• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MENURUT SISWA-SISWI KELAS XI SMA EL SHADAI MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20092010 SKRIPSI Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KEGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MENURUT SISWA-SISWI KELAS XI SMA EL SHADAI MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20092010 SKRIPSI Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

KEGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MENURUT SISWA-SISWI KELAS XI SMA EL SHADAI MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

WINGGIANA SURYA MENANDA NIM : 041114019

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

KEGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MENURUT SISWA-SISWI KELAS XI SMA EL SHADAI MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI

Skripsi Ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:

WINGGIANA SURYA MENANDA NIM : 041114019

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2011

(3)
(4)

iii

(5)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

< Segala perkara dapat kutanggung di dalam DIA yang member kekuatan kepada ku <

dan

< Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya <

Skripsi ini ku persembahkan untuk : ª Tuhan Yesus Kristus

ª Dediku Tri Suryo Iskardono dan Ibuku Dwi Agustini ª Donna & Gresty

ª Dito

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 25 Januari 2011 Penulis

Winggiana Surya Menanda

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Winggiana Surya Menanda

NIM : 041114019

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Kegunaan Layanan Bimbingan dan Konseling Menurut Siswa-Siswi Kelas XI SMA El Shadai Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya dengan tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 25 Januari 2011 Yang menyatakan

(8)

vii

ABSTRAK

KEGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING MENURUT SISWA SISWI KELAS XI SMA EL SHADAI MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2009/2010 WINGGIANA SURYA MENANDA

NIM : 041114019

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survey. Populasi penelitian ini adalah populasi terbatas, yaitu seluruh siswa-siswi kelas XI SMA El Shadai Magelang yang berjumlah 104 siswa (Putra = 48 dan putri = 56).

Masalah penelitian adalah sejauh mana kegunaan layanan Bimbingan dan Konseling menurut siswa-siswi kelas XI SMA El Shadai Magelang tahun pelajaran 2009/2010? Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner kegunaan layanan Bimbingan dan Konseling dengan jumlah pernyataan sebanyak 40 item. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif, yang meliputi pengujian data melalui hasil perhitungan teoritik, standar deviasi, serta pengkategorisasian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa siswi kelas X SMA El Shadai Magelang tahun pelajaran 2009/2010 adalah (1) 83 subyek (80%) menyebutkan mereka sangat setuju bahwa layanan Bimbingan dan Konseling sangat berguna di sekolah, (2) sementara 21 subyek (20%) menyebutkan mereka cukup setuju bahwa layanan Bimbingan dan Konseling cukup berguna di sekolah, (3) dan tidak ada 1 subyek pun yang menyebutkan mereka kurang setuju dan tidak setuju bahwa layanan Bimbingan dan Konseling kurang dan tidak berguna di sekolah.

(9)

viii

ABSTRACT

THE FUNCTION OF GUIDANCE AND COUNSELING SERVICE ACCORDING TO THE 2009/2010 ELEVENTH GRADE STUDENTS OF

SMA EL SHADAI MAGELANG WINGGIANA SURYA MENANDA

NIM : 041114019

This study of descriptive research with is use survey method. The population of this research is limited population, that is the whole of eleventh grade students of SMA El Shadai Magelang which total of 104 students (male = 48 and female =56).

The complication of this research is how far the usefulness of guidance and counseling service according to the 2009/2010 eleventh grade students of SMA El Shadai Magelang? The instrument that was used in this research was “the questionnaire of usefulness guidance and counseling” wich the total number of items used in this questionnaire was 40 items. The technique of data analysis used in this research was descriptive statistical, which included presentation of data through the calculation results of theoretical mean, deviation standards, and also through the classification based on the norm / the rule in wich classified into low, medium and high.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat, kebaikan, karunia, dan penyertaan-Nya yang tidak pernah berhenti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir dan syarat memperoleh gelar sarjana.

Selama menempuh studi di program studi bimbingan konseling banyak hal dan pengalaman yang penulis rasakan dan tentunya hal itu tidak dapat digantikan oleh apapun. Dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, doa, motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak untuk itu penulis mengucapkan trimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, yaitu:

1. Ibu Dr. M.M. Sri Hastuti, M. Si., selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2. Ibu A. Setyandari, S. Pd., S. Psi., Psi,. M. A., selaku dosen pembimbing skripsi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

3. Para Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang telah banyak membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan.

4. Dra. Ch. Sri Sulastri selaku Kepala Sekolah SMA El Shadai yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan ujicoba dan penelitian di SMA El Shadai Magelang.

5. Dra. Dwi Agustini, Dra. Henny, Magdalena Bith, S.Th selaku para guru Bimbingan dan Konseling SMA El Shadai yang telah membimbing penulis dalam melaksanakan ujicoba dan penelitian di SMA El Shadai Magelang.

(11)

x

6. Dediku dan Ibuku tercinta yang selama ini telah mencurahkan kasih sayang, perhatian, doa, semangat bahkan semua hal yang penulis butuhkan hingga akhir perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

7. Dona & Gresty, kedua adekku tercinta atas doa, dukungan, motivasi dan bantuannya mengetik sampai akhir penyusunan skripsi ini.

8. Tante Eva tercinta yang telah memberikan banyak hal (moril dan materil) selama penulis menempuh perkuliahan.

9. Dito Aprilianto Cahyo Putro atas semangat, doa, pikiran, kasih sayang, cinta, perhatian serta bantuannya kepada penulis hingga akhir penyusunan skripsi ini.

10.Sahabatku tercinta Phimpom & Riza, bersama kalian aku bisa bercerita banyak hal.

11.Teman-teman yang banyak mendukungku (Anton, Maria, Tian, Dita, Tina, Mbak Lia, Mbak Sisil, Ferdy, Andre, Hanna, Andang, Wahyu, Alel, Bayu, Vai, Deki, Ota) bersyukur bisa mengenal kalian.

12.Teman-teman angkatan 2004 & 2005 (Ria, Rini, Sr. Miryam, Sendy, Uday, Estu, Agam, Ikke, Dedek, Br Edy) bersyukur bisa mengenal dan menjadi satu dengan kalian.

13. Untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan dan

penyelesaian skripsi ini

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari banyak sekali kekurangan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii

HALAMAN PENGESAHAN……… iii

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN……… iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… v

PUBLIKASI……… vi

ABSTRAK……… vii

ABSTRACT……… viii

KATA PENGANTAR……… ix

DAFTAR ISI………. xi

DAFTAR TABEL……… xiii

DAFTAR LAMPIRAN……… xiv

BAB I PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang………. 1

B. Rumusan Masalah……… 4

C. Tujuan Penelitian………. 4

D. Manfaat Penelitian………... 5

E. Definisi Operasional……… 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA……….. 6

A. Layanan Bimbingan dan Konseling……… 6

1. Pengertian layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah…. 6 2. Tujuan layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah…… 8

3. Fungsi layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah…… 9

B. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling……….. 11

1. Layanan Orientasi……… 11

2. Layanan Informasi………... 13

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran………. 14

4. Layanan Pembelajaran………. 15

5. Layanan Bimbingan Kelompok………... 16

6. Layanan Konseling Individual………. 17

7. Layanan Konseling Kelompok………. 18

C. Layanan Bimbingan dan Konseling di SMA El Shadai……… 19

1. Layanan Informasi……….... 20

2. Layanan Penempatan dan Penyaluran……….. 20

3. Layanan Bimbingan Kelompok……… 20

4. Layanan Konseling Individual………. 20

D. Siswa-siswi Kelas XI SMA El Shadai………. 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian……… 23

B. Subyek Penelitian……… 23

C. Instumen Penelitian………. 23

1. Instumen Pengumpulan Data………... 24

(13)

xii

2. Pemberian Skor……… 25

D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner. ………. 26

1. Validitas……….. 26

2. Reliabilitas ………. 28

E. Prosedur Pengumpulan Data……… 30

1. Tahap Persiapan………. 30

2. Tahap Penelitian……… 31

F. Teknik Analisis Data……… 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN……… 35

A. Kegunaan layanan Bimbingan dan Konseling Menurut Siswa-Siswi Kelas XI SMA El Shadai Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010… 35 B. Pembahasan………. 36

