• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sifat Fisika dan Kimia Air Permukaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Sifat Fisika dan Kimia Air Permukaan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Karakteristik Fisika.

1. Total dissolved solid (TDS)

Tubuh kita terdiri dari 80% air, maka air memiliki peranan yang sangat penting untuk menjaga kesehatan. Banyak diantara kita hanya mengetahui bahwa air yang layak konsumsi adalah air yang bebas bakteri dan virus, pada hal kualitas air yang layak konsumsi adalah lebih dari itu. Salah satu factor yang sangat penting dan menentukan bahwa air yang layak konsumsi adalah kandungan Total Dissolved Solid (TDS) atau kandungan unsur mineral dalam air. Menurut standart Organisasi

Kesehatan Dunia Word Healt Organisatiton ( WHO ), air minum yang layak

dikonsumsi memiliki kadar TDS < 100 ppm (parts per million), sedangkan menurut DEPKES RI melalui PERMENKES: 492/Menkes/Per/ IV/2010, standar TDS maksimum yang diperbolehkan adalah 500 mg/liter

2. Suhu

Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan aktifitas biologi sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi. Kenaikan suhu perairan secara alamiah biasanya disebabkan oleh aktifitas penebangan vegetasi disekitar sumber air tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya matahari yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung atau tidak langsung 3. Daya Hantar Listrik (DHL)

Konduktivitas air bergantung pada jumlah ion-ion terlarut per volumenya dan mobilitas ion-ion tersebut. Satuannya adalah (µmho/cm, 250C). Konduktivitas bertambah dengan jumlah yang sama dengan bertambahnya salinitas. Secara umum, factor yang lebih dominan dalam perubahan konduktivitas air adalah temperatur. Untuk mengukur konduktivitas digunakan konduktivitimeter.

Berdasarkan nilai DHL, jenis air juga dapat dibedakan melalui nilai pengukuran daya hantar listrik dalam µmho/cm pada suhu 250C menunjukkan klasifikasi air sebagai berikut:

Tabel 2.1. Klasifikasi air berdasarkan Daya Hantar Listrik (DHL) No. DHL (µmho/cm, 250C) Klasifikasi

(2)

(Sumber : Davis dan Wiest, 1996)

Berdasarkan batas konduktivitas listrik klasifikasi intrusi air laut dapat juga dibedakan yaitu sebagai berikut:

Tabel 2.2. Klasifikasi intrusi air laut berdasarkan konduktivitas listrik No. Batas konduktivitas (µmho/cm, 250C) Klasifikasi intrusi 1. ≤ 200,00 Tidak terintrusi

2. 200,01-229,24 Terintrusi sedikit 3. 229,25-387,43 Terintrusi sedang 4. 387.44-534,67 Terintrusi agak tinggi 5. ≥534,68 Terintrusi tinggi

(Sumber : Davis dan Wiest, 1996) 4. Bau dan rasa

Air yang baik idealnya tidak berbau dan tidak berasa. Bau air dapat ditimbulkan oleh pembusukan zat organik seperti bakteri serta kemungkinan akibat tidak langsung terutama sistim sanitasi, sedangkan rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu larut dalam air, dan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun asam anorganik.

5. Kekeruhaan

Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik, kekeruhan juga dapat mewakili warna. Sedang dari segi estetika kekeruhan air dihubungkan dengan kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan dan warna air tergantung pada warna air yang memasuki badan air.

Karakteristik kimia 1. Klorida (Cl)

Klorida adalah merupakan anion pembentuk Natrium Klorida yang menyebabkan rasa asin dalam air bersih (air sumur). Kadar klorida pada sampel air dengan menggunakan metode Argentometri di dapatkan nilai kadar klorida 9,10 mg/liter dan telah memenuhi persyaratan kualitas air minum. Sesuai dengan PERMENKES RI No. 492/Menkes/Per/ IV/2010, sebagaimana kadar maksimal klorida yang

(3)

1. 0-200 Air Murni 2. 201-600 Air suling 3. >600 Air asin

(Sumber : Davis dan Wiest, 1996) 2. Derajat Keasaman ( pH )

