i
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA DENGAN METODE DEMONSTRASI EKSPERIMEN
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGINO 2 SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Agatha Asih Nugraheni NIM : 081134219
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Remember that what’s right isn’t always popular
and what is popular isn’t always right”
“Tidak ada kata gagal, yang ada hanya
sukses atau belajar”
(Tung Desem Waringin)
vii ABSTRAK
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA DENGAN METODE DEMONSTRASI EKSPERIMEN
PADA SISWA KELAS V SD NEGERI NGINO 2 SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh
Agatha Asih Nugraheni NIM. 081134219
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Ngino 2 tentang materi Perubahan Sifat Benda dengan menggunakan metode demonstrasi eksperimen tahun ajaran 2010/2011 yang ditandai dengan peningkatan nilai rata-rata dan persentase siswa yang mencapai KKM.
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Subyek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri Ngino 2 pada tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 36 siswa. Obyek penelitian adalah peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA tentang materi perubahan sifat benda. Teknik pengumpulan data diperoleh dengan tes tertulis. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Penelitian ini terdiri dari dua siklus, dimana siklus I dibagi dalam dua kali pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Sedangkan pada siklus II juga dibagi dalam dua kali pertemuan. Satu kali pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran, dimana satu jam pelajaran adalah selama 35 menit. Pada penelitian ini peneliti memilih materi Perubahan Sifat Benda pada mata pelajaran IPA semester I kelas V dengan alasan tingkat prestasi belajar siswa pada materi tersebut masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata kelas yang berada di bawah KKM yang telah ditentukan oleh sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diambil tindakan dengan menggunakan metode demonstrasi eksperimen, nilai rata-rata siswa kelas V pada tahun ajaran 2009/2010 berada di bawah KKM yaitu 63 dan persentase siswa yang mencapai KKM masih rendah yaitu 48%. Setelah dilakukan tindakan terdapat peningkatan nilai rata-rata siswa yaitu pada siklus I meningkat menjadi 66 dan persentase siswa yang mencapai KKM adalah 61%, dan pada siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 71 sedangkan persentase siswa yang mencapai KMM meningkat menjadi 72%.
viii ABSTRACT
LEARNING ACHIEVEMENT SAINS MATERIAL CHANGE IN THE NATURE OF THE OBJECT WITH METHOD OF DEMONSTRATION EXPERIMENT
ON THE STUDENTS GRADE V OF NGINO 2 ELEMENTARY SCHOOL SEMESTER 1 YEAR OF COURSES 2010/2011
By
Agatha Asih Nugraheni NIM. 081134219
This study aims to determine the increase in student achievement Elementary School fifth grade Ngino Amendment 2 on the material properties of objects by using experimental demonstration of the academic year 2010/2011.
The research is classroom action research (CAR). Subjects were fifth grade elementary school students Ngino 2 in the 2010/2011 academic year which amounted to 36 students. The research object is to increase learning achievement in science subjects concerning material changes in the nature of objects. Data collection techniques is obtained by a written test. Data were analyzed by using descriptive qualitative.
This study consisted of two cycles, where the first cycle is divided in two meetings of the first meeting and second meeting. While on the second cycle is also divided into two meetings. The meetings consist of two hour lesson, which is one hour lesson for 35 minutes. In this study, researchers selected object properties of the material change in the first semester of teaching science class V by reason of the level of student achievement in these materials is still low. This is evidenced by the average value of the class under KKM which has been determined by the school.
The results showed that prior to action taken using the method of demonstration experiments, the average value of V-grade students in 2009/2010 academic year is under the KKM is 63 and the percentage of students who pass the still low at 48%. After the action there is an increasing value of the average student in the first cycle increased to 66 and the percentage of students who pass the reached 61%, and the second cycle students' average score increased to 71 while the percentage of students who pass the increase to 72%.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan khususnya Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak mungkin selesai jika tanpa bantuan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan dosen pembimbing I, yang telah memberikan arahan, semangat, dorongan, serta sumbangan pemikiran yang penulis butuhkan untuk menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas ini.
3. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang telah memberikan bantuan ide, saran, masukan, kritik serta bimbingannya yang sangat berguna selama penelitian ini.
x
5. Ibu Suwarni, S.Pd., selaku guru kelas V SD Negeri Ngino 2 yang telah memberikan waktu dan masukan-masukan yang bermanfaat bagi penulis. 6. Siswa kelas V SD Negeri Ngino 2 yang telah bersedia menjadi subyek dalam
pelaksanaan penelitian.
7. Teman-teman penulis yang selalu memberikan semangat dan dorongan untuk menyelesaikan penelitian ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang telah memberikan dukungan dan bantuan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis dengan senang hati bersedia menerima sumbangan baik pemikiran, kritik maupun saran yang bersifat membangun. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi siapa saja.
Yogyakarta, 17 Januari 2011 Penulis
xi DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ……….……… vi
ABSTRAK ……… vii
ABSTRACT ………. viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ……… xi
DAFTAR GAMBAR ……… xiv
DAFTAR TABEL ……… xv
DAFTAR LAMPIRAN ……… xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 4
C. Perumusan Masalah ... 4
D. Pemecahan Masalah ... 4
xii
F. Tujuan Penelitian ... 5
G. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II PENDAHULUAN A. Hakikat IPA ... 7
1. Pengertian IPA ... 7
2. Karakteristik IPA ... 8
3. Tujuan Pengajaran IPA di SD ... 9
B. Tinjauan Belajar dan Prestasi Belajar ... 13
1. Definisi Belajar ... 13
2. Prestasi Belajar ... 15
C. Metode Demonstrasi Eksperimen ... 16
D. Kurikulum IPA SD Kelas V Semester 1 ... 18
1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA Kelas V Semester 1 ... 18
2. Materi Pokok Perubahan Sifat Benda dalam Mata Pelajaran IPA pada Kelas V Semester 1 ... 20
E. Kerangka Berpikir ... 24
F. Hipotesis Tindakan ... 25
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 26
B. Setting Penelitian ... 28
C. Rencana Tindakan ... 29
xiii
E. Analisis Data ... 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Kondisi Awal ... 49
B. Deskripsi Penelitian dan Hasil Penelitian ... 49
1. Deskripsi Penelitian Siklus I ... 50
2. Deskripsi Penelitian Siklus II ... 56
C. Pembahasan ... 61
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 67
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Pemanasan ... 20
Gambar 2. Pendinginan ... 21
Gambar 3. Percampuran dengan air ... 21
Gambar 4. Pembakaran ... 22
Gambar 5. Pembusukan ... 22
Gambar 6. Perkaratan ... 23
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 18
Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian ... 28
Tabel 3. Pengumpulan Data ... 41
Tabel 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 42
Tabel 5. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 43
Tabel 6. Indikator Capaian Penelitian ... 46
Tabel 7. Bentuk Soal dan Penyekoran ... 46
Tabel 8. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar ... 63
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus ……….………… 66
Lampiran 2. RPP Siklus I Pertemuan 1 ………... 69
Lampiran 3. RPP Siklus I Pertemuan 2 ………..…. 71
Lampiran 4. LKS Siklus I Pertemuan 1 ………...…… 73
Lampiran 5. LKS Siklus I Pertemuan 2 ………..………. 75
Lampiran 6. RPP Siklus II Pertemuan 1 ……….. 77
Lampiran 7. RPP Siklus II Pertemuan 2 ……….. 79
Lampiran 8. LKS Siklus II Pertemuan 1 ………. 82
Lampiran 9. LKS Siklus II Pertemuan 2 ………. 84
Lampiran 10. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ……… 86
Lampiran 11. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II …………...……… 87
Lampiran 12. Soal Evaluasi Siklus I ………... 88
Lampiran 13. Soal Evaluasi Siklus II ……….. 90
Lampiran 14. Kunci Jawaban Tes Evaluasi Siklus I ………... 92
Lampiran 15. Kunci Jawaban Tes Evaluasi Siklus II ……….. 94
Lampiran 16. Data Kondisi Awal ……… 96
Lampiran 17. Persentase KKM Kondisi Awal ……… 98
Lampiran 18. Data Perolehan Tes Evaluasi Siklus I ……….. 100
Lampiran 19. Data Persentase KKM Siklus I ……… 102
Lampiran 20. Data Perolehan Tes Evaluasi Siklus II ………..……….. 104
Lampiran 21. Data Persentase KKM Siklus II ………..…….… 106
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
IPA merupakan materi pelajaran yang relatif dekat dengan kehidupan siswa, sehingga bila dipahami secara logika seharusnya IPA merupakan materi pelajaran yang potensial untuk diminati siswa. Namun pada kenyataannya kesan umum tentang mata pelajaran IPA kurang menggembirakan.
