• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPETENSI TEKNIS, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BERKELANJUTAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN PENGAN KERJA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN PADA APARAT PENGAWAS INTERNAL PEMERINTAH INSPEKTORAT KABUPATEN ACEH BARAT | Hasan Basri | Jurnal Administrasi Aku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMPETENSI TEKNIS, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BERKELANJUTAN, KOMITMEN ORGANISASI, DAN PENGAN KERJA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN PADA APARAT PENGAWAS INTERNAL PEMERINTAH INSPEKTORAT KABUPATEN ACEH BARAT | Hasan Basri | Jurnal Administrasi Aku"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

-75 Volume 6, No 2, Mei ,2017

BERKELANJUTAN, KOMITMEN ORGANISASI , DAN PENGALAMAN

KERJA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN PADA APARAT

PENGAWAS INTERNAL PEMERINTAH INSPEKTORAT KABUPATEN ACEH

BARAT

Ruskanu Maarif1), Nadirsyah2), Hasan Basri3)

1)

Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3)

Staf Pengajar Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Diterima : 16/04/2016 Reviewer : 17/06/2016 Dipublish : 10/05/2017

Abstract: This study examines the effects of auditors’ technical competence, level of education and ongoing training, organizational commitment, and work experience on the audit quality of the Government Internal Supervisory Authorities (AparatPengawas Internal Pemerintah known as APIP) Aceh Barat. The study uses primary data obtained through questionnaires distributed directly to the respondents. The subjects of this study consist of39 respondents fromthe Inspectorate Aceh Barat. Multiple linear regressionis used for analysis of data. The results show that thetechnical competence of auditors, level of education and ongoing training, organizational commitment, and work experience havepositive effects on the quality of the examination results of APIP Inspectorate Aceh Barat both partially and simultaneously.

Keywords: Technical Competence, Sustainable Education and Training, Organizational Commitment, Work Experience, Quality Audit Inspectorate APIP West Aceh

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompetensi teknis, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, komitmen organisasi, dan pengalaman kerja terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) Kabupaten Aceh Barat baik secara bersama-sama maupun secara parsial. Penelitian ini menggunakan populasi sebanyak 39 responden pada Inspektorat Kabupaten Aceh Barat. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner langsung ke responden penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi teknis, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, komitmen organisasi, dan pengalaman kerja secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan APIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat. Kompetensi teknis, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, komitmen organisasi, dan pengalaman kerja secara parsial berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan APIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat.

Kata Kunci: Kompetensi teknis, Pendidikan dan Pelatihan Berkelanjutan, Komitmen Organisasi, Pengalaman Kerja, Kualitas Hasil Pemeriksaan APIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat.

.

PENDAHULUAN

Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya tata kelola yang baik semakin meningkat dalam era reformasi

(2)

Volume 6, No. 2, Mei 2017 - 76 pemerintahan yang menjamin kegiatan yang

merata sesuai dengan kebijakan dan rencana yang ditetapkan serta ketentuan yang berlaku secara ekonomis, efisien dan efektif (Lampiran Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Nomor 5 Tahun 2008).

Peran dan fungsi Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota secara umum diatur dalam pasal 4 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 dimana dinyatakan Inspektorat Provinsi, Kabupaten/Kota mempunyai fungsi perencanaan program pengawasan, pemeriksaan (Audit). Salah satu hasil audit Inspektorat Kabupaten Aceh Barat adalah memberikan kesimpulan dan rekomendasi mengenai ada tidaknya indikasi tindak pidana ataupun perdata yang menyebabkan kerugian keuangan dan kekayaan daerah maupun negara. Oleh karena itu, audit yang dilakukan oleh APIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat harus berkualitas.

