• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEPETRAWATAN ANTENATAL CARE PADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ASUHAN KEPETRAWATAN ANTENATAL CARE PADA"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPETRAWATAN ANTENATAL CARE

PADA IBU HAMIL DENGAN ANTEPARTUM BLEDDING (APB) PLASENTA PREVIA

Disusun Oleh:

1. Suse Deby Rahmawati (201604008) 2. Eka Juli Setiawan (201604089)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

LATAR BELAKANG...1

TUJUAN...1

PENGERTIAN ...2

KLASIFIKASI...2

I. PLASENTA PREVIA...2

II. SOLUSIO PLASENTA...4

III. VASA PLASENTA...6

KOMPLIKASI ...7

KONSEP ASKEP ...8

DAFTAR PUSTAKA...20

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas “Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Perdarahan Antepartum Bledding (APB)”. Penyusunan tugas ini guna memenuhi persyaratan melengkapi tugas Keperawatan Maternitas tahun pealajaran 2017/2018 di STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO.

Dengan selesainya tugas ini, penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada dosen keperawatan anak Maternitas yang telah membimbing kami.

Penulis menyadari bahwa tugas ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan karya tulis ilmiah ini.

Mojokerto, 18 Februari 2018

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Perdarahan pada saat kehamilan sering dianggap sebagai kelainan yang berbahaya. Perdarahan pada kehamilan muda disebut keguguran atau abortus, sedangkan pada kehamilan tua disebut perdarahan antepartum. Batas teoritis antara kehamilan muda dan kehamilan tuaialah kehamilan 28 minggu (dengan berat janin 1000 gram) , mengingat kehidupan janin diluar uterus. Perdarahan yang bersumber pada kelainan palasenta, yang secara klinis yang biasanya tidak terlalu sulit untuk menentukannya, yaitu antara plasenta previa, dan solusio palsenta (abrupsio plasentae), sehingga pembagian perdarahan antepartum dibagi menjadi 4, yaitu plasenta previa, solusio palsenta, vasa previa dan perdarahan yang belum diketahui sebab terjadinya.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan bagi para pembaca makalah ini.

2. Tujuan Kusus

Adapun tujuan khususnya, yaitu:

a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian/definisi perdarahan antepartum bleding (APB)

b. Mahasiswa mampu mengklasifikasi pendarahan antepartum bledder (APB) c. Mahasiswa mampu mengetahui cirri-ciri pendarahan antepartum bledding

(APB)

d. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi pendarahan antepartum bledding (APB)

(5)

BAB II

PENJELASAN TEORI

A. PENGERTIAN

Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada jalan lahir setelah kehamilan 20 minggu. Antepartum adalah keadaan yg terjadi sebelum melahirkan. [ CITATION mud15 \l 1033 ] Perdarahan antepartum adalah perdarahan yang terjadi setelah kehamilan 28 minggu (pada triwulan ke tiga kehamilan). [ CITATION GAN10 \l 1033 ]

B. KLASIFIKASI PERDARAHAN ANTEPARTUM I. Plasenta previa

a. Pengertian

Plasenta previa adalah plasenta yg letaknya abnormal, yaitu plasentanya berada di segmen bawah rahim, sehingga menutupi sebagian atau keseluruhan jalan lahir (ostium uteri internum).

b. Ciri-ciri plasenta previa

1) Perdarahan namun tidak terasa nyeri;

2) Perdarahan yang terjadi secara berulang-ulang; 3) Warna darah merah segar;

4) Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah; 5) Timbulnya secara perlahan-lahan;

6) Waktu terjadinya pada saat hamil; 7) Tidak ada his;

8) Rasa tidak tegang (biasa) saat dipalpasi; 9) Ada denyut jantung janin;

10) Teraba jaringan plasenta pada saat diperiksa di dalam vagina; 11) Penurunan kepala, kepala tidak masuk pintu atas panggul; 12) Presentasi yang terjadi mungkin abnormal.

c. Klasifikasi plasenta previa berdasarkan terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu:

(6)

2. Plasenta previa lateralis: apa bila hanya sebagian pembukaan jalan lahir tertutup oleh plasenta.

3. Plasenta previa marginalis: apa bila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan jalan lahir.

4. Plasenta previa letak rendah: apa bila plasenta berada 3-4 cm diatas pinggir pembukaan jalan lahir.

d. Etiologi plasenta previa belum jelas. e. Diagnosis plasenta previa.

1. Anamnesis: adanya perdarahan per vaginam pada kehamilan lebih 20 minggu dan berlangsung dengan tanpa sebab.

2. Inspekulo : adanya darah dari ostium uteri eksternum. 3. USG untuk menentukan letak plasenta.

4. Penentuan letak plasenta secara langsung dengan perabaan langsung melalui kanalis servikalis tetapi pemeriksaan ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan perdarahan yang banyak. Oleh karena itu cara ini hanya dilakukan diatas meja operasi.

f. Penatalaksanaan plasenta privia. 1) Penanganan konservatif bila :

a. Kehamilan kurang 37 minggu.

b. Perdarahan tidak ada atau tidak banyak (Hb masih dalam batas normal). c. Tempat tinggal pasien dekat dengan rumah sakit (tidak lebih dari 15 menit) Perawatan konservatif berupa :

 Istirahat.

 Memberikan hematinik dan spasmolitik unntuk mengatasi anemia.  Memberikan antibiotik bila ada indikasii.