BAB V PENUTUP……….………. 37

A. Kesimpulan……….………. 38

B. Saran……….………... 38

DAFTAR PUSTAKA……….………. 41

(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Data siswa Kelas XI SMA El Shadai Magelang tahun pelajaran

2009/2010... 24 Tabel 2. Kisi-Kisi Kuesioner Kegunaan Layanan Bimbingan dan Konseling

menurut Siswa-Siswi Kelas XI... 25 Tabel 3. Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas dan Validitas Suatu Tes30 Tabel 4. Jadwal Penelitian... 31 Tabel 5. Norma Kategori skor item Kegunaan Layanan Bimbingan dan

Konseling Menurut Siswa-Siswi Kelas XI SMA El Shadai Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010... 34 Tabel 6. Hasil kegunaan layanan Bimbingan dan Konseling menurut siswa-

siswi kelas XI SMA El Shadai Magelang tahun pelajaran

2009/201... 35

(15)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian/Ujicoba Alat Penelitian……… 44

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian………. 45

Lampiran 3. Lembar untuk Judgments Ahli penyusunan kuesioner ………. 46

Lampiran 4. Kuesioner Kegunaan Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah………..………... 47

Lampiran 5. Tabulasi Data Ujicoba Kuesioner……….… 49

Lampiran 6. Skor Ganjil Genap……… 53

Lampiran 7. Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Uji Coba………. 54

Lampiran 8. Reliabilitas Item Dengan Menggunakan SPSS versi 17,0 Windows……….. 55

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam pendahuluan ini akan dibahas latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan tempat dimana siswa mengikuti serangkaian

kegiatan pendidikan. Winkel (1996: 169) mengungkapkan bahwa sekolah

merupakan lingkungan pendidikan formal karena di sekolah terlaksana

serangkaian kegiatan terencana dan terorganisasi termasuk kegiatan dalam

rangka proses belajar mengajar di kelas. Berbagai usaha dilakukan sekolah

untuk meningkatkan kualitas pendidikannya. Salah satunya dengan

melaksanakan program layanan bimbingan dan konseling bagi siswa SMA.

Agar bimbingan dan konseling dapat terlaksana dengan baik di suatu sekolah,

maka semua personil sekolah yang terlibat dalam kegiatan layanan bimbingan

dan konseling harus menguasai pengertian yang tepat mengenai bimbingan

dan konseling itu (Syahril, 1986: 40).

Saat ini terjadi perubahan pandangan mengenai bimbingan dan

konseling, yaitu pendekatan yang berorientasi tradisional, remidial, klinis dan

terpusat pada konselor kepada pendekatan yang berpusat pada perkembangan

siswa (Syamsu, 2009: 7). Pendekatan tersebut lebih dikenal dengan

pendekatan bimbingan dan konseling komprehensif yaitu bimbingan yang

mengarah pada perkembangan pribadi siswa. Pendekatan tersebut

(17)

menekankan kerjasama antara guru pembimbing dengan pihak lain yaitu

kepala sekolah, guru mata pelajaran, staff administrasi serta orang tua siswa.

Bimbingan dan konseling komprehensif bertujuan untuk membantu

siswa agar dapat mencapai tugas perkembangannya yang meliputi aspek

pribadi-sosial, belajar dan karier (Depdiknas, 2007: 197). Siswa diharapkan

mampu mengenal dirinya sendiri dan lingkungan dimana dia berada. Selain itu

siswa diharapkan juga dapat menerima dirinya sendiri dan lingkungannya

secara positif, dapat mengambil keputusan tentang berbagai hal, mengarahkan

diri sendiri serta mewujudkan bagi dirinya sendiri.

Dalam program bimbingan dan konseling terdapat komponen layanan

bimbingan dan konseling. Layanan-layanan tersebut diantaranya: layanan

orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran, bimbingan

kelompok, konseling individual, serta konseling kelompok.

Berdasarkan pengamatan dari guru pembimbing di SMA El Shadai

Magelang, belum banyak siswa yang menggunakan layanan bimbingan dan

konseling yang ada. Para siswa kurang antusias menanggapi layanan-layanan

Bimbingan dan Konseling di sekolah. Hal ini terlihat ketika guru pembimbing

masuk kelas untuk memberikan topik bimbingan kurang disambut baik oleh

para siswa. Tetapi kebanyakan siswa sibuk mengerjakan tugas mata pelajaran

lain atau bahkan keluar kelas karena siswa menganggap layanan Bimbingan

dan Konseling tidak penting baginya. Ada indikasi bahwa kebanyakan dari

mereka kurang memahami manfaat layanan Bimbingan dan Konseling itu

(18)

3

beranggapan bahwa tenaga pembimbing merupakan polisi sekolah.

Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

kegunaan layanan Bimbingan dan Konseling menurut siswa-siswi kelas XI

SMA El Shadai Magelang tahun pelajaran 2009/2010. Sehingga timbul

pertanyaan bagaimanakah kegunaan layanan Bimbingan dan Konseling

menurut siswa-siswi kelas XI SMA El Shadai Magelang tahun pelajaran

2009/2010? Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu guru pembimbing

di sekolah dalam mengembangkan program layanan bimbingan yang akan di

berikan kepada siswa sehingga siswa merasakan manfaat dari layanan BK di

sekolah serta menggunakan layanan-layanan Bimbingan dan Konseling secara

optimal berkaitan dengan proses pendidikan di sekolah.

Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMA El Shadai

Magelang tahun pelajaran 2009/2010. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi masukan pengembangan layanan bimbingan di sekolah.

B. Rumusan Masalah

Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimanakah kegunaan layanan Bimbingan dan Konseling menurut

siswa-siswi kelas XI SMA El Shadai Magelang tahun pelajaran 2009/2010?

(19)

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai

kegunaan layanan Bimbingan dan Konseling menurut siswa-siswi kelas XI

SMA El Shadai Magelang tahun pelajaran 2009/2010.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru pembimbing di sekolah

dalam mengembangkan program layanan bimbingan yang akan di berikan

kepada siswa.

E. Definisi Operasional

1. Kegunaan layanan Bimbingan dan Konseling adalah manfaat layanan

Bimbingan dan Konseling yang dirasakan oleh para siswa dalam

menggunakan layanan Bimbingan dan Konseling seperti yang diukur

dalam kuesioner kegunaan layanan Bimbingan dan Konseling.

2. Siswa-siswi kelas XI SMA El Shadai Magelang tahun pelajaran

2009/2010 adalah siswa-siswi yang terdaftar sebagai siswa kelas II SMA

(20)

5 BAB II KAJIAN TEORITIS

Bab ini memuat mengenai Layanan Bimbingan dan Konseling meliputi:

pengertian, tujuan, fungsi, jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling;

Layanan Bimbingan dan Konselin g di SMA El Shadai; siswa-siswi kelas XI

SMA El Shadai Magelang.

A. Layanan Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian

Layanan bimbingan adalah tindakan-tindakan yang harus disusun

oleh sekolah dan pelaksanaan bimbingan diperuntukkan bagi semua siswa

(Sukardi, 1988: 16). Usaha-usaha yang dilakukan oleh sekolah bertujuan

untuk membantu siswa mengenal dirinya, mengenal lingkungannya, serta

mengambil keputusan yang tepat. Selain itu layanan bimbingan juga

bertujuan memberikan arahan terhadap perkembangan siswa, tidak hanya

untuk siswa yang bermasalah tetapi untuk semua siswa di sekolah.

Layanan bimbingan dan konseling menurut Winkel (1991: 129)

adalah beberapa komponen dalam program bimbingan yang mengandung

pelayanan bimbingan langsung kepada siswa. Sedangkan menurut

Prayitno dkk (1997: 129), layanan bimbingan dan konseling adalah

kegiatan bimbingan da konseling yang dilakukan melalui kontak langsung

dengan sasaran layanan (siswa) dan secara langsung berkenaan dengan

permasalahan ataupun kepentingan tertentu yang dirasakan oleh sasaran

(21)

layanan (siswa). Dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah,

bantuan kepada siswa diberikan secara berkesinanmbungan dalam semua

fase perkembangan. Hal ini bertujuan agar siswa dapat mengakualisasikan

diri secara optimal.

