• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN DASAR DASAR ILMU TANAH.docx (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN DASAR DASAR ILMU TANAH.docx (1)"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH

PADA BEBERAPA LAPISAN TANAH

DI UNIVERSITAS TADULAKO

LAPORAN LENGKAP

BABUL RAHMAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TADULAKO

(2)

ANALISIS SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH

PADA BEBERAPA LAPISAN TANAH

DI UNIVERSITAS TADULAKO

LAPORAN LENGKAP

Disusun sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Matakuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah Pertanian pada

Fakultas Pertanian Universitas Tadulako

Oleh

BABUL RAHMAN E 281 16 278

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS TADULAKO

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Pada Beberapa Lapisan Tanah di Universitas Tadulako

Nama : BABUL RAHMAN

Stambuk : E 281 16 278

Kelompok : 4 (Empat)

Kelas : B03

Palu, November 2017

Menyetujui,

Koordinator Asisten Asisten Penanggung jawab

Febrianto Yulinda Pratiwi NIM. E 281 14 333 NIM. E 281 15 384

Disahkan Oleh,

Dosen Penanggungjawab Praktikum Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah

(4)

RINGKASAN

Babul Rahman (E 281 16 278) Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Pada Beberapa Tempat Di Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.

Tanah merupakan lapisan permukaan bumi. Dari segi pertanian, tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang tidak terkonsolidasi (lepas) dari bahan mineral, bahan organik, air dan udara yang mampu mendukung pertumbuhan tanaman. Sifat fisika tanah adalah sifat tanah yang bisa kita amati secara langsung atau secara fisik. Sifat fisika tanah antara lain tekstur tanah, struktur, warna, kedalaman, Bulk Density, porositas dan lain-lain. Sifat kimia tanah adalah sifat tanah secara kimiawi, misalnya pH tanah dan kandungan bahan organik didalam tanah seperti Karbon, Nitrogen, Posfor, Kalium dan berbagai komponen lainnya.

Pengamatan Profil Tanah dilaksanakan di Universitas Tadulako, Kota Palu pada tanggal 24 Sebtember 2017 dengan menggunakan metode ring. Dari hasil pengamatan diperoleh hasil bahwa tanah di daerah tersebut terdiri dari 4 lapisan dan belum membentuk horizon tanah serta memiliki warna yang berbeda dari setiap lapisannya. Pada pengamatan ini, dijelaskan mengenai cara pengambilan sampel tanah utuh dan tanah tidak utuh. Pengambilan contoh tanah utuh dan contoh tanah tidak utuh kami laksanakan di, Fakultas pertanian, Universitas Tadulako, kelurahan Tondo, kecamatan palu timur, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah pada tanggal 01 Oktober 2017.

Penetapan Warna Tanah dilaksanakan di tempat profil tanah, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 04 Oktober 2017 dengan dengan metode buku Munsell Soil Color Chart. Warna tanah yang diambil dari tempat penggalian profil tanah memiliki warna yang berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan bahan organik yang berbeda-beda, drainase, tingkat pelapukan dan kesuburan tanah.

Penetapan Kadar Air jenuh dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 4 Oktober 2017 dengan menggunakan metode volumetrik. Kadar air tanah dari masing-masing kelompok memiliki kadar air yang berbeda-beda. Tanah dengan kadar air tertinggi dari kelompok 1 41,59% dan terendah dari kelompok 5 -19,33%. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan tekstur, struktur, kandungan dan bahan organik

Penetapan Kadar Air kapasitas lapang dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 4 Oktober 2017 dengan menggunakan metode volumetrik. Kadar air tanah dari masing-masing kelompok memiliki kadar air yang berbeda-b eda. Tanah dengan kadar air tertinggi dari panau 26,5% dan terendah dari taipa 5%. Perbedaan ini disebabkan karena perbedaan tekstur, struktur, kandungan bahan organik serta faktor iklim.

(5)

dan nilai permeabilitas tanah yang terendah berada pada tanah yang berasal darikelompok 5, hasil ini menunjukkan bahwa sampel tanah pada kelompok 6 memiliki tekstur yang dengan pori-pori tanah yang labih besar bila di bandingkan dengan kelompok lain.

Penetapan Bulk Density Tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 11 Oktober 2017 mengukur berat kering tanah ditambah ring dengan berat ring sampel dan dibagi dengan volume total. Dari enam perbandingan nilai Bulk Density tanah dengan sampel tanah yang berbeda-beda, yang mana tanah yang memiliki nilai Bulk Density yang tertinggi adalah tanah yang berasal arikelompok 6, dan tanah yang memiliki nilai Bulk Density yang terendah darikelompok 1. Perbedaan ini disebabkan oleh pori tanah, teksrur tanah dan padatan tanah.

Penetapan partikel Density Tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 09 Oktober 2017 mengukur berat kering tanah ditambah ring dengan berat ring sampel dan dibagi dengan volume total. Dari lima perbandingan nilai Partikel Density tanah dengan sampel tanah yang berbeda-beda daerah, yang mana tanah yang memiliki nilai Partikel Density yang tertinggi adalah tanah yang berasal ari daerah Kelurahan Panau, dan tanah yang memiliki nilai Partikel Density yang terendah dari kelurahan Baiya. Perbedaan ini disebabkan oleh pori tanah, teksrur tanah dan padatan tanah

Penetapan Porositas Tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 11 Oktober 2017 dengan mencari perbandingan antara Bulk Density dengan Partikel Density . Berdasarkan hasil percobaan porositas tanah di dapatkan tingkat porositas tanah berbeda-beda. Porositas tanah yang tertinggi adalah tanah yang berasalkelompok 6 dan tingkat porositas tanah yang terendah adalah tanah dari kelompok 1.

Penetapan Tekstur Tanah dilaksanakan di Laboratorium Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 18 Oktober 2017 dengan menggunakan metode segitiga tekstur. Dari lima sampel tanah yang berasal dari kelompok yang berbeda yang kami gunakan sebagai sampel untuk perbandingan yang mana tingkat tekstur tanahnya masing-masing berbeda ada yang fraksi pasir yang mendominasi dan ada pula yang fraksi liatnya yang mendominasi.

Penetapan Struktur Tanah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tadulako pada tanggal 23 Oktober 2017 dengan menggunakan metode segitiga tekstur. Dari lima sampel tanah yang berasal dari kelompok yang berbeda yang kami gunakan sebagai sampel untuk perbandingan yang mana tingkat struktur tanahnya masing-masing berbeda.

(6)
(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini

dengan judul “ Laporan Praktikum Dasar- Dasar Ilmu Tanah”. Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Dasar - Dasar Ilmu Tanah.

Selama pelaksanaan praktikum ini penyusun banyak mendapatkan arahan, bimbingan, saran serta dorongan dari berbagai pihak sehingga pelaksanaan praktikum dan penyusunan laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan benar. Oleh

karenanya, dengan kerendahan hati penyusun ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ir. Abd. Rahim Thaha, MP. selaku dosen penanggung jawab praktikum mata kuliah Dasar – Dasar Ilmu Tanah.

2. Febrianto. Selaku koordinator asisten penanggung jawab praktikum mata kuliah

Dasar – Dasar Ilmu Tanah.

3. Yulinda Pratiwi selaku asisten penanggung jawab praktikum mata kuliah Dasar –

Dasar Ilmu Tanah.

Akhir kata, Alhamdulillahi Rabbil Alamin semoga Allah SWT Memberikan imbalan yang setimpal atas kebaikan dan jasa-jasa mereka, serta tulisan ini mendapat

ridho-Nya dan bermanfaat bagi semua pihak.

Palu, November 2017

(8)
(9)
(10)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan... 48 5.2 Saran... 49

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Klasifikasi Permeabilitas Tanah Menurut Uhland Dan Onal ... 2. Klasifikasi Bulk Density Tanah ... 3. Klasifikasi reaksi tanah (pH) ...