 Pemeriksaan USG, Hb, dan hematokrit.

Apabila selama kurang lebih 3 hari tidak terjadi perdarahan setelah melakukan perawatan konservatif maka lakukan mobilisasi secara bertahap. Pasien boleh dipulangkan bila tidak ada perdarahan. Bila timbul perdarahan pasien harus segera dibawa ke rumah sakit dan tidak boleh melakukan senggama.

(7)

a. Perdarahan banyak tanpa memandang usia kehamilan. b. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.

c. Anak mati

Penanganan aktif berupa :  Persalinan per vaginam.  Persalinan per abdominal.

Pasien disiapkan untuk pemeriksaan dalam di atas meja operasi (double set up) yaitu dalam keadaan siap operasi. Bila pada pemeriksaan dalam didapatkan:

1) Plasenta previa marginalis; 2) Plasenta previa letak rendah;

3)Plasenta lateralis atau marginalis dimana janin mati dan serviks sudah matang; kepala sudah masuk pintu atas panggul dan tidak ada perdarahan atau hanya sedikit perdarahan maka dilakukan amniotomi yang diikuti dengan drips oksitosin pada partus per vaginam, bila gagal drips (sesuai dengan protap terminasi kehamilan); bila terjadi perdarahan banyak , maka lakukan seksio sesar.

Indikasi melakukan seksio sesar : - Plasenta previa totalis

- Perdarahan banyak tanpa henti. - Presentase abnormal.

- Panggul sempit.

- Keadaan serviks tidak menguntungkan (beelum matang). - Gawat janin

- Pada keadaan dimana tidak memungkinkan dilakukan seksio sesar maka lakukan pemasangan cunam Willet atau versi Braxton Hicks.

II. Solusio plasenta a. Pengertian

(8)

b. Ciri-ciri solusio plasenta

1. Perdarahan dengan nyeri;

2. Perdarahan tidak terjadi berulang; 3. Warna perdarahan merah coklat;

4. Adanya anemia dan renjatan yang tidak sesuai dengan keluarnya darah; 5. Timbulnya secara tiba-tiba;

6. Waktu terjadinya saat hamil inpartu; 7. Adanya his;

8. Rasa tegang saat dilakukan palpasi; 9. Denyut jantung janin biasanya tidak ada;

10. Teraba ketuban yang tegang pada periksa dalam vagina; 11. Penurunan kepala dapat masuk pintu atas panggul; 12. Tidak berhubungan dengan presentasi.

c. Klasifikasi solusio plasenta berdasarkan tanda klinis dan derajat pelepasan plasenta, yaitu:

1. Ringan : Perdarahan kurang 100-200 cc, uterus tidak tegang, belum ada tanda renjatan, janin hidup, pelepasan plasenta kurang 1/6 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma lebih 120 mg%.

2. Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus tegang, terdapat tanda pre renjatan, gawat janin atau janin telah mati, pelepasan plasenta 1/4-2/3 bagian permukaan, kadar fibrinogen plasma 120-150 mg%.

3. Berat : Uterus tegang dan berkontraksi tetanik, terdapat tanda renjatan, janin mati, pelepasan plasenta bisa terjadi lebih 2/3 bagian atau keseluruhan.

d. Etiologi solusio plasenta belum jelas. e. Penatalaksanaan solusio plasenta:

1. Pada solusio plasenta ringan  Istirahat

 Pemberian terapi/sedative lalu tentukan apakah gejala semakin progresif atau akan berhenti. Bila proses berhenti secara berangsur, pasien dilakukan mobilisasi.

(9)

2. Pada solusio plasenta sedang dan berat  Penanganan dikhususkan pada renjatan  Menangani anemia

 Menghentikan perdarahan

 Mengosongkan uterus secepat mungkin Penatalaksanaan terpentingnya adalah:

1) Pemberian transfusi darah 2) Pemecahan ketuban (amniotomi) 3) Pemberian infus oksitosin

4) Kalau perlu dilakukan seksio sesar.

Bila diagnose solusio plasenta secara klinis sudah dapat ditegakkan, berarti perdarahan yang terjadi minimal 1000cc, sehingga transfuse darah harus diberikan minimal 1000cc, ketuban segera dipecahkan dengan tujuan untuk mengurangi regangan dinding uterus dan untuk mempercepat persalinan diberikan infuse oksitosin 5 UI dalam 500 cc dekkstrose 5%.

Seksio sesar dilakukan bila :

1) Persalinan tidak selesai atau diharapkan tidak selesai dalam 6 jam. 2) Perdarahan banyak.

3) Pembukaan tidak ada atau kurang 4 cm. 4) Panggul sempit.

5) Letak lintang. 6) Pre eklampsia berat. 7) Pelvik score kurang 5.

III. Vasa previa. a. Pengertian

Vasa previa merupakan keadaan dimana pembuluh darah umbilikalis janin berinsersi dengan vilamentosa yakni pada selaput ketuban.

(10)

Pada pemeriksaan dalam vagina diraba pembuluh darah pada selaput ketuban.

Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan inspekulo atau amnioskopi. Bila sudah terjadi perdarahan maka akan diikuti dengan denyut jantung janin yang tidak beraturan,

deselerasi atau bradikardi, khususnya bila perdahan terjadi ketika atau beberapa saat setelah selaput ketuban pecah. Darah ini berasal dari janin dan untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan tes Apt dan tes Kleihauer-Betke serta hapusan darah tepi. d. Penatalaksanaan vasa previa

Penatalaksanaan pada status janin. Bila ada keraguan tentang viabilitas janin, tentukan lebih dahulu umur kehamilan, ukuran janin, maturitas paru dan pemantauan kesejahteraan janin dengan USG dan kardiotokografi. Bila janin hidup dan cukup matur dapat

dilakukan seksio sesar segera namun bila jading sudah meninggal atau imatur, dilakukan persalinan pervaginam.

IV. Perdarahan antepartum yang belum diketahui penyebabnya. V. Perdarahan antepartum yang tidak jelas sumbernya (idiopatik).

C. KOMPLIKASI - Abortus spontan

(11)

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL CARE (ANC)

Pengkajian...: Tanggal...: Jam...: IDENTITAS PASIEN

(12)

XVII. RIWAYAT KESEHATAN... 1. Keluhan utama

XVIII. Apakah klien merasakan nyeri, segala ke anehan yang dirasakan pasien saat hamil saat ini.

2. Riwayat kesehatan sekarang

XIX. Apakah klien menderita suatu penyakit saat ini. 3. Riwayat kesehatan yang lalu

XX. Jika klien pernah hamil sebelumnya tanyakan apakah dirinya pernah mengalami perdarahan seperti ini, Tanyakan apakah klien sebelumnya melahirkan dengan Caesar atau normal.

4. Riwayat kesehatan keluarga

XXI. Tanyakan apakah dalam keluarga pasien ada yang pernah mengalami kehamilan serta perdarahan.

5. Status perkawinan

XXII. Perkawinan ke : XXIII. Umur kawin : XXIV. Lama kawin :

6. Riwayat menstruasi

a. Haid : b. Menarche : c. Siklus : d. Lama : e. Warna : f. Banyaknya :

g. Bau :

h. Dismenorhea : i. Flour albus :

7. Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu

(13)

ha

XLVIII. XLIX. L. LI. LII. LIII.

LIV. LV. LVI.

LVII. LVIII. LIX.

LX. LXI.LXII.LXIII. LXIV. LXV.

LXVI.LXVII. LXVIII.

LXIX. LXX. LXXI.

LXXII. LXXIII.LXXIV.LXXV.LXXVI.LXXVII.

LXXVIII.LXXIX. LXXX.

LXXXI. LXXXII.LXXXIII.

LXXXIV.LXXXV.LXXXVI.LXXXVII.LXXXVIII.LXXXIX.

8. Riwayat kehamilan HPHT :

TP :

ANC : berapa kali TM I, II, III

UK :

Dimana:

Imunisasi TT berapa kali : 9. Pola fungsi kesehatan

a. Pola persepsi kesehatan dan management kesehatan b. Pola nutrisi dan metabolisme

c. Pola eliminasi d. Pola aktifitas

(14)

i. Pola seksualitas dan reproduksi j. Pola koping dan management stress k. Pola nilai dan kepercayaan

PEMERIKSAAN FISIK 1. Pemeriksaan umum

a. Keluhan utama

Kesadaran :

Postur tubuh :

Cara berjalan :

Tb :

BB sebelum hamil :

BB selama hamil :

BBIH :

LILA :

TTV : TD : RR:

N : S :

2. Pemeriksaan Kepala

XC. Inspeksi : bersih/tidak, ada lesi/tidak, ada ketombe/tidak, warna rambut, penyebaran rambut.

XCI. Palpasi : mudah rontok, kulit kepala bersih/kotor, ada/tidak benjolan. XCII...Muka

XCIII. Inspeksia : simetris/asimetris, pucat/tidak, ada/tidak odeme, ada/tidak cloasmamvidarum.

XCIV...Hidung

XCV. Inspeksi : simetris/asimetris, ada/tidak PHC, ada/tidak secret, ada/tidak polip.

(15)

XCVII. Inspeksi : simetris/asimetris, ada/tidak serumen, ada/tidak gangguan pendengaran.

XCVIII...Mulut XCIX. Inspeksi : simetris/tidak, bibir lembab/kering, ada/tidak stomatitis.

C...Gigi CI. Inspeksi : jumlah gigi, ada/tidak caries.

CII...Leher CIII. Inspeksi : ada/tidak pembengkakan kelenjar tyroid, ada atau tidak

bendungan vena jugularis, ada/tidak benjolan.

CIV. Palpasi : ada/tidak pembengkakan kelenjar tyroid, ada atau tidak bendungan vena jugularis, ada/tidak benjolan.

CV...Dada

CVI. Inspeksi : simetris/asimetris, ada/tidak penarikan otot intercostae yang berlebihan.

a. Paru-paru

CVII. Inspeksi : ada/tidak alat batu nafas.

CVIII. Palpasi : sama/tidak gerakan paru kanan dan kiri saat inspirasi dan ekspirasi.

CIX. Auskultasi : ada/tidak suara tambahan.

CX. Perkusi : sonor.

b. Jantung

CXI. Inspeksi & palpasi : ictus cordis terlihat/tidak.

CXII. Auskultasi : s1 & s2 tunggal/tidak, tidak ada suara tambahan.

CXIII. Perkusi : redup.

CXIV...Payudara CXV. Inspeksi : simetris/asimetris, putsu menonjol/tidak, ada/tidak

hyperpigmentasi areola mamae.

(16)

CXVII...Abdomen CXVIII. Inspeksi : ada/tidak luka bekas oprasi, ada/tidak stie fravidarum.

