• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Tingkat Permintaan Rumah di Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Tingkat Permintaan Rumah di Kota Medan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu kebutuhan dasar (basic needs) dan pokok manusia selain sandang dan pangan adalah papan berupa rumah tempat tinggal. Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H, bahwa tempat tinggal dan lingkungan yang layak merupakan hak dasar manusia. Rumah merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia sebagai tempat tinggal yang dapat melindungi manusia dari cuaca seperti panas, dingin, hujan dan angin, rumah juga merupakan tempat dimana suatu keluarga hidup dan berinteraksi sosial dengan lingkungan di sekitarnya, kehidupan manusia yang dalam sehari terdiri dari 24 jam, umumnya lebih dari 50 persen waktunya dihabiskan di dalam rumah. Selain fungsi-fungsi standar di atas rumah juga memiliki fungsi sebagai sarana investasi. Dalam perkembangannya rumah tidak hanya dijadikan sebagai tempat tinggal yang pada dasarnya merupakan kebutuhan pokok saja, melainkan telah menjadi alternatif dalam berinvestasi yang cukup menarik berupa capital gain atau keuntungan dari selisih harga ketika rumah dibeli dengan harga ketika dijual. Rumah juga dapat dijadikan sebagai indikator status sosial masyarakat. Setiap keluarga yang mendiami suatu rumah akan memperlihatkan karakter bangunan yang berbeda dengan keluarga lainnya, dimana karakter bangunan rumah tinggal ini akan menggambarkan budaya sosial dan perilaku penghuninya.

(2)

Statistik pengeluaran masyarakat perkapita dalam sebulan terhadap perumahan dan fasilitas rumah tangga sebesar 20,2 persen pada Maret 2013 dan 21,5 persen pada 2012 di bulan yang sama.

Berdasarkan UU No 4 Tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman Pasal 1 menyebutkan bahwa rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga, dan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Sedangkan dalam Pasal 5 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai hak untuk menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur.

(3)

pasar sekunder lebih kepada pengalihan hak kepemilikan rumah telah pakai yang biasanya dipasok oleh agen properti maupun oleh jasa para broker. Disisi lain supplier atau pengembang khususnya yang tergabung dalam REI (Real Estat

Indonesia) dapat mengalami berbagai kendala dalam usahanya untuk membangun perumahan seperti kendala dalam memperoleh izin yang harus lebih dipermudah, agar menarik minat developer dalam mengembangkan pembangunan perumahan bagi masyarakat sehingga kebutuhan rumah masyarakat dapat terpenuhi.

Seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan ekonomi ditambah dengan jumlah penduduk yang lazimnya dari tahun ketahun selalu mengalami peningkatan menyebabkan kebutuhan dan permintaan akan rumah atau hunian tinggal juga semakin tinggi. Perkembangan jumlah penduduk daerah perkotaan di Indonesia cenderung mengalami penigkatan yang lebih tinggi dari pertumbuhan jumlah penduduk dihitung secara nasional. Pertumbuhan penduduk di perkotaan ini mengakibatkan kebutuhan akan sarana dan prasarana perkotaan khususnya kebutuhan rumah perkotaan semakin meningkat.

Kebutuhan rumah di Indonesia setiap tahunnya terus bertambah. Realestat Indonesia (REI) menghitung total kebutuhan rumah per tahun di Indonesia bisa mencapai 2,6 juta didorong oleh pertumbuhan penduduk, perbaikan rumah rusak dan backlog atau kekurangan rumah (Sumber : detikfinance.com).

(4)

masyarakat tidak dapat membangun rumah yang layak dan memenuhi syarat,. padahal rumah tinggal merupakan kebutuhan pokok/primer. Sehingga timbullah rumah-rumah liar yang tidak layak yang banyak ditemui dikawasan pinggiran perkotaan.

Kota Medan merupakan kota terbesar di luar pulau Jawa yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di kawasan Sumatera dengan jumlah penduduk lebih dari dua juta jiwa atau tepatnya berdasarkan sensus BPS tahun 2010 sebesar 2.097.610 jiwa yang jumlahnya terus meningkat dari tahun ke tahun, peningkatan ini disebabkan oleh faktor alami seperti kelahiran dan faktor urbanisasi atau perpindahan penduduk. Kondisi meningkatnya jumlah penduduk di kota Medan tidak terlepas dari meningkatnya jumlah rumah tangga yang terdapat di kota Medan. Permintaan rumah di kota Medan terus mengalami kenaikan tiap tahun meski harga jual mengalami peningkatan yang disebabkan oleh terus naiknya harga lahan dan minat masyarakat yang masih cukup tinggi untuk tinggal di kota Medan.

