• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Nilai Saturasi Oksigen Terhadap Penyakit Jantung Bawaan Sianotik Pada Bayi Baru Lahir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Nilai Saturasi Oksigen Terhadap Penyakit Jantung Bawaan Sianotik Pada Bayi Baru Lahir"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Penyakit Jantung Bawaan

Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah suatu bentuk kelainan kardiovaskular

yang dibawa sejak lahir dan terjadi karena kelainan perkembangan selama

proses kehamilan.9

2.2. Etiologi Penyakit Jantung Bawaan

Pada sebagian besar kasus, penyebab PJB masih belum diketahui. Berbagai

jenis obat, penyakit ibu, paparan sinar-X diduga menjadi faktor penyebab

eksogen PJB. Beberapa faktor risiko, baik genetik maupun lingkungan juga

diketahui sebagai penyebab terjadinya PJB. Hubungan antara faktor genetik dan

faktor lingkungan terhadap PJB masih sulit dijelaskan. Namun terdapat

hubungan yang kuat antara kelainan kromosom, malformasi di luar jantung

dengan PJB.3,8,9 Salah satu penyebab PJB non-sindrom lainnya kemungkinan

melibatkan interaksi komplek antara pengaruh lingkungan dan penyakit genetik,

serta usia kehamilan yang kecil.10

Riwayat PJB pada keluarga kemungkinan meningkatkan kejadian PJB

pada anak. Secara umum, ketika seorang anak terkena PJB, maka risiko

berulang pada saudara kandungnya sekitar 3% dimana peningkatannya

sebanyak 3 kali lipat.Seorang ibu dengan PJB memiliki

risiko 6% untuk melahirkan anak yang menderita PJB, dan seorang ayah dengan

(2)

2.3. Perubahan sirkulasi normal setelah lahir

Perubahan sirkulasi setelah bayi lahir terjadi karena terputusnya hubungan

plasenta dari sirkulasi sistemik dan paru yang mulai berkembang. Perubahan

tersebut adalah:11

1. Tahanan vaskular pulmonal turun dan aliran darah pulmonal meningkat

2. Tahanan vaskular sistemik meningkat

3. Duktus arteriosus menutup

4. Foramen ovale menutup

5. Duktus venosus menutup

Penurunan tahanan paru terjadi akibat ekspansi mekanik paru-paru, peningkatan

saturasi oksigen arteri pulmonalis dan PO2 alveolar. Tekanan darah sistemik

tidak segera meningkat dengan pernafasan pertama, biasanya terjadi secara

berangsur-angsur, bahkan mungkin tekanan darah turun lebih dulu dalam 24 jam

pertama.

2.4. Perubahan sirkulasi pascalahir pada penyakit jantung bawaan

Penyakit jantung bawaan bukan merupakan keadaan yang statis,

perubahan-perubahan berlangsung terus sepanjang hidup pasien, tetapi perubahan-perubahan yang

paling penting terjadi pada saat bayi lahir. Pelbagai proses fisiologis yang terjadi

pada pasien PJB segera setelah lahir antara lain:11

Lesi dengan hubungan antara sirkulasi pulmonal dan sistemik

Timbulnya gagal jantung pada pasien dengan defek pirau dari kiri ke kanan

(3)

kemampuan ventrikel kiri untuk menambah volumenya. Penurunan tahanan

vaskular paru yang cepat pada hari pertama sampai ketiga seyogyanya

mengakibatkan aliran pirau yang deras melalui duktus arteriosus, Defek Septum

Ventrikel (DSV), atau AP window yang besar, sehingga manifestasinya terlihat

pada minggu pertama kehidupan. Ternyata tidak demikian. Volume sirkulasi

paru yang besar serta adanya hubungan sirkulasi paru dengan sirkulasi sistemik

mengurangi kecepatan involusi pembuluh pulmonal, sehingga dapat mencegah

gagal jantung dini.

Kelainan jantung yang tergantung pada PDA

Bila oksigenasi darah arteri pascalahir tidak memadai, maka penutupan PDA

tertunda. Pada beberapa jenis kelainan PJB, bayi hanya dapat hidup apabila

PDA tetap terbuka. Termasuk dalam lesi ini adalah: atresia pulmonal, stenosis

pulmonal berat, atresia aorta, koartasio berat.

