• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV. METODE PENELITIAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

26

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan ini sedang merencanakan bisnis untuk melakukan peningkatan usaha di bidang pakan konsentrat. Pengambilan data dilakukan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2011.

4.2 Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian pada perusahaan CV. Cisarua Integrated Farming, Kampung Barusireum Desa Cibeurem Kecamatan Cisarua, Bogor ini meliputi data primer dan data sekunder, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara dan diskusi dengan mengajukan pertanyaan kepada manajer perusahaan, supervisor unit usaha pakan konsentrat, staf karyawan bagian administrasi dan keuangan, seluruh karyawan bagian produksi pakan konsentrat, pemasaran serta pihak-pihak terkait lainnya. Selain itu, data juga diperoleh dari hasil pengamatan penulis selama mengikuti kegiatan di lokasi peternakan untuk memperoleh informasi tambahan mengenai teknis produksi pakan konsentrat guna mendukung data lain yang diperoleh.

Data sekunder merupakan data pelengkap dari data primer yang diperoleh dan dikumpulkan secara tidak langsung dari studi literatur dari bahan-bahan kepustakan yang relevan, baik yang berasal dari perusahaan seperti laporan keuangan perusahaan, struktur organisasi perusahaan, arsip pada unit usaha produksi pakan konsentrat, laporan magang dan skripsi yang berhubungan dengan usaha ternak sapi perah. Data sekunder juga diperoleh melalui studi pustaka dari berbagai literatur yang digunakan, seperti laporan-laporan yang terdapat di perusahaan, majalah, koran dan internet untuk melengkapi penulisan penelitian.

(2)

27 4.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data primer yang digunakan dalam pengkajian ini adalah metode pengumpulan data melalui survey dan studi kasus, yaitu dengan cara melakukan pengamatan dan ikut berpartisipasi langsung di lokasi peternakan selama 2 bulan di CV. Cisarua Integrated Farming. Selain itu data juga diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pimpinan, staf manajemen dan juga karyawan perusahaan yang dilakukan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh pimpinan perusahaan, staf manajemen atau karyawan perusahaan.

4.4 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam Analisis kelayakan Usaha ini adalah metode analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk menguraikan data-data yang bersifat kualitatif dengan penguraian deskriptif meliputi aspek pasar dan pemasaran, teknis dan teknologi, organisasi dan manajemen, dan finansial. Selain itu berbagai informasi yang mendukung strategi peningkatan kemampuan jumlah produksi pakan konsentrat dan juga melalui perbaikan sistem manajemen dalam unit usaha pakan konsentrat yang akan diusulkan pada Peternakan Sapi Perah CV. Cisarua Integrated Farming. Metode lain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis kuantitatif berupa analisis rugi laba dan perhitungan kriteria kelayakan investasi secara finansial berdasarkan nilai bersih kini (NetPresent Value), rasio manfaat dan biaya (Internal Rate of Return), dan waktu pengembalioan investasi (Payback Period) dan arus tunai (Cash Flow) yang dihasilkan serta analisis kepekaan (Sensitivitas) untuk melihat kepekaan usaha ternak sapi perah terhadap perubahan atau kesalahan dalam perhitungan biaya dan manfaat. Sedangkan analisis laporan laba/rugi digunakan untuk mengukur seberapa besar keuntungan tambahan yang akan diperoleh perusahaan dengan adanya rencana peningkatan kemampuan jumlah produksi pakan konsentrat tersebut.

4.4.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

Penilaian dari segi aspek pasar dan pemasaran didasarkan pada hal-hal yang meliputi permintaan dan penawaran pasar akan pakan konsentrat; penetapan harga; perkiraan penjualan produk dan straregi pemasaran yang meliputi bauran

(3)

28 pemasaran (marketing mix) mengenai produk pakan konsentrat yang akan dihasilkan.