Perubahan sifat benda merupakan kejadian yang tidak asing lagi dalam kehidupan ini. Sebagai contoh air berubah menjadi padat (es), kertas yang dibakar berubah menjadi abu, buah yang matang berubah menjadi busuk, lilin yang meleleh ketika dipanaskan dan masih banyak contoh-contoh perubahan sifat benda lainnya. Tentu saja materi ini dekat sekali dengan lingkungan kehidupan siswa, sehingga bukan suatu hal yang sulit untuk dipahami. Tetapi pada kenyataannya siswa SD Negeri Ngino 2 masih sangat kurang memahami materi yang diajarkan tersebut.
bekerja dan prinsip bermain sambil belajar. Melalui prinsip bermain sambil belajar siswa akan belajar dari pengalaman bermainnya, sehingga secara tidak langsung muncul kreativitas dari pengalaman bermain. Untuk itu guru hendaknya menciptakan bentuk pembelajaran yang kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran. (Sutarno, 2003: 8.22)
Guru sebagai faktor utama keberhasilan pembelajaran IPA, dituntut kemampuannya untuk dapat menyampaikan materi pembelajaran IPA kepada siswa dengan baik. Guru perlu mendapat pengetahuan tentang materi pembelajaran IPA dengan baik. Di samping itu guru harus menguasai berbagai strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswanya, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam pembelajaran IPA terdapat berbagai alternatif metode belajar yang dapat dipilih dan dapat diterapkan dalam pembelajaran. Selain itu, guru hendaknya dapat menentukan dengan tepat metode apa yang akan digunakan untuk mengajarkan materi tertentu misalnya materi perubahan sifat benda. Namun kenyataan di lapangan guru sering kali mengabaikan hal tersebut. Guru kebanyakan hanya menggunakan metode ceramah dan penugasan mengerjakan soal dalam menyampaikan materi pelajaran IPA, sehingga menimbulkan perasaan jenuh dan tidak adanya ketertarikan siswa pada pembelajaran IPA. Hal ini mengakibatkan rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa.
pembelajaran akan membekas dalam diri siswa. Dengan metode demonstrasi eksperimen siswa akan mendapatkan pengalaman belajar IPA yang lebih menarik karena secara tidak langsung siswa terlibat aktif dalam menemukan permasalahan yang ingin dipelajari.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada guru SD Negeri Ngino 2 diperoleh data bahwa dalam materi perubahan sifat benda kelas V semester 1 SD Negeri Ngino 2 tahun ajaran 2009/2010 masih mengalami kesulitan dalam memahami dan mempelajari materi tersebut. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai ulangan tentang materi perubahan sifat benda rata-rata nilai siswa adalah 63. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SD Negeri Ngino 2 dalam materi ini adalah 65 dan persentase siswa yang mencapai ketuntasan hanya 48%. Keadaan ini disebabkan karena metode yang dipergunakan guru kurang menarik bagi siswa, sehingga hal ini mempengaruhi hasil prestasi belajar siswa.
B. Pembatasan Masalah
Materi benda dan sifatnya memiliki cakupan yang luas, yaitu perubahan sifat dan perubahan wujud seperti pemanasan, pendinginan, pembakaran, percampuran air, pembusukan, dan perkaratan sehingga dalam penelitian ini masalah hanya akan dibatasi pada kompetensi dasar “menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap” dengan metode demonstrasi eksperimen untuk mengukur prestasi belajar siswa kelas V semester 1 SD Negeri Ngino 2 tahun ajaran 2010/2011.
C. Perumusan Masalah
Apakah penggunaan metode demonstrasi eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi perubahan sifat benda pada siswa kelas V semester 1 SD Negeri Ngino 2 tahun ajaran 2010/2011?
D. Pemecahan Masalah
E. Pembatasan Pengertian
Dengan maksud agar tidak menimbulkan pertanyaan dan multi tafsir mengenai istilah-istilah kunci dalam penelitian ini, maka akan dijelaskan seperti di bawah ini:
1. Metode demonstrasi eksperimen adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan memperlihatkan, melakukan suatu proses dan hasil dari proses itu untuk mencapai tujuan pengajaran.
2. Prestasi belajar adalah hasil belajar dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil kegiatan belajar dalam bidang akademik yang diwujudkan berupa angka-angka ulangan harian.
3. Perubahan sifat benda adalah perubahan yang menghasilkan zat baru dan perubahannya tidak dapat balik.
4. Perubahan fisika adalah perubahan benda yang dapat kembali ke wujud semula.
5. Perubahan kimia adalah perubahan benda yang tidak dapat kembali ke wujud semula.
F. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu:
mata pelajaran IPA materi perubahan sifat benda pada siswa kelas V semester 1 SD Negeri Ngino 2 tahun ajaran 2010/2011.
2. Untuk mengetahui apakah metode demonstrasi eksperimen dapat meningkatkan persentase jumlah siswa yang mencapai KKM pada mata pelajaran IPA materi perubahan sifat benda pada siswa kelas V semester 1 SD Negeri Ngino 2 tahun ajaran 2010/2011.
G. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari kegiatan penelitian ini, di antaranya adalah:
1. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan serta pengalaman dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas, khususnya yang berhubungan dengan IPA dan metode demonstrasi eksperimen.
2. Bagi pembaca, dapat memberi masukan dan pengetahuan mengenai PTK khususnya yang berhubungan dengan IPA dan metode demonstrasi eksperimen.
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hakikat IPA 1. Pengertian IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dan segala isinya. Beberapa pendapat tentang IPA oleh para tokoh IPA menurut Hendro Darmodjo (1991: 42): a. Nash (1963) dalam bukunya The Nature of Natural Sciences,
mengatakan bahwa Science is a way of looking at the world yang berarti bahwa IPA itu suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan bahwa cara IPA mengamati dunia ini bersifat analitis, lengkap, cermat, serta menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain sehingga keseluruhannya membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek yang diamatinya itu.
b. Einstein dikutip dari bukunya Nash mengatakan bahwa Science is the attempt to make the chaotic diversity of our sense experience
correspond to a logically uniform system of thought. Kalimat tersebut
berarti bahwa IPA itu merupakan suatu bentuk upaya yang membuat berbagai pengalaman menjadi suatu sistem pola berpikir yang logis tertentu.
c. Bernald dalam bukunya Science in History Jilid I mengatakan bahwa IPA dapat dipandang sebagai (1) institusi, (2) metode, (3) kumpulan
pengetahuan, (4) suatu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan produksi, (5) salah satu faktor penting yang mempengaruhi sikap dan pandangan manusia terhadap alam.
Dari beberapa pendapat para tokoh tentang IPA tersebut maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana cara atau metode untuk mengamati alam, dimana pengalaman tersebut dapat membangun pola berpikir logis manusia.