PDA pada bayi prematur

Penutupan PDA pada bayi prematur tertunda karena .pada bayi prematur

tahanan vaskular paru akan turun dengan cepat, sehingga gejala pirau kiri ke

kanan timbul lebih awal

Obstruksi aliran ke atau dari ventrikel kiri

Termasuk dalam kelompok ini adalah atresia mitral, atresia aorta dan koartasio

aorta. Obstruksi aliran darah dari ventrikel kiri ini maka tekanan ventrikel kiri

meningkat, demikian juga tekanan atrium kiri, untuk itu foramen ovale perlu tetap

(4)

Obstruksi aliran ke atau dari ventrikel kanan

Termasuk dalam kelompok ini adalah atresia tricuspid dan atresia pulmonal.

Pada keadaan ini atrium kanan tidak mempunyai hubungan dengan ventrikel

kanan, atau ventrikel kanan tidak dapat mengalirkan darah ke arteri pulmonalis.

satu-satunya jalan agar darah dapat mencapai jantung adalah melalui foramen

ovale.

Transposisi arteri besar (TAB)

Pada TAB, foramen ovale, Arterial Septal Defek (ASD), DSV atau duktus

arteriosus merupakan jalan pencampuran antara darah sirkulasi sistemik dan

pulmonal.

Anomali total drainase vena pulmonalis ke vena porta

Duktus venosus biasanya menutup saat lahir, tetapi tetap terbuka bila vena-vena

pulmonalis bermuara ke vena porta, sehingga terjadi aliran bebas ke vena kava

tanpa melewati hati. Bila duktus venosus menutup, darah dari vena pulmonalis ini

terpaksa harus melewati sirkuit bertahanan tinggi didalam hati dan terjadilah

edema paru.

2.5. Evaluasi bayi dengan PJB

Bayi yang menderita PJB memerlukan pendekatan sistemik dengan tiga

komponen utama yaitu:12

1. Lesi jantung kongenital dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar yang

didasarkan pada ada atau tidaknya sianosis, yang dapat ditentukan dengan

(5)

2. Kedua kelompok ini dapat dibedakan lagi atas dasar apakah radiografi

dada menunjukkan penambahan corakan paru yang normal atau

berkurang.

3. Diagnosis akhir kemudian dapat dikonfirmasi melalui pemeriksaan

ekokardiografi.

2.5.1. Pulse oximetry pada PJB

Sebuah studi di Amerika menemukan bahwa PJB sianotik baik sianotik murni

atau campuran secara umum berhubungan dengan saturasi oksigen yang

rendah yaitu < 88%, atau perbedaan saturasi oksigen preduktal dan postduktal

yang diukur secara terus menerus sekurang-kurangnya 7%. Duct-dependent

obstructive left heart defects biasanya mempunyai perbedaan saturasi oksigen

sekitar 4% sampai 5%. Namun pirau dari kanan ke kiri tidak mempengaruhi

oksigenasi sistemik sehingga tidak terdeteksi oleh PO. Atas dasar inilah

digunakan alat PO untuk penapisan PJB.13

2.5.2. Peranan pulse oximetry sebagai alat penapisan PJB sianotik

Saturasi oksigen merupakan indikator persentase kejenuhan hemoglobin dan

oksigen yang didapatkan pada saat pengukuran. Pulse oximetry bekerja dengan

mengukur persentase dari saturasi hemoglobin dengan menggunakan oksigen

molekul. Dengan menggunakan sensor cahaya yang mengandung dua sumber

cahaya yaitu cahaya merah dan infra merah yang diserap oleh hemoglobin dan

(6)

melalui jaringan ini kemudian dikonversikan ke nilai digital mewakili persentase

hemoglobin jenuh dengan oksigen.14,15

Pulse Oximetry sangat akurat pada kisaran saturasi arteri dari 85% sampai

100%, yang merupakan rentang yang paling penting dalam program penapisan

bayi baru lahir untuk bentuk-bentuk Critical Congenital Heart Disease (CCHD)

yang mungkin menyebabkan kesakitan dan kematian dini. Usia ketika penapisan

dilakukan, cut off point yang digunakan, dan populasi inklusi berkontribusi dalam