Saat ini terjadi perubahan paradigma mengenai bimbingan dan

konseling, yaitu pendekatan yang berorientasi tradisional, remidial, klinis

dan terpusat pada konselor kepada pendekatan yang berpusat pada

perkembangan siswa (Yusuf, 2009: 7). Pendekatan tersebut lebih dikenal

dengan pendekatan bimbingan dan konseling komprehensif yaitu

bimbingan yang mengarah pada perkembangan pribadi siswa. Pendekatan

tersebut menekankan kerjasama antara guru pembimbing dengan pihak

lain yaitu kepala sekolah, guru mata pelajaran, staff administrasi serta

orang tua siswa.

Bimbingan dan konseling komprehensif merupakan proses

membantu siswa untuk mencapai tugas perkembangannya secara optimal

(Sukmadinata, 2003: 3). Siswa diharapkan mampu mengenal dirinya

sendiri dan lingkungan dimana dia berada. Selain itu siswa diharapkan

juga dapat menerima dirinya sendiri dan lingkungannya secara positif,

dapat mengambil keputusan tentang berbagai hal, mengarahkan diri sendiri

serta mewujudkan bagi dirinya sendiri.

Bimbingan dan Konseling komprehensif di sekolah memberikan

pelayanan bantuan kepada seluruh siswa, tidak hanya pada siswa yang

(22)

7

“Bimbingan dan konseling komprehensif merupakan proses pemberian bantuan konselor kepada individu secara berkesinambungan agar mampu memahami potensi diri dan lingkungannya, menerima diri, mengembangkan dirinya secara optimal dan menyesuaikan diri secara positif dan konstruktif terhadap tuntutan norma kehidupan sehingga mencapai kehidupan yang bermakna, baik secara personal maupun sosial”

Dalam layanan bimbingan dan konseling di sekolah, bantuan pada

siswa diberikan secara berkesinambungan dalam semua fase

perkembangannya. Hal ini bertujuan untuk agar siswa dapat

mengaktualisasikan dirinya secara optimal. Selain itu siswa diharapkan

mampu mencapai tugas perkembangannya sebagai remaja serta

mewujudkan potensi dirinya secara penuh yang meliputi aspek

pribadi-sosial, akademik dan karier.

2. Tujuan Layanan Bimbingan dan Konselingdi Sekolah

Pelaksanaan bimbingan dan konseling komprehensif di sekolah

terwujud dalam program-program bimbingan dan konseling yang

mencakup sejumlah layanan bimbingan dan konseling. Tujuan layanan

bimbingan dan konseling tersebut di kemukakan oleh Syamsu (2009: 49).

sebagai berikut:

“Tujuan Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu siswa atau peserta didik agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik) dan karir”

Selain itu tujuan Bimbingan dan Konseling menurut Syahril (1986:

46-47) adalah untuk membantu seseorang mengenal diri sendiri dan

lingkungan, membantu seseorang untuk dapat menerima dirinya sendiri

(23)

dan lingkungannya, membantu seseorang untuk dapat mengambil

keputusan, membantu seseorang untuk mengarahkan dirinya dan

membantu seseorang untuk mewujudkan dirinya sendiri.

Kegiatan Bimbingan dan Konseling akan berjalan secara optimal

apabila pengertian, fungsi, serta tujuan yang ingin dicapai berhubungan

erat. Siswa diharapkan mampu memahami secara baik tujuan tersebut agar

ia mampu mengatasi masalah perkembangan yang dihadapinya.

3. Fungsi Layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah

Layanan bimbingan dan konseling memiliki sejumlah fungsi. Tohirin

(2007: 39) mengemukakan fungsi layanan Bimbingan dan Konseling yaitu

fungsi pencegahan, fungsi pemahaman, fungsi pengentasan, fungsi

pemeliharaan, fungsi penyaluran, fungsi penyesuaian, fungsi

pengembangan, fungsi perbaikan serta fungsi advokasi.

Menurut Syamsu (2009: 59-61), fungsi-fungsi itu adalah:

a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu siswa

agar memiliki pemahaman terhadap dirinya dan lingkungannya.

b. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor

untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin

terjadi dan berupaya untuk mencegahnya agar tidak terjadi pada siswa.

c. Fungsi pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya proaktif

dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk

menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi

(24)

9

d. Fungsi perbaikan, yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif, artinya

konselor memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami masalah

baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar maupun karir

e. Fungsi penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa

untuk memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi,

dan memantapkan penguasaan karir yang sesuai dengan bakat dan

minat.

f. Fungsi adaptasi, yaitu fungsi membantiu pelaksana pendidikan, kepala

sekolah dan staff konselor, dan guru untuk menyesuaikan program

pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat, kemampuan,

dan kebutuhan siswa.

g. Fungsi penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dalam membantu siswa

agar dapat menyesuiaikan diri secara dinamis dan konstruktif terhadap

program pendidikan, peraturan sekolah, serta norma agama.

B. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

Menurut Winkel ada tiga ragam layanan bimbingan yaitu: bimbingan

karier untuk mempersiapkan diri siswa menghadapi dunia kerja, bimbingan

akademik untuk memahami siswa menemukan cara belajar yang tepat,

bimbingan pribadi sosial untuk menuntun siswa menghadapi keadaan batinnya

sendiri (Winkel, 1997: 139-142).

Sedangkan Sukardi (1988: 16-17) membagi layanan Bimbingan dan

Konseling dibagi menjadi empat, yaitu:

(25)

a. Layanan Penilaian. Layanan penilaian ini dirancang untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menggunakan data pribadi, data psikologis, dan data sosial yang obyektif dan subyektif mengenai setiap siwa untuk tujuan pemahaman dengan baik serta membantu untuk memahami dirinya.

b. Layanan Informasi. Dirancang diberikan pada para siswa

dengan pengetahuan tentang kesempatan dalam bidang kependidikan, pekerjaan, sosial, pribadi yang luas agar siswa dapat memilih dan mengambil keputusan tentang informasi yang akurat dalam suatu masyarakat yang semakin komplek.

c. Layanan Konseling. Dirancang untuk memperlancar

pemahaman diri dan perkembangan diri melalui hubungan kelompok kecil. Penekanan utama dalam hubungan semacam ini cenderung terjadi pada perkembangan pribadi dan pengambilan keputusan yang didasarkan atas pemahaman diri dan pengetahuan lingkungan.

d. Layanan Perencanaan, Penempatan, dan Tindak Lanjut.

Dirancang untuk mempertinggi pengembangan siswa dengan membantunya memilih dan memanfaatkan kesempatan yang ada di sekolah dan di luar pasar kerja.

Pelaksanaan program bimbingan dan konseling terkait dengan beberapa

komponen dasar layanan yang ditujukan kepada siswa. Layanan-layanan

tersebut yaitu:

a. Layanan orientasi

1) Pengertian dan tujuan layanan orientasi

Layanan orientasi adalah layanan bimbingan yang dilakukan

untuk memperkenalkan siswa baru dan atau seseorang terhadap

lingkungan yang baru dimasukinya (Priyatno dan Amti, 1999: 255).

Selain itu layanan orientasi membantu siswa memahami lingkungan

(seperti sekolah) yang baru dimasukinya, untuk mempermudah dan

(26)

11

Tujuan layanan ini adalah agar siswa cepat/mudah menyesuaikan

diri dengan pola kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan kegiatan lain

yang mendukung keberhasilan belajar.

2) Materi layanan orientasi

Secara umum, materi layanan orientasi, antara lain:

kurikulum/mata pelajaran yang ada, lingkungan fisik sekolah, staf

pengajar dan tata usaha, hak dan kewajiban siswa, peraturan/tata tertib

sekolah, organisasi siswa, fasilitas dan sumber belajar, dan kegiatan

penunjang (misalnya pelayanan kesehatan, dan layanan bimbingan dan

konseling) (Priyatno dan Amti, 1999: 256-257).

Secara khusus atau dalam bidang bimbingan dan konseling,

materi layanan orientasi adalah perkenalan atau pemberian orientasi

mengenai, antara lain: kegiatan bimbingan dan konseling sebagi bagian

dari keseluruhan kegiatan pendidikan; bidang-bidang bimbingan

(pribadi, sosial, belajar, dan karier); jenis-jenis layanan bimbingan dan

konseling; dan bagaimana jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling

itu dilaksanakan untuk menunjang keberhasilan dalam bidang pribadi,

sosial, belajar, dan karier.

