kemudian dilanjutkan uji t untuk pengujian hipotesis. Sebelum melakukan uji hipotesis, perlu dilakuakan uji asumsi terlebih dahulu.

2. Uji Asumsi

Uji asumsi dilakukan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan atau gangguan terhadap variabel yang ada dalam model. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji linearitas.

a. Uji normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran atau distribusi data variabel bebas (sikap siswa terhadap matematika) dan variabel terikat (prestasi belajar matematika) bersifat normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test

dalam program SPSS for windows versi 16. Normal atau tidaknya sebaran atau distribusi data dapat dilihat dari taraf signifikansi lebih besar dari 0,05.

b. Uji linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui pola hubungan antara variabel bebas (imaginary audience) dan variabel tergantung (perilaku berpakaian mengikuti mode) merupakan garis lurus (linear) atau tidak. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan

test of linearity dalam program SPSS for windows versi 16. Linear atau tidaknya variabel-variabel penelitian dapat diihat dari nilai signifikansi (p<0,05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(55)

ϯϴ

3. Uji Hipotesis

a. Analisis Korelasi Product Momen

Analisis korelasi digunakan untuk mencari besarnya hubungan dan arah hubungan antar variabel. Nilai korelasi berkisar 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Tanda positif dan negative menunjukan arah hubungan yang sama, dimana jika satau variabel naik maka variabel yang lain juga naik. Demikian juga sebaliknya, tanda negatif menunjukan arah hubungan yang berlawanan, dimana jika satu variabel naik maka variabel yang lain akan turun.

Korelasi product moment digunakan untuk menguji hubungan dua variabel bertipe interval dan skala serta data yang berdistribusi normal. Analisis korelasi dilakukan dengan bantuan

SPSS for windows versi 16. Terdapat korelasi atau tidaknya variabel-variabel penelitian dapat diihat dari nilai signifikansi (p<0,05). Jika (p<0,05) berarti ada hubungan positif antara sikap siswa terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika). Kemudian untuk menguji apakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel X dan variabel Y pengujiannya menggunakan uji t ( Sudjana, 1989).

H0 :rxy” 0 H1 : rxy> 0

0

H : tidak ada korelasi yang positif antara sikap siswa terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(56)

ϯϵ

1

H : ada korelasi yang positif antara sikap siswa terhadap matematika dengan prestasi belajar matematika

Untuk pengujian hipotesis digunakan uji- t dengan rumus :

r : koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y n : jumlah subyek

Harga t yang diperoleh kemudian dicocokan dengan ttabel dengan dk = n-2, taraf signifikan 0,05.

Jika thitung < ttabel. Maka Ho diterima ( tidak ada hubungan

antara dua variabel)

Jika thitung • ttabel. Maka Ho ditolak (ada hubungan yang antara dua variabel)

( Nana Sudjana, 1989: 149)

b. Analisis Regresi Linear

Analisis regresi termasuk dalam uji statistik parametrik, yang bertujuan untuk menguji prediksi, atau estimasi, atau memperkirakan suatu kejadian (variabel) atas dasar data dari kejadian (variabel) yang telah ditentukan. Analisis regresi linier digambarkan oleh persamaan regresi, yaitu Y = a + bX, dimana Y

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(57)

ϰϬ

adalah variabel dependen, dan X adalah variabel independent, a merupakan konstanta dan b merupakan koefisien regresi. Persamaan regresi linier dikatakan signifikan apabila taraf signifikasi (p) <0,05. Tetapi apabila taraf signifikasi > 0,05 maka persamaan regresi tersebut tidak signifikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(58)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian dimulai dengan meminta surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma dnegan nomor 333/Pnlt/Kajur/USD/VIII/2011, kemudian diajukan ke Dinas Perijinan. Setelah mendapat surat dari Dinas Perijinan kemudian diajukan ke SMA Bopkri 2 Yogyakarta. Setelah ditindak lanjuti oleh Kepala Sekolah, peneliti mendapatkan izin dengan adanya surat keteragan penelitian dari SMA Bopkri 2 Yogyakarta dengan nomor 256/I.13.1/SMA.2BP/S/2011, maka peneliti dapat melakukan penelitian di SMA Bopkri 2 Yogyakarta.

B. Pelaksanaan Uji Coba Alat Ukur

Pelaksanaan uji coba alat ukur dilakukan pada tanggal 29-31 Oktober 2011. Skala diberikan pada siswa SMA Bopkri 2 Yogyakarta dan yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian. Hal ini dimaksudkan agar hasil skala uji coba ini mampu mempresentasikan skala yang sebenarnya. Uji coba alat ukur ini mengambil subjek subjek sebanyak 22 orang (siswa kelas X E SMA Bopkri 2 Yogyakarta). Semua skala yang disebarkan untuk uji coba diisi dengan baik oleh subjek sehingga semua sampel skala dapat diolah. Berikut hasil uji coba alat ukur :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(59)

ϰϮ

1. Validitas

a. Validitas Sikap Siswa Terhadap Matematika

Dari hasil analisis uji coba angket sikap siswa terhadap matematika dikenakan terhadap 22 orang siswa kelas X E SMA BOPKRI II Yogyakarta diperoleh validitas butir soal angket sikap siswa terhadap matematika berkisar antara 0,312 sampai dengan 0,888. Yang selanjutnya koefisien validitas diatas dikonsultasikan dengan r table dengan taraf signifikansi 5% dan derajat bebas 20 didapat dengan r table = 0,444.

