• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimalisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimalisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Indonesia merupakan Negara yang menjadikan pajak sebagai salah satu

sumber pendapatan terbesar yang mencakup dari pajak pusat dan pajak daerah.

Pajak Pusat adalah kontribusi wajib yang ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui

Undang-undang, yang wewenang pemungutannya ada pada pemerintah pusat dan

hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah pusat dan

pembangunan. Sedangkan Pajak Daerah merupakan kontribusi wajib kepada daerah

yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Oleh karena itu

Pemerintah selalu berusaha mengoptimalkan pajak untuk membiayai pembangunan

dan berusaha mengoptimalkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Sesuai dengan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, pemerintah daerah diberikan wewenang

untuk mengatur beberapa jenis pajak daerah yang nantinya akan digunakan sebagai

sumber penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang nantinya akan menambah

penerimaan pada Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah (APBD).

(2)

sendiri. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Sibolga No 8 Tahun 2011 tentang

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan bahwa Pajak Bumi dan

Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) adalah pajak yang dikenakan

atas Bumi dan / atau Bangunan yang dimiliki, dikuasai dan / atau dimanfaatkan oleh

orang pribadi atau Badan untuk sektor perkotaan kecuali kawasan yang digunakan

untuk kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.

Oleh karena itu, daerah harus mempunyai sumber dana yang akan digunakan

dalam penyelengaraan pemerintahannya. Seiring dengan kepentingan diatas, Pajak

Bumi dan Bangunan yang awalnya merupakan pajak yang kewenangannya ada pada

pemerintah pusat sekarang telah beralih menjadi pajak daerah yang dikelola oleh

pemerintah Kabupaten/Kota dan telah berubah nama menjadi Pajak Bumi dan

Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2).

Terkait pengelolaan PBB di daerah, Pemerintah Daerah diwajibkan untuk

mengeluarkan Peraturan Daerah sebagai payung hukum dalam pemungutan PBB di

wilayah masing-masing. Selain itu, adapun usaha-usaha yang dilakukan oleh Dinas

Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga untuk mengoptimalkan

penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah

sebagai berikut :

1. Evaluasi per Triwulan

Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga selalu

melakukan evaluasi per triwulan untuk memastikan target penerimaan

(3)

2. Pendataan Ulang Wajib Pajak dan Objek Pajak PBB-P2

Pegawai DPKAD Kota Sibolga Bidang Pendapatan akan melakukakan

pendataan ulang Objek Pajak yang dimiliki Wajib Pajak ke Perdesaan

dan Perkotaan Kota Sibolga, agar data yang diperoleh sesuai dengan

Objek pajak yang dimiliki. Hal ini bertujuan untuk menciptakan rasa

keadilan di tengah-tengah masyarakat, sehingga tidak ada Wajib Pajak

yang belum memiliki SPPT PBB-P2

3. Pemasangan Himbauan

Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga selalu

berusaha untuk membangun kesadaran masyarakat dalam melakukan

kewajiban perpajakannya diantaranya dapat dilakukan dengan cara

membuat spanduk, baliho ataupun iklan di media cetak.

Dengan sudah dikelolanya Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan

Perkotaan oleh Pemerintah Daerah tersebut, membuat penulis tertarik mengangkat

judul : “Optimalisasi Penerimaan Pajak Bumi Dan Bangunan Sektor Perdesaan

(4)

B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1. Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

1.1 Untuk mengetahui target dan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan

Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan

Aset Daerah Kota Sibolga.

1.2 Untuk mengetahui faktor – faktor yang menghambat wajib pajak dalam

membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

1.3 Untuk mengetahui usaha - usaha yang dilakukan oleh Pemerintah

Daerah (Pemda) dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam

membayar Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

2. Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

2.1 Bagi Mahasiswa

a. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama kuliah

pada saat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

b. Menambah pengetahuan dan pengalaman belajar di bidang perpajakan

khususnya dalam bidang Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan

(5)

c. Agar dapat mempraktikkan teori-teori yang telah diperoleh selama masa

perkuliahan dalam kegiatan selama kegiatan selama pelaksanaan Praktik

Kerja Lapangan Mandiri.