Namun pada faktanya kualitas hasil pemeriksaan APIP dalam hal ini Inspektorat Kabupaten Aceh Barat dalam melakukan pengawasan/pemeriksaan terhadap instansi di Kabupaten Aceh Barat saat ini masih belum maksimal karena masih banyaknya temuan hasil pemeriksaan yang tidak terdeteksi oleh APIP Inspektorat, akan tetapi ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), maupun Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Hal ini terlihat pada Laporan Hasil Pemeriksaan BPK dan BPKP yang tidak

terdeteksi oleh Inspektorat Kabupaten Aceh Barat, beberapa kasus yang tidak ditemukan antara lain: (1) Pembayaran untuk jasa medis dana askeskin di sebelas puskesmas sebesar Rp1.246.410.915,00. (2) Program bos kita Kabupaten Aceh Barat Tahun Anggaran 2009 ditemukan sejumlah Rp132.852.734,00. (3). Jamkesmas pada RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh ditemukan sejumlah Rp2.233.787.050,00. (4) Bukti pertanggung jawaban belanja bahan bakar minyak/gas dan pelumas kendaraan adan engendalian ampak lingkungan, bersihan dan Pertamanan sebesar Rp443.754.000,00 tidak lengkap.(5) bok Dinas Kesehatan Kupaten Aceh Barat ditemukan sebesar Rp3.513.000,00, (6). Biaya Perjalanan Dinas Ganda sebesar Rp31.339.000,00. (LHP BPK, LHP BPKP dan LHP Inspektorat dari tahun 2006 sd 2014).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompetensi teknis, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, komitmen organisasi, dan pengalaman kerja terhadap kualitas hasil pemeriksaan APIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat. Baik secara bersama-sama maupun parsial.

(3)

-77 Volume 6, No. 2, Mei 2017

Makalah ini disusun sebagai berikut: bagian 2 membahas secara singkat tentang kajian pustaka, sedangkan bagian berikutnya adalah metodologi penelitian yang digunakan, bagian 4 hasil penelitian dan pembahasan. Terakhir, bagian 5 kesimpulan dan saran.

TINJAUAN PUSTAKA

Audit adalah sebagai suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomis, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil-hasil kepada pemakai yang berkepentingan (Mulyadi 2002). Kualitas audit merupakan pelaksanaan audit yang dilakukan sesuai dengan standar sehingga auditor mampu mengungkapkan dan melaporkan apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan klien (Lowenshon, Johnson dan Elder 2005). Kualitas audit dijelaskan sebagai probabilitas atau kemungkinan dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya dengan pengetahuan dan keahlian auditor (De Angelo 1981). Kualitas audit ini juga berhubungan dengan seberapa baik sebuah pekerjaan diselesaikan dibandingkan dengan kriteria yang

telah ditetapkan, untuk auditor, kualitas kerja dilihat dari kualitas audit yang dihasilkan yang dinilai dari seberapa banyak auditor memberikan respon yang benar dari setiap pekerjaan audit yang diselesaikan (Tan dan Alison 1999).

Untuk menghasilkan kualitas hasil pemeriksaan yang mampu mengungkap dan melaporkan apabila terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh klien harus didukung dengan faktor kompetensi auditor. Menurut Covey, Roger dan Rebbeca Meril (1994) kompetensi teknis yaitu pengetahuan dan keahlian untuk mencapai hasil yang disepakati. Dalam konteks penyelenggaraan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, (Sankri, 2003), Kompetensi Teknis (technical competence) yaitu kompetensi mengenai bidang yang menjadi tugas pokok organisasi. Definisi yang sama dimuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000, bahwa kompetensi teknis adalah kemampuan PNS dalam bidang teknis tertentu untuk pelaksanaan tugas masing-masing.

(4)

Volume 6, No. 2, Mei 2017 - 78 tanggal 31 Maret 2008, bahwa pendidikan dan

pelatihan berkelanjutan merupakan salah satu standar yang harus dimiliki oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dalam melakukan tugas pengawasan sebagaimana yang diungkapkan oleh BPK-RI, bahwa pendidikan dan pelatihan berkelanjutan merupakan bagian dari program yang dapat memelihara kemampuan auditor dalam peningkatan kualitas hasil pemeriksaan.

Selain pendidikan dan pelatihan yang mampu meningkatkan kualitas hasil pemerikasaan yang dilakukan oleh APIP, komitmen organisasi terhadap organisasi juga dapat meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan. Komitmen organisasi menurut Zafer (2012), merupakan sebuah keyakinan yang kuat dalam penerimaan organisasi, dimana seorang memiliki kemauan dan usaha yang kuat dalam mencapai tujuan organisasi, serta berkeinginan untuk mempertahankan keaggotaanya dalam organisasi tersebut. menjelaskan komitmen organisasi sebagai tingkat kepercayaan dan penerimaan tentang kerja terhadap tujuan organisasi dan mempunyai keinginan untuk tetap ada dalam organisasi tersebut (Mathis dan Jackson 2001). Komitmen organisasi yang kemukakan oleh Allen dan Meyer (1997), yaitu ada tiga komponen tentang komitmen: (1) Affective Comitment, terjadi bila pegawai menjadi bagian organisasi karena adanya ikatan emosional (emotional attacthment) jadi karena pegawai memang menginginkannya (want to).

(2) Continuance commitment, muncul apabila karyawan tetap bertahan pada pada suatu organisasi karena membutuhkan gaji dan keuntungan- keuntungan lainnya atau karena karyawan tersebut tidak menemukan hal lain, dengan kata lain karena pegawai membutuhkan (need to). Dan (3) Normative commitmen, timbul dari nilai-nilai karyawan, karyawan bertahan menjadi anggota organisasi karena ada kesadaran bahwa berkomitmen terhadap organisasi merupakan hal yang memang seharusnya dilakukan, jadi karena dia merasa berkewajiban.

(5)

-79 Volume 6, No. 2, Mei 2017

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis (hypothesis testing), dimana menguji pengaruh kompetensi teknis, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, komitmen organisasi, dan pengalaman kerja terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Inspektorat Kabupaten Aceh Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh APIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat yang berjumlah 39 orang. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dengan menggunakan kuesioner yang diberikan langsung kepada responden. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan perbantuan aplikasi SPSS versi 21, untuk menjawab semua hipotesis antar variabel secara rinci.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pengujian hipotesis dengan model Regresi Linier Berganda dapat dilihat berdasarkan hasil output dengan bantuan program SPSS versi 21 pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber: Data Primer diolah tahun 2016

Berdasarkan Tabel 1, diketahui persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y= 1,107 + 0,035X1 + 0,569X2 + 0,092X3 +

0,013X4 + ε

Persamaan Regresi Linear Berganda menunjukkan bahwa keempat variabel independen (kompetensi teknis, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, komitmen organisasi, dan pengalaman kerja memiliki pengaruh positif terhadap variabel dependen (kualitas hasil pemeriksaan).

Pengaruh secara bersama-sama ditunjukkan oleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,672, artinya bahwa kualitas hasil pemeriksaan dipengaruhi oleh kompetensi teknis, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan,

Variabel

Unstandardized Coefficients

Β Error Std.

Konstanta 1,107 0,375

Kompetensi teknis (X1)

0,035 0,075

Pendidikan dan Pelatihan

Berkelanjutan (X2)

0,569 0,085

Komitmen Organisasi (X3)

0,092 0,121

Pengalaman Kerja (X4)

0,013 0,099

(6)

Volume 6, No. 2, Mei 2017 - 80 komitmen organisasi, dan pengalaman kerja

sebesar 67,2%. Selebihnya sebesar 32,8% dipengaruhi oleh faktor-faktor dari variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Koefisien korelasi (R) sebesar 0,820 menunjukkan bahwa derajat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen sebesar 82,0% (lebih besar dari 50%). Artinya kompetensi teknis, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, komitmen organisasi, dan pengalaman kerja mempunyai hubungan yang kuat dengan peningkatan kualitas hasil pemeriksaan APIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat.