2. Karakteristik IPA
Sesuai dengan penjelasan IPA maka Pendidikan IPA di Sekolah Dasar merupakan pengetahuan yang mendasar dan integratif, maka penekanan dalam kegiatan belajar mengajar bukanlah semata-mata hanya pada produknya saja, akan tetapi diseimbangkan dengan proses kerja IPA pengembangan pola berpikir deduktif-induktif serta aktivitas-aktivitas yang dapat merangsang terbentuknya pengalaman baru perlu ditekankan. Hal ini dimaksudkan agar siswa sebagai individu dapat tumbuh dan berkembang secara utuh dan optimal dan secara sosial dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
3. Tujuan Pembelajaran IPA di SD
Ilmu Pengetahuan Alam diperlukan oleh siswa Sekolah Dasar karena IPA memberikan iuran untuk tercapainya sebagian dari tujuan pendidikan di Sekolah Dasar. Menurut Srini Iskandar dalam Ilmu Pengetahuan Alam (1996: 26) dengan pengajaran IPA diharapkan siswa akan dapat:
a. Memahami alam sekitarnya, meliputi benda-benda alam dan buatan manusia serta konsep-konsep IPA yang terkandung di dalamnya.
b. Memiliki keterampilan untuk mendapatkan ilmu, khususnya IPA “berupa keterampilan proses” atau metode ilmiah yang sederhana. c. Memiliki sikap ilmiah di dalam mengenal alam sekitarnya dan
memecahkan masalah yang dihadapinya, serta menyadari kebesaran Penciptanya.
Menurut Srini Iskandar (1996: 27) ada beberapa hal yang dapat dikembangkan pada anak usia Sekolah Dasar, yaitu:
a. Sikap ingin tahu
Sikap ingin tahu di sini dimaksudkan suatu sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari obyek yang diamatinya. Anak usia Sekolah Dasar mengungkapkan rasa ingin tahunya dengan jalan bertanya. Bertanya kepada gurunya, temannya atau pada dirinya sendiri. Jawaban itu tidak harus dari guru tetapi mungkin dapat diperoleh anak itu sendiri baik atas inisiatif sendiri, maupun atas petunjuk dari gurunya.
b. Sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru
Orang mempunyai sikap ingin mendapatkan sesuatu yang baru adalah orang yang ingin menguak tembok ketidaktahuannya itu untuk memperoleh sesuatu yang asli meskipun orang tersebut tahu akan sampai ke batas ketidaktahuan berikutnya. Sikap anak usia Sekolah Dasar seperti itu dapat dipupuk dengan cara mengajaknya melakukan pengamatan langsung pada objek-objek yang terdapat di lingkungan sekolah. Data yang mereka peroleh akan dapat memberikan sesuatu yang “baru” baginya tentang objek yang diamatinya itu.
c. Sikap kerja sama
pengetahuan yang dimiliki orang lain mungkin lebih banyak dan lebih sempurna daripada apa yang dimiliki sendiri sangatlah penting, karena dari hal tersebut dapat meningkatkan pengetahuan, seseorang merasa membutuhkan kerja sama dengan orang lain. Anak usia Sekolah Dasar memang perlu dipupuk sikapnya untuk dapat bekerja sama satu dengan yang lain. Kerja sama tersebut dapat dalam bentuk kerja kelompok, pengumpulan data maupun diskusi untuk menarik suatu kesimpulan hasil observasi.
d. Sikap tidak putus asa
Seorang ilmuwan mungkin saja telah menghabiskan waktu bertahun-tahun dengan biaya yang banyak tetapi belum memperoleh apa yang dicari. Namun tidak putus asa karena tetap yakin bahwa kegagalan yang dialami setidaknya memberi petunjuk yang berguna bagi ilmuwan lain untuk tidak mengambil jalan yang serupa. Oleh karena itu, tugas guru adalah memberikan motivasi bagi anak didik yang mengalami kegagalan dalam upayanya menggali ilmu dalam bidang IPA agar tidak putus asa.
e. Sikap tidak purba sangka
“benar” menurut akal sehat saja tidaklah cukup karena banyak yang kita pikir ternyata keliru. Seperti halnya matahari beredar mengelilingi bumi telah dipercaya orang akan kebenarannya selama ribuan tahun lamanya.
f. Sikap mawas diri
Anak usia Sekolah Dasar harus dikembangkan sikapnya untuk jujur pada dirinya sendiri, menjunjung tinggi kebenaran dan berani melakukan koreksi pada dirinya sendiri. Contoh: “Bu, tadi yang memecahkan termometer itu saya, lalu angka-angka dalam laporan itu dari melihat hasil kelompok lain”.
g. Sikap bertanggung jawab
Sikap bertanggung jawab harus dikembangkan sejak usia Sekolah Dasar, misalnya dengan membuat dan melaporkan hasil pengamatan, hasil eksperimen ataupun hasil kerjanya yang lain kepada teman sejawat, guru atau orang lain, dengan sejujur-jujurnya.
h. Sikap berpikir bebas
sendiri merupakan saat-saat yang penting bagi anak dalam mengembangkan sikap bebas.
i. Sikap kedisiplinan diri
Menurut Morse dan Wingo (1969) dalam Hendro Darmodjo (1991: 48) Pendidikan IPA 2, mengatakan bahwa kedisplinan diri dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat mengontrol atau mengatur dirinya menuju kepada tingkah laku yang dikehendaki dan dapat diterima oleh masyarakat. Salah satu pengembangan kedisiplinan diri adalah pengorganisasian kelas termasuk adanya regu-regu kebersihan dan sebagainya yang dapat diatur sendiri oleh anak-anak.
B. Tinjauan Belajar dan Prestasi Belajar 1. Definisi Belajar
Belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku. Adapun definisi belajar menurut para tokoh adalah sebagai berikut:
b. Menurut Winkel dalam Riyanto (2009: 5), belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap.
c. Menurut Walker dalam Riyanto (2009: 5), belajar adalah suatu perubahan dalam pelaksanaan tugas yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman dan tidak ada sangkut pautnya dengan kematangan rohaniah, kelelahan, motivasi, perubahan dalam situasi stimulus atau faktor-faktor yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan belajar.
d. Menurut Gagne dalam (Riyanto, 2009: 5), belajar merupakan kecenderungan perubahan pada diri manusia yang dapat dipertahankan selama proses pertumbuhan.
Menurut Kunandar (2007: 322) ada beberapa hal yang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, yaitu sebagai berikut:
a. Usahakan agar tujuan pembelajaran jelas dan menarik.
b. Guru harus antusias dalam melaksanakan tugas mengajar dan mendidik.
c. Ciptakan suasana yang sejuk dan menyenangkan. d. Libatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. e. Hubungkan pelajaran dengan kebutuhan siswa.
f. Usahakan banyak memberikan penghargaan dan pujian dari pada menghukum dan mencela.
g. Berikan PR yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. h. Hargailah hasil pekerjaan siswa.
i. Berikan kritik dengan senyuman.
j. Gunakan cara atau metode dan media mengajar yang bervariasi.
Menurut Wens Tanlain (2006: 23) tujuan belajar siswa adalah apa yang hendak dicapai siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya. Tujuan belajar ini perlu disadari dan dirumuskan secara tegas. Tujuan belajar siswa berupa kemampuan apa yang hendak diperoleh siswa yang mendasari perilakunya.
Dari beberapa pendapat para tokoh di atas tentang definisi belajar, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar.
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil belajar dari suatu aktivitas belajar yang dilakukan berdasarkan pengukuran dan penilaian terhadap hasil kegiatan belajar dalam bidang akademik yang diwujudkan berupa angka-angka ulangan harian. Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005: 8) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terencana untuk mengungkap sejauh mana seseorang menguasi bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.
(http://www.scribd.com/doc/23735462/Pengertian-Prestasi)
Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai seseorang dalam suatu pembelajaran berdasarkan pengukuran dan penilaian yang telah ditentukan.