2.2 Bagi Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga

a. Untuk membina hubungan baik antara Dinas Pengelola Keuangan Dan

Aset Daerah Kota Sibolga dengan Universitas Sumatera Utara

khususnya Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

b. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kinerja di lingkungan

Instansi tersebut.

c. Membantu pihak Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota

Sibolga dalam mensosialisasikan perpajakan, khususnya Pajak Bumi

dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan kepada masayarakat

wajib pajak melalui mahasiswa peserta PKLM.

2.3 Bagi Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan

a. Meningkatkan hubungan kerjasama antara Program Studi Diploma III

Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara dengan Dinas Pengelola Keuangan Dan

Aset Daerah Kota Sibolga.

b. Memberikan uji nyata terhadap disiplin ilmu yang telah disampaikan

melalui bangku perkuliahan.

c. Membuka interaksi antara dosen dan instansi pemerintah khususnya

(6)

d. Mendapatkan masukan dan saran untuk penyempurnaan kurikulum yang

berlaku di Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.

C. Uraian Teoritis

Menurut Prof. Dr. Rochmat Sumitro, SH pajak adalah iuran rakyat kepada

kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada

mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan

yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. (Mardiasmo, 2011 : 1)

Pemungutan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari penghimpunan data objek

dan subjek pajak atau Retribusi, penentuan besarnya pajak atau Retribusi yang

terutang sampai kegiatan penagihan pajak atau retribusi kepada Wajib Pajak atau

Wajib Retribusi serta pengawasan penyetorannya.

Sedangkan menurut Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Daerah adalah kontribusi wajib kepada Daerah

yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang - Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan Negara bagi sebesar - besarnya kemakmuran rakyat. Salah satu pajak

daerah yang terbaru yang memberikan pendapatan kepada pemerintahan daerah

adalah Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan adalah pajak atas

bumi dan/atau bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang

pribadi atau badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha

(7)

Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD). Bumi adalah

permukaan bumi (tanah dan perairan) dan tubuh bumi yang ada di pedalaman serta

laut wilayah Indonesia. Contoh : sawah, ladang, kebun, tanah, pekarangan, tambang,

dll. Sedangkan Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan

secara tetap pada tanah dan atau perairan. Contoh : rumah tempat tinggal, bangunan

tempat usaha, gedung bertingkat, pusat perbelanjaan, emplasmen, pagar mewah,

dermaga, taman mewah, fasilitas lain yang memberi manfaat, jalan tol, kolam renang,

anjungan minyak lepas pantai dll. (Darwin, 2010 : 21).

D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

Penulis akan membahas secara rinci mengenai :

1. Target dan realisasi penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor

Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah

Kota Sibolga.

2. Faktor – faktor yang menghambat wajib pajak dalam membayar Pajak

Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola

Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

3. Usaha - usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kota Sibolga

untuk meningkatkan Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Sektor

Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah

(8)

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri 1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan dalam

Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini mulai dari pengajuan judul,

penentuan judul oleh ketua program studi, penyusunan proposal,

perbaikan proposal, penentuan dosen pembimbing, bimbingan,

persetujuan dan pengajuan surat izin.

2. Studi Literatur

Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data, mempelajari buku

buku yang erkaitan dengan judul Praktik Kerja Lapangan Mandiri

(PKLM), artikel ilmiah serta sumber - sumber lain yang mendukung

penulisan proposal ini.

3. Observasi Lapangan

Dalam tahapan ini penulis melakukan pengamatan langsung pada objek

tempat pelaksanaan kegiatan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Dinas Pengelola

Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

4. Pengumpulan Data

Dalam tahap ini penulis melakukan pengumpulan data yang diperlukan

dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) ini

yang dilakukan melalui dua cara yaitu Data Primer dan Data Sekunder.