3) Penyelenggaraan layanan orientasi

Layanan orientasi dapat dilaksanakan dalam bentuk pertemuan

umum (para siwa dari banyak kelas), pertemuan klasikal (para siswa di

setiap kelas), atau pertemuan kelompok (siswa dalam jumlah terbatas).

Dalam pertemuan klasikal, guru pembimbing

(27)

mengunjungi/mendatangi setiap kelas (Priyatno dan Amti, 1999:

258-259).

b. Layanan informasi

1) Pengertian dan tujuan layanan informasi

Layanan informasi merupakan salah satu program layanan

bimbingan di sekolah yang bertujuan untuk membantu siswa dalam

mengenal lingkungannya. Layanan informasi adalah usaha untuk

membekali para siswa dengan pengetahuan dan pemahanman tentang

lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan diri

(Winkel&Sri Hastuti, 2004: 316). Layanan informasi dapat membantu

siswa menerima dan memahami berbagai informasi (seperti informasi

pendidikan dan pekerjaan) yang dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dan pengambilan keputusan untuk kepentingan siswa.

Tujuan dari layanan ini adalah membekali individu dengan

pengetahuan tentang data dan fakta di bidang pendidikan sekolah,

bidang pekerjaan dan bidang perkembangan pribadi-sosial supaya

mereka dengan belajar tentang lingkungan hidupnya lebih mampu

mengatur dan merencanakan kehidupannya sendiri (Winkel&Sri

Hastuti, 2004: 316).

2) Materi layanan informasi

Menurut Winkel&Sri Hastuti (2004: 318)., materi layanan

informasi, antara lain: informasi mengenai peraturan sekolah;

(28)

13

mengenai pendidikan sekolah/akademik, informasi mengenai dunia

pekerjaan/karier, dan informasi mengenai kehidupan pribadi-sosial.

3) Pelaksanaan layanan informasi

Layanan informasi dapat melalui media papan

bimbingan/mading, folder, leaflet, brosur, ceramah, diskusi,

karyawisata/kunjungan, buku panduan, serta konfrensi karier berkaitan

dengan semua layanan serta bidang-bidang pribadi, sosial, belajar, serta

karier (Priyatno dan Amti, 1999 : 269-271).

c. Layanan penempatan dan penyaluran

1) Pengertian dan tujuan layanan penempatan penyaluran

Layanan penempatan dan penyaluran adalah “layanan bimbingan

yang memungkinkan siswa memperoleh penempatan dan penyaluran

secara tepat (misalnya penempatan/penyaluran di dalam kelas,

kelompok belajar, jurusan/program khusus, kegiatan ekstrakurikuler)

sesuai dengan potensi, bakat dan minat, serta kondisi pribadinya”

Prayitno dan Amti, 1999: 273). Layanan ini dapat membantu siswa

memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya

penempatan dan penyaluran di dalam kelas, kelompok belajar,

jurusan/program studi, program latihan, magang, kegiatan

ektrakulikuler) sesuai dengan potensi, bakat, minat erta kondisi

pribadinya.

(29)

Tujuan dari layanan penempatan dan penyaluran adalah agar

peserta didik (dengan seluruh kemampuannya) berkembang secara

optimal (Priyatno dan Amti, 1999 : 272).

2) Bentuk-bentuk layanan penempatan dan penyaluran

Sesuai dengan pengertiannya, bentuk-bentuk layanan ini, antara

lain: penempatan siswa di dalam kelas (pengaturan tempat duduk dan

pembagian kelas); penempatan dalam kelompok belajar (termasuk

penempatan dalam program pengajaran perbaikan/pengayaan);

penyaluran dalam kegiatan ko/ekstrakurikuler; dan penyaluran dalam

jurusan atau program studi (Priyatno dan Amti, 1999: 273-278).

d. Layanan pembelajaran

1) Pengertian layanan pembelajaran

Layanan pembelajaran adalah layanan yang memungkinkan

siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam

menguasai meteri pelajaran yang sesuai dengan kemampuan dirinya,

serta berbagai aspek tujuan dan kegiatan belajar lainnya

2) Materi layanan pembelajaran

Materi layanan pembelajaran, antara lain: pengenalan siswa yang

mengalami masalah belajar; peningkatan motivasi belajar (misalnya

memperjelas tujuan belajar, dan melengkapi sumber dan sarana

belajar); peningkatan ketrampilan belajar (misalnya: pembuatan

catatan dan ringkasan yang baik, serta ketrampilan membaca dan

(30)

15

(misalnya: pengembangan sikap positif terhadap guru dan mata

pelajaran, serta pengaturan waktu belajar atau pembuatan jadwal

belajar.

e. Layanan bimbingan kelompok

1) Pengertian dan tujuan layanan bimbingan kelompok

Layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang diberikan

dalam suasana kelompok (Prayitno dan Amti, 1999: 309). Layanan

bimbingan kelompok melalui dinamika kelompok memberikan

berbagai pengalaman, pengetahuan, dan nilai-nilai yang bermanfaat

bagi peserta didik. Adapun tujuan layanan ini adalah untuk membantu

peserta didik menyusun rencana dan keputusan yang tepat.

2) Materi layanan bimbingan kelompok

Materi/topik layanan bimbingan kelompok dikelompokkan

berdasrkan asalnya dan sifatnya. Berdasarkan asalnya, topik bimbingan

kelompok dibagi dalam “ topik tugas” dan “topik bebas”. Sedangkan

berdasarkan sifatnya, topik/materi bimbingan kelompok dibatasi pada

topik umum.

Topik tugas adalah topik/materi bimbingan kelompok yang

berasal dari guru pembimbing sedangkan topik bebas adalah topik

yang berasal dari para peserta/anggota. Oleh karena itu ada istilah

kelompok tugas dan kelompok bebas. Kelompok tugas adalah

kelompok yang membahas topik tugas. Sedangkan kelompok bebas

adalah kelompok yang membahas topik bebas.

(31)

Menurut Prayitno&Amti (1999: 314), materi/topik umum

bimbingan kelompok bersifat tidak rahasia dan diketahui oleh semua

anggota kelompok. Materi/topik bimbingan itu antara lain: pengaturan

dan penggunaan waktu secara efektif, pengembangan sikap dan

kebiasaan belajar; kemampuan berkomunikasi; pemahaman dan

pengendalian emosi; pemahaman dan penerimaan diri (dan orang lain);

cara mengatasi konflik dalam hubungan antarpribadi; pengenalan dan

pemahaman mengenai kelebihan dan kekurangan diri; motivasi dan

tujuan belajar; dan hubungan dengan teman sebaya.

3) Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok

Prayitno&Anti mengatakan bahwa jumlah anggota dalam

bimbingan kelompok adalah siswa-siswi satu kelas atau satu tingkat

kelas yang sama, maksimal 80 orang (1999: 310, 314).

f. Layanan Konseling Individual

1) Pengertian dan tujuan layanan konseling individual

Layanan konseling individual adalah hubungan lansung tatap

muka antara konselor dan konseli secara pribadi (Prayitno&Amti,

1999:288). layanan konseling individual memungkinkan siswa untuk

memperoleh layanan langsung tatap muka (secara perorangan) dengan

guru pembimbing dalam rangka pembahasan dan pengentasan

(32)

17

2) Materi/topik layanan konseling individual

Materi layanan konseling individual mencakup seluruh aspek

kehidupan, perkembangan siswa yang berkaitan dengan

layanan-layanan yang lain (Prayitno&Amti, 1999:289).

g. Layanan konseling kelompok

1) Pengertian dan tujuan layanan konseling kelompok

Layanan konseling kelompok adalah layanan yang

memungkinkan siswa memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan

pengentasan permasalahan yang dialaminya melalui dinamika

kelompok, masalah yang dibahas itu adalah masalah-masalah pribadi

yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok. Sementara itu

menurut Winkel (1991: 485), konseling kelompok adalah konseling

antara konselor profesional dengan beberapa orang sekaligus yang

tergabung dalam suatu kelompok kecil.

Tujuan layanan konseling kelompok antara lain agar siswa dapat

memahami dirinya dengan lebih baik; siswa dapat mengembangkan

kemampuan berkomunikasi secara terbuka, saling menghargai dan

saling memperhatikan; peserta menjadi lebih mampu memahami

perasaan orang lain; dan siswa lebih menyadari dan menghayati makna

dari suatu kehidupan bersama (dapat menerima orang lain dan adanya

harapan untuk dapat diterima oleh orang lain).

