• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Metodologi Penelitian

Ada dua jenis metode penelitian, yaitu metode riset ilmiah (scientific) dan metode riset naturalis (naturalist approach). Metode riset ilmiah menggunakan pendekatan deduksi atau berdasarkan analisis data dalam proses pengambilan keputusan. Sementara metode riset naturalis menggunakan pendekatan induksi yaitu menggunakan data untuk mengambil kesimpulan tanpa menggunakan hipotesis. Penelitian ini akan menggunakan metode riset ilmiah (scientific) dengan melakukan analisis berdasarkan data teknis yang ada dan dibantu oleh simulasi menggunakan aplikasi komputer (software) Etap.

3.2 Tahapan Penelitian

Untuk melakukan penelitian diperlukan tahapan yang terstruktur sehingga penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan. Penelitian diawali dengan perumusan masalah dan studi literatur kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data yang diperlukan. Setelah data terkumpul, dibuat perencanaan penyulang baru. Perencanaan ini dilakukan simulasi dan analisis. Analisis dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dan hasil simulasi. Ada dua analisis

(2)

yaitu Analisis kelayakan operasional menunjukan seberapa efektif hasil dari rekonfigurasi peyulang.

Dan kelayakan finansial adalah perbandingan seberapa besar biaya yang dibutuhkan untuk melakukan rekonfigurasi penyulang dan penjualan energi listrik. Apabila perencanaan ini dinyatakan layak secara operasional dan finansial maka perencanaan tersebut dapat dilaksanakan. Setelah analisis selesai dilakukan maka dibuat kesimpulan dari seluruh kegiatan penelitian sebagai penutup. Berikut flow chartnya :

(3)

Gambar 3.1Blok diagram tahapan penelitian

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada wilayah kerja PT PLN (Persero) Distribusi Banten Area Cikokol. Gardu distribusi yang menjadi tempat penelitian ini memiliki data sebagai berikut :

Nama pelanggan : PT Mayora Tbk

Alamat : Jl. Telesonik Jati Uwung Tangerang Analisis kelayakan operasional : 1. Penurunan jumlah Analisis Kelayakan Finansial Analisis Kelayakan Operasional

(4)

Nomor gardu : TG 175

Permohonan daya : 5 MVA

3.4 Sumber dan Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Sumber Data

Sumber data dalam pembahasan tugas akhir ini berupa data sekunder yang berasal dari :

1. PT PLN (Persero) Distribusi Banten Area Cikokol

2. PT PLN (Persero) Gardu Induk Jatake

3. PT PLN (Persero) Gardu Induk Maximangando

4. PT Mayora Tbk.

3.4.2 Pengumpulan Data

Dalam penulisan tugas akhir ini, studi kasus yang akan dibahas adalah perencanaan rekonfigurasi penyulang untuk memenuhi permohonan daya atas nama PT Mayora Tbk sebesar 5 MVA yang akan disuplai dari gardu TG 175 Penyulang Canon GI Jatake menggunakan simulasi Etap.

(5)

Karena apabila tidak dilakukan rekonfigurasi, penyulang yang ada saat ini sudah tidak dapat menampung beban (over load). Dan apabila harus membangun penyulang baru akan membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang sangat besar.

Dalam penulisan tugas akhir ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah berdasarka metode-metode sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Metode pengumpulan data-data teknis GI Jatake, penyulang Canon, gardu distribusi TG 175 yang melayani pelanggan atas nama PT Mayora Tbk

2. Penelaahan Kepustakaan

Penelaahan kepustakaan merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca literatur – literatur yang berkaitan dengan sistem penyaluran energi listrik dan monitoring pembebanannya.

(6)

Gambar 3.2 Single Line Diagram Penyulang Canon 3.4.3 Data Teknik GI Jatake Trafo 4

GI Jatake merupakan subsistem Balaraja, yang melayani wilayah PT PLN (Persero) Distribusi Banten khususnya Area Cikokol, Serpong, Cengkareng dan Cikupa. GI Jatake ini memiliki empat trafo step down 150 kV / 20 kV. Berikut ini merupakan data teknik dari trafo 4.

TG 175 PT Mayora Tbk

(7)

Tabel 3.1 Data Teknik Trafo 4 GI Jatake

NO PARAMETER NILAI SATUAN

1 Daya 60 MVA

2 Impedansi (Z %) 12 %

3 Tegangan Primer 150 kV

4 Tegangan Sekunder 20 kV

5 Hubungan Belitan Trafo YNyn0 (d11)

6 Netral Ground Resistor (NGR) 12 Ohm

7 Jumlah Feeder 16

8 Belitan Delta 20 MVA

3.4.4 Data Teknik Penyulang Canon

Penyulang Canon merupakan penyulang dengan jenis Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) bawah tanah. Penyulang Canon termasuk dalam konfigurasi jaringan spindel, yang bermuara ke Gardu Hubung (GH) 68, dan memiliki satu buah penyulang express yaitu Gajah Tunggal 8.

Kondisi saat ini Peyulang Canon mendapatkan suplai energi listrik dari Gardu Induk Jatake trafo 4. Berikut ini merupakan data teknik dari penyulang Canon.