C. Metode Demonstrasi Eksperimen
Metode demonstrasi eksperimen adalah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan memperlihatkan atau mempertunjukkan dan melakukan sesuatu proses, dan hasil dari proses itu untuk mencapai tujuan pengajaran. Beberapa kelebihan dalam penggunaan metode demonstrasi eksperimen menurut Simandjuntak Pasaribu (1983: 14) antara lain:
a. Melalui metode demonstrasi eksperimen terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab peserta didik disuruh langsung memperhatikan dan melakukan kegiatan dalam bahan pelajaran yang dijelaskan.
b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab peserta didik tidak hanya mendengar, tetapi juga melihat dan melakukan kegiatan dalam pembelajaran tersebut.
c. Dengan cara mengamati secara langsung peserta didik akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan.
d. Guru dan peserta didik sama-sama aktif dalam pembelajaran. e. Mudah memusatkan perhatian peserta didik kepada bahan pelajaran. f. Dapat memupuk dan mengembangkan bakat-bakat dan
kecekatan-kecekatan.
g. Mengembangkan rasa ingin tahu serta sikap dan tindakan ilmiah.
Di samping memiliki beberapa kelebihan, metode demonstrasi eksperimen juga memiliki beberapa kelemahan dalam pelaksanaannya, di antaranya adalah:
a. Tidak semua mata pelajaran dapat diajarkan dengan metode ini. b. Suatu eksperimen tidak selalu berhasil seperti yang diharapkan.
c. Mahalnya alat-alat praktikum di sekolah sering merupakan hambatan untuk melakukan eksperimen-eksperimen di laboratorium sekolah maupun di kelas.
Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam melakukan demonstrasi, menurut Simandjuntak Pasaribu (1986: 128) yaitu:
a. Ciptakan suasana yang baik. Jelaskan tujuan demonstrasi dan bangkitkan minat anak.
b. Usahakan agar demonstrasi itu sederhana dan hanya mengenai pokok-pokoknya saja yang mudah dipahami anak.
d. Selalu perhatikan, apakah demonstrasi itu cukup dipahami anak. Perhatikan reaksi-reaksi anak yang juga akan terlihat dari mata dan sikap anak.
e. Jangan melakukan demonstrasi dengan terburu-buru. Selingi dengan pertanyaan-pertanyaan.
f. Jangan demonstrasi itu diperpanjang, sehingga membosankan.
g. Sambil melakukan demonstrasi pada saat-saat tertentu, kita membuat rangkuman apa yang telah dipertunjukkan.
D. Kurikulum IPA SD Kelas V Semester 1
1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPA Kelas V Semester 1
Dalam satu tahun pelajaran, Kurikulum IPA di SD kelas V terdiri dari tujuh Standar Kompetensi, yang dijabarkan menjadi dua puluh dua Kompetensi Dasar (empat Standar Kompetensi dan sebelas Kompetensi Dasar di semester 1; tiga Standar Kompetensi dan sebelas Kompetensi Dasar di semester 2). Berikut ini tabel SK dan KD semester 1:
Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Makhluk Hidup dan
Proses Kehidupannya 1. Mengidentifikasi
fungsi organ tubuh manusia dan hewan
1.1. Mengidentifikasi fungsi organ pernapasan manusia
1.2. Mengidentifikasi fungsi pernapasan hewan misalnya ikan dan cacing tanah
1.3. Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan
1.4. Mengidentifikasi organ peredaran darah manusia
1.5. Mengidentifikasi gangguan pada organ peredaran darah manusia 2. Memahami cara
tumbuhan hijau membuat makanan
2.1. Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan
2.2. Mendeskripsikan ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan 3. Mengidentifikasi cara
makhluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkungan
3.1. Mengidentifikasi penyesuaian diri hewan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup 3.2. Mengidentifikasi penyesuaian diri
tumbuhan dengan lingkungan tertentu untuk mempertahankan hidup
Benda dan Sifatnya 4. Memahami hubungan
antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses
4.1. Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan dengan bahan
penyusunnya, misalnya benang, kain, dan kertas
4.2. Menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap
2. Materi Pokok Perubahan Sifat Benda dalam Mata Pelajaran IPA pada Kelas V Semester 1
Benda dapat mengalami perubahan sifat. Sifat benda yang mengalami perubahan dapat dilihat dari bentuk, warna, kelenturan, kekerasan, dan bau. Menurut Darling Kindersley (2004: 12) zat dibedakan menjadi tiga, yaitu padat, cair, dan gas. Padat adalah salah satu dari tiga wujud zat, dan tidak seperti wujud cair dan gas, zat padat berbentuk tetap dan tidak mudah berubah. Sedangkan zat cair mengalir dan tidak memiliki bentuk yang tetap. Namun, zat cair memiliki bentuk sesuai wadah tempat zat cair berada. Seperti zat cair, gas mengalir, namun tidak seperti zat padat atau cair, gas tidak tetap di tempat yang ditempati. Gas tidak memiliki bentuk atau volume, dan menyebar memenuhi segala wadah yang ditempati.
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan perubahan pada benda pemanasan, pendinginan, pembakaran, pencampuran dengan air pembusukan, dan perkaratan.
a. Pemanasan
Pemanasan menyebabkan benda mengalami perubahan wujud dari padat ke cair atau cair ke gas. Sebagai contoh dari pemanasan adalah es berubah menjadi air kembali setelah dipanaskan dan air yang dipanaskan akan berubah menjadi uap air.
b. Pendinginan
Gambar 2. Pendinginan
Pendinginan menyebabkan benda mengalami perubahan wujud. Wujud cair berubah menjadi padat. Wujud gas berubah menjadi cair. Air yang didinginkan dapat berubah menjadi es. Uap air yang mengalami pendinginan dapat berubah menjadi titik-titik kembali. Contohnya, uap minuman yang menempel pada tutup gelas akan menjadi butiran air kembali.
c. Pencampuran air
Pencampuran dengan air dapat mengalami perubahan bentuk dan kekerasan. Gula dan garam yang dicampur dengan air, lalu diaduk, akan larut. Bentuk gula tidak terlihat lagi. Bila airnya diuapkan, gula atau garam berubah kembali menjadi padat.
d. Pembakaran
Gambar 4. Pembakaran
Pembakaran dapat menyebabkan benda mengalami perubahan bentuk, warna, kekerasan, kelenturan, dan bau. Misalnya kayu yang dibakar akan berubah menjadi arang yang berwarna hitam dan rapuh. e. Pembusukan
Gambar 5. Pembusukan
f. Perkaratan
Gambar 6. Perkaratan
Perkaratan dapat menyebabkan benda mengalami perubahan warna dan kekerasan. Misalnya pisau yang tidak pernah dipakai akan tumpul dan rapuh karena berkarat.
Sebuah benda akan mengalami perubahan jika ada perlakuan pada benda tersebut. Perlakuan tersebut dapat berupa dipanaskan, dibakar, atau didinginkan.
Selain itu adapun perubahan warna yang terjadi pada suatu benda. Perubahan warna adalah peristiwa perubahan warna suatu benda karena perlakuan tertentu. Contohnya besi yang dipanaskan akan berubah warnanya menjadi merah kemudian putih.
Berdasarkan zat yang dihasilkan, ada dua macam perubahan wujud benda, yaitu:
a. Perubahan sifat benda yang bersifat sementara
perubahan yang bersifat sementara yaitu perubahan wujud air menjadi es. Air berwujud cair, dapat berubah menjadi es yang berwujud padat. Perubahan wujud benda dari cair menjadi padat disebut membeku. Perubahan sifat pada benda tersebut bersifat sementara, karena benda dapat kembali ke wujud semula.
b. Perubahan sifat benda yang bersifat tetap
Perubahan bersifat tetap adalah perubahan benda yang tidak dapat kembali ke wujud semula (irreversible). Perubahan ini menghasilkan zat baru. Perubahan bersifat tetap disebut juga perubahan kimia. Contoh perubahan yang bersifat tetap, yaitu perubahan wujud kertas yang dibakar menjadi abu. (Choiril Azmiyati, 2008: 72)
E. Kerangka Berpikir
mempelajari materi perubahan sifat benda dan juga siswa dapat berinteraksi langsung dengan suatu kelompok dalam memecahkan masalah.