(33)

2) Materi/topik layanan konseling kelompok

Materi/topik layanan konseling kelompok adalah masalah pribadi

yang secara langsung dialami atau lebih tepat lagi merupakan masalah

yang sedang diderita oleh peserta yang menyampaikan masalah atau

topik itu (Prayitno, 1997: 72). Jadi, seperti dalam konseling

perseorangan, setiap anggota kelompok dapat menampilkan masalah

yang dirasakannya. Masalah-masalah tersebut dilayani melalui

pembahasan yang intensif oleh seluruh anggota kelompok (Prayitno

dkk., 1997: 108).

Karena materi layanan adalah masalah perorangan yang

muncul/diungkapkan dalam kelompok, maka materi layanan ini tidak

dapat ditentukan oleh guru pembimbing. Dengan kata lain,

topik/materi dalam konseling kelompok adalah topik bebas, yaitu

topik/materi yang berasal dari anggota kelompok. Materi-materi/topik

seperti itu meliputi materi dalam bidang (pribadi, sosial, belajar, dan

karier).

C. Layanan Bimbingan dan Konseling di SMA El Shadai

Layananan bimbingan dan Konseling merupakan salah satu komponen

penting yang dibutuhkan di sekolah. Adapun tujuan layanan bimbingan dan

konseling di sekolah ini adalah membantu siswa dalam mengatasi dan

memecahkan masalah yang di hadapinya. Guru pembimbing bertanggung

(34)

19

serta layanan-layanan yang ada. Program bimbingan dan konseling di SMA El

Shadai terdiri dari beberapa layanan yang ada yaitu:

1. Layanan Informasi, yaitu penyajian informasi yang diberikan melalui media papan bimbingan/mading dan folder dengan topik antara lain:

mengenal kelebihan dan kekurangan diri; menghadapi orang keras kepala;

cara redakan stres, serta ciri orang berpikir positif.

2. Layanan Penempatan dan Penyaluran, yaitu penempatan dan penyaluran pada jurusan tertentu. Dalam hal pemilihan jurusan, layanan

Bimbingan dan Konseling membantu siswa mempersiapkan diri untuk

memasuki jurusan yang sesuai dengan kemampuannya yaitu penjurusan

siswa-siswi pada jurusan IPA, IPS, dan bahasa.

3. Layanan Bimbingan Kelompok berupa bimbingan belajar. Materi yang diberikan dalam kegiatan tersebut adalah cara belajar yang baik, persiapan

menghadapi ujian, menentukan jurusan yang tepat sesuai dengan bakat dan

minat serta perencanaan jadwal belajar.

4. Layanan Konseling Individual yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan siswa dapat mendapatkan layanan langsung tatap muka

dengan pembimbing dalam rangka pembahasan dan pemecahan masalah.

Layanan yang di berikan berupa layanan konseling dengan siswa dan

kunjungan rumah atau homevisit pada siswa yang bermasalah berkaitan

dengan semua layanan serta permasalah-permasalahan pribadi, sosial,

belajar, serta karier.

(35)

D. Siswa Siswi kelas XI SMA El Shadai Magelang

Masa remaja merupakan bagian yang penting dalam siklus

perkembangan siswa. Siswa Siswi kelas XI SMA El Shadai Magelang adalah

siswa siswi remaja yang terdaftar di sekolah SMA El Shadai Magelang, yang

tergolong pada rentangan usia 14 tahun sampai dengan 16 tahun. Menurut

Mappiare, masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21

tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria (Ali, 2006: 9). Masa

remaja adalah masa-masa transisi dimana siswa remaja sudah memasuki masa

puber yang berarti siswa-siswi bukan anak-anak lagi tetapi juga bukan dewasa.

Oleh karena itu, masa transisi adalah masa peralihan, yaitu masa anak-anak

menuju masa dewasa sehingga sering kali ia menunjukkan sifat-sifat

karakteristik, seperti kegelisahan, kebingungan karena terjadi suatu

pertentangan, keinginan untuk mengkhayal serta aktivitas berkelompok (Ali,

2006: 16-18).

Adapun tugas-tugas perkembangan remaja yang perlu dicapai, menurut

Hurlock (1991) adalah sebagai berikut :

1. Mampu menerima keadaan fisiknya

2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa

3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota

kelompok yang berlainan jenis

4. Mencapai kemandirian emosional

5. Mencapai kemandirian ekonomi

6. Mengembangkan konsep dan ketrampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat

7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang

dewasa dan orang tua

8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang

diperlukan untuk memasuki dunia dewasa

(36)

21

10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab

kehidupan keluarga

Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan

remaja sebagai siswa di sekolah, guru pembimbing berperan untuk membantu

siswa-siswi melaksanankan tugas-tugas perkembangan dan membantu

menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaannya.

(37)

22 BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen penelitian,

prosedur pengumpulan data, dan tehnik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, dengan menggunakan

metode survey. Penelitian ini di rancang untuk memperoleh gambaran atau

informasi tentang variabel dan bukan informasi tentang individu (Furchan,

1982:418). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai

kegunaan layanan Bimbingan dan Konseling menurut siswa-siswi kelas XI

SMA El Shadai Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMA El Shadai

Magelang tahun pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari empat kelas yaitu XIA,

XIB dan XIC dengan jumlah 104 siswa. Dasar pertimbangan yang digunakan

dalam penentuan subjek penelitian yakni siswa siswi SMA El Shadai

magelang tahun pelajaran 2009/2010 sudah mampu merefleksikan kegunaan

layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Furchan (1982: 419)

mengemukakan, survei yang mencakup seluruh populasi yang diteliti disebut

sensus, sedangkan survei yang hanya menyelidiki sebagian saja dari populasi

(38)

23

Tabel 1. Data siswa Kelas XI SMA El Shadai Magelang tahun pelajaran 2009/2010

Kelas Jumlah siswa

XI A Jumlah siswa keseluruhan 139

C. Instrumen Penelitian

1. Instrument Pengumpulan Data

Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner kegunaan

layanan Bimbingan dan Konseling yang di susun oleh peneliti sendiri.

Kuesioner itu memuat pernyataan-pernyataan mengenai kegunaan layanan

Bimbingan dan Konseling. Menurut Furchan (1982: 248) kuesioner

merupakan daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada subjek

penelitian. Metode angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis

yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998 :

128). Kuesioner yang digunakan untuk bersifat tertutup dan langsung.

Tertutup artinya kuesioner sudah memiliki alternatif jawaban sehingga

responden tinggal memilihnya. Sedangkan bersifat langsung artinya daftar

pertanyaan diisi langsung oleh orang yang dimintai pendapat atau diminta

menceritakan keadaan dirinya sendiri.

Kuesioner terdiri dari dua bagian yaitu: (1) Bagian pengantar dan

petunjuk pengisian kuesioner, (2) Bagian pernyataan yang mengungkap

kegunaan layanan Bimbingan dan Konseling menurut siswa kelas XI SMA

(39)

El Shadai Magelang tahun pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari 40

pernyataan.

Adapun kisi-kisi instrument tentang kegunaan layanan Bimbingan

dan Konseling menurut siswa-siswai kelas XI adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Kisi-Kisi Kuesioner Kegunaan Layanan Bimbingan dan Konseling menurut Siswa-Siswi Kelas XI

2. Pemberian Skor

Setiap butir item dalam kuesioner terdiri dari sejumlah layanan

Bimbingan dan Konseling di SMA El Shaday Magelang yang

digambarkan dalam bentuk pernyataan positif (favorabel). Pemberian skor

item kuesioner dilakukan sebagai berikut: skor untuk jawaban Sangat

Setuju (SS) : 4, Setuju (S) : 3, Tidak Setuju (TS) : 2 dan Sangat Tidak

Setuju (STS) : 1.

No. Aspek Indikator No. Item jumlah

1. Layanan

informasi

- Papan bimbingan/mading. - Folder

- Penjurusan sekolah (IPA, IPS, Bahasa)

11,12,13,14,15 5

3. Layanan

bimbingan kelompok

- Bimbingan kelompok

pribadi-sosial

- Bimbingan kelompok belajar - Bimbingan kelompok karier

(40)

25

D. Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 1. Validitas

Validitas adalah suatu alat ukur yang mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur oleh alat tersebut (Furchan, 1982: 281). Validitas

menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur atau instrument itu

mengukur apa yang ingin diukur (Masri Singarimbun, 1989:124). Artinya

suatu instrumen dikatakan sah apabila instrumen tersebut mampu

mengukur apa yang hendak diukur. Suatu tes atau instrumen pengukur

dapat dikatakan valid apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya,

atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya

pengukuran tersebut (Azwar, 1997:5). Oleh karena itu, item-item alat ukur

disusun mengikuti variabel yang diukur dan kajian teoritis tentang variabel

itu, serta jumlah item menjangkau seluruh wilayah pengukuran.

Validitas terdiri dari: (1) Validitas isi yaitu suatu validitas yang

menunjukkan sampai dimana isi suatu tes atau alat pengukur

mencerminkan hal-hal yang akan diukur atau diujikan, (2) validitas

konstruk atau konsep yaitu validitas yang menunjukkan sampai dimana isi

suatu tes alat pengukur sesuai dengan konsep yang seharusnya menjadi is

tes atau konstruk teoritis yang mendasari disusunnya alat-alat pengukur

tersebut, (3) validitas kriteria yaitu validitas yang memperhatikan

hubungan yang ada antara alat pengukur dengan pengukur lain yang

berfungsi sebagai kriteria.(Masidjo, 1995: 234-242)

(41)

Dalam penelitian ini digunakan validitas yang khusus menganalisa

setiap item yaitu validitas isi. Furchan (1982: 283) menjelaskan bahwa

yang dimaksud dengan validitas isi adalah validitas yang menunjukkan

sejauh mana alat yang digunakan untuk mencerminkan sebuah isi yang

diharapkan dimana validitas isi didasarkan pada pertimbangan yang

dilakukan secara terpisah oleh sejumlah guru atau para ahli untuk

memeriksa dan memastikan secara sistematis sesuai dengan isi dan tujuan

yang akan diukur oleh penulis. Dalam penelitian ini validitas isi kuesioner

penelitian dilakukan melalui judgment ahli. Dalam hal ini judgment ahli

dilakukan oleh dosen pembimbing dan guru BK di SMA El Shadai

Magelang. Selain itu, kuesioner juga dikonsultasikan dengan guru bahasa

indonesia untuk melihat sejauh mana bahasa yang digunakan dalam

kuesioner tersebut dapat dipahami oleh siswa.

Untuk pemilihan item digunakan perhitungan item total correlation

dengan rumus product moment dari Pearson. Rumus tersebut sebagai

berikut:

r : Koefisien korelasi skor item gasal-genap

N : Jumlah subjek

X : Skor belahan gasal

(42)

27

Proses perhitungan taraf validitas dilakukan dengan cara memberi

skor pada setiap item, dan mentabulasikan kedalam data ujicoba.

Penentuan koefisien korelasi butir-butir item menggunakan kriteria dari

Azwar (2007: 65) yang mengatakan bahwa untuk psikologi sebaiknya

digunakan patokan koefisien korelasi minimum 0,30. Dengan demikian

item koefisien korelasinya lebih kecil dari 0,30 dinyatakan tidak valid

sehingga tidak dapat digunakan sebagai item/butir alat pengumpul data.

Sedangkan koefisien yang lebih besar atau sama dengan 0,30 dinyatakan

valid sehingga dapat digunakan sebagai item/butir alat pengumpul data.

Berdasarkan hasil ujicoba kuesioner diperoleh 1 item yang memiliki skor

total correlation dibawah 0,30 yaitu 0,275. item tersebut kemudian

diperbaiki oleh penulis dan digunakan dalam pengumpulan data yang

sesungguhnya.

2. Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat pengukur adalah derajat keajegkan alat

tersebut dapat mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 1982:295).

Suatu tes dapat dikatakan reliabel apabila menunjukan ketepatan, ketelitian

dan keterpercayaan hasil dalam berbagai ukuran (Azwar, 1997:4). Derajat

keajegkan di tunjuk oleh koefisien reliabilitas (Garrett, 1967: 176).

Dalam penelitian ini digunakan metode pengukuran belah dua

(splith-half methods), yaitu pengelompokan belahan item dengan nomor

gasal (X) dan belahan item nomor ganda (Y). Metode ini digunakan untuk

menguji reliabilitas suatu alat ukur dengan satu kali pengukuran pada

(43)

suatu kelompok. Sedangkan untuk proses perhitungab reliabilitas untuk

masing-masing item dibuat sebuah table data ujicoba dari belahan gasal

(X) dan genap (Y), kemudian skor-skor dari belahan pertama gasal (X)

dan genap (Y) di kuadratkan. Selanjutnya skor-skor dari belahan pertama

gasal (X) dikalikan dengan belahan kedua genap (Y), dan langkah

selanjutnya melakukan perhitungan skor masing-masing belahan. Adapun

bentuk tabel metode belah dua ini dapat dilihat pada lampiran 6.

Selanjutnya seluruh tes menggunakan perhitungan formulasi korelasi

dengan rumus Spearman Brown (Masidjo, 1995) sebagai berikut:

xy

r : Koefisien reliabilitas

xy

r : Koefisien korelasi skor-skor gasal genap

Sementara itu untuk data hasil uji reliabilitas dan validitas instrument

dapat dilihat pada lampiran 7. Sedangkan untuk patokan reliabilitas dan

validitas instrument ditentukan secara penafsiran umum mengenai hasil

perhitungan klasifikasi koefisien reliabilitas dan validitas menggunakan

pendapat milik Garret ( 1967: 176 ) yang di sajikan pada tabel 3 dibawah

(44)

29

Tabel 3. Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas dan Validitas Suatu Tes

Koefisien Korelasi Klasifikasi

± 0,70 - ± 1,00 ± 0,40 - ± 0,69 ± 0,20 - ± 0,39 0,00 - ± 0,20

Tinggi – Sangat Tinggi Cukup

Rendah

Tidak Ada – Sangat Rendah

Hasil perhitungan analisis reliabilitas ujicoba telah menunjukkan

bahwa instrument yang digunakan dalam penelitian ini memenuhi syarat

kualitas keterandalan dengan hasil perhitungan 0,650 dimana angka

tersebut masuk pada kriteria koefisien korelasi dengan tahap klasifikasi

reliabilitas cukup tinggi.

E. Prosedur Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan

Dalam rangka persiapan yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai

berikut :

a. Penyusunan Item-Item Kuesioner

• Penulis menjabarkan aspek-aspek layanan BK

• Penulis menjabarkan indikator-indikator dari layanan BK.

• Penulis merumuskan kembali item-item yang mengungkap

berbagai aspek yang hendak diteliti berdasarkan pada kegunaan

layanan BK menurut siswa-siswi.

(45)

• Penulis mengkonsultasikan kuesioner pada guru BK SMA El

Shadai yaitu Dra. Dwi Agustini dan guru Bahasa Indonesia yaitu

Dra. F. Suwarti

• Penulis memperbaiki kuesioner dan memulai penelitian.

b. Ujicoba Alat

Ujicoba kuesioner bertujuan untuk mengetahui tingkat validitas

dan reliabilitas instrumen sehingga diperoleh kelayakan kegunaan alat

yang benar-benar handal sehingga diharapkan alat tersebut dapat

mewakili hal yang ingin diukur. Adapun ujicoba kuesioner

dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2010, pukul 11.00 – 11.45 kelas

XI D di SMA El Shadai Magelang dengan jumlah subyek sebanyak 28

siswa. Skor ujicoba dapat dilihat pada lampiran 9.

2. Tahap Penelitian

Penelitian laksanakan pada jam mata pelajaran BK, adapun

pelaksanaan jadwal penelitian :

Tabel 4. Jadwal Penelitian

No. Tanggal Kelas Pukul Jumlah siswa

1. 24 Februari 2010 XIA 09.30-10.15 34

2. 25 Februari 2010 XIB 12.00-12.45 35

3. 24 Februari 2010 XIC 10.15-11.00 35

(46)

31

F. Teknik Analisis Data

Prosedur tehnik penelitian analisis data deskriptif kegunaan layanan

Bimbingan dan Konseling menurut siswa-siswi kelas XI SMA El Shadai

Magelang tahun pelajaran 2009/2010, adalah sebagai berikut :

1. Menentukan skor masing-masing jawaban oleh subyek. Alternatif jawaban

yaitu: Sangat Setuju (SS) : 4, Setuju (S) : 3, Tidak Setuju (TS) : 2 dan

Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

2. Membuat tabulasi skor subyek dan menghitung frekuensi setiap alternatif

jawaban sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju.

3. Menghitung skor total tiap subyek.

4. Menghitung skor total tiap item pernyataan subyek.

5. Menghitung dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yang

meliputi penyajian data melalui hasil perhitungan mean teoritik, kemudian

standar deviasi dan pengkategorisasian menurut norma yang telah

ditentukan.

Kategori kegunaan layanan Bimbingan dan Konseling menurut

siswa-siswi didasarkan pada model istribusi normal dengan kategori jenjang, dimana

tujuan kategori ini adalah memposisikan subyek penelitian pada

pengelompokan-pengelompokan yang terpisah secara berjenjang menurut

patokan kriteria hasil berdasarkan atribut yang akan diukur.

Patokan kriteria berjenjang ini berpedoman pada Azwar (2007: 108)

yang mengelompokkan tingkat kegunaan layanan Bimbingan dan Konseling

menurut siswa-siswi subyek pada tiga penggolongan kriteria yaitu rendah,

(47)

sedang an tinggi. Penggolongan dan keterangan masing-masing kriteria dapat

dilihat dibawah ini:

X < (µ-1,0σ) : rendah

(µ-1,0σ) ≤ X < (µ+1,0σ) : sedang

(µ-1,0σ) ≤ X item : tinggi

Keterangan :

X maksimum teoritik : skor tertinggi skala item

X minimum teoritik : skor terendah skala item

µ (item teoritik) : mean teoritik, yaitu rata-rata teoritis X item

maksimum teoritik dan X item minimum

σ (item teoritik) : standar deviasi teoritik, yaitu luas jarak rentangan

yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran

Berdasarkan keterangan di atas maka langkah selanjutnya adalah

mencari skor dari jumlah subyek dalam kategori rendah, sedang dan tinggi.

Adapun pengkategorian ini bertujuan sebagai patokan atau norma dalam

pengelompokan skor subyek penelitian berdasarkan tingkatan kegunaan

layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah secara keseluruhan (dengan Σ

item total = 40). Adapun perolehan penggolongan sebagai berikut :

X maksimum teoritik : 40 x 4 = 160

X minimum teorotik : 40 x 1 = 40

Range : 160 – 40 = 120

(48)

33

Penentuan atau penggolongan kategori norma/patokan perhitungan, skor

dan kategori minatsiswa terhadap layanan Bimbingan dan Konseling secara

umum dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 5. Norma Kategori skor item Kegunaan Layanan Bimbingan dan Konseling Menurut Siswa-Siswi Kelas XI SMA El Shadai Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010

Perhitungan Rentangan skor Kategori

(µ-1,0σ) ≤ X item 133 ≤ X< 160 Sangat berguna

Berdasarkan tabel di atas, maka data skor total tiap item selanjutnya akan

dikelompokkan ke dalam kategori yaitu skor dalam kategori rendah, skor dalam

kategori sedang, dan skor dalam kategori tinggi, tentunya hal tersebut berdasarkan

pada rentangan skor yang ada.

(49)

34 BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini memuat jawaban dari masalah penelitian, yaitu: sejauh manakah

kegunaan layanan Bimbingan dan Konseling menurut siswa-siswi kelas XI

SMA El Shadai Magelang tahun pelajaran 2009/2010.

A. Kegunaan Layanan Bimbingan dan Konseling Menurut Siswa-Siswi Kelas XI SMA El Shadai Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010

Kegunaan layanan Bimbingan dan Konseling menurut siswa-siswi di

sekolah tampak pada tabel dibawah ini:

Tabel 6. Kegunaan Layanan Bimbingan dan Konseling Menurut Siswa-Siswi Kelas XI SMA El Shadai Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010

Kategori Skor Jumlah subyek Persentase

Sangat Berguna 133 - 160 83 siswa 80 %

Cukup Berguna 67 - 132 21 siswa 20 %

Kurang Berguna 40 - 66 - -

Tidak Berguna 0 - 39 - -

Tabel diatas menunjukkan bahwa 83 siswa (80%) sangat setuju bahwa

layanan Bimbingan dan Konseling dirasakan manfaatnya di sekolah,

sedangkan 21 siswa (20%) cukup setuju bahwa layanan Bimbingan dan

Konseling dirasakan manfaatnya di sekolah dan tidak ada siswa yang kurang

setuju dan tidak setuju bahwa layanan Bimbingan dan Konseling dirasakan

manfaatnya di sekolah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa layanan

Bimbingan dan Konseling di SMA El Shadai sudah dirasakan manfaatnya

(50)

35

B. Pembahasan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa-siswi

SMA El Shadai yang berjumlah 83 siswa (80%) menyebutkan bahwa layanan

Bimbingan dan Konseling sangat dirasakan manfaatnya di sekolah. Selain itu

21 siswa (20%) lainnya menyatakan bahwa layanan Bimbingan dan

Konseling cukup dirasakan manfaatnya di sekolah. Hal ini mungkin

disebabkan karena layanan-layanan bimbingan dan konseling yang diberikan

didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan siswa agar layanan yang diberikan

tepat sasaran pada peserta didik yaitu siswa. Dengan demikian siswa akan

merasa bahwa layanan bimbingan dan konseling penting bagi dirinya untuk

membantu menghadapi masalah-masalah berkaitan dengan tugas-tugas

perkembangannya. Dan siswa menganggap bahwa layanan bimbingan dan

konseling sama pentingnya dengan mata pelajaran lain yang diberikan di

sekolah. Sehingga tidak satu siswa pun menyebutkan bahwa layanan

bimbingan dan konseling tidak dirasakan manfaatnya di sekolah.

Selain itu guru pembimbing mendapatkan kesempatan masuk kelas

meskipun hanya satu kali dalam seminggu untuk mendampingi siswa dalam

bimbingan kelompok. Dengan masuk kelas guru pembimbing dapat melihat

satu persatu kebutuhan masing-masing siswa dalam proses belajar di

sekolah. Hal ini dikarenakan kebutuhan masing-masing siswa tidaklah sama.

Dengan kata lain daya tangkap, minat dan tingkat kedewasaan

masing-masing siswa berbeda-beda. (Winkel dan Sri Hastuti, 2004: 333). Sehingga

(51)

topik-topik layanan bimbingan yang diberikan tepat sasaran pada kebutuhan

siswa.

Layanan bimbingan dan konseling merupakan suatu layanan yang

bertujuan untuk membantu siswa agar berkembang secara optimal (Tohirin,

2007: 71). Artinya tanpa bimbingan dan konseling siswa tidak dapat

menyelesaikan kesulitan dan hambatan yang dihadapi pada masa

perkembangannya sebagai remaja. Oleh karena itu mereka membutuhkan

bantuan secara khusus dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling.

Tohirin (2007: 74) juga mengemukakan bahwa individu yang berhasil dalam

perkembangannya adalah mereka yang berhasil dalam menyesuaikan diri,

mampu menghadapi tantangan dan ancaman, mampu mengatasi

masalah-masalah baru.

Menyadari hal diatas, maka pelaksanaan layanan bimbingan dan

konseling sangatlah penting bagi siswa dimana layanan-layanannya sangat

membantu siswa dalam melaksanakan tugas perkembangan dan tugas-tugas

(52)

37 BAB V PENUTUP

Bab ini memuat kesimpulan dan saran-saran. Bagian kesimpulan memuat

pembahasan, sedangkan bagian saran-saran memuat masukan-masukan yang

di tujukan bagi pihak sekolah SMA El Shadai Magelang.

A. Kesimpulan

Sebagian besar siswa-siswi kelas XI SMA El Shadai Magelang

mengemukakan bahwa layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah

dirasakan bermanfaat.