4.4.2 Aspek Teknis dan Teknologi

Penilaian aspek teknis didasarkan pada hal-hal yang bersifat teknis baik pada saat perencanaan maupun pengoperasian unit usaha produksi pakan konsentrat. Penilaian tersebut meliputi layout unit usaha pakan konsentrat pada lokasi peternakan setelah pengembangan usaha, skala operasi, mesin dan alat-alat yang sudah tersedia, jenis dan karakteristik saprotan yang akan dijadikan bahan baku dalam proses produksi pakan konsentrat, teknologi yang akan digunakan, serta bagaimana tahapan proses produksi yang akan diterapkan oleh perusahaan setelah adanya recana pengembangan usaha tersebut. Secara teknis rencana pengembangan usaha dalam peningkatan kapasitas produksi pakan konsentrat dapat dilaksanakan apabila kebutuhan bisnis dapat dipenuhi, baik kebutuhan akan bahan-bahan maupun kebutuhan akan fasilitas dan teknologi. Hasil dari aspek teknis akan menentukan nilai-nilai yang terdapat dalam aspek finansial dan ekonomi sehingga menentukan menguntungkan (layak) atau tidaknya bisnis secara finansial.

4.4.3 Aspek Organisasi dan Manajemen

Aspek organisasi dan manajemen merupakan deskripsi mengenai peranan fungsi manajemen dalam pelaksanaan rencana pengembangan usaha tersebut. Deskripsi ini akan menjelaskan tentang perencanaan manajemen organisasi (struktur organisasi dan uraian pekerjaan), perencanaan manajemen sumberdaya manusia (pembagian tugas, perekrutan tenaga kerja, dan pembagian jam kerja untuk setiap bagian pekerjaan), perencanaan manajemen pemasaran, dan perencanaan manajemen keuangan.

4.4.4 Aspek Finansial

Aspek finansial akan menguraikan perencanaan biaya dan pendanaan yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan pengembangan usaha melalui peningkatan jumlah produksi dan perbaikan sistem manajemen pada unit usaha pakan kosentrat. Penilaian aspek finansial diperlukan untuk menilai kelayakan usaha dari segi finansial. Alat ukur kelayakan usaha yang digunakan antara lain terdiri dari

(4)

29 enam komponen yaitu Bisnissi Laba Rugi, Bisnissi Cashflow, Net Presen Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Ratio (Net B/C), Payback Period (PP), analisis Sensitivitas.

1. Laba Rugi

Salah satu analisis finansial yang digunakan dalam Analisis kelayakan Usaha ini adalah laba rugi. Laporan laba rugi adalah suatu laporan keuangan yang meringkas penerimaan dan pengeluaran selama periode akuntansi (Gittinger, 1986). Laporan laba rugi terdiri dari beberapa komponen yaitu Total Revenue (TR), Total Fixed Cost (TFC), Total Variabel Cost (TVC), Total Cost (TC), laba kotor, pajak dan laba bersih setelah pajak. Pendapatan bersih atau laba adalah apa yang tersisa setelah dikurangkan dengan pengeluaran–pengeluaran yang timbul di dalam memproduksi barang dan jasa atau dan penerimaan yang diperoleh dengan menjual barang dan jasa tersebut.

a. Total Penerimaan

Penerimaan total merupakan total uang yang dibayarkan kepada produsen untuk suatu produk, dan dihitung sebagai perkalian antara produk dan kuantitas produk yang diminta. Komponen penerimaan diperoleh dari penjualan produk pakan konsentrat dan penjualan karung bekas kemasan bahan baku pakan konsentrat.

b. Biaya

Biaya merupakan sejumlah nilai atau pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan usaha. Secara umum, biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjalankan suatu usaha terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap merupakan biaya yang jumlahnya tidak berubah dan tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi. Sedangkan biaya vairiabel adalah biaya yang jumlahnya berubah seiring dengan jumlah produksi dan besarnya proposional.

c. Laba atau Rugi Bersih

Laba bersih dapat diperoleh dari selisih antara total penerimaan dengan total pengeluaran yang telah dikurangi dengan pajak yang telah ditetapkan oleh

(5)

30 pemerintah dalam UU No. 36 Pasal 17 ayat 1 huruf b Tahun 2008 mengenai pajak penghasilan badan. Rugi laba dihitung dengan menggunakan rumus berikut : 2. Cashflow

Menurut Umar (2003) laporan perubahan kas (Cashflow) disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaannya. Suatu cashflow terdiri dari beberapa unsur yang nilainya disusun berdasarkan nilai tahapan bisnis. Unsur-unsur tersebut terdiri dari komponen inflow (Arus Penerimaan), outflow (Arus Pengeluaran), net benefit (Manfaat Bersih) dan Incremental Net Benefit (Manfaat Bersih Tambahan). Komponen inflow meliputi Nilai Produksi Total, Penerimaan Pinjaman, Grants (Bantuan), Nilai Sewa, dan SalvageValue (Nilai Sisa). Komponen outflow terdiri dari biaya investasi, biaya operasional/produksi, Pajak dan Debt Service (bunga Pinjaman). Komponen-komponen pada cashflow dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Komponen – Komponen pada Perhitungan Cashflow

Tahun Bisnis

A. Inflow (Penerimaan) 1. Nilai Produksi Total 2. Pinjaman (Kredit) 3. Grants (Bantuan) 4. Nilai Sewa 5. Salvage Value Total Inflow 1 2 3 . . n B. Outflow (Pengeluaran) 1. Investasi 2. Operasional / Produksi 3. Debt Service 4. Replacement Total Outflow

C. Benefit Sebelum Pajak (A+B) D. Pajak

E. Benefit Sesudah pajak (C-E) PV ( E x Discount factor )

(6)

31 3. Net Present Value

Net Present Value (NPV) suatu bisnis adalah selisih Present Value (PV) dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih di masa yang akan datang (Umar, 2003). NPV menunjukkan manfaat bersih yang diterima dari suatu bisnis selama umur bisnis dan tingkat discount rate tertentu. Nilai NPV dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

Bt : Manfaat (penghasilan) kotor pada tahun t Ct : Biaya usaha yang dikeluarkan pada tahun t t : Tahun

N : Umur Ekonomis

i : Discount Rate (tingkat suku bunga)

Kriteria penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai NPV adalah sebagai berikut :

a. NPV > 0, artinya usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk dijalankan. b. NPV < 0, artinya usaha tersebut tidak menguntungkan atau tidak layak untuk

dijalankan. Ada penggunaan lain yang lebih menguntungkan untuk sumber-sumber yang diperlukan usaha.

4. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Rati0)

Menurut Umar (2003) Net Benefit Cost Ratio merupakan perbandingan antara jumlah nilai sekarang yang bernilai positif dengan jumlah nilai sekarang yang bernilai negatif. Perhitungan Net B/C digunakan untuk mengetahui berapa nilai manfaat yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan. Penilaian kelayakan investasi berdasarkan nilai Net B/C adalah :

3. Net B/C > 1, artinya usaha layak dan menguntungkan untuk dilaksanakan. 4. Net B/C < 1, artinya usaha tidak layak dan tidak menguntungkan untuk

(7)

32 Rumus yang digunakan untuk menghitung Net B/C adalah :

Keterangan :

Bt : Benefit (penghasilan) yang diterima pada tahun t Ct : Cost (biaya) yang dikeluarkan pada tahun t i : Discount Rate (tingkat suku bunga)

t : Tahun

n : Umur Ekonomis

5. Internal Rate of Return (IRR)

Menurut Umar (2003), metode ini digunanakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi awal. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari IRR adalah sebagai berikut :

Keterangan :

i1 : Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV 1 (positif) i2 : Tingkat discount rate yang menghasilkan NPV 2 (negatif) NPV1 : Nilai bersih sekarang yang bernilai positif

NPV2 : Nilai bersih sekarang yang bernilai negative

Adapun penilaian kriteria kelayakan investasi berdasarkan nilai IRR adalah sebagai berikut :

a. IRR < i (tingkat discount rate yang berlaku), artinya usaha tersebut tidak menguntungkan dan tidak layak untuk dilaksanakan.

(8)

33 b. IRR = i, artinya usaha tersebut tidak memperoleh keuntungan dan tidak

mengalami kerugian (berada pada titik impas).

c. IRR > I, artinya usaha tersebut menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan. 6. Payback Period (PP)

Menurut Umar (2003), Payback Period (PP) adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (Initial Cash Invesment) dengan menggunakan aliran kas. Rumus yang digunkan untuk menghitung Payback Period (PP) adalah sebagai berikut :

Keterangan :

PP : Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi V : Jumlah modal investasi

I : Manfaat hasil bersih rata-rata per tahun periode n : Umur Ekonomis usaha (tahun)

i : Tingkat suku bunga yang berlaku

Nilai Payback Period berbanding terbalik dengan nilai NPV, jika nilai NPV semakin besar maka menunjukkan waktu pengembalian semakin cepat. Suatu bisnis dikatakan menguntungkan dan layak jika PP lebih kecil dari umur bisnis (PP n).