(8)

Tabel 3.2 Data Teknik Penyulang Canon

NO PARAMETER NILAI SATUAN KETERANGAN

1 Beban Penyulang 235 A Saat beban puncak

2 Jumlah Gardu Distribusi 4 set

3 Tegangan 20 kV

4 Total Panjang Penyulang 8934 meter

5 Ukuran Inti Kabel 240 mm² NA2XSEYBY

3.4.5 Data Teknik Gardu TG 175

Gardu TG 175 merupakan gardu distribusi tipe beton yang melayani pelanggan atas nama PT Mayora Tbk dan mendapatkan suplai energi listrik dari penyulang Canon GI Jatake trafo 4.

(9)

Untuk kondisi saat ini digardu tersebut digunakan daya listrik sebesar 7,5 MVA. Dan pada tahun 2016 ini PT Mayora Tbk mengajukan permohonan untuk penambahan daya sebesar 5 MVA. Untuk melayani permohonan tersebut PLN merencanakan rekonfigurasi penyulang, karena penyulang yang ada saat ini sudah over load dan tanpa harus membangun gardu distribusi yang baru.

Berdasarkan data aset hasil inspeksi dilapangan Gardu tersebut mempunyai data instalasi sebagai berikut :

(10)

3.5 Perhitungan Pembebanan Penyulang

3.5.1 Perhitungan pembebanan penyulang Canon

Apabila dilakukan tambah daya sesuai dengan permohonan dari PT Mayora Tbk sebesar 5 MVA, maka pembebanan yang akan ditampung oleh penyulang Canon adalah sebesar 379 ampere. Berikut perhitungannya.

o Beban existing Penyulang Canon = 235 Ampere

o Penambahan daya = 5 MVA / 34,6 = 144 Ampere

o Penambahan daya = 235 + 144 = 379 Ampere

Untuk mengetahui pembebanan penyulang, setiap bulan PT PLN (Persero) Gardu Induk Jatake dan yang lainnya mengirimkan laporan pembebanan penyulang kepada PT PLN (Persero) Area Cikokol.

3.5.2 Pembebanan Gardu Induk Jatake

Gardu Induk Jatake merupakan salah satu bagian terpenting dalam penyaluran energi listrik kepada pelanggan diwilayan PT PLN (Persero) Area Cikokol, GI tersebut banyak mensuplai kawasan industri yang memebutuhkan daya listrik yang besar. Seperti yang terlihat pada profile pembebanan GI Jatake berikut ini.

(11)

Tabel 3.4 Beban Penyulang GI Jatake 1 L U TU T S ER P O N G T R A F O 1 1 45 2 B A N TA L S ER P O N G T R A F O 1 1 50 3 K A S U R S ER P O N G T R A F O 1 1 65 4 G U L IN G S ER P O N G T R A F O 1 1 20 5 T O R A B IK A 2 C IK U P A T R A F O 1 1 15 6 T O R A B IK A 1 C IK U P A T R A F O 1 1 15 7 T R EM S ER P O N G T R A F O 1 1 90 8 T A N G A N S ER P O N G T R A F O 1 1 55 9 K A K I S ER P O N G T R A F O 1 1 80 10 K ER E TA S ER P O N G T R A F O 1 8 5 11 G A JA H TU N G G A L 1 0 C EN G K A R E N G T R A F O 2 1 10 12 G A JA H TU N G G A L 4 C IK O KO L T R A F O 2 1 30 13 P U N D A K S ER P O N G T R A F O 2 1 45 14 S E LIM U T C IK U P A T R A F O 2 2 5 15 J A R I C IK U P A T R A F O 2 1 55 16 S IK U C IK O KO L T R A F O 2 1 55 17 D IS K O C IK O KO L T R A F O 2 1 65 18 J EM PO L S ER P O N G T R A F O 2 7 0 19 L A M P IT S ER P O N G T R A F O 2 1 70 20 P A H A C IK O KO L T R A F O 2 1 70 21 M O TIK S ER P O N G T R A F O 2 2 20 22 T O S H IB A C IK U P A T R A F O 2 1 50 23 O LIM P U S S ER P O N G T R A F O 2 9 0 24 K O N IK A S ER P O N G T R A F O 2 1 0 25 P O L ITR O N C IK O KO L T R A F O 2 1 55 26 IN T ER W O O D 1 C IK U P A T R A F O 2 0 27 IN T ER W O O D 2 S ER P O N G T R A F O 3 1 70 28 IN T ER W O O D 3 S ER P O N G T R A F O 3 1 55 29 G A JA H TU N G G A L 5 C IK O KO L T R A F O 3 1 00 30 G A JA H TU N G G A L 3 C IK O KO L T R A F O 3 1 15 31 P L U IT S T EE L S ER P O N G T R A F O 3 9 5 32 T A N G K I C IK O KO L T R A F O 3 1 25 33 T U M IT S ER P O N G T R A F O 3 2 00 34 T EL A P A K S ER P O N G T R A F O 3 2 05 35 R A N JA N G C IK U P A T R A F O 3 1 95 36 T EX IN DO 1 C IK O KO L T R A F O 3 1 35 37 T EX IN DO 2 C IK U P A T R A F O 3 1 40 38 S A M S U N G C IK O KO L T R A F O 4 1 0 39 B E R KA LA S ER P O N G T R A F O 4 2 05 40 S U S U K C EN G K A R E N G T R A F O 4 2 20 41 P EC E L S ER P O N G T R A F O 4 6 5 42 S E R U LIN G C IK U P A T R A F O 4 0 43 S E R U N A I S ER P O N G T R A F O 4 1 40 44 S A M B A C IK O KO L T R A F O 4 4 0 45 R O CK C IK O KO L T R A F O 4 1 30 46 T IK A R C IK U P A T R A F O 4 1 20 47 P O L A R O ID C EN G K A R E N G T R A F O 4 1 05 48 P IX M A C EN G K A R E N G T R A F O 4 2 0 49 C A N O N C IK O KO L T R A F O 4 2 35 50 M IN O L TA C IK O KO L T R A F O 4 2 10 51 N IK O N C IK O KO L T R A F O 4 1 0 52 X ER O X C IK O KO L T R A F O 4 6 40 53 P EN T A K C IK O KO L T R A F O 4 2 0 T R A F O B EB A N M A K SIM AL( A ) N O PE N Y U L AN G AR EA 0