memberikan hasil berkaitan dengan sensitivitas, spesifisitas, Predictive positive

value (PPV) dan Negative Predictive Value (NVP).15

Di beberapa pusat kesehatan, pemeriksaan PO telah digunakan pada bayi

dengan harapan dapat mendeteksi keparahan lesi penyakit jantung sehingga

pengobatan dapat dilakukan sejak awal. Seperti untuk semua tes penapisan,

persyaratan tertentu harus terpenuhi:16

1. Penyakit ini tidak jelas pada pemeriksaan fisik.

2. Penyakit ini memiliki angka kematian atau keparahan yang berat jika tidak

didiagnosis secara dini.

3. Penyakit harus diobati dengan hasil yang lebih baik daripada pengobatan

yang terlambat.

4. Tes yang dilakukan harus sensitif, dapat mendeteksi proporsi yang tinggi

dari bayi yang sakit.

5. Tes penapisan ini harus dengan biaya yang efektif dan murah.

Sebuah studi di Italy membenarkan perlunya penapisan menggunakan PO

untuk deteksi cardiovascular malformations (ccvms) pada awal kehidupan,

(7)

oksigen yang rendah pada 72 jam pertama kehidupan merupakan penanda awal

dan cukup akurat untuk bayi yang terkena. (3) deteksi dini, diikuti oleh koreksi

bedah yang tepat, mungkin dapat mengubah hasil akhir yang lebih baik.17

2.5.3. Waktu pengukuran dan cut off point

Bayi yang lahir dengan PJB terkadang tidak menunjukkan gejala sianotik pada

awal kehidupan. Oleh karena itu usia 1 jam pertama kehidupan tidak cocok untuk

dilakukan penapisan menggunakan PO dikarenakan banyaknya jumlah positif

palsu yang ditemukan. Setelah usia 1 jam bayi dapat dilakukan penapisan pada

usia berapapun, namun akan lebih baik jika penapisan dilakukan saat usia bayi

sudah lebih dari 2 jam pertama kehidupan.13

Penggunaan nilai cutt of point ≤95% diambil untuk menghindari temuan

positif palsu akibat adanya pirau,13 dan nilai tersebut dipakai karena

mencerminkan nilai saturasi oksigen pada bayi baru lahir yang sehat adalah di

atas 95%.18 Pada penelitian di Boston disimpulkan bahwa bayi baru lahir yang

sehat rata-rata memiliki saturasi oksigen >97.2%. Sedangkan bayi yang baru

lahir dengan saturasi 94% harus dievaluasi untuk menyingkirkan tanda atau

gejala suatu penyakit.19 Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa saturasi

oksigen yang diukur selama jam pertama kehidupan mungkin merupakan cara

penapisan yang efektif untuk menemukan PJB. Jika pengukuran saturasi oksigen

disarankan sebagai rutinitas pada bayi baru lahir, pengetahuan lebih tentang

variasi normal saturasi oksigen selama hari pertama kehidupan akan memberi

(8)

kelamin atau cara persalinan mungkin dapat mempengaruhi tingkat saturasi

oksigen pada bayi baru lahir.20

2.5.4. Kepekaan pulse oximetry untuk mendiagnosis PJB

Pada studi di Zurich dan New york, penapisan PO untuk mendeteksi PJB sianotik

menunjukkan sensitivitas 60% dan 100%, spesifisitas 99.95% dan 99.7% serta

NVP 99.98% dan 100%, namun PPV yang kurang baik yaitu

63% dan 75%.18,21 Tingginya jumlah kasus positif palsu yang disebabkan oleh

hipertensi paru dipengaruhi oleh waktu saat awal pengukuran. Untuk itu perlu

ditentukan waktu pengukuran yang optimal yaitu antara usia 6 jam sampai 12

jam kelahiran.18 Studi lain mengatakan usia 1 jam setelah kelahiran tidak cocok

untuk dilakukan penapisan dengan PO karena banyaknya jumlah positif palsu

yang ditemukan. Penapisan hari pertama cenderung mengidentifikasikan PJB

dan beberapa masalah neonatus lainnya, sedangkan penapisan hari berikutnya

memberikan hasil yang lebih spesifik ke arah PJB.13

Pada sebuah studi besar di Swedia, dilakukan penapisan pada 38.429 bayi

baru lahir sehat dengan menggunakan PO di lima rumah sakit daerah yang

dibandingkan dengan rumah sakit lain yang tidak melakukan penapisan dengan

PO tetapi juga mengirimkan bayi baru lahir untuk operasi jantung ke tempat yang

sama. Ditemukan kesalahan diagnosis pada 5/60 pada kelompok penapisan dan

28/100 pada kelompok yang tidak dilakukan penapisan.16

Sebuah studi lain di Swedia menerbitkan sebuah studi kohort sebanyak

(9)