Dengan metode demonstrasi eksperimen siswa menjadi lebih tertarik dan ikut terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran. Siswa tidak hanya mendapat pengetahuan tentang materi yang diajarkan, tetapi siswa juga memiliki pengalaman langsung dari proses pembelajaran tersebut yang akan membekas dalam diri siswa. Pembelajaran yang menarik bagi siswa akan berpengaruh pada gaya belajar siswa. Siswa dengan sendirinya akan lebih kreatif dan lebih aktif dalam pemikirannya. Pembelajaran dengan metode demonstrasi eksperimen akan berpengaruh dengan tingkat prestasi belajar siswa, karena pada dasarnya pembelajaran dengan metode demonstrasi eksperimen akan sangat menarik dan pengetahuan yang didapat siswa akan lebih banyak dan lebih nyata.
F. Hipotesis Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif untuk mengukur tingkat prestasi belajar siswa. Menurut Nana Syaodih (2008: 54) penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau. Penelitian deskriptif tidak mengadakan manipulasi atau pengubahan pada variabel-variabel bebas, tetapi menggambarkan suatu kondisi apa adanya. Penggambaran kondisi ini dapat secara individual atau kelompok dan menggunakan angka-angka.
Sedangkan penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Penelitian kualitatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu 1) menggambarkan dan mengungkapkan dan 2) menggambarkan dan menjelaskan. (Nana Syaodih, 2008: 60)
Dari kedua definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriprif kualitatif adalah suatu penelitian untuk menggambarkan, mengungkapkan, menjelaskan, dan menganalisis fenomena-fenomena yang ada baik secara kelompok atau individu yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran yang terencana sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi perubahan sifat benda dengan metode demonstrasi eksperimen.
Penggunaan metode demonstrasi eksperimen diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan siswa untuk mengikuti pembelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan metode demonstrasi eksperimen siswa juga dapat melihat atau ikut aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan perbaikan ini dilakukan dalam dua siklus, tiap-tiap siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Menurut Kasbolah (2001: 10) tahapan dalam setiap siklus dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 7. Desain Siklus
Siklus I Siklus II
Rencana tindakan
Observasi
Pelaksanaan tindakan Refleksi
Rencana tindakan
Refleksi Pelaksanaan tindakan
B. Setting Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri Ngino 2, Margoagung, Seyegan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah kelas V SD Negeri Ngino 2 yang terdiri dari satu kelas yang berjumlah 36 siswa, laki-laki 18 siswa dan perempuan 18 siswa.
3. Obyek Penelitian
Obyek penelitian ini adalah peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA tentang materi perubahan sifat benda siswa kelas V SD Negeri Ngino 2 tahun ajaran 2010/2011.
4. Waktu Penelitian
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 1, 2, 8 dan 9 November tahun 2010. Jadwal kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Tahun 2010/2011
Juli Agt. Sept. Okt. Nov. Des. Jan. 1 Pengumpulan data
kondisi awal 9
2 Observasi 9
3 Ijin pengambilan data 9
4 Pengambilan data 9 9
No Kegiatan Tahun 2010/2011
Juli Agt. Sept. Okt. Nov. Des. Jan.
6 Penyusunan laporan 9 9
7 Ujian skripsi 9
8 Revisi laporan skripsi 9
C. Rencana Tindakan 1. Persiapan
Persiapan penelitian tindakan kelas ini disusun sebagai berikut: a. Permintaan ijin kepada Kepala SD Negeri Ngino 2.
Permintaan ijin di sini dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat berjalan dengan lancar oleh persetujuan pihak sekolah dan mendapatkan data yang sesuai.
b. Wawancara.
Wawancara di sini dimaksudkan untuk mencari informasi tentang kondisi awal prestasi siswa dan kendala-kendala yang dialami guru dalam menyampaikan materi belajar. Informasi-informasi diperoleh dengan hasil wawancara dari para guru.
c. Identifikasi masalah.
Setelah diperoleh data dari hasil wawancara maka peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan tindak lanjutnya.
e. Membuat kisi-kisi dan soal untuk tes atau evaluasi pada siklus I dan siklus II.
2. Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan terdapat prosedur-prosedur. Prosedur penelitian ini meliputi prosedur umum dan prosedur khusus.
a. Prosedur umum
Secara umum kegiatan pembelajaran ini didasarkan pada sistematika sebagai berikut:
1) Kegiatan awal
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan guru pada awal pembelajaran, misalnya mengucapkan salam, mengecek kehadiran siswa dan yang terpenting adalah mengadakan apersepsi untuk menarik perhatian siswa agar lebih bersemangat mengikuti proses pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
3) Kegiatan Akhir
Kegiatan ini berupa kegiatan penutup dimana guru dan siswa dapat menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan dan mengadakan refleksi untuk mengetahui apakah siswa masih mengalami kesulitan atau tidak.
b. Prosedur Khusus Siklus I
1. Pertemuan 1 a) Perencanaan
Sebelum melakukan perbaikan, peneliti terlebih dahulu menyusun perangkat pembelajaran yaitu:
i. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi pemanasan dan pendinginan siklus I.
ii. Menyusun lembar kerja siswa.
iii. Menyusun soal evaluasi dan kunci jawaban. iv. Menyusun penilaian.
v. Menyiapkan alat dan bahan percobaan. b) Pelaksanaan
1. Kegiatan awal
i. Salam pembuka dan berdoa.
ii. Mengecek kehadiran dan kesiapan siswa.
Mengapa lilin meleleh jika dipanaskan? Terbuat dari apakah es itu?
iv. Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi pemanasan dan pendinginan.
2. Kegiatan Inti
i. Siswa dibagi dalam enam kelompok, setiap kelompok terdiri dari enam siswa.
ii. Siswa memperhatikan demonstrasi tentang pemanasan dan pendinginan yang dilakukan oleh guru di depan kelas. iii. Siswa melakukan eksperimen pemanasan dan
pendinginan dengan alat-alat yang disediakan sesuai dengan demonstrasi yang dilakukan guru tadi.
iv. Siswa mengisi lembar kerja yang telah diberikan guru. 3. Kegiatan akhir
i. Guru dan siswa menyimpulkan hasil pembelajaran tadi secara bersama-sama.
ii. Penugasan iii. Refleksi iv. Salam penutup c) Observasi
adalah mencatat peristiwa yang terjadi selama pelaksanaan tindakan.
d) Refleksi
Peneliti menyimpulkan hasil pengamatan atau observasi berupa catatan dan data dari hasil pelaksanaan tindakan tentang jalannya pembelajaran dan kendala-kendala yang dihadapi. Data tersebut digunakan untuk menilai apakah pelaksanaan tindakan tersebut lebih efektif dan efisien untuk menemukan daftar permasalahan yang muncul pada saat tindakan. Temuan di atas digunakan dasar untuk melaksanakan perencanaan berulang dan menentukan langkah-langkah berikutnya.
2. Pertemuan 2 a) Perencanaan
Sebelum melakukan perbaikan, peneliti terlebih dahulu menyusun perangkat pembelajaran yaitu:
i. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi pokok perubahan sifat benda karena faktor percampuran dengan air.
ii. Menyusun lembar kerja siswa.
iii. Menyusun soal evaluasi dan kunci jawaban. iv. Menyusun penilaian.
b) Pelaksanaan 1. Kegiatan awal
i. Salam pembuka dan berdoa.
ii. Mengecek kehadiran dan kesiapan siswa.
iii. Mengadakan apersepsi: tanya-jawab tentang perubahan sifat yang ada di sekitar siswa.
Apa yang terjadi jika air dicampur dengan gula?
iv. Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi percampuran dengan air dan tes evaluasi.
