LAPORAN PRAKTIKUM UJI INDERAWI
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Uji Inderawi yang diampu oleh Dosen : Ir. Budi Wahjuningsih, MP
Disusun oleh:
Lian Jihantoni
D.111.2.0024
PROGRAM STUDI S-1 TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS SEMARANG
PRAKTIKUM KELOMPOK 1 UJI PEMBEDAAN SEGITIGA
Hari/ Tanggal : Selasa, 16 Desember 2014
Tujuan :
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan kecil (Warna, Tekstur, dan Rasa) diantara sampel yang disajikan tanpa adanya sampel baku.
Kasus :
Terdapat 3 jenis wafer cokelat yang diambil dari berbagai merek secara acak. Dari 3 merek wafer cokelat tersebut memiliki perbedaan rasa, tekstur, dan warna. Untuk mengetahui respon panelis, maka sampel disajikan secara acak dengan memberikan kode di masing-masing sampel.
Dasar Teori :
Dalam penetapan uji pembedaan segitiga dilakukan dengan menggunakan tiga sampel berbeda. Pengujian pembedaan segitiga adalah untuk menerapkan apakah ada perbedaan sifat organoleptic antara dua contoh. Keunggulan dari uji pembeda tergantung dari pengenalan sifat utu yang diinginkan, tingkat latihan, dan kepekaan masing-masing panelis.
Sampel :
Sampel diambil dari 3 merek yang berbeda, yakni:
Kode Sampel
135 Wafer coklat Tango 246 Wafer coklat Selamat 379 Wafer coklat Nissin
Panelis : Agak terlatih sebanyak 30 panelis Cara Penyajian Sampel :
Tiga sampel disajikan secar acak. Satu dari ketiga sampel tersebut berbeda dengan dua contoh lainnya. Kode diberikan secara acak pada ketiga sampel tersebut. Kode 135 untuk wafer coklat Tango, 246 untuk wafer coklat Selamat, dan 379 untuk wafer coklat Nissin.
Cara Penilaian :
Panelis diminta untuk menilai atau mencari sampel yang berbeda diantara ketiga sampel tersebut. Panelis harus menunjukkan satu contoh yang berbeda dengan menulis angka 1 dan apabila contoh sama dituliskan angka 0. Hasil penilaiannya dituliskan dalam form kuisioner.
135 : Wafer Tango 246 : Wafer Selamat 379 : Wafer Nissin
UJI HEDONIK
Hari/ Tanggal : Selasa, 16 Desember 2014
Tujuan :
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui respon tingkat kesukaan panelis terhadap uji organoleptik (rasa, tekstur, dan warna) dengan produk yang diujikan yaitu kripik singkong.
Kasus :
Terdapat 3 jenis kripik singkong yang diambil dari berbagai merek secara acak. Dari 3 merek kripik singkong tersebut memiliki perbedaan rasa, tekstur, dan warna. Untuk mengetahui respon panelis, maka sampel disajikan secara acak dengan memberikan kode di masing-masing sampel.
Dasar Teori :
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses pengindraan. Pengindraan diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indera akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indra yang berasal dari benda tersebut. Penginderaan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indra mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan. Kesadaran, kesan dan sikap terhadap rangsangan adalah reaksi psikologis atau reaksi subyektif. Pengukuran terhadap nilai atau tingkat kesan, kesadaran dan sikap disebut pengukuran subyektif atau penilaian subyektif. Penilaian subyektif merupakan hasil penilaian atau pengukuran sangat ditentukan oleh pelaku atau yang melakukan pengukuran.