(12)

3.5.3 Kuat Hantar Arus (KHA) Kabel

Untuk menjaga pasokan listrik kepada pelaggan tetap aman, salah satu faktor yang harus diperhatikan adalah kuat hantar arus (KHA) dari kabel yang digunakan. Untuk melayani permohonan dari PT Mayora Tbk maka pembebanan yang akan ditampung oleh penyulang Canon adalah sebesar 379 Ampere.

Hal ini tidak sesuai dengan standar PLN dan kuat hantar arus (KHA) kabelnya. Berikut tabel kuat hantar arus pada kabel dengan jenis penghantar aluminium.

Tabel 3.5 Kuat Hantar Arus (KHA) Kabel

Ditanah

Diudara

25

93

83

35

111

102

NAYY

50

133

124

NAYBY

NAYFGBY

70

165

158

NAYFGBY

95

198

190

NAYCY

120

227

221

NAYCWY

NAYSY

150

254

252

NAYCEY

185

290

289

NAYHSY

240

341

339

300

387

377

400

446

444

KHAInti 3atau 4

JenisKabel LuasPenampang (mm²)

(13)

3.5 Sistem Jaringan Penyulang Canon

Pada penyulang Canon, menggunakan sistem jaringan tipe spindel. Ini merupakan jaringan distribusi primer gabungan dari struktur radial yang ujung-ujungnya dapat disatukan pada gardu hubungdan terdapat penyulang ekspres. Penyulang ekspres (express feeder) ini harus selalu dalam keadaan bertegangan, dan siap terus menerus untuk menjamin bekerjanya system dalam menyalurkan energi listrik ke beban pada saat terjadi gangguan atau pemeliharaan. Dalam keadaan normal tipe ini beroperasi secara radial.

Gambar 3.4 Tipe Jaringan Spindel Penyulang Canon TG 175 PT Mayora Tbk

Gambar

Gambar 3.1 Blok diagram tahapan penelitian
Gambar 3.2 Single Line Diagram Penyulang Canon 3.4.3 Data Teknik GI Jatake Trafo 4
Tabel 3.1 Data Teknik Trafo 4 GI Jatake
Tabel 3.2 Data Teknik Penyulang Canon
+5

Referensi

Dokumen terkait

Kinerja Lini tas (Quality jajaran stasinya den mesin-mesin ini kurang sebagaiman pada tingka Produksi 3, y) pelaksan ngan meraih n Tubing ma lebih meny na acuan sa at 4,000 DP ,

Survey tahap 2 yang bertujuan untuk mengetahui preferensi konsumen terhadap stimuli yang telah dirancang dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada konsumen dari restoran

Hasil perhitungan yang diperoleh untuk tingkat kepentingan responden terhadap atribut kualitas pemeliharaan di workshop dapat dilihat pada tabel 3.9 dan gambar 3.1 yang

Dari hasil menjalankan model di atas maka masing-masing grafik dibandingkan dengan hasil perhitungan manual dari nilai OEE tahun 2008 akan didapatkan grafik

Badan Pusat Statistik (BPS) mengklasifikasikan untuk industri pengolahan dengan berdasarkan jumlah tenaga kerja dan menurut jenis barang yang di produksi menurut jumlah

Penjelasan pengukuran pada cluster 7, di presentasikan fenomena PD pada phasa T, diperlihatkan gambar 3.29 dengan nilai 2.24nC lebih besar daripada phasa lainya.

PT. Raya Indo Fortuna merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa maintenance unit electric forklift. Raya Indo Fortuna berlaku sebagai sub pelaksana

Sistem Manajemen K3L Trakindo didasarkan pada standar OHSAS 18001 dan ISO 14001, dan disusun untuk memastikan tersedianya lingkungan kerja dan operasional yang