(5)

Pendapatan masyarakat juga dapat berpengaruh terhadap tingkat permintaan rumah. Meningkatnya pendapatan masyarakat dapat mendorong tercapainya pemenuhan kebutuhan akan rumah untuk masyarakat sehingga permintaan akan rumah juga bertambah. Inflasi akan menyebabkan tingkat pendapatan real masyarakat mengalami pengurangan sehingga dapat menurunkan daya beli masyarakat dan dikhawatirkan akan menyebabkan menurunnya kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya akan rumah yang harganya akan terus mengalami peningkatan.

(6)

jual rumah khususnya rumah sederhana bagi masyarakat berpenghasilan rendah jika pemerintah membantu menekan harga jual lahan dan mengurangi biaya perizinan serta membantu pembangunan infrastruktur (sumber : antaranews.com).

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka saya mengajukan penelitian dengan judul “ Analisis Tingkat Permintaan Rumah Di Kota Medan. ”

1.2 Perumusan Masalah

Tingkat Permintaan akan rumah dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, dimana faktor yang mempengaruhi lebih menfokuskan pada faktor harga perumahan berbagai tipe, pertumbuhan pendapatan perkapita masyarakat Kota Medan, serta tingkat inflasi.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar rata-rata Tingkat Permintaan Rumah berbagai tipe di Kota Medan pertahunnya ?

2. Bagaimana pengaruh harga terhadap tingkat permintaan rumah berbagai tipe di Kota Medan ?

3. Bagaimana pengaruh pertumbuhan pendapatan perkapita masyarakat terhadap tingkat permintaan rumah berbagai tipe di Kota Medan ?

(7)

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dibuat dengan mempunyai tujuan yang hendak dicapai sebagai berikut :

1. Menganalisis dan mengetahui seberapa besar rata-rata tingkat permintaan rumah berbagai tipe di Kota Medan pertahunnya.

2. Menganalisis dan mengetahui pengaruh harga terhadap tingkat permintaan rumah berbagai tipe di Kota Medan.

3. Menganalisis dan mengetahui seberapa besar pengaruh pertumbuhan pendapatan perkapita masyarakat terhadap tingkat permintaan rumah berbagai tipe di Kota Medan.

4. Menganalisis dan mengetahui seberapa besar tingkat inflasi terhadap tingkat permintaan rumah berbagai tipe di Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut : 1. Berguna menambah wawasan dan pengetahuan penulis dalam memahami

pengaruh variabel-variabel yang sifatnya makro terhadap permintaan Rumah berbagai tipe di Kota Medan.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

istilah Otonomi Daerah seluas-luasnya. Istilah Otonomi Daerah selu,asJuasnyajuga tidak digunakan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

Abstrak: Kayu manis ( Cinnamomum burmannii ) merupakan bahan alami yang selama ini hanya dikenal sebagai bumbu dalam masakan, tetapi ternyata memiliki khasiat obat. Kulit kayu

(dokter) yang tidak melakukan pekerjaannya sesuai dengan standar profesi kedokteran dan tidak sesuai dengan prosedur tindakan medik, dikatakan telah melakukan

(6) Harga atas sewa jaringan transmisi tenaga listrik mengikuti harga sewa jaringan transmisi tenaga listrik yang berlaku pada Badan Usaha Transmisi sebagaimana

Tampilan Contoh Data Nilai Dari data nilai tersebut dilakukan proses penjurusan pada halaman penjurusan, seperti yang terlihat pada Gambar 4.15, dengan memilih nama siswa pada

Dalam penelitian ini penulis mengamati tentang pelaksanaan dari pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan dalam pengelolaan Lampu Penerangan Jalan

Identifikasi titik kritis dalam produksi susu pasteurisasi tersebut digambarkan dalam Tabel 8, yang memperlihatkan bahwa personil yang terlibat dalam proses produksi juga

Kendala utama yang dihadapi Pengadilan Agama untuk melaksanakan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 menyangkut tiga hal, yaitu, pertama, belum adanya aturan hukum