2. Kegiatan Inti
i. Siswa dibagi dalam enam kelompok, setiap kelompok terdiri dari enam siswa.
ii. Siswa memperhatikan demonstrasi tentang percampuran dengan air yang dilakukan oleh guru di depan kelas. iii. Siswa melakukan eksperimen percampuran dengan air
dengan alat-alat yang disediakan sesuai dengan demonstrasi yang dilakukan guru tadi.
iv. Siswa mendengarkan penjelasan yang diberikan guru tentang jenis perubahan sifat benda yang dilakukan dalam eksperimen tersebut.
3. Kegiatan akhir
i. Siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran tadi secara bersama-sama.
ii. Penugasan iii. Refleksi iv. Salam penutup c) Observasi
Observasi pada siklus I pertemuan kedua ini peneliti masih mengamati kegiatan belajar dan mencatat peristiwa-peristiwa yang terjadi selama proses pembelajaran. Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap secara objektif tentang perkembangan proses pembelajaran, dan pengaruh tindakan yang dipilih terhadap kondisi kelas. Pada akhir pertemuan siklus I dilakukan tes tertulis untuk mengetahui hasil prestasi yang dicapai siswa. d) Refleksi
peneliti menentukan keputusan untuk melakukan siklus lanjutan ataukah berhenti karena masalahnya telah terpecahkan.
Siklus II 1. Pertemuan 1
a) Perencanaan
Sebelum melakukan kegiatan, peneliti terlebih dahulu menyusun perangkat pembelajaran yaitu:
i. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi pokok perubahan sifat benda karena faktor pembakaran dan pembusukan.
ii. Menyusun lembar kerja siswa.
iii. Menyusun soal evaluasi dan kunci jawaban. iv. Menyusun penilaian.
v. Menyiapkan alat dan bahan percobaan. b) Pelaksanaan
1. Kegiatan awal
i. Berdoa dan salam pembuka
ii. Mengecek kehadiran dan kesiapan siswa iii. Mengadakan apersepsi: tanya-jawab.
iv. Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi pembakaran dan pembusukan.
2. Kegiatan inti
i. Siswa dibagi dalam sembilan kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat siswa.
ii. Salah satu kelompok mendemonstrasikan pembakaran dan pembusukan sesuai langkah kerja dalam lembar kerja siswa dengan bimbingan guru.
iii. Setiap kelompok melakukan eksperimen seperti yang telah dilakukan pada siklus I.
iv. Siswa mengisi LKS yang berkaitan dengan kegiatan tersebut.
3. Kegiatan akhir i. Menarik kesimpulan ii. Penugasan
iii. Refleksi c) Observasi
d) Refleksi
Peneliti menyimpulkan hasil pengamatan atau observasi berupa catatan dan data dari hasil pelaksanaan tindakan tentang jalannya pembelajaran dan kendala-kendala yang dihadapi. Data tersebut digunakan untuk menilai apakah pelaksanaan tindakan tersebut lebih efektif dan efisien untuk menemukan daftar permasalahan yang muncul pada saat tindakan. Temuan di atas digunakan dasar untuk melaksanakan perencanaan berulang dan menentukan langkah-langkah berikutnya.
2. Pertemuan 2 a) Perencanaan
Sebelum melakukan kegiatan, peneliti terlebih dahulu menyusun perangkat pembelajaran yaitu:
i. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi pokok perubahan sifat benda karena faktor perkaratan.
ii. Menyusun lembar kerja siswa.
iii. Menyusun soal evaluasi dan kunci jawaban. iv. Menyusun penilaian.
v. Menyiapkan alat dan bahan percobaan. b) Pelaksanaan
i. Berdoa dan salam pembuka
ii. Mengecek kehadiran dan kesiapan siswa
iii. Mengadakan apersepsi: tanya-jawab tentang kayu yang dibakar berubah menjadi abu.
iv. Menyampaikan tujuan pembelajaran tentang materi perkaratan.
2. Kegiatan inti
i. Siswa dibagi dalam sembilan kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat siswa.
ii. Setiap kelompok melakukan pengamatan tentang perkaratan dengan contoh benda berkarat yang telah dibawa.
iii. Siswa mendengarkan penjelasan tentang jenis perubahan sifat benda yang ada dalam kegiatan eksperimen siswa tersebut.
iv. Siswa mengisi LKS yang berkaitan dengan kegiatan tersebut.
v. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu. 3. Kegiatan akhir
i. Menarik kesimpulan ii. Penugasan
c) Observasi
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II pertemuan kedua ini peneliti melakukan observasi tentang jalannya proses pembelajaran. Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti pada waktu berlangsungnya kegiatan belajar. Observasi yang dilakukan adalah mencatat peristiwa yang terjadi selama pelaksanaan tindakan. Sedangkan data untuk mengetahui hasil prestasi belajar siswa diambil melalui tes tertulis.
d) Refleksi
Kegiatan refleksi di sini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan metode yang digunakan dengan melihat dari kendala-kendala yang dihadapi siswa.
D. Pengumpulan Data dan Instrumennya
Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh data yaitu berupa data kondisi awal hasil prestasi belajar siswa kelas V semester 1 SD Negeri Ngino 2 tahun ajaran 2009/2010. Data kondisi awal prestasi belajar siswa kelas V semester 1 SD Negeri Ngino 2 tahun ajaran 2009/2010 terlampir dalam lampiran.
dan menghasilkan data dari hasil pengukuran yang berbetuk angka-angka. Instrumen yang bersifat mengukur secara umum dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu tes dan skala.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengukuran dengan tes. Tes yang digunakan dalam pendidikan biasa dibedakan antara tes hasil belajar dan tes psikologi. Tes hasil belajar mengukur hasil-hasil belajar yang dicapai siswa selama kurun waktu tertentu, misalnya tes akhir pertemuan, tes mingguan, tes akhir pokok bahasan, tes tengah semester, tes semester, tes-tes jenjang pendidikan, dan tes-tes lainnya. Tes hasil belajar yang dilakukan peneliti adalah tes akhir pertemuan.
Tabel 3. Pengumpulan Data
No. Peubah Data Pengumpulan Instrumen
1 Prestasi belajar Skor nilai tes Tes evaluasi Soal-soal evaluasi
Pada dasarnya instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur dalam rangka pengumpulan data. Dalam pendidikan, instrumen alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data dapat berupa tes atau non tes. Instrumen-instrumen yang disusun oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (terlampir)
2. Penyusunan LKS (terlampir) 3. Penyusunan soal-soal evaluasi
Tabel 4. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I
Indikator
Tes Aspek dan No.Soal
Obyektif Isian
• Siswa dapat
Tabel 5. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II
Indikator
Tes Aspek dan No.Soal
Obyektif Isian
dan
siswa dan sebelumnya telah melalui proses konsultasi dengan ahli. Tes validitas dilakukan melalui “expert judgement” dimana telah ditempuh lewat konsultasi dengan ahli, dalam hal ini adalah dosen pembimbing. Tes tertulis di sini merupakan alat ukur yang reliabel karena dapat memberikan hasil pengukuran hasil belajar yang relatif tetap secara konsisten.
Validitas suatu instrumen adalah suatu derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur (Syaodih, 2008: 156). Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak diukur. Seorang guru seharusnya melakukan tes untuk melakukan penilaian apakah para siswa dapat menguasai pengetahuan telah diberikan di kelas, sehingga guru dapat membuat tes yang cocok dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.