dan bawah untuk mengevaluasi CCHD dan didapati hasil sensitivitas 62.07%,

spesifisitas 99.82%, PPV 20.69% dan NPV 99.97%.22 Studi di Jerman pada

tahun 2010 melakukan penapisan PO pada 41.445 bayi baru lahir mendapati

hasil sensitivitas 77.8%, spesifisitas 99.9%, nilai positif palsu 0.10%, PPV 25.9%

dan NPV 99.9%.5 Sementara studi yang dilakukan di Birmingham dengan

sampel sebanyak 20.055 bayi baru lahir mendapati hasil sensitivitas pulse

oximetry 75%, spesifisitas 99.16%, PPV 5.65%% dan NPV 99.87%.23

Hampir semua bentuk kelainan PJB pada bayi baru lahir dapat ditemukan

melalui pemeriksaan PO. Dimana semua bentuk CCHD yang menjadi target dari

pemeriksaan PO ini dapat dilihat pada table 1.

Table 2.1. jenis-jenis CCHD yang menjadi target dari pemeriksaan PO.5

Kelainan sirkulasi pembuluh darah sistemik

Interrupted aortic arch

Complex/critical coarctation of the aorta Hypoplastic left heart syndrome

Critical aortic valve stenosis

Kelainan sirkulasi pembuluh darah pulmonal Atresia pulmonal berbagai tipe

Varian dari PJB disertai penyakit paru berat Kegawatan stenosis katup pulmonal

Total anomali pulmonary venous drainage Transposisi arteri besar (TAB)

PJB sianotik komplek

TAB, defek septum ventrikel (DSV) Functional univentricular heart

Terdapat keterbatasan pada teknis pengukuran saturasi oksigen menggunakan

PO pada bayi baru lahir. Saturasi oksigen bayi baru lahir usia >24 jam adalah

97% sampai 98%, beberapa penelitian yang dilakukan mendapatkan penurunan

(10)

tidur, minum susu dan menangis jika PO terus-menerus digunakan.4 Pulse oximetry dipandang sebagai prosedur yang aman, tetapi karena keterbatasan

perangkat, pembacaan yang salah dapat menyebabkan kesalahan dalam

penatalaksanaan terhadap pasien. Kelemahan dari PO ini juga dapat

menyebabkan cedera jaringan sebagai akibat dari penggunaan probe yang

berlama-lama.24

2.6. Penyakit jantung bawaan sianotik dengan aliran darah paru berkurang

1. Tetralogi Fallot (TF)

Tetralogi fallot secara klasik terdiri atas kombinasi dari DSV, Over-riding Aorta,

Stenosis pulmonal, Right ventricle hipertrophy (RVH). Manifestasi klinis yang

dijumpai adalah pada waktu baru lahir biasanya bayi belum sianotik, bayi

tampak biru setelah tumbuh. Salah satu manifestasi paling penting pada TF

adalah cyanotic spell, hypoxic spell, paroxysmal hyperpnea yang ditandai dengan

timbulnya sesak nafas mendadak, nafas cepat dan dalam, sianosis berat, lemas,

juga bisa disertai kejang dan sinkop,25,26 dengan nilai saturasi oksigen saat usia

3 jam sampai 6 jam kehidupan adalah 87% di preduktal dan 92% di postduktal.23

2. Atresia Pulmonal

Karena duktus arteriosus menutup pada umur beberapa jam atau

beberapa hari pertama, bayi dengan atresia pulmonal utuh menjadi sangat

sianotik, yang jika tidak ditangani kebanyakan penderita meninggal pada usia

minggu pertama. Pada bayi dijumpai sianosis berat dan distres pernafasan, bunyi

jantung kedua tunggal dan keras, sering kali tidak di jumpai bising.26 Saturasi

(11)

