• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Metodologi penelitian merupakan bagian penting dalam sebuah penelitian. Dengan metodologi penelitian, dapat dijelaskan tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian yang dilakukan. Dengan adanya suatu metodologi penelitian yang sistematis, peneliti akan menjadi lebih jelas dan terarah dalam melaksanakan penelitiannya, sehingga penelitian yang dilakukan dapat dilakukan dengan lebih efektif. Tahapan-tahapan dalam metodologi penelitian dalam skripsi ini akan dijelaskan lebih lanjut.

4.1 Studi dan Penelitian Pendahuluan

Penelitian pendahuluan merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian. Hal ini dilakukan dengan mendatangi perusahaan tempat diadakan penelitian untuk melihat keadaan di perusahaan, produk yang diproduksi, sistem produksinya, hingga mencari masalah-masalah yang timbul dalam perusahaan tersebut. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan manajer pabrik, foreman, juga karyawan yang bekerja untuk mendapatkan informasi yang berguna bagi penelitian. Selanjutnya, data-data historis perusahaan dapat diperoleh sehingga dapat menjadi bahan penelitian.

(2)

4.2 Studi Pustaka

Studi pustaka dilakukan dengan cara membaca buku-buku referensi, materi kuliah, literatur, artikel-artikel, informasi di internet, dan lain-lain. Pada tahapan ini, diharapkan peneliti dapat memperoleh sumber teori dan prinsip yang akan dipakai dalam penelitian dan mendapat cara menyelesaikan masalah yang dihadapi perusahaan. Pada tahapan ini, peneliti juga mendapatkan landasan teori atas apa yang akan dikerjakan dalam perusahaan tersebut.

4.3 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Dari penelitian pendahuluan yang dilakukan pada PT. Bogasari, dapat diketahui bahwa perusahaan mempunyai masalah mengenai tingkat defect yang dihasilkan pada proses produksi tepung merek “Cakra Kembar” pada bulan Mei dan Juni 2007. Tingkat defect yang dihasilkan melewati batas defect sebesar 1.925 persen sehingga menghasilkan kelebihan defect sekitar 20,000 kilogram tepung perbulannya. Hal ini menyebabkan biaya rework akan meningkat. Hal inilah yang akan diteliti agar dapat meningkatkan kapabilitas proses yang ada.

4.4 Penentuan Tujuan Penelitian

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah :

• Menyediakan informasi banyaknya defect bagi Manager di lantai produksi Mill MNO

• Memberikan masukkan pada PT. Bogasari mengenai kapabilitas Proses Produksi tepung terigu “Cakra Kembar”

(3)

• Menyediakan informasi mengenai penyebab potensial yang mengakibatkan defect yang tinggi pada proses produksi ”Cakra Kembar” bulan Mei-Juni 2007. • Menyediakan informasi maintenance yang dilakukan pada PT. Bogasari

• Memberi masukan pada PT. Bogasari tentang nilai Overall Equipment Effectiveness dari penggunaan mesin-mesin bulan Mei-Juni 2007.

• Menyediakan informasi mengenai penyebab potensial yang mengakibatkan tingginya tingkat breakdown pada bulan Mei-Juni 2007

4.5 Pengumpulan Data Umum Perusahaan

Pengumpulan data umum perusahaan mencakup berbagai data yang dapat digunakan untuk menunjang penelitian yang dilakukan, antara lain sejarah perusahaan, struktur organisasi, proses produksi, shift kerja, ketenagakerjaan, kekuatan dan kelemahan perusahaan, fasilitas yang dimiliki, visi dan misi perusahaan, dan sebagainya yang dapat membantu peneliti dalam memahami organisasi tersebut lebih jauh dan bagaimana cara kerjanya.

4.6 Penentuan Produk yang akan Diteliti

Pada tahapan ini, peneliti harus dapat menentukan produk apa yang akan dipilih untuk diteliti. Pada PT. Bogasari, produk premium yang dihasilkan untuk pasar domestik adalah produk tepung merek “Cakra Kembar”. Produk ini digunakan hampir dalam setiap industri mulai dari pembuatan roti, cake, sampai pada mie instan. Produk ini harus memiliki standar yang tinggi, karena pada proses pembuatan roti, mie, dan sebagainya dibutuhkan tepung yang liat, yang memiliki

(4)

kadar protein yang tinggi dan tepung yang bersih sehingga dapat dihasilkan produk yang prima seperti roti yang mengembang, bergizi dan juga bersih (putih). Produk ini merupakan produk yang sangat dipengaruhi oleh Voice of Customer. Oleh karena itu, peneliti memilih untuk meneliti produk tepung merek “Cakra Kembar” yang diproduksi oleh PT. Bogasari.

4.7 Penentuan Kategori Quality yang Diteliti

Setelah produk yang akan diteliti telah diketahui, selanjutnya ditentukan kategori kualitas yang akan diteliti. Pada proses produksi tepung “Cakra Kembar”, terdapat tiga Quality Guide yang harus dipenuhi agar produk tersebut dapat lolos dari uji kualitas. Tiga Quality Guide tersebut adalah tingkat moisture (kelembaban) tepung, tingkat protein, dan tingkat kebersihan (ash). Dari ketiga kategori tersebut, penulis harus menentukan kategori mana yang akan diteliti. Hal ini dilakukan dengan melihat jumlah defect masing-masing kategori dalam bulan Mei sampai Juni 2007. Setelah jumlah defect masing-masing kategori diketahui, selanjutnya dibuat Diagram Pareto untuk mengetahui kategori mana yang paling besar menyebabkan defect. Setelah diketahui, maka kategori itulah yang akan diteliti dalam skripsi ini.

4.8 Pengumpulan Data Produk dan Kategori

Setelah mengetahui produk dan kategori yang akan diteliti, selanjutnya akan dilakukan pengumpulan data produk dan kategori tersebut. Data yang dikumpulkan adalah data hasil test Laboratorium terhadap produk tepung “Cakra Kembar” selama bulan Mei sampai Juni 2007 untuk kategori tepung. Data yang didapatkan

(5)

berupa data variabel dengan subgroup sebesar enam buah. Jumlah data yang didapatkan selama bulan Mei sampai Juni 2007 adalah sebanyak 34 buah data. Selanjutnya data tersebut akan diolah dengan metode SQC dan dibuat peta kendalinya.

4.9 Penentuan Peta Kendali

Karena data yang didapatkan adalah data variabel dengan subgroup sebanyak enam buah, maka selanjutnya harus menentukan peta kendali apa yang akan dibuat. Untuk data variabel dengan subgrup berada diantara 1<n<10 maka peta kendali yang dipakai adalah peta kendali X dan R. bila peta kendali yang akan dipakai sudah diketahui, maka selanjutnya pembuatan peta kendali dapat dilaksanakan.

4.10Pembuatan Peta Kendali

Pembuatan peta kendali dilakukan dengan menghitung X dari setiap subgrup yang ada, kemudian mencari range (R) dari setiap subgrup. Setelah X

dan R diketahui, dilanjutkan dengan mencari nilai R. Lalu, dicari nilai CL, UCL, dan LCL dari tiap peta kendali. Setelah itu data-data yang ada dimasukkan (plot data) ke dalam peta kendali X dan R. bila ada data yang melewati batas kendali, baik batas kendali atas ataupun bawah, maka perlu diadakan revisi terhadap peta kendali tersebut. Revisi dilakukan dengan cara menghilangkan data-data yang out of control dan menghitung kembali nilai X , R, R, CL, UCL, dan LCL yang baru dan plot data lagi. Hal ini dilakukan berulang kali sampai tidak ada data yang out

(6)

of control. Hal ini dilakukan agar proses yang diteliti tidak mempunyai variasi penyebab khusus, yang berarti keadaan diluar proses tidak mempengaruhi proses tersebut. Sehingga hanya variasi penyebab umum yang akan diteliti dan diusahakan untuk dihilangkan.