diberi rangsangan, maka disebut juga penilaian sensorik. Rangsangan yang dapat diindra dapat bersifat mekanis (tekanan, tusukan), bersifat fisis (dingin, panas, sinar, warna), sifat kimia (bau, aroma, rasa). Pada waktu alat indra menerima rangsangan, sebelum terjadi kesadaran prosesnya adalah fisiologis, yaitu dimulai di reseptor dan diteruskan pada susunan syaraf sensori atau syaraf penerimaan. Mekanisme pengindraan secara seperti penerimaan rangsangan (stimulus) oleh sel-sel peka khusus pada indera, terjadinya reaksi dalam sel-sel-sel-sel peka membentuk energi kimia, perubahan energi kimia menjadi energi listrik (impulse) pada sel syaraf, penghantaran energi listrik (impulse) melalui urat syaraf menuju ke syaraf pusat otak atau sumsum belakang, terjadinya interpretasi psikologis dalam syaraf pusat dan menghasilkan kesadaran atau kesan psikologis.
Sampel :
Sampel diambil dari 3 merek yang berbeda, yakni:
Kode Sampel
815 Keripik Singkong Qtela 558 Keripik Singkong Kusuka 384 Keripik Singkong Biasa
Panelis : Agak terlatih sebanyak 30 panelis Cara Penyajian Sampel :
Sampel disajikan secar acak dan dalam memberikan penilaian panelis tidak diperbolehkan mengulang-ulang penilaian atau membanding-bandingkan satu contoh dengan lainnya. Penyajian dilakukan dengan menyajikan 3 jenis kripik singkong dari 3 macam merek yang berbeda. Masing-masing sampel diletakkan dalam piring saji dan beri label kode yang telah ditentukan, yakni: 815 untuk kripik singkong Qtela, 558 untuk kripik singkong Kusuka, dan 384 untuk Kripik Singkong biasa.
Penilaian dilakukan secara spontan dengan memberikan formulir isian atau kuisioner kepada masing-masing panelis.
Kuisioner :
PRAKTIKUM KELOMPOK 3 UJI MUTU HEDONIK
Hari/ Tanggal : Selasa, 16 Desember 2014
Tujuan :
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui panelis terhadap sifat-sifat spesifik sampel (sifat gurih) keripik kentang.
Kasus :
Terdapat 3 jenis kripik kentang yang diambil dari berbagai merek secara acak. Dari 3 merek kripik kentang tersebut memiliki perbedaan tingkat kegurihan. Untuk mengetahui respon panelis, maka sampel disajikan secara acak dengan memberikan kode di masing-masing sampel.
Dasar Teori :
Sampel :
Sampel diambil dari 3 merek yang berbeda, yakni:
Kode Sampel
135 Keripik Kentang Chitato 246 Keripik Kentang Lays 379 Keripik Kentang Piattos
Panelis : Agak terlatih sebanyak 30 panelis Cara Penyajian Sampel :
Sampel disajikan secar acak dan dalam memberikan penilaian panelis tidak diperbolehkan mengulang-ulang penilaian atau membanding-bandingkan satu contoh dengan lainnya. Penyajian dilakukan dengan menyajikan 3 jenis kripik kentang dari 3 macam merek yang berbeda. Masing-masing sampel diletakkan dalam piring saji dan beri label kode yang telah ditentukan, yakni: 135 untuk kripik kentang Chitato, 246 untuk kripik kentang Lays, dan 379 untuk Kripik kentang Piattos.
Cara Penilaian :
Penilaian dilakukan secara spontan dengan memberikan formulir isian atau kuisioner kepada masing-masing panelis.
Data Hasil Pengujian :
PRAKTIKUM KELOMPOK 4 UJI PERBANDINGAN JAMAK
Hari/ Tanggal : Selasa, 16 Desember 2014
Tujuan :
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui respon panelis terhadap perbedaan antara sampel yang disajikan dengan sampel baku dengan parameter tertentu.
Kasus :
Sampel :
Sampel diambil dari 3 merek yang berbeda, yakni:
Kode Sampel
Baku Krackers Roma 151 Krackers Indomart 312 Krackers Kong Guan 501 Krackers Hatari
Panelis : Agak terlatih sebanyak 30 panelis Cara Penyajian Sampel :
Sampel baku disajikan sebagai standar. Kemudian dibandingkan dengan ketiga sampel yang disajikan. Masing-masing sampel diletakkan dalam piring saji dan beri label kode yang telah ditentukan, yakni: 151 untuk Krackers Indomart, 312 untuk Krackers Kong Guan, 501 untuk Krackers Hatari, dan sampel baku untuk Krackers Roma .
Cara Penilaian :
Amati produk pembanding terlebih dahulu terutama tekstur, aroma, dan rasa. Kemudian sampel lainnya diuji dan dibandingkan dengan sampel standar tersebut. Kemudian hasilnya diisikan pada form kuisioner.
Data Hasil Uji :
PRAKTIKUM KELOMPOK 5 UJI RANKING
Hari/ Tanggal : Selasa, 16 Desember 2014
Tujuan :
Tujuan praktikum ini adalah untuk membandingkan suatu kualitas suatu produk.
Kasus :
Terdapat 3 jenis kecap yang diambil dari berbagai merek secara acak. Dari 3 merek kecap tersebut masing-masing memiliki perbedaan mutu produk dan. Untuk mengetahui respon panelis, maka sampel disajikan secara acak dengan memberikan kode di masing-masing sampel.
Dasar Teori :
Dalam industry pangan, perbaikan produk maupun pemilihan produk terbaik merupakan salah satu alternative penunjang pemasaran. Keinginan konsumen yang selalu menghendaki produk dengan mutu yang terbaik harus dapat dipenuhi, bila perusahaan tersebut ingin menjaring keuntungan atas penjualan produk yang dihasilkan.
Uji ranking dapat diterapkan untuk memecahkan permasalahan tersebut. Dengan penggunaan uji ini, perubahan mutu produk akibat perubahan atau perbaikan proses produksi dapat diukur dan diketahui, apakah produk baru tersebut sama, lebih baik atau bahkan lebih buruk dari produk yang lama. Selain itu dapat juga ditentukan mutu produk yang terbaik dan produk mana yang paling digemari oleh konsumen, sehingga untuk selanjutnya jenis dan tingkat produk tersebut dapat digunakan sebagai standar proses pembuatan suatu produk.
nomor 2 dan 3. Pada uji ini, komoditi diurutkan dengan pemberian nomor urut, dimana urutan pertama selalu menyatakan tingkat mutu sensorik tertinggi dan urutan selanjutnya menunjukkan tingkat yang makin rendah.
Angka atau nilai hasil uji ranking hanya berbentuk nomor urut dan tidak menyatakan besaran suatu scalar. Disamping itu uji ini juga tidak menyatakan sampel pembanding sebagai komoditi yang paling tinggi nilainya, namun contoh tersebut hanya berfungsi sebagai pedoman dalam membandingkan berbagai komoditi yang sama tetapi berbeda mutunya.
Sampel :
Sampel diambil dari 3 merek yang berbeda, yakni:
Kode Sampel
558 Kecap Sedap 384 Kecap ABC 815 Kecap Bango
Panelis : Agak terlatih sebanyak 33 panelis Cara Penyajian Sampel :
Sajikan 3 jenis sampel dari 3 merek kecap yang berbeda. Masing-masing sampel diletakkan dalam piring saji dan beri label kode yang telah ditentukan, yakni: 558 untuk Kecap Sedap, 384 untuk Kecap ABC, 815 untuk Kecap Bango.
Cara Penilaian :
Dalam praktikum uji ranking diperlukan adanya kuisioner dalam mendapatkan data yang dibutuhkan untuk pengambilan kesimpulan melalui analisis statistic.
Kuisioner :
Nama Panelis : Tanggal Pengujian : Jenis Produk : kecap
Instruksi :Ujilah tingkat keenakan rasa sampel-sampel kecap berikut. Kemudian urutkan berdasarkan keenakan rasanya. Tuliskan nomor kode contoh pada kotak yang tersedia sesuai dengan tingkat keenakan rasanya.
Urutan I II III
Data Hasil Pengujian :