E. Analisis Data
1. Kondisi awal prestasi belajar siswa
Kondisi awal prestasi belajar siswa dan kondisi akhir yang diharapkan adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Indikator Capaian Penelitian
Peubah Indikator Kondisi
Awal Siklus I Siklus II Prestasi
belajar siswa
Nilai rata-rata siswa dalam materi perubahan sifat benda
63 65 70
Persentase jumlah siswa
yang mencapai KKM 48% 60% 70%
2. Penyekoran
Tabel 7. Bentuk Soal dan Penyekoran
Tipe Jumlah Skor maksimal per nomor
Skor maksimal per tipe
Soal Pilihan Ganda 10 1 10
Soal Isian Singkat 10 1 10
Soal Uraian 5 2 10
TOTAL SKOR KESELURUHAN 30
Ketentuan penyekoran dalam soal
a. Ketentuan penyekoran dalam soal pilihan ganda: Skor 1 jika : jawaban benar
b. Ketentuan penyekoran dalam soal isian singkat: Skor 1 jika : jawaban kurang benar
Skor 0 jika : jawaban salah atau tidak menjawab sama sekali c. Ketentuan penyekoran dalam soal uraian:
Skor 2 jika : jawaban tepat
Skor 1 jika : jawaban kurang tepat Skor 0 jika : tidak menjawab sama sekali
Hasil skor yang diperoleh siswa dapat dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
N = nilai akhir
R = skor yang didapat siswa SM = jumlah skor maksimal 100 = bilangan tetap
Cara menghitung persentase (%) KKM :
Dalam penelitian ini, setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan berhasil jika terjadi perubahan yang ditunjukkan dengan meningkatnya prestasi belajar dalam mata pelajaran IPA materi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Ngino 2 yang terletak di desa Ngino, Margoagung, Seyegan, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V tahun ajaran 2010/2011, dimana sebelum melakukan penelitian peneliti telah memperoleh data kondisi awal siswa kelas V tahun ajaran 2009/2010. Jumlah siswa kelas V tahun ajaran 2009/2010 adalah 33 siswa, laki-laki 17 siswa dan perempuan 16 siswa. Peneliti memilih kelas V sebagai subyek penelitian dan mata pelajaran IPA materi Perubahan Sifat Benda sebagai obyek penelitian karena dari informasi yang diperoleh nilai rata-rata yang diperoleh siswa kelas V tahun ajaran 2009/2010 yaitu 63, rata-rata tersebut di bawah KKM yang telah ditentukan sekolah yaitu 65, sedangkan persentase siswa yang mencapai KKM hanya 48%. Data kondisi awal siswa kelas V tahun ajaran 2009/2010 dapat dilihat pada lampiran 16 dan lampiran 17.
B. Deskripsi Penelitian dan Hasil Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan pada tanggal 1, 2, 8, dan 9 November 2010, yaitu sesuai dengan jadwal mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Ngino 2. Adapun deskripsi penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Deskripsi Penelitian Siklus I a. Perencanaan
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tentang materi Perubahan Sifat Benda pada mata pelajaran IPA yang mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada dalam silabus kurikulum tingkat satuan pendidikan. Standar kompetensi yang diambil yaitu memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses. Sedangkan kompetensi dasar yang diambil adalah menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.
Rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi dua pertemuan, yaitu pertemuan pertama yang membahas tentang pemanasan dan pendinginan, dan pertemuan kedua yang membahas tentang percampuran dengan air dan tes evaluasi siklus I. Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 1 November 2010 dan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 2 November 2010.
2) Menyusun lembar kerja siswa (LKS)
sarana untuk mengupayakan keruntutan suatu kegiatan pembelajaran agar siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang mengenangkan. Lembar kerja siswa ini akan sangat membantu dalam kegiatan eksperimen, yaitu berisi tentang kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran dan langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
3) Menyusun soal evaluasi dan kunci jawaban
Pada dasarnya penelitian tindakan kelas yang dilakukan peneliti ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Ngino 2 pada mata pelajaran IPA materi Perubahan Sifat Benda, sehingga alat ukur yang digunakan untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa adalah dengan soal evaluasi.
Pada siklus I ini untuk mengetahui sejauh mana siswa menangkap materi pembelajaran dengan metode demonstrasi eksperimen maka pada akhir siklus diberikan tes evaluasi. Soal evaluasi berjumlah 25 soal yang terdiri dari 10 soal pilihan ganda, 10 soal isian singkat, 5 soal uraian. Soal evaluasi ini juga dilengkapi dengan kunci jawaban, sehingga sudah memiliki patokan.
4) Menyusun penilaian
prestasi belajar yang telah dicapai siswa. Pada siklus I ini penilaian dirumuskan sebagai berikut:
5) Menyiapkan alat dan bahan percobaan
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan metode demonstrasi sehingga perlu banyak persiapan di antaranya adalah mempersiapkan alat dan bahan percobaan. Pada siklus I alat dan bahan yang dipergunakan adalah lilin, air panas, gula, garam, gelas, sendok, korek api, dan tutup gelas.
b. Pelaksanaan 1) Pertemuan 1
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 1 November 2010 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran
a) Kegiatan awal
Sebelum pembelajaran dimulai guru mengecek kehadiran siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Guru memberikan apersepsi untuk memudahkan siswa masuk ke dalam materi yang akan dipelajari yaitu tentang pemanasan dan pendinginan. Apersepsi yang dilakukan adalah tanya jawab dengan siswa seperti “apa yang terjadi jika lilin dipanaskan?”. Setelah mengadakan apersepsi guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b) Kegiatan inti
Pembelajaran pada pertemuan pertama ini siswa dibagi dalam dibagi dalam kelompok-kelompok untuk melakukan demonstrasi eksperimen tentang proses pemanasan dan pendinginan. Siswa dibagi menjadi enam kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari enam anak. Masing-masing kelompok menyiapkan alat dan bahan seperti lilin, gelas, tutup gelas, korek api, dan air panas. Setiap kelompok dibagikan lembar kerja siswa untuk mempermudah langkah kerja dalam kegiatan eksperimen.
guru memberikan penjelasan dan memberikan rangkuman penting hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
c) Kegiatan akhir
Dalam kegiatan akhir ini guru dan siswa secara bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran dan mengadakan refleksi pembelajaran. Kesulitan-kesulitan yang masih dialami siswa dapat dikemukan pada saat kegiatan refleksi. Guru memberikan penugasan untuk membawa alat dan bahan yang akan dipergunakan pada pertemuan berikutnya. 2) Pertemuan 2
a) Kegiatan awal
Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua ini diawali dengan mengecek kehadiran dan kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Guru mengadakan apersepsi sebagai batu loncatan masuk ke materi percampuran dengan air dengan mengadakan tanya jawab kepada siswa seperti “apa yang terjadi jika gula dicampur dengan air?”. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut.
b) Kegiatan inti
mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam kegiatan demonstrasi eskperimen
c) Kegiatan akhir
Kegiatan akhir pembelajaran ditutup dengan menarik kesimpulan dari hasil pembelajaran. Guru menugaskan siswa untuk membawa alat dan bahan yang akan dipergunakan pada pertemuan berikutnya. Kegiatan akhir ini juga diakhiri dengan refleksi bersama tentang kesulitan-kesulitan yang masih dialami oleh siswa.
c. Observasi Siklus I
Pada saat pembelajaran siklus I berlangsung guru telah melakukan observasi terhadap jalannya proses pembelajaran. Dari hasil observasi yang dilakukan oleh guru pada proses pembelajaran siklus I dapat dilihat bahwa siswa lebih antusias dan tertarik dalam mengikuti pembelajaran IPA. Siswa dapat mengikuti kegiatan demonstrasi eksperimen dengan rasa ingin tahu yang tinggi. Hal ini terlihat saat guru melakukan demonstrasi, beberapa siswa menanyakan proses yang didemonstrasikan tersebut.
d. Refleksi Siklus I
atau dalam persentase sebesar 61%. Selain itu masih ada beberapa siswa yang hanya bermain dalam kelompoknya karena percobaan yang dilakukan sudah didemonstrasikan terlebih dahulu sehingga rasa ingin tahu siswa menjadi berkurang. Siswa akan lebih tertantang jika eksperimen dilakukan secara mandiri tetapi tetap didampingi oleh guru.