Pengaruh parsial antara X1, X2, X3, X4, terhadap Y sebagaimana yang ditampilkan pada Tabel 1 dapat dijelaskan sebagai berikut: Pengaruh X1 terhadap Y diperoleh nilai sebesar koefisien regresi sebesar 0,035. Pengaruh X2 terhadap Y diperoleh nilai sebesar koefisien regresi sebesar 0,569. Pengaruh X3 terhadap Y diperoleh nilai sebesar koefisien regresi sebesar 0,092, dan Pengaruh X4 terhadap Y diperoleh nilai sebesar koefisien regresi sebesar 0,013.

PEMBAHASAN

Pengaruh kompetensi teknis, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, komitmen organisasi, dan pengalaman kerja secara bersama-sama terhadap kualitas hasil pemeriksaan APIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi i (i = 1,2,3,4) ≠ 0, sehingga dapat dinyatakan bahwa kompetensi teknis, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, komitmen organisasi, dan pengalaman kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan APIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kualitas hasil pemeriksaan dibutuhkan peningkatan kompetensi teknis, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, komitmen organisasi, dan pengalaman kerja secara bersamaan. Semakin tinggi kompetensi teknis, semakin banyak pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, komitmen terhadap organisasi serta semakin tinggi pengalaman kerja audit, maka akan semakin baik pula kualitas hasil pemeriksaan yang dihasilkan oleh APIP.

(7)

-81 Volume 6, No. 2, Mei 2017

sebesar 82,0% (lebih besar dari 50%). Artinya kompetensi teknis, pendidikan dan pelatihan berkelanjutan, komitmen organisasi, dan pengalaman kerja mempunyai hubungan yang kuat terhadap peningkatan kualitas hasil pemeriksaan yang dihasilkan APIP.

4.2.1 Pengaruh kompetensi teknis terhadap kualitas hasil pemeriksaan APIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat.

Kompetensi teknis merupakan kemampuan spesifik yang harus dimiliki oleh petugas pemeriksa atau APIP dalam melaksanakan tugasnya. APIP dalam melakukan tugas pemeriksaan sangat terbantu jika penugasannya sesuai dengan keahlian yang dimiliki APIP tersebut dan sebaliknya jika APIP yang bertugas dalam melakukan pemeriksaan tidak sesuai dengan kompetensi teknis yang dimiliki oleh masing-masing APIP akan berdampak pada menurunnya kualitas audit. Kompetensi teknis ini dapat dipenuhi melalui peningkatan pengetahuan dan keahlian dari APIP itu sendiri. Oleh karena itu seorang auditor harus memiliki pengetahuan umum untuk memahami entitas yang diaudit dan membantu pelaksanaan audit. Pengetahuan dasar ini meliputi kemampuan untuk melakukan review analisis (analytical review), pengetahuan teori organisasi untuk

memahami suatu organisasi, pengetahuan auditing, dan pengetahuan tentang sektor publik. Sementara keahlian khusus yang harus

dimiliki oleh auditor antara lain keahlian untuk melakukan wawancara, kemampuan membaca cepat, statistik, keterampilan menggunakan komputer.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi teknis secara parsial berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hasil p en el i t i an i ni mendukung hasi l penelitian yang dilakukan Sulaiman (2005), dimana kompetensi teknis berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan, penelitian Subhan (2012), menyatakan kompetensi teknis berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Covey et al. (1994), dimana pengetahuan dan keahlian yang merupakan indikator dari kompetensi teknis dapat mendukung pemikiran auditor dalam menyelesaikan permasalahan dan pengambilan keputusan dari objek pemeriksaan. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan dalam Permenpan nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008, bahwa Kompetensi teknis merupakan salah satu standar yang harus dimiliki oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dalam melakukan tugasnya.

(8)

Volume 6, No. 2, Mei 2017 - 82 Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan

merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterampilan kerja baik teknis maupun manajerial dari auditor. Hal ini dapat mendukung auditor dalam melaksanakan tugasnya dibidang pengawasan dan pemeriksaan serta memiliki sertifikat yang dapat mendukung legalitasnya sebagai auditor. Dengan pendidikan dan update pengetahuan melalui pelatihan berkelanjutan dapat mendukung auditor untuk meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan yang baik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan dan pelatihan berkelanjutan secara parsial berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan APIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Batubara (2008), dimana pendidikan berkelanjutan secara parsial berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan, hasil penelitian Subhan (2012), dimana pendidikan dan pelatihan berkelanjutan secara parsial berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Hasibuan (1997), dimana pendidikan dan pelatihan berkelanjutan dibutuhkan dalam pengembangan kemampuan seseorang dalam meningkatkan profesionalisme dalam bekerja. Hal ini juga dikemukakan dalam Permenpan nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008, bahwa pendidikan dan pelatihan berkelanjutan merupakan salah satu

standar yang harus dimiliki oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dalam melakukan tugas pengawasan sebagaimana yang diungkapkan oleh BPK RI, bahwa pendidikan dan pelatihan berkelanjutan merupakan bagian dari program yang dapat memelihara kemampuan auditor dalam peningkatan kualitas hasil pemeriksaan.

4.2.3 Pengaruh komitmen organisasi terhadap kualitas hasil pemeriksaan APIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat. Komitmen organisasi merupakan bentuk dari sikap dan perilaku APIP yang dapat mendukung tercapainya tujuan organisasi. Semakin mendukung sikap dan perilaku APIP dalam pencapai tujuan organisasi akan semakin besar usaha yang dilakukan APIP untuk meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan. Oleh karena itu APIP harus memiliki komitmen organisasi yang tinggi dalam meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan.

(9)

-83 Volume 6, No. 2, Mei 2017

dapat meningkatkan potensi dalam penerimaan tujuan organisasi, juga dapat meningkatkan kemauan untuk berperilaku lebih baik atas nama organisasi dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi.

4.2.4 Pengaruh pengalaman kerja terhadap kualitas hasil pemeriksaan APIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat.

Pengalaman kerja bagi APIP dapat membantu APIP dalam menyelesaikan tugasnya dengan baik. Semakin banyak pengalaman yang dimiliki oleh APIP akan semakin besar peluang APIP dalam meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan. Dimana banyaknya tugas yang selalu dihadapi oleh APIP akan memberikan kesempatan belajar dari kegagalan dan keberhasilan yang pernah dialami, semakin banyak pengalaman audit yang dilakukan auditor semakin meningkatkan hasil pemeriksaan yang dilakukannya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman kerja APIP secara parsial berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan APIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Mabruri dan Winarna (2010), dimana pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Senada dengan penelitian Carollita dan Rahardjo (2012), Subhan (2012),

yang menyatakan bahwa pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Libby dan Frederick (1990) menemukan bahwa semakin banyak pengalaman auditor semakin dapat menghasilkan berbagai dugaan dalam menjelaskan temuan audit. Berdasarkan pengalaman, penelitian-penelitian di bidang psikologi yang telah dikutip Tubbs (1992) memperlihatkan bahwa seorang yang lebih banyak pengalaman dalam suatu bidang substantif memiliki lebih banyak hal yang tersimpan dalam ingatannya dan dapat mengembangkan suatu pemahaman yang baik.

KESIMPULAN DAN SARAN

(10)

Volume 6, No. 2, Mei 2017 - 84 Kabupaten Aceh Barat. (4) Komitmen

organisasi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan APIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat. (5) Pengalaman kerja berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan APIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat.

Peneliti menyarankan kepada APIP Inspektorat Kabupaten Aceh Barat untuk senantiasa meningkatkan kompetensi teknis untuk menghasilkan kualitas hasil pemeriksaan yang baik, memperbanyak Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan minimal 80 jam pertahun, baik pelatihan dalam negeri maupun luar negeri serta memaksimalkan pelatihan kantor sendiri (PKS). Meningkatkan komitmen terhadap organisasi untuk mendukung tercapainya tujuan dan sasaran organisasi dengan menanamkan rasa memiliki dalam organisasi, serta menambah pengalaman kerja pemeriksaan.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, N.J. dan J. P. Meyer. (1997). Commitment in the Workplace Theory Research and Aplication. Sage Publications, California.

Batubara, R. Iskandar. (2008). Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, Dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Bawasko Medan). Tesis. Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Carollita, K. Metha dan Rahardjo, N. Shiddiq. (2012). Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi Objektifitas, Integritas, Kompetensi, dan Komitmen Organisasi Hasil Audit. Diponegoro journal of accounting Volume 1, Nomor 2. Semarang.

Stepen R. Covey, A. Roger Merrill, Rebbeca R. Merrill. (1994). First Thing First, Free Press. 123 Avenue of the America, Newyork. p.241

De Angelo, L.E. (1981). Auditor Size and audit quality. Journal of Accounting and Economics.

Hun Tong Tan, dan Alison Kao. (1999). Accountability Effect on Auditor’s Performance: The Influence of Knowledge, Problem Solving Ability and Task Complexity, Journal of Accounting Reseach 2, 209-223.

Lampiran Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Nomor 5 tahun 2008.

Libby, R. and David. M. Frederick. 1990. Experience and Ability to Explain Audit Finding. Journal of Accounting Research. Vol. 28. No. 2.

Lowenshon, S., E.L. Johnson. dan Elder J.R. (2005). Auditor Specialization and Perceived Audit Quality, Auditee Satisfaction, and Audit Fees in the Local Government Audit Market. Journal of Public Budgeting, Accounting, & Financial Management, Vol. 18

Melayu, S. P. Hasibuan. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Gunung Agung, Jakarta.

(11)

-85 Volume 6, No. 2, Mei 2017

Hasil Audit di Lingkungan Pemerintah daerah. Makalah. Simposium Nasional Akuntansi XIII.

Mathis, Robert. L dan Jackson John. H. ( 2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi. (2002). Auditing. Buku I, Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta.

Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Badan Pemeriksa Keuangan, Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2000 tentang Diklat Jabatan PNS.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2007 tentang tata cara kerja Inspektorat.

Peraturan Menteri Negara penyalahgunaan apar atur Negara Nomor PER/05/M. PAN/03/ 2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.

Sistim Adiministrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2003 (75-76)

Subhan. (2012). Analisis Variabel-Variabel yang mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan (studi pada Inspektorat Pemakasan) Makalah. Universitas Madura, Madura.

Sulaiman. (2005). Analisis pengaruh faktor tehnis terhadap kualitas hasil pemeriksaan audit Studi Kasus Pada Kantor Inspektorat Kabupaten Lombok Timur Universitas Gunung Rinjani GaneÇ Swara Vol. 9

Tubbs, Richard M. (1992). The Effect of Experience on the Auditor’s Organization and Amount of Knowledge. The Accounting Review, 783-801.

Gambar

Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Referensi

Dokumen terkait

[11] Anak Agung Gde Putra Ajiwerdhi, Made Windu Antara Kesiman, I Made Agus Wirawan, "PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BERBASIS MOBILE UNTUK PENGISIAN

Setelah pembuatan website ini daharapkan dapat membantu mempermudah dalam mencari informasi mengenai barang-barang keperluan dapur yang murah dan berkualitas. Website ini dapat

Menurut Fathurrahman Pupuh, metode berarti cara. Dalam pemakaiaan yang umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir dengan judul PENGENDALIAN KUALITAS

Standard mutu produk yang digunakan oleh PT. Guna Kemas Indah untuk produk kelas plastik adalah SNI 12-4259-2004 yang dapat dilihat pada Tabel.. Syarat Mutu Cup Plastik untuk Air

NO NAMA BARANG D SAT HARGA SATUAN B.SIMPAN BIAYA SIMPAN D*H. 1 HVS 60 GRAM

“ Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu,

Al,m (1998) adalah: tingkat I yaitu pasien asma yang secara klinis normal, tanpa kelainan pemeriksaan fungsi parunya. Tingkat II yaitu pasien asma tanpa keluhan dan