(9)

yang bersumber dari buku – buku tentang perpajakan. Undang - Undang

Perpajakan maupun peraturan lain yang berkaitan dengan Pajak Bumi dan

Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

5. Analisis dan Evaluasi Data

Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan maka penulis akan

menganalisa dan mengevaluasi terhadap data - data yang telah diperoleh.

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Wawancara (Interview Guide) :

Dalam metode ini penulis melakukan tanya jawab angsung kepada para

pegawai DPKAD Kota Sibolga Bidang Pendapatan yang bertugas untuk

memungut P2 untuk memperoleh penjelasan dari pemungutan

PBB-P2 dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM).

2. Observasi (Observation Guide)

Dalam metode ini penulis akan melakukan pengamatan langsung

mengenai pengelolaan PBB-P2 yang menjadi objek penelitian di DPKAD

Kota Sibolga.

3. Dokumentasi (Optional Guide)

Dalam metode ini penulis mempelajari buku perkuliahan, buku hasil

karangan Mardiasmo, karangan ilmiah, data-data yang saya terima dari

(10)

yang dibutuhkan dalam penulisan Laporan Praktik Kerja Mandiri

(PKLM) ini.

G. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja

Lapangan Mandiri (PKLM) ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis menjelaskan secara singkat alasan penulis

untuk melakukan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM),

tujuan, uraian teoritis, ruang lingkup, Metode Praktik Kerja

Lapangan Mandiri (PKLM), Metode Pengumpulan Data, dan

Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri

(PKLM).

BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI

Pada bab ini penulis akan menjelaskan gambaran umum Dinas

Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga.

BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM)

Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai gambaran umum tentang

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan,

Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan

(11)

Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan, Tarif yang

dikenakan untuk menghitung Pajak Bumi dan Bangunan Sektor

Perdesaan dan Perkotaan, serta Wilayah Pemungutan Pajak Bumi

dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan

BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI

Dalam bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang

ada dengan data yang di peroleh di lapangan, yaitu mengenai

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola

Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga, Faktor – faktor yang

menghambat wajib pajak dalam membayar Pajak Bumi dan

Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan di Dinas Pengelola

Keuangan Dan Aset Daerah Kota Sibolga, Masalah – masalah

yang dihadapai DPKAD Kota Sibolga, usaha-usaha yang

dilakukan Pemerintah Daerah untuk meningkatkan penerimaan

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan serta

Sanksi yang dikenakan kepada Wajib Pajak bila tidak membayar

Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Perdesaan dan Perkotaan.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan

inti sari yang mencakup seluruh objek pembahasan yang dibahas

(12)

gagasan yang harus dilakukan dalam melaksanakan solusi atau

masalah yang dibahas dari objek pembahasan yang terdapat dalam

pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.

Referensi

Dokumen terkait

Precision atau yang disebut dengan ketepatan berhubungan dengan kemampuan sistem temu kembali informasi untuk tidak memanggil dokumen yang tidak relevan.. Precision

On the other hand, due to the maturity of robotics research, developing a digital human model and motion can be harvested by borrowing the system- atic robotic modeling theories

Figure 8: Horizontal angle residuals versus vertical angle plot of unmodelled 1’ collimation axis error in point-based self- calibration for panoramic

[r]

Berdasarkan Kurikulum 2013, buku siswa kelas XI ini memuat delapan pelajaran yang berisi materi menyusun prosedur, mempelajari teks eksplanasi, mengelola informasi

Capaian Program Jumlah ketersediaan cakupan (jenis) sarana dan prasarana perkantoran/aparatur secara memadai dan sesuai dengan standar. Jumlah ketersediaan cakupan (jenis) sarana dan

Selain itu hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep diri dan ketakutan terhadap kegagalan dapat menjadi prediktor bagi tinggi rendahnya prokrastinasi pada mahasiswa, karena itu

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepemimpinan guru yang ada di sekolah terhadap perkembangan kemandirian