3. Atresia Trikuspid

Sianosis biasanya tampak nyata pada saat lahir, terutama jika aliran darah

pulmonal terbatas. Sebagian besar penderita terdengar bising holosistolik yang

dapat didengar sepanjang linea parasternalis, bunyi jantung ke 2 biasanya

tunggal,26 dengan saturasi oksigen preduktal 93% dan postduktal 97%.23

4. Anomali Ebstein

Kelainan jantung ini dapat disertai oleh stenosis atau atresia pulmonal, DSV, atau

TF. Kelainan anatomik tersebut menyebabkan hambatan darah melalui ventrikel

kanan, dan sebagian darah dari atrium kanan menuju atrium kiri melalui defek

septum atrium atau foramen ovale. Sianosis biasanya telah kelihatan pada

hari-hari pertama setelah kelahiran, meskipun derajatnya bervariasi dari yang ringan

sampai yang berat.25

2.7. Penyakit jantung bawaan sianotik dengan aliran darah paru bertambah

1. Transposisi arteri besar (TAB)

Manifestasi klinis bervariasi terhadap umur dan gejala dijumpai dari segera

sesudah lahir sampai akhir masa bayi, gejala tergantung pada derajat stenosis

pulmonal, meliputi sianosis, toleransi kerja fisik menurun serta perkembangan

fisik yang jelek, jantung mungkin membesar,26 dengan saturasi oksigen di

preduktal 81% dan postduktal 85%.23

2. Trunkus Arteriosus

Manifestasi klinis tergantung pada tingkat tahanan vaskular pulmonal. Pada

(12)

sebagian besar bayi sesudah masa neonatus, aliran darah pulmonal deras dan

gambaran klinis didominasi oleh tanda- tanda gagal jantung kongestif yaitu

dispnoe, kelelahan, infeksi pernafasan berulang dan pertumbuhan fisik yang

jelek.25 Saturasi oksigen biasanya 95% dan 96%.22

3. Ventrikel Tunggal

Dasar dari kelainan anatomi ini adalah terdapatnya satu ventrikel yang besar (

secara otomatis mirip dengan ventrikel kiri) yang mempunyai kedua katup

atrioventrikular. Pada sebagian besar pasien akan tampak sianosis berat sejak

lahir, terutama bila terdapat obstruksi jalan keluar ventrikel kanan. Sebagian

pasien tidak mengalami sianosis berat, namun terdapat dispnu, dan takipnu.

Pada pemeriksaan fisik dapat terdengar bising ejeksi sistolik apabila ada stenosis

pulmonal atau subaortik. Gejala klinis pada kelainan ini sering dengan TF,

(13)

Kelainan pertumbuhan

: yang di amati dalam penelitian

Referensi

Dokumen terkait

deep breathing exercise terhadap nilai saturasi oksigen pada lanjut usia.

- Ketika janin atau bayi baru lahir kekurangan oksigen akan terjadi perpasan cepat diikuti oleh apneau primer dan penurunan frekuensi jantung, keadaan ini akan

Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukkan usaha napas

Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 4 Minggu (Isti Maemunah, 2005) Bayi Baru Lahir Normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-42 minggu dengan berat badan lahir

Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir adalah suatu anemia normositik normokromik pada bayi positif-Rh yang lahir dari ibu negatif –Rh yang sebelumnya

Penggunaan kombinasi pulse oxymetri, auskultasi dan dismorfik feature dapat meningkatkan sensitivitas diagnosis PJB pada bayi baru lahir di Malang.. Penyakit Jantung Bawaan PJB

ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN PADA PASIEN BAYI BERAT LAHIR RENDAH BBLR DENGAN TERAPI INOVASI PEMBERIAN NESTING TERHADAP PERUBAHAN SATURASI OKSIGEN DAN TANDA VITAL PASIEN DI

Pengaruh Penggunaan Nesting Terhadap Perubahan Suhu Tubuh Saturasi Oksigen Dan Frekuensi Nadi Pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Kota Cirebon.. Jurnal Ilmu Kesehatan Bhakti Husada: