(Mus musculus L.) JANTAN GALUR DDY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Tiva Dyah Novitasari Margarita
NIM : 101434040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PENGARUH INFUSA DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.)
TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DARAH
MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN GALUR DDY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
Tiva Dyah Novitasari Margarita
NIM : 101434040
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
PENGARUH INFUSA DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis
L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL
DARAH MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN GALUR DDY
Oleh :
Tiva Dyah Novitasari Margarita
101434040
Telah disetujui oleh
Dosen Pembimbing
iii SKRIPSI
PENGARUH INFUSA DAUN TEMPUYUNG (Sonchus
arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR
KOLESTEROL DARAH MENCIT (Mus musculus L.)
JANTAN GALUR DDY
Dipersiapkan dan ditulis oleh :
Tiva Dyah Novitasari Margarita
NIM : 101434040
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi
pada tanggal: 13 Agustus 2014
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. ...
Sekretaris : Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. ...
Anggota : Luisa Diana Handoyo, M.Si. ...
Anggota : Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. ...
Anggota : Ch. Retno Herrani, S.Si M.Biotech. ...
Yogyakarta, 13 Agustus 2014
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
”Tuhan tak’kan terlambat”
“Juga tak’kan lebih cepat”
Semuanya...
“Tuhan jadikan indah tepat pada waktunya”
Penuh syukur kupersembahkan karya kecil ini pada
Tuhan Yesus Kristus atas karuniaNya
Ibu dan Bapak terkasih
atas cinta, doa, dan bimbingannya
Adikku Damar dan Rosa atas
kepercayaan, semangat, dan kasihnya
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Tiva Dyah Novitasari Margarita
NIM : 101434040
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:
“PENGARUH INFUSA DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DARAH MENCIT
(Mus musculus L.) JANTAN GALUR DDY”.
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikannya secara terbatas,
dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu minta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 13 Agustus 2014
Yang menyatakan
vii ABSTRAK
PENGARUH INFUSA DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DARAH
MENCIT (Mus musculus L.) JANTAN GALUR DDY
Tiva Dyah Novitasari Margarita Universitas Sanata Dharma
2014
Kolesterol bermanfaat baik bagi tubuh apabila berada pada level normal dan semakin tinggi kadar kolesterol dalam tubuh semakin besar pula bahaya yang mengancam kesehatan tubuh. Tempuyung adalah salah satu tanaman yang biasa digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh infusa daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap menurunan kadar kolesterol darah mencit jantan galur DDY serta untuk mengetahui dosis paling efektif dari infusa daun tempuyung yang dapat menurunkan kadar kolesterol total darah mencit jantan galur DDY.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorium dengan menggunakan 25 ekor mencit jantan galur DDY yang dibagi dalam lima kelompok (kontrol positif, kontrol negatif, Dosis I, Dosis II, Dosis III). Kadar kolesterol darah mencit awal diukur kemudian diberi perlakuan hiperkolesterol selama 35 hari dan diukur kadar kolesterol dalam keadaan hiperkolesterol. Setetah itu diberikan untuk kelompok kontrol positif simvastatin dengan dosis 1,3 mg/kgBB, kelompok kontrol negatif diberi aquadest dan kelompok dosis I, dosis II, dosis III diberikan infusa daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) 10 % masing-masing dengan dosis 812,6 mg/kgBB, 1425,31 mg/kgBB, 2500 mg/kgBB. Kadar kolesterol diukur kembali setelah satu minggu. Hasil pengukuran kadar kolesterol yang diperoleh diuji statistika dengan Analysis of Variance (Anava) dengan derajat kepercayaan 95% (p<0.05).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aquadest menurunkan kadar kolesterol sebesar 70,68 mg/dl simvastatin menurunkan kadar kolesterol sebesar 119,12 mg/dl dan infusa daun tempuyung dosis 812,6 mg/kgBB, 1425,31 mg/kgBB, 2500 mg/kgBB menurunkan kadar kolesterol masing-masing sebesar 108,72 mg/dl, 92,14 mgdl, dan 106,24 mg/dl. Berdasarkan uji ANAVA diperoleh p (0,124)>0,05 berarti tidak ada perbedaan nyata rata-rata penurunan kolesterol dari kelima perlakuan. Hal ini berarti belum ditemukan dosis infusa daun tempuyung yang efektif menurunkan kadar kolesterol darah mencit jantan
viii
ABSTRACT
THE EFFECT OF TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) LEAF INFUSION TO DECREASE BLOOD CHOLESTEROL LEVEL OF MALE
MICE (Mus musculus L. ) STRAIN DDY
Tiva Dyah Novitasari Margarita Sanata Dharma University
2014
Cholesterol is beneficial both to the body when at a normal level and the higher cholesterol in the body, the greater danger that threatens the health of the body. Tempuyung is one of the plants that are commonly used to lower cholesterol levels when cholesterol levels exceed normal limits. This study aimed to determine the effect of tempuyung (Sonchus arvenchis L.) leaf infusion to decrease total blood cholesterol level of male mice model DDY and to know the most effective dose of giving tempuyung (Sonchus arvenchis L.) infusion for lowering blood cholesterol levels of male mices model DDY.
This research was laboratory experimental using 25 male mices DDY were divided randomly into five groups (negatif control, positive control, dose I, dose II, dose III). First blood total cholesterol level of mices was measured then treatment with hypercholesterolemia during 35days. After hypercholesterol blood level was measured, each group teated, for negative control with aquadest, positive control with simvastatin dose 1,3 mg/kg BW, group dose I, dose II, dose III with tempuyung (Sonchus arvenchis L.) infuse 10 % each with dose 812,6 mg/kgBW, 1425,31 mg/kgBB, 2500 mg/kgBW. The total blood cholesterol level was measured after one week. cholesterol measurement results obtained with a statistical test Analysis of Variance (Anova) with a degree of confidence of 95% (P <0.05).
The study showed that the aquadest lowers cholesterol by 70.68 mg/dl simvastatin lowers cholesterol by 119.12 mg/dl and infusion dose leaf tempuyung 812.6 mg/kgBW, 1425.31 mg/kgBW, 2500 mg/kgBW lower cholesterol amounting to 108.72 mg/dl, 92.14 mg/dl and 106.24 mg/dl. Based on the ANOVA test obtained p (0.124)>0.05 means that there is no real difference in the average cholesterol reduction of five groups. This means undiscovered tempuyung leaf infusion dose that effectively lower blood cholesterol levels of male mice.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Infusa Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Darah Mencit (Mus Musculus L.) Jantan Galur DDY” .
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi.
Penulis menyadari bahwa keberhasilan yang sudah dicapai tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Yesus Kristus dan Bunda Maria atas segala karunia dan berkat-Nya
2. Luisa Diana Handoyo, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah berkenan
meluangkan waktu dan tenaga untuk memberikan pengarahan dengan penuh
kesabaran dalam menyusun skripsi.
3. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Biologi atas segala dukungan dan
bimbingannya.
4. Kedua orang tua tercinta Ibu Maria Yuliah dan Bapak FX. Munadjat
terimakasih atas doa, semangat, dukungan moral dan materiil yang telah
diberikan.
5. Teman seperjuangan dalam penelitian Anggi Chikitta yang selalu mendukung
dan memberikan motivasi.
6. Sahabat-sahabatku Gebi, Anggi, Esther dan Kak Rosa, Ully, Nesya, Citra serta
teman-teman di kos kinasih yang telah menemani dan mengajarkan indahnya
kebersamaan.
7. Teman-teman Program Studi Pendidikan Biologi angkatan 2010 Universitas
Sanata Dharma, terima kasih atas kebersamaan yang telah kita lalui
bersama-sama selama empat tahun serta segala kenangan indah yang telah kita lalui
x
8. Bapak Suwayah selaku teknisi LPPT 4 UGM terima kasih atas segala bantuan
yang diberikan selama penulis melaksanakan penelitian di LPPT.
9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik, saran yang dapat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi banyak pihak terutama adik-adik Pendidikan Biologi selanjutnya.
Yogyakarta, 13Agustus 2014
Penulis
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi
ABSTRAK ... vii
3. Transportasi Kolesterol ... 9
a. Kilomikron ... 9
2. Sistematika Tanaman Tempuyung ... 14
3. Kandungan Kimia Tanaman Tempuyung ... 15
D. Simvastatin ... 15
E. Penelitian yang Relevan ... 16
F. Hipotesa ... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 18
A. Jenis Penelitian ... 18
xii
4. Pembuatan Makanan Diet Tinggi Lemak (MDLT) ... 24
5. Pemberian Makanan Diet Tinggi Lemak (MDLT) ... 24
6. Pembuatan Infusa Daun Tempuyung 10 % ... 24
7. Penetapan Dosis Infusa Daun Tempuyung ... 25
8. Pembuatan Larutan Simvastatin 0,01% ... 27
9. Pengelompokan dan Perlakuan Hewan Uji ... 27
10. Pengambilan Darah ... 28
11. Pengukuran Kadar Kolestorol Total Darah Mencit ... 28
G. Analisa Data ... 29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31
A. Hasil dan Pembahasan ... 31
1. Determinasi Tumbuhan ... 31
2. Kondisi Hiperkolesterolemia pada Mencit Jantan ... 31
3. Penurunan Kadar Kolesterol ... 34
B. Implementasi Penelitian dalam Pembelajaran ... 47
BAB V Penutup ... 49
A. Kesimpulan ... 49
B. Saran ... 49
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Pengelompokan Hewan Uji ... 27 Tabel 4.1. Kadar Kolesterol Darah Mencit Normal dan
Hiperkolesterolemia ... 32 Tabel 4.2. Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Hiperkolesterolemia
dan setelah perlakuan ... 35 Tabel 4.3. Hasil Uji t (Paired-samples t Tast) Kadar kolesterol pada
Mencit Jantan ... 37 Tabel 4.4. Tes Normalitas Kadar Kolesterol Total l Darah Mencit
Hiperkolesterolemia dan setelah Perlakuan ... 40 Tabel 4.5. Uji Homogenitas Kadar Kolesterol Darah Mencit
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Struktur Kolesterol ... 8
Gambar 2.2. Tumbuhan Tempuyung (Sonchus arvensis L .) ... 14 Gambar 2.3. Rumus Bangun Simvastatin ... 16
Gambar 4.1. Diagram Kadar Kolesterol Darah Mencit Normal dan
Hiperkolesterolemia (mg/dL) ... 33
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Bagan Alur Pengerjaan Penelitian ... 52
Lampiran 2: Tabel Konversi dan Perhitungan Dosis Simvatatin ... 53
Lampiran 3: Volume Suspensi Simvastatin dan Infusa Daun Tempuyung Yang diberikan ... 54
Lampiran 4: Data Kadar Kolesterol Total selama Penelitian... 55
Lampiran 5: Hasil Determinasi Tumbuhan ... 57
Lampiran 6: Analisis Statitik (Uji t) Kadar Kolesterol Total Awal dan Hiperkolesterolemia ... 58
Lampiran 7: Analisis uji t (Paired-Samples T Tast) Kadar Kolesterol Total (Hiperkolesterol dan sesudah perlakuan) ... 59
Lampiran 8: Analisis Statistik Data Penetapan Kadar Kolesterol Total pada saat Hiperkolesterolemia ... 63
Lampiran 9: Analisis Statistik Data Penetapan Kadar Kolesterol Total setelah Perlakuan ... 65
Lampiran 10: Analisis Statistik Data Penurunan Kadar Kolesterol Total ... 67
Lampiran 11: Silabus ... 69
Lampiran 12: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 75
Lampiran 13: Surat Ijin Penelitian ... 117
Lampiran 14: Surat Ijin Melaksanakan Determinasi Tumbuhan ... 118
Lampirab 15 Surat Pernyataan Selesai Melaksankan Penelitian ... 119
Lampiran 16: Surat Ijin Peminjaman Alat-alat Laboratorium ... 120
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kolesterol merupakan lemak dari golongan sterol yang beredar dalam
darah. Tubuh membutuhkan kolesterol untuk membuat dan memelihara
sel-sel saraf serta untuk mensistesis hormon di dalam tubuh. Hati mencukupi
kebutuhan kolesterol tubuh. Akan tetapi apabila mengkonsumsi makanan
lemak jenuh dengan kadar tinggi, hati akan memproduksi kolesterol lebih
banyak lagi sehingga berakibat pada kadar kolesterol menjadi berlebihan.
Kolesterol mempunyai manfaat yang baik bagi tubuh apabila berada pada
level normal sebaliknya semakin tinggi kolesterol dalam tubuh semakin besar
pula bahaya yang mengancam kesehatan tubuh. Tingginya kadar kolesterol
dalam darah disebut dengan hiperkolesterol. Salah satu penyakit yang dapat
ditimbulkan dari tingginya kadar kolesterol adalah resiko terjadinya
arterosklerosis. Aterosklerosis adalah penebalan dan pengerasan dinding
arteri yang disebabkan oleh penumpukan kolesterol. Aterosklerosis adalah
langkah awal pemicu timbulnya jantung koroner. Para peneliti mulai banyak
menaruh perhatian menemukan upaya untuk mencegah dan mengurangi kadar
kolesterol dalam darah. Karena telah dibuktikan bahwa apabila kadar
kolesterol dikurangi maka peluang terjadinya aterosklerosis dan penyakit
jantung juga menurun.
Aterosklerosis dapat dicegah dengan suatu senyawa yang dapat
dapat dilakukan dengan obat-obatan hipolipidemia. Namun adanya gerakan
back to nature dan mahalnya harga obat-obatan hipolipidemia menyebabkan
penggunaan bahan alami sebagai obat banyak digunakan. Salah satu bahan
alami yang banyak digunakan adalah tumbuhan. Tumbuhan merupakan
sumber senyawa kimia, baik yang sudah diketahui maupun yang belum
diketahui jenisnya, dimana banyak di antaranya berpotensi sebagai bahan
dasar obat-obatan. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, kedelai
(Glycine max M.) dan seledri (Apium graveolens M.) merupakan obat-obatan
dari bahan alam yang telah terbukti menurunkan kadar kolesterol (Rukmana,
1995). Penggunaan obat-obatan dari alam ini mengalami peningkatan
disebabkan harganya yang relatif lebih murah, mudah didapat dan juga
memiliki efek samping yang lebih kecil dibandingkan obat-obatan sintesis.
Tumbuhan berpotensi sebagai bahan dasar obat-obatan.
Selain seledri dan kedelai, bahan alam yang berpotensi sebagai obat
penurun kolesterol adalah tempuyung. Bagian tempuyung yang digunakan
sebagai penurun kadar kolesterol adalah daunnya. Secara empiris daun
tempuyung digunakan masyarakat untuk menurunkan kadar kolesterol.
Penggunakan daun tempuyung untuk menurunkan kadar kolesterol dilakukan
dengan cara 3 lembar daun tempuyung dilayukan dan dimakan sebagai sayur
atau lalap tiga kali sehari (Manganti, 2011).
Berdasarkan penggunaan daun tempuyung sebagai penurun kadar
kolesterol oleh masyarakat masih secara empiris dan mudah didapat, nurah
penulis tertarik meneliti pengaruh daun tempuyung sebagai penurun kadar
kolesterol darah pada mencit (Mus musculus) galur DDY dengan
menggunakan simvastatin sebagai pembanding.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah infusa daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) dapat
memberikan pengaruh terhadap penurunan kadar kolesterol darah
mencit (Mus musculus) jantan galur DDY?
2. Berapa dosis yang paling efektif dari infusa tempuyung (Sonchus
arvensis L.) yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah mencit
(Mus musculus) jantan galur DDY?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah diperlukan agar ruang lingkup penelitian tidak terlalu
luas. Batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencit
(Mus musculus) jantan galur DDY usia 2,5 bulan.
2. Infusa Daun
Bagian tempuyung yang digunakan untuk infusa adalah bagian
daunnya. Daun tempuyung yang digunakan adalah daun yang memeluk
3. Kadar Kolesterol
Penurunan kadar kolesterol yang diukur adalah penurunan kadar
kolesterol darah.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan batasan masalah yang
dikemukakan, penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh infusa daun
tempuyung (Sonchus arvensis L.) terhadap kadar kolesterol darah mencit
(Mus musculus L.) jantan galur DDY dan untuk mengetahui dosis yang paling
efektif dari infusa daun tempuyung yang dapat mempengaruhi kadar
kolesterol darah mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini peneliti mendapatkan tambahan informasi
bahwa daun tempuyung dapat menurunkan kadar kolesterol.
2. Bagi Guru
Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
belajar untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan materi
teknologi atau obat-obatan yang dapat digunakan untuk menurunkan
kadar kolesterol khususnya pada materi teknologi atau obat-obatan
yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan atau penyakit pada
3. Bagi Siswa
Dengan publikasi hasil skripsi ini dalam bentuk jurnal dapat
dijadikan suber informasi bagi siswa tentang obat-obatan yang dapat
menurunkan kadar kolesterol khususnya pada materi teknologi atau
obat-obatan yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan atau
penyakit pada sistem peredaran darah manusia.
4. Bagi Masyarakat
Manfaat penelitian ini adalah sebagai bahan informasi kepada
masyarakat bahwa daun tempuyung dapat menurunkan kadar kolesterol
darah sehingga dapat digunakan sebagai obat alternatif untuk
pencegahan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kelebihan jumlah
6 BAB II
DASAR TEORI
A. Lipid
Lipida merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam air.
Senyawa ini terdapat dalam semua dan berfungsi sebagai komponen struktur
sel, sebagai simpanan bahan bakar metabolik, sebagai bentuk mengangkut
bahan bakar, sebagai pelindung dinding sel dan juga sebagai komponen
pelindung kulit vertebrata. Beberapa senyawa lipida mempunyai aktivitas
biologis yang sangat penting dalam tubuh diantaranya vitamin dan hormon.
Ditinjau dari sudut nutrisi, lipid merupakan sumber kalori penting disamping
berperan sebagai pelarut vitamin D (Girindra, 1990).
Lipida dapat dikelompokkan menurut sifat kimia dan sifat fisiknya.
Klasifikasi Lipida sebagai berikut (Almatsier, 2009):
1. Lipida sederhana
Kelompok ini disebut juga homolipida yaitu suatu ester yang
mengandung karbon (C), hidrogen (H), dan Oksigen (O). Jika
dihidrolis, lipida yang termasuk dalam golongan ini hanya
menghasilkan asam lemak dan alkohol. Lipida sederhana ini dapat
dibagi atas dua kelompok:
a. Lemak netral
Monogliserida, digliserida, trigliserida (ester asam lemak
dengan gliserol)
a) Malam
b) Ester kolesterol
c) Ester nonkolesterol
d) Ester vitamin A dan ester vitamin D
2. Lipida Majemuk
a. Fosfolipida
b. Lipoprotein
3. Lipida Turunan
a. Asam lemak
b. Sterol (kolesterol dan ergosterol, hormon steroida, vitamin D,
garam empedu)
B. Kolesterol
1. Pengertian Kolesterol
Kolesterol merupakan komponen esensial membran struktural
semua sel dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol
terdapat dalam konsentrasi tinggi dalam jaringan kelenjar dan hati di
mana kolesterol disintesis dan disimpan. Kolesterol merupakan bahan
antara pembentukan sejumlah steroid penting seperti asam empedu, asam
folat, hormon-hormon adrenal korteks, estrogen, androgen, dan
progesteron (Almatsier, 2009).
Menurut Wijayanto (2013), kolesterol (C27H45OH) adalah alkohol
steroid yang ditemukan dalam lemak/minyak, empedu, susu dan kuning
diserap dari makanan yang dikonsumsi. Keberadaan kolesterol dalam
pembuluh darah yang kadarnya tinggi akan membuat endapan/kristal
lempengan yang akan mempersempit, serta menyumbat pembuluh darah.
Gambar 2.1. Struktur Kolesterol
Kolesterol adalah zat yang berwarna putih seperti lilin yang dapat
ditemukan di setiap jaringan sel tubuh. Kolesterol yang merupakan zat
berwarna putih ini memiliki manfaat yang baik dalam tubuh manusia
sebagi salah satu bagian dari lemak yan diproduksi oleh organ hati.
Kolesterol ini berfungsi sebagai pembentuk dinding sel, memperkuat
sistem membran sel dan membuat hormon-hormon tertentu seperti
hormon steroid (Yovina, 2012).
2. Biosintesis Kolesterol
Menurut Murray,dkk (2003), biosintesis kolesterol sebagai berikut:
a. Merubah Asetil CoA menjadi 3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA
b. Merubah HMG-CoA menjadi mevalonate
c. Mevalonate diubah menjadi molekul dasar isoprene, isopentenyl
pyrophosphate (IPP), bersamaan dengan hilangnya CO
d. IPP diubah menjadi squalene
e. Squalene diubah menjadi kolesterol
.
3. Transportasi Kolesterol
Kolesterol bersifat tidak larut dalam air sehingga diperlukan suatu
alat transportasi untuk beredar dalam darah yaitu apoprotein yang
merupakan salah satu jenis protein. Kolesterol akan membentuk ikatan
kompleks dengan apoprotein sehingga membentuk lipoprotein.
Menurut Almatsier (2009) tubuh membentuk 4 jenis lipoprotein
yaitu:
a. Kilomikron
Kilomikron adalah lipoprotein yang paling besar dan
mempunyai densitas paling rendah. Kilomikron mengangkut
lipida yang berasal dari makanan yang dibawa dari saluran cerna
ke seluruh tubuh. Komponen utama kilomikron adalah trigliserida
(80-90%) dan kolesterolnya hanya 6%. Dalam aliran darah
trigliserida yang ada dalam kilomikron dipecah menjadi gliserol
dan asam lemak bebas oleh enzim lipoprotein.
b. VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
Di dalam hati lipida dipersiapkan menjadi lipoprotein
dibentuk dalam hati ini adalah VLDL (Very Low Density
Lipoprotein) yaitu lipoprotein dengan densitas sangat rendah.
Apabila VLDL meninggalkan hati, lipoprotein lipase kembali
bekerja dengan memecah trigliserida yang ada pada VLDL.
VLDL kemudian mengikat kolesterol yang ada pada lipoprotein
lain dalam sikulasi darah. Dengan berkurangnya trigliserida,
VLDL bertambah berat dan menjadi LDL (Low Density
Lipoprotein), yaitu lipoprotein dengan densitas rendah.
c. LDL (Low Density Lipoprotein)
LDL terutama terdiri atas kolesterol bersirkulasi dalam
tubuh dan di bawa ke sel-sel otot, lemak dan sel-sel lainnya.
Trigliserida akan diperlakukan sama dengan yang terjadi pada
kilomikron dan VLDL. Kolesterol dan fosfolipida akan digunakan
untuk membuat membran sel, hormon-hormon atau ikatan lain
atau disimpan. Reseptor LDL yang ada dalam hati akan
mengeluarkan LDL dari sirkulasi.
Pembentukan LDL oleh reseptor penting dalam
pengontrolan kolesterol darah. Di samping itu dalam pembuluh
darah terdapat sel-sel perusak yang dapat merusak LDL. Melalui
jalur sel-sel perusak ini (scavenger pathway) molekul LDL
dioksidasi, sehingga tidak dapat masuk kembali dalam aliran
darah. Kolesterol yang banyak terdapat dalam LDL akan
selama bertahun-tahun, kolesterol akan menumpuk pada dinding
pembuluh darah dan membentuk plak. Plak akan bercampur
dengan protein dan ditutupi oleh sel-sel otot dan kalsium. Hal
inilah yang kemudian dapat berkembang menjadi ateroklerosis.
Pengatur utama kadar kolesterol adalah hati karena sebagian besar
(0%-75%) reseptor LDL terdapat di dalam hati.
d. HDL (High Density Lipoprotein)
Apabila sel-sel lemak membebaskan gliserol dan asam
lemak, kemungkinan kolesterol dan fosfolipida akan
dikembalikan pula ke dalam aliran darah. Hati dan usus halus
akan memproduksi HDL (lipoprotein dengan densitas tinggi)
yang masuk ke dalam aliran darah. HDL mengambil kolesterol
dan fosfolipida yang ada di dalam aliran darah. HDL
menyerahkan kolesterol ke lipoprotein lain untuk diangkut
kembali ke hati guna diedarkan kembali atau dikeluarkan dari
tubuh.
4. Distribusi Kolesterol
Menurut Yovina (2012), pendistribusian kolesterol dalam darah
dilakukan melalui 2 jalur yakni:
a. Jalur Eksogen
Makanan yang selesai diurai oleh tubuh menghasilkan
bentuk partikel besar lipoprotein yang disebut kilomikron.
Kilomikron ini akan membawa ke dalam aliran darah. Kemudian
trigliserida di dalam kilomikron tadi akan mengalami penguraian
lebih lanjut oleh enzim, lipoprotein lipase, sehingga terbentuk
asam lemak besar dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas
yang dihasilkan akan menembus jaringan lemak di bawah kulit
dan sel-sel otot untuk diubah menjadi trigliserida kembali sebagai
cadangan energi. Sedangkan kilomikron remnan akan
dimetabolisme dalam hati sehingga menghasilkan kolesterol
bebas. Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati akan diubah
menjadi asam empedu yang akan dikeluarkan ke dalam usus
berfungsi sebagai pembersih dan membantu proses penyerapan
lemak dari makanan. Sebagian lagi kolesterol yang dikeluarkan
melalui saluran empedu tanpa dimetabolisme lagi kemudian
menjadi asam empedu yang oleh organ hati akan didistribusikan
ke jaringan tubuh lain melalui jalur endogen.
b. Jalur Endogen
Kolesterol diabsorpsi di usus dan ditransport dalam bentuk
kilomikron menuju hati. Dari hati, kolesterol dibawa oleh VLDL
untuk membentuk LDL melalui perantara IDL (Intermediate
Density Lipoprotein). Menurt Sucipto (2011), Intermediate
Density Lipoprotein (IDL) mengandung trigliserida (30%) dan
zat perantara yang terjadi sewaktu VLDL di katabolisme menjadi
LDL. LDL akan membawa kolesterol ke seluruh jaringan perifer
sesuai dengan kebutuhan. Sisa kolesterol di perifer akan berikatan
dengan HDL dan dibawa kembali ke hati agar tidak terjadi
penumpukan di jaringan. Kolesterol yang ada di hati akan
diekskresikan menjadi asam empedu yang sebagian dikeluarkan
melalui feses, sebagian asam empedu diabsorbsi oleh usus
melalui vena porta hepatik yang disebut dengan siklus
enterohepatik.
C. Tempuyung
1. Deskripsi Tanaman
Tempuyung (Sonchus arvensis L.) masuk ke dalam famili
Asteraceae. Nama lain untuk tumbuhan ini, di Jawa disebut dengan
ga-ling; Sunda: rayana, jombang, jombang lalakina, lempung, lampenas;
Jawa Tengah: tempuyung; China: Niu she tou; Perancis : laiton des
champs; Inggris: sow thistle. Tempuyung tumbuh di tempat terbuka yang
terkena sinar matahari atau sedikit terlindung seperti tebing-tebing, tepi
saluran air atau tanah terlantar, kadang ditanam sebagai tanaman obat.
Tanaman yang berasal dari Eurasia ini ditemukan pada daerah yang
banyak turun hujan pada ketinggian 50-1650 m dpl. Tempuyung
merupakan tanaman terna tahunan, tegak, akar tunggang yang kuat.
Batang berongga dan berusuk. Daun tunggal, bagian bawah tumbuh
lonjong, ujung runcing, pangkal bentuk jantung, tepi berbagi menyirip
tidak teratur, panjang 6 - 48 cm, lebar 3 - 12 cm, warnanya hijau muda.
Daun yang keluar dari tangkai bunga bentuknya lebih kecil dengan
pangkal memeluk batang, letak berjauhan, berseling. Perbungaan
berbentuk bonggol yang tergabung dalam malai, bertangkai, mahkota
bentuk jarum, warnanya kuning cerah, lama kelamaan menjadi merah
kecokelatan. Buah kotak, berusuk lima, bentuknya memanjang sekitar 4
mm, pipih, berambut, cokelat kekuningan. Ada keaneka-ragaman
tumbuhan ini. Yang berdaun kecil disebut lempung, dan yang berdaun
besar dengan tinggi mencapai 2 meter disebut rayana. Batang muda dan
daun walaupun rasanya pahit bisa dimakan sebagai lalap. Perbanyakan
dengan biji (Manganti, 2011).
Gambar 2.2: Tempuyung (Setyawan,2012)
2. Sistematika Tanaman Tempuyung
Sistematika Tanaman Tempuyung sebagai berikut (Tamahatta, 2012):
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Asteriidae
Ordo : Asterales
Familia : Asteraceae
Genus : Sonchus
Species : Sonchus arvensis
3. Kandungan Kimia Tanaman Tempuyung
Menurut Manganti (2011), secara kimia tanaman tempuyung
mengandung alfa-laktuserol, beta-laktoserol, manitol, inositol, silika, kalium,
flavonoid dan taraksa-sterol. Sedangkan kandungan utama daunnya adalah
ion-ion mineral (silika, kalium, magnesium, dan netrium) dan senyawa
organik (flavonoid, kumarin, taraksasterol, inositol, dan asam fenolat)
sementara kandungan utama akarnya adalah senyawa flavonoid (apigenin 7-0
glukosida).
D. Simvastatin
Simvastatin (C25H38O5) merupakan obat yang menurunkan kadar
kolesterol (hipolidemik) dan merupakan hasil sintesa dari hasil fermentasi
Aspergillus terreus. Secara invivo simvastatin akan dihidrolisa menjadi
metabolit aktif. Mekanisme kerja dari metabolit aktif tersebut adalah dengan
cara menghambat kerja 3-Hidroksi-3-metilglutaril koenzim A reduktase
Co-A menjadi asam mevalonat yang merupakan langkah awal dari sintesa
kolesterol (Anonim, 2014)
Gambar 2.3. Rumus Bangun Simvastatin
Simvastatin (C25H38O5) adalah kelompok obat yang disebut HMG CoA
(hydroxymethylglutaryl-CoA) reductase inhibitors, atau merupakan senyawa
antilipemik. Simvastatin menurunkan kadar kolesterol “jahat” dalam darah
(Low Density Lipoprotein atau LDL) dan triglyceride di dalam darah dan
meningkatkan kadar kolesterol “baik” (High Density Lipoprotein atau HDL).
Simvastatin digunakan untuk menurunkan kolesterol dan triglyceride (sejenis
lemak) di dalam darah. Simvastatin digunakan untuk menurunkan risiko
stroke, serangan jantung, dan komplikasi jantung lain pada mereka dengan
diabetes, sakit jantung koroner, atau faktor risiko lainnya (Septriyan, 2012)
E. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah:
1. Arief, dkk (2012) melakukan penelitian dengan judul Potensi Bunga
Total dan Trigliserida pada Tikus Putih Jantan Hiperlipidemia yang
Diinduksi Propiltiourasil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek
ekstrak etanol bungan karamunting terhadap terhadap kadar kolesterol
total dan trigliserida pada tikus putih jantan hiperlipidemia yang diinduksi
PTU. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bunga karamunting
memiliki efek yang sama dengan simvastatin dalam menurunkan kadar
kolesterol. Kandungan dalam bunga karamunting yang dpat menurunkan
kadar kolesterol adalah saponin dan flavonoid.
2. Prahastuti, dkk (2011) melakukan penelitian berjudul “Efek Infusa Daun
Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp) tehadap Penurunan Kadar
Kolesterol Total Darah Tikus Model Dislipidemia Galur Wistar. Hasil
penelitian menunjukkan pemberian daun salam konsentrasi 5% b/v, 10%
b/v, dan 20 % b/v dapat menurunkan kadar kolesterol total bermakna
(p<0,05) bila dibandingkan dengan kontrol negatif. Kandungan daun
salam yang menurunkan kadar kolesterol total darah tikus yang diinduksi
diet tinggi lamak dan PTU disebabkan beberapa senyawa yang
terkandung dalam daun salam antara lain flavonoid, saponin, dan tannin.
F. Hipotesa
Infusa daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) dapat menurunkan kadar
kolesterol total darah mencit (Mus Musculus L.) jantan galur DDY dan
Dosis infusa daun tempuyung yang efektif (Sonchus arvensis L.) dalam
menurunkan kadar kolesterol darah mencit (Mus Musculus L.) adalah dosis
18 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental
laboratorium.
B. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah infusa daun tempuyung.
Dosis infusa daun tempuyung adalah jumlah miligram infusa daun
tempuyung tiap kg berat badan subjek uji yang bersangkutan.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar kolesterol pada
mencit (Mus musculus L.) jantan galur DDY
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah jenis kelamin mencit ,
umur mencit, spesies mencit.
C. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di LPPT (Laboratorium Penelitian dan
Pengujian Terpadu) 4 unit Praklinik dan Pengembangan Hewan
Percobaan Universitas Gadjah Mada.
D. Bahan dan Alat Penelitian
1. Bahan Penelitian
a. Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan berupa Mencit (Mus musculus L.)
jantan galur DDY dengan umur 2,5 bulan.
b. Bahan Uji
Daun tempuyung diambil dari kebun biologi Universitas
Sanata Dharma. Daun tempuyung yang digunakan adalah daun
tempuyung yang memeluk batang atau dekat dengan akar, hal ini
berhubungan dengan senyawa metabolit sekunder. Senyawa
metabolit sekunder merupakan senyawa kimia yang umumnya
mempunyai kemampuan bioaktifitas dan berfungsi sebagai
pelindung tumbuhan tersebut dari gangguan hama penyakit untuk
tumbuhan itu sendiri atau lingkungannya. Contoh senywa metabilit
sekunder adalah flavonoid (Syaputri, 2012)
c. Pakan
Pakan yang digunakan secara umum adalah pakan standar
yang sudah biasa diberikan ke seluruh hewan percobaan. Pakan
d. Pakan tinggi lemak (MDLT/Makanan Diet Tinggi Lemak)
Pakan tinggi kolesterol dibuat dari campuran pakan standar
(BR II), kuning telur, dan minyak babi.
e. Simvastatin
f. Aquades
2. Alat Penelitian
a. Pemeliharaan
1) Kandang tikus
2) Botol minum
b. Pengambilan Darah
1) Mikrohematokrit
2) Eppendorf
c. Perlakuan MDLT dan infus
1) Pemanas
2) Panci infusa
3) Pengaduk
4) Kain flanel
5) Gelas ukur
6) Jarum suntik yang ujungnya tumpul (sonde)
d. Pembuatan suspensi Simvastatin
1) Gelas ukur
2) Erlenmeyer
4) Tabung reaksi
e. Neraca analitik
E. Rancangan Penelitian
1. Penelitian ini menggunakan sampel mencit jantan galur DDY 25 ekor.
Sampel dibagi menjadi 5 macam kelompok yaitu:
a. Kelompok Kontrol Negatif
Kontrol negatif seringkali dimaksudkan sebagai kelompok
kontrol tanpa perlakuan. Dari kelompok kontrol negatif dapat
dihasilkan suatu baseline sehingga perubahan pada variabel
terikat dapat terlihat Pada kelompok ini 5 ekor mencit jantan
diberi Aquades. Aquades digunakan sebagai pengganti air
minum.
b. Kelompok Kontrol Positif
Kontrol Positif adalah kelompok perlakuan yang besar
kemungkinannya menghasilkan efek atau perubahan pada
variabel terikat. Kelompok kontrol positif bertujuan untuk
membuktikan bahwa eksperimen yang digunakan sudah tepat
dan dapat menghasilkan perubahan positif pada variabel terikat.
Pada kelompok ini, 5 ekor mencit jantan diberi suspensi
simvastatin dengan dosis 1,3 mg/KgBB. Simvastatin adalah obat
yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk menurunkan kadar
c. Kelompok Dosis I
5 ekor mencit jantan diperlakukan dengan infusa daun
tempuyung konsentrasi 10% dengan dosis 812,60 mg/KgBB.
d. Kelompok Dosis II
5 ekor mencit jantan diperlakukan dengan infusa daun
tempuyung konsentrasi 10% dengan dosis 1425,31 mg/KgBB
e. Kelompok Dosis III
5 ekor mencit jantan tikus diperlakukan dengan infusa
daun tempuyung konsentrasi 10% dengan dosis 2500 mg/KgBB
2. Penelitian ini tidak menggunakan masa aklimatisasi sebab,
mencit-mencit yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari tempat yang
akan digunakan untuk penelitian dengan demikian mencit-mencit
tersebut sudah terbiasa dengan laboratorium yang akan digunakan.
3. Dikarenakan tidak melalui tahap aklimatitasi, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan perlakuan hiperkolesterolemia. Sebelum tahap
perlakuan hiperkolesterol, dilakuan uji kadar kolesterol darah mencit.
Hasil uji kolesterol darah mencit ini digunakan sebagai data kadar
kolesterol darah mencit awal. Persiapan pakan tinggi lemak (MDLT)
terdiri dari 6% kuning telur ayam, 10% minyak babi, dan 84% pakan
standar. Hasil pengukuran kadar kolesterol pada hari ke-36 digunakan
4. Pada hari Ke-36 sampai hari ke-42 seluruh mencit (Mus musculus L.)
jantan mendapat pakan standar lagi, namun ditambah dengan perlakuan
infusa daun tempuyung pada kelompok 3, 4,dan 5, aquadest untuk
kelompok kontrol negatif dan suspensi simvastatin untuk kelompok
kontrol positif
5. Hari ke-8 setelah perlakuan atau hari ke-43 dilakukan pengukuran kadar
kolesterol darah Mencit (Mus musculus L.) jantan. Bagan alur penelitian
terlampir sebagai lampiran 1.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Pengumpulan Bahan
Daun tempuyung yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh
dari kebun biologi Sanata Dharma. Daun yang digunakan adalah daun
yang telah tua (warna hijau tua) dan memeluk batang atau dekat dekat
dengan akar. Daun dikumpulkan dan dicuci bersih dengan air mengalir.
2. Identifikasi Tanaman
Identifikasi tanaman dilakukan di Laboratorium Sistematik
Tumbuhan Falkutas Biologi Universitas Gadjah Mada.
3. Tahap Pemeliharaan
Sebanyak 25 tikus dipelihara dalam 5 kandang yang mempunyai
ukuran, bentuk yang sama sehingga dalam satu kandang terdapat 5
mencit (Mus musculus L.) jantan.
4. Pembuatan Makanan Diet Tinggi Lemak (MDLT)
Persiapan pakan tinggi lemak terdiri dari 6% kuning telur ayam,
10% minyak babi, dan 84% pakan standar (Triana dan Nurhidayat,
2006).
5. Pemberian Makanan Diet Lemak Tinggi (MDLT)
Sebelum diberikan makanan tinggi lemak semua mencit diukur
kadar kolesterolnya. Hasil pengukuran digunakan sebagai data kadar
kolesterol total darah mencit awal atau normal. Selanjutnya, seluruh
mencit diinduksi dengan MDLT selama 35 hari dan pada hari ke-36
diukur lagi kadar kolesterolnya. Hasil pengukuran pada hari ke-36 ini
digunakan sebagai data kadar kolesterol mencit hiperkolesterol.
6. Pembuatan Infus Daun Tempuyung 10 %
Konsentrasi infusa yang digunakan dalam penelitian ini adalah
10%. Pembuatan infusa daun tempuyung dilakukan dengan menimbang
10 g daun segar lalu dimasukkan dalam panci infus yang berisi 120 ml
aguades kemudian dipanaskan sampai suhu 900. Setelah mencapai suhu
900 selama 15 menit (diusahakan suhu infus tetap 900). Setelah 15 menit
infusa diangkat dari pemanas kemudian disaring. Penyaringan infusa
menggunakan kain flanel putih. Apabila penyaringan belum mencapai
100 ml ditambahkan air panas melalui ampas sampai diperoleh volume
7. Penetapan Dosis Infusa Daun Tempuyung
Pemakaian sehari-hari di masyarakat digunakan 6,25 gram daun
tempuyung (Manganti, 2011). Dosis tersebut digunakan untuk manusia.
Apabila akan diperlakukan untuk Mencit (Mus musculus L.) jantan, dosis
tersebut dikonversikan untuk digunakan pada Mencit. Perhitungan dosis
untuk mencit sebagai berikut:
Dosis masyarakat: 6,25 gram
Konversi dari manusia ke mencit sebagai berikut:
Volume maksimal yang diberikan ke tikus adalah 1 ml.
Volume ini adalah volume maksimal untuk penggunaan
peroral pada tikus.
Dosis maksimal
Perhitungan dosis maksimal menggunakan rumus sebagai
berikut:
D (g/gBB) x BB (g)=V(mL) x C (g/m
Keterangan:
D= dosis BB= Berat Badan
V= volume C = Konsentrasi
Menghitung faktor kelipatan
FK √
√
=1,754
Setelah dosis maksimal dan faktor kelipatan diketahui maka dicari
rentang dosis di bawahnya. Dosis infusa maksimal yang sudah dihitung
digunakan sebagai peringkat dosis III. Dari faktor kelipatan tersebut
diperoleh 2 peringkat dosis di bawah dosis maksimal. Sehingga didapat
tiga peringkat dosis yang digunakan yaitu 812,60 mg/kgBB, 1425,31
mg/kgBB dan 2500 mg/kgBB.Dosis I yaitu 2500 mg/kg BB merupakan
dosis maksimal, dosis 1425,31 mg/kgBB diperoleh dari kelipatan dari
dosis 2500 mg/kg BB yaitu dari 2500 mg/kgBB dibagi faktor kelipatan
(1,754). Dosis 812,60 mg/kgBB diperoleh dari kelipatan dosis
1425,31mg/kgBB dibagi 1,754. Volume infusa daun tempuyung dan
8. Pembuatan Larutan Simvastatin 0,01 % (b/v)
Konsentrasi simvastatin yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 0,01 % (0,01 gr/ml) (b/v) dibuat dengan cara sebagai berikut:
menimbang tablet simvastatin yang setara dengan 10 mg simvastatin,
gerus sampai halus, lalu tambahkan aquades sedikit demi sedikit sampai
mencapai volume 100 mL. Perhitungan dosis simvastatin terlampir
dalam lampiran 2
9. Pengelompokkan dan Perlakuan Hewan Uji
a. Mencit jantan (Mus musculus L.) yang telah dikondisikan dibagi
dalam 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 tikus.
b. Sebelum diberi infusa daun tempuyung seluruh Mencit jantan (Mus
musculus L.) ditimbang terlebih dahulu berat badannya agar dosis
infusa daun tempuyung yang akan diberikan tepat.
c. Selama masa perlakuan yaitu pada hari ke 36-42 tikus pakan mencit
kembali menjadi pakan standar tetapi ditambah dengan infusa daun
tempuyung. Kecuali kontrol positif dan kontrol negatif.
d. Pengelompokan hewan uji sebagai berikut:
Tabel 3.1. Pengelompokan Hewan Uji No Kelompok Uji Perlakuan
1 Kontrol Negatif Aquades
2 Kontrol Positif Suspensi simvastatin dengan dosis 1,3 mg/kgBB/hari
3 Perlakuan 1 Infusa Daun tempuyung 10 % dosis 812,60 mg/kgBB
4 Perlakuan 2 Infusa daun tempuyung 10 % dosis 1425,31 mg/kgBB
Pemberian infusa daun tempuyung secara per oral yaitu dilakukan
dengan menggunakan jarum suntik yang ujungnya tumpul. Pada hari
ke-8 setelah perlakuan atau hari ke-43 seluruh tikus diukur kadar
kolesterolnya. Volume infusa daun tempuyung dan sismvastatin yang
diberikan terlampir dalam lampiran 3
10. Pengambilan Darah
Pengambilan darah mencit dilakukan melalui mata. Langkah
langkah yang dilakukan sebagai berikut:
a. Mencit dipegang dan dijepit bagian tengkuk dengan jari tangan.
b. Mencit dikondisikan senyaman mungkin, lalu mikrohematokrit
digoreskan pada medial canthus mata di bawah bola mata ke arah
foramen opticus.
c. Mikrohematokrit diputar sampai melukai plexus, jika diputar 5X
maka harus dikembalikan 5X.
d. Darah ditampung pada eppendorf, kemudian diletakkan miring 45º
dan dibiarkan mengendap pada suhu kamar, selanjutnya dilakukan
sentrifugasi untuk mendapatkan serum yang dimaksud.
(Permatasari, 2012). Setrifugasi dilakukan di LPPT 1 Universitas
Gajdah Mada.
11. Pengukuran Kadar Kolesterol Darah Mencit Jantan
Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-0, ke-36 dan hari ke-43.
ml melalui mata. Pengambilan darah dilakukan dil LPPT 4. Sampel darah
dibawa ke LPPT (Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu) 1 unit
Laboratorium Analisis Kimia dan Fisika Pusat UGM untuk diukur
kadar kolesterolnya. Metode yang digunakan dalam mengukur kadar
kolesterol adalah CHOD PAP, Fotometrik Enzimatik. Langkah kerja
pengukuran kadar kolesterol adalah sebagai berikut:
1. Blanko akuades 10 ul : 1000 ul
Standard 200 mg/dl 10 ul : 1000 ul
2. Sampel 10 ul : 1000 ul
3. Campur masing-masing hingga homogen
4. Inkubasi pada suhu kamar (RT) (24-300 C) selama 20 menit
5. Pengukuran: Photometer Microlab 300
6. Panjang Gelombang (λ) 546 nm
7. Metode: end point
G. Analisa Data
Data pengukuran kadar kolesterol mencit dianalisis secara kuantitatif.
Analisis kuantitatif menggunakan uji ANOVA dengan derajat kepercayaan
95% (p<0.05). Data kadar kolesterol yang dianalisis menggunakan ANOVA
adalah data kadar kolestero hasil pengurangan kadar kolesterol setelah
perlakuan dan kadar kolesterol hiperkolesterolemia. Uji ANOVA merupakan
uji statistik yang digunakan untuk membandingkan dua atau lebih mean
jawaban atas ada tidaknya perbedaan skor pada masing-masing kelompok.
Apabila data dengan skala pengukuran numerik tetapi tidak memenuhi untuk
uji parametrik (misalnya distribusi data tidak normal), maka dilakukan uji
nonparametrik yang merupakan alternatif dari uji parametriknya. Alternatif
31 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan Pembahasan
Penelitian yang dilaksanakan merupakan penelitian penelitian
eksperimental laboratorium. Penelitian ini dilaksanakan di LPPT Unit 4
Universitas Gadjah Mada selama 42 hari. Berikut ini adalah hasil dari
penelitian yang telah dilakukan.
1. Determinasi Tumbuhan
Tujuan dari determinasi tumbuhan agar tumbuhan yang diambil sesuai
dengan tumbuhan yang akan digunakan untuk penelitian sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam pengambilan bahan. Tumbuhan yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah tumbuhan tempuyung. Determinasi tanaman
dilaksanakan di Laboratorium Sistematik Tumbuhan Fakultas Biologi
Universitas Gadjah Mada. Dari hasil determinasi yang dilakukan
(lampiran 5), menunjukkan bahan yang digunakan pada penelitian ini
memang benar tumbuhan tempuyung (Sonchus arvensis). Berikut ini kunci
determinasi tumbuhan tempuyung.
1b - 2b - 3b - 4b - 6b - 7b - 9b - 10b - 11b - 12b - 13b - 14a -15a (109.
tanaman golongan 8) 109b - 120a - 121a - 122a (121. Famili Compositae)
1b - 12b - 23b (24. Sonchus)
2. Kondisi Hiperkolesterolemia pada Mencit Jantan
Penelitian yang dilaksanakan tidak melalui masa aklimatisasi karena
digunakan untuk penelitian, sehingga mencit-mencit tersebut sudah
terbiasa dengan lingkungan laboratorium. Sehingga penelitian dimulai
dengan mengambil darah mencit awal yang digunakan sebagai data kadar
kolesterol total darah mencit normal. Selanjutnya mencit-mencit tersebut
diinduksi dengan makanan diet tinggi lemak yang terdiri dari 6 % kuning
telur, 10 % minyak babi, dan 84 % pakan standar selama 35 hari dan pada
hari ke-36 mencit-mencit tersebut diukur kembali kadar kolesterolnya.
Hasil pengukuran kadar kolesterol pada hari ke-36 ini digunakan sebagai
data kadar kolesterol total darah mencit hiperkolesterolemia. Data kadar
kolesterol selama penelitian terlampir dalam lampiran 3. Kadar kolesterol
darah mencit normal dan hiperkolesterolemia dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1.
Kadar Kolesterol Darah Mencit Normal dan Hiperkolesterol
Perlakuan Kadar Kolesterol (mg/dL) ± SD
Normal Hiperkolesterolemia Kontrol Negatif 167,68 ± 31.85 175,38 ± 29,30 Kontrol Posistif 155,02 ± 21,33 223,60 ± 37,91 Dosis I 146,60 ± 29,17 215,92 ± 22,11 Dosis II 133,48 ± 11,30 184,92 ± 32.03 Dosis III 139,98 ± 25,16 235,52 ± 59,08 Keterangan :
- Kontrol Negatif = aquadest - Kontrol Positif = simvastatin
- Dosis I = infusa daun tempuyung dengan dosis 812,6 mg/kgBB - Dosis II= infusa daun temuyung dengan dosis 1425,31 mg/kgBB - DosisII= infusa daun tempuyung dengan dosis 2500 mg/kgBB
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa rata-rata kadar kolesterol
total darah mencit yang mendapat perlakuan hiperkolesterol menunjukkan
kadar kolesterol total yang lebih tinggi dibandingkan dengan kadar
dengan hasil uji statististik yaitu uji t (Lampiran 6) dengan
membandingkan kadar kolesterol normal dan Hiperkolesterolemia, dari
hasil uji t tersebut didapat perbedaan yang nyata antara kadar kolesterol
normal dan hiperkolesterolemia yaitu Phitung>Ptabel. Dengan demikian
pemberian makanan tinggi lemak yang terdiri dari 6 % kuning telur, 10%
minyak babi dan 86 % pakan standar dapat meningkatkan kadar kolesterol
total darah mencit.
Peningkatan kadar kolesterol juga dapat dilihat pada gambar 4.1.
Gambar tersebut menunjukkan peningkatan kadar koleterol darah mencit
hiperkolesterolemia dibandingkan dengan kadar kolesterol keadaan
normal.
Gambar 4.1: Diagram Kadar Kolesterol Darah Mecit Normal dan Hiperkolesterolemia (mg/dL)
0 50 100 150 200 250
1 2 3 4 5
Kadar Kolesterol Normal
Salah satu sumber penyebab kenaikan kadar kolesterol di dalam darah
adalah konsumsi makanan yang mengandung kolesterol maupun lemak
jenuh. Sumber kolesterol berasal dari produk hewani seperti daging, limpa,
otak, ginjal, kuning telur dan udang (Almatsier, 2009). Kuning telur
mengandung 220-250 mg kolesterol sehingga pemberian pakan yang
mengandung kuning telur sebanyak 2,02 gram dapat menaikkan kadar
kolesterol (Saragih, 2009).
Kadar kolesterol darah yang meningkat memiliki pengaruh negatif
terhadap jantung dan pembuluh darah dan hal ini sudah diketahui oleh
masyarakat luas. Namun ada salah pengertian seolah-olah yang paling
berpengaruh terhadap kenaikan kolesterol darah adalah kadar kolesterol
dari makanan sehingga banyak produk makanan, bahkan minyak goreng
diiklankan sebagai nonkolesterol. Faktor makanan yang paling
berpengaruh terhadap kadar kolesterol darah adalah lemak total, lemak
jenuh dan energi total. Kolesterol dalam tubuh terutama diperoleh dari
hasil sintesis di dalam hati, kolesterol makanan sebenarnya hanya sedikit
meningkatkan kadar kolesterol. Jumlah kolesterol yang disintesis
bergantung pada kebutuhan tubuh dan jumlah yang diperoleh dari
makanan. Bahan bakunya diperoleh dari karbohidrat protein atau lemak.
3. Penurunan Kadar Kolesterol
Kolesterol merupakan komponen essential membran struktural semua
sel dan merupakan komponen utama sel otak dan sel saraf. Namun apabila
membentuk endapan pada dinding pembuluh darah sehingga menyebabkan
penyempitan yang disebut aterosklerosis (Almatsier, 2009). Aterosklerosis
dapat dicegah dengan cara menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Dalam penelitian ini digunakan infusa daun tempuyung untuk menurunkan
kadar kolesterol. Dosis infusa daun tempuyung yang digunakan adalah
812,6 mg/kgBB, 1425 mg/kgBB, dan 2500 mg/kgBB. Sebelum perlakuan
infusa daun tempyung mencit kelompok kontrol positif dan dosis I, II , III
ditimbang terlebih dahulu untuk menentukan volume simvasatin dan
infusa daun tempuyung yang akan diberikan ke mencit. Volume
simvastatin dan infusa daun tempuyung serta contoh perhitungannya
terlampir dalam lampiran 3
Perlakuan infusa daun tempuyung diberikan selama 7 hari. Sebelum
Pada hari ke-8 setelah perlakuan diukur kembali kadar kolesterolnya. Hasil
pengukuran kadar kolesterol ini digunakan sebagai data kadar kolesterol
darah mencit setelah perlakuan. Hasil Pengukuran kadar kolesterol darah
mencit hiperkolesterolemia dan setelah perlakuan dapat dilihat pada tabel
4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2.
Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Hiperkolesterolemia dan setelah Perlakuan
Kelompok
Kelompok
Kadar Koleterol total (mg/dL) Hiperkolesterolemia Setelah
Perlakuan
Selisih penurunan Dosis II 184,92 92,78 92,14 Dosis III 235,52 129,28 106,24 Keterangan :
- Kontrol Negatif = aquadest
- Kontrol Positif = suspensi simvastatin
- Dosis I = infusa daun tenpuyung dengan dosis 812,6 mg/kgBB - Dosis II= infusa daun tenpuyung dengan dosis 1425,31 mg/kgBB - Dosis III= infusa daun tenpuyung dengan dosis 2500
mg/kgBB
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa rata-rata kolesterol pada darah
mencit setelah mendapat perlakuan masing-masing, penurunan kadar
kolesterol total terbesar ditunjukkan oleh kelompok kontrol positif, dengan
selisih penurunan dari hiperkolesterolemia ke setelah perlakuan 119,12
mg/dL). Sedangkan penurunan kadar kolesterol terendah ditunjukkan oleh
kelompok kontrol negatif dengan selisih penurunan dari hiperkolesterol ke
setelah perlakuan 70,68 mg/dL. Penurunan kadar kolesterol keadaan
hiperkolesterolemia dan kadar kolesterol setelah perlakuan dapat dilihat
Gambar 4.2. Diagram Pengukuran Kadar Kolesterol Hiperkolesterolemia dan sesudah Perlakuan
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa terjadi perubahan kadar kolesterol
total hiperkolesterolemia dan setelah mendapat perlakuan pada
masing-masing kelompok. Untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan bermakna
atau tidak terhadap perubahan kadar kolesterol pada masing-masing
kelompok setelah 8 hari perlakuan dilakukan juga uji statitistik. Uji
statistik yang dilakukan adalah Uji t (lampiran 7). Hasil uji t terlihat pada
tabel 4.6.
Tabel 4.3
Hasil Uji t (Paired-Samples T Tast) kadar Kolesterol pada Mencit Jantan
Kelompok
- Nilai sig=<0.05, rata-rata kadar kolesterol total darah mencit hiperkolesterolemia dan sesudah perlakuan (berbeda nyata)
- s = siginifikan
- Kontrol Negatif = aquadest
- Kontrol Positif = suspensi simvastatin
- Dosis I = infusa daun tempuyung dengan dosis 812,6 mg/kgBB - Dosis II= infusa daun tempuyung dengan dosis 1425,31 mg/kgBB - DosisII= infusa daun tempuyung dengan dosis 2500 mg/kgBB
Berdasarkan tabel 4.3. hasil uji Paired-samples T test, pada kelompok
kontrol negatif nilai sig. 0,002 (p<0,05), ini berarti perlakuan aquadest
pada kelompok kontrol negatif, memiliki pengaruh yang signifikan dalam
penurunan kadar kolesterol total darah mencit. Pada kelompok kontrol
posistif yang diberi suspensi simvastatin menunjukkan bahwa simvastatin
memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan kadar kolesterol
total mencit. Hal ini ditunjukkan (lampiran 7b) dengan nilai signifikan
0,000 (p<0,05). Pada kelompok dosis 812,6 mg/kgBB berdasarkan uji
statistik (lampiran 7c dan tabel 4.3.) memiliki nilai sig.0,000 (p<0,05)
yang berarti antara kelompok dosis I hiperkolesterol dan setelah perlakuan
signifikan, hal ini menunjukkan bahwa pemberian infusa daun tempuyung
dengan dosis 812,6 mg/kgBB memberikan pengaruh yang signifikan
dalam penurunkan kadar kolestesterol total darah mencit. Pada kelompok
berdasarkan uji statistik (lampiran 7d dan tabel 4.3.) memiliki nilai
sig.0,008 (p<0,05) yang berarti antara kelompok dosis II hiperkolesterol
dan setelah perlakuan signifikan, hal ini menunjukkan bahwa pemberian
infusa daun tempuyung dengan dosis 1425,31 mg/kgBB memberikan
pengaruh yang signifikan dalam penurunan kadar kolestesterol darah
mencit. Pemberian infusa dauan tempuyung dengan dosis 2500 mg/kgBB
memberikan pengaruh yang signifikan dalam penurunkan kadar
kolestesterol darah mencit. Berdasarkan uji statistik (lampiran 7e dan tabel
4.3) kelompok dosis III memiliki nilai sig.0,002 (p<0,05) yang berarti
antara kelompok dosis III hiperkolesterol dan setelah perlakuan signifikan.
Untuk mengetahui perubahan kadar kolesterol pada masing-masing
kelompok setelah 7 hari perlakuan apakah bermakna atau tidak, maka
dilakukan uji statistik terhadap kadar kolesterol total darah mencit
hiperkolesterolemia dan setelah perlakuan. Uji statistik yang dilakukan
adalah uji ANOVA One way. Sebelum dilakukan uji ANOVA, terlebih
dahulu dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Apabila data yang
diperoleh tidak homogen dan terdistribusi tidak normal maka uji ANOVA
one Way tidak dapat dilakukan. Hasil uji normalitas dan uji homogenitas
data kadar kolesterol darah mecit hiperkolesterolemia dan sesudah
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan mengetahui faktor variabel berdistribusi
normal atau tidak (uji normalitas terlampir pada lampiran 8a, 9a, dan
10a). Hasil analisa statistik normalitas dapat dilihat pada tabel 4.4
sebagai berikut:
Tabel 4.4.
Tes Normalitas Kadar Kolesterol Total Darah Mencit Hiperkolesterolemia dan setelah Perlakuan
Kadar Kolesterol Kolmogorov-Smirnov
a
Mean Df Sig. Hiperkolesterolemia 207.06 25 0.814 Setelah Perlakuan 107.68 25 0.813 Selisih penurunan 99.38 25 0.838
Berdasarkan hasil uji normalitas, diperoleh kadar kolesterol total
darah mencit pada keadaan hiperkolesterolemia memiliki probabilitas
kesalahan 0.814>0.05 yang berarti Ho ditolak, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa data kadar kolesterol total hiperkolesterolemia
berdistribusi normal. Kemudian pada kadar kolesterol total darah
mencit sesudah perlakuan memiliki probalitas kesalahan 0.517>0,05
dengan demikian Ho ditolak dan uji statistik ini menunjukkan data
pengukuran kadar kolesterol total setelah perlakuan berdistribusi
normal. Begitu juga selisih kadar kolesterol normal dan setelah
perlakuan diperoleh p=0.619 dengan demikian Ho ditolak dan uji
statistik ini menunjukkan data selisih kadar kolesterol total setelah
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas atau test homogenity of variance digunakan untuk
mengetahui apakah variabel identik atau tidak identik (uji homogenitas
terlampir pada lampiran 8b, 9b dan 10b) Hasil analisa statistik uji
homogenitas dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5.
Uji Homogenitas Kadar Kolesterol Total Darah Mencit Hiperkolesterolemia dan setelah Perlakuan Kadar Kolesterol Levene
Statistik
df1 df2 Sig
Hiperkolesterolemia .990 4 20 .436 Sesudah Perlakuan .355 4 20 .837 Selisih pretest dan
posttest 1.482 4 20 .245
Berdasarkan tabel 4.5. nilai levene statistik untuk kadar kolesterol
total darah mencit hiperkolesterolemia adalah 0.990 dengan probalitas
kesalahan (sig.) 0,436 hal ini berarti 0,436>0,05 dengan demikian data
kadar kolesterol total darah mencit hiperkolesterolemia identik atau
penelitian tiap ulangan adalah homogen. Untuk kadar kolesterol total
darah mencit sesudah perlakuan nilai levene statistiknya sebesar 0,837
dengan probalitas kesalahan (sig) 0,507, maka ini menunjukkan bahwa
data kadar kolesterol total darah mencit sesudah perlakuan identik atau
penelitian tiap ulangan adalah homogen. Nilai levene statistik untuk
selisih kadar kolesterol total darah mencit hiperkolesterolemia dan
setelah perlakuan adalah 1,482 dengan probalitas kesalahan (sig.) 0,245
kolesterol total darah mencit hiperkolesterolemia dan setelah perlakuan
identik atau penelitian tiap ulangan adalah homogen
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas diperoleh bahwa
data selisih antara kadar kolesterol total mencit hiperkolesterolemia dan
sesudah perlakuan terdistribusi normal dan datanya homogen atau identik.
Oleh sebab itu, uji ANOVA dapat dilakukan. Untuk mengetahui apakah
terjadi perbedaan yang bermakna atau tidak terhadap kadar kolesterol total
darah mencit setelah perlakuan, dilakukan juga uji statistik. Berdasarkan
hasil uji ANOVA One Way didapat p=0,124 (p>0,05) (lampiran 10c). Hal
ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata penurunan
kolesterol dari kelima perlakuan. Karena uji Anova menunjukkan hasil
yang tidak signifikan maka uji lanjutan untuk mengetahui kelompok mana
yang memberikan beda nyata dalam penurunan kadar koelsterol tidak
dapat dilakukan.
Dalam penelitian ini aquadest juga dapat menurunkan kadar kolesterol
darah mencit. Menurut Anonim (2013), perbanyak minum air putih juga
akan meningkatkan metabolisme yang juga akan melunturkan lemak dan
kolesterol. Berdasarkan tabel 4.2. dari ketiga dosis infusa daun tempuyung
yang paling besar menurunkan kadar kolesterolmmencit
hiperkolesterolemia adalah dosis I yaitu infusa daun tempuyung dengan
dosis 812,6 mg/kgBB. Dari ketiga dosis ini dosis 816,2 mg/kgBB
merupakan titik optimal dari ketiga dosis yang digunakan sehingga