Penting dalam proses penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas oksida yang larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat

menggangu kesehatan 3. Kesadahan

Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam air, umumnya Ion Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah juga merupakan air yang memiliki kadar mineral yang tinggi. Air dengan kesadahan yang tinggi memerlukan sabun lebih banyak sebelum terbentuk busa (Mestati, 2007) Tabel 2.4. Kesadahan air

No. Kelas 1 2 3 4

1. Kesadahan (mg/lt) 0-55 56-100 101-200 201-500

2. Derajat kesadahan Lunak Sedikit sadah Moderat sadah Sangat sadah

( Sumber : Suripin, 2001)

Sifat Fisika dan Kimia Air Laut a. Salinitas (kadar garam)

Salinatas adalah banyak sedikitnya kadar garam yang terdapat dalam 1 liter airlaut. Rata-rata kadar garam air laut 34,5% artinya tiap 1 liter air laut mengandung garam 34,5 gram. Kadar garam normal umumnya 35%.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar garam air laut : 1). Penguapan

Semakin besar penguapan semakin semakin besar pula salinitasnya. Contoh: L. Merah karena penguapan besar maka kadar garamnya tinggi.

(4)

Semakin banyak curah hujan semakin rendah salinitasnya.Contoh: laut-laut di Indonesia.

3) penambahan air tawar karena pencairan es.

Semakin banyak air tawar yang masuk semakin rendah salinitasnta. 4). Banyak sedikitnya sungai yang mengalir ke laut.

b. Warna air laut

Warna air laut di pengaruhi :

(1). Endapan dan organisme. Contoh: laut kuning karena pengaruh lumpur loss yang berwarna kuning yang dibawa sungai sungai kuning, laut merah karena pengaruh ganggang merah (alga merah) yang memantulkan warna merah, laut Hitam karena pengaruh endapan tanah loss dari Rusia yang berwarna hitam. Warna laut ungu karena organisme kecil yng mengeluarkan sinar fosfor (L. Ambon), warna hijau karena endapan lumpur dekat pantai yang memantulkan warna hijau,

(2). Adanya pemantulan sinar matahari oleh air laut. c. Suhu air laut

Rata-rata suhu air laut di daerah tropik 280C.

Sifat Fisika dan Kimia Air Danau

Sifat Fisika Danau 2.2.1 Kecerahan

Kekeruhan air berbeda dengan yang lain, karena langsung dapat dilihat oleh panca indera. Jika keruhnya oleh plankton, hal itu sangat baik untuk nafsu makan namun jika keruhnya karena lumpur yang terlalu tebal itu akan menggangu. Kandungan lumpur yang terlalu pekat dalam air akan mengganggu penglihatan organisme sehingga menjadi salah satu sebab kurangnya nafsu makan ( Susanto, 1991). Kekeruhan air dapat dianggap sebagai indikator kemampuan air dalam meloloskan cahaya yang jatuh kebadan air, apakah cahaya tersebut kemudian disebarkan atau diserap oleh air. Semakin kecil tingkat kekeruhan suatu perairan, semakin dalam cahaya dapat masuk kedalam badan air, dan demikian semakin besar kesempatan bagi vegetasi akuatis untuk melakukan proses fotosintesis (Asdak, 2007).

Kecerahan adalah ukuran transparansi perairan atau sebagian cahaya yang

(5)

dan padatan tersuspensi. Selain itu kecerahan sangat dipengaruhi oleh kedalaman perairan karena semakin dalam perairan maka daerah yang dalam tidak mampu lagi dijangkau oleh cahaya

(http//ideiyanhariini.blogspot.com/2007/02/oksigen terlarut.html).

2.2.2 Suhu

Menurut Irianto (2005) Organisme air memiliki derajat toleransi terhadap suhu dengan dengan kisaran tertentu yang sangat berperan bagi pertumbuhan, inkubasi telur, konversi pakan dan resistensi terhadap penyakit. Organisme air akan

mengalami stres bila terpapar pada suhu diluar kisaran yang dapat ditoleransi. Pada dasarnya suhu rendah memungkinka air mengandung oksigen lebih tinggi, tetapi suhu rendah menyebabkan stres pernapasan pada ikan berupa menurunnya laju pernapasan dan denyut jantung.