4.11Perhitungan Kapabilitas Produksi

Setelah sebuah proses sudah mencapai tingkat yang stabil, dalam arti tidak ada variasi penyebab khusus yang mempengaruhi proses tersebut, dapat dicari nilai kapabilitas proses tersebut. Nilai kapabilitas proses ini penting agar dapat diketahui seberapa bagus kemampuan proses tersebut. Dalam langkah ini, akan dicari nilai dari s, Cp, CPL, CPU, dan Cpk. Dari nilai-nilai tersebut akan didapatkan apakah suatu proses tersebut adalah baik atau tidak.

4.12Pembuatan FMECA

Setelah proses diketahui nilai kapabilitasnya, proses tersebut dapat dicari penyebab potensial yang mengakibatkan kesalahan terjadi, serta mencari alternatif penyelesaiannya dengan membuat Failure Mode, Effect and Criticality Analysis (FMECA). Langkah pertama adalah dengan membuat Fishbone Diagram untuk mengetahui sebab-sebab potensial, lalu dari masing-masing sebab dicari akibat potensialnya. Setelah itu membuat table SOD (Severity, Probability, Detectability), dan dicari nilai RPN (Risk Priority Number). Setelah ditemukan nilai RPN, maka penyebab potensial terbesar akan didapatkan sehingga penyebab tersebut yang akan diprioritaskan untuk dicari alasannya dan dicari solusinya.

(7)

4.13Analisa Perawatan Mesin

4.13.1 Analisa Tingkat Breakdown tahun 2005-2007

Dari data tingkat breakdown yang ada dari tahun 2005-2007, dilihat ada tren yang menyebabkan tingkat breakdown menjadi tinggi pada saat-saat tertentu. Alasan dari tren ini harus dicari dan diteliti agar selanjutnya tidak terjadi.

4.13.2 Penentuan Data yang akan diteliti

Dilihat dari data pada tahun 2007, tingkat breakdown sangat tinggi khususnya pada bulan Mei dan Juni 2007, sehingga penelitian akan dilakukan untuk kedua bulan tersebut. Selanjutnya, akan dicari nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE) dari penggunaan mesin pada Mill MNO.

4.14Perhitungan Nilai OEE

Setelah data yang akan diteliti sudah didapatkan, selanjutnya akan dihitung nilai Overall Equipment Effectiveness (OEE). OEE dicari dengan cara mengalikan nilai Availability dengan nilai Performance dan nilai Quality. Selanjutnya, akan dicari masing-masing nilai tersebut.

4.14.1 Perhitungan Nilai Availability

Nilai availability dihitung dengan cara membagi operation time dengan loading time. Operation time adalah waktu beroperasinya suatu mesin, dimana nilainya didapatkan dari loading time dikurangi dengan downtime. Nilai availability yang didapatkan akan menjelaskan tingkat operasi suatu mesin. Makin

(8)

tinggi nilai availability, makin sering suatu mesin beroperasi (lebih jarang breakdown).

4.14.2 Perhitungan Nilai Performance

Nilai performance didapatkan dari perbandingan kapasitas mesin ideal dengan kapasitas mesin aktual yang dijalankan pada lantai produksi. Makin besar nilai performance, kemampuan sesungguhnya dari suatu mesin dipakai dengan lebih maksimal.

4.14.3 Perhitungan Nilai Quality

Nilai quality didapatkan dengan cara membandingkan antara jumlah output yang dihasilkan dengan jumlah input yang dipakai untuk membuat output tersebut. Nilai jumlah output yang ada adalah dari hasil jumlah input dikurangi dengan jumlah defect yang ada. Makin tinggi nilai quality, makin sedikit defect yang dihasilkan, sehingga makin tinggi kualitas suatu perusahaan.

4.15Pembuatan FMECA

Dari RPN, diketahui bahwa penyebab potensial terbesar adalah tingginya downtime yang ada pada waktu-waktu tertentu. Dari sini, akan dicari solusi untuk dapat mengatasi masalah tersebut. Selanjutnya akan dibuat suatu usulan penerapan untuk meningkatkan kinerja PT. Bogasari.