CXIX. Palpasi :

 Leopold I : untuk menentukan usia kehamilan dan untuk mengetahui posisi bagian tubuh janin yang berada difundus.

 Leopold II : untuk menentukan bagian tubuh janin yang berada di kedua sisi uterus, pada letak lintang tentukan dimana letak kepala janin.

 Leopold III : untuk menentukan bagian tubuh janin yang mana (kepala atau bokong) yang berada dibawah perut ibu, serta apakah bagian janin tersebut sudah memasuki pintu atas panggul (pap).

 Leopold IV : untuk mengkonfirmasi ulang bagian tubuh janin yang mana yang tepat berada dibawah perut sang ibu, serta untuk mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah memasuki pintu atas panggul (pap). [ CITATION git14 \l 1033 ]

CXX. Auskultasi :

CXXI...Genetalia CXXII. Inspeksi : bersih/tidak, oedem/tidak, ada/tidak varises.

CXXIII...Anus CXXIV. Inspeksi : bersih/tidak, ada/tidak hemoroid.

CXXV...Ekstremitas CXXVI. Inspeksi : simetris/asimetris, oedem/tidak, pergerakan sendi, ada/tidak

sindaktil/polidaktil. 3. Pemeriksaan panggul luar

a. Distansia spinarum : jarak normal 23-26 cm. b. Distansia cristarum : jarak normal 26-29 cm. c. Conjugate eksterna : jarak normal 18-20 cm. d. Lingkar panggul : jarak normal 80-90 cm. 4. Pemeriksaan penunjang

(17)

 Hemoglobin dan hematokrit  Golongan darah dan factor Rh  Tes kehamilan

 Sonogram

 Pengukuran serial B-Hcg atau progesterone umum  Kultur vagina atau urine

CXXVIII...Pemeriksaan USG CXXIX...

CXXX... CXXXI...

CXXXII. ANALISA DATA

CXXXIII. TG

L/J A M

CXXXIV. DATA CXXXV. ETIOLOGICXXXVI. MASALA

H

CXXXVIII. DS:

CXXXIX. klien mengatakan mengalami perdarahan sejak tanggal 1 juni 2009 mulai jam 01.30. CXL. klien mengatakan usia

kehamilannya saat ini baru 30 minggu

CXLI. klien mengatakan perdarahan pertama yang keluar

bentuknya gumpalan. CXLII. Klien mengatakan saat ini

perdarahan yang keluar sudah agak berkurang daripada kemarin.

CXLIII. DO:

CXLIV. Hasil USG diperoleh gambaranplasenta previa menutupi orifisium uteri interna disertai dengan

(18)

gambaran hipoekoik diantaranya:

 Hb 9,1 gr/dL  Ht 28%

 Eritrosit 3,61 jt/μL  Konjungtiva klien

pucat

 Suhu 37,1 oC  Nadi 84 x/menit  TD 100/70 mmHg

CXLVIII. DS:

CXLIX. klien mengatakan terkadang merasa cemas dengan kondisi kehamilannya saat ini, karena klien takut akan terjadi sesuatu pada janinnya apabila sering terjadi perdarahan.

CL. Klien takut mengalami keguguran.

CLI. DO:

CLII. klien gelisah dan lebih sering diam.

CLIII. Klien lebih sering melamun. CLIV.

(19)

CLVIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN CLIX.

NO CLX. KEPERAWATANDIAGNOSA (diprioritaskan)

CLXI. TANGGAL

MUNCUL CLXII. TTD

CLXIII.

CLXIV. CLXV. 2. CLXVI.

2.

CLXVII. Potensial shock hipovolemik b.d perdarahan.

CLXVIII. Gangguan psikologis cemas b.d kurangnya pengetahuan.

CLXIX.

CLXX. 1 juni 2009 CLXXI.

CLXXII. 1 juni 2009

CLXXIII.

CLXXIV.

CLXXV. INTERVENSI KEPERAWATAN

CLXXVI. NO DX.

(20)

CLXXIX.CLXXX. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat

menunjukkan perfusi yang adekuat, dengan criteria hasil:

CLXXXI. TTV stabil

CLXXXII. Membrane mukosa berwarna merah muda CLXXXIII. Haluaran urine adekuat

CLXXXIV. Pernafasan adekuat

CLXXXV... CLXXXVI. Kaji penyebab

terjadinya

perdarahan (Abrasi plasenta, plasenta previa, merokok, penggunaan kokain, PIH (pregnance induced

hiertention). CLXXXVII. Kaji secara akurat

kemungkinan harapan hidup janin, kaji juga kapan menstruasi terakhir klien, prioritaskan pelaporan yang didapat dari USG atau riwayat obstetric.

CLXXXVIII. Inspeksi keadaan perineum, hitung jumlah dan karakteristik perdarahan. CLXXXIX. Monitor TTV.

CXC. Lakukan prosedur emergency

antepartum, seperti: terapi oksigen, terapi parenteral IV, dan mungkin infuse pararel.

CXCI. Hitung intake dan output minuman. CXCII. Elevasikan

(21)

CXCIII.CXCIV. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat:

CXCV. Tidak terjadi trauma fisik selama perawatan. CXCVI. Mempertahankan tindakan yang mengontrol

kecemasan.

CXCVII. Mengidentifikasi tindakan yang harus diberikan ketika terjadi kecemasan.

CXCVIII. Memonitor factor resiko dari lingkungan.

CXCIX. Membantu klien mengidentifikasi penyebab cemas yang dialaminya. CC. Mengajari klien cara

melakukan teknik relaksasi.

CCI. Klien dapat menyebutkan penyebab cemas yang sedang dialaminya. CCII. Memberikan

penjelasan kepada klien mengenai kondisi penyakit yang sedang dialaminya.

(22)

CCIV. IMPLEMENTASI CCV.

NO. CCVI. TANGGAL &WAKTU CCVII. TINDAKAN & RESPONSE CCVIII. TT D CCXIII. Jam 14.30

CCXIV. CCXV. CCXVI. CCXVII. CCXVIII. Jam 14.35

CCXIX. CCXX. Jam 14.40

CCXXI. CCXXII. Jam 14.45

CCXXIII. CCXXIV. CCXXV. CCXXVI. CCXXVII. CCXXVIII. Jam 14.50

CCXXIX. CCXXX. CCXXXI. CCXXXII. Jam 14.55

CCXXXVII. Mengkaji penyebab perdarahan.

 Perdarahan karena plasenta previa CCXXXVIII. Memonitor TTV.

 N: 84 x/menit

CCXXXIX... S: 36 0C

CCXL... TD: 100/60 mmHg

CCXLI... RR: 21 x/menit

CCXLII. Memonitor KU klien  KU cukup

CCXLIII. Mengobservasi konjungtiva klien.

 Konjungtiva klien masih terlihat pucat.

CCXLIV. Mengobservasi jumlah dan bentuk perdarahan.

 Perdarahan masih keluar sejak tadi pagi sampai sekarang, klien sudah ganti pembalut 2x penuh semua.

CCXLV. Mengganti plabot infuse set dengan tranfusi set.

 Darah masuk melalui tranfusi set sebanyak 500 cc.

CCXLVI. Monitor input dan output

 Dalam sehari klien BAB 4xsehari, klien minum sebanyak setengah gelas belimbing.

(23)

CCXXXIII. CCXXXIV. CCXXXV. CCXXXVI.

(24)

CCXLIX. EVALUASI

CCL. TA

NG GA L & WA KT U

CCLI. EVALUASI

CCLII. 2 juni 200 9/14 .00 CCLIII.

CCLIV. S:

CCLV. menurut klien perdarahan yang keluar sekarang hanya bercak-bercak, di pembalut tidak penuh, dang anti pembalut baru hanya 1x setelah mandi pagi hari tadi.

CCLVI. Klien mau menyimak discharge planning yang diberikan. CCLVII. O:

CCLVIII. KU klien cukup CCLIX. Kesdaran klien cm

CCLX. S: 36 0C N: 84 x/menit TD: 110/70 mmHg RR: 21 x/menit CCLXI. Konjungtiva klien berwarna merah muda.

CCLXII...A : masalah teratasi sebagian yang ditandai perdarahan yang keluar saat ini hanya bercak-bercak, dan baru ganti pembalut baru hanya 1x setelah mandi pagi hari tadi.

CCLXIII. P: memberikan discharge planning

CCLXIV. Menganjurkan klien agar makan makanan dengan gizi yang seimbang. CCLXV. Menganjurkan klien untuk beraktifitas sedikit dan banyak istirahat. CCLXVI. Menganjurkan klien untuk control rutin.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

CCLXIX. Gandhi. (2010). makalah apb. Retrieved FEBRUARY 18, 2018, from WADUNG.WODPRESS.COM: HTTP://WADUNG.WODPRESS.COM

CCLXX. koestania, g. (2014). pemeriksaan palpasi leopold. Retrieved february 18, 2018, from oshigita.wordpress.com: http://www.oshigita.wordpress.com

CCLXXI. kriebs, j. m., & gegor, c. l. (2010). asuhan kebidanan varney edisi 2. jakarta : egc.

CCLXXII. mudzzakkir, m., & h, m. (2015). kebidanan dan keperawatan. jakarta: egc. CCLXXIII.

(26)

CCLXXVI. ASUHAN KEPETRAWATAN ANTENATAL CARE

CCLXXVII. PADA IBU HAMIL DENGAN ANTEPARTUM BLEDDING (APB) CCLXXVIII. PLASENTA PREVIA

CCLXXIX.

CCLXXX. Pengkajian :

CCLXXXI. Tanggal : 2 juni 2009

CCLXXXII. Jam : 12.00

CCLXXXIII. IDENTITAS PASIEN

CCLXXXIV. Nama ibu : ny. U

CCLXXXV. Umur : 41 tahun

CCLXXXVI. Agama : islam

CCLXXXVII. Suku/bangsa : indonesia

Pendidikan : SMA

CCLXXXVIII. Pekerjaan : ibu rumah tangga

CCLXXXIX. Alamat : bumiayu

CCXC. Nama suami : tn. A

CCXCI. Umur : 45 tahun

CCXCII. Agama : islam

CCXCIII. Suku/bangsa : indonesia

CCXCIV. Pendidikan : SMA

(27)
(28)

CCXCVII. RIWAYAT KESEHATAN... 10. Keluhan utama

CCXCVIII. Perdarahan saat kehamilan. 11. Riwayat kesehatan sekarang

CCXCIX. Klien datang/kiriman dari rumah bersalin (RB) pada tanggal 2 juni 2009, G3P2A0 dengan plasenta previa total. Darahnya banyak, tapi tidak ada

rembesan air, perdarahan pervaginam bergumpal sejak tanggal 1 juni 2009 jam 01.30.

12. Riwayat kesehatan yang lalu

CCC. Klien tidak memiliki riwayat penyakit yang menyertai kehamilan, seperti penyakit jantung, paru, hipertensi, DM.

13. Riwayat kesehatan keluarga

CCCI. Keluarga klien juga tidak ada riwayat penyakit yang menyertai kehamilan. 14. Status perkawinan

CCCII. Perkawinan ke : 1

CCCIII. Umur kawin : 27 tahun CCCIV. Lama kawin : 14 tahun

15. Riwayat menstruasi

1) Haid :

2) Menarche : 12 tahun.

3) Siklus : 28 hari.

4) Lama : ± 7 hari

5) Warna : merah kecoklatan

6) Banyaknya : biasanya pembalutnya ganti 2xsehari

7) Bau : amis

8) Dismenorhea : tidak ada 9) Flour albus : biasanya ada.

16. Kehamilan persalinan dan nifas yang lalu

(29)

ilan

K

CCCX.CCCXI. U K

CCCXVII.CCCXVIII.CCCXIX. Peny

CCCXXVIII.CCCXXIX.CCCXXX.CCCXXXI. Tidak ada

CCCXLI.CCCXLII.CCCXLIII. Tidak ada

CCCXLVI.CCCXLVII. h a

(30)

a

CCCLIX. CCCLX. CCCLXI.

CCCLXII.CCCLXIII.CCCLXIV.CCCLXV.CCCLXVI.CCCLXVII.

CCCLXVIII.

CCCLXIX.

17. Riwayat kehamilan HPHT : 30-10-2008

TP : 06-08-2009

ANC : berapa kali TM I, II, III UK : 30 minggu

Dimana:

(31)

1. Pola persepsi kesehatan dan management kesehatan

Klien tidak memiliki riwayat penyakit yang menurun, seperti jantung, hypertensi, dan DM. didalam keluarga klien juga tidak pernah ada yang mengalami penyakit yang serupa dengan klien.

2. Pola nutrisi dan metabolisme

Sebelum klien hamil klien makan 3xsehari dengan 1 porsi makanan. Saat hamil saat ini klien merasa mual, sehingga klien makan tidak teratur.

3. Pola eliminasi

Pola eliminasi klien sebelum hamil BAB klien tidak ada masalah, dalam sehari klien BAB 1xsehari. Saat hamil klien mengalami peningkatan frekuensi BAK, yakni klien sering BAK, saat BAK klien tidak merasa ada keluhan. Untuk BAB klien meningkat juga frekuensinya.

4. Pola aktifitas

Sebelum klien mengalami perdarahan aktifitas klien seorang ibu rumah tangga. Kegiatannya dirumah hanya membersihkan rumah dan mengurus keluarga. Namun saat hamil klien mengurangi aktifitas berat-beratnya.

5. Pola tidur dan istirahat

Setiap harinya klien tidur jam 21.00 malam dan bangun jam 04.00. terkadang klien tidur siang dan kadang tidak. Saat tidur siang biasanya 2 jam saja. 6. Pola kognitif dan perceptual

Perdarahan yang berulang-ulang menyebabkan klien mengalami anemia serta terlihat lesu dan lemah.

7. Pola persepsi diri dan konsep diri

Klien cemas karena terjadi pendarahan yang berulang-ulang ini, dan klien takut jika perdarahan ini menyebabkan keguguran.

8. Pola peran dan hubungan

Klien biasanya berinteraksi dengan baik dengan tetangganya. 9. Pola seksualitas dan reproduksi

Klien belum mengalami monopous, menstruasi normal dengan jarak waktu 28 hari, dan berlangsung selama ±7 hari.

(32)

Klien mengalami kecemasan dengan keadaan kehamilannya saat ini. 11. Pola nilai dan kepercayaan

Klien beragama Islam, klien yakin bahwa dirinya akan sembuh dan janinnya dapat lahir dengan selamat.

PEMERIKSAAN FISIK 5. Pemeriksaan umum

b. Keluhan utama

Kesadaran : composmetis

Postur tubuh :

Cara berjalan : normal

Tb : 155 cm

BB sebelum hamil : 56 kg

BB selama hamil : 64 kg

BBIH :

LILA : 25 cm

TTV : TD : 100/70 mmHg RR: 20x/menit

N : 84 x/menit S : 37,1 0C 6. Pemeriksaan

Kepala

CCCLXX. Inspeksi : rambut klien pendek berwarna hitam, rambut agak kotor. CCCLXXI. Palpasi : mudah rontok, kulit kepala sedikit kotor, tidak benjolan.

CCCLXXII...Muka CCCLXXIII. Inspeksi : simetris, pucat, tidak ada odeme, kesan wajah cloasma

gravidarum.

CCCLXXIV...Hidung CCCLXXV. Inspeksi : simetris, tidak ada secret,

CCCLXXVI...Telinga CCCLXXVII. Inspeksi : simetris, ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran.

(33)

CCCLXXIX. Inspeksi : simetris, bibir kering, tidak ada stomatitis.

CCCLXXX...Leher

CCCLXXXI. Inspeksi : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada benjolan.

CCCLXXXII. Palpasi : tidak ada pembengkakan kelenjar tyroid, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada benjolan.

CCCLXXXIII...Dada

CCCLXXXIV. Inspeksi : simetris, tidak ada penarikan otot intercostae yang berlebihan. CCCLXXXV. Palpasi : suara nafas vesikuler

CCCLXXXVI. Auskultasi : tidak ada suara ronkhi dan wezing. a. Paru-paru

CCCLXXXVII. Inspeksi : tidak ada alat bantu nafas.

CCCLXXXVIII. Palpasi : gerakan paru kanan dan kiri saat inspirasi dan ekspirasi sama. CCCLXXXIX. Auskultasi : tidak ada suara tambahan.

CCCXC. Perkusi : sonor.

b. Jantung

CCCXCI. Inspeksi & palpasi : ictus cordis tidak terlihat.

CCCXCII. Auskultasi : s1 & s2 tunggal, tidak ada suara tambahan.

CCCXCIII. Perkusi : redup.

CCCXCIV...Payudara CCCXCV. Inspeksi : simetris, ukuran payudara mulai membesar, bersih, putsu

menonjol, hyperpigmentasi areola mamae.

CCCXCVI. Palpasi : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada colostrums.

CCCXCVII...Abdomen

CCCXCVIII. Inspeksi : tidak luka bekas oprasi, ada stie fravidarum, tidak ada pembesaran hati dan limpe, peristaltic normal 12x/menit.

CCCXCIX. Palpasi :

(34)

 Leopoid II : Sering dijumpai kesalahan letak.

 Leopoid III : Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala biasanya kepala masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak diatas pintu atas panggul.  Leopoid IV : Kepala janin belum masuk pintu atas panggul

CD...Auskultasi : CDI...Genetalia CDII. Inspeksi : bersih, tidak odeme, tidak ada varises.

CDIII...Anus CDIV. Inspeksi : bersih, tidak ada hemoroid.

CDV...Ekstremitas CDVI. Inspeksi : anggota gerak lengkap, ada odeme dibagian kedua kaki, tonus

otot normal, varises ada. 7. Pemeriksaan panggul luar

e. Distansia spinarum : 25 cm. f. Distansia cristarum : 27 cm g. Conjugate eksterna : 18 cm h. Lingkar panggul : 82 cm 8. Pemeriksaan penunjang

CDVII...Pemeriksaan darah lengkap

1) Hb = 9,1 gr/dL 2) Leukosit = 8.000/μL 3) Ht = 28%

4) Eritrosit = 3,61 jt/μL 5) Trombosit = 179.000/μL 6) MCV = 77,8 fl

7) MCH = 25,2 PGR 8) MCHC = 32,4%

(35)

CDIX.

CDX. ANALISA DATA

CDXI. TG

L/J A M

CDXII. DATA CDXIII. ETIOLOGICDXIV. MASALA

H

CDXVII. klien mengatakan mengalami perdarahan sejak tanggal 1 juni 2009 mulai jam 01.30. CDXVIII. klien mengatakan usia

kehamilannya saat ini baru 30 minggu

CDXIX. klien mengatakan perdarahan pertama yang keluar

bentuknya gumpalan. CDXX. Klien mengatakan saat ini

perdarahan yang keluar sudah agak berkurang daripada kemarin.

CDXXI. DO:

CDXXII. Hasil USG diperoleh gambaranplasenta previa menutupi orifisium uteri interna disertai dengan gambaran hipoekoik diantaranya:

 Hb 9,1 gr/dL  Ht 28%

 Eritrosit 3,61 jt/μL  Konjungtiva klien

pucat

 Suhu 37,1 oC  Nadi 84 x/menit  TD 100/70 mmHg  RR 20 x/menit

CDXXIII. Gangguan perfusi

CDXXVII. klien mengatakan terkadang merasa cemas dengan kondisi

(36)

9/1 2.0 0

kehamilannya saat ini, karena klien takut akan terjadi sesuatu pada janinnya apabila sering terjadi perdarahan.

CDXXVIII. Klien takut mengalami keguguran.

CDXXIX. DO:

CDXXX. klien gelisah dan lebih sering diam.

CDXXXI. Klien lebih sering melamun. CDXXXII.

(37)

CDXXXVI. DIAGNOSA KEPERAWATAN CDXXXVII.CDXXXVIII. DIAGNOSA

KEPERAWATAN (diprioritaskan)

CDXXXIX. TANGGAL

MUNCUL CDXL. TTD

CDXLI.

CDXLII. CDXLIII.

CDXLIV. 3.

CDXLV. Potensial shock hipovolemik b.d perdarahan.

CDXLVI. Gangguan psikologis cemas b.d kurangnya pengetahuan.

CDXLVII.

CDXLVIII. 1 juni 2009 CDXLIX.

CDL. 1 juni 2009

CDLI.

CDLII.

CDLIII. INTERVENSI KEPERAWATAN CDLIV.

NO

(38)

CDLVII.CDLVIII. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat

menunjukkan perfusi yang adekuat, dengan criteria hasil:

CDLIX. TTV stabil

CDLX. Membrane mukosa berwarna merah muda CDLXI. Haluaran urine adekuat

CDLXII. Pernafasan adekuat

CDLXIII... CDLXIV. Kaji penyebab

terjadinya

perdarahan (Abrasi plasenta, plasenta previa, merokok, penggunaan kokain, PIH (pregnance induced

hiertention). CDLXV. Kaji secara akurat

kemungkinan harapan hidup janin, kaji juga kapan menstruasi terakhir klien, prioritaskan pelaporan yang didapat dari USG atau riwayat obstetric.

CDLXVI. Inspeksi keadaan perineum, hitung jumlah dan karakteristik perdarahan. CDLXVII. Monitor TTV. CDLXVIII. Lakukan prosedur

emergency

antepartum, seperti: terapi oksigen, terapi parenteral IV, dan mungkin infuse pararel.

CDLXIX. Hitung intake dan output minuman. CDLXX. Elevasikan

(39)

CDLXXI.CDLXXII. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pasien dapat:

CDLXXIII. Tidak terjadi trauma fisik selama perawatan. CDLXXIV. Mempertahankan tindakan yang mengontrol

kecemasan.

CDLXXV. Mengidentifikasi tindakan yang harus diberikan ketika terjadi kecemasan.

CDLXXVI. Memonitor factor resiko dari lingkungan.

CDLXXVII. Membantu klien mengidentifikasi penyebab cemas yang dialaminya. CDLXXVIII. Mengajari klien cara

melakukan teknik relaksasi.

CDLXXIX. Klien dapat menyebutkan penyebab cemas yang sedang dialaminya. CDLXXX. Memberikan

penjelasan kepada klien mengenai kondisi penyakit yang sedang dialaminya.

(40)

CDLXXXII. IMPLEMENTASI CDLXXXIII.

NO. DXCDLXXXIV. TANGGAL &WAKTU CDLXXXV. TINDAKAN & RESPONSECDLXXXVI. TT D CDLXXXVII.CDLXXXVIII. 2 juni

2009/14.00 CDLXXXIX.

CDXC. CDXCI. Jam 14.30

CDXCII. CDXCIII. CDXCIV. CDXCV. CDXCVI. Jam 14.35

CDXCVII. CDXCVIII. Jam 14.40

CDXCIX. DVI. Jam 14.50

DVII. DVIII. DIX. DX. Jam 14.55

DXV. Mengkaji penyebab perdarahan.

 Perdarahan karena plasenta previa DXVI. Memonitor TTV.

 N: 84 x/menit

DXVII... S: 36 0C

DXVIII... TD: 100/60 mmHg

DXIX... RR: 21 x/menit

DXX. Memonitor KU klien  KU cukup

DXXI. Mengobservasi konjungtiva klien.

 Konjungtiva klien masih terlihat pucat.

DXXII. Mengobservasi jumlah dan bentuk perdarahan.

 Perdarahan masih keluar sejak tadi pagi sampai sekarang, klien sudah ganti pembalut 2x penuh semua.

DXXIII. Mengganti plabot infuse set dengan tranfusi set.

 Darah masuk melalui tranfusi set sebanyak 500 cc.

DXXIV. Monitor input dan output

 Dalam sehari klien BAB 4xsehari, klien minum sebanyak setengah gelas belimbing.

(41)

DXI. DXII. DXIII. DXIV.

(42)

DXXVII. EVALUASI DXXVIII. TA

NG GA L & WA KT U

DXXIX. EVALUASI

DXXX. 2

juni 200 9/14 .00 DXXXI.

DXXXII. S:

DXXXIII. menurut klien perdarahan yang keluar sekarang hanya bercak-bercak, di pembalut tidak penuh, dang anti pembalut baru hanya 1x setelah mandi pagi hari tadi.

DXXXIV. Klien mau menyimak discharge planning yang diberikan.

DXXXV. O:

DXXXVI. KU klien cukup DXXXVII. Kesdaran klien cm

DXXXVIII. S: 36 0C N: 84 x/menit TD: 110/70 mmHg RR: 21 x/menit DXXXIX. Konjungtiva klien berwarna merah muda.

DXL...A : masalah teratasi sebagian yang ditandai perdarahan yang keluar saat ini hanya bercak-bercak, dan baru ganti pembalut baru hanya 1x setelah mandi pagi hari tadi.

DXLI. P: memberikan discharge planning

DXLII. Menganjurkan klien agar makan makanan dengan gizi yang seimbang. DXLIII. Menganjurkan klien untuk beraktifitas sedikit dan banyak istirahat. DXLIV. Menganjurkan klien untuk control rutin.

DXLV. Menganjurkan klien agar tidak bersenggama selama kehamilan ini. DXLVI.

Referensi

Dokumen terkait

6 Pada tuberkulosis kutis multibasiler ditemukan banyak basil tahan asam; yang termasuk tipe multibasiler adalah tuberkulosis inokulasi primer, skrofuloderma, tuberkulosis orifi

Hasil : Etiologi gagal jantung kongestif usia lanjut berdasarkan kekerapan didapatkan penyakit jantung iskemik 65,63%, penyakit jantung hipertensi 15,63%, Kardiomiopati 9,38%

Sehingga perlu disediakan juga akomodasi bagi atlet yang berkompetisi dan atlet KONI Jawa Tengah yang berlatih di kompleks olahraga Jatidiri Semarang, apalagi

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MERCU BUANA.. JAKARTA

Penelitian ini merupakan Pengembangan Aplikasi Multimedia Pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa melalui pembelajaran menggunakan Multimedia

Aktivitas komputer akuntansi perusahaan jasa mengarah pada data entri transaksi keuangan yang terjadi pada perusahaan jasa sejak awal periode sampai dengan proses penyiapan laporan

Metode ini dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut yang akan menyeleksi alternatif terbaik dari jumlah alternatif lainnya, dalam hal ini alternatif

Based on the explanation of Co-op Co-op method above, the researcher thinks that the steps of application Co-op Co-op method will lead the students to be better at reading