4. Klasifikasi C-organik Tanah ... 31

5. Hasil Pengamatan Profil Tanah ... 34

6. Hasil Penetapan Warnah Tanah ... 35

7. Hasil Penetapan Kadar Air Jenuh ... 36

8. Hasil Penetapan Kadar Air Kapasitas Lapang ... 37

9. Hasil Penetan Permeabilitas Tanah ... 38

10. Hasil Penetapan Bobot Isi (Bulk Density)Tanah ... 40

11. Hasil Penetapan Partikel Density Tanah ... 41

12. Hasil Penetapan Ruang Pori Total ... 42

13. Hasil Penetapan Tekstur Tanah ... 43

14. Hasil Penetan Reaksih Tanah ... 45

(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Profil Tanah (Horison Soil) ... 15

2. Segi Tiga Tekstur ... 19

3. Cara Pengambilan Sampel Tanah Utuh (Undisturbed Soil Sample)... 34

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Tek Halaman

1. Perhitungan Kadar Air Jenuh ... 51

2. Perhitungan Kadar Air Kapasitas Lapang ... 51

3. Perhitungan Permeabilitas Tanah ... 51

4. Perhitungan Bulk Density Tanah ... 52

5. Perhitungan Partikel Density Tanah ... 52

6. Perhitungan Porositas Tanah... 52

7. PerhitunganTekstur Tanah ... 53

8. Perhitungan C-organik Dan Bahan Organik (BO) Tanah ... 54

(14)

I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Tanah merupakan lapisan yang menyelimuti bumi dengan ketebalan

yang bervariasi dari beberapa sentimeter hingga lebih dari 3 meter. Dibandingkan dengan massa bumi, lapisan ini sebenarnya tidak berarti,

namun, dari tanah inilah segala makhluk hidup yang berada di muka bumi, baik tumbuhan maupun hewan memperoleh segala kebutuhan mineralnya. Selain itu, antara tanah dan makhluk hidup ini membentuk suatu hubungan

yang dinamis. Dari tanah diperoleh kebutuhan mineral makhluk hidup dan ke dalam tanah akan dikembalikan residu dari makhluk tersebut. Kehidupan vital

bagi tanah dan tanah sangat vital bagi kehidupan (Hanafiah, 2005).

Faktor pembentuk tanah dibedakan antara dua golongan yaitu faktor pembentuk tanah secara pasif dan faktor pembentuk tanah secara aktif. Faktor

pembentuk tanah secara pasif adalah bagian-bagian yang menjadi sumber massa dan keadaan yang mempengaruhi massa yang meliputi bahan induk,

topografi dan waktu atau umur. Sedangkan faktor pembentuk tanah secara aktif adalah faktor yang menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah yaitu iklim dan makhluk hidup (Hanafiah, 2009).

Pengambilan contoh tanah utuh (undisturbed soil sample)sangat penting. Karena banyak dipakai atau diperlukan untuk berbagai analisa sifat fisik tanah

(15)

tanaman. Sehingga sangat diperlukan ketelitian agar tanah benar-benar asli tidak terganggu. Berbeda dengan pengambilan tanah biasa/terganggu

(Distrubed soil sample) yang dilakukan di atas permukaan tanah atau horizon lapis lainnya untuk kepentingan analisa kimia dan kestabilan agregat (agregat stability). Contoh tanah terganggu, yang diperlukan untuk penetapan kadar

lengas, tetapan atterberg, kenaikan kapiler, sudut singgung, kadar air, pH tanah, kandungan bahan organik, dan juga kandungan unsur hara tanah seperti P–

tersedia, total N, dan lain–lain (Maryenti, 2012).

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan Praktikum Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah adalah untuk mengetahui analisis sifat fisika dan sifat kimia tanah di beberapa tempat di

Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat Praktikum Mata Kuliah Dasar-Dasar Ilmu Tanah adalah mahasiswa menjadi tahu sifat-sifat fisika dan sifat kimia serta karakteristik

(16)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gambaran Umum Lokasi Praktikum

Lokasi pengambilan sampel tanah dilakukan di Fakultas Pertanian,

Universitas Tadulako, kota palu. Yang berbatasan langsung dengan bagian selatan BEM Universitas Tadulako, Utara Perfustakaan Fakultas Pertanian,

Utara Gedung A Fakultas Pertanian, Dan Bagian barat Fakultas MIPA.

Kota Palu (Universitas Tadulako) merupakan salah satu daerah yang memiliki topografi yang berbeda-beda, mulai dari topografi yang berbentuk

lereng, puncak, cekung dan cembung. Selain itu daerah ini sebagian besar tanahnya depakai untuk pembangunan, sedangkan daerah yang dijadikan

(17)

2.2. Pengertian Tanah dan Profil Tanah

Tanah adalah suatu benda alami yang terdapat di permukaan kulit bumi, yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan sisa tumbuhan dan hewan, yang merupakan medium pertumbuhan tanaman

dengan sifat-sifat tertentu yang terjadi akibat gabungan dari faktor-faktor iklim, bahan induk, jasad hidup, bentuk wilayah dan lamanya waktu

pertumbuhan. ( Fitri 2013)

Terdapat horizon-horizon pada tanah yang memiliki perkembangan genetis bahwa proses tertentu, umum terdapat dalam perkembangan profil

tanah. Dengan kata lain, profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan susunan horizon tanah, dari permukaan tanah

sampai lapisan bahan induk di bawahnya. selain dipengaruhi oleh perbedaan bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk karena pendapatan yang berulang-ulang oleh genangan air (Fathilah 2010)

2.3 Pengertian Warna Tanah

Warna tanah adalah sifat tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan, walaupun warna mempunyai pengaruh yang kecil terhadap penggunaan tanah. Tetapi terkadang dapat dijadikan petunjuk adanya sifat-sifat khusus dari tanah.

(18)

warna yang ditentukan atau dipantulkan oleh permukaan tanah. Warna tanah sangat ditentukan oleh luas permukaan spesifik yang dikali dengan proporsi

volumetrik masing-masing terhadap tanah. Makin luas permukaan spesifik, maka menyebabkan makin dominan menentukan warna tanah. (Agus 2005)

2.4. Pegertian Struktur Tanah

Struktur tanah merupakan sifat fisik tanah yang menggambarkan

susunan ruangan partikel-partikel tanah yang bergabung satu dengan yang lain

membentuk agregat dari hasil proses pedogenesis. Struktur

tanah berhubungan dengan cara di mana, partikel pasir, debu dan liat relatif

disusun satu sama lain (Kartasapoetra dkk 2007)

2.5. Pengertia Kadar Air Jenuh

Kadar air jenuh adalah kondisi dimana tanah sudah tidak mampu lagi menampung air ke dalam porinya. Contoh sederhananya adalah ketika kita

menuangkan air ke dalam pot bunga dalam jumlah yang berlebih, sebagian air akan keluar melalui lubang yang ada di bagian bawah pot. Ketika itulah

(19)

2.6. Pengertia Kadar Air Kapasitas Lapang

Kapasitas lapang (field capacity) adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis, sehingga tegangan antara air-udara meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi, air gravitasi (pori-pori

makro) habis dan air tersedia (pada pori-pori meso dan makro) bagi tanaman dalam keadaan optimum, kondisi ini terjadi pada tegangan permukaan lapisan

air sekitar 1/3 atm atau pF 2,54(Hanafiah K. A, 2005).