4.5 Asumsi Dalam Perhitungan

Dalam perhitungan kelayakan terdapat beberapa perkiraan atau asumsi untuk memudahkan perhitungan. Adapaun perkiraan yang digunakan pada usaha produksi pakan konsentrat ini adalah sebagai berikut :

a. Umur bisnis adalah 10 tahun berdasarkan pada umur ekonomis mixer yang terbuat dari baja besi. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa mesin mixer merupakan asset penting dalam kegiatan pengolahan pakan konsentrat. b. Jumlah hari kerja dalam satu tahun adalah 360 hari, dengan asumsi hari libur

(9)

34 c. Harga pakan konsentrat dalam penelitian ini adalah harga rata-rata tetap yang

berlaku bulan Mei 2011 yaitu sebesar Rp. 2.200/kg selama umur bisnis. d. Suku bunga yang digunakan adalah suku bunga deposito karena modal yang

digunakan adalah modal sendiri. Besarnya bunga deposito yang dipilih adalah suku bunga deposito pada Bank BRI sebesar 6% per tahun. Bank BRI dipilih karena perusahaan melakukam transaksi di bank tersebut yang paling dekat lokasinya dengan perusahaan.

e. Pajak Penghasilan (PPh) badan ditentukan menggunakan perhitungan pajak yang diatur dalam Undang-Undang RI No.36 pasal 17 ayat 1 huruf b Tahun 2008. (Sumber : Undang-Undang Pajak Penghasilan, Fokusmedia 2008) 1) Tarif tertinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b menjadi 25

persen yang mulai berlaku sejak tahun pajak 2010. Oleh karena itu pada tahun pertama bisnis sampai dengan akhir tahun bisnis dikenakan pajak penghasilan sebesar 25 persen.

f. Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) berdasarkan UU RI No.12 Tahun 1994 adalah sebagai berikut : Jika nilai lahan dan bangunan dibawah 1 Milyar rupiah maka nila jual kena pajak diperhitungkan sebesar 20 persen, sedangkan jika nilai lahan dan bangunan di atas 1 Milyar rupiah maka nila jual kena pajak diperhitungkan sebesar 40 persen. Kemudian hasil dari perhitungan tersebut dikalikan 0,5 persen sebagai tarif PBB itulah hasil kena pajaknya. Adapun nilai lahan dan bangunan pada unit usaha pakan konsentrat adalah sebagai berikut :

1. Lahan = Rp 200.000.000,-

Bangunan = Rp 60.000.000,- +

Nilai Lahan & Bangunan = Rp 260.000.000,- 2. Nilai kena pajak 20%

(20% x Rp 260.000.000) = Rp 52.000.000,- 3. Nilai lahan & bangunan kena pajak yaitu :

= 0,5 % x Rp 52.000.000 = Rp 260.000

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini tentunya dapat memberikan manfaat ganda bagi pemerintah daerah dimana selain dapat mengatasi keterbatasan dana pembangunan, juga dapat membuat masyarakat

1) Menentukan SMP N 16 Kota Jambi sebagai tempat penelitian 2) Membuat materi menemukan unsur-unsur cerita anak. 4) Menentukan jumlah nilai siswa. 2) Peneliti mengarahkan

1) Sayuran organik ialah sayuran yang tidak menggunakan pupuk maupun pestisida kimiawi pada proses produksinya dan ditunjukkan dengan label organik di Super

Kemudian untuk menentukan besar interval kelas, perlu diketahui dahulu range nya yaitu, selisih antara skor tertinggi 28 dan skor terendah 7, dengan demikian interval untuk

Metode penelitian kuantitatif dapat diartiksan sebagai metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik

Pada variabel penelitian ini terdapat dua variabel yang digunakan, yaitu variabel independen atau bisa disebut variabel bebas, dan kedua adalah variabel dependen

Data dikatakan valid, jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Butir-butir pertanyaan yang ada dalam kuesioner