Suhu juga berpengaruh pada kejenuhan (kapasitas air menyerap oksigen), karena semakin tinggi suhu yang diterima maka semakin sedikit oksigen yang dapat larut. (http://hobiikan.blogspot.com/2009/01/oksigen-terlarut-bagi-kehidupan-ikan-html). Menurut Susanto (1991) suhu air adalah salah satu sifat fisik yang dapat

mempengaruhi nafsu makan dan pertumbuhan badan ikan.

Kenaikan suhu air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau tidak sedap akibat tejadinya degredasi anaerobik yang mungkin terjadi (Suriawiria, 1996).

Suhu suatu perairan sangat dipengaruhi oleh musim, lintang dan ketinggian dari permukaan laut. Waktu dalam suatu hari dan sirkulasi udara , penutupan awan dan aliran serta kedalaman dari perairan. Menurut pernyataan Boyd Suhu perairan yang optimal yaitu kisaran 25 – 32 ºC

(http//ideiyanhariini.blogspot.com/2007/02/oksigen terlarut.html). 2.3 Sifat Kimia Danau

2.3.1 PH

(6)

pH air biasanya dimanfaatkan untuk menentukan indeks pencemaran dengan melihat tingkat keasaman atau kebasaan air yang dikaji, terutama oksidasi sulfur dan nitrogen pada proses pengasaman dan oksidasi kalsium dan magnesium pada proses pembasaan. Angka indeks yang umum digunakan mempunyai kisaran antara 0-14 dan merupakan angka logaritmik negatif dari konsenterasi ion hidrogen

didalam air (Asdak, 2007).

Pembatasan pH pula dilakukan, karena pH akan mempengaruhi rasa, korrosivitas air dan efisiensi chlorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksik dalam

bentuk molekular, dimana dissosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH (Suriawiria, 1996).

Pada umumnya, bakteri tumbuh dengan baik pada pH netral dan alkalis, sedangkan jamur lebih menyukai pH rendah (kondisi asam). Oleh karena itu, proses

dekomposisi bahan organik berlangsung lebih cepat pada kondisi pH netral dan alkalis (Effendi, 2003).

Dalam air yang bersih jumlah konsentrasi ion H+ dan OH- berada dalam keseimbangan sehingga air yang bersih akan bereaksi netral. Dalam air murni 1/10000000 teriokan sehingga pH air dikatakan sebesar 7. Peningkatan ion hidrgen yang menyebabkan nilai pH turun dan disebutkan sebagai larutan asam. Sebaiknya apabila ion hydrogen berkurang akan menyebabkan nilai pH naik dan keadaan seperti ini disebut sebagai larutan basa.

(http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1360&bih=602&q=akibat+karbondioksida+d alam+perairan&aq=&aqi=&aql=&oq=akibat+karbondioksida+dalam+perairan&gs_ rfai=&fp=6d1d5e09d1ea4a8f).

Menurut Susanto (1991) keasaman air atau yang populer dengan istilah PH air sangat berperan dalam kehidupan ikan. Pada umumnya PH yang sangat cocok untuk semua jenis ikan berkisar antara 6,7 – 8,6. Namun begitu, ada jenis ikan yang karena hidup aslinya di rawa-rawa, mempunyai ketahanan untuk tetap bertahan hidup pada kisaran PH yang sangat rendah ataupun tinggi, yaitu antara 4 – 9, misalnya ikan sepat siam.

2.3.2 Oksigen Terlarut (DO)

(7)

Suhu ( oC ) Kadar Oksigen Terlarut (mg/liter)

Sumber : Cole (1983) dalam Hefni Effendi (2003).

Tabel 2. Hubungan Antara kadar oksigen terlarut jenuh dan salinitas pada tekanan udara 760 mm Hg

Sumber: Weber (1991) dalam Hefni Effendi (2003).

Menurut Mills dalam Effendi (2003)Atmosfer bumi mengandung oksigen sekitar 210 ml/liter. Oksigen merupakan salah satu gas yang terlarut dalam perairan. Kadar oksigen yang terlrut dalam perairan alami bervariasi, tergantung pada

suhu,salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian (altitude)serta semakin kecil tekanan atmosfer, kadar oksigen terlarut semakin kecil.

(8)

perbedaan struktur molekul sel darah ikan, yang mempengaruhi hubungan antara tekanan parsial dalam air dan derajat kejenuhan oksigen dalam sel darah.

Proses respirasi akar tanaman air yang menyerap oksigen dari udara dan

melepaskan karbondioksida yang menyebabkan aerasi buruk akan terjadi akumulasi karbondioksida dan defisit oksigen. Konsekuensinya respirasi akar dan aktifitas mikrobia aerobik mutlak membutuhkan oksigen yang terlibat dalam penyediaan hara akan terganggu ( Hanafiah, 2005).

2.3.3 Karbondioksida Terlarut

Proses oksidasi akan mengeluarkan gas karbondioksida terlarut yang akan di gunakan lagi oleh tumbuhhan air untuk melakukan proses fotosintesis. Bakteri aerob yang hidup dalam air juga membutuhkan oksigen dalam proses pencernaan bahan organik yang berada dalam air (Khiatuddin, 2003).

Gas karbondioksida di atmosfer, bersama-sama dengan gas hidrogen monoksida (HO), gas metan (CH4) juga disebut gas-gas rumah kaca karena gas-gas tersebut ikut berperan terhadap terjadinya proses pemanasan global melalui peranannya dalam meningkatkan suhu atmosfer (Asdak, 2007).

Karbondioksida sangat mudah larut dalam pelarut, termasuk air. Dalam jumlah atau kadar tertentu, karbondioksida ini dapat merupakan racun. Ikan mempunyai naluri yang kuat dalam mendeteksi kadar karbondioksida dan akan berusaha

mengghindari daerah atau area yang kadar karbondioksidanya tinggi (Lesmana, 2005).

Karbondioksida adalah gas yang tersusun atas satu atom karbon dan dua atom oksigen. Atmosfer bumi mengandung karbondioksida dengan persentase yang relative kecil (0,033%), meskipun persentase karbondioksida di atmosfer kecil, akan tetapi keberadaan karbondioksida di perairan relative banyak, karena

karbondioksida memiliki sifat kelarutan yanag tinggi. Sumber CO2 dalam perairan berasal dari :

1. Difusi dari atmosfir

Karbondioksida yang terdapat di atmosfir mengalami difusi secara langsung dalam air, walaupun volume karbondioksida di atmosfir hanya sedikit.

(9)

Air hujan melarutkan karbondioksida, kandungan sekitar 0,55-0,60 mg/l dari karbondioksida diatmosfir bumi.

3. Air yang melewati tanah organik.

Tanah organic yang mengalami dekomposisi mengandung relative banyak karbondioksida sebagai hasil proses dekomposisi.

4. Respirasi tumbuhan, hewan, bakteri aerob dan anaerob.

Respirasi tumbuhan dan hewan mengeluarkan karbondioksida, dekomposisi bahan organik pada kondisi aerob menghasilkan karbondioksida sebagai salah satu produk akhir.dekomposisi anaerob karbohidrat pada bagian dasar perairan, pada akhirnya akan menghasilkan karbondioksida.

(http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1360&bih=602&q=akibat+karbondioksida+d alam+perairan&aq=&aqi=&aql=&oq=akibat+karbondioksida+dalam+perairan&gs_ rfai=&fp=6d1d5e09d1ea4a8f)

2.3.4 Alkalinitas

Kapasitas air tawar di tentukan oleh alkalinitas karbonat dan secara umum di gambarkan sebagai setara dengan mg/liter kalsium karbonat (Irianto, 2005).

Alkalinitas merupakan penyangga(buffer) perubahan pHair dan indikasi kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan (Alaerts dan Ir. S. Sumetri. S).

(http://id.wikipedia.org/wiki/Alkalinitas).

Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion carbonat dan bicarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan tawar.

(http://maswira.wordpress.com/2009/02/01/alkalinitas/).

2.3.5 Kesadahan

Menurut untung (2002) kesadahan air menunjukkan tingkat kandungan mineral seperti kalsium, magnesium dan seng di dalam air. Jika kandungan unsur-unsur mineral tersebut tinggi maka air tersebut termasuk “keras” (hardness).

(10)

hidupnya. Disamping itu, kesadahan juga merupakan petunjuk yang penting dalam hubungannya dengan usaha untuk memanipulasi nilai pH.

( http://www.o-fish.com/parameter_air.htm).

Kesadahan (hardness) adalah gambaran kation logam divalent (valensi dua) atau kesadahan adalah jumlah ion kalsium, magnesium, strontium dan barium yang sangat terdapat dalam air. Namun karena konsentrasi strontium dan barium yang sangat sedikit maka kesadahan lebih ditekan pada keberadaan ion kalsium dan magnesium saja. Nilai kesadahan air menunjukkan indikasi tentang sifat-sifat air dan juga indikasi tentang adanya pencemaran air. Kesadahan air berkaitan erat dengan kemampuan air untuk membentuk busa. Semakin sadah air, semakin susah untuk sabun untuk membentuk busa karena menadi prepitasi yang mengendap. Perairan dengan nilai kesadahan tinggi pada umumnya adalah perairan yang

berada pada wilayah yang memiliki lapisan tanah puncak (top soil) tebal dan batuan kapur.

(http://www.google.co.id/#hl=id&biw=1360&bih=602&q=akibat+karbondioksida+d alam+perairan&aq=&aqi=&aql=&oq=akibat+karbondioksida+dalam+perairan&gs_ rfai=&fp=6d1d5e09d1ea4a8f)

2.3.6 Ca dan Mg

Kesadahan umum atau "General Hardness" merupakan ukuran yang menunjukkan jumlah ion kalsium (Ca++) dan ion magnesium (Mg++) dalam air. Ion-ion lain sebenarnya ikut pula mempengaruhi nilai GH, akan tetapi pengaruhnya diketahui sangat kecil dan relatif sulit diukur sehingga diabaikan

(http://www.geocities.com/wpurwakusuma/parameter_air.htm).

Nilai kandungan kalsium (Ca2+) terlarut akan digunakan untuk menganalisis pengaruh litologi terhadap komposisi kimia airtanah. Magnesium (Mg2+) sebagai kation yang dijadikan parameter besar kecilnya pengaruh pelarutan litologi dalam air.

Gambar

Tabel 2. Hubungan Antara kadar oksigen terlarut jenuh dan salinitas pada

Referensi

Dokumen terkait

Deng-Neng Chen et al (2010) menekankan bahwa knowledge management adalah proses aktivitas manusia yang berhubungan dengan pengetahuan, namun tidak berurusan dengan sifat istimewa

garis yan gterbentuk diberi nama permintaan (demand). Ditinjau dari pihak guru, materi pembelajaran itu harus diajarkan atau disampaikan dalam kegiatan

Sebagai pengguna jasa angkutan pengiriman barang, efisiensi satuan biaya kirim barang yang dapat dilakukan oleh perusahaan kontraktor adalah dengan melakukan

Upaya lain yang dapat dilakukan dalam memberantas korupsi adalah melakukan kerjasama internasional baik dengan negara lain maupun dengan International NGOs.. Sebagai contoh

Seperti halnya yang diungkapkan Novita (2011: 10) seorang pemandu acara adalah orang yang diberi tugas memandu sebuah acara atau kegiatan yang biasanya

Tris Hardiyanto, Penerapan Pengelolaan Air ....PascasarjanaUI, 2004... Tris Hardiyanto, Penerapan Pengelolaan Air

Berdasarkan uji F (secara serempak) yang dilakukan diperoleh nilai Fhitung 29,255 dengan signifikansi 0,001 &lt; 0,05, artinya bahwa secara serempak harga daging ayam

Dari pembahasan di atas sesuai dengan Teori Konflik yang di kembangkan oleh Karl Marx.Para penganut teori ini berpandangan bahwa kejahatan terkait erat dengan