(9)

4.16Usul Penerapan

Dalam bagian ini, peneliti akan mencoba untuk memberikan suatu usulan penerapan yang mungkin dilakukan pada PT. Bogasari untuk mengatasi masalah yang terjadi dalam perusahaan.

4.17Kesimpulan dan Saran

Dalam bagian ini, akan ditarik kesimpulan dan memberikan saran-saran untuk dapat mengatasi masalah yang dihadapi PT. Bogasari.

Demikianlah metodologi penelitian yang dipakai dalam penulisan skripsi ini. Selanjutnya akan disajikan gambar skema metodologi penelitian yang akan dipakai.

(10)

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis Gambar 4.1 Gambar Metodologi Penelitian

(11)

A

Penentuan Peta Kendali

Perhitungan X Bar, R

dan R Bar

Perhitungan Batas

Kendali (UCL dan LCL)

Pembuatan Peta Kendali

dan Plot Data

Data berada dalam Batas Kendali ? Yes No

Revisi

Perhitungan Kapabilitas

Produksi

Pembuatan FMEA

Identifikasi Failure Mode dengan diagram Fishbone

Identifikasi Efek

Kegagalan

Tentukan Nilai Severity, Occurance, dan Detection

Hitung Nilai RPN

Tentukan penyebab kegagalan yang perlu

diprioritaskan untuk perbaikan

Tentukan

Recommended Action

B

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis

(12)

B

Dokumentasi FMEA

Analisa FMEA

Cari Penyebab Faktor

Potensial Terbesar

Analisa Perawatan

Mesin

Analisa tingkat Breakdown tahun 2005-2007

Perhitungan Nilai Availability

Perhitungan Nilai Performance

Perhitungan Nilai Quality

Perhitungan OEE

Penentuan Data yang diteliti

C

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis

(13)

Tentukan

Recommended Action

Pembuatan FMEA

Usul Penerapan

Kesimpulan dan Saran

C

Identifikasi Failure Mode dengan diagram Fishbone

Identifikasi Efek

Kegagalan

Tentukan Nilai Severity, Occurance, dan Detection

Hitung Nilai RPN

Tentukan penyebab kegagalan yang perlu

diprioritaskan untuk perbaikan

Sumber : Hasil Pengolahan Data Penulis

Gambar

Gambar 4.3 Gambar Metodologi Penelitian Lanjutan 2
Gambar 4.4 Gambar Metodologi Penelitian Lanjutan 3

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pengaruh yang dimaksud penulis dalam penelitian ini adalah pengaruh yang timbul dari mengikuti kegiatan di Pesantren sehingga akan berdampak kepada

Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik peternak (Umur, tingkat pendidikan, serta lama pengalaman beternak) dan jumlah ternak yang

Perkembangan Batik yang jauh dari pinggiran sungai tersebut tidak sesubur perkembangan batik pinggir kali Keberadaan batik diwilayah ini tidak terlepas dari

“monitoring yang saya lakukan yaitu untuk memantau perkembangan dari kegiatan pemberdayaan masyarakat dibidang ekonomi, sosial dan lingkungan, kegiatan itu apa bisa

Moda pertunjukan Interactive theatre game (Gambar dari facebook Teater Garasi) Terlepas dari itu semua, tentu hal tersebut menjadi tawaran menarik untuk ditautkan pada ungkapan

Berdasarkan uraian status dan permasalahan penegasan batas darat Indonesia dan Papua New Guinea, permasalahan teknis batas darat Indonesia dan Papua New Guinea dapat

Proyeksi jumlah penduduk Desa Bongo pada tahun 2018 sekitar 2.593 dan proyeksi siswa/guru/pegawai untuk fasilitas pendidikan sekitar 543 Penghitungan pemakai air rata-rata per

Dengan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis ingin menganalisa dengan menggunakan analisis semiotika, yang digunakan dalam surat kabar atau koran khususnya surat