2.7. Pegertian Permeabilitas Tanah

Tabel 1. Klasifikasi permeabilitas tanah

Nilai (cm/jam) Kelas

< 0 – 0,125 Sangat lambat

0,125 – 0.50 Lambat

0,50 – 2,00 Agak lambat

2,00 – 6,25 Sedang

6,25 – 12,5 Agak cepat

12,5 – 25,00 Cepat

> 25,00 Sangat cepat

(20)

vertikal. Sifat tanah memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju air tertentu disebut permeabilitas tanah. Meskipun dapat dipengaruhi oleh faktor

lain. Jadi tanah yang berbeda akan memiliki permeabilitas yang berbeda. (Wanarso 2015)

2.8. Pengertian Bulk Density Tanah

Tabel 2. Klasifikasi Bulk Density tanah

Nilai Bulk Density(gr/cm3) Kelas

0,1-0,9 Tanah organik

1,0-1,6 Tanah mineral

Bulk density adalah ukuran kompersi partikel-partikel tanah (pasir, debu dan liat). Bobot isi tanah bervariasi bergantung pada kerekatan

partikel-partikel tanah itu sendiri. Bobot isi tanah dapat digunakan untuk menunjukan nilai batas tanah dalam membatasi kemampuan akar untuk menembus tanah

dan untuk pertumbuhan akar tersebut. Nilai bobot isi tanah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranyan pengolahan tanah, bahan organik, tekstur, struktur, dan kandungan air tanah.(Utami 2008)

(21)

Bulk Density merupakan berat suatu massa tanah persatuan volume tertentu, dimana volume kerapatan tanah termasuk didalamnya adalah ruang

pori. Yang satuannya adalah gr/cm3. Bulk Density merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah maka nilai dari Bulk Density juga semakin tinggi, ini berarti makin sulit pula meneruskan air atau makin sulit

ditembus oleh akar tanaman (Sarma 2015)

2.10. Pengertian Porositas Tanah

Porositas tanah adalah kemampuan tanah dalam menyerap air.

Porositas erat kaitannya dengan tingkat kepadatan tanah, semakin padat tanah

berarti semakin sulit untuk menyerap air, maka porositas semakin kecil. Sebaliknya semakin mudah tanah menyerap air, maka tanah tersebut memiliki

porisitas yang besar. (Soegiman 2008)

(22)

Gambar 1. Segitiga tekstur

Tekstur tanah merupakan sifat kasar halusnya tanah yang ditentukan

oleh banyaknya zarah-zarah tunggal tanah dari berbagai kelompok ukuran. Terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung, debu dan pasir

berukuran 2 mm kebawah. Tekstur tanah menunjukan komposisi partikel penyusun tanah yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi. Relatif antara fraksi pasir. Tanah dapat didefinisikan sebagai suatu tubuh alam, dalam

bentuk profil berasal dari suatu campuran yang berubah-ubahdari pecahan mineral yang mengalami pelapukan dan sisa-sisa bahan orgnik yang meliputi

bumi dengan air memberikan kekuatan mekanik sebagai makanan bagi tumbuhan.(Hardjowigeno 2007)

(23)

Tabel 3. Klasifikasi reaksi (pH) tanah

Ph Kriteria

< 4,5 Sangat Masam

4,5 – 5,5 Masam

5,5 – 6,5 Agak Masam

6,5 – 7,5 Netral

7,6 – 8,5 Agak Alkalis

> 8,5 Alkalis

Kemasaman (pH) adalah sifat tanah yang perlu diketahui karena

menunjukan adanya hubungan pH dengan ketersediaan unsur hara dan juga hubungannya dengan sifat-sifat tanah. Terdapatnya beberapa hubungan komponen dalam tanah mempengaruhi konsentrasi H+ dalam tanah, dimana

keadaannya dipersulit oleh bahan-bahan tanah yang lain. (Susiawan2010)

Pentingnya pH tanah adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur

hara diserap tanaman, menunjukan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun dan mempengaruhi perkembangan mikroorganisme. Tanah yang terlalu masam dapat dinaikkan pH nya dengan menambahkan zat kapur didalamnya.

Sedangkan tanah yang terlalu basa dapat diturunkan ph nya dengan cara penambahan belerang. Kemasaman tanah merupakan salah satu sifat yang

(24)

2.13. Pengertian C-Organik dan Bahan organik tanah

Bahan organik adalah bagian dari tanah yang merupakan suatu sistem kompleks dan dinamis. Yang bersumber dari sisa tanaman atau binatang yang terdapat didalam tanah yang terus menerus mengalami perubahan bentuk

karena dipengaruhi oleh faktor biologis, kimia dan fisika. Tanah mineral biasanya menganung C-organik 1-9%, sedangkan pada tanah gambut dan

lapisan organik tanah hutan dapat mengandung 40-50 % C-organik dan biasanya kurang dari 1% ditanah gurun pasir. (Triesia 2011)

Karbon merupakan komponen paling besar dalam bahan organik

sehingga pemberian bahan organi akan meningkatkan kandungan karbon tanah. Karbon merupakan sumber makanan mikroorganisme tanah, sehingga

(25)

III. METODE PRAKTEK

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum Analisis sifat kimia tanah dilakukan di Laboratorium Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako, Palu.Praktikum dimulai dari

tanggal 07 Oktober 2017 dimulai Pukul 07.30 Wita-Selesai.

Praktikum Analisis sifat fisik tanah dilakukan dibelakang Perpustakaan Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Pada hari minggu tanggal 01 oktober

2017, pukul 10.00 Wita-Selesai.

Praktikum pengambilan sampel tanah utuh dan tidak utuh dilakukan

dibelakang Perpustakaan Pertanian, Universitas Tadulako, Palu. Pada hari minggu tanggal 01 oktober 2017, pukul 10.00 Wita-Selesai.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah

Dalam praktikum ini alat dan bahan yang digunakan antara lain ring sampel, cangkul, sekop, linggis, meteran, pisau cutter, papan, daftar isian

profil, kantong plastik gula, karet gelang, spidol, kertas label dan air.

(26)

Alat yang digunakan pada penetapan warna tanah adalah buku Munsell Soil Color Chart, plastik es dan labu semprot. Bahan yang

digunakakan adalah sampel tanah dari empat lapisan dan air.

3.2.3. Struktur Tanah

Dalam praktikum ini alat dan bahan yang digunakan antara lain contoh sampel tanah, ayakan untuk mengayak bongkahan tanah, dan neraca analitik

untuk menimbang tanah sebelum diayak dan sesudah diayak.

3.2.4. Kadar Air Jenuh

Dalam praktikum ini alat dan bahan yang digunakan antara lain sampel tanah, air, neraca analitik untuk menimbang sampel tanah, ring, pemanas

oven, dan baki sebagai tempat untuk menyimpan sampel tanah.

3.2.5. Kadar Air Kapasitas Lapang

Dalam praktikum ini alat dan bahan yang digunakan antara lain sampel tanah, air, neraca analitik untuk menimbang sampel tanah, ring, pemanas

oven, dan baki sebagai tempat untuk menyimpan sampel tanah.

3.2.6. Permeabilitas Tanah

(27)
(28)

2.3.7. Bulk Density Tanah

Dalam praktikum ini alat dan bahan yang digunakan antara lain sampel tanah, aquades, ring sampel, neraca analitik, pemanas oven dan cawan

timbang piknometer.

2.3.8. Partikel Density Tanah

Alat yang digunakan pada Penetapan partikel Density adalah ring, neraca analitik, cangkul, oven, eksikator, tangkai penjepit, dan cawan aluminium. Bahan yang digunakan adalah sampel tanah utuh.

3.2.9. Porisitas Tanah

Alat yang digunakan pada Penetapan Porositas Tanah adalah ring sampel, oven, eksikator dan neraca analitik. Bahan yang digunakan adalah contoh sampel tanah utuh.