B. Saran-saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kegunaan layanan Bimbingan dan

Konseling menurut siswa-siswi kelas XI SMA El Shadai Magelang tahun

pelajaran 2009/2010 dikemukakan saran-saran sebagai berikut :

1. Bagi pihak sekolah

Dilihat dari hasil penelitian, siswa-siswi SMA El Shadai Magelang

tahun pelajaran 2009/2010 sebaiknya pihak sekolah lebih meningkatkan

layanan bimbingan dan konseling bagi siswa-siswi agar semakin banyak

siswa-siswi yang merasakan manfaat dari layanan Bimbingan dan

Konseling sebagai pendukung proses belajar mengajar terlebih bagi

siswa-siswi yang memiliki kesulitan dalam belajarnya di sekolah.

(53)

2. Bagi guru pembimbing

Pemberian layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah bagi siswa

sebaiknya melihat secara spesifik kebutuhan dan permasalahan yang

dihadapi siswa, tidak hanya pada siswa yang bermasalah saja melainkan

kepada seluruh siswa (for all)

3. Bagi peneliti lain

Mengingat peran guru pembimbing dan layanan bimbingan dan

konseling di sekolah sangat berperan dalam membantu siswa menghadapi

kesulitan-kesulitan dalam belajar, peneliti lain sebaiknya juga mengadakan

penelitian yang sama yaitu kegunaan layanan bimbingan dan konseling

menurut siswa pada sekolah lain untuk melihat sejauh mana kegunaan

(54)

39

Daftar Pustaka

Arikunto, S. 1988. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. 1997. Sikap manusia, teori, dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Furchan. 1982. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha

Nasional.

Garrett, Henry E. (1967). Statistics in Psychology and Education. London: Longmans.

Hurlock, Elisabeth. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Sukardi, Dewa Ketut. 1988. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: PT. Bina Aksara.

Sukmadinata, S. 2007. Bimbingan dan Konseling dalam Praktek. Bandung:

Maestro

Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi. 1989. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES.

Pedoman Penulisan Skripsi. 2004. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal. 2007. Departemen Pendidikan Nasional.

Prayitno dan Amti. 1999. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Suharsimi Arikunto. 1996. Prosedur Penelitian Survei Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Syahril. 1986. Pengantar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Angkasa Raya

Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling di sekolah dan Madrasah (berbasis

integrasi) (edisi 1). Jakarta: Raja Grasindo Persada

Winkel dan Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

(55)

Winkel, W. S. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Winkel, W. S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: Gramedia Widiasarana.

Yusuf, Syamsu. 2009. Bimbingan dan Konseling Komprehensif Dalam

(56)

LAMPIRAN

(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)

30 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4

31 4 2 2 3 4 3 4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 4 3 4 3 3 4 2 4 3

32 3 4 3 3 4 2 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4

33 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 4 3 3

34 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 2 2 3 4 3 3 3 3

35 4 2 2 3 4 3 4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 3 3 4 3 3

130 120 123 126 132 128 119 116 130 129 114 123 125 130 123 124 119 122 126 123 117 127 128 121 124 122 123 121 126 123 126 126 126

(65)

Tabel 6. Skor ganjil (X) dan genap (Y) data ujicoba kegunaan layanan Bimbingan dan Konseling menurut siswa-siswi kelas X SMA El Shadai Magelang tahun ajaran 2009/2010

(66)

Perhitungan validitas dan reliabilitas

(67)

Reliability

a. Listwise deletion based on all variables in the

procedure.

VAR00001 3.7143 .53452 28

VAR00002 3.5357 .69293 28

VAR00003 3.6071 .62889 28

VAR00004 3.6429 .48795 28

VAR00005 3.7500 .44096 28

VAR00006 3.7857 .41786 28

VAR00007 3.3929 .83174 28

VAR00008 3.3214 .61183 28

VAR00009 3.7500 .44096 28

VAR00010 3.6786 .54796 28

(68)

VAR00012 3.5000 .69389 28

VAR00013 3.6071 .49735 28

VAR00014 3.7143 .46004 28

VAR00015 3.5357 .57620 28

VAR00016 3.6071 .49735 28

VAR00017 3.3929 .56695 28

VAR00018 3.5000 .50918 28

VAR00019 3.6071 .49735 28

VAR00020 3.5000 .74536 28

VAR00021 3.3214 .66964 28

VAR00022 3.6786 .47559 28

VAR00023 3.7500 .44096 28

VAR00024 3.3929 .62889 28

VAR00025 3.5357 .63725 28

VAR00026 3.6071 .62889 28

VAR00027 3.6429 .62148 28

VAR00028 3.4643 .74447 28

VAR00029 3.6071 .49735 28

VAR00030 3.5357 .57620 28

VAR00031 3.6071 .49735 28

VAR00032 3.6429 .55872 28

VAR00033 3.6429 .48795 28

VAR00034 3.6429 .48795 28

VAR00035 3.5357 .50787 28

VAR00036 3.5357 .50787 28

VAR00037 3.6429 .48795 28

VAR00038 3.6071 .56695 28

VAR00039 3.6429 .55872 28

VAR00040 3.4286 .57275 28

(69)

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

if Item Deleted

VAR00001 139.1786 22.374 .389 . .433

VAR00002 139.3571 20.683 .275 . .394

VAR00003 139.2857 20.360 .311 . .380

VAR00004 139.2500 21.306 .389 . .401

VAR00005 139.1429 19.608 .328 . .344

VAR00006 139.1071 20.025 .332 . .357

VAR00007 139.5000 19.519 .366 . .367

VAR00008 139.5714 20.106 .339 . .370

VAR00009 139.1429 19.979 .332 . .357

VAR00010 139.2143 19.952 .290 . .361

VAR00011 139.6071 20.025 .301 . .382

VAR00012 139.3929 19.877 .354 . .368

VAR00013 139.2857 20.878 .295 . .388

VAR00014 139.1786 21.560 .253 . .407

VAR00015 139.3571 20.831 .290 . .391

VAR00016 139.2857 20.878 .295 . .388

VAR00017 139.5000 21.296 .377 . .404

VAR00018 139.3929 21.433 .312 . .405

VAR00019 139.2857 20.804 .379 . .386

VAR00020 139.3929 18.766 .312 . .333

VAR00021 139.5714 19.291 .362 . .347

VAR00022 139.2143 20.989 .320 . .391

VAR00023 139.1429 20.497 .300 . .374

VAR00024 139.5000 20.111 .333 . .372

VAR00025 139.3571 18.905 .349 . .330

VAR00026 139.2857 17.767 .477 . .385

VAR00027 139.2500 17.528 .534 . .374

VAR00028 139.4286 17.735 .383 . .393

VAR00029 139.2857 18.138 .545 . .392

(70)

VAR00031 139.2857 18.582 .434 . .309

VAR00032 139.2500 19.454 .388 . .345

VAR00033 139.2500 19.009 .339 . .325

VAR00034 139.2500 18.639 .431 . .311

VAR00035 139.3571 20.312 .327 . .371

VAR00036 139.3571 21.497 .326 . .407

VAR00037 139.2500 19.083 .321 . .328

VAR00038 139.2857 20.286 .317 . .373

VAR00039 139.2500 19.602 .357 . .350

VAR00040 139.4643 21.591 .331 . .413

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

142.8929 20.692 4.54882 40

(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)

Gambar

Tabel 1.  Data siswa Kelas XI SMA El Shadai Magelang tahun pelajaran
Tabel 1. Data siswa Kelas XI SMA El Shadai Magelang tahun pelajaran 2009/2010
Tabel 2. Kisi-Kisi Kuesioner Kegunaan Layanan Bimbingan dan Konseling
Tabel 3.  Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas dan Validitas Suatu Tes
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan:(1) mendeskripsikan tingkat kemampuan berempati mahasiswa Angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin tentang Sukuk

Untuk itu diharapkan orang tua dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dimana orang tua diharapkan melakukan diskusi dengan anak, memberikan kasih sayang dan kehangatan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mahasiswa angkatan 2016 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta memiliki tingkat kecenderungan

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) Peranan guru bimbingan dan konseling dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IX yang pernah memiliki motivasi

Berdasarkan penjelasan diatas hubungan loyalitas pada teman sebaya akan sangat berperan penting jika tidak seimbang dengan kontrol diri yang baik maka dari itu untuk

Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma dapat memberi pendekatan dan ruang yang lebih kepada mahasiswa untuk menjaga serta

Efikasi diri merupakan keyakinan akan kemampuan diri dalam konteks belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efikasi diri siswa SMP kelas IX dan yang