Dari 30 butir soal yang diujicobakan didapat 2 butir soal yang tidak valid yaitu nomor 9 dan 28. Koefisien korelasi ini merupakan koefisien korelasi antara skor masing-masing butir soal dengan skor total. Dari 2 butir soal yang tidak valid selanjutnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, dan kemudian butir soal tersebut dibuang. Jadi dari 30 butir soal yang diujicobakan diambil 28 soal akhirnya dijadikan sebagai instrument penelitian.

b. Validitas Tes Prestasi Belajar Matematika

Dari hasil analisis uji coba angket sikap siswa terhadap matematika dikenakan terhadap 22 orang siswa kelas X E SMA BOPKRI II Yogyakarta diperoleh validitas butir soal angket sikap siswa terhadap matematika berkisar antara 0,456 sampai dengan 0,829. Yang selanjutnya koefisien korelasi product moment diatas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(60)

ϰϯ

dikonsultasikan dengan r table dengan taraf signifikansi 5% dan derajat bebas 20 didapat dengan r table = 0,444.

Dari 4 butir soal yang diujicobakan tidak didapat butir soal yang tidak valid. Koefisien korelasi ini merupakan koefisien korelasi antara skor masing-masing butir soal dengan skor total. Jadi dari 4 butir soal yang diujicobakan diambil 4 soal akhirnya dijadikan sebagai instrument penelitian.

2. Reliabilitas

a. Skala Sikap Terhadap Matematika

Koefisien reliabilitas alpha yang diperoleh pada skala sikap siswa terhadap matematika adalah adalah 0,963. Setelah diuji validitas, dengan menyingkirkan item-item yang tidak terpakai, item yang akan digunakan diuji kembali reliabilitasnya, hasilnya diperoleh koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,963. Hal tersebut mengindikasikan bahwa skala tersebut memiliki konsistensi yang cukup memuaskan sehingga dapat dipercaya untuk mengungkapkan sikap siswa terhadap matematika pada subjek penelitian.

b. Prestasi Belajar Matematika

Koefisien reliabilitas alpha yang diperoleh pada prestasi belajar matematika adalah 0,768. Setelah diuji validitas, dengan menyingkirkan item-item yang tidak terpakai, item yang akan digunakan diuji kembali reliabilitasnya, hasilnya diperoleh koefisien reliabilitas alpha sebesar 0,768. Hal tersebut mengindikasikan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(61)

ϰϰ

skala tersebut memiliki konsistensi yang cukup memuaskan sehingga dapat dipercaya untuk mengungkapkan prestasi belajar matematika pada subjek penelitian.

C. Pelaksanaan Penelitian di Lapangan

Pengambilan data penelitian dilakukan dengan membagikan skala sikap siswa terhadap matematika dan soal-soal tes prestasi belajar matematika berupa ulangan kepada subjek penelitian, sesuai dengan ciri-ciri yang telah ditetapkan sebelumnya. Skala yang digunakan adalah skala sikap siswa terhadap matematika yang merupakan hasil adaptasi dari Skala sikap siswa

yang dikembangkan oleh Yusovin Widyastuti yang kemudian oleh peneliti dikembangkan lagi sebanyak 30 soal dan soal-soal tes prestasi belajar matematika berupa ulangan yang dibuat oleh peneliti sendiri yang terdiri dari 4 soal uraian.

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober sampai dengan 10 November 2011, bertempat di SMA Bopkri 2 Yogyakarta. Jumlah subjek penelitian ini adalah 23 siswa kelas X A SMA Bopkri 2 Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012.

D. Hasil Penelitian

a. Deskripsi Data Penelitian

Dalam sub bab ini akan disajikan deskripsi data yang diperoleh dari angket yang disebarkan sebanyak 23 orang yang merupakan sampel dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(62)

ϰϱ

populasi di SMA Bopkri 2 Yogyakarta. Berikut disajikan data sikap siswa terhadap matematika (X) dan prestasi belajar matematika (Y). Dimana data ini adalah data induk yang akan dicapai sebagai dasar dalam melakukan analisis dalam penelitian ini.

Tabel 4.1. Data Induk Penelitian

Subjek X Y

Berdasarkan tabel diatas kemudian akan disajikan beberapa deskripsi dari masing-masing variabel peneltian. Skor hasil analisis deskriptif yang meliputi mean, median, modus dan simapngan baku, skor tertinggi dan terendah dan standar deviasi yang dicapai dari masing-masing variabel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar

Grafik 4.2. Histogram Distribusi Frekuensi Data
Tabel 3.1. Kisi-kisi Soal
Tabel 3.2. Kriteria Penilaian
Tabel 3.3. BluePrint Skala Sikap Siswa Terhadap Matematika
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan communication berarti memberi tahu atau bertukar pikiran tentang pengetahuan, informasi atau pengalaman seseorang (throught communication people share

Sebuah sampel random sebesar n = 300 telah dipilih dari populasi yang terdiri dari penduduk kota yang telah dewasa dan ternyata 36 orang merokok paling sedikit satu bungkus per

[r]

Jika t erdapat bukt i penurunan nilai, kerugian kumulat if - yang diukur sebagai selisih ant ara biaya perolehan dengan nilai waj ar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai

Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul: “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Industri Manufaktur Di

[r]

Mengingat pentingnya acara ini diminta kepada saudara hadir tepat waktu dan apabila diwakilkan diharapkan membawa surat kuasa, serta membawa berkas klarifikasi 1 (satu) Dokumen

Hal ini dikarenakan fungsi dari dioda zener itu sendiri dimana kondisi dioda zener dapat konduk dalam dua keadaan, yaitu saat forward maupun reverse sedangkan pada