3.2.10. Tekstur Tanah

Alat yang digunakan pada Penetapan Tekstur Tanah adalah neraca

analitik, gelas kimia volume 1 dan 2 liter, erlenmeyer 500 ml, ayakan berukuran 50 nm dan 100 nm, mesin pemanas listrik, bak perendam, pipet

(29)
(30)

3.2.11. Reaksi Tanah (pH)

Alat yang digunakan pada Penetapan Reaksi Tanah (pH) adalah Neraca analitik ketelitian 2 desimal, botol kocok 100 ml, pipet ukur, burret 25 ml gelas kimia, mesin pengocok, labu semprot dan pH meter. Bahan yang

digunakan adalah H2O, KCl 1 N, dan sampel tanah.

3.2.12. C-Organik dan Bahan Organik Tanah

Alat yang digunakan pada Praktikum Penetapan C-Organik adalah neraca analitik ketelitian 3 desimal dan magnetik stirer, buret 25 ml dan gelas ukur

100 ml, elenmeyer 250, dan bahan yang di gunakan adalah kalium dikromat (k2Cr2O7), asam sulfat pekat dan sampel tanah.

3.3. Cara Kerja

3.3.1. Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah

Langkah awal yang kita lakukan dalam pengambilan profil tanah adalah membersihkan terlebih dahulu daerah yang ditetapkan sebagai tempat

penggalian profil tanah. Lalu membuat galian dengan ukuran lubang 3 x 2 x 2 meter. Setelah terbentuk lubang penampang lalu ratakan dinding penampang.

(31)

tanah tersebut. Tekan tabung hingga tiga perempat bagiannya masuk kedalam tanah, lalu letakkan ring lain tepat diatas tabung pertama kemudian tekan lagi

sampai bagian bawah dari ring yang kedua masuk kedalam tanah kira-kira 1 cm. Lalu gali dengan sekop dan pisahkan tabung pertama dan kedua dengan hati-hati. Lalu rapikan tanah yang didalam ring dan tutup bagian atas dan

bawah tabung menggunakan plastik. Untuk pengambilan sampel tanah tak utuh yang kita lakukan pertama yaitu menggali tanah sampai kedalaman yang

diinginkan. Untuk penetapan stabilitas agregat cukup dengan mengambil lapisan sesuai dengan dalamnya perakaran. Lalu mengambil

gumpalan-gumpalan tanah yang dibatasi dengan belah-belah alami dan masukkan dalam

plastik.

3.3.2. Warna Tanah

Terlebih dahulu mengambil lima sampel tanah dari kelima lapisan yang ada dilapangan lalu dimasukkan kedalam plastik es. Semprot atau basahi tanah

tetapi tidak terlalu basah dan tidak terlalu kering kemudian mencocokkan tanah dari setiap lapisan dengan buku Munsell Soil Color Chart lalu mencatat

hasil yang diperoeh.

3.3.3. Struktur Tanah

Dalam praktikum ini Langkah awal yang kita lakukan adalah

menimbang bongkahan tanah dengan neraca analitik dan catat beratnya. Lalu

(32)

Sebelum diayak bongkahan dipotong-potong terlebih dahulu. Lalu mengayak bongkahan tanah, selanjutnya menimbang hasil ayakan sesuai ukuran ayakan

dan catat masing-masing beratnya. Berat yang paling tinggi itulah tekstur tanahnya.

3.3.4. Kadar Air Jenuh

Langkah awal yang kita lakukan adalah menyiapkan 3 macam contoh

tanah utuh dalam ring sampel sengan bagian bawah ditutup kain kasa, dan masing-masing dicatat beratnya. Lalu celupkan kedalam air perlahan-lahan sampai tinggal ½ bagian tabung diatas permukaan air, tunggu sampai 24 jam,

kemudian angkat dan timbang. Itulah hasil kadar air jenuh.

3.3.5. Kadar Air Kapasitas Lapang

Langkah awal yang kita lakukan adalah menyiapkan 3 macam contoh tanah utuh dalam ring sampel sengan bagian bawah ditutup kain kasa, dan

masing-masing dicatat beratnya. Lalu celupkan kedalam air perlahan-lahan sampai tinggal ½ bagian tabung diatas permukaan air, tunggu sampai 24 jam,

kemudian angkat dan timbang, selanjutnya tiriskan selama kurang lebih 24 jam. Lalu menimbang kembali ring silinder beserta tanahnya. Selanjutnya menghitung berapa tambahan berat yang disebabkan adanya air yang terikat

(33)
(34)

3.3.6. Permeabilitas Tanah

Langkah awal yang kita lakukan adalah contoh sampel tanah yang diambil dari lapang direndam dalam bak perendam berisi air 3 cm dari dasar baki selama 24 jam untuk penjenuhan. Setelah sampel tanah jenuh air,

sampel tanah tersebut dipindahkan ke alat permeameter kemudian dialiri air. Pengukuran jumlah air yang tertampung dilakukan selama 1 jam, yaitu 15

menit pertama, 15 menit kedua dan 30 menit. Setelah selesai contoh tanah dikeluarkan dari ring sampel kemudian mengukur tinggi dan diameter ring sampel serta tinggi head air.

3.3.7. Bulk Density Tanah

Meletakkan sampel tanah utuh yang telah diambil dilapangan kedalam cawan aluminium selanjutnya dimasukkan kedalam oven untuk di panaskan selama 24 jam pada oven bersuhu 1050C, mengeluarkan contoh tanah secara

berhati-berhati bersama dengan wadahnya dengan menggunakan tangkai penjepit (gegep) kemudian di masukkan dalam eksikator hingga dingin,

kemudian timbang contoh tanah dalam ring dan selanjutnya menimbang ringnya sehingga di dapatkan nilai BRG (berat ring kosong), setelah itu ukur folume ring yang di gunakan sehinggga di peroleh nilai V total, kemudian

(35)

3.3.8. Partikel Density Tanah

Panaskan air dalam beaker gelas 250 ml sampai mendidih,kemudian dinginkan,timbang piknometer/labu ukur 50 ml ( A g ),isi dengan tanah kering oven kurang lebih 30 gr,timbang berat piknometer/labu ukur dan

berat tanah didalamnya ( B g ),tambahkan air kedalam labu sampai mengisi ¼ bagian labu kemudian didihkan diatas hot plate lalu dinginkan.

3.3.9. Porisitas Tanah

Langkah yang dilakukan menentukan nilai porositas adalah menggunakan

nilai Bulk Density yang telah diperoleh, untuk nilai kepadatan partikel dipakai angka 2,65 (nilai real density).

3.3.10. Tekstur Tanah

Langkah awal yang kita lakukan adalah menimbang 20 gr contoh

tanah yang telah lolos ayakan 2 mm dengan menggunakan neraca analitik dan selanjutnya dimasukkan kedalam erlenmeyer. Lalu menambahkan 100 ml

hidrogen peroksida 30% (untuk menghancurkan bahan organik) dan selanjutnya simpan didalam bak berisi air untuk menghindari terjadinya reaksi yang hebat. Dan mengaduknya secara hati-hati dan biarkan selama 1 malam.