2. Deskripsi Penelitian Siklus II a. Perencanaan
1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran tentang materi Perubahan Sifat Benda pada mata pelajaran IPA yang mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ada dalam silabus kurikulum tingkat satuan pendidikan. Standar kompetensi yang diambil yaitu memahami hubungan antara sifat bahan dengan penyusunnya dan perubahan sifat benda sebagai hasil suatu proses. Sedangkan kompetensi dasar yang diambil adalah menyimpulkan hasil penyelidikan tentang perubahan sifat benda, baik sementara maupun tetap.
I. Siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 1 November 2010 dan siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 2 November 2010.
2) Menyusun lembar kerja siswa (LKS)
Dalam melakukan kegiatan pembelajaran, siswa akan lebih mudah menyerap pembelajaran jika pembelajaran tersebut dibawakan secara runtut. Lembar kerja siswa merupakan salah satu sarana untuk mengupayakan keruntutan suatu kegiatan pembelajaran agar siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang mengesankan. Lembar kerja siswa ini akan sangat membantu dalam kegiatan eksperimen, yaitu berisi tentang kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran dan langkah-langkah dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan.
3) Menyusun soal evaluasi dan kunci jawaban
Soal evaluasi pada siklus II berjumlah 25 soal, dengan soal pilihan ganda berjumlah 10 soal, soal isian singkat berjumlah 10 soal, dan soal uraian dengan jumlah 5 soal.
4) Menyusun penilaian
Pada siklus II ini penilaian untuk menghitung skor siswa dari tes evaluasi dirumuskan sebagai berikut:
5) Menyiapkan alat dan bahan percobaan
Alat dan bahan yang dipergunakan dalam siklus II ini adalah lilin, kayu, kertas, apel segar, apel busuk, besi tidak berkarat, besi berkarat, dan korek api.
b. Pelaksanaan 1) Pertemuan 1
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 1 November 2010 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran
a) Kegiatan awal
Kegiatan awal dilakukan seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya yaitu mengecek kehadiran siswa dan kesiapan siswa. Setelah itu guru memberikan apersepsi untuk masuk ke materi pembakaran dan pembusukan. Guru juga menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran tersebut.
b) Kegiatan inti
apel busuk. Guru membagikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok. Kemudian salah satu kelompok melakukan demonstrasi di depan kelompok lain tentang proses pembakaran dan proses pembusukan. Setelah itu masing-masing kelompok melakukan eksperimen sendiri. Guru dan siswa membahas hasil eksperimen yang telah dilakukan. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil pengamatannya di depan kelompok lain. Kemudian guru memberikan penjelasan dan rangkuman tentang pembelajaran yang telah dilakukan.
c) Kegiatan akhir
Guru dan siswa menarik kesimpulan pada akhir pelajaran dan memberi penugasan kepada siswa untuk membawa alat dan bahan yang dibutuhkan pada pertemuan berikutnya. Guru dan siswa mengadakan refleksi bersama.
2) Pertemuan 2 a) Kegiatan awal
pembelajaran tersebut. Kegiatan awal ini berlangsung kurang lebih selama 10 menit.
b) Kegiatan inti
Setelah apersepsi dilakukan, guru mengajak siswa untuk masuk ke materi pokok yang akan dipelajari. Siswa dibagi dalam sembilan kelompok, setiap kelompok terdiri dari empat siswa. Dalam kelompok ini siswa menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan eksperimen dengan submateri perkaratan. Salah satu kelompok mendemonstrasikan percobaan dan kelompok lain memperhatikan. Setelah itu masing-masing kelompok melakukan eksperimen secara mandiri. Kegiatan eksperimen dilakukan dengan bantuan lembar kerja siswa, dimana dalam lembar kerja siswa tersebut terdapat pertanyaan-pertanyaan untuk menyimpulkan hasil eksperimen.
c) Kegiatan akhir
Kegiatan akhir pada silus II ini ditutup dengan menyimpulkan hasil pembelajaran dan melakukan refleksi bersama.
c. Observasi Siklus II
Setelah dilakukan observasi pada siklus II siswa terlihat lebih antusias melakukan kegiatan eksperimen. Selain itu dalam kelompok yang lebih kecil siswa lebih teratur dalam pembagian tugas kelompok sehingga anak yang bermain saat kegiatan eksperimen sudah sangat berkurang.
d. Refleksi Siklus II
Pada siklus II perolehan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 71 dari nilai rata-rata siklus I yaitu 66. Siswa yang dinyatakan tuntas dalam siklus II ini sebanyak 26 anak atau 72% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 10 anak atau 28%.
C. Pembahasan
melakukan kegiatan demonstrasi eksperimen tentang materi perubahan sifat benda (pemanasan, pendinginan, dan percampuran dengan air). Sebelum siswa melakukan kegiatan eksperimen secara berkelompok, guru mendemonstrasikan salah satu percobaan di depan kelas dan masing-masing kelompok kemudian mengadakan percobaan sendiri.
Hasil prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri Ngino pada siklus I meningkat dibandingkan kondisi awal sebelum diterapkan metode demonstrasi eksperimen. Rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus I adalah 66. Tetapi pada siklus I ini masih ada 14 anak yang tidak tuntas, artinya nilai anak tersebut masih berada dibawah nilai KKM yang telah ditentukan yaitu 65. Sedangkan siswa yang sudah mencapai KKM berjumlah 22 anak. Jika dilihat dalam bentuk presentase jumlah yang anak yang mencapai KKM adalah 39%, sedangkan yang sudah tuntas sebesar 61%.
Pada pembelajaran siklus II ini salah satu kelompok mendemonstrasikan percobaan dengan bantuan lembar kerja siswa yang telah dibagikan oleh guru. Setelah kelompok lain melihat demonstrasi tadi, kemudian masing-masing kelompok melakukan eksperimen sendiri. Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini diakhir dengan tes evaluasi. Dengan tes evaluasi tersebut dapat diketahui seberapa kemampuan yang telah dicapai siswa. Pada siklus II ini rata-rata kelas siswa V meningkat dibanding pada siklus I. Perolehan rata-rata kelas pada siklus II ini adalah 71.
Hasil peningkatan prestasi belajar dari kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 8. Hasil Peningkatan Prestasi Belajar
Peubah Indikator Kondisi Awal
Siklus I Siklus II Target Capaian Target Capaian
Prestasi belajar siswa
Nilai rata-rata siswa dalam materi
perubahan sifat benda
63 65 66 70 71
Persentase siswa yang
Sedangkan perolehan hasil evaluasi siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tbel di bawah ini:
Tabel 9. Hasil Perolehan Siklus I dan Siklus II
No. Nama Siswa Nilai 15 Fitria Nuraini
60 73 16 Husnun Lathifah
70 73 17 Arif Rahmat S.
70 60 18 Latifah Nirbita A.
73 87 19 Siti Falayatun
77 87 20 Diky Setiawan
60 60 21 Dunung Pangestu
67 70 22 Ambar Puspitasari
57 60 23 Rekhisa K.
80 80
24 Arif Fajar S.
25 Satrievi Purbarini 32 Zulaicha Novitasari
67 70 33 Bima Darma Putra
67 80 34 Syafi Andriantoko
60 50 35 Rizka Muzdalifa
70 83
Dari hasil evaluasi siklus I dan siklus II terdapat siswa yang nilainya menurun dari siklus I ke siklus II. Keadaan ini disebabkan karena siswa dibagi dalam kelompok-kelompok dan bekerja di dalam kelompok sehingga kegiatan demonstrasi eksperimen yang dilakukan pelajaran kurang diperhatikan dan pengetahuan yang diterima siswa tidak begitu jelas. Di samping itu siswa mungkin sulit menuangkan seluruh pemikirannya karena dibatasi dalam kerja kelompok, sehingga perolehan nilai dari siklus I ke siklus II menurun.