Lalu memanaskannya diatas kompor listrik sambil ditambahkan 15 ml hidrogen peroksida 30% sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai semua

(36)

menentukan persentase CaCO3 dan menambahkan 100 ml HCL 0,2 N untuk melarutkan CaCO3. Selanjutnya menambahkan aquades sampai kira-kira

setengah bagian erlenmeyer. Lalu di didihkan selama 20 menit kemudian tambahkan lagi aquades sampai batas tiga perempat bagian erlenmeyer, lalu diaduk secara hati-hati. Biarkan selama 1 malam untuk mengendapkan

butiran. Lalu mengeluarkan aquades dari erlenmeyer secara hati-hati hingga air yang tersisa tinggal 3 cm ditas permukaan endapan. Ulangi perlakuan ini

sampai 4 kali. Lalu memisahkan pasir dari debu dan liat dengan menggunakan ayakan 50 nm, selanjutnya fraksi debu dan liat yang telah terpisahkan ditampung kedalam gelas ukur 1000 ml. Pindahkan fraksi pasir dari ayakan

tersebut kedalam cawan alumunium dan keringkan dalam oven bersuhu 105oC. Setelah kering lalu ditimbang dengan neraca analitik. Lalu

memasukkan 50 ml calcon kedalam gelas ukur yang berisi fraksi debu dan liat dan selanjutnya tambahkan aquades hingga batas tera lalu kocok secara hati-hati. Lalu melakukan pemipetan dari gelas ukur tersebut menurut waktu dan

kedalaman pemipetan.

3.3.11. Reaksi Tanah (pH)

Langkah awal yang kita lakukan adalah menimbang tanah masing-masing 5 gr tanah. Lalu memasukkan 5 gr tanah pertama kedalam botol A

(37)

mengocoknya dengan ayunan tangan penuh keatas dan kebawah sebanyak 20 kali dan biarkan hingga tanah mengendap dan cairan diatasnya bening. Lalu

mencelupkan ujung elektrode gelas kalomel pada pH meter/ lakmus kedalam cairan bening tadi dan usahakan kertas lakmus tidak terbenam didalam endapan tanah. Lalu baca nilai yang tertera pada pH meter / bandingkan

warna kertas pH dengan deretan pada kotak pembungkus yang telah mempunyai deretan standar.

3.3.12. C-Organik dan Bahan Organik Tanah

Langkah awal yang kita lakukan adalah menimbang 0,5 gr contoh

tanah yang lolos ayakan 0,5 mm dan dimasukkan kedalam erlenmeye 250 ml. Lalu menambahkan 5 ml kalium dikromat 1 N sambil digoyang-goyang,

kemudian menambahkan 10 ml asam sulfat pekat dan goyang secara perlahan-lahan. Setelah tercampur sempurna, larutan didiamkan selama 30 menit. Lalu menambahkan 100 ml aquades, 5 ml NaF, 5 ml asam fospat dan

15 tetes indikator difenilamin. Kemudian titrasi larutan dengan ferro sulfat 1 N. Pada tahap awal ion krom berwarna hijau redup, biru kotor dan titik ahir

(38)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Tanah dan Pengambilan Contoh Tanah

Berdasarkan hasil pengamatan penetapan profil tanah dan pengambilan contoh tanah yang telah kami lakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil pengamatan profil tanah Paramater

Lapisan Jelas Jelas Jelas Jelas Jelas Jelas

Batas

Tekstur Debu Pasir Pasir Butiran Debu Pasir

Kode

Tekstur Halus Kasar Kasar Kasar Halus Kasar

Konsistensi Lunak Agak

Dari hasil pengamatan mengenai penetapan profil tanah dan pengambilan

contoh tanah yang telah kami lakukan, diperoleh bahwa lapisan tanah yang diamati terdiri dari lapisan 1, lapisan 2, lapisan 3, lapisan 4, lapisan 5 dan

(39)

lapisan keenam memiliki kedalaman 35 cm. Pada lapisan pertama sampai lapisan keenam kejelasannya jelas dan topogafinya berombak. Perbedaan

tiap-tiap lapisan ini disebabkan karena adanya perbedaan kedalaman pada tiap-tiap-tiap-tiap lapisan dan proses pencucian tanah yang menyebabkan perbedaan horizon. Pada pengamatan tekstur, diproleh data bahwa lapisan pertama bertekstur debu,

lapisan kedua bertekstur pasir, lapisan ketiga bertekstur pasir, lapisan keempat bertekstur butiran, lapisan kelima bertekstur debu dan pada lapisan keenam

bertekstur pasir. Perbedaan tekstur ini disebabkan oleh proses pencucian tanah. Pada pengamatan konsistensi tanah, diperoleh bahwa lapisan pertama dalam keadaan basah konsistensinya liat dan lekat, pada lapisan kedua dalam

keadaan lembab konsistensinya agak lekt dan sangat gembur, pada lapisan ketiga tanah dalam keadaan lembab konsistensinya gembur dan pada lapisan

keempat, tanah dalam keadaan basah dan lembab konsistensinya agak lekat, sangat gembur dan sangat teguh. Perbedaan konsistensi setiap lapisan ini disebabkan karena memiliki kandngan air yang berbeda-beda. Pada

pengamatan pori-pori tanah, diperoleh bahwa pada lapisan pertama memiliki pori makro yang sedikit, pada lapisan kedua memiliki pori makro yang sedikit

pula dan pada lapisan ketiga dan keempat pori makronya tidak diketahui. Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah

(40)

mineral yang dalam keadaan padat, cair dan gas yang selalu mengalami dinamisasi dalam kondisi seimbang (Hanafiah, 2008).

Gambar. 2 Pengambilan Contoh Tanah Utuh

Gambar. 2 Pengambilan Contoh Tanah Utuh

Contoh tanah adalah suatu volume massa tanah yang diambil dari suatu

(41)

Mencari atau mengetahui sifat fisik tanah, kita dapat menggunakan pengambilan contoh tanah dengan 3 cara yaitu pengambilan dalam keadaan

agegat atau tanah utuh, pengambilan tanah tidak utuh atau terganggu (Hardjowigeno, 2010).

Agegat-agegat dalam tanah selalu dalam tingkatan perubahan yang

continue. Pembasahan, pengeringan, pengolahan tanah, dan aktivitas biologis semuanya berperan di dalam pengusakan dan pembangunan agegat-agegat

tanah. Struktur lapisan oleh lapisan olah dipengaruhi oleh pengolahan praktis dan dimana aerasi dan drainase membatasi pertumbuhan tanaman, sistem pertanaman yang mampu menjaga kemantapan agegasi tanah akan memberikan

hasil yang tinggi bagi produksi tanaman (Hardjowigeno, 2005).

4.2 Warna Tanah

(42)

Tabel 2. Hasil penetapan warna tanah

No. Lapisan Kode Warna Nama Warna

1 I 10 yr 3/2 yellowish brown

2 II 10 yr 3/2 yellowish brown

3 III 10 yr 2 Brown

4 IV 10 yr 3/2 yellowish brown

5 V 10 yr 3/2 yellowish brown

6 VI 10 yr 5/2 Grayish Brown

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai penetapan struktur tanah yang

telah dilakukan, diperoleh terlihat bahwa setiap tanah mempunyai horizon-horizon yang berbeda, pada lapisan I, II, IV dan V tampak warna dark yellowish

brown, lapisan ke III tampak warna Brown, dan lapisan VI tampak warna Grayish Brown

Tanah yang berwarna gelap berarti mengandung bahan organik yang

tinggi, sedangkan tanah yang berwarna terang atau pucat memilik bahan organik yang rendah.Faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan warna

tanah adalah kandungan bahan organik dalam tanah, drainase, tingkat pelapukan, kesuburan tanah dan derajat erosi (Hanafiah, 2014).

4.3 Struktur Tanah

(43)

Tabel 3. Hasil pengamatan penetapan struktur tanah

1 677,58 167,85 102,70 289,35 116,55 Granular

Kasar

2 1491,41 300,15 226,80 536,40 423,45 Granular

Kasar

3 804,85 240,85 87,15 201,85 258,40 Granular

Kasar

4 707,00 294,90 27,40 101,70 247,05 Granular

Halus

5 665,15 118,30 117,85 250,65 165,55 Granular

Kasar

6 1091,25 51,20 124,75 395,40 503,15 Granular

Kasar

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai penetapan struktur tanah yang telah dilakukan, diperoleh bahwa :

Dilihat pada tabel pengamatan struktur tanah dari ke enam kelompok yang ada, kriteria bongkahan tanah yang ada yaitu granular kasar. Berdasarkan struktur tanahnya , tanah inceptisol lebih mudah dalam meloloskan air

dibandingkan tanah andeptis dan litisol. Hal ini dikarenakan struktur yang remah memiliki ruang pori yang lebih banyak dibanding tanah yang padat,

sehingga sehingga berpengaruh terhadap porositas. Semakin padat struktur suatu tanah makan akn srmakin kecil porositasnya dan semakin remah struktur tanah maka porositasnya semakin besar. (Arsyad, 2008)

(44)

Berdasarkan hasil pengamatan penetapan kadar air jenuh yang telah kami lakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4. Hasil penetapan kadar air jenuh Kelompo

1 I 228,85 468,95 412,95 30,42

2 I 194,35 456,60 396,50 29,73

3 III 200,50 453,80 384,00 38,04

4 III 198,75 475,30 408,05 32,13

5 V 199,50 466,75 399,40 33,69

6 V 198,45 463,65 322,55 113,69

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai penentuan kadar air jenuh

yang telah dilakukan, sehingga mendapatkan hasil yang berbeda-beda dari setiap kelompok diperoleh hasil :

kandungan air jenuh pada semua kelompok kadar air tanah yang

paling tertinggi yaitu pada kelompok 6 yaitu sebesar 43,6% dan kelompok yang paling rendah yaitu pada kelompok 1 yaitu sebesar 30%. Hal ini

disebabkan karena setiap laisan tanah berbeda-beda .

Apabila tekstur tanah lebih dominan pasir maka kemampuan untuk mengikat air itu randah karena susunan partikel dari pasir itu padat,berbeda

dengan tekstur tanah yang dominan berliat yang kandungan kadar airnya tinggi karena susunan partikel rnggang dan dengan mudah melekat air.(hakim,2009)

(45)

menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut dalam tanah. Air dapat menyerap atau di tahan oleh tanah karena adanya

gaya-gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, karena air higroskopik dan air kapiler (Hardjowigeno, 2008).

Kadar air tanah adalah jumlah air yang bila di panaskan dengan oven

bersuhu 105˚C hingga di peroleh berat tanah kering tetap. Dua fungsi yang saling berkaitan dalam menyediakan air bagi tanaman yaitu memperoleh air

dalam tanah dan pengaliran air yang di simpan ke akar tanaman. Jumlah air yang diperoleh tanah sebagian bergantung pada kemampuan tanah yang menyerap air cepat dan meneruskan air yaang di terima di permukaan tanah ke

bawah. (Sosiawan, 2011)

4.5 Kadar Air Kapasitas Lapang

Berdasarkan hasil pengamatan penetapan kadar air kapasitas lapang yang telah kami lakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5. Hasil penetapan kadar air kapasitas lapang Kelompo

1 I 228,85 436,70 412,95 12,90

2 I 194,35 424,80 396,50 13,77

3 III 200,50 409,65 384,00 13,98

4 III 198,75 429,70 408,05 10,34

5 V 199,50 420,60 399,40 10,61

(46)

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai penetapan kadar air kapasitas lapang yang telah dilakukan, diperoleh bahwa :

hasil pada kelompok 5 ,yaitu sebesar 10%. .dan pada kadar air kapasitas lapang yang paling tinggi terdapat pada kelompok 6 yaitu sebesar 86,9% .Ydan yang paling terndah yaitu pada kelompok 5 yaitu sebesar 10 % .Keadaan

tersebut dapat dipengaruhi oleh kandungan bahan organik tanah dan solum didalam ring sampel hal ini disesuaikan denan literature yang menunjang dari

hasil praktikum

. Dalam kondisi kapasitas lapang, udara menempati pori makro tanah sedangkan air hanya terdapat dalam pori mikro tanah. Air yang terdapat dalam

pori mikro tanah tersebut dikenal dengan istilah air tersedia atau air perkolasi. Air tersedia adalah air yang dapat diambil oleh tanaman, terdapat di antara

kondisi kapasitas lapang dan kondisi titik layu permanen. Air tersedia berbentuk larutan yang mengandung berbagai unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Kemampuan tanah untuk menyimpan air tersedia sangat

dipengaruhi oleh struktur pembentuk tanah tersebut yakni liat, lempung, dan pasir (Basma A, 2008).

Permeabilitas adalah cepat lambatnya air meresap kedalam tanah baik melalui pori makro maupun poi mikro, baik kearah horizontal maupun vertikal. Sifat tanah memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju air

(47)
(48)

4.6 Permeabilitas Tanah

Berdasarkan hasil pengamatan penetapan permeabilitas tanah yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 6. Hasil penetapan permeabilitas tanah Kelompok Lapisan Q (ml) t

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai penetapan permeabilitas:

permeabilitas pada lapisan 1 k memiliki 2,70 cm/jam, lapisan 2 memilik

17,48% ,lapisan 3 17,48,lapisan 4 5,72%. Lapisan 5 6,57% dan lapisan 6 7,83 kategori Hal ini disebabkan karena tekstur yang merupakan fakor permeabilitas. Sehingga hasil-hasil dari sampel yang di pakai memiliki

permeabilitas yang berbeda. Pada lapisan 1 dominan liat banyak ,lapisan 3 percampuran liat dan debu ,dan lapisan 5 adalah dominasih pasir dan debu.

Maka data-data tersebut sejalan dengan linteratur dibawah ini : K

emampuan tanah air tidak hanya bergantungan kepada tekstur tanah melewatkan air tidak hanya bergantung kepada tekstur tanahnya . banyak fakor

(49)

Tanah sangat menentukan sekali dalam permeabilitas tanah. Semakin besar pori tanah maka semakin cepat pula permeabilitas tanah tersebut.

Sehingga dapat kita ketahui dari tabel diatas pori tanah yaang terkecil atau yang paling lambat dalam proses pereabilitas tanah yang dilakukan terdapat pada kelompok satu dengan hasil yang didapat 0,33 cm/jam, pori sedang terdapat

pada kelompok lima dengan permeabilitas tanah 2,25 cm/jam sedangkan pori tanah yang besar terdapat pada kelompok enam dengan permeabilitas tanah

16,65 cm/jam (permeabilitas terjadi cepat).

Faktor–faktor yang mempengaruhi permebilitas yaitu pertama, semakin halus teksturnya akan makin banyak, sehingga makin besar kapasitas simpan

airnya, hasilnya berupa peningkatan kadar dan ketersediaan air tanah. Kedua, semakin banyak ruang antar struktur, maka semakin cepat juga permeabilitas

dalam tanah tersebut. Ketiga, semakin besar pori dalam tanah tersebut, maka semakin cepat pula permeabilitas tanah tersebut. Keempat, semakin kental air tersebut, maka semakin sulit air untuk menembuas tanah (Hanafiah, 2010)

4.7 Bulk Density Tanah

(50)

Tabel 7. Hasil penetapan bulk density tanah

Kelompok Lapisan Bulk Density (gr/cm3)

1 I 1,58

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai penetapan bulk density tanah yang telah dilakukan, diperoleh bahwa :

kelompok yang memiliki bulk density tanah tertinggi yaittu pada kelompok 4 yaitu sebesar 1,38 dan bulk density terendah yaitu pada kelompok 2 yaitu 1, yang menyebabkan bobot bulkdensity rendah pada tempat kami

pengambilan sampel tanah dapat disebabkan oleh kandungan bahan orgaanik yang rendah, tekstur tanah dan struktur tanah.Nilai bulkdensity dapat

menggambarkan adanya lapisan pada tanah, pengolahan tanah, kandungan bahan organik, porositas daya memegang air,dan kemudahan tanah ditembus akar. Bulkdensity dipengaruhi oleh tekstur tanah, struktur dan kandungan

bahan organik tanah. Bulkdensity dapat berubah karena pengolahan tanah dan praktek budibaya (Winda 2010).

Hasil bulkdensity kelompok empat yaitu 1,13 gr/ cm3 ini

(51)

porositas tanahnya rendah. Bulkdensity yang tertinggi terdapat pada kelompok

lima yaitu 1,72 gr/ cm3 , sedangkan untuk kelompok dua, kelompok tiga dan

kelompok satu diperoleh bobot isi tanah 1,52 gr/ cm3 , 1,63 gr/ cm3

dan 1,71 gr/ cm3 . Bulkdensity tinggi dapat dipengaruhi oleh tekstur tanah.

Apabila tekstur tanah liat maka bulkdensitynya tinggi, karena sulit ditembus oleh air.

Semakin padat suatu tanah maka semakin tinggi bulkdensitynya, yang berarti sulit untuk meneruskan air atau di tembus akar tanaman. Bulkdensity penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tipa hektar

tanah, yang didasarkan pada berat tanah perhektar (Samrowijaya 2014).

4.8 Partikel Density Tanah

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai penetapan partikel density tanah yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 8. Hasil penetapan partikel density tanah

Kelompok Lapisan Partikel Density (gr/cm3)

1 I 2,5060

(52)

Pada data tabel partikel density, lapisan 4. memiliki nilai partikel density tertinggi yaitu sebesar 2,5069 gr/cm3 dan terendah pada lapisan 2 yaitu sebesar

2,3690 gr/cm3. Hal ini disebabkan oleh kimia fosfor dan silikat koloida yang merupakan komponen tanah. Setara angka tersebut jika pada tanah terdapat mineral-mineral berat seperti magnetik, garmet sirkom. Partikel density dapat

melebihi 2,75 g\cm3.

Besar ukuran daya teraturnya partikel tanah tidak dapat berpengaru

terhadap partikel density. Ini adalah salah satu penyebab tanah lapisan atas mempunyai hasil persentase partikel density rendah dibandingkan lapisan dibawahnya kaerena banyak mengandung bahan organik (Hakim, 2005)

4.9 Porositas Tanah

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai penetapan porositas tanah yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 9. Hasil penetapan porositas tanah

Kelompok Lapisan Porositas (%)

1 I 37

2 I 46

3 III 46

4 III 49

5 V 44

(53)

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai penetapan porositas tanah yang telah dilakukan, diperoleh bahwa Pada table di atas terlihat bahawa porositas

tertingi pada kelompok 4 yaitu 49% dan porositas terendah pada kelompok 1 yaitu 37%. Porositas tanah dipengaruhi oleh tinggi rendahnya bahan organik, dan nilai bulk density tanah itu. Jika partikel density tanah itu rendah, maka

semakin tinggi nilai porositasnya (Pairuhan, 2005). Pada tabel diatas telah menunjukkan ketrkaitan antara bulk density dengan porositas semakin rendah

bulk density pada tabel mengakibatkan porositas yang tinggi pada tabel lapisan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Majid (2011) porositas tanah di pengaruhi oleh kandungan bahan organik, struktur tanah, tekstur taanah,

kandungan air dan bulkdensity. Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga sulit untuk menahan air.

4.10 Tekstur Tanah

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai penetapan tekstur tanah yang

telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 10. Hasil penetapan tekstur tanah

Kelompo

1 I -359,968 447,6 12,36 100%

2 I -354,607 440,9701 13,4218 100%

3 III -335,656 417,6886 17,9174 100%

4 III -357,237 444,1898 13,0503 100%

5 V -336,107 418,6073 17,4779 100%

(54)

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai penetapan tekstur tanah yang telah dilakukan, diperoleh bahwa :

Dari tabel di atas perhitungan tekstur tanah yang kami lakukan kelompok

lima di peroleh berat cawan, berat cawan kering oven, serta berat akhirnya. Dari hasil tersebut, setelah di hitung melalui rumus didapatkan hasil tekstur pasir

12,36%, debu -359,9682 % dan liat 447,6%. Dan semua totalnya memiliki 100 % Diketahui tekstur paling tinggi yaitu liat tekstur liat bersifat sangat lekat dan membentuk sangat naik tanah yang megandung liat permukaan sangat

halus,mampu menyimpan air, akan tetapi peredaran udara dan aerasa tidak baik penyebab adanya kurang pori dalam tanah.Penambahn bahan organic

membantu mengatasi kelebihan air tanah berliat bahwa selain daya simpan air ,hara tentu dapat dugunakan ,disimpan pada liat bertindak sebagai reservoir penyimpanan air dan hara.( Foht,2009)

Dan praktikum yang telah dilakukan,pengamatan struktur tanah sampel tanah yang diambil di lingkungan Universitas Tadulako mempunyai

struktur granular kasas. Berbentuk phisnithik dengan ukuran mrdium. Sedangkan pada sampel lapisan 2 ukuran kasar,karena sampel tanah memilik tingkat perkembangan struktur yang bagus. Yang derajat strukturnya ,kokoh

(55)
(56)

4.11 Reaksi Tanah (pH)

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai penetapan reaksi tanah (pH) yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5. Hasil penetapan reaksi tanah (pH) Kelompo

k Lapisan

Berat Tanah (g) pH Tanah

KCl H2O KCl H2O

1 I 5,0422 5,0122 6,59 7,42

2 I 5,0754 5,0135 6,90 7,65

3 III 5,0678 5,0369 7,29 7,59

4 III 5,0043 5,0160 7,22 7,70

5 V 5,0417 5,0878 7,38 6,95

6 V 5,0034 5,0215 7,19 6,58

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai penetapan reaksi tanah (pH) yang telah dilakukan, diperoleh bahwa :

Pada berat tanah pada larutan KCl dan larutan H2O pada setiap kelompok berbeda-beda begitupun pada ph tanah hasil yang diperoleh setiap kelompok berbeda beda .Hal ini disebabkan karena dari dari hasil pembahan

berat tanah awal berbeda –beda dari larutan KCl dan H20 .hal ini didukung bahawa faktor yang mempengaruhi ph tanah adalah unsur-unsur yang

terkandung di dalam tanah ,konsentrasi ion H+ dan ion H- ,mineral tanah h air hujan dan bahan induk (Foht, 2008).

(57)

aktif (Aktual) sedangkan sampel tanah yang diberikan larutan KCl menunjukkan keasaman sedang (Potensial).Reaksi tanah dapat dikategorikan

menjadi tiga yaitu, masam, netral dan basa. Tanah yang masam jauh lebih luas masalahnya dari pada tanah yang memiliki sifat alkalinitas. Tanah masam terjadi akibat pelapukan yang lanjut dan curah hujan yang tinggi serta akibat

bahan induk yang masam pada tanah (Nikymena, 2013).

Dari ke enam sampel tanah yang diukur pH-nya, pada kelompok tiga

kriteria pH yang didapat bersifat alkalis. Sedangkan untuk kelompok lainnya pH tanahnya cenderung rata-rata bersifat agak alkalis. pH sangat mempengaruhi terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman. Apabila

pH agak masam atau terlalu basa maka kurang bagus untuk ditanami.Faktor yang mempengaruhi pH adalah unsur-unsur didalamnya yang terkandung

didalam tanah, konsentrasi ion H+ dan ion H-, mineral tanah, air hujan, dan bahan induk tanah (Hanafiah, 2010).

4.12 C-Organik dan Bahan Organik Tanah

Berdasarkan hasil pengamatan mengenai penetapan c-organik dan bahan

(58)

Tabel 11. Hasil penetapan c-organik dan bahan organik tanah

1 I 0,5118 5,46 2,4359 4,1995

2 I 0,5109 6,35 1,7615 3,0368

3 III 0,5190 6,18 1,8616 3,2095

4 III 0,5142 7,46 0,9092 1,5674

5 V 0,5157 8,30 0,2719 0,4688

6 V 0,5070 8,02 0,4918 0,8478

c-organik kelompok 5 memperoleh kandungan c-organik yaitu

0,27195% dan pada organiknya sebesar 0,4688% .Bahan organik cenderung mampu meningkatkan jumlah air yang dapat ditahan dalam tanah dan jumlah air yang tersedia pada tanaman. Akhirnya bahan organik

merupakan sumber energi bagi jasad mikroba. Tanpa bahan organik semua kegiatan biokimia akan terhenti. Sehingga tanah yang memiliki bahan

organik sedang termasuk tanah yang bagus

Bahan organik sangat mempengaruhi keadaan tanah masing-masing daerah. Semakin tinggi bahan organik tanaha, maka kemampuan tanah

dalam menahan air cukup besar.Kandungan bahan organik tanah dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain, iklim, tipe penggunaan lahan,

(59)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil praktikum mata kuliah dasar-dasar ilmu tanah yang telah di lakukan maka dapat di simpulkan sebagai berikut :

1. Terlihat pada gambar profil tanah, lokasi penggalian terdapat enam lapisan tanah. Pada lapisan pertama sampai ke enam batas lapisannya termasuk golongan clear, artinya tiap lapisan memiliki lapisan yang jelas lebar peralihan antara 2-5 cm,

topografi batas lapisan pada profil tanah tergolong wapy, artinya tiap lapisan memiliki batasan yang bergelombang.

2. Pada lapisan pertama sampai lapisan keenam kejelasannya jelas dan topogafinya berombak. Perbedaan tiap-tiap lapisan ini disebabkan karena adanya perbedaan kedalaman pada tiap-tiap lapisan dan proses pencucian tanah yang menyebabkan

perbedaan horizon

3. Pada pengamatan tekstur, diproleh data bahwa lapisan pertama bertekstur debu,

lapisan kedua bertekstur pasir, lapisan ketiga bertekstur pasir, lapisan keempat bertekstur butiran, lapisan kelima bertekstur debu dan pada lapisan keenam bertekstur pasir. Perbedaan tekstur ini disebabkan oleh proses pencucian tanah.

(60)

Untuk mencapai praktikum yang lebih baik, waktu harus dipergunakan sebaik-baiknya serta keaktifan para praktikan dalam melakukan praktek harus

diperhatikan. Setiap praktikan wajib membawa seluruh perlengkapan yang dibutuhkan dalam praktikum. Semoga di tahun akan datang praktikumnya bisa jadi lebih baik lagi. Dan di harapkan praktikan di tuntun dengan lebih maksimal

(61)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, 2005. Contoh Tanah dan sifat fisik tanah .

Arsyad,Azhar. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada

Basma.A 2008. Kadar Air Tanah

Doeswono,2007. Ilmu-Ilmu Terjemahan. Bhtara Karya Aksara: Jakarta.

________,2009. Ilmu-Ilmu Terjemahan. Bhtara Karya Aksara: Jakarta.

Fadhilah. 2010. Pengertian tanah bertalian.

Foth, D.H. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

_________,2008. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Fitri, 2013. Laporan Kadar Air Tanah. Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin; Makassar.

Habib, 2012. Penetapan Permeabilitas Tanah. Hakim, 2009. Agregat Tanah

______,2005. Agregat Tanah

Hanafiah, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah; PT. Raja Gravindo; Jakarta _______, 2006. Dasar-Dasar Ilmu Tanah; PT. Raja Gravindo; Jakarta _______, 2008. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Rajawali Press; Jakarta _______, 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah; PT. Raja Gravindo; Jakarta _______, 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah; PT. Raja Gravindo; Jakarta _______ , 2014. Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Rajawali Press; Jakarta

(62)

Kartasapoetra, G., dkk. 2007. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Cetakan Kedua. Bina Aksara. Jakarta

___________________. 2007. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Cetakan Kedua. Bina Aksara. Jakarta

Madjid. 2010. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

_______. 2011. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor

Nikymena, I. 2013. Kadar Air Tanah

Samrowijaya, 2014. Laporan Praktikum Porositas Tanah.

Sarma. Y, 2015. Laporan Praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin; Makassar.

Setiawan, G. 2014. Karbon dan Bahan Organik Tanah

Soegiman, 2008. Tanah.

Sosiawan, A. dan saryono. 2010. Metodologi Penelitian tanah. Nuha Medika. Jakarta

______________________. 2011. Metodologi Penelitian tanah. Nuha Medika. Jakarta

Triesia, 2011. Pengertian C-Organik.

Utami, S.N., dan Handayani, S. 2008. Sifat Kimia Entisol pada Sistem Pertanian Organik. Ilmu Pertanian 10 ( 2) 2003 : 63-69

Winarso, 2015. Pengertian dan Sifat Kimia Tanah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

(63)
(64)

1. Perhitungan kadar air tanah Btko = Berat tanah kering oven

W = (375,15) – (333,60) x 100 %

Q = banyaknya air yang mengalir setiap pengukuran K = 243 x 5,7 x 1

1 6,8 1,70 = 1,385,1

11,56

= 119,81 cm/jam

(65)

BD = ( ( Btko + Brg ) – Brg ) gr/cm3 V total

Keterangan :

Btko + Brg = Berat cawan kosong + berat tanah (gram) Brg = Berat tanah (gram)

V total = Nilai volume ring

(66)
(67)

% Pasir = BPK x 100 % = 1,563 x 100 % = 38,13 % BFA 4,0985

% Debu = Fm (0) + Fm (5) + Fm (17) = 18,46 + 10,99 + 1,74 = 27,72 %

6. Perhitungan C-Organik dan bahan organik tanah

% C- Organik = (ml FeS04 (Blanko-contoh) x N FeSO4 x 0,30 Berat contoh tanah 0,77 % Bahan Organik = 1,724 x C- Organik

% C-Organik =( 8,12 – 7,32) x 1 x 0,30 0,5073 0,77 =1,53 x 1 x 0,38

= 0,5814 %

% Bahan Organik = 1,724 x 0,5814

(68)

BIODATA PENYUSUN

Nama : Babul Rahman

No. Stanbuk : E 281 16 278 Alamat : Jl. RE Martadinata

No. Telpon :

Kelas / Golongan :B03 / AGT3

Prodi : Agroteknologi

(69)

Gambar

Tabel 1. Klasifikasi permeabilitas tanah
Tabel 2. Klasifikasi Bulk Density tanah
Gambar 1. Segitiga tekstur
Tabel 1. Hasil pengamatan profil tanahParamater
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil menunjukkan pada perlakuan umur kelapa sawit berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter, pada perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap tingi tanaman pada 5

[r]

Hasil menunjukkan pada perlakuan umur kelapa sawit berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter, pada perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap tingi tanaman pada 5

[r]

Dengan terbentuknya Kotamadya Daerah Tingkat II Palu, maka untuk dayaguna dan hasilguna dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan serta

1. Penilaian dan pengakuan dari masyarakat internasional bahwa Indonesia peduli terhadap masalah lingkungan hidup dunia, yang menyangkut bidang keanekaragaman hayati, dan

Saya seorang perempuan berusia 28 tahun, lulus universitas dan meraih gelar Sarjana Ekonomi dan Bisnis (S.E.B) pada tahun 2008 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Telkom University

Indentifikas Tumbuhan Paku Epifit Pada Batang Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis J. ) Di Lingukunga Universitas